You are on page 1of 11

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PERAN TEKNOLOGI BUILDING INFORMATION MODELING


(BIM) DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DAN
EFISIENSI PROYEK KONSTRUKSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian pada Program
Studi Strata Satu (S-1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako

Oleh:

Icha
STB. F111 20 023

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, 02 NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Seiring dengan kemajuan teknologi di berbagai sektor, industri konstruksi


tidak tertinggal dalam memanfaatkan inovasi untuk meningkatkan kualitas dan
efisiensi proyek konstruksi. Salah satu inovasi terkini yang telah mengubah lanskap
industri konstruksi adalah Teknologi Building Information Modeling (BIM).
Teknologi BIM telah membawa perubahan revolusioner dalam cara perencanaan,
desain, konstruksi, dan pengelolaan bangunan dilakukan. Proposal ini bertujuan
untuk menyelidiki peran yang dimainkan oleh Teknologi BIM dalam meningkatkan
kualitas dan efisiensi proyek konstruksi.

Dalam era yang terus berkembang ini, mengoptimalkan penggunaan


teknologi ini menjadi krusial bagi semua pihak terlibat dalam proyek konstruksi,
mulai dari pemilik proyek, arsitek, insinyur, hingga kontraktor. Perkembangan
teknologi BIM telah memberikan peluang untuk meningkatkan kolaborasi antar
disiplin, meminimalkan ketidaksepahaman dan perubahan desain yang mahal, serta
memungkinkan pemantauan real-time selama proses konstruksi. Selain itu, Teknologi
BIM juga memiliki potensi untuk merampingkan proses konstruksi, mengurangi
biaya, dan menghasilkan bangunan yang lebih berkualitas.

Palu, 02 November 2023

Icha
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Teknologi Building Information Modeling (BIM)....................................
2.2 Manfaat Building Information Modeling (BIM)..............................................................
2.3 Proyek Konstruksi dan Tantangan Kualitas......................................................................
2.4 Proyek Konstruksi dan Tantangan Efisiensi.....................................................................
2.5 Keterkaitan Antara BIM, Kualitas, dan Efisiensi.............................................................
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian.................................................................................................................
3.2 Cara Pengambilan Sampel................................................................................................
3.3 Cara Pengumpulan Data...................................................................................................
3.4 Cara Analisis Data............................................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.................................................................................................................
4.2 Analisis Data.....................................................................................................................
4.3 Pembahasan......................................................................................................................
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan...........................................................................................................................
4.2 Saran.................................................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................................
Lampiran ..............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri konstruksi adalah salah satu sektor yang memegang peranan penting
dalam perkembangan ekonomi suatu negara. Namun, sektor ini juga dihadapkan
pada berbagai tantangan, termasuk meningkatnya kompleksitas proyek, persaingan
yang ketat, dan peningkatan permintaan akan kualitas konstruksi yang lebih tinggi.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang pesat, Teknologi Building Information
Modeling (BIM) telah muncul sebagai solusi yang berpotensi mengubah cara industri
konstruksi beroperasi.
BIM adalah pendekatan yang berbasis teknologi untuk merencanakan,
merancang, mengelola, dan memantau proyek konstruksi dengan menggunakan
model digital yang menyeluruh dan terintegrasi. Model BIM ini tidak hanya
mencakup geometri bangunan, tetapi juga informasi penting seperti spesifikasi
material, jadwal waktu, biaya, dan lainnya. Penggunaan BIM memungkinkan semua
pihak terlibat dalam proyek konstruksi, mulai dari arsitek, insinyur, kontraktor,
hingga pemilik proyek, untuk bekerja secara lebih kolaboratif dan efisien (Heni
Fitriani dkk. 202).
Meskipun Teknologi BIM menawarkan potensi besar untuk meningkatkan
kualitas dan efisiensi proyek konstruksi, implementasinya masih belum merata dan
sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan. Beberapa tantangan tersebut
meliputi biaya implementasi, kekurangan tenaga kerja yang terampil dalam BIM,
serta resistensi terhadap perubahan dari pihak yang terlibat dalam proyek (Rizki
Raditya, 2019).
Dalam konteks ini, penelitian yang mendalam tentang peran Teknologi BIM
dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi proyek konstruksi menjadi sangat relevan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang potensi dan hambatan yang mungkin
dihadapi dalam penerapan BIM, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih
efektif untuk memaksimalkan manfaatnya. Hal ini akan membantu mencapai hasil
konstruksi yang lebih unggul, meningkatkan kepuasan pemilik proyek, dan pada
akhirnya, memajukan industri konstruksi secara keseluruhan.
Selain itu, penelitian ini akan memberikan wawasan bagi para pemangku
kepentingan dalam industri konstruksi, termasuk perusahaan konstruksi, pemerintah,
dan institusi akademis, untuk mempertimbangkan investasi dalam pengembangan
dan pelatihan yang diperlukan untuk mendukung penerapan Teknologi BIM.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah yang akan diangkat dalam
penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Teknologi Building Information Modeling (BIM) dapat
meningkatkan kualitas proyek konstruksi?
2. Bagaimana manfaat teknologi Building Information Modeling (BIM) dalam
meningkatkan efisiensi proses konstruksi?
3. Bagaimana perbandingan kualitas dan efisiensi proyek konstruksi sebelum
dan setelah penerapan Teknologi Building Information Modeling (BIM)?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui penerapan Teknologi Building Information Modeling (BIM)
dapat meningkatkan kualitas proyek konstruksi.
2. Mengetahui manfaat teknologi Building Information Modeling (BIM) dalam
meningkatkan efisiensi proses konstruksi.
3. Mengetahui perbandingan kualitas dan efisiensi proyek konstruksi sebelum
dan setelah penerapan Teknologi Building Information Modeling (BIM).

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan pembelajaran dan ilmu bahwa teknologi Building Information
Modeling (BIM) dapat meningkatkan kualitas proyek konstruksi.
2. Mengetahui manfaat dari penerapan teknologi Building Information
Modeling (BIM) dalam meningkatkan efisiensi proses konstruksi.
3. Mengetahui keuntungan Building Information Modeling (BIM) dalam proyek
konstruksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teknologi BIM


Building Information Modeling (BIM) adalah representasi suatu bangunan
berupa karakteristik fisik dan fungsional dalam bentuk digital yang di dalamnya
memuat seluruh informasi terkait elemen-elemen dari bangunan (obyek BIM), yang
kemudian dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan selama siklus
bangunan mulai dari awal dan seterusnya (Whole Building Design Guide (WBDG),
2021). BIM menerapkan dasar pemikiran pada kolaborasi oleh pemangku
kepentingan yang berbeda pada fase konstruksi yang berbeda. BIM mampu
menunjukkan siklus bangunan termasuk proses konstruksi dan operasi fasilitasnya,
kualitas dan kuantitas material, penentuan pembagian dan pemisahan lingkup
pekerjaan.

Building Information Modeling (BIM) mengintegrasikan informasi penting


dalam proses desain, konstruksi, dan pemeliharaan ke dalam model 3D. BIM adalah
sumber pengetahuan yang dapat membantu memvisualisasikan apa yang akan
dibangun di suatu lokasi untuk mengidentifikasi masalah potensial dalam desain,
konstruksi, atau operasional. BIM semakin penting dalam industri konstruksi di
Indonesia, dan digunakan dalam proyek-proyek strategis untuk mendukung
kemajuan teknologi di bidang konstruksi. Beberapa konsep dasar BIM meliputi:

- Pemodelan 3D: BIM melibatkan pembuatan model 3D dari bangunan atau


struktur yang mencakup informasi tentang karakteristik fisik dan
fungsionalnya.
- Integrasi Informasi: BIM mengintegrasikan informasi dari berbagai disiplin
ilmu ke dalam satu model 3D, sehingga memudahkan orang untuk membaca
dan memahami gambar teknis.
- Simulasi: BIM dapat digunakan untuk mensimulasikan urutan konstruksi dan
mendeteksi bentrok antara elemen proyek (Abdi Telaga, 2018)
- Pengaturan Sumber Daya: BIM dapat digunakan untuk mengalokasikan
sumber daya dan mengatur jadwal konstruksi untuk mengoptimalkan jadwal.
BIM penting dalam industri konstruksi karena dapat menyederhanakan dan
mempercepat proses konstruksi, meningkatkan komunikasi antara pemangku
kepentingan proyek, dan mengurangi kesalahan dan pekerjaan ulang.

2.2 Manfaat Building Information Modeling (BIM)


Manfaat teknologi BIM terkait bagaimana desain bangunan dan proses
konstruksi dapat merespons kompleksitas yang lebih besar, mampu melakukan
pengembangan yang lebih cepat, serta peningkatan keberlanjutan sekaligus
mengurangi biaya bangunan dan penggunaan. Dimana proses tradisional tidak
mampu merespon hal-hal tersebut. BIM mampu mengintegrasikan seluruh sistem,
sehingga semua pihak dapat mengakses untuk bekerja sama. BIM tidak hanya
menghasilkan gambar namun juga menghasilkan informasi. Menurut Eastman et al.,
2011 manfaat penggunaan BIM berupa:

a. Manfaat pra konstruksi untuk owner, meliputi:


1. Peningkatan kinerja dan kualitas bangunan.
2. Peningkatan kolaborasi dengan Integrated Project delivery.

b. Manfaat desain, meliputi:


1.Visualisasi desain lebih awal dan lebih akurat.
2. Koreksi otomatis saat terjadi perubahan pada desain.
3. Pembuatan gambar 2D yang akurat dan konsisten di setiap fase desain.
4. Kolaborasi lebih awal dari berbagai disiplin ilmu.
5. Kemudahan verifikasi terhadap konsistensi maksud desain.
6. Rangkuman perkiraan biaya selama tahap desain.
7. Peningkatan efisiensi dan keberlanjutan energi.

c. Manfaat konstruksi dan fabrikasi, meliputi:


1. Penggunaan model desain sebagai dasar untuk komponen fabrikasi.
2. Reaksi cepat terhadap perubahan desain.
3. Penemuan kesalahan dan kelalaian desain sebelum konstruksi.
4. Sinkronisasi desain dan perencanaan konstruksi.
5. Implementasi yang lebih baik dari teknik lean construction.
d. Manfaat pasca konstruksi, meliputi:
1. Peningkatan komisioning dan serah terima informasi fasilitas.
2. Manajemen dan pengoperasian fasilitas yang lebih baik.
3. Integrasi dengan sistem operasi dan manajemen fasilitas.
BIM mampu menyajikan potensi untuk pemodelan informasi dalam bentuk model
virtual dengan menawarkan visualisasi, clash detection, tahap konstruksi, dan
pengujian model yang kemudian diserahkan dari tim desain kepada kontraktor
kemudian kepada owner (Rayendra and Soemardi, 2014). BIM mampu
mengantisipasi untuk mengurangi kehilangan informasi yang terjadi dalam proses
perpindahan informasi yang dibutuhkan dari proyek-proyek sebelumnya.
Keunggulan BIM lainnya antara lain ialah:
1. Meminimalisir lifecycle desain dengan meningkatkan kolaborasi antara owner,
konsultan, dan kontraktor
2. Kualitas tinggi dengan akurasi dokumentasi dari proses konstruksi
3. Teknologi BIM digunakan pada seluruh lifecycle bangunan, termasuk fasilitas
operation and maintenance
4. Produk kualitas tinggi yang memperkecil kemungkinan konflik
5. Pemotongan biaya proyek dan kemampuan meminimalisir waste material sejak
tahap awal
6. Meningkatkan manajemen konstruksi.

2.3 Proyek Konstruksi dan Tantangan Kualitas


Proyek konstruksi merupakan bagian integral dari perkembangan infrastruktur
dan lingkungan kita. Namun, pencapaian kualitas dalam proyek konstruksi sering
kali merupakan tantangan yang signifikan. Ini disebabkan oleh berbagai faktor yang
mempengaruhi seluruh siklus hidup proyek, mulai dari perencanaan hingga
pemeliharaan. Tantangan kualitas dapat berakar dari desain yang tidak memadai,
perubahan spesifikasi, manajemen yang buruk, hingga kurangnya kontrol dalam
pelaksanaan. Pentingnya kualitas dalam proyek konstruksi tidak dapat dilebih-
lebihkan. Kualitas yang buruk dapat menyebabkan konsekuensi serius, seperti
kecelakaan, kerugian finansial, penurunan nilai aset, dan bahkan dampak negatif
pada masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, manajemen kualitas dalam proyek
konstruksi harus menjadi prioritas utama. Ini melibatkan penggunaan praktik-praktik
terbaik dalam perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan proyek, serta keterlibatan
seluruh pemangku kepentingan (Abdullah, R dkk. 2018).
Tantangan kualitas dalam proyek konstruksi juga dapat bervariasi tergantung
pada skala proyek, lingkungan, regulasi, dan praktik industri setempat. Sebagai
contoh, proyek konstruksi besar seperti gedung pencakar langit atau jembatan
memiliki tantangan tersendiri dalam hal manajemen kualitas, sedangkan proyek skala
lebih kecil juga memiliki masalah kualitas yang perlu diatasi. Selain itu, perubahan
teknologi dan inovasi dalam industri konstruksi juga memainkan peran penting
dalam mengatasi tantangan kualitas (Jia, B dkk. 2017).
Agar dapat mengatasi tantangan kualitas dalam proyek konstruksi, diperlukan
kolaborasi yang erat antara semua pihak terlibat, termasuk pemilik proyek, arsitek,
insinyur, kontraktor, dan pengawas. Praktek manajemen kualitas, seperti penerapan
Sistem Manajemen Mutu (Quality Management System), penggunaan teknologi
seperti Building Information Modeling (BIM), serta pemantauan dan pengendalian
yang ketat, menjadi kunci dalam mencapai kualitas yang diinginkan. Dalam era
ketatnya persaingan dan peningkatan tuntutan keberlanjutan, mengatasi tantangan
kualitas dalam proyek konstruksi adalah esensial. Ini akan memastikan bahwa
infrastruktur yang dibangun memenuhi standar kualitas yang tinggi, memberikan
nilai jangka panjang, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan bagi
masyarakat dan lingkungan kita.

2.4 Proyek Konstruksi dan Tantangan Efisiensi


Proyek konstruksi, sejalan dengan tantangan kualitas, juga menghadapi sejumlah
tantangan dalam hal efisiensi. Efisiensi adalah salah satu aspek penting dalam proyek
konstruksi karena berdampak langsung pada biaya, waktu, dan sumber daya yang
terlibat. Dalam konteks ini, ada beberapa faktor utama yang memengaruhi efisiensi
dalam proyek konstruksi:
1. Penggunaan Teknologi yang Tepat: Penggunaan teknologi yang tepat seperti
BIM dapat meningkatkan efisiensi dalam proyek konstruksi. BIM dapat
membantu mengintegrasikan informasi dari berbagai disiplin ilmu ke dalam satu
model 3D, sehingga memudahkan orang untuk membaca dan memahami gambar
teknis (Rizal Maulana Rizqy, dkk. 2021)
2. Pengaturan Sumber Daya: Pengaturan sumber daya yang tepat dapat
meningkatkan efisiensi dalam proyek konstruksi. BIM dapat digunakan untuk
mengalokasikan sumber daya dan mengatur jadwal konstruksi untuk
mengoptimalkan jadwal (Dinas PUPR, 2020).
3. Manajemen Proyek yang Baik: Manajemen proyek yang baik dapat
meningkatkan efisiensi dalam proyek konstruksi. Manajemen proyek yang baik
meliputi perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan koordinasi yang
baik antara semua pihak yang terlibat dalam proyek (Januar Pantiga, dkk. 2021).
4. Kualitas Bahan Bangunan: Kualitas bahan bangunan yang baik dapat
meningkatkan efisiensi dalam proyek konstruksi. Bahan bangunan yang
berkualitas baik dapat memperpanjang umur bangunan dan mengurangi biaya
perawatan dan perbaikan di masa depan (Building Smart Alliance, 2015).
5. Tenaga Kerja yang Terampil: Tenaga kerja yang terampil dapat meningkatkan
efisiensi dalam proyek konstruksi. Tenaga kerja yang terampil dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan efisien, sehingga mengurangi waktu
dan biaya proyek (Guntur Saddam Saputra, dkk. 2023).

Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi efisiensi dalam proyek konstruksi.


Oleh karena itu, perlu dilakukan manajemen proyek yang baik, penggunaan
teknologi yang tepat, pengaturan sumber daya yang tepat, penggunaan bahan
bangunan yang berkualitas baik, dan penggunaan tenaga kerja yang terampil untuk
meningkatkan efisiensi dalam proyek konstruksi di Indonesia.

2.5 Keterkaitan Antara BIM, Kualitas, dan Efisiensi


Keterkaitan antara Building Information Modeling (BIM), kualitas, dan efisiensi
dalam proyek konstruksi adalah hal yang sangat penting. BIM adalah alat yang
revolusioner dalam industri konstruksi yang memungkinkan penggunaan model
digital tiga dimensi untuk merencanakan, merancang, membangun, dan mengelola
proyek konstruksi. Keterkaitan antara BIM, kualitas, dan efisiensi dalam proyek
konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Efisiensi Biaya: BIM dapat meningkatkan efisiensi biaya dalam proyek
konstruksi. BIM dapat membuat pekerjaan menjadi efektif, efisien, dan dapat
menghemat biaya dibandingkan dengan metode konvensional.
2. Efisiensi Waktu: BIM dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam proyek
konstruksi. BIM dapat digunakan untuk mengatur jadwal konstruksi dan
mengoptimalkan jadwal
3. Kualitas: BIM dapat meningkatkan kualitas dalam proyek konstruksi. Pada BIM,
dokumentasi proses konstruksi memiliki kualitas dan akurasi tinggi. BIM dapat
digunakan untuk siklus hidup seluruh bangunan.
4. Kolaborasi: BIM dapat meningkatkan kolaborasi antara semua pemangku
kepentingan dalam proyek konstruksi. Arsitek, insinyur, kontraktor, pemilik
proyek, dan pihak lainnya dapat mengakses dan berkontribusi pada model BIM.
Ini memungkinkan komunikasi yang lebih baik dan pengambilan keputusan
yang lebih efisien.
5. Manajemen Proyek: BIM dapat meningkatkan manajemen proyek dalam proyek
konstruksi. BIM dapat digunakan untuk perencanaan dan manajemen proyek
yang lebih baik. BIM dapat memungkinkan identifikasi masalah desain potensial
sebelum konstruksi dimulai.

Keterkaitan antara BIM, kualitas, dan efisiensi dalam proyek konstruksi


menunjukkan bahwa BIM dapat meningkatkan efisiensi biaya dan waktu,
kualitas, kolaborasi, dan manajemen proyek dalam proyek konstruksi di
Indonesia (Alfrian S, dkk. 2023).

You might also like