You are on page 1of 2

KEGIATAN: STUDI KASUS BULLYING 20 MENIT

Bagi siswa-siswi ke dalam 4 (empat) kelompok kecil, dengan memperhatikan kesetaraan jumlah anggota kelompok
perempuan dan laki-laki. Silakan merujuk pada Studi Kasus Bullying yang terdapat pada halaman berikut.

Jelaskan kepada siswa-siswi bahwa ketika perundungan atau bullying terjadi, terdapat 3 (tiga) peran berbeda di dalamnya:

1. Korban: Orang yang di-bully


2. Pelaku: Orang yang mem-bully orang lain
3. Pengamat: Orang-orang yang melihat, atau yang mengetahui kejadian perundungan atau bullying tersebut

Berikan kelompok-kelompok waktu 10 menit untuk membaca studi kasus mereka, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini (jika diperlukan, tuliskan pertanyaan-pertanyaan berikut di papan tulis):

• Siapakah korban, pelaku, dan para pengamatnya?


• Jenis-jenis perundungan atau bullying apa saja yang terjadi?
• Bagaimana kira-kira perasaan si korban?
• Mengapa kira-kira si pelaku bersikap sedemikian rupa?
• Apa 1 (satu) hal yang dapat dilakukan oleh korban, pelaku, dan pengamat agar perundungan atau bullying tidak
terjadi?

Jika waktunya memungkinkan, minta tiap-tiap kelompok untuk memilih seorang perwakilan untuk membacakan studi kasus
mereka kepada seisi kelas dan merangkum jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang didiskusikan.

Akhiri kegiatan ini dengan mengulang pesan-pesan penting berikut:

Jangan menderita karena perundungan atau bullying sendirian, selalu beritahu seseorang tentang apa yang sedang terjadi. Jika
hanya diam, maka orang lain tidak akan pernah tahu bagaimana cara menolong diri kita agar bisa ‘keluar’ dari situasi tersebut.

Kita semua dapat melakukan sesuatu untuk mencegah dan menyikapi perundungan atau bullying yang terjadi.

Studi Kasus Bullying

Studi Kasus 1 Studi Kasus 2

Dewi baru saja mulai menstruasi. Keluarganya kurang Aziz dan keluarganya baru saja pindah dari provinsi asal
mampu dan tidak selalu dapat membelikan pembalut mereka ke kota lain. Aziz tidak kenal siapa-siapa dan tidak
untuknya, sehingga ia tidak sering menggantinya seperti memiliki teman. Malik dan teman-temannya senang
seharusnya. Suatu hari, beberapa teman laki-laki Dewi mengata-ngatai Aziz dengan sebutan-sebutan yang rasis
melihat noda darah pada seragam Dewi dan mengejeknya di dan memberitahu semua orang bahwa ayah Aziz adalah
depan seluruh teman sekelasnya. Seisi kelas tertawa. Dewi seorang kriminal. Suatu hari, Malik berubah pikiran dan
merasa sangat malu, ia berlari menuju kamar mandi dan memberitahu Aziz bahwa ia dapat bergabung dalam
menangis. Pada hari berikutnya, ia tidak ingin masuk sekolah. kelompok pertemanannya, dengan syarat Aziz harus
‘membuktikan’ dirinya dengan mencuri barang milik
gurunya. Aziz tidak ingin mencuri, tetapi ia juga ingin
menjadi bagian dari kelompok pertemanan tersebut.
Studi Kasus 3 Studi Kasus 4

Agus berbadan kecil dan lebih pendiam dibanding teman- Ira dan teman-temannya merasa senang mem-bully
teman laki-lakinya yang lain di sekolah. Ia tidak suka olahraga seorang remaja perempuan dari sekolah lain bernama
dan lebih memilih membaca dan hiburan-hiburan tenang Sarah, melalui media sosial. Mereka membuat sebuah
lainnya. Agus melihat teman-teman laki-lakinya terlalu agresif profil palsu dan mulai mengirimkan pesan-pesan yang
dan membosankan, sehingga ia lebih memilih untuk tidak berkenan kepada Sarah. Lalu, ketika tahu bahwa
berteman dengan perempuan. Farrel merasa bisa membuat Sarah memblokir mereka, mereka memutuskan untuk
lelucon untuk mengejek Agus karena ia berteman dengan membuat profil menggunakan nama Sarah dan mulai
perempuan. Ia memanggil Agus dengan sebutan-sebutan mengunggah komentar-komentar serta foto-foto tidak
‘banci’, ‘homo’, dan ‘aneh’, dan mendorongnya ketika pantas, berpura-pura menjadi Sarah. Sarah sangat kecewa
berpapasan dengannya. Terkadang Farrel dan teman- terhadap bullying yang ia alami dan berpikir untuk bunuh
temannya melempar batu ke arah Agus ketika berjalan diri. Sarah sudah bercerita kepada gurunya tentang apa
menuju rumahnya, hanya karena hal itu menyenangkan bagi yang dialaminya, tetapi gurunya kurang memahami cara
mereka. kerja media sosial dan berkata kepada Sarah bahwa ia
tidak dapat membantunya.

You might also like