You are on page 1of 11
PRA STUDI KELAYAKAN PRODUKSI KERAGENAN SETENGAH JADI Oleh : ke, A. Surjaprijana *) Abstrack A prae feasibility study of semi-refined carrageenan production has been carried out, ‘The cost analyses of a semi-refined carrageenan mill with the production capacity of 300 ton per year, besed on the selling price of Rp. 7.500,-/kg seen to be profitable, L PENDAHULUAN, Rumput laut yang diproduksi di Indoneia sebagian diolah oleh industri agar- agar lokal dan sebagian lainnya diekspor. Menurut catatan Biro Pusat Statistik (1988) volume ekspor rumput laut pada tahun 1984 sebesar 3.061 ton dengan nilai US § 2,514,298; dan pada tahun 1987 sebesar 9.881 ton dengan nilai US$ 2 698,228. Kelompok rumput laut yang mempunyai nilai ekonomi di Indonesia terdiri dari dua golongan, yaitu penghasil agar-agar dan penghasil karagenan. Sebagian rumput laut yang diekspor adalah dari genus Euchema, karena dari jenis ini jum- lahnya sedikit sekali yang sudah diolah di Indonesia. Tulisan ini merupakan Prastudi kelayakan industri karagenan setengah jadi dari rumput laut Euchema cottonii. 1. TINJAUAN UMUM. Dalam dunia industri karagenan banyak digunalan sebagai pengomulsi, penstabil dan bahan pembentuk gel, Selain itu karagenan juga banyak digunakan pada industri pangan dan olahan susu, farmasi, kebutuhan rumah tangea, industri Jogam dan sebagainya. Contoh olahan yang menggunakan karagenan antara lain susu coklat, pudding susu, es kim, makanan bayi, pasta gigi, dan kosmetika. Standar mutu karagenan yang ditetapkan dalam standar Industri Indonesia (SU) belum ada. Standar mutu yang ditetapkan Food Chemical Codex (FCC), European Economic Country (EBC), dan Food Agricultural Organization (FAO) moliputi spesifikasi kadar susut pengeringan, logamogam berbahaya, sulfat, abu, dan viskositas larutan seperti pada tabel di bawah ini (Tabel 1), a ee ee EEE Sean PCH *) Sta Balai Penetitian Kimia Organik dan Fermentas 20 2h ‘Tabel 1. Standar Mutu Karagenan. Foc EEC FAO Arsen, maks (ppm) 3 3 3 Logam berat, maks (ppm) 4 10 10 ‘Timbal, maks (ppm) 10 50 Ee Abu (total), maks (%) 85 15-40 1540 Abu tak larut asam, (%) 1 2 i: Susut pengeringan, maks (%) 12 12 12 Sulfat (basis kering), (%) 1840 15-40 15-40 Viskositas, min (cP) 5 = (1,5 %, 75 °C) Dalam upaya memenuhi kebutuhan hasil olahan rumput laut Indonesia masih mengimpor dalam jumlah yang cukup besar, ratavata por tahun sekitar 170 ton selama periode tahun 1984 —1987 seporti tampak pada Tabel 2. Tebel2 Impor Hasil Olahan Rumput Laut, (dalam bentuk agar-agar atau lainnya) ‘Tahun 1984 — 1987 (Ton/US $ 1000). ‘Volume impor ‘Volume impor ‘Total Volume hasil olhan rumput laut Impor setelah Tahun rumput laut * dikonversiken Nilat (dalam olahan rumput laut) 1984 163,175 = 163,175 218 1985 169,932 150 207,432 449 1986 166,692 = 166,692 1078 1987 142,451 - 142.451 bd RAte-rata 160,698 315 170.073 589 Sumber : BPS (Biro Pusat Statistic) *) 1 kg hasil olzhan rumput laut = 4 kg rumput laut keving. 22 Berdasarkan urutan tertinggi rata-rata impor hasid olahan ramput laut dari berbagai negara dalam periode tahun 1984 — 1987, pertama adalah Taiwan (233 ton), kedua Jepang (158 ton), ketiga chile (51 ton), keempat Hongkong (46 ton), kelima Malaysia (88 ton) dan keenam Spanyol (36 ton). Perdagangan ekspor hasil olahan rumput laut jumlahnya sangat kecil, dan yang sudah dilakukan adalah dalam bentuk agar-agar. Pada tahun 1983 Indonesia mengekspor agar-agar sebear 2 ton dengan nilai sekitar US$ 1,700 dari pelabuhan Surabaya dengan negara tujuan Jepang. Setelah itu Indonesia mengekspor ke Hongkong pada tahun 1985 sebesar 450 k gdengan nilai US$ 4,500 atau sckitar US$ 10 per kg dan pada tahun 1987 Indonesia mengekspor ke Saudi Arabia dan Belanda masing-masing sebesar 495 kg dan 100 kg dengan nilai US$ 8,620 dan US$ 3,600 atau rata-rata sekitar USS 21 per kg (Bira Pusat Statistik), Perdagangan hasil olzhan rumput laut perlu dikembangkan baik dalam bentuk agaragar maupun hasil olahan lainnya, sehingga dapat menaikkan pen- dapatan devisa negara dan nilai tambah produk asal rumput laut, di mana perkcem- bangan ekspor rumput laut tampak mantap, seperti terlihat pada Tabel. 3. ‘TAbel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Rumput Laut ‘Tahun 1984—1987 (dalam Ton/US$ 1000) Tahun Volume %Volume Nilai %Nilai Harga ‘Volume ekspor Ekspor setelah dikon- perTon _versikan (olah- (US$) an rl) 1984 3.061 - 659 = 215 765 1985 5.446 7% = 1418 14 259 1.362 1986 7.111 31 2.154 52 303 1.778 1987 9.882 392.698, 25 273 2471 Sumber : Biro Pusat Statistik Penyebaran ekspor rumput laut menurut negara tujuan pada periode tahun 1984~1987 dapat dilihat pada tabel 4. Dari tabel 4 tempat bahwa volume ekspor rata-rata pertahun berdasarkan urutan tertinggi dalam periode tahun 1984 — 1987, yaitu pertama ke Hongkong (2.627 ton), kedua ke Singapura (2.012 ton), ketiga ke Denmark (1.068 ton), keempat Jepang (285 ton) dan kelima U.S.A (18,3 ton) (Sumber : BPS). 23 Tabel 4, Negara Tujuan Ekspor Rumput Laut Tahun 1984 — 1987 {dalam Ton / US $ 1000 ) 1984 1985 1986 1987 Negara ar qi Ga Volume mNigaaa Vol Nilai Vol Nila Vol. Nii Vol Nilait_ Pe Jepang 140° «1210266181 286.189 87087285, Hongkong 174 189-1558 356 4.207 1.151 3.970 900 2.267 Korea Selatan a1 42 4a 19 4 1580 4 Singapore 1.546 283 -2.706 «= 746 «1.906 = 571 2.249 «5992.10 India 2 3 ep = = = = - Denmark 5790 71s BIL 140, 541181 2.342 © 644 1.068, ‘Spanyol - - 9 2 - - = - 20 USA. = oS - = 30 uo 44313618, Perancis - - - - 6 18 19046 60 Philippina - = - + = - 44 1B 36 New Zeoland - = See a = iy 3 4 ‘Total 3.061 659 5.466 1413 7111 2154 9.882 2.698 6.380 Sumber : Biro Pusat Statistik tL 24 PROSES PRODUKSI Proses produksi karagenan pada dasarnya terdiri dari proses penyiapan bahan baku, ekstraksi, pemisahan karangenan dari ekstraknya, pengeringan, dan pene- pungan. Pemisahan karagenan yang akan digunakan adalah dengan cara pembe- kuan, seperti diaggram di bawah ini. RUMPUT LAUT KERING PERENDAMAN AIR KC10,1% (w/v) AIR Pembilas EKSTRAKSI[_ /-—— PENGHANCURAN ‘Tanah Diatomae EKSTRAKSI I b FILTRAST GELASI PEMBEKUAN PENGHANCURAN & PELELEHAN PENYARINGAN PENGERINGAN |—— PENEPUNGAN farutan KOH 1% 1 minggu suhu 91° Celeius, 60 menit blender, 20-30 detik suhu 91°Celcius, 90 menit 10 —24jam suhu — 6 — 20°C, 24— 48 jam Jar. KCL 15 %, 05 Celcius 0 oven 60°Celcius Diagram Proses Produksi Karagenan setengah jadi (Semi Refined). 25 A. KAPASITAS PRODUKSL Pabrik karagenan direncanakan dengan kapasitas 1 (satu) ton karangan setengah jadi (semi refined) setiap hari atau 300 ton per tahun, dengan engolah bahan baku sebanyak 857 ton rumput laut kering (rendeman 35%). Jumleh harikerja adalah 300 hari, Pembangunan pabrik karagenan diperki- rakan memakan walstu 8 bulan, B. BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU. Bhan baku yang dipergunakan adalah rumput laut kering jenis Euchema cottonii dengan kadar air kurang lebih 25% . Bahan-bahan lainnya adalah air, larutan KOH, KCI, Filter aid, dan kain saring. Kebutuhan bahan baku dan baban lainnya per satu bulan adalah sebagai berikut : Kebutuhan bahan baku dan bahan-bahan pembantu lainnya perbulan- nya, adalah sebagai berikut : Bahan Harga satuan (Rp) *) ‘Volume (Kg) 1, Rumput laut 650,— 71.429 2 KOH 1.429 3. KCL 22.956 4, Filter aid 71.429 5. Kain Penyaring 1 (kayu) (blacu ) (50 meter) +) Harga tahun 1988, C. TENAGA KERJA DAN SIRUKTUR ORGANISASI. ‘Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih kurang 50 orang yang terdiri dari 20 staf dan karyawan serta sebagian lagi merupakan buruh harian dengan standar gaji sebagai berikut = Status ‘Jumlah Gaji per — Bulan *) ae csc ne enn naan eth eed cet 1. Pimp. Perusahaan 1 Rp. 750.000,— 2 Tenaga Ahli 1 Rp. 500.000,— 3. Staf Perusahaan 4 Rp. 500.000— 4, Staf Administrasi 8 Rp. 250.000,— 5. Karyawan 7 Rp. 150.000,— 6 Tenaga Honorer 2 Rp. ‘1. Buruh harian 30 Rp. 26 LOKASIDAN AREA Hasil produksi hampir seluruhnya dipasarkan ke luar negeri. Berdasar- kan tujuan pembuatan pabrik tersebut, lokasi pabrik yang perlu dipilih adalah lokasi yang tidak jauh dari pusat industri dan pelabuhan. Area yang digunakan untuk kegiatan produksi meliputi tanah dan bangunan. Tanah ini akan dipergunakan untuk bangunan pabrik, lantai jemur dan lainnya. Dan Bangunan dibutuhkan untuk ruang mesin, peralatan, gudang bahan baku dan bahan pembantu, spare part, hasil produksi; dan ruang Kantor administrasi. Luas tanah keseluruhan, bangunan dan lantai Penjemuran adalah sebagai berikut ; — Lustanah 5000 m2, — — Luas bangunan + 3000m2 — — Lantai Penjemuran : 500m2 — Pelataran % Taman + 1000m2 Untuk Iuas bangunan diperhitungkan menurut pemakaiannya, yaitu untuk bangunan pabrik, laboratorium, dan kantor dipalai kanstruksi perme- nen dengan biaya Rp. 250 ribu per M2. Sedangkan lainnya seperti, peru- mahan, gedung, lantai jemur, kamar mandi, pagar, pelataran parkir dan taman; dan lain sebagainya dipakai konstruksi semi-permanen dan seder- hana dengan biaya antara Rp. 25 ribu sampai Rp. 7 ribu per M2. MESIN DAN PERALATAN. Mesin-mesin dan peralatan yang pokok pada proses produksi karagenan setengah jadi (‘semi refined’) adalah terditi dari Bak perendaman, Ekstrak- tor, Blander, Filter press, Freezer, Oven dan mesin pembuat tepung. Sedangkan peralatan penunjang yang lain terdiri dari peralatan suku cadang, peralatan kantor, peralatan transportasi, peralatan komunikasi dan Jaindain, 27 IV. ANALISA BIAYA PRODUKSI A. INVESTASI Besarnya kebutuhan modal adalah sebagai berikut : 1. Modal Tetap. Jenis Invest. Nilai Rp.) — Pembelian Tanah 5000 M2 7.500.000 — Bangunan Pabrik, Lab. kantor 1600 M2 400.000.000,— — Lantai Jemur, bak cuci, Kamar mandi 500 M2 7.500.000,— — Perumahan, gardu, garasi dan gudang stok 1000 M2 75.000.000,— — Pelataran, taman dan pagar area 500 M2 7.500.000,— — Alat & Mesin prosesing, alat lab, suku cadang 250.000.000,— — Generator 30 kVa 12,000.000,— — Alat telekomunikasi dan transportasi 50.000.000,— — Perlengkapan kantor 10,000.000,— SEA oe EP ec Jumlah 849.500.000,— a eee 2. Modal Kerja Modal kerja dibutuhkan untuk: kurang lebih tiga bulan adalah sebagai berikut : Jenis Pengeluaran Nilai (Rp) — Gaji/Opah tonaga kerja 23.475.000,— — Bahan baku rumput laut 139.286,550— = Bahan pembantu 127,288,750 — Jumlah 290.050.800,— Jadi jumlah modal pertama yang dibutuhkan adalah : Modal Tetap + Modal Kerja = Rp 1.139.550.300,— 28 B, PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI UNTUK 1 TAHUN 1. Biaya Tetap. Jenis Pengeluaran Nilai (Rp.) a, Overhead — — Gaji Staf & Karyawan 20 orang dan tunjangan sosial 111.897.500,— = Sewa kantor pusat 100 M2 24.480.000,— — Alat-alat tulis kantor 6.000.000,— Biaya listrik, telp., teleks, fac., dan air 12,000.000,— — Bunga modal tetap (24 %) 208.880.000,— — Bunga modal kerja (6 %) 11.405.000,— b. — Pemeliharaan : — Kontruksi bangunan (2%) 9.800.000,— — Mesin dan peralatan (4%) 12.880.000,— ce. — Penyusutan : — — Konstruksi bangunan (10 th) 49.000.000,— — Mesin dan peralatan (6 th) 64.400.000,— Jumiah 511.742.500,— 2. Biaya Tidak Tetap ‘Jenis Pengeluaran Nilai (Rp.) a. Upah buruh harian 30 orang 13.500.000,— >, Bahan baku rumput laut 557.146.200— cc. Bahan pembantu 508.755,000,— d. — Operasional survey 6.000.000,— e. Pengufian mutu 3,000,000,~ {, —_ Biaya promosi 6.000.000 — g. Bahan bakar genset 2.500.000,— Jumlah 1,096.901.200,— Jadi biaya produksi untuk satu tahun adalah : Modal Tetap + Modal Tidak Tetap = Rp. 1.608.643.700,— C. HASIL PENJUALAN Dengan kapasitas produksi karagenan setengeh jadi (semi refined) 300 ton dan harga jual Rp 7.500, per Kg, maka penerimaan atau hasil penjualan = Rp 2.250,— juta, D, PERHITUNGAN KEUNTUNGAN 1. Perhitungan Rugi/laba a, Hasil penjualan Rp_2.250,000.000,— b. Biaya produksi Rp 1.608.643.700,— _c. _ Keuntungan kotor Rp 641.356.300,— wom. Rp 192.4068 29 Perhitungan pada batas rugi/laba (Break Even Point), a. Nilsi penjualan pada batas rudi/laba (BEP) : = Rp 999.497.000,— b. _ Kapasitas penjualan pada batas rugi/laba (BEP) : = 1833 ton, ¢. Prosentase pada batas rugi/laba (BEP) : = 4568 %. Pengembalian Modal. Keuntungan bersih dibagi Modal dikali 100 % : = 40%, Jadi modal kembali dalam waktu = 2,5 tahun sejak pembangunan pa- brik. v. 30 KESIMPULAN 1. Rumput laut penghasil karagenan dari jenis Euchema merupakan sebagian besar rumput laut yang diekspor, karena dari jenis ini jumlahnya sedikit soka- li yang sudah diolah di Indonesia, 2. Industri karagenan memiliki peluang dan prospekx yang cukup baik, di mana dapat mendukung usahausaha peningkatan budidaya dan kesejahteraan pe- taninya, serta dapat memberikan nilai tambah, 3, Analisa keuangan untuk kapasitas produksi 300 ton per tahun karagenan sotengah jadi dengan harga jual Rp 7.500,— per kilogram diperoleh : ~ _ Nilai pada Break Even Point (BEP) Rp 999.497.000,— — Persentase pada BEP adalah 45,68 %. ~ _ Kapasitas pada BEP sebesar 133,3 ton. — Pengembalian modal tercapai setelah 2,5 tahun. DAFTAR PUSTAKA a: 8 9. ANONYMOUS 1985. Pemasaran Rumput Laut dan Hasil Olahan Rumput Laut Nasional dan Internasional. Badan LITBANG Dept. Perdagangan, Jakarta, ANONYMOUS. 1987 dan 1988. Statistik Ekspor dan Impor Hasil Perikanan 1985 dan 1986. Dirjen Perikanan Departemen Pertanian, Jakarta, ANONYMOUS. 1976. Production, Trade dan Utilization of Seaweeds and Sea weed products. Fisheries Technical Paper No. 159, FAO. ANONYMOUS. 1987. Jurnal Penelitian Pasca Panen Perikanan No. 59. Balai Penelitian Perikanan Laut — Badan LITBANG Departemen Per- ARIYANTI 1988. Kadar Karaginan Algae Euchema spinosum (L) J Agardh Budidaya dan Alamai pada Berbagai Umur Panen di Pulau Pari Kepulauan Seribu. Fakultas Biologi UNAS, Jakarta. GULTOM, L. 1988. Pengaruh Lamanya Penyimpanan Rumput Laut (Gracilari sp) terhadap Kadar Agar. Fakultas Biologi UNAS, Jakarta), LUTHFY, S. 1988, Mempelajari Ekstraksi Karagenan dengan metoda "semi refined” dari Euchema cottonii, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor. SOLEH, S. 1985. _Kegunaan Rumput Laut dan Aspek Pemasarannya. Sub Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta. WIRIANTO, N. 1987. Perencanaan Industri Agar-agar di Propinsi Bali. Fakultas Telmologi Pertanian IPB, Bogor. 10. WINARNO, FG. 1985. Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Pusbangtepa/FTDC Institut Pertanian Bogor, Bogor. aa

You might also like