You are on page 1of 24

KEPALA DESA SURUH TEMBAWANG

KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU

PERATURAN DESA SURUH TEMBAWANG

NOMOR ….. TAHUN 2023

TENTANG

BADAN USAHA MILIK DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA SURUH TEMBAWANG,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka menggali sumber pendapatan asli desa,


dan meningkatkan pendapatan masyarakat Desa, Pemerintah
Desa membentuk Badan Usaha Milik Desa, Bahwa tujuan
pembentukan Badan Usaha Milik Desa adalah untuk
menggerakkan roda perekonomian masyarakat Desa melalui
peningkatan pendapatan serta memberikan kontribusi
ekonomis kepada Pemerintah Desa;
b. Bahwa untuk menumbuhkembangkan perekonomian,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa yang
berazaskan pada nilai-nilai demokrasi ekonomi yang barokah,
-2-

pengayoman, pemberdayaan dan keterbukaan, dapatdibentuk


Badan Usaha Milik Desa;
c. Bahwa berdasarkan ketentuan Permendes No 4 Tahun 2015
pasal 2 tentang Pendirian Badan Usaha Milik Desa;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, b, dan c perlu membentuk Peraturan Desa
tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan,serta
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 131, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4443);

2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394);

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011


tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394); Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
-3-

Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 4443);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394);

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan


Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);

8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga


Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5394);

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014


tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014


tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2014
Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
-4-

Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana


Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara,

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014


tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014


tentang Pengelolaan Keuangan Desa;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014


tentang Pedoman Pembangunan Desa;

16. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;

17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa;
-5-

18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan
Desa;

19. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa; 16.Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SURUH TEMBAWANG

DAN

KEPALA DESA SURUH TEMBAWANG

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA


RIAM PELANDUK SURUH TEMBAWANG
-6-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan


kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai kewenangan,


tugas, dan kewajibanuntuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan
melaksanakan tugas pemerintahan dari Pemerintah pusat dan Pemerintah
Kabupaten.

5. Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang melaksanakan fungsi


pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.

6. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan PermusyawaratanDesa,


Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
-7-

7. Kesepakatan Musyawarah Desa adalah suatu hasil keputusan dari


Musyawarah Desa dalam bentuk kesepakatan yang dituangkan dalam Berita
Acara kesepakatan Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh Ketua Badan
permusyawaratan Desa dan Kepala Desa.

8. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa
yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa yang
dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.

10. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama Badan Permusyawaratan
Desa.

11. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,
dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau
perolehan hak lainnya yang sah.

12. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
-8-

BAB II

PENDIRIAN BUMDesa

Pasal 2

(1) Badan Usah Milik Desa ini bernama BUMDesa Riam Pelanduk Suruh
Tembawang yang berkedudukan di Desa Suruh Tembawang, Kecamatan
Entikong, Kabupaten Sanggau;

(2) BUMDesa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah milik Pemerintah
Desa Suruh Tembawang Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau,
Provinsi Kalimantan Barat;

(3) Wilayah kerja BUMDesa Riam Pelanduk Suruh Tembawang ini adalah
wilayah Desa Suruh Tembawang, Kecamatan Entikong, Kabupaten
Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Pasal 3

(1) Pendirian BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang dimaksudkan sebagai
upaya menampung seluruh kegiatan di bidang ekonomi dan/atau pelayanan
umum yang dikelola oleh Desa Suruh Tembawang dan/atau kerja sama antar
Desa.

(2) Pendirian BUMDesa Riam Pelanduk Suruh Tembawang bertujuan:


a. Meningkatkan perekonomian Desa Suruh Tembawang ;
b. Mengoptimalkan aset Desa Suruh Tembawang agar bermanfaat untuk
kesejahteraan masyarakat Desa Suruh Tembawang ;
c. Meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi
masyarakat Desa Suruh Tembawang ;
d. Mengembangkan rencana kerjasama usaha antar Desa dan/atau dengan
pihak ketiga;
-9-

e. Menciptakan peluang dan jaringan pasar yang mendukung kebutuhan


layanan umum warga;
f. Membuka lapangan kerja dan menangkal pinjaman liar dengan bunga yang
tidak sesuai dengan ketentuan dan memberatkan masyarakat;
g. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan
umum, pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat Desa Riam
Pelanduk Suruh Tembawang ; dan
h. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Suruh Tembawang dan
Pendapatan Asli Desa Suruh Tembawang.

BAB III
AZAS, FUNGSI & BENTUK ORGANISASI

Pasal 4

(1) BUMDesa Riam Pelanduk Suruh Tembawang dalam usaha nya berazaskan
Pancasila dengan prinsip kehati-hatian, pengayoman, pemberdayaan dan
keterbukaan.
(2) Fungsi BUMDes Riam Pelanduk Suruh Tembawang adalah:
a. Sebagai wadah segala jenis kegiatan usaha perekonomian masyarakat Desa
Suruh Tembawang yang bersumber dari APBDesa,kerjasama antar Desa atau
pihak ketiga, bantuan dari Pemerintah/non Pemerintah;
b. Membantu Pemerintah Desa dalam upaya mensejahterakan masyarakat dan
Pemerintahan Desa;
c. Membantu Pemerintah Desa dalam upaya mengembangkan sumber-sumber
potensi alam dan manusia di Desa untuk dikembangkan menjadi sumber-
sumber ekonomi; dan d. Menjadi media Pemerintah Desa untuk mewujudkan
agenda pembangunan khususnya di bidang perekonomian.
(3) Tugas BUMDes Riam Pelanduk Suruh Tembawang adalah:
a. Merumuskan kegiatan usaha ekonomi Desa, khususnya pada bidang yang
telah diserahkan kewenangannya oleh Pemerintah Desa;
-10-

b. Menggali, mengembangkan dan menata potensi-potensi perekonomian baik


secara internal maupun eksternal untuk kepentingan Desa;
c. Mengelola kegiatan usaha ekonomi Desa guna meningkatkan Pendapatan
Asli Desa;
d. Membuat laporan tertulis tentang keuangan dan perkembangan BUM Desa
per bulan, triwulan dan tahunan kepada Pemerintah Desa.
(4) BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang berbentuk Badan Usaha Milik
Desa.

Pasal 5

(1) BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang berbentuk lembaga Badan Usaha
Milik Desa yang memiliki unit-unit usaha.
(2) Unit usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa lembaga bisnis
yang kepemilikan sahamnya berasal dari BUM Desa, masyarakat dan pihak ke
tiga, sebagaimana yang diatur dalam peraturan per Undang-undangan yang
berlaku serta AD ART.

Pasal 6

BUMDesa Riam Pelanduk Suruh Tembawang dapat membentuk unit usaha


meliputi:
a. Perseroan Terbatas sebagai persekutuan modal, dibentuk berdasarkan
perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal yang sebagian besar
dimiliki oleh BUM Desa, sesuai dengan peraturan perundang-undangan
tentang Perseroan Terbatas; dan
b. Lembaga Keuangan Mikro dengan andil BUMDesa sebesar 60 (enam puluh)
persen, sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang lembaga
keuangan mikro.
-11-

BAB IV
ORGANISASI PENGELOLA,TUGAS, HAK, KEWAJIBAN DAN KEWENANGAN
PENGELOLA/PENGURUS BUM Desa

Pasal 6

Organisasi pengelola BUMDesa Riam Pelanduk Suruh Tembawang terpisah dari


organisasi Pemerintahan Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang.

Pasal 7

Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa Riam Pelanduk Suruh


Tembawang terdiri dari:
a. Penasihat;
b. Pelaksana Operasional;
c. Pengawas.

Pasal 8

(1) Penasihat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a dijabat secara ex


officio oleh Kepala Desa Suruh Tembawang
(2) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkewajiban:
a. Memberikan nasihat kepada Pelaksana Operasional dalam melaksanakan
pengelolaan BUM Desa;
b. Memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap penting
bagi pengelolaan BUM Desa;
c. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pengelolaan BUM
Desa; dan
d. Melindungi kinerja BUM Desa terhadap hal-hal yang dapat merusak
keberlangsungan dan citra BUM Desa dan/atau Pemerintahan Desa.
(3) Penasihat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. Meminta penjelasan dari Pelaksana Operasional mengenai persoalan yang
menyangkut pengelolaan usaha Desa; dan
-12-

b. Melindungi usaha Desa terhadap hal-hal yang dapat menurunkan kinerja


BUM Desa.

Pasal 9

(1) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b terdiri


dari:
a. Direktur;
b. Sekretaris;
c. Bendahara; dan
d. Staf.
(2) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
mengurus dan mengelola BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang sesuai
dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Riam Pelanduk
Suruh Tembawang Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berkewajiban:
a. Melaksanakan dan mengembangkan BUM Desa Riam Pelanduk Suruh
Tembawang agar menjadi lembaga yang melayani kebutuhan ekonomi
dan/atau pelayanan umum masyarakat Desa Suruh Tembawang ;
b. Menggali dan memanfaatkan potensi usaha ekonomi Desa untuk
meningkatkan Pendapatan Asli Desa;
c. Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga perekonomian lainnya;
d. Menyusun perencanaan dan mengelola keuangan BUM Desa sesuai
standar satuan harga yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi dan punya standart secara transparan dan akuntabel;
e. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Riam
Pelanduk Suruh Tembawang dan peraturan perundang-undangan yang
terkait serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi,
transparansi, akuntabilitas, kemandirian, dan kewajaran.
(3) Pelaksana Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang:
a. Membuat laporan keuangan seluruh unit-unit usaha BUM Desa Riam
Pelanduk Suruh Tembawang setiap bulan;
-13-

b. Membuat laporan perkembangan kegiatan unit-unit usaha BUM Desa Riam


Pelanduk Suruh Tembawang setiap bulan;
c. Laporan keuangan dan perkembangan BUM Desa dilaporkan secara
tertulis kepada Pemerintah Desa sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
d. Memberikan laporan perkembangan unit-unit usaha BUM Desa Riam
Pelanduk Suruh Tembawang kepada masyarakat Desa Suruh Tembawang
melalui Musyawarah Desa sekurang kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun.

Pasal 10

(1) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat


(3), Pelaksana Operasional dapat menunjuk staf sesuai dengan kapasitas bidang
usaha, khususnya dalam mengurus pencatatan dan administrasi usaha dan
fungsi operasional unit-unit usaha.
(2) Pelaksana Operasional atas persetujuan Penasihat dapat mengangkat
karyawan sesuai dengan kebutuhan dan harus disertai dengan uraian tugas
berkenaan dengan tanggung jawab, pembagian peran dan aspek pembagian kerja
lainnya.
(3) Dalam hal melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2) Pelaksana Operasional berkewajiban menyusun SOP (Standard Operasional
Procedures).
(4) Pelaksana Operasional dapat mengusulkan pembentukan unit usaha dan
penambahan staf melalui Musyawarah Desa.

Pasal 11

(1) Persyaratan menjadi Pelaksana Operasional meliputi:


a. Masyarakat Desa Suruh Tembawang yang mempunyai kesanggupan dan
kemauan dan mempunyai jiwa wira usaha ;
b. Berdomisili dan menetap di Desa Suruh Tembawang sekurang-kurangnya
2 (dua) tahun berturut-turut terhitung mundur dari tanggal penetapannya
sebagai pengelola dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
-14-

c. Berkepribadian baik, jujur, adil, cakap, dan perhatian terhadap usaha


ekonomi Desa;
d. Pendidikan minimal setingkat SMU/Madrasah Aliyah/SMK atau sederajat;
e. Sehat jasmani rohani;
f. Saat dilantik berusia minimal 20 tahun dan maksimal 55 tahun;
g. Tidak merangkap jabatan sebagai Kepala Desa, BPD, Perangkat Desa, dan
pengurus harian lembaga kemasyarakatan desa;
h. Syarat-syarat lain yang diatur di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang.
(2) Pelaksana Operasional dapat diberhentikan dengan alasan:
a. Meninggal dunia;
b. Telah selesai masa bhakti sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang;
c. Mengundurkan diri;
d. Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga menghambat
perkembangan kinerja BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang selama
3 bulan berturut turut;
e. Terlibat kasus pidana dan telah ditetapkan sebagai tersangka;
f. Melakukan perbuatan tercela yang mempengaruhi nama baik BUM Desa
dan Desa Suruh Tembawang;
g. Melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD ART) BUM
Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang.

Pasal 12

(1) Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c mewakili kepentingan


masyarakat Desa Suruh Tembawang.
(2) Susunan kepengurusan Pengawas sekurang-kurangnya terdiri dari:
a. Ketua merangkap anggota;
b. Wakil Ketua merangkap anggota ;
c. Sekretaris merangkap anggota;
d. Anggota ;
-15-

(3) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewajiban


menyelenggarakan Rapat Umum untuk membahas kinerja BUM Desa Kawentar
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
(4) Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang menyelenggarakan
Rapat Umum Pengawas untuk:
a. Pemilihan dan pengangkatan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat
(2);
b. Penetapan kebijakan pengembangan kegiatan usaha dari BUM Desa Riam
Pelanduk Suruh Tembawang; dan
c. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja Pelaksana
Operasional.
(5) Masa bakti Pengawas diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang.

Pasal 13

Susunan kepengurusan BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipilih oleh masyarakat Desa Suruh
Tembawang melalui Musyawarah Desa sesuai peraturan per undang-undangan
yang berlaku.
-16-

BAB V
MASA BAKTI PENGURUS

Pasal 14

(1) Masa bakti kepengurusan organisasi BUM Desa adalah masa bhakti dalam
menjalankan seluruh tugas pokok dan fungsi seluruh komponen organisasi BUM
Desa yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Desa atas nama masyarakat
dengan melalui hasil Musyawarah Desa;
(2) Masa bakti kepengurusan organisasi BUM Desa selama 5 (lima) tahun;
(3) Masa bakti sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) terhitung sejak tanggal
penetapan Keputusan Kepala Desa/pelantikan ;
(4) Pengurus yang telah habis masa baktinya dapat diangkat kembali dengan cara
dimusyawarahkan sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan terkait yang berlaku dan sesuai dengan AD ART. BAB VI JENIS USAHA,
PERMODALAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN BUM DESA

Pasal 15

Permodalan pada seluruh usaha BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang
diperoleh dari:
(1) Penanaman atau penyertaan modal yang diinvestasikan oleh Pemerintah Desa
Suruh Tembawang melalui mekanisme APBDes;
(2) Aset Desa dalam bentuk modal bergerak atau tidak bergerak yang
diinvestasikan kepada BUM Desa berdasarkan hasil Musyawarah Desa;
(3) Bantuan atau program yang diberikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, serta dari pihak lain yang tidak
mengikat;
(4) Tabungan atau penyertaan modal masyarakat;
(5) Kerjasama antar usaha yang saling menguntungkan atau penyertaan modal
dari pihak ketiga, setelah mendapatkan persetujuan dari Pemerintahan Desa.
-17-

Pasal 16

(1) Sistem pembagian sisa hasil usaha yang dikelola BUM Desa Riam Pelanduk
Suruh Tembawang adalah: a. Untuk Pemerintah Desa paling banyak 40% b.
Untuk BUM Desa paling sedikit 60%.
(2) Alokasi pembagian sisa hasil usaha untuk Pemerintah Desa sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) huruf sebagai Pendapatan Asli Desa melalui mekanisme
APBDes;
(3) Alokasi pembagian sisa hasil usaha untuk BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada huruf b peruntukannya antara lain terdiri dari:
a. Penambahan modal BUM Desa;
b. Penghasilan pengurus BUM Desa;
c. Biaya operasional BUM Desa;
d. Peningkatan kapasitas pengurus dan kebutuhan terkait kepentingan
pengembangan BUM Desa lainnya;
e. Besaran prosentase pembagian sisa hasil usaha untuk BUM Desa diatur
dalam AD ART BUM Desa Riam Pelanduk Suruh Tembawang.
(4) Dalam hal BUM Desa melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, maka
pembagian hasil keuntungan bersih dihitung oleh kedua belah pihak melalui
musyawarah mufakat atas sepengetahuan Pemerintahan Desa.
(5) Penentuan besarnya bagi hasil keuntungan antara BUM Desa dengan pihak
ketiga sebagaimana dimaksud ayat di atas harus bersifat saling menguntungkan
kedua belah pihak.
-18-

BAB VII
HUBUNGAN KERJA SAMA/ KEMITRAAN DENGAN PIHAK KETIGA

Pasal 17

BUMDesa dapat mengadakan hubungan kerja sama/kemitraan dengan pihak


ketiga dengan ketentuan :
(1) Untuk pembentukan unit-unit usaha BUMDesa baik yang dilaksanakan atas
inisiatif internal manajemen BUMDesa maupun yang dilaksanakan atas landasan
kerjasama dengan pihak ketiga, maka pihak manajemen BUMDesa harus
mendapat persetujuan tertulis dari Pemerintah Desa dan BPD dalam Musyawarah
Desa.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling menguntungkan
dan dituangkan dalam Peraturan Desa dengan jangka waktu kerja sama paling
lama 5 (lima) tahun, setelah perjanjian kerja sama selesai baik karena alasan tepat
waktu maupun tidak tepat waktu maka Pemerintahan Desa berhak meninjau
ulang seluruh isi perjanjian.
(3) Untuk unit-unit yang dapat di laksanakan dalam bentuk kerjasama harus
mengacu pada pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan upaya
mengembangkan sumber-sumber potensi ekonomi yang berbasis sumber potensi
alam dan sumber daya manusia yang berada di wilayah Desa Suruh Tembawang.
(4) Dalam hal perlindungan terhadap masyarakat dari jeratan bunga pinjaman
yang besar dan atau memberatkan masyarakat dari pihak ke tiga baik yang
berbadan hukum, lembaga keuangan liar maupun perseorangan , maka semua
transaksi pinjam meminjam apapun harus koordinasi terlebih dahulu dengan
BUMDES jika terpaksa BUMDES tidak punya jalan keluar dan terpaksa harus
meminjam kepada pihak – pihak di atas maka harus diketahui serta atas
persetujuan Kepala Desa dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

BAB VIII
-19-

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18

Dalam hal pelaksanaan pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Riam
Pelanduk Suruh Tembawang , mengenai segala ketentuan teknis pelaksanaan
yang belum diatur oleh Peraturan Desa ini, diatur lebih lanjut dalam AD/ART.

Pasal 19

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan , Agar setiap orang
mengetahuinya memerintahkan pengundangan peraturan desa ini dengan
penempatannya dalam lembaran Desa Suruh Tembawang.

Ditetapkan di Suruh Tembawang

pada tanggal Oktober 2023

KEPALA DESA SURUH TEMBAWANG,

TONI KRISTIAN, A.Md


Diundangkan di Suruh Tembawang

pada tanggal Oktober 2023

SEKRETARIS DESA SURUH TEMBAWANG

Damianus Damil, S.Pd


-20-

LEMBARAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG


KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2023 NOMOR

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU

NOMOR ….. TAHUN …..

TENTANG

BADAN USAHA MILIK DESA

I. UMUM

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas.

Pasal 2

Yang dimaksud dengan pelayanan umum adalah pelayanan dasar


yang diberikan oleh BUMDesa kepada masyarakat.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup Jelas.

Pasal 5
-21-

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup Jelas.

Pasal 7

Cukup Jelas.

Pasal 8

Cukup Jelas.

Pasal 9

Cukup Jelas.

Pasal 10

Cukup Jelas.

Pasal 11

Cukup Jelas.

Pasal 12

Cukup Jelas.

Pasal 13

Cukup Jelas.

Pasal 14
Cukup Jelas.

Pasal 15

Cukup Jelas.

Pasal 16

Cukup Jelas.

Pasal 17
-22-

Cukup Jelas.

Pasal 18

Cukup Jelas.

Pasal 19

Cukup Jelas.

Pasal 20

Cukup Jelas.

Pasal 21

Cukup Jelas.

Pasal 22

Cukup Jelas.

Pasal 23

Cukup Jelas.

Pasal 24

Cukup Jelas.

Pasal 25

Cukup Jelas.

Pasal 26

Cukup Jelas.

Pasal 27

Cukup Jelas.

Pasal 28

Cukup Jelas.
-23-

Pasal 29

Cukup Jelas.

Pasal 30

Cukup Jelas.

Pasal 31
Cukup Jelas.

Pasal 32

Cukup Jelas.

Pasal 33

Cukup Jelas.

Pasal 34

Cukup Jelas.

Pasal 35

Cukup Jelas.

Pasal 36

Cukup Jelas.

Pasal 37

Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN


ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU
-24-

You might also like