Professional Documents
Culture Documents
Makalah Debat Tugas Kelompok Berbicara
Makalah Debat Tugas Kelompok Berbicara
PENDAHULUAN
Banyak orang yang berargumen bahwa debat itu tidak mempunyai tujuan dan
manfaat. Mereka selalu beranggapan bahwa berdebat itu mudah. Ternyata
argumen para orang tersebut dapat dikatakan salah, karena seperti yang kita
ketahui dalam berdebat adalah aktivitas berbicara. Orang yang sudah memiliki
intelegensi yang cukuplah dapat berdebat dengan baik dan dapat menerapkan
teknik dan prinsip berdebat. Berdasarkan kenyataan itulah kami tertarik untuk
membahas lebih detail lagi mengenai debat dan cara berdebat yang baik.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari debat?
2. Apa tujuan dari debat/ berdebat?
3. Bagaimana atau apa teknik dalam berdebat yang baik?
4. Apa saja jenis-jenis dari debat?
2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DEBAT
Debat berasal dari bahasa Inggris ( Kamus Bahasa Inggris) yaitu:debate yang
artinya (1) perdebatan, pembahasan; (2) diskusi, perbincangan; (3)
memperdebatkan . Istilah tersebut identik dengan istilah sawala yang berasal
dari bahasa kawi yang berarti berpegang teguh pada argumen tertentu dalam
strategi bertengkar atau beradu pendapat untuk saling mengalahkan.
Menurut KBBI, Debat pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu
hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-
masing. Berdebat artinya bertukar pikiran tentang suatu hal dengan saling
memberi alasan untuk mempertahankan pendapat. Men·de·bat artinya
membantah pendapat orang lain dengan mengajukan alasan. Pengucapan debat
yang benar adalah débat, seperti pengucapan desa, deskripsi, atau dewasa. Dari
beberapa arti diatas dapat disimpulkan , Debat adalah kegiatan adu argumentasi
antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun secara kelompok,
dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan dan dapat pula
diartikan suatu cara untuk menyampaikan ide secara logika dalam bentuk
argumen disertai bukti-bukti yang mendukung kasus dari masing-masing pihak
yang berdebat. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif
seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi.
Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari
debat dapat dihasilkan melalui voting keputusan juri.
Debat umumnya dapat dilakukan dengan cara berkelompok, yaitu ada dua
pihak yang memegang peranan sebagai pihak positif dan negatif. Pihak positif
(affirmative/goverment team) adalah tim yang mendukung atau setuju dengan
topik (motion). Sedangkan, pihak negatif( opposition team) adalah tim yang
menentang atau tidak setuju dengan topik yang diperdebatkan. Selain itu, para
kedua pihak ini mencoba mempertahankan argumen mereka dengan didukung
oleh bukti-bukti serta fakta-fakta yang mendukung kasus mereka,
3
namun terlebih dahulu sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah
pihak harus memberikan suatu parameter yang jelas mengenai kasus mereka
atau memberikan suatu defenisi yang menjelaskan kemana arah dari kasus
mereka.
4
Dalam debat selain diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar juga
dibutuhkan pula logika dan analogi pola pikir yang benar mengenai
pengetahuan-pengetahuan umum atau kasus-kasus yang terjadi di dalam
masyarakat.
Teknik debat dan cara berdebat yang baik lainnya antara lain:
1. Kuasai topik atau masalah. Baca dan kuasai sebanyak mungkin data, fakta,
literatur tentang topik yang diperdebatkan.
2. Percaya diri, tenang, lantang! Jangan terlihat gugup atau grogi. Jika Anda
tampak gugup, maka hal itu akan membuat lawan debat merasa “superior”.
3. Kendalikan emosi. Debat bukan “adu otot leher”. Tetap tenang, kalem, dan
berpikir jernih, meski dalam keadaan “terdesak” atau tertekan.
5
b. Debat pemeriksaan ulang, yaitu untuk mengetahui kebenaran
pemeriksaan terlebih dahulu (cross-examination-debating).
Maksud dan tujuan debat pemeriksaan ulang ini adalah mengajukan
serangkaian pertanyaan yang satu sama lain erat berhubungan, yang
akan menyebabkan para individu yang ditanya menunjang posisi yang
hendak ditegakkan dan diperkuat oleh sipenanya.
c. Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan ( formal,
conventional, or educational debating)
Tujuan debat formal adalah memberi kesempatan dua tim pembicara
untuk mengemukakan kepada para pendengar sejumlah argumen yang
menunjang atau yang membantah suatu usul. Setiap pihak diberi
waktu yang sama bagi pembicara-pembicara konstruksif dan
bantahan.
Topik debat atau yang sering disebut motion, adalah suatu permasalahan
umum yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap
orang. Dalam membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian karena
pada dasarnya suatu topik harus mengikuti suatu analogi “ kacang di dalam
kulit”, artinya suatu topik debat harus memiliki kemampuan untuk dapat
dikupas dan diteliti secara mendalam. Hal ini diperlukan karena pada saat
proses berdebat mulai para pihak baik positif maupun negatif akan memberikan
suatu parameter kasus disertai dengan defenisi untuk memperjelas arah debat
tadi. Didalam memberikan defenisi dalam suatu topik ada beberapa hal yang
tidak boleh dilakukan diantaranya adalah; kebenaran alam atau nyata tak
terbantahkan (Truistic), tidak memiliki hubungan logika yang jelas
(Tautological), defenisi yang tidak masuk akal ( Squirelink) dan memberikan
patokan waktu atau tempat yang menguntungkan salah satu pihak ( Time and
Place Setting). Hal ini juga tidak dapat dilakukan dikarenakan dalam berdebat
kita juga menggunakan kaidah “Fair and Square” atau menang secara
adil.Dalam menyampaikan suatu argumen yang baik harus selalu memuat A-
R-E-L, yaitu:
6
2. Critical analysis, synthesis, rhetorical skill, and wit are keys to debate
success. Analisis kritis, sintetis, keterampilan retorika (berbicara), dan
intelijensia alias merupakan kunci sukses debat.
3. Focus on the opposing side’s position or argument. Knowing the “other
side” is critical for preparing strategies to refute your opponent’s
arguments. Fokus pada posisi pihak lawan atau argumen.Mengetahui
“pihak lain” atau “mengetahui kelemahan dan kelebihan” pihak lawan
merupakan hal penting dalam strategi persiapan untuk menyangkal
argumen lawan.
4. Limit your arguments to three or less. Batasi argumen pada maksimal tiga
poin.
5. Use logic to make your arguments. Present these arguments clearly and
concisely. Gunakan logika dalam menyusun dan menyampaikan
argumen.
6. Know the common errors in thinking like logical fallacies and use them
effectively in your refutation. Ketahui kesalahan umum dalam berpikir
seperti kesalahan logis dan gunakan secara efektif dalam menyangkal
argumen lawan.
7. Present the content accurately. Only use content that is pertinent to your
point of view and draw on support from authoritative sources. Sajikan
konten (substansi) dengan akurat. Gunakan selalu data/fakta yang
berhubungan dan mendukung pandangan Anda.
8. Be certain of the validity of all external evidence presented for your
arguments. Also, challenges to the validity of evidence should be made
only on substantive grounds. Pastikan kesahan semua bukti eksternal
yang disajikan dalam argumen.
9. Your rebuttal in a debate is your final summary position. Use it as an
opportunity to highlight important issues that indicate proof of your
points or refute your opponent’s argument. Kesimpulan dalam debat
merupakan posisi kesimpulan final. Gunakan hal itu sebagai kesempatan
untuk menunjukkan pokok-pokok isu terpenting yang mengindikasikan
bukti poin Anda atau menyangkal argumentasi lawan.
1. Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik
secara perorangan maupun secara kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan dan dapat pula diartikan suatu cara untuk
menyampaikan ide secara logika dalam bentuk argumen disertai bukti-bukti
yang mendukung kasus dari masing-masing pihak yang berdebat.
2. Tujuan dari debat sendiri adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba
membangun suatu kasus dengan didukung oleh argumen-argumen yang
mendukung kasus mereka, dimana cara membuat satu argumen yang baik dan
benar adalah suatu argumen yang selalu berdasarkan pada pertanyaan-
pertanyaan dasar berupa; Apa(what),Mengapa(why), Bagaimana(how), dan
kesimpulannya ( so what the conclucion).
4. Teknik debat dan cara berdebat yang baik lainnya antara lain:
3. Kendalikan emosi.
9
DAFTAR PUSTAKA
Siregar, Rosdiana, Dra, M.Pd.2014.Keterampilan berbicara.Medan:
Halaman Moeka.
Tarigan, Hendry Guntur, DR.1979. Berbicara Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung