Professional Documents
Culture Documents
Bab V Psikolinguistik
Bab V Psikolinguistik
PRODUKSI UJARAN
PENGANTAR
Bahwa produksi kalimat tidak hanya memerlukan proses psikogis untuk meramu unsur-
unsur yang akan kita katakan dalam urutan yang wajar tetapi juga koordinasi yang tepat
dengan neurobiologi kita. Aspek pertama berkaitan dengan asumsi kita tentang pengetahuan
interlokutor – orang yang kaya kita ajak bicara. Suatu kalimat tidak akan mempunyai makna
apa-apa bagi pendengar bila semua informasi yang ada di dalamnya adalah informasi baru.
Aspek kedua adalah bahwa dalam berkomunikasi tiap peserta mematuhi prinsipel kooperatif.
Peserta pastilah akan memberikan informasi yang pas, yang jelas, yang benar, yang tidak
ambigu, dsb. Di samping itu, kita juga harus memperhatikan aspek pragmatik dari ujaran-
ujaran kita.
Wujud kalimat dalam bahasa yang berhonorifik seperti bahasa Jawa ini bisa
menjadi lebih rumit lagi karena faktor yang berpengaruh bisa tumpang tindih.
Dapat dibayangkan bahwa pastilah ada proses tambahan yang harus dilakukan
oleh orang Jawa (dan penutur bahasa honofik lain mana pun) sebelum dia
menentukan kata mana yang akan dia pilih. Bahkan dapat dipostulasikan bahwa
unsur honofik ini merupakan unsur pertama yang harus diproses secara mental
terlebih dahulu sebelum retrival kata dapat dilakukan. Orang Jawa, Sunda, Bali,
Mandura, dan Bugis, misalnya, harus tahu terlebih dahulu siapa partisipan yang
terlibat dalam percakapan itu.