You are on page 1of 13

AGEN AGEN INFEKSIUS

Oleh Kelompok 6:

1. Ni Kadek Yuniari (223213431)


2. Ni Putu Intan Darmayanti (223213433)
3. Fildatus Solehah (223213435)
4. Wayan Okta Styasa Putra (223213448)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES WIRA MEDIKA


BALI

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,

kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan tepat

waktu. Penulisan makalah berjudul “AGEN AGEN INFEKSIUS” dapat diselesaikan karena

bantuan banyak pihak.

kami menyadari makalah bertema bahasa ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada

bagian isi. Penulis menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan

makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Akhir kata,

kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia akademik, dan kami

berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian karya tulis

ini.

Denpasar, 1 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...................................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUHUAN.......................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................................6

1.3 TUJUAN PENELITIAN……..............................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................8

2.1 Pengertian Infeksius…………………………………..........................................................7

2.2 Mekanisme Penyebaran Agen Infeksius………………….................................................9

2.3 Patogenesis Penyakit Akibat Infeksi Agen Infeksius …………........................................9

2.4 Penanganan dan Pencegahan Penyakit Akibat Infeksi Agen Infeksi…………..………9

2.5 Peran Teknologi dalam Mengatasi Penyebaran Agen Infeksius………………………..10

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................11

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................11

3.2 SARAN.................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Infeksi adalah proses invasif oleh mikroba dan berproliferasi didalam tubuh yang

menyebabkan timbulnya penyakit (Potter & Perry, 2005). Yang termasuk mikroba yaitu

bakteri, jamur dan virus. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan di tanah, air,

bahan-bahan yang sedang membusuk, maupun kebanyakan patogen, mempunyai suhu

kardinal (utama) berada pada rentang 10ºC–45ºC (Irianto, 2006). Rentang suhu tersebut

dimiliki oleh wilayah tropis seperti Indonesia. Kelembaban di wilayah tropis juga

berperan dalam pertumbuhan mikroorganisme, salah satunya jamur yang bersifat

patogen, seperti Candida albicans (Arifin, 2006). Candida albicans adalah fungi

oportunistik patogen yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia seperti

sariawan, lesi pada kulit vulvovaginitis, dan gastrointestinal candidiasis. Candida albicans

merupakan organisme komensal yang banyak ditemukan di mukosa rongga mulut,

saluran pencernaan dan vagina sebagai flora normal yang jumlahnya mencapai 71% pada

individu sehat (Naglik et al., 2004). Mukosa rongga mulut merupakan habitat Candida

albicans karena rongga mulut memberikan lingkungan ekologi untuk kolonisasi mikroba

(Komariah dan Ridhawati, 2012). Lebih dari 72% infeksi nosokomial disebabkan oleh

jamur. Candida sp. merupakan jenis jamur yang telah menjadi penyebab dari seluruh

infeksi nosokomial yang terjadi yaitu sebesar 15%, dan juga merupakan urutan keempat

dengan persentase 8%-15% penyebab infeksi aliran darah nosokomial dari seluruh jenis

infeksi nosokomial (Vazquez, 2003). Pada tahun 2006, sebanyak 25%-50% kandidemia
nosokomial terjadi di Critical Care Unit di Amerika dengan angka kematian mencapai

60%. Lebih dari 95% dari kasus kandidemia nosokomial disebabkan oleh 5 spesies

Candida yaitu Candida albicans, Candida glabrata, Candida parapsilosis, Candida

tropicalis dan Candida krusei (Pfaller et al., 2006 ; Tortorano et al., 2006). Selain

tingginya angka kematian, kandidemia juga menyebabkan waktu perawatan pasien yang

lebih lama di rumah sakit.

Agen infeksius seperti virus, bakteri, dan jamur merupakan organisme mikroskopis yang

dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Penyebaran agen

infeksius ini dapat terjadi melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan

penderita atau benda yang terkontaminasi.

Penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius ini dapat beragam, mulai dari penyakit

ringan hingga yang berpotensi mengancam jiwa. Oleh karena itu, penanganan dan

pencegahan penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius ini menjadi sangat penting

dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam tentang virus, bakteri, dan jamur

sebagai agen infeksius, termasuk karakteristik dan mekanisme penyebarannya,

patogenesis atau mekanisme terjadinya penyakit, serta penanganan dan pencegahannya.

Pengetahuan tentang agen infeksius ini sangat penting dalam pengembangan vaksin,

antibiotik, dan terapi lainnya untuk melindungi manusia dan hewan dari penyakit yang

disebabkan oleh agen infeksius tersebut.


1.2 Rumusan Masalah.

1. Apa yang dimaksud dengan agen infeksius, khususnya virus, bakteri, dan jamur?

2. Bagaimana karakteristik dan mekanisme penyebaran dari agen infeksius tersebut?

3. Apa yang menyebabkan terjadinya penyakit akibat infeksi dari agen tersebut

(patogenesis)?

4. Bagaimana cara penanganan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh agen

infeksius tersebut?

5. Apa saja vaksin, antibiotik, dan terapi lain yang dapat dikembangkan untuk

melindungi manusia dan hewan dari penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius

tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan konsep agen infeksius dan karakteristik dari virus, bakteri, dan jamur sebagai

agen infeksius.

2. Menganalisis mekanisme penyebaran agen infeksius melalui udara, air, makanan, dan

kontak langsung dengan penderita atau benda yang terkontaminasi.

3. Mengidentifikasi patogenesis atau mekanisme terjadinya penyakit yang disebabkan oleh

agen infeksius tersebut, baik secara umum maupun khusus pada virus, bakteri, dan jamur.

4. Menjelaskan cara penanganan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh agen

infeksius tersebut, baik melalui pemberian vaksin, antibiotik, atau terapi lainnya.

5. Membahas vaksin, antibiotik, dan terapi lainnya yang dapat dikembangkan untuk

melindungi manusia dan hewan dari penyakit yang disebabkan oleh agen infeksius

tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Infeksius

Agen infeksius merupakan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi atau

penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Agen infeksius terdiri dari virus, bakteri, dan

jamur yang masing-masing memiliki karakteristik dan mekanisme penyebaran yang berbeda.

1. Agen Infeksius: Virus, Bakteri, dan Jamur

 Virus adalah agen infeksius yang terdiri dari bahan genetik yang dilapisi oleh lapisan

protein. Virus tidak dapat berkembang biak sendiri dan memerlukan sel inang untuk

berkembang biak. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh virus adalah flu,

campak, dan HIV.

 Bakteri adalah agen infeksius yang terdiri dari sel tunggal yang dapat berkembang biak

secara aseksual. Beberapa bakteri bersifat patogen dan dapat menyebabkan penyakit pada

manusia, hewan, dan tumbuhan. Beberapa contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri

adalah pneumonia, tuberkulosis, dan infeksi saluran kemih.

 Jamur adalah agen infeksius yang merupakan organisme eukariotik yang dapat

berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Jamur biasanya tumbuh pada

lingkungan yang lembap dan basah. Beberapa jamur bersifat patogen dan dapat

menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Beberapa contoh penyakit

yang disebabkan oleh jamur adalah kandidiasis, aspergillosis, dan dermatofitosis.


2.2 Mekanisme Penyebaran Agen Infeksius

Agen infeksius dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan

penderita atau benda yang terkontaminasi. Virus dan bakteri dapat menyebar melalui udara

melalui batuk atau bersin dari penderita. Bakteri dan jamur dapat menyebar melalui air dan

makanan yang terkontaminasi. Virus, bakteri, dan jamur dapat menyebar melalui kontak

langsung dengan penderita atau benda yang terkontaminasi.

2.3 Patogenesis Penyakit Akibat Infeksi Agen Infeksius

Penyakit akibat infeksi agen infeksius terjadi ketika agen tersebut berhasil memasuki

tubuh dan berkembang biak di dalam tubuh. Setiap agen infeksius memiliki mekanisme

patogenesis yang berbeda. Virus dapat menyerang sel inang dan mengganggu fungsi sel tersebut.

Bakteri dapat mengeluarkan toksin yang dapat merusak jaringan tubuh. Jamur dapat menginvasi

jaringan tubuh dan menghasilkan enzim yang merusak jaringan.

2.4 Penanganan dan Pencegahan Penyakit Akibat Infeksi Agen Infeksius

Penanganan dan pencegahan penyakit akibat infeksi agen infeksius dapat dilakukan

dengan pemberian vaksin, antibiotik, atau terapi lainnya. Vaksin dapat membantu tubuh untuk

memproduksi kekebalan terhadap agen infeksius. Antibiotik dapat membunuh baktatau

menghentikan pertumbuhan bakteri. Terapi lainnya seperti terapi antijamur dapat digunakan
untuk mengobati infeksi jamur. Pencegahan penyakit akibat infeksi agen infeksius dapat

dilakukan dengan menjaga kebersihan, menjaga kesehatan tubuh, menghindari kontak dengan

2.5 Peran Teknologi dalam Mengatasi Penyebaran Agen Infeksius

Teknologi memiliki peran penting dalam mengatasi penyebaran agen infeksius.

Penerapan teknologi di bidang kesehatan seperti vaksinasi, pengembangan antibiotik, dan terapi

antijamur dapat membantu dalam penanganan dan pencegahan penyakit akibat infeksi agen

infeksius. Selain itu, teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk memonitor dan

memperkirakan penyebaran penyakit akibat infeksi agen infeksius serta membantu dalam

penyebaran informasi tentang cara mencegah dan menangani penyakit tersebut

 Tantangan dalam Mengatasi Penyebaran Agen Infeksius

Tantangan dalam mengatasi penyebaran agen infeksius antara lain berkaitan dengan

adanya resistensi agen infeksius terhadap antibiotik, keberadaan agen infeksius yang belum

dikenal, serta kurangnya ketersediaan dan aksesibilitas terhadap vaksin dan obat-obatan. Selain

itu, masalah sosial seperti minimnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya

menjaga kesehatan dan kebersihan juga menjadi tantangan dalam mengatasi penyebaran agen

infeksiu
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

Agen infeksius seperti virus, bakteri, dan jamur dapat menyebabkan penyakit pada manusia,

hewan, dan tumbuhan. Masing-masing agen infeksius memiliki karakteristik dan mekanisme

penyebaran yang berbeda. Penanganan dan pencegahan penyakit akibat infeksi agen infeksius

dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi kesehatan seperti vaksinasi, antibiotik, dan

terapi antijamur serta dengan menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Namun, masih terdapat

berbagai tantangan dalam mengatasi penyebaran agen infeksius yang perlu diatasi secara holistik

oleh semua pihak.

3.2 Saran.

1. Pemerintah perlu meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan obat-

obatan serta vaksin untuk mengatasi agen infeksius yang baru maupun yang sudah

resisten terhadap obat.


2. Tenaga kesehatan perlu terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam

mengidentifikasi dan menangani penyakit akibat agen infeksius serta melakukan tindakan

pencegahan yang tepat.

3. Teknologi informasi dan komunikasi perlu terus dimanfaatkan untuk memonitor dan

memperkirakan penyebaran penyakit akibat agen infeksius serta menyebarkan informasi

tentang cara pencegahan dan penanganan penyakit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Murray PR, Rosenthal KS, Pfaller MA. Medical microbiology. Elsevier Health Sciences; 2015.

Brown GD, Denning DW, Gow NAR, Levitz SM, Netea MG, White TC. Hidden killers: human

fungal infections. Science translational medicine. 2012 May 9;4(165):165rv13-165rv13.

Morens DM, Fauci AS. Emerging infectious diseases: threats to human health and global

stability. PLoS Pathog. 2013 Aug;9(8):e1003467.

World Health Organization. Fact sheets: Antibiotic resistance. [cited 2023 Mar 31]. Available

from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antibiotic-resistance.

Centers for Disease Control and Prevention. About antimicrobial resistance. [cited 2023 Mar 31].

Available from: https://www.cdc.gov/drugresistance/about.html.

http://repository.radenintan.ac.id/5238/6/BAB%20II.pdf
https://umsu.ac.id/komunikasi-yang-efektif/

You might also like