You are on page 1of 6

Konferensi Nasional Teknik Sipil 12

Batam, 18-19 September 2018

ANALISIS STABILITAS TEBING PANTAI DI KAWASAN BUKIT PECATU


KABUPATEN BADUNG BALI

Made Dodiek Wirya Ardana1 dan Tjokorda Gde Suwarsa Putra1

1
Program Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana
Email: mddodiekwa2@gmail.com

ABSTRAK
Pemanfaatan bidang-bidang tanah yang dekat dengan tebing pantai memiliki potensi kelongsoran,
sehingga diperlukan penelitian tentang keamanan stabilitas tebing. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik dan kekuatan unit dan masa batuan kapur (limestone dan chalk) dan
menganalis stabilitas tebing pantai untuk menentukan angka keamanan secara teoritis dalam
menetapkan garis sempadan tebing pantai. Penyelidikan batuan di lapangan berupa pengeboran inti
untuk menentukan nilai Standard Penetration Test (SPT), nilai Rock Quality Designation (RQD) dan
pengambilan untuk menentukan sifat fisik dan sifat mekanik. Penyelidikan laboratorium berupa berat
volume, kuat tekan tidak tersekap (UCS), dan menganalisis kekuatan batuan dan garis sempadan
tebing pantai dengan memakai pendekatan sistem Rock Mass Rating (RMR). Karakteristik batuan
limestone dan kapur berupa berat volume berkisar 21.5 kN/m3, RQD < 25% dan kuat tekan batas UCS
bervariasi 2 - 16 MPa. Klasifikasi masa batuan berdasarkan peringkat RMR didasarkan pada seperti
kekuatan unit batuan, kualitas retakan (RQD), spasi retakan, kondisi patahan, kedudukan air tanah,
dan arah patahan. Batuan pada daerah yang studi tergolong batuan dengan kekuatan sedang (Fair
Rock). Parameter kelas masa batuan yaitu sudut geser dalam 35o, daya dukung aman (SBP) berkisar 1
-2 MPa dan sudut keruntuhan tebing (Cut Slope) adalah pada kemiringan 55o. Dari simulasi stabilitas
tebing pantai dengan ketinggian 15 - 20 m dinding tegak, maka posisi garis runtuh dibelakang tebing
(setback line) pada jarak 5 - 13 m dari tepi tebing pantai (dihitung dari kedudukan kaki tebing). Angka
keamanan (FS) stabilitas tebing adalah 1,37 - 1,49. Hal ini menunjukkan tebing pantai dalam keadaan
stabil secara alamiah.
Kata kunci: Stabilitas tebing, kelongsoran tebing, garis sempadan

1. PENDAHULUAN
Pesatnya pembangunan di bidang infrastruktur khususnya fasilitas penunjang jasa dibidang pariwisata seperti
pembangunan hotel dan bangunan pendukung lainnya membutuhkan ruang yang semakin banyak. Ruang-ruang
yang disasar oleh pembangunan ini mulai mengarah ke bidang-bidang tanah yang terletak pada lereng ditepi sungai,
pantai dan jurang atau tebing. Pemanfaatan tanah pada bidang-bidang tanah yang dekat dengan tebing pantai
memiliki potensi kerawanan terhadap kelongsoran atau keadaan tidak stabil, sehingga diperlukan penelitian tentang
faktor keamanan terhadap tebing tersebut. Analisis stabilitas lereng atau tebing terhadap potensi kelongsoran dapat
memberikan indikator yang menunjukkan stabilitasnya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kekuatan
masa batuan kapur (limestone dan chalk) dan menganalisis stabilitas tebing pantai sebagai salah satu cara untuk
menetapkan garis sempadan tebing pantai (setback line). Lokasi penelitian dilaksanakan di beberapa bagian tebing
Pecatu yaitu: sisi bagian barat (Lokasi 1) dan selatan (Lokasi 2) Desa Pecatu, Desa Kampial (lokasi 3), dan sisi
selatan (lokasi 4) Desa Sawangan Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung, Bali seperti pada Gambar 1.

Lokasi 1

Lokasi 4

Lokasi 2
2
Lokasi 3

Gambar 1. Lokasi Penyelidikan di Kawasan Bukit Pecatu, Bali. (Gambar tidak berskala dari citra Google Maps)

ISBN: 978-602-60286-1-7 GT - 169


GT - 170

2. KARAKTERISTIK BATUAN KAPUR


Masa batuan terbentuk dari gabungan mineral-mineral yang mengalami proses pembatuan sesuai dengan tempat dan
kedudukan terbentuknya masa batuan tersebut di bumi. Dari proses dan tempat kedudukan terbentuknya batuan
tersebut menyebabkan kekuatan masa batuan dapat berbeda-beda (Pitts, 1984). Kekuatan masa batuan merupakan
kekuatan unit batuan yang memperhitungkan pengaruh struktur geologi yang terdapat dalam batuan tersebut.
Kekuatan suatu masa batuan dinyatakan dalam berbagai ukuran/parameter (Goodman, 1980; Braddy dan Brown,
1994; Hoek, et.al., 1995; Wyllie dan Mah, 2005) seperti: berat volume (density), Porositas (porosity), kuat tekan tak
tersekap (unconfined compression strength), modulus elastisitas (modulus elasticity), kuat geser (shear strength),
kohesi (cohesion), dan sududt geser dalam (friction angle). Limestone dan chalk adalah batuan yang unik karena
secara fisik menunjukkan masa batuan yang sangat kuat namun sangat rentan dan mudah terkikis oleh air dan
pelapukan. Oleh sebab itu, sifat fisik dan sifat mekaniknya dapat bervariasi akibat tingkat pelapukannya. Secara
umum pelapukan dapat dinyatakan dalam tingkat pelapukan dan karakteristik masa batuan (Waltham, 1994).
Karakteristik masa batuan meliputi diantaranya kuat tekan tidak tersekap (unconfined compressive strength, UCS),
nilai penetrasi standar (standard penetration test, N-SPT) dan deskripsi kualitas batuan (rock quality designation,
RQD). Karakteristik yang dimaksud adalah kekuatan masa batuan dengan indikator seperti kekuatan unit batuan,
kualitas retakan, spasi retakan, kondisi patahan, kedudukan muka air tanah, dan arah patahan. Indikator ini menjadi
komponen yang akan dinilai untuk menggolongkan peringkat kekuatan masa batuan (rock mass rating,RMR) yang
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Rock Mass Rating (RMR)
Class I II III IV V
Description very good rock good rock fair rock poor rock very poor rock
RMR 80 – 100 60-80 40-60 20-40 <20
Q Value >40 10-40 4-10 1-4 <1
Friction angle  >45 35-45 25-35 15-025 <15
Cohesion (kPa) >400 300-400 200-300 100-200 <100
SBP (MPa) 10 4-6 1-2 0-5 0-2
Safe cut slope  >70 65 55 45 <40
Tunnel support none spot bolts pattern bolts bolts + shotcrete Steel ribs
Stand up time for span 20 yr for 15 m 1 yr for 10 m 1 wk for 5 m 12h for 2 m 30 min for 1 m

3. ANALISIS KERUNTUHAN TEBING


Perbedaan jenis keruntuhan lereng/tebing selalu berhubungan dengan perbedaan struktur geologi batuannya. Karena
itu, pada tahap awal analisis stabilitas lereng/tebing sangatlah penting untuk mengetahui struktur geologi batuan
sehingga dapat di perkirakantipe keruntuhan yang akan terjadi. Ada empat tipe keruntuhan secara umum dikenal
dalam stabilitas lereng/tebing batuan yang ditunjukkan seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Jenis keruntuhan lereng dan struktur geologi (Wyllie dan Mah, 2004)

ISBN: 978-602-60286-1-7
GT - 171

Analiss keruntuhan tebing dengan model keruntuhan planar dinyatakan dalam bentuk angka keamanan (safety
factor) SF yaitu perbandingan antara batuan dan beban yang menggerakkan tebing dengan kekuatan geser batuan.
Skematik keruntuhan pada Gambar 3 digunakan sekaligus untuk mengetahui perkiraan garis sempadan (Setback
Line, SBL) yang terjadi dan terletak pada retakan yang paralel dengan sisi tebing. Jarak antara retakan dengan sisi
tebing yang merupakan SBL yang berjarak sebesar B.

Gambar 3. Skematik keruntuhan planar dan garis sempadan (SBL)


Dengan mempertimbangkan paramenter-parameter kekuatan masa batuan, sebuah pendekatan analitik diberikan
untuk memperhitungkan angka keamanan, SF (Nilsen, 2000) sebagai berikut:
( W cos  p  U  F sin  p ). tan  a
SF  (1)
( W sin  p  F cos  p )

 
 
 
 
(  .H). tan JRC. log( JCS /  r .H)    b  
 a  tan 1  r (2)
 ( W cos  p  U  F sin  p ) 
 
 H 
 sin  
 p 
dengan :H = Tinggi tebing (m), W = Berat segmen yang berpotensi longsor (kN/m), U = Resultan tekanan air
(kN/m), F= m. = Beban gempa (kN/m), = Percepatan seismik (m/s2), γr = Berat volume batuan (kN/m3), γw =
Berat volume air (kN/m3), B = Sempadan (Setback line) (m), Ψp = Sudut kemungkinan keruntuhan tebing (°), Ψf =
Sudut kemiringan tebing (°), a = Sudut geser aktif (°), b = Sudut geser dalam (°), JRC= Joint Roughness
Coefficient/ Koefisien Kekasaran Batuan, JRC = 1-4; (Waltham, 1994), JCS = Joint Compressive Strength/ Kuat
Tekan Batuan (MPa)

4. METODE
Metode yang digunakan dalam menentukan stabilitas dan kedudukan garis sempadan (SBL) adalah penyelidikan
batuan di lapangan dan perhitungan stabilitas . Penyelidikan batuan berupa pengeboran inti untuk menentukan nilai
Standard Penetration Test (SPT), nilai Rock Quality Designation (RQD) dan pengambilan sampel tidak terganggu
untuk menentukan sifat fisik dan sifat mekanik di laboratorium berupa berat volume, kuat tekan tidak terkekang
(UCS). Karakteristik masa batuan kemudian dimanfaatkan sebagai masukan dalam menentukan kekuatan batuan
yang dinyatakan dengan cara Rock Mass Rating (RMR).dan penentuan garis batas sempadan tebing.

5. KARAKTERISTIK BATUAN DAN STABILITAS TEBING

Karakteristik batuan kapur (limestone dan chalk)


Sifat fisik dan mekanik batuan kapur (limestone dan chalk) pada tebing-tebing pantai di kawasan Bukit Pecatu
adalah secara umum seperti pada Tabel 2.

ISBN: 978-602-60286-1-7
GT - 172

Tabel 2. Karakteristik fisik batuan kapur Bukit Pecatu.


No./Site Berat Volume,kN/m3 RQD Kuat Tekan Batas UCS (MPa)
Pecatu (Lokasi 1) 2.05 < 25 16
Pecatu (Lokasi 2) 2.17 < 25 10 - 70
Kampial (Lokasi 3) 2.16 < 25 2
Sawangan (Lokasi 4) 2.29 < 25 3
Dengan memperhatikan Tabel 2. dan faktor-faktor yang berpengaruh seperti kekuatan unit batuan UCS, kualitas
retakan (RQD), spasi retakan, kondisi patahan, kedudukan muka air tanah, dan arah patahan, maka kekuatan masa
batuan kapur dari ke empat lokasi, mendapatkan bobot nilai RMR pada interval 29 - 62 dalam kategori kelas masa
batuan (Waltham, 1994) pada kawasan tebing bukit Pecatu adalah sebagai berikut:
Total RMR : 29 - 62
Rock Mass Class : III (Fair Rock) atau batuan kekuatan sedang
Sudut Geser Dalam     
Kohesi : 200 - 300 kPa
Daya dukung aman : 1 - 2 MPa (Aktual 0.67 - 3.16 MPa)
Sudut Kemungkinan Keruntuhan Tebing (Ψp) : 

Stabilitas tebing dan sempadan (setbackline)


Dengan memanfaatkan pendekatan model keruntuhan planar dan merencanakan keruntuhan yang akan terjadi adalah
pada keseluruhan muka tebing (puncak sampai kaki tebing) seperti pada Gambar 2, maka stabilitas tebing dan
sempadan pada Lokasi 1 dapat dihitung sebagai berikut:
H = Tinggi Kemiringan Tebing (m) = 15 - 20
γ = Berat Volume Batuan (kN/m3) = 20,5
B = Setback line ( m) = 5 - 13
Ψp = Sudut Kemungkinan Keruntuhan Tebing (°) = 55
Ψf = Sudut Kemiringan Tebing (°) = 80
 = Sudut geser dalam (°) = 35
JRC =2
JCS (MPa) =2

Hasil perhitungan sempadan (setback line) dan angka keamanan stabilitas tebing dengan tinggi H = 15 m, angka
keamanan antara 2.39 - 2.52, sedangkan untuk tinggi H = 20 m angka keamanannya 2.56 - 3.75. Sebagai
pembanding, dilakukan analisis berdasarkan model-model analitis keruntuhan tebing. Untuk perhitungan ini,
karakteristik batuan limestone yang digunakan adalah karakteristik batuan pada Lokasi 2, Desa Pecatu. Karakteristik
lereng/tebing Lokasi 2, Desa Pecatu disajikan sebagai berikut:
H = Tinggi Kemiringan Tebing (m) = 20 - 45
γ = Berat Volume Batuan (kN/m3) = 21,7
B = Setback line ( m) = 5 - 13
Ψp = Sudut Kemungkinan Keruntuhan Tebing (°) = 25
Ψf = Sudut Kemiringan Tebing (°) = 65
 = Sudut geser dalam (°) = 37
JRC =2
JCS (MPa) =2
Kohesi (asumsi), kPa = 10

Dari analisis model keruntuhan planar didapatkan rangkaian angka keamanan untuk koridor garis sempadan pada
rentang 9m - 13m dan untuk berbagai variasi tinggi tebing referensi antara 20m - 45m. Angka keamanan
berdasarkan hasil analisis keruntuhan planar antara 1.38 – 1.42. Sedangkan dari analisis model keruntuhan baji
(simple wedge dan comprehensive wedge) didapatkan rangkaian angka keamanan untuk koridor garis sempadan
untuk rentang 9m - 13m untuk kedalaman H = 30m didapatkan SF antara 1.62 – 1.71, sedangkan tanpa
memperhitungkan garis sempadan dan untuk berbagai variasi tinggi tebing, H antara 20m - 45m adalah 1.37– 1.49.
Penentuan besarnya sudut kemungkinan keruntuhan tebing (Ψp) menjadi parameter pengendali yang siginifikan
dalam analisis angka keamanan stabilitas tebing. Sudut ini sangat bergantung dari kondisi aktual batuan dan
besarnya didapatkan dari hasil analisis kategori kelas masa batuan.

ISBN: 978-602-60286-1-7
GT - 173

6. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Batuan limestone dan kapur (chalk) memilki karakteristik fisik berupa berat volume berkisar 21.5 kN/m3, RQD
berkisar <25% dan kuat tekan adalah bervariasi 2 - 16 MPa. Hasil klasifikasi masa batuan berdasarkan peringkat
Rock Mass Rating (RMR) yang didasarkan pada nilai UCS, RQD dan Joints masa batuan menunjukkan bahwa
batuan pada area ini tergolong batuan dengan kekuatan sedang (Fair Rock). Masa batuan ini memiliki sifat mekanik
yaitu sudut geser dalam 35o, daya dukung aman (SBP) berkisar 1 - 2 MPa dan sudut keruntuhan tebing (Cut Slope)
adalah pada kemiringan 55o. Simulasi dan perhitungan telah dilakukan untuk tebing pantai Lokasi 1 yang memiliki
tinggi berkisar 15m - 20 m dinding tegak. Hasil simulasi posisi garis runtuh dibelakang tebing adalah secara teoritis
(setback line) terletak pada jarak 5m - 13 m dari tepi tebing pantai (dihitung dari kedudukan kaki tebing). Analisis
berdasarkan model-model analitis keruntuhan lereng/tebing dilakukan khusus pada tebing pantai Desa Pecatu Lokasi
1 dan Lokasi 2 yang memilki data cukup lengkap. Pada simulasi ini, tebing pantai dengan kemiringan hampir tegak
(dinding) memiliki tinggi, H adalah berkisar 20m - 45m. Kedudukan koridor garis setback line atau sempadan
terletak pada rentang 9m - 13m dari tepi tebing pantai. Angka keamanan yang diperoleh adalah 1,37 - 1,49. Hal ini
menunjukkan tebing pantai adalah dalam keadaan stabil secara alamiah

Saran
Perubahan geometri lereng/tebing dan penambahan beban yang signifikan dapat mengubah kondisi kesetimbangan
mula-mula.. Untuk mempertahankan kestabilan lereng/tebing perlu dilakukan usaha-usaha perlindungan stabilitas
dan perlu melakukan perhitungan yang cermat bila hendak melakukan aktivitas di atas permukaan sisi lereng/tebing
termasuk bila akan melakukan perubahan geometri lereng/tebing.

7. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyiapan data-
data teknis dan akses informasi saat penyelidikan lapangan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada
Laboraotrium Mekanika Tanah, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana atas dukungan
penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
Brady, B.H.G and E.T. Brown, (1994), Rock Mechanics for Underground Mining, Chapman & Hall, London - UK.
Goodman, R.E., 1980, Introduction to Rock Mechanics, John Wiley & Sons, NY
Hoek, E. et.al, 1995, Support of Underground Excavations in Hard Rock, Balkema, Rotterdam
Nilsen, B., 2000, New Trends in Rock Slope Stability Analyses, Bulletin Engineering Geology Environmental
(2000) 58; pp. 173-178, Springer Link.
Pitts, J., 1984, Geology for Civil Engineers, John Wiley & Sons, NY - Toronto.
Waltham, A.C., (1994), Foundations of Engineering Geology, Blackie Academic & Professional
Wyllie, D.C. and C.W. Mah, 2005, Rock Slope Engineering - Civil and Mining, 4th Edt, Spon Press, London and
NY

ISBN: 978-602-60286-1-7
GT - 174

KONFERENSI NASIONAL TEKNIK SIPIL 12


(KoNTekS 12)
Batam, 18 – 19 September 2018

ISBN: 978-602-60286-1-7

You might also like