You are on page 1of 2

Antony Fransisco / 201125347

Virma Tetti / 201125556


Justin Myer Hermansyah / 201125756
Mikha Cloudyo Hasian/201125498
Ringkasan Kewirausahaan
BAB I Pengertian Kewirausahaan
Perkembangan Teori Kewirausahaan
Menurut Richard Cantillon (1755) Entrepreneur atau Kewirausahaan adalah Pelaku usaha
mandiri yang mahir mengelola beban biaya produksi demi mendapatkan margin yang
signifikan, terlepas dari risiko besaran profit yang belum diketahui.
Revolusi Industri I, yaitu pada abad ke-18 dalam penggunaan mesin/mekanisasi
dalam transportasi dan produksi. Revolusi industry ini dibagi menjadi 3 yaitu
 Industri: Terobosan terbesar untuk meningkatkan produktivitas manusia
 Kewirausahaan: Memungkinkan proses produksi lebih cepat dan lebih murah
 Transportasi: Memungkinakn pelaku usaha untuk menjangkau pasar yang lebih jauh
dengan lebih cepat, dan kapasitas distribusinya lebih besar
Adapun dampak imbas dari Revolusi Industri I, yaitu Pendekatan berbeda menurut
Joseph Schumpeter (1883) tentang kewirausahaan yang dibagi menjadi 2 yaitu
 Creative Destruction, “Penghancuran Kreatif” :
Dimana masyarakat akhirnya menyadari kehilangan pekerjaan, keruntuhan
perusahaan, dan lenyapnya berbagai industry adalah bagian inheren dari kemajuan

 Disrupsi dan peran Inovasi


Kemajuan pada sektor ekonomi masyarakat hanya bisa dilakukan dengan inovasi para
entrepreneur dan peran teknologi yang aktif menciptakan “ketidakseimbangan” dan
peluang keuntungan baru

Revolusi Industri II, yaitu pada abad ke-19 dimana sudah adanya penemuan listrik,
dan adanya Henry Ford yang membawa perubahan yaitu jalur perakitan pada lini produksi
industry dengan dampak seperti
 Secara drastis mengubah proses kerja
 Secara signifikan lebih cepat, dengan biaya lebih rendah
Revolusi Industri III, yaitu pada abad ke-20 sekitar tahun 70-an dimana dilakukan
secara otomatisasi menggunakan computer, dan kendali pada program memori
 Industri dapat mengotomatiskan seluruh proses produksi tanpa bantuan manusia
Berikut merupakan beberapa teori dari para ahli yang ada pada masa Revolusi Industri
III yaitu
 Peter F. Drucker (1986)
Kewiraushaan bukan milik seniman atau sekelompok orang, tetapi ilmu yang dapat
dipelajari dan dipraktikan. Inovasi tidak melulu penemuan baru, namun bisa dimaknai
sebagai Tindakan memberi kebaruan atau nilai pada produk maupun jasa yang sudah ada.
Selain itu Kewirausahaan juga memiliki risiko karena kurangnya pemahaman pelaku dalam
mematangkan, mengelola, serta melakukan inovasi yag bertujuan jelas. Kewirausahaan
memiliki 2 perspektif yaitu perspektif sosial dan bisnis
 Clayton M. Christensen (1990)
Pemimpin industry, perusahaan besar, dapat dibutakan oleh inovasi atau terlalu
berfokus pada pelanggan dan bisnis paling menguntungkan dan dapat menyebabkan
kerugian berupa dikalahkan oleh perusahaan yang lebih kecil dana dan sumber daya
manusianya. Teknologi berkelanjutan meningkatkan kinerja produk namun teknologi yang
mengganggu dapat memperburuk kinerja produk.

Revolusi Industri IV atau biasa disebut Industri 4.0, yaitu penerapan teknologi
informasi dan komunikasi ke industri seperti otomatisasi produksi. Sistem produksi, yang
sudah terkomputerisasi, dapat diperluas dengan koneksi jaringan yang bisa disamakan
dengan digital di Internet. Jaringan sistem ini sudah mengarah ke “Sistem Produksi Fisik
Siber”. Dimana ada Pabrik Pintar yaitu sistem produksi, komponen, dan orang
berkomunikasi melalui jaringan serta produksi hampir otonom.
Berikut merupakan beberapa teori dari para ahli yang ada pada masa Revolusi Industri
IV yaitu
 Yuval Noah Harari (2008)
Entepreneurship dapat diartikan pedang bermata dua, dimana memberikan
keuntungan pada pertumbuhan ekonomi, tetapi dapat memberikan dampak tantangan
serius dan bisa menjadi “Jebakan” kepuasan untuk manusia. Berikut kemampuan penting
yang perlu dipelajari menghadapi Industri 4.0 ini

a. Menghadapi perubahan, mempelajari hal – hal baru


b. Melestarikan keseimbangan mental dalam situasi tidak biasa
c. Menemukan Kembali diri kita, lagi dan lagi.

 Christensen “Prosperity Paradox” (2019)


Prosperity Paradox ini merupakan model pembangunan yang biasanya disusun
dari perspektif “yang membantu”, bukan “yang perlu dibantu” seperti Inovasi produksi
mengurangi jumlah pekerja, inovasi pencipta pasar menambah lapangan pekerjaan.
Berikut inovasi yang tepat dalam membantu Industri 4.0

a. Perusahaan: Pertumbuhan jangka panjang yang riil/berkelanjutan


b. Siapa saja: Membuat dunia yang lebih baik dan makmur.

You might also like