You are on page 1of 4

TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan Warna Kuku


Maria Clarissa Wiraputranto, Audrey Melanie, Lorettha Wijaya
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya,
Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Perubahan warna kuku (kromonikia) dapat merupakan variasi normal atau menunjukkan kelainan; dapat disebabkan suatu infeksi,
keganasan, pengaruh obat, atau penyakit sistemik lainnya. Pemeriksaan warna kuku perlu mendapat perhatian dalam praktik
kedokteran sehari-hari agar dapat membantu mengenali suatu penyakit.

Kata kunci: Kelainan kuku, perubahan warna kuku

ABSTRACT
Nails discoloration (chromonychia) may indicate normal variations or abnormality; can be caused by infection, malignancy, drugs, or
other systemic diseases. Examination of the nail color in daily clinical practice to aid diagnosis deserves more attention. Maria Clarissa
Wiraputranto, Audrey Melanie, Lorettha Wijaya. Nail Color Changes.

Keywords: Nail abnormalities, nail discoloration

PENDAHULUAN hemorrhages) yang sering dihubungkan sebab itu penting bagi praktisi kesehatan
Pengetahuan anatomi dan fungsi kuku dengan penyakit endokarditis, meskipun untuk melakukan pemeriksaan kuku saat
merupakan salah satu hal yang cukup hanya 15% penderita endokarditis yang pemeriksaan fisik.1
penting saat melakukan pemeriksaan mengalami perubahan ini, penyebab
fisik, karena pemeriksaan teliti pada kuku lebih sering adalah akibat trauma.2 Warna Kromonikia sering terjadi akibat melano-
jari tangan dan kaki dapat memberikan coklat pada kuku umumnya berupa garis genesis berlebihan atau endapan zat lain
informasi mengenai penyakit atau penyebab longitudinal dan ditemukan pada 90% orang pada bagian-bagian kuku. Warna kuku dapat
yang mendasarinya, serta penatalaksanaan kulit hitam dan 11% pada orang Asia se- menjadi hijau, kuning, coklat, merah ataupun
lebih lanjut.1,2 Kelainan kuku diklasifikasikan bagai suatu varian normal,2,4 sedangkan baik biru tergantung tempat dan sifat zat yang
berdasarkan kelainan bentuk kuku, kelainan pada anak maupun orang dewasa kulit putih, diendapkan. Penyebab kromonikia beragam,
warna kuku, dan kelainan permukaan kuku. sangat jarang ditemukan. Warna coklat ini mulai dari penyebab eksogen dan kondisi
Tingkat kejadian perubahan warna kuku di harus dapat dibedakan dengan melanoma dermatologis terhadap suatu infeksi atau
Indonesia belum jelas, karena belum banyak subungual yang ditemukan pada 50% orang penyakit bawaan. Beberapa perubahan
penelitian mengenai masalah ini. dengan warna kulit gelap.5 Sindrom kuku warna kuku belum diketahui penyebab dan
kuning ditemukan pada sekitar 80% kasus cara terjadinya.3,8,9
Pada artikel ini akan dibahas kelainan kuku limfedema.6 Perubahan warna kuku menjadi
akibat perubahan warna. biru akibat efek samping terapi minosiklin KUKU WARNA KUNING
jarang terjadi, tetapi sering disertai perubahan Pada sindrom kuku kuning biasanya terjadi
KROMONIKIA warna di daerah tubuh lain, termasuk kulit, penebalan, kadang terdapat warna hijau
Kromonikia (perubahan warna kuku) me- sklera, langit-langit mulut, gigi, tiroid, dan yang mungkin disebabkan oleh infeksi
rupakan kelainan warna pada dasar atau tulang. Data kejadian ini sangat sedikit, sekunder. Kondisi ini biasanya terjadi pada
permukaan lempeng kuku atau jaringan laporan menunjukkan bahwa pada 3% orang dewasa.9
subungual. Perubahan warna kuku dapat sampai 15% pasien yang memperoleh dosis
berupa warna merah, coklat, hijau, kuning, kumulatif minosiklin lebih besar dari 100 g Etiologi
ataupun biru; warna merah dan coklat lebih akan terjadi perubahan warna, setidaknya Kuku berwarna kuning biasanya akibat
umum ditemui.3 Kuku warna merah terjadi pada salah satu bagian tubuh.7 Pasien jarang penebalan dan dapat ditemukan pada
karena perdarahan bawah kuku (splinter mengeluhkan tampilan kuku mereka, oleh beberapa keadaan, seperti limfedema,
Alamat korespondensi email: clarissawiraputranto@gmail.com

276 CDK-227/ vol. 42 no. 4, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

efusi pleura, hipoalbuminemia, jaundice, dapat kembali seperti normal. Terapi dapat Pada orang kulit hitam, warna biru pada kuku
penyakit bronkiektasis, reumatoid artritis, dan berupa vitamin E oral dan topikal, zinc merupakan varian normal.5 Pada kuku biru
cedera termal, serta pengaruh obat seperti oral, dan mengobati infeksi kronis yang akibat obat antimalaria mepakrin, dengan
tetrasiklin.3,8,10 ada. Pemberian itrakonazol masih menjadi pemeriksaan lampu Wood dapat ditemukan
perdebatan. Pengobatan sindrom kuku fluoresensi kuning kehijauan atau putih
Patofisiologi kuning ini diharapkan dapat meningkatkan (pada kuku normal fluoresensi berupa biru-
Proses terjadinya kuku kuning masih belum pertumbuhan kuku, namun hasilnya masih violet).9
diketahui, namun pada limfangiografi di- belum memuaskan.9
temukan penyempitan pembuluh getah KUKU WARNA HIJAU
bening yang dicurigai menjadi salah satu KUKU WARNA BIRU Etiologi
faktor penyebab. Kuku kuning dapat di- Etiologi Kuku warna hijau terjadi pada kuku yang
akibatkan oleh pengaruh obat seperti Warna biru pada kuku dapat ditemukan terinfeksi kuman Pseudomonas aeruginosa
tetrasiklin. Dalam hal ini, kuku kuning pada penyakit Wilson, argyria, hematoma atau jamur Candida albicans atau Aspergilus
dikatakan berhubungan dengan foto- subungual, sianosis, dan pengaruh obat flavus.4,5,8,12
sensitivitas, membentuk pola dark distal malaria seperti minosiklin, mepakrin.5,8,11
photoonycholysis di seluruh kuku, dan kembali Patogenesis
normal bila obat dihentikan.8,9 Patofisiologi Pseudomonas aeruginosa menghasilkan
Bearn dan McKusick (1979) menemukan pigmen piosianin berwarna hijau yang
Manifestasi Klinis lunula berwarna biru (azure lunula) pada kemudian diendapkan di lempeng kuku.
Dapat terdiri dari pertumbuhan kuku yang penyakit Wilson, yaitu penyakit degenerasi Infeksi ini dapat menyebabkan onikolisis
lambat, kuku cembung dan tebal, lunula hepatolentikular bawaan. Pada penyakit ini, dan paronikia berat.4,5,8
tidak tampak, dan seluruh lempeng kuku terdapat kelainan metabolisme tembaga
menjadi kuning, disertai edema biasanya (Cu) sehingga kadar Cu dalam tubuh Manifestasi Klinis
pada tungkai, wajah, dan efusi pleura meningkat dan memberi warna biru pada Warna hijau pada kuku dapat mengenai
(Samman dan White).6,8 Manifestasi klinis lunula.5,8 Koplon (1966) mengemukakan seluruh atau hanya sebagian kuku saja.
lain berupa peningkatan kelengkungan warna biru tidak hanya terbatas pada lunula. Menurut Shellow dan Koplow (1968),
transversal dan longitudinal serta hilangnya Kuku warna biru juga ditemukan pada infeksi berulang dapat menimbulkan garis
kutikula, kadang terdapat paronikia kronis argyria, yaitu akibat mengkonsumsi produk hijau horizontal atau green striated nails.
dengan onikolisis dan transverse ridging, dan mengandung perak dalam jangka panjang Warna ini dapat disebabkan oleh Candida
adanya penyakit respiratori atau sinonasal. sehingga terjadi akumulasi di beberapa albicans atau Aspergilus flavus.8
Semua kuku dapat terlibat, meskipun ada bagian tubuh dan memberikan warna
beberapa yang tidak. Pada pemeriksaan biru. Selain itu, pengaruh obat antimalaria Terapi
histologis, jaringan fibrosa padat di dasar (seperti mepakrin) dapat mengakibatkan Terapi topikal dengan cara meneteskan
dan matriks kuku menggantikan stroma pigmentasi longitudinal atau vertikal pada beberapa tetes pemutih yang diencerkan
subungual, disertai banyak pembuluh endotel dasar kuku sehingga membuat kuku ber- atau solusio klorheksidin 2-3 kali sehari
berlapis yang dilatasi.6,9 warna biru.8,12 dapat menghilangkan pigmentasi dalam
beberapa minggu.4
Terapi Manifestasi Klinis
Perubahan warna ini biasanya bersifat Warna biru tidak terbatas pada lunula saja,
permanen, namun pada beberapa kejadian namun dapat mengenai bagian kuku lain.

Gambar 3. Kuku hijau akibat infeksi Pseudomonas


Gambar 1. Sindrom kuku kuning. Gambar 2. Kuku biru pada argyria. aeruginosa.

CDK-227/ vol. 42 no. 4, th. 2015 277


TINJAUAN PUSTAKA

KUKU WARNA COKLAT kuku yang terlibat (terutama ibu jari tangan (splinter haemorrhages) berupa perdarahan
Etiologi atau kaki), pigmentasi baru pada pasien usia longitudinal di bagian bawah kuku sesuai
Perubahan warna coklat pada kuku dapat tua (60-79 tahun), lebar garis lebih dari 3 mm, dengan pola pembuluh darah subungual.9
disebabkan oleh obat antimalaria (sepeti riwayat melanoma pada keluarga atau nevi
klorokuin, kinakrin, dan amodiakin) dan juga displasia, dan struktur kuku abnormal.1 Patofisiologi
fenoftalein; juga dapat terjadi setelah kuku Kelainan kuku menyebabkan lempeng kuku
dikompres dengan larutan permanganas Manifestasi Klinis menjadi tipis dan menimbulkan garis
kalikus atau larutan perak nitrat. Kuku coklat Warna kuku coklat lazim ditemukan pada longitudinal, karena dasar kuku tidak ter-
ini juga dapat ditemukan pada penyakit sekitar 77-96% orang kulit gelap dan 11% lalu terkompresi dengan kuku di atasnya,
Addison dan akantosis nigrikans.8 Kuku pada orang Asia. Warna coklat pada kuku sehingga vaskulerisasi tampak lebih nyata
coklat yang terdapat hanya pada satu kuku biasanya berupa garis longitudinal. Jika hanya dan kuku tampak berwarna merah. Garis
dapat dikaitkan dengan tumor, seperti satu kuku yang berwarna coklat longitu- longitudinal pada kuku yang tipis dapat
melanoma.1,5 dinal perlu dipertimbangkan adanya tumor menonjol akibat reduksi fokal fungsi matriks,
matriks kuku.1 Lokasi pada matriks dapat di- yaitu adanya penyakit langsung mengenai
Patofisiologi simpulkan dari lokasi warna pada lempeng matriks (patologi epidermis berupa
Pada penyakit Addison terjadi hiper- kuku. Pigmentasi pada lempeng kuku dorsal diskeratosis akantolitik dan/atau sel datia
pigmentasi akibat peningkatan produksi berasal dari lesi matriks proksimal. Pigmentasi multinuklear pada penyakit Darier) atau
melanin oleh melanosit di matriks kuku pada lempeng kuku ventral berasal dari tekanan pada matriks dengan kehilangan
dan dikatakan berhubungan dengan lesi matriks distal. Warna coklat yang hanya fungsi sekunder (seperti tumor tulang dan
tingginya kadar hormon adrenokortiko- mengenai satu kuku direkomendasikan kartilago dari falangs distal).9 Perdarahan
tropik / adrenocorticotropic hormone (ACTH). untuk dibiopsi. Beberapa ciri dermoskopik bawah kuku (splinter haemorrhages) me-
Pada penggunaan obat antimalaria jangka yang mengarah ke melanoma adalah warna nunjukkan ruptur pembuluh darah.2,4,9
panjang, distribusi obat pada jaringan coklat pada latar belakang kuku dan warna-
mengandung pigmen melanin tinggi dapat nya ireguler, adanya jarak, atau ketebalan Manifestasi Klinis
menimbulkan perubahan warna pada kuku garis yang longitudinal.5 Eritema seluruh atau sebagian lunula dapat
(sering ditemukan pada orang berwarna mengenai semua jari, tapi lebih sering pada
kulit gelap).12 Penelitian Tosti, dkk. dengan KUKU WARNA MERAH ibu jari. Eritema pada distal lunula tidak
biopsi kuku pada 100 orang pasien Etiologi terlalu nyata, dan dapat menyatu dengan
kulit putih menemukan 65 hiperplasia Penyebab warna merah pada kuku masih dasar kuku atau dibatasi oleh garis berwarna
melanotik, 22 nevi, 8 aktivasi melanotik, dan belum jelas, diperkirakan karena kongesti di pucat. Tampilan ini dapat menghilang dalam
5 melanoma.5 Meskipun penyebab warna pembuluh darah. Kelainan warna kuku ini beberapa hari. Lunula berbintik merah
coklat pada kuku belum jelas, terdapat dapat ditemukan pada penyakit polisitemia, (dotted red lunulae) dapat ditemukan pada
beberapa faktor yang dapat meningkatkan lupus eritematosus sistemik, angioma, psoriasis dan alopesia areata, namun tidak di-
risiko melanoma pada pasien yang memiliki malnutrisi, penyakit Darier, dan intoksikasi ketahui bagaimana cara terjadinya.
garis pigmentasi longitudinal, antara lain karbon monoksida. Keadaan ini juga dapat
adanya garis longitudinal baru pada orang dilihat pada pasien yang mengonsumsi Perdarahan bawah kuku (splinter
berkulit terang, perubahan tiba-tiba garis prednison oral dan pada alopesia areata.9 haemorrhages) berupa garis longitudinal
kuku (misalnya bertambah gelap, batas tidak Warna merah pada kuku juga dapat terjadi
jelas, melebar ke arah proksimal), hanya satu karena perdarahan. Perdarahan bawah kuku

Gambar 6. Perdarahan bawah kuku (splinter


Gambar 4. Garis longitudinal warna coklat. Gambar 5. Eritronikia longitudinal. haemorrhages).

278 CDK-227/ vol. 42 no. 4, th. 2015


TINJAUAN PUSTAKA

warna merah sampai warna tipis kehitaman antifosfolipid.2,4 Perdarahan bawah kuku SIMPULAN
di bawah lempeng kuku tidak menghilang unilateral dapat terjadi akibat kateterisasi Perubahan warna kuku atau kromonikia
atau memucat bila kuku ditekan, sering arterial pada sisi terlibat. Pemeriksaan dapat diakibatkan karena penyakit sistemik,
ditemukan di daerah bawah lempeng kuku dermatoskop dengan minyak imersi dapat penyakit bawaan, keganasan, endapan zat
bagian distal tangan dominan. Kejadian ini memberikan gambaran yang lebih jelas.4 akibat penggunaan terlalu lama beberapa
sering ditemukan pada trauma dan sering obat, proses infeksi, dan masih ada penye-
dihubungkan dengan psoriasis, dermatitis, Pada eritronikia longitudinalis, garis merah bab yang belum jelas. Perubahan warna
dan infeksi jamur pada kuku.2,4,9 Sejumlah berasal dari lipatan kuku proksimal, melewati dapat mengenai satu, beberapa, ataupun
kejadian perdarahan proksimal tanpa asal lunula dan memanjang hingga ujung seluruh kuku. Proses perubahan warna
trauma yang jelas dapat mengindikasikan kuku. Pada pemeriksaan histologis dapat kuku ini terkadang belum dapat diketahui
suatu penyakit sistemik, seperti endokarditis ditemukan diskeratosis akantolitik dan/ dengan pasti. Tatalaksana perubahan warna
bakterial (perdarahan sering ditemukan atau sel datia multinuklear pada penyakit kuku masih belum memuaskan, sehingga
di bagian tengah kuku) atau sindrom Darier.4,9 dibutuhkan penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
1. Fawcett RS, Hart TM, Linford S, Stulberg DL. Nail abnormalities: Clues to systemic disease. Am Fam Physician 2004;69:1417-24.
2. Tully AS, Trayes KP, Studdiford JS. Evaluation of nail abnormalities. Am Fam Physician 2012;85(8):779-87.
3. Lee YB, Cho E, Park HJ, Cho BK. Proximal and lateral chromonychia with capillary proliferation on the distal nail matrix. Ann Dermatol. 2012;24(2):241-2.
4. Tosti A, Piraccini BM. Disorders of the hair and nails. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, eds. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. New York:
Mc-Graw Hill; 2008;778-93.
5. James W, Berger T, Elston D. Diseases of the skin appendages. In: James W, Berger T, Elston D, eds. Andrews’ diseases of the skin: Clinical dermatology. 11th ed. Amsterdam: Saunders;
2011;769-81.
6. Maldonado F, Ryu JH. Yellow nail syndrome. Curr Opin Pulm Med. 2009;15:371-5.
7. Tavares J, Leung WWS. Discoloration of nail beds and skin from minocycline. CMAJ. 2011;183(2):224.
8. Soepardiman L. Kelainan kuku. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, eds. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 6th ed. Cetakan pertama. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010;315-6.
9. de Berker DAR, Baran R. Disorders of nails. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, eds. Rook’s textbook of dermatology. 8th ed. Oxford: Wiley-Blackwell; 2010;651-7.
10. Lehuede G, Toussirot E, Despaux J, Michel F, Wendling D. Yellow nail syndrome associated with thiol compound therapy for rheumatoid arthritis. Two case reports. Joint Bone Spine
2002;69:406-8.
11. Park SW, Shin HT, Lee KT, Lee DY. Medical concern for colloidal silver supplementation: Argyria of the nail and face. Ann Dermatol. 2013;25(1):111-2.
12. Baran R, Fouilloux B, Robert C. Drug-induced nail changes. In: Baran R, de Berker DAR, Holzberg M, Thomas L, eds. Baran and dawber’s diseases of the nails and their management. 4th ed.
United Kingdom: Wiley-Blackwell; 2012; 413-32.

CDK-227/ vol. 42 no. 4, th. 2015 279

You might also like