You are on page 1of 19

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

KEBUTUHAN OKSIGENASI
Dosen Pengampu : Dafid Arifiyanto, M.Kep., Ns., Sp., Kep.MB

Disusun oleh :
INDAH MUSTIKA
NIM. 202302040058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
2023
1. PENGERTIAN
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam
pemenuhan oksigen yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Tanpa
oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami kerusakan yang
menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat
sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu mentoleransi
kekurangan oksigen hanya 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara
permanen.

2. TINJAUAN ANATOMI DAN FISIOLOGI


a. Saluran Pernapasan bagian Atas :
1) Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui
hidung.
2) Esophagus.
3) Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
4) Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup
laring saat proses menutup.
b. Saluran pernapasan bagian bawah:
1) Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
2) Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi
bronchus kanan dan kiri.
3) Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
4) Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran
oksigen dengan karbondioksida.
5) Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem
pernapasan.
c. Proses oksigenasi
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke
dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di
pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara
atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara
semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan
udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.
Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang.
sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi
menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan
pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor :
a) Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
b) Adanya kondisi jalan napas yang baik
c) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
2) Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan
kapiler paru dan co2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu luasnya permukaan paru,
tebal membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan tekanan dan konsentrasi
O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh
karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2
dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
3) Transfortasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas
dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak
output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel
darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit
dan kadar Hb.

3. TINJAUAN MEDIS
a. Penatalaksanaan medis
1) Pemantauan Hemodinamika
2) Pengobatan bronkodilator
3) Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan.
4) Penggunaan ventilator mekanik
5) Fisoterapi dada
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
a) Pembersihan jalan nafas
b) Latihan batuk efektif
c) Pengisafan lender
d) Jalan nafas buatan
2) Pola Nafas Tidak Efektif
a) Atur posisi pasien ( semi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Teknik bernafas dan relaksasi
3) Gangguan Pertukaran Gas
a) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
b) Pemberian oksigen
c) Pengisapan lender

4. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


Keadekuatan sirkulasi, ventelasi, perfusi, dan transport gas-gas
pernapasan kejaringan dipengaruhi oleh empat tipe factor :
a. Faktor fisiologis
Proses Pengaruh pada oksigenasi

Anemia Menurunkan kapasitas darah yang


membawa oksigen

Racun inhalasi Menurunkan kapasitas darah yang


membawa oksigen

Obstruksi jalan nafas Membatasi pengiriman oksigen yang


diinspirasi ke alveoli

Dataran tinggi Menurunkan konsentrasi oksigen


inspirator karena konsentasi oksigen
atmosfer yang lebih rendah.

Demam Meningkatkan frekuensi metabolism


dan kebutuhan oksigen di jaringan.

Penurunan pergerakan Mencegah penurunan diafragma dan


dinding dada (kerusakan menurunkan diameter anteroposterior
muskulo) thoraks pada saat inspirasi,
menurunkan volume udara yang
diinspirasi.

Adapun kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada :


1) Kehamilan : Ketika fetus mengalami perkembangan selama
kehamilan, maka uterus maka uterus yanb berukuran besar akan
mendorong isi abdomen ke atas diagfragma.
2) Obesitas : Klien yang obese mengalami penurunan volume paru.
Hal ini dikarenakan thorak dan abdomen bagian bawah yang berat.
3) Kelainan musculoskeletal: Kerusakan muskulosetal di region
thorak menyebabkan penurunan oksigenasi.
4) Konfigurasi structural yang abnormal
5) Trauma
6) Penyakit otot
7) Penyakit system persarafan
8) Perubahan system saraf pusat
9) Pengaruh penyakit kronis.
10) Faktor Perkembangan:
a) Bayi Prematur : berisiko terkena penyakit membrane hialin,
yang diduga disebabkan defisiensi surfaktan.
b) Bayi dan Todler : berisiko mengalami infeksi saluran
pernafasan atas (ISPA) hasil pemaparan dari anak-anak lain
dan pemaparan asap dari rokok. Selain itu, selama proses
pertumbuhan gigi, beberapa bayi berkembang kongesti nasal
yang memungkinkan pertumbuhan bakteri dan meningkatkan
potensi terjadinya ISPA. ISPA yang sering doalami adalah
nasofaringitis, faringitis, influenza, dan tonsillitis.
c) Anak usia sekolah dan remaja : terpapar pada infeksi
pernapasan dan factor-faktor resiko pernafasan, misalnya asap
rokok dan merokok.
d) Dewasa muda dan dewasa pertengahan : individu pada usia
pertengahan dan dewasa muda terpapar pada banyak factor
resiko kerdiopulmonar seperti diet yang tidak sehat, kurang
latihan fisik, obat-obatan.
e) Lansia : kompliansi dinding dada menurun pada klien lansia
yang berhubungan dengan osteoporosis dan kalsifikasi tulang
rawan kosta. Otot – otot pernapasan melemah dan sirkulsi
pemubuluh darah pulmonar menurun.
b. Faktor Perilaku
1) Nutrisi
Nutrisi mempengaruhi fungsi kardiopulmonar dalam beberapa
cara. Klien yang mengalami kekurangan gizi mengalami
kelemahan otot pernafasan. Kondisi ini menyebabkan kekekuatan
otot dan kerja pernapasan menurun.
2) Latihan Fisik
Latihan fisik meningkatkan aktivitas metabolism tubuh dan
kebutuhan oksigen. Frekuensi dan kedalaman pernapasan
meningkat, memampukan individu untuk mengatasi lebih banyak
oksigen dan mengeluarkan kelebihan karbondoksida.
3) Merokok
Dikaitkan dengan sejumlah penyakit termasuk penyakit jantung,
penyakit paru obstrukti kronis, dan kanker paru.
4) Penyalahgunaan Substansi
Penggunaan alcohol dan obat-obatan secara berlebihan akan
menggganggu oksigenasi jaringan. Kondisi ini sering kali memiliki
asupan nutrisi yang buruk.Kondisi ini menyebabkan penurunan
asupan makanan kaya gizi yang kemudian menyebabkan
penurunan prosuksi hemoglobin.
c. Faktor Lingkungan
1) Abestosis merupakan penyakit paru yang memperoleh di tempat
kerja dan berkembang setelah individu terpapar asbestosis.
2) Ansietas
Keadaan yang terus-menerus pada insietas beat akan meningkatkan
laju metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen akan
meningkat(Potter & Perry, 2013).
5. MEKANISME/ PROSES KERJA

6. KELUHAN-KELUHAN YANG SERING MUNCUL


a. Sesak napas
b. Batuk
c. Sakit kepala

7. PERUBAHAN FUNGSI PERNAPASAN


Perubahan dalam fungsi pernapasan disebabkan penyakit dan kondisi-kondisi
yang mempengaruhi ventelasi dan transport oksigen.
a. Hiperventilasi
Hiperventilasi meerupakan suatu kondisi ventilasi yang berlebihan yang
dibutuhkan untuk mengeleminasi kerbondioksida normal di vena yang
diproduksi melalui metabolism seluler. Hieprventilasi bisa disebabkan
oleh ansietas, infeksi, obat-obatan, ketidakseimbangan asam-basadan
hipoksia yang dikaitkan dengan embolus paru atau syok. Hiperventilasi
juag dapat ketika tubuh berusaha mengompensasi asidosis metabolic
dengan memproduksi alkalosis repiratorik. Tanda dan gejala
hiperventilasi adlaah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, pusing,
disorientasi, tinnitus dan penglihatan yang kabur.
b. Hipoventilaasi
Tertjai ketika ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan
oksigen tubuh atau mengeliminasi karbon dioksida secara adekuat. Tanda
dan gejala hipoventilasi adalah pusing, nyeri kepala, letargi, disorientasi,
koma dan henti jantung. Terapi umtuk penanangan hiperventilasi dan
hipoventilasi dimulai dengan mengobati penyebab yang mendasaro
gangguan tersebut, kemudian ditingkatkan oksigenasi jaringan, perbaikan
fungsi ventilasi, dan upaya keseimbangan asam basa.
c. Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi yang tidak adekuat pada tingkat jaringan
Kondisi ini terjadi akibat defesiensi pengahantaran oksigen atau
penggunaan oksigen diseluler. Hipoksia disebabkan oleh penuruanan
kadar hemoglobin dan penuruna kapasitas darah yang membawa oksigen,
penuruan konsentrasi oksigen yang diinspirasi, ketidakmampuan
jaringan untuk mengambil oksigen dari darah seperti terjadi pada kasus
keracunan sianida. Penurunan difusi oksigen dari alveoli ke darah, seperti
terjadi pada pada kasus
Pneumonia, perfusi darah yang mengandung oksigen jaringan yang
buruk, sperti pada syok dan keruskan vemtilasi. Tanda dan gejala
hipoksia termsuk rasa cemas, gelisah, tidak mampu berkonsentrasi,
penurunan tingkat kesadaran, pusing perubahan prilaku, pucat dan
sianosis.

8. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : Saat melakukan inspeksi perawat melakukan oservasi dari
ujung kepala sampai kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna
membarn mukosa, penampilan umum, tingkat kesadaran, keadekuatan
sirkulasi sistemik, pola pernapasan dan gerakan dinding dada.
2) Palpasi : Palpasi dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah. Dengan
palpasi, jenis dan jumlah kerja thorak, daearah nyeri, tekan dapat
diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitis, getaran
dada, angkatan dada dan titik impuls maksimal.
3) Perkusi : Perkusi adalah tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk
menentukan adanya udara, cairan, atau benda padat di jaringan yang
berada di bawah objek tersebut.
4) Auskultasi : Penggunaan auskultasi memampukan perawat
mengidentifikasi bunyi paru dan jantung yang normal maupun yang
tidak normal.
b. Pemeriksaan diagnostik
1) Elektrokardiogram : Elektrokardiogram ( EKG ) menghasilkan
rekaman grfaik aktivitas listrik jantung, mendeteksi transmisi impuls
dan posisi listrik jantung.
2) Pemeriksaan fungsi paru : Untuk mengetahui kemampuan paru dalam
melakukan pertukaran gas secara efisien.
3) Pemeriksaan gas darah arteri : Untuk memberikan informasi tentang
difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan
oksigenasi.
4) Oksimetri : Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
5) Pemeriksaan sinar x dada : Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa,
fraktur, dan proses-proses abnormal.
6) Bronkoskopi : Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau
sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.

9. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


a. Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
Masalah keperawatan ini menggambarkan kondisi jalan napas yang tidak
bersih, misalnya karena adanya sumbatan, penumpukan sekret,
penyempitan jalan napas oleh karena spasme bronkhus dan lain-lain.
b. Pola Nafas tidak efektif
Tidak efektifnya pola napas ini merupakan suatu kondisi dimana pola
napas, yaitu respirasi dan ekspirasi menunjukan tidak normal.
Penyebabnya bisa karena kelemahan neoromuskular, adanya sumbatan di
trakheo-bronkhial, kecemasan dan lain-lain.
c. Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas merupakan suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan antara oksigen yang dihirup dengan karbondioksida
yang dikeluarkan pada pertukaran gas antara alveoli dan kapiler.
Penyebabnya bisa karena perubahan membran alveoli, kondisi anemia,
proses penyakit dan lain-lain.

10. INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Tujuan dan criteria
No Intervensi
Keperawatan Hasil

1 Bersihan Jalan Nafas NOC : NIC :


tidak Efektif
 Respiratory status : Airway suction
Ventilation  Pastikan
 Respiratory status : kebutuhan oral /
Definisi : Airway patency tracheal
Ketidakmampuan untuk  Aspiration Control suctioning
membersihkan sekresi  Auskultasi
suara nafas
atau obstruksi dari Kriteria Hasil : sebelum dan
saluran pernafasan sesudah
untuk mempertahankan  Mendemonstrasikan suctioning.
kebersihan jalan nafas. batuk efektif dan  Informasikan
suara nafas yang pada klien dan
bersih, tidak ada keluarga
sianosis dan tentang
Batasan Karakteristik : dyspneu (mampu suctioning
mengeluarkan  Minta klien
- Dispneu, sputum, mampu nafas dalam
Penurunan suara bernafas dengan sebelum suction
nafas mudah, tidak ada dilakukan.
- Orthopneu pursed lips)  Berikan O2
- Cyanosis  Menunjukkan jalan dengan
- Kelainan suara nafas yang paten menggunakan
nafas (rales, (klien tidak merasa nasal untuk
wheezing) tercekik, irama memfasilitasi
- Kesulitan berbicara nafas, frekuensi suksion
- Batuk, tidak pernafasan dalam nasotrakeal
efekotif atau tidak rentang normal,  Gunakan alat
ada tidak ada suara yang steril
- Mata melebar nafas abnormal) sitiap
- Produksi sputum  Mampu melakukan
- Gelisah mengidentifikasika tindakan
- Perubahan n dan mencegah  Anjurkan
frekuensi dan irama factor yang dapat pasien untuk
nafas menghambat jalan istirahat dan
nafas napas dalam
setelah kateter
Faktor-faktor yang dikeluarkan
berhubungan: dari nasotrakeal
 Monitor status
oksigen pasien
- Lingkungan :  Ajarkan
merokok, keluarga
menghirup asap bagaimana cara
rokok, perokok melakukan
pasif-POK, infeksi suksion
- Fisiologis :  Hentikan
disfungsi suksion dan
neuromuskular, berikan oksigen
hiperplasia dinding apabila pasien
bronkus, alergi menunjukkan
jalan nafas, asma. bradikardi,
- Obstruksi jalan peningkatan
nafas : spasme saturasi O2, dll.
jalan nafas, sekresi
tertahan,
banyaknya mukus, Airway
adanya jalan nafas Management
buatan, sekresi  Buka jalan
bronkus, adanya nafas, guanakan
eksudat di alveolus, teknik chin lift
adanya benda asing atau jaw thrust
di jalan nafas. bila perlu
 Posisikan
pasien untuk
memaksimalka
n ventilasi
 Identifikasi
pasien perlunya
pemasangan
alat jalan nafas
buatan
 Pasang mayo
bila perlu
 Lakukan
fisioterapi dada
jika perlu
 Keluarkan
sekret dengan
batuk atau
suction
 Auskultasi
suara nafas,
catat adanya
suara tambahan
 Lakukan
suction pada
mayo
 Berikan
bronkodilator
bila perlu
 Berikan
pelembab udara
Kassa basah
NaCl Lembab
 Atur intake
untuk cairan
mengoptimalka
n
keseimbangan.
 Monitor
respirasi dan
status O2

2 Pola Nafas tidak efektif NOC : NIC :

 Respiratory status : Airway


Ventilation Management
Definisi : Pertukaran  Respiratory status :  Buka jalan
udara inspirasi dan/atau Airway patency nafas, guanakan
ekspirasi tidak adekuat  Vital sign Status teknik chin lift
Kriteria Hasil : atau jaw thrust
bila perlu
 Mendemonstrasikan  Posisikan
Batasan karakteristik : batuk efektif dan pasien untuk
suara nafas yang memaksimalka
- Penurunan tekanan bersih, tidak ada n ventilasi
inspirasi/ekspirasi sianosis dan  Identifikasi
- Penurunan dyspneu (mampu pasien perlunya
pertukaran udara per mengeluarkan pemasangan
menit sputum, mampu alat jalan nafas
- Menggunakan otot bernafas dengan buatan
pernafasan tambahan mudah, tidak ada  Pasang mayo
- Nasal flaring pursed lips) bila perlu
- Dyspnea  Menunjukkan jalan  Lakukan
- Orthopnea nafas yang paten fisioterapi dada
- Perubahan (klien tidak merasa jika perlu
penyimpangan dada tercekik, irama  Keluarkan
- Nafas pendek nafas, frekuensi sekret dengan
- Assumption of 3- pernafasan dalam batuk atau
point position rentang normal, suction
- Pernafasan pursed-lip tidak ada suara  Auskultasi
- Tahap ekspirasi nafas abnormal) suara nafas,
berlangsung sangat  Tanda Tanda vital catat adanya
lama dalam rentang suara tambahan
- Peningkatan diameter normal (tekanan  Lakukan
anterior-posterior darah, nadi, suction pada
- Pernafasan rata- pernafasan) mayo
rata/minimal  Berikan
 Bayi : < 25 atau > bronkodilator
60 bila perlu
 Usia 1-4 : < 20
 Berikan
atau > 30
pelembab udara
 Usia 5-14 : < 14
Kassa basah
atau > 25
NaCl Lembab
 Usia > 14 : < 11
 Atur intake
atau > 24
untuk cairan
- Kedalaman
mengoptimalka
pernafasan
n
 Dewasa volume
keseimbangan.
tidalnya 500 ml
saat istirahat  Monitor
 Bayi volume respirasi dan
tidalnya 6-8 status O2
ml/Kg
- Timing rasio
Terapi Oksigen
- Penurunan kapasitas
vital  Bersihkan
mulut, hidung
dan secret
Faktor yang
trakea
berhubungan :  Pertahankan
jalan nafas yang
- Hiperventilasi
paten
- Deformitas
 Atur peralatan
tulang
oksigenasi
- Kelainan bentuk
 Monitor aliran
dinding dada
oksigen
- Penurunan  Pertahankan
energi/kelelahan posisi pasien
- Perusakan/  Onservasi
pelemahan adanya tanda
muskulo-skeletal tanda
- Obesitas hipoventilasi
- Posisi tubuh  Monitor adanya
- Kelelahan otot kecemasan
pernafasan pasien terhadap
- Hipoventilasi oksigenasi
sindrom
- Nyeri
- Kecemasan
- Disfungsi
Neuromuskuler Vital sign
- Kerusakan Monitoring
persepsi/kognitif
- Perlukaan pada  Monitor TD,
jaringan syaraf nadi, suhu,
tulang belakang dan RR
- Imaturitas  Catat adanya
Neurologis fluktuasi
tekanan
darah
 Monitor VS
saat pasien
berbaring,
duduk, atau
berdiri
 Auskultasi
TD pada
kedua lengan
dan
bandingkan
 Monitor TD,
nadi, RR,
sebelum,
selama, dan
setelah
aktivitas
 Monitor
kualitas dari
nadi
 Monitor
frekuensi
dan irama
pernapasan
 Monitor
suara paru
 Monitor pola
pernapasan
abnormal
 Monitor
suhu, warna,
dan
kelembaban
kulit
 Monitor
sianosis
perifer
 Monitor
adanya
cushing triad
(tekanan
nadi yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
 Identifikasi
penyebab
dari
perubahan
vital sign

3 Gangguan Pertukaran NOC : NIC :


gas
 Respiratory Airway
Status : Gas Management
exchange  Buka jalan
Definisi : Kelebihan  Respiratory nafas, guanakan
atau kekurangan dalam Status : ventilation teknik chin lift
oksigenasi dan atau  Vital Sign Status atau jaw thrust
Kriteria Hasil : bila perlu
pengeluaran
 Posisikan
karbondioksida di dalam  Mendemonstrasika pasien untuk
membran kapiler alveoli n peningkatan memaksimalka
ventilasi dan n ventilasi
oksigenasi yang  Identifikasi
adekuat pasien perlunya
Batasan karakteristik :  Memelihara pemasangan
kebersihan paru alat jalan nafas
 Gangguan penglihatan
paru dan bebas buatan
 Penurunan CO2 dari tanda tanda  Pasang mayo
distress pernafasan bila perlu
 Takikardi  Mendemonstrasik  Lakukan
an batuk efektif fisioterapi dada
 Hiperkapnia dan suara nafas jika perlu
yang bersih, tidak  Keluarkan
 Keletihan ada sianosis dan sekret dengan
dyspneu (mampu batuk atau
 somnolen mengeluarkan suction
sputum, mampu  Auskultasi
 Iritabilitas
bernafas dengan suara nafas,
 Hypoxia mudah, tidak ada catat adanya
pursed lips) suara tambahan
 kebingungan  Tanda tanda vital  Lakukan
dalam rentang suction pada
 Dyspnoe normal mayo
 Berika
 nasal faring bronkodilator
bial perlu
 AGD Normal
 Barikan
 sianosis pelembab udara
 Atur intake
 warna kulit abnormal untuk cairan
(pucat, kehitaman) mengoptimalka
n
 Hipoksemia keseimbangan.
 Monitor
 hiperkarbia respirasi dan
status O2
 sakit kepala ketika
bangun
Respiratory
frekuensi dan Monitoring
kedalaman nafas  Monitor rata –
abnormal rata,
kedalaman,
irama dan usaha
respirasi
Faktor faktor yang  Catat
berhubungan : pergerakan
dada,amati
 ketidakseimbangan kesimetrisan,
perfusi ventilasi penggunaan
otot tambahan,
 perubahan membran retraksi otot
kapiler-alveolar supraclavicular
dan intercostal
 Monitor suara
nafas, seperti
dengkur
 Monitor pola
nafas :
bradipena,
takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi,
cheyne stokes,
biot
 Catat lokasi
trakea
 Monitor
kelelahan otot
diagfragma
(gerakan
paradoksis)
 Auskultasi
suara nafas,
catat area
penurunan /
tidak adanya
ventilasi dan
suara tambahan
 Tentukan
kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi
crakles dan
ronkhi pada
jalan napas
utama
 auskultasi suara
paru setelah
tindakan untuk
mengetahui
hasilnya

11. DAFTAR PUSTAKA

North American Nursing Diagnosis Association (NANDA). 2010. Diagnosis


Keperawatan 2009-2011. Jakarta : EGC.
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Kebutuhan Dasar Munusia (Oksigenasi).
Yogyakarta : Graha Ilmu
Syaifuddin.2012. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

You might also like