You are on page 1of 5

HKUM4102.

59

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Wahyu Agustian

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043793221

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4102.59/ Hukum dan Masyarakat

Kode/Nama UPBJJ : 47 / Pontianak

Masa Registrasi : (2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


HKUM4102.59

UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA
KULIAH UNIVERSITAS
TERBUKA SEMESTER:
(2023.1)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4102.59/ Hukum dan Masyarakat
Tugas :1
No. Soal
1. Baca artikel di bawah dan kemudian berikan jawaban sesuai dengan pertanyaan!
BACASAJA.ID - Emak-emak pencuri susu dan minyak telon ini akhirnya bernafa lega setelah
dibebaskan Polisi. Kedua pelaku yang ditangkap mencuri di Blitar itu bebas setelah mediasi
antara pelaku dengan korban, Rabu (08/9/2021).
Emak-emak itu yakni MRS (55) dan YLT (29), warga Kelurahan Kota Lama, Kecamatan
Kedungkandang, Kota Malang.
Kapolres Blitar AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan, keduanya akhirnya dapat berkumpul
kembali bersama keluarga, lantaran telah dinyatakan bebas dari ancaman hukuman 7 tahun
penjara, setelah melakukan mediasi dengan korban dan bersedia mencabut laporan.
“Kita berupaya melakukan restorative justice. Hal ini untuk memenuhi harapan dan rasa
keadilan masyarakat. Melalui restorative justice ini, kepolisian melakukan mediasi antara
pelapor dengan terlapor,” katanya Kamis (9/9/2021).
Lanjut Adhitya Panji Anom, setelah terjadinya mufakat, pihaknya langsung melakukan
pembebasan terhadap pelaku.
“Kemarin Rabu (8/9/2021), setelah kegiatan mediasi selesai kedua ibu – ibu itu langsung
kami bebaskan,” tambah dia.
“Alhamdulillah kasus ini bisa berakhir dengan baik. Semalam kami juga menurunkan anggota
untuk berkunjung ke rumah YLT, untuk melihat keadaan pelaku, sekaligus memberikan
bingkisan paket sembako, untuk meringankan beban keluarga mereka,” tutup Adhitya.
Disisi lain, sebagai bentuk empati dan rasa kemanusiaan, Polres Blitar juga memberikan tali
asih kepada kedua pelaku, sebelum meninggalkan ruang penyidik Satreskrim. (MMS/RG4)
(sumber: https://bacasaja.id/baca-6500-emakemak-malang-yang-mencuri-susu-dan-minyak-
telon-di-blitar-untuk-anaknya-ini-akhirnya-bebas)
Pertanyaan:
a. Bagaimana hukum dan masyarakat memandang kasus di atas?
b. Berikan contoh kasus hukum lainnya dan analisis menggunakan hukum dan masyarakat!
tuliskan link sumber beritanya.

2. Baca artikel di bawah dan kemudian berikan jawaban sesuai dengan pertanyaan!
HKUM4102.59
Pekanbaru (ANTARA)- Provinsi Riau kini memiliki dua hutan adat di Kabupaten Kampar
yang sudah mendapatkan pengakuan resmi dari Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"ini Suatu penghormatan bagi hutan adat," kata juru bicara Tim Kerja Percepatan Pengakuan
Hutan Adat Kampar (TP2HAK), Hari Oktavia di Pekanbaru, Sabtu.
Ia menjelaskan, Surat Keputusan (SK) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
penetapan hutan adat tersebut bahkan secara langsung sudah diserahkan kepada datuk
yang mengelola hutan tersebut oleh Presiden RI Joko Widodo di Taman Hutan Raya
(Tahura) Sultan Syarif Hasyim, Kabupaten Siak, pada 21 Februari lalu.
"Biasanya SK hutan adat diserahkan presiden di Istana Negara, tapi kita langsung Presiden
datang ke Riau," ujarnnya.
Pengakuan hutan adat merupakan bagian dari program Perhutanan Sosial Pemerintahan
Presiden Joko Widodo, untuk memberi akses legal kepada masyarakat untuk kelola kawasan
hutan. Ada lima skema perhutanan sosial yaitu hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan
tanaman rakyat, kemitraan, dan hutan adat.
Empat skema lainnya berupa pemberian izin pengelolaan dengan jangka waktu hingga 35
tahun. Tapi hutan adat bukan pemberian izin, tapi perlakuan berbeda dengan empat skema
yang lain. Ini tanpa jangka waktu, diberikan kepada masyarakat adat yang secara nyata
tegakan hutannya ada dan fungsi adat masih berjalan,'katanya.
Dua hutan adat yang sudah diakui tersebut adalah Hutan Adat Imbo Putui untuk Kenegerian
Petapahan seluas 251 hektare, dan Hutan Adat Kenegerian Kampa seluas 156,8 hektare.
Untuk hutan adat kenegerian Kampa terbagi dalam dua hamparan, masing-masing diberi
nama Ghimbo Lidah dan Ghimbo Pomuan Kenegerian Kampar.
"Mengapa pengakuan ini penting karena berkaitan dengan eksistensi masyarakat adatnya.
Tegakan yang ada disana buktikan mereka mampu kelola hutan,"katanya.
Ia mengatakan hutan adat berfungsi melindungi kawasan hutan sebagai habitat satwa selain
untuk fungsi ekonomi, sosial dan adat masyarakat setempat. Hutan adat juga merupakan
salah satu solusi penyelesaian konflik sumber daya alam.
(sumber: https://www.antaranews.com/berita/1326538/riau-miliki-dua-hutan-adat-yang-
diakui-pemerintah)
Pertanyaan:
a. Kaitkan berita tentang hutan adat di atas dengan teori aliran Sociological Jurisprudence
Eugen Ehrlich!
b. Simpulkan berbagai aliran filsafat hukum yang mendasari tumbuh kembangnya hukum
dan masyarakat

Jawaban:
HKUM4102.59
1. a. Dalam kasus di atas, pelaku pencurian (MRS dan YLT) dinyatakan bebas dari ancaman
hukuman 7 tahun penjara setelah melakukan mediasi dengan korban dan bersedia
mencabut laporan. Hal ini dilakukan dalam rangka restorative justice yang bertujuan untuk
memenuhi harapan dan rasa keadilan masyarakat.

b. Contoh kasus hukum lainnya adalah kasus perseteruan antara Kapolri dan KPK terkait
penggeledahan kantor KPK pada Juli 2019. Dalam kasus ini, terdapat perbedaan pandangan
antara hukum dan masyarakat. Kapolri menilai bahwa penggeledahan tersebut melanggar
hukum dan prosedur yang berlaku, sementara masyarakat memandang tindakan KPK
sebagai upaya untuk memberantas korupsi di Indonesia. Menurut hukum, penggeledahan
kantor KPK harus memenuhi beberapa persyaratan, seperti surat perintah penggeledahan
yang dikeluarkan oleh jaksa, polisi, atau hakim, serta dilakukan dengan cara yang sesuai
dengan prosedur dan tidak merugikan pihak lain. Namun, masyarakat melihat tindakan KPK
sebagai langkah yang perlu dilakukan untuk memberantas korupsi yang merajalela di
Indonesia.
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190712103100-12-408437/polisi-vs-kpk-
apa-itu-perbedaan-pandangan-masyarakat-dan-hukum
2. a. Teori aliran Sociological Jurisprudence Eugen Ehrlich menyatakan bahwa hukum tumbuh
dan berkembang dari masyarakat, dan tidak hanya berasal dari otoritas negara atau
kekuatan politik. Berita tentang pengakuan hutan adat di Riau menunjukkan bahwa
pengakuan tersebut didasarkan pada eksistensi dan keberadaan masyarakat adat di daerah
tersebut. Hal ini menunjukkan adanya pengakuan atas peran masyarakat dalam mengelola
hutan dan pentingnya memperhatikan aspek sosial dan adat dalam pengelolaan sumber
daya alam.

b. Terdapat beberapa aliran filsafat hukum yang mendasari tumbuh kembangnya hukum dan
masyarakat, antara lain:
 Aliran positivisme hukum, yang menekankan bahwa hukum berasal dari keputusan dan
otoritas negara.
 Aliran naturalisme hukum, yang menekankan bahwa hukum harus didasarkan pada
prinsip-prinsip moral dan keadilan yang bersifat universal.
 Aliran realisme hukum, yang menekankan bahwa hukum harus didasarkan pada
pengalaman dan realitas sosial yang terjadi dalam masyarakat.
 Aliran feminisme hukum, yang menekankan pentingnya perspektif gender dalam
pengembangan hukum dan kebijakan publik.
 Aliran postmodernisme hukum, yang menekankan bahwa hukum merupakan produk dari
HKUM4102.59
kepentingan politik dan budaya yang terlibat dalam pembentukan dan pengambilan
keputusan hukum

Sumber: -Buku Materi Pokok (BMP) HKUM4102.59


-https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190712103100-12-408437/polisi-vs-
kpk.apa-itu-perbedaan-pandangan-masyarakat-dan-hukum

You might also like