You are on page 1of 26
‘Standar Nasional Indonesia ON | ‘SNI 8984:2021 Susu cair plain BADAN BSN STANDARDISAS! ICS 67.100.10 ISRINOMAE, ‘SNI 8984:2024 ‘Syarat lulus uli 10 Higiene. Lampiran A (normatif) Cara uji susu cair plain. Bibliografi Tabel 1 ~ Syarat mutu susu cair plain .. Tabel 2 — Kriteria mikrobiologi untuk susu cair plain . BSN 2021 i SNI 89842021 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) 8984:2021, Susu cair plain ini merupakan revisi dan penggabungan dari SNI 3951: 2018, Susu pasteurisasi dan SNI 350:2014, Susu UHT yang dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut: 4. melindungi konsumen; 2. melindungi produsen (pelaku usaha); 3. _mengembangkan standar dengan mengikuti perkembangan teknologi; 4. mengembangkan standar dengan mengikuti peraturan yang berlaku; 5. menjamin perdagangan pangan yang jyjur dan bertanggung jawab; 6. mendukung perkembangan dan diversifikasi produk industri susu olahan. Perubahan yang terjadi pada standar ini adalah: 1. perubahan pada judul, istlah dan definisi, syarat mutu cemaran logam berat, cemaran rmikroba, cemaran kimia mengacu pada peraturan yang berlaku; 2. penyesuaian ruang lingkup, acuan normatif dan metode uji mengacu pada standar terkini; 3. penambahan pasal bahan dan klasifikasi Standar ini dirumuskan oleh Komite Teknis 67-09, Minuman, yang telah dibahas melalui rapat teknis, dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 3 November 2020 di Jakarta dan secara virtual. Hadir dalam rapat tersebut wakil dari pemerintah, konsumen, pakar, pelaku usaha, dan instansi terkait lainnya, Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 31 Maret 2021 sampai dengan 30 Mei 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI, Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggungiawab untuk pengidentifikasian salah satu atau seluruh paten yang ada. ©BSN 2021 u ‘SNI 8984:2021 Susu cair plain 1 Ruang lingkup ‘Standar ini menetapkan istiah dan definisi, bahan, Klasifikasi, syarat mutu, pengambilan ccontoh dan cara uji untuk susu cair plain. ‘Standar ini hanya berlaku untuk produk susu sapi dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain. 2 Acuan normatif Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini, Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan tidak bertanggal, berlaku cedisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/amendemennya). ‘SNI 0428, Petunjuk pengambilan contoh padatan SNI ISO 4833-1, Mikrobiologi rantai pengan - Metode horizontal untuk enumerasi ‘mikroorganisme - Bagian 1: Penghitungan koloni pada suhu 30 °C dengan teknik cawan tuang SNI ISO 6731, Susu, krim, dan susu evaporasi - Penentuan kadar padatan total (Metode roferensi) ‘SNI ISO 6887-1, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan — Penyiapan contoh uj, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi ~ Bagian 1: Aturan umum untuk penyiapan suspensi awal dan pengenceran desimal ‘SNI ISO 6887-5, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan - Penylapan contoh uj, suspensi awal dan pengenceran desimal untuk pengujian mikrobiologi ~ Bagian 5: Aturan khusus untuk penyiapan susu dan produk susu SNI ISO 7218, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan ~ Persyaratan umum dan pedoman untuk pengujian mikrobiologi SNI ISO 8968-1, Susu dan produk susu - Penentuan kadar nitrogen - Bagian 1 : Prinsip Kjeldahl dan perhitungan protein kasar SNI ISO 21528-1, Mikrobiologi bahan pangan dan pakan — Metode horizontal untuk deteksi dan enumeresi Enterobacteriaceae — Bagian 1: Deteksi dan enumerasi menggunakan teknik APM dengan pra-pengayaan ISO 6579-1:2017, Microbiology of the food chain - Horizontal method for the detection enumeration and serotyping of Salmonella ~ Part 1: Detection of Salmonella spp. ISO 6579-1:2017/AMD 1:2020, Microbiology of the food chain - Horizontal method for the detection, enumeration and serotyping of Salmonella — Part 1: Detection of Salmonella spp. — Amendment 1: Broader range of incubation temperatures, amendment to the status of Annex D, and correction of the composition of MSRV and SC BSN 2021 4 dari 23 ‘SNI'8984:2024 ISO 14501:2021 [IDF 171:2021], Milk and milk powder — Determination of affatoxin M1 content = Clean-up by immunoaffinity chromatography and determination by high-performance liquid ‘chromatography 3. Istilah dan defini: tilah dan definisi berikut Untuk tujuan penggunaan dokumer 34 susu cair plain produk susu cair yang diperoleh dari susu segar atau susu rekonstitusi atau susu rekombinasi, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain yang tidak menimbulkan rasa dan/atau aroma, dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan, yang mengalami proses pasteurisasi atau sterilisasi 3.2 3.3 susu lemak penuh (full cream) produk susu cair yang diperoleh dari susu segar yang tidak dikurangi lemaknya, dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT (Ultra High Temperature). 34 ‘usu skim (skim milk) produk susu cair yang sebagian besar lemaknya telah dihilangkan, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT 35 usu skim sebagian (partially skim milk) produk susu cair yang sebagian lemaknya telah di disterilisasi atau diproses secara UHT langkan, dan dipasteurisasi atau 3.6 a 37 susu lemak penuh rekonstitusi (reconstituted full cream milk) produk susu yang tidak dikurangi lemaknya yang dihasilkan dari penambahan air pada susu bubuk lemak penuh atau susu yang dipekatkan untuk mengembalikan rasio air tethadap padatan yang sesuai, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT 38 susu skim rekonstitusi produk susu cair hasil penambahan air pada susu bubuk skim atau susu skim yang dipekatkan, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT © BSN 2021 2dari 23 ‘SNI8984:2021 39 susu skim sebagian rekonstitusi produk susu cair hasil penambahan air pada susu bubuk skim sebagian atau susu skim ‘sebagian yang dipekatkan untuk mendapatkan komposisi yang sesuai, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT 3.10 See 3M susu lemak penuh rekombinasi (recombined full cream milk) produk susu yang tidak dikurangi lemaknya yang dihasilkan dari penggabungan padatan susu tanpa lemak dan/atau lemak susu dan/atau susu segar dengan atau tanpa penambahan air untuk mendapatkan komposisi yang sesuai, dan dipasteurisasi atau disteriisasi atau diproses secara UHT 3.42 susu skim sebagian rekombinasi produk susu cair yang dihasilkan dari penggabungan padatan susu tanpa lemak dan/atau Jemak susu dan/atau susu segar dengan atau tanpa penambahan air untuk mendapatkan komposisi yang sesuai, dan dipasteurisasi atau disterilisasi atau diproses secara UHT 4 Bahan 44 Bahan baku a) Susu segar: b) susu bubuk lemak penuh; ¢)_ Susu bubuk skim; ) susu bubuk skim sebagian; ) susu yang dipekatkan; f)padatan susu tanpa lemak; 9) lemak susu; h) air 4.2 Bahan pangan lain Bahan pangan yang sesuai untuk susu cair plain. 4.2 Bahan tambahan pangan Bahan tambahan pangan yang diizinkan untuk susu cair plain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. § Klasifikasi Pengklasifikasian susu cair plain adalah: a) Susu lemak penuh; b) susu skim; ©) susu skim sebagian; ‘© BSN 2021 3dari 23 ‘SNI 8984:2021 4 OT] >. s0'0 “syew S86 | wnnupey | 2S 7 a) | z0'o ‘syew Sy/Bus pera feed yeleq web | werewes % >yeuo| eeu egy g'z-umu | ‘essew | eduensns | » jsyey | _ueveped A % een v4 ey se = weog |S latcrmie| yew, 6z-90 oe uu 6z-90 | sosew | oceum | 6z-9'0 | ..o0,|O'e um | ‘esse repny | & % (ee'oxn) zeus ‘esse uajoud |Z sey 2epey 8 reuou : eeeu lel 5 yeuou : nea |z4| yeuuou - ewe | 1h ueepeey | | ISeurquiONe: | IseUIqUIOYAS | YsNINSUOyeL Ismypsuoyes | uejBeqas unued ueiBeqas ynuad ueiBeqas | /STINsUoyeL ynuad wes | UPS | yeway winysnsng | yewainsns | wiisnsns | “FSS | yewarnsns | nsng | °"S| nsng | venves | sin eva | on ueyenefsieg ped 4yeo nsns nynuu yeseAS — | [OGeL 5 “TUL Yemeg IP | jeqey lenses werd wes nsns mnu yeIeAS Z a nynui yerekg 9 © ‘SNI 8984:2021 [eisieWoy jueig UeBUeY Leimjeleg UeTjUs}ey NnHIBUeL Isesyuaysp Buek ued Jed nsns yNpod MMU) Suojey werep sewanip Buck pox! smu NYLVLVD oF W s'0'syeu Syd | usyoreyy | 4 eqonyiu 7 [OeL Jel |Sesunsised Wed seo NEMS xMUN denies | ovo syeur By6u | (sy) uesy | ss Zo’ “syeus Sy6u | (6H) unwow | v's. om Byou | (us) yeu | es Iseulquioyel | |sMynSsUoHeL IsnyAsUoya! | |SeUIqUIOYa! | UeBeqas unued ceoeer | uremee | Sumo | mg |arued™ | “ume | a | um wrjsnsng | wis nsns MASASMS | yewansns | yewainsns | nsng | "S| nsng | veMeS | In euey | ON ueyereAsi0g (ueynfue)) werd seo nsns nynu yesreks - | FeqeL 6 dari 23 ‘SNI8984:2021 ‘Tabel 2 — Kriteria mikrobiologi untuk susu cair plain No] Jenis cemaran mikroba | n | © m ™ 1 | Angka lempeng total (ALT) | 5 | 1 | 10 kolonimi 108 koloni/ml 2 | Enterobacteriaceae 52 APM 5 APMiral 3 Salmonella S| 0 | negati/ 25 mi WA ‘CATATAN 1 merupakan jumiah sampel yang harus clambil dan dianalisis dar satu lotbatch pangan olahan © merupakan jumlah sampe! hasil analisis dari n yang boleh melampaui m namun tidak boleh melebihi M untuk menentukan keberterimaan pangan olahan m_ merupakan batas mikroba yang dapat diterima yang menunjukkan bahwa proses pengolahan pangan telah memenuhi cara produksi pangan olahan yang baik M_ merupakan batas maksimal mikroba NA adalah Not Applicable 7 Pengambilan contoh Cara pengambilan contoh sesuai dengan SN! 0428. @ Cara uji Cara uji untuk susu cair plain seperti di bawah ini b) Persiapan contoh sesuai dengan Lampiran A.1 ©) Cara uji keadaan sesuai dengan Lampiran A.2; ~ Cara uji wama sesual dengan Lampiran A.2.1 = Cara uj bau sesuai dengan Lampiran A.2.2; = Cara uiji rasa sesuai dengan Lampiran A2.3 4) Cara uji kadar protein sesuai dengan SNI ISO 8968-1 dan Lampiran A.3; ) Cara uji kadar lemak sesuai dengan Lampiran A4; ) Cara uj total padatan tanpa lemak sesuai dengan SNI ISO 6731 dan Lampiran AS; 9) Cara uli cemaran logam berat sesual dengan Lampiran AS; ~ Cara uji timbal (Pb) dan kadmium (Ca) sesuai dengan Lampi ~ Cara uj timah (Sn) sesuai dengan Lampiran A6.2; = Cara uji merkuri (Hg) sesuai dengan Lampiran 6.3; ~ Cara uiji arsen (As) sesuai dengan Lampiran A6.4; 9) Cara uji cemaran mikroba sesuai dengan: ~ Persiapan contoh cara uji cemaran mikroba sesuai dengan SNI ISO 6887-1 dan SNI ISO 6887-5; ~ Cara uji Angka Lempeng Total sesuai dengan SNI ISO 4833-1 dan SNI ISO 7218; = Cara uj Enterobacteriaceae sesuai dengan SNI ISO 21528-1; = Cara _uji Salmonella sesuai dengan ISO 6579-1:2017 dan ISO 6579-1:2017/AMD 1:2020; h) Cara ujiaflatoksin M; sesuai dengan ISO 14501:2021 [IDF 171:2021] NAG.1; 9 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi syarat mutu pada Tabel 1 © BSN 2021 7 dari 23 ‘SNI8984:2021 10 Higiene Cara memproduksi produk yang higienis termasuk cara penyiapan dan penanganannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 41 Pengemasan Produk dikemas dalam wadah yang tertutup rapat, tidak dipengaruhi atau memengaruhi isi, ‘aman selama penyimpanan dan pengangkutan. 12 Penandaan Penandaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. CATATAN _ Nama produk untuk susu cair plain sesuai dengan kiasifikasi, Contoh: susu lemak penuh (full cream) pasteurisasi atau susu pasteurisasi, susu lemak penuh steni atau susu steri, susu lemak penuh UHT atau susu UHT, susu skim sterl, susu skim sebagian UHT, susu lemak penuh rekonstitusi Steril, susu rekonstitusi ster, susu lemak penuh rekombinasi UHT © BSN 2021 Bdari 23, ‘SNI 8984:2021 Lampiran A (normatif) Cara uji susu cair plain AA Persiapan contoh Persiapan contoh terdiri atas persiapan contoh untuk uji mikrobiologi, uji keadaan dan ujikimia. Untuk uji mikrobiologi diperlukan 5 buah kemasan susu cair plain. Apabila jumlah contoh hanya 5 kemasan, maka pengambilan contoh untuk yji mikrobiologi dilakukan pertama, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan contoh untuk uji keadaan dan uji kimia. Apabila jumlah contoh lebih dari 5 kemasan maka pengambilan contoh untuk uji keadaan dan uji kimia dapat dilakukan bersamaan, tetapi contoh diambil dari Kemasan yang tidak digunakan untuk uji mikrobiologi. A411 Persiapan contoh untuk ikrobiologi Ambil 5 kemasan susu cair plain, buka dan ambil contoh secara aseptik dari masing- masing kemasan sebanyak 250 ml, kemudian tempatkan dalam 5 botol contoh steril AA.2. Persiapan contoh untuk uji keadaan Buka kemasan contoh susu cair plain dan ambil contoh secukupnya, kemudian tempatkan dalam botol contoh yang bersih dan kering. A132 Persiapan contoh untuk uji kimia Persiapan contoh sesuai SNI ISO 6731. Susu, krim, dan susu evaporasi~ Penentuan kadar padatan total (Metode referens)) a) Tempatkan contoh pada suhu 20 °C sampai dengan 25 °C, kocok merata untuk memastikan lomak terdistribusi secara homogen pada contoh; b) hindari pengadukan terlalu kuat yang dapat menyebabkan susu menjadi berbusa atau lemak menjadi tidak merata; ) bila sulit untuk mendispersikan lapisan krim, hangatkan contoh pada suhu 35 °C sampai dengan 40 °C pada penangas air dengan diaduk perlahan dan bila ada krim yang menempel pada wadah dikumpukan kembali 4d) dinginkan contoh dengan cepat pada suhu 20 °C sampai dengan 25 ) bila dibutuhkan dapat menggunakan homogenizer. AA Keadaan 2A Warna A244 Prinsip Pengamatan contoh dengan indera penglihat (mata) yang dilakukan oleh panelis untuk pengujian warna, A2A.2 Carakerja a) Ambil contoh uji secukupnya dan letakkan di atas wadah yang bersih dan karing; © BSN 2021 9 dari 23 SNI8984:2021 ) lihat warna contoh uji; ©) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis. A.2.1.3. Cara menyatakan hasil a) Jika terlihat warna sesuai dengan warna khas susu cair plain maka hasil dinyatakan “normal; b) jika terlihat warna lain selain warna khas susu cair plain maka hasil dinyatakan “tidak normal’ A22 Bau A224 Prinsip Penguiian contoh dengan indera penciuman yang dilakukan oleh panelis untuk pengujian bau. A222 Carakerja a) Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering; b) cium contoh ji untuk mengetahui baunya: ©) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis. A223 Caramenyatakan hasil a) Jika tidak tercium bau asing, maka hasil dinyatakan ‘normal’ ) jika tercium bau asing, maka hasil dinyatakan ‘tidak normal’. A23 Rasa 2.3.4 Prinsip Pengujian contoh dengan indera pengecap (lidah) yang dilakukan oleh panelis untuk pengujian rasa, A232 Carakerja a) Ambil contoh uji dan letakkan di atas wadah yang bersih dan kering, b) _rasakan dengan indera pengecap (lidah); ©) lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis, A.23.3 Cara menyatakan hasil a) Jika tidak terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan “normal”; b) ka terasa rasa asing, maka hasil dinyatakan “tidak normal”. A2 Protein A3A. Prinsip Kadar protein diperoleh dari hasil kali total nitrogen dengan 6,38. Nitrogen dihitung menggunakan metode SNI ISO 8968 - 1. Susu dan produk susu - Penentuan kadar nitrogen = Bagian 1 : Prinsip Kjeldahl dan perhitungan protein kasar. BSN 2021 10 dari 23 ‘SNI8984:2021 A.3.2 Perhitungan Protein (%) = kadar nitrogen (%) x 6,38 a Keterangan: 638 adalah faktor protein untuk sus. A3 Lemak AAA Prinsip Lemak dalam contoh dihidrolisis dengan ammonium hidroksida kemudian diekstraksi dengan campuran eter. Ekstrak eter yang diperoleh kemudian diuapkan sampai kering dalam pinggan aluminium dan kadar lemak susu dinitung secara gravimetri sesuai dengan AOAC Official Method 989.05. Fat in Milk. Final Action. 4.2 Peralatan a) neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg: b) pipet volumetrik 25 mi; ©) penangas air; 4) labu ekstraksi / labu Mojonnier, ) alat sentrifugasi; 1) oven yang dapat mempertahankan suhu 100 °c + 1 °c; 9) desikator yang berisi desikan; fh) pinggan aluminium; dan ’)gelas ukur. AA3 Pereaksi a) Btil eter, bebas peroksida; b) petroleum eter, grade analitik; )amonium hidroksida (NH.OH) pekat; d) etil alkohol 95 % bebas residu pada saat evaporasi; ) indikator fenotftalein 0,5 % (bv) dalam alkohol; dan f) air suling. AAA Carakerja A444 Persiapan contoh a) Aduk susu cair plain pada penangas air bersuhu 38 °C, timbang labu kosong beserta ‘tutupnya; b) buka penutup labu kemudian pipet sebanyak 10 g susu ke dalam labu dengan ketellian 0,1 mg, tutup labu dan timbang titk nol pada contoh uji. 4.4.2 Penimbangan pinggan a) Siapkan pinggan yang bersih dan keringkan di bawah kondisi yang sama yang untuk pengeringan akhir setelah ekstraksi lemak; b) pastikan bahwa seluruh tempat untuk meletakkan pinggan (plat pemanas atau desikator) dalam kondisi bersih; ligunakan BSN 2021 11 dari 23 ‘SNI8984:2024 ©) pada akhir proses pengeringan pinggan dalam oven, tempatkan pinggan ke dalam desikator pada suhu ruang, dan pada hari yang sama dengan ekstraksi lemak timbang bobot pinggan dengan ketelitian 0,1 mg (Wo). 4.4.3 Ekstraksi Lemak a) Tambahkan 1,5 mi NH.OH ke dalam contoh yang terdapat pada labu ekstraksi dan kocok sampai merata, NH«OH menetralisir asam yang terdapat pada contoh dan melarutkan b) tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein untuk menegaskan penampakan visual antara eter dengan lapisan aqueous selama proses ekstraksi; ) tambahkan 10 mi alkohol 95 %, tutup dengan penutup gabus, dan kocok labu selama 15 detik; ) untuk ekstraksi awal tambahkan 25 mi etil eter, tutup dengan penutup gabus, dan kocok labu dengan kencang selama 1 menit, kendorkan penutup untuk mengurangi tekanan udara pada labu bila diperlukan; ) tambahkan 25 mi petroleum eter, tutup labu ekstraksi dengan penutup gabus, dan ulangi pengocokan kencang selama 1 menit; )_sentrifus labu tersebut pada 600 rpm selama 30 detik sehingga terjadi pernisahan fase air (merah muda terang) dan eter dengan jelas; 9) tuangkan lapisan eter dengan hati-hati ke dalam labu lemak atau pinggan aluminium kosong yang telah diketahui bobotnya (Wo); h) lapisan air digunakan untuk ekstraksi berikutnya: i) untuk ekstraksi kedua ulangi cara kerja A.4.4.3.c sampai dengan A4.4.3.h dengan penambahan 5 mi alkohol 95 %, 15 miei eter, dan 15 mi petroleum eter; J) untuk ekstraksi ketiga ulangi cara kerja ekstraksi kedua A.4.4.3.i tanpa penambahan alkohol 95 % ; k)_uapkan pelarut di atas penangas air dan keringkan labu lemak / pinggan aluminium yang berisi ekstrak lemak tersebut dalam oven pada suhu 100 °C + 1 °C selama 30 menit atau ‘oven vakum pada suhu 70 °C sampai dengan 75 °C dengan tekanan < 50 mmHg (6,7 KPa); 1) dinginkan dalam desikator dan timbang sampai dengan bobot tetap (Wii). A444 Uji blanko a) Lakukan uji blanko pada tiap pereaksi yang digunakan, ganti contoh susu dengan 10 mi air dan ikuti prosedur A.4.4.3; b) catat bobot rata-rata dari tiap residu kering yang terkumpul (Wr) dan gunakan dalam perhitungan; ©) pereaksi blanko seharusnya mempunyai residu sebesar 0,0020 g, jika blanko pereaksi diperoleh negatif maka gunakan angka negatif pada perhitungan, blanko negatif menunjukkan bahwa labu dalam kondisi tidak terlalu kering pada awal penetapan atau timbangan yang bergeser pada saat penimbangan labu lemak atau pinggan aluminium kosong dengan labu lemak atau pinggan aluminium yang berisi lemak; 4) penyebab blanko negatif harus diidentifikasi dan diperbaiki. AAS Perhitungan Kadar lemak (%) (Stew Won WE) 109 (2) Keterangan : W_ adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (9); We adalah bobot labu lemak/ pinggan aluminium kosong, dinyatakan dalam gram (a): Wi adalah bobot abu lemaki pinggan aluminium kosong dan lemak, dinyatakan dalam gram (g) Wr adalah bobot rata-rata residu pada blanko, dinyataian dalam gram (Q) © BSN 2021 12dari 23 ‘SNI 8984:2024 AAS Ketelitian Kisaran RPD maksimal kurang dari 0,03 % dari nilai rata-rata hasil lemak atau RSD maksimal 0,056 %, Jika kisaran RPD lebih besar dari 0,03 % atau RSD lebih besar dari 0,056 %, maka ui lang kembali. Ad Padatan susu tanpa lemak AS. Prinsip Padatan susu tanpa lemak dihitung sebagai pengurangan total padatan (dihitung menggunakan metode SNI ISO 6731) dengan lemak (A.4) sesuai dengan AOAC Official Method 990.21. Solids — Not Fat in Milk. By Difference between Total Solids and Fat Contents. Final Action A5.4 Perhitungan Padatan susu tanpa lemak (%) = total padatan (%) — lemak (96) (3) ASS Ketelitian Kisaran RPD maksimal kurang dari 0,06 % dari nilai rata-rata hasil padatan susu tanpa lemak. Jika kisaran RPD lebih besar dari 0,06 % maka uji harus diulang kembali AS Cemaran logam berat A6.1.Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) AG.1.4 Prinsip Destruksi contoh uji dengan cara pengabuan kering pada suhu 450 °C yang dilanjutkan dengan pelarutan dalam larutan asam. Logam yang terlarut kemudian dibaca menggunakan alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan panjang gelombang 283,3 nm untuk Pb dan maksimum 228,8 nm untuk Cd sesuai dengan AOAC Official Method 999.11. Lead, Cadmium, Copper, Iron, and Zinc in Foods: Atomic Absorption Spectrophotometry After Dry Ashing. Final Action (NMKL - AOAC Method). A61.2 Peralatan a) SSA beserta kelengkapannya (lampu katoda Pb dan Cd, sebaiknya menggunakan tungku graft); b) tanur dapat mempertahankan suhu 450 °C +5 °C; ©) neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg: 4) pemanas listrik; ) penangas air; ) pipet ukur berskala 0,05 mi atau mikro buret; (9) labu ukur 1.000 mi, 100 mi, dan 50 mi; h) gelas ukur kapasitas 10 mi; i) gelas piala 250 mi i) _botol polipropilena k)_cawan porselen/platina/kuarsa 50 mi sampai dengan 100 mi; dan 1) _kertas saring tidak berabu dengan spesifikasi particle retention liquid 20 um sampai 25 ym. ©BSN 2021 13 dari 23 SNI 8984:2021 A613 Pereaksi A6.1.3.1 Pelarut ‘a) Larutan asam nitrat, HNOs pekat (65 %, Bj 1.4) b) larutan asam Klorida, HCI pekat (37 %, Bj 1,19); ) larutan asam nitrat, HNO: 0,1 M encerkan 7 ml asam nitrat 65 % dengan aquabides dalam labu ukur 1.000 mi dan encerkan ‘sampai tanda garis; 4) larutan asam klorida, HCI 6 M encerkan 500 mi HCI pekat dengan aquabides dalam labu ukur 1.000 mi dan encerkan ‘sampai tanda garis. 6.1.3.2 Larutan baku a) Larutan baku 1.000 pg/ml Pb larutkan 1,0000 g Pb dengan 7 mi HNOs pekat dalam gelas piala 250 mi dan masukkan ke dalam labu ukur 1.000 mi kemudian encerkan dengan aquabides sampai tanda garis, atau dapat digunakan larutan baku Pb 1.000 pg/ml siap pakai; b) larutan baku 1.000 pg/ml Ca larutkan 1,0000 g Cd dengan 14 ml air ditambah 7 mi HNOs pekat dalam gelas piala 250 ‘mi dan masukkan ke dalam labu ukur 1.000 mi kemudian encerkan dengan aquabides ‘sampai tanda garis. Atau dapat digunakan larutan baku Cd 1.000 ug/ml siap pakai; ©) pembuatan larutan baku kerja disesuaikan dengan kandungan analit A614 Carakerja a) Timbang 10 g sampai 20 g contoh uji (W) dengan teliti dalam cawan porseleniplatina/ kuarsa; b) tempatkan cawan berisi contoh uji di atas pemanas listrik dan panaskan secara bertahap ‘sampai contoh uj tidak berasap la ©) lanjutkan pengabuan dalam tanur pada suhu 450 °C + 5 °C sampai abu berwarna putih bebas dari Karbon: 4) apabila abu belum bebas dari karbon yang ditandai dengan warna keabu-abuan, basahkan dengan beberapa tetes air dan tambahkan tetes demi tetes HNOs pekat kira-kira 0,5 mi sampai 3 mi; ¢) keringkan cawan di atas pemanas listrik dan masukkan Kembali ke dalam tanur pada suhu 450 °C 5 °C kemudian lanjutkan pemanasan sampai abu menjadi putih. Penambahan HNOs pekat dapat diulangi apabila abu masih berwarna keabu-abuan; )larutkan abu berwarna putih dalam 5 mi HCI 6 M, sambil dipanaskan di atas pemanas listrik atau penangas air sampai kering, ke mudian larutkan dengan HNOs 0,1 M dan masukkan ke dalam labu ukur 50 mi kemnudian tepatkan hingga tanda garis dengan aquabides (V), jika perlu, saring larutan menggunakan kertas saring ke dalam botol polipropilena; '9) siapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang sama seperti contoh; h) baca serapan (absorbance) larutan baku kerja dan larutan contoh terhadap blanko menggunakan SSA pada panjang gelombang maksimal sekitar 283,3 nm untuk Pb dan 228.8 nm untuk Cd; i) buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (ug/ml) sebagai sumbu X dan serapan (absorbance) sebagai sumbu Y; }) plot hasil pembacaan larutan contoh terhadap kurva kalibrasi (C); dan k)_hitung kadar logam dalam contoh. © BSN 2021 14 dari 23 ‘SNI8984:2024 AG.A.5 Perhitungan Kadar timbal (Pb) atau kadmium (Cd), (mg/kg) = a VxF (3) Keterangan: adalah konsentrasi Pb atau Cd dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per milter (ug) adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam mililiter (mi); adalah bobot contoh, cinyatakan dalam gram (g); dan adalah faktor pengenceran (=1 ka tanpa pengenceran) ms< 0 A616 Ketelitian Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 16 % dari nilai rata-rata hasil kadar Pb atau Cd. Jika kisaran lebih besar dari 16 %, maka analisis harus diulang kembali. 6.2 Timah (Sn) A624 Prinsip Destruksi contoh uji dengan cara destruksi bertekanan menggunakan microwave digester yang dilanjutkan dengan pelarutan dalam larutan asam. Logam yang terlarut dihitung menggunakan alat SSA dengan panjang gelombang maksimal 286,3 nm atau 235.5 nm sesuai dengan BS - EN 13805:2014. Foodstuffs - Determination of Trace Elements — Pressure Digestion untuk preparasi contoh Sn dan BS — EN 15764:2009, Foodstuff Determintation of Trace Element ~ Determination of Tin by Flame and Graphite Fumace AAS (FAAS and GFAAS) After Pressure Digestion untuk pengukuran kadar Sn. a) SSA beserta kelengkapannya (lampu katoda Sn), dapat menggunakan SSA Nyala ataupun SSA tungku graft; b) microwave digester, dengan vessel berkapasitas 70 mi sampai 100 mi; ©) neraca analitik dengan ketelitian 0,1 mg: 4) pemanas listrik; e) penangas air; ) pipet ukur berskala 0,05 ml atau mikro buret; 9) pipet ukur berskala 0,1 mi; hh) labu ukur 1.000 mi, 100 mi dan 0 mi; ) _erlenmeyer 250 mi; J) gelas ukur 50 mi; k) gelas piala 250 mi; dan 1) botol polipropilena A623 Pereaksi 6.2.3.1 Pelarut a) Larutan asam nitrat, HNOs pekat (65 %, Bj 1.4); b) larutan asam nitrat, HNOs encer; ‘campurkan 1 bagian volume HNOs pekat dengan 9 bagian volume air. ©) larutan asam klorida, HC! pekat (37 %, Bj 1,19); 4) hidrogen peroksida, H-O2, (30 %, 8) 1.11); ) _larutan modifier untuk graphite tube atomizer (GTA); = larutan ammonium diidrogen fostat 10 %; © BSN 2021 18 dari 23 ‘SNI 8984:2021 larutkan 10.0.9 ammonium dihidrogen fosfat (NH.HaPO.) dalam 100 mi air + larutan magnesium nitrat (mengandung konsentrasi Mg 10 g/t); farutkan 10,5 g magnesium ritrat heksahidrat (Mg(NOs)2.6H2O) dalam 100 mi air (atau dapat menggunakan larutan siap pakai); ~ pipet 2,5 mi larutan ammonium dihidrogen fosfat dan 0,25 mi larutan magnesium nitrat ke dalam labu ukur 50 mi, tambahkan 1 mi asam nitrat pekat dan encerkan dengan air hingga tanda lalu kocok 6.2.3.2. Larutan baku a) Larutan baku 1.000 ug/mi Sn siap pakai; ») Larutan baku Sn 50 ig/ml; isi labu ukur 50 mi dengan 10 mi sampai 20 mil air, tambahkan 2,5 ml HCL pekat, kocok, biarkan hingga suhu ruang, tambahkan 2,5 mi larutan baku Sn 1.000 pg/ml, lalu encerkan hingga tepat tanda kocok, larutan ini stabil sedikitnya selama 1 minggu; ©) Pembuatan larutan baku kerja disesuaikan dengan kandungan analit A624 CaraKerja a) Timbang 0,2 g sampai 0,5 g contoh uji (W) ke dalam tabung destruksi (atau sesuai rekomendasi alat), tambah 5 mi HNOsdan 1 mi HCl, tutup rapat dan masukkan ke dalam alat microwave, Kerjakan sesuai dengan petunjuk pemakaian alat; ) tambah 0,5 mi sampai 1 ml hidrogen peroksida untuk mencegah adhesi contoh ke dinding vessel, ©) destruksi contoh pada suhu paling rendah 180 °C; waktu destruksi contoh paling sedikit 20 menit setelah tercapainya suhu; untuk semua langkah dari proses destruksi, ikuti ketentuan sesuai rekomendasi alat dan keselamatan dari produsen; d) untuk mengurangi tekanan berlebih, dinginkan vessel yang masih tertutup sampai suhu kurang dari 40 * e) setelah vesse/ dingin, buka dalam ruang asam, sampai tidak ada asap coklat yang terlihat; f) direkomendasikan untuk menghilangkan gas dengan ultrasonic bath; 9) larutan hasil destruksi harus jernih dan volumenya kira-kira sama dengan larutan sebelum dostruksi, Penurunan volume dapat disebabkan oleh penutupan vessel yang kurang rapat. Ulangi destruksi untuk kasus seperti CATATAN —_Larutan hasil destruksi berwarna kuning disebabkan oleh zat organik yang tidak terdestruksi secara sempurna. Hal ini bisa terjadi karena contoh yang didestruksi terlalu besar dar/atau suhu destruksi terlalu rendah. Apabila suhu destruksi melebihi 200 °C biasanya tidak ‘menghasilkan larutan hasil destruksi berwarna kuning, namun sebagian analit akan hilang. Larutan hhasil destruksi berwarna biru merupakan hasil dari nitrogen oksida terlarut. Setelah pengenceran dengan air, warna biru mengbilang fh) setelah dingin, pindahkan larutan destruksi contoh ke dalam labu ukur 50 ml secara kuantitatif dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis; ')__kerjakan blanko dengan pemakaian pereaksi seperti yang digunakan pada contoh; }) siapkan deret baku dengan konsentrasi sesuai rentang kerja alat; k) baca serapan (absorbance) larutan deret baku, larutan contoh dan larutan blanko dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom tanpa nyala pada panjang gelombang 286,3 nm atau 235,5 nm; }) buat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam (ug/ml) sebagai sumbu X dan serapan (absorbance) sebagai sumbu Y; ‘m)plot hasil pembacaan larutan contoh tethadap kurva kalibrasi (C); 1) lakukan pengerjaan duplo; dan ©) hitung kadar Sn dalam contoh ©BSN 2021 16 dari 23, SNI 8984:2021 A628 Perhitungan Kadar timah (Sn), (mg/g) = (x VF en Keterangan: adalah konsentrasi Sn dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam mikrogram per milter (ugim\); V__ adalah volume larutan akhir, dinyatakan dalam milter (ml); W adalah bobot contoh, dinyatakan dalam gram (g); dan F adalah faktor pengenceran (=1 jika tanpa pengenceran). A626 Ketelitian Kisaran hasil dua kali ulangan maksimal 10 % dari nilai rata-rata hasil kadar Sn. Jika kisaran lebih besar dari 10 %, maka analisis harus diulang kembali 6.3 Merkuri (Hg) A634 Prinsip Contoh uji didestruksi dengan cara destruksi bertekanan menggunakan microwave yang dilanjutkan dengan pelarutan dalam larutan asam sesuai dengan BS - EN 13805:2014. Foodstuffs - Determination of Trace Elements — Pressure Digestion untuk preparasi contoh Hg. Jumlah Hg yang terbentuk sebanding dengan serapan (absorbance) Hg yang dibaca ‘menggunakan SSA tanpa nyala pada panjang gelombang maksimum 253,7 nm sesuai dengan AOAC Official Method 971.21. Mercury in Foods, Flameless Atomic Absorption ‘Spectrophotometric Method. Final Action. A632 Peralatan a) SSA yang dilengkapi lampu katoda Hg dan generator uap hidrida (HVG); b) microwave digester, dengan vesse/ berkapasitas 70 ml sampai 100 mi; ©) neraca analitk keteltian 0,1 mg: @) pemanas listrik; ) tabung destruksi; ) labu destruksi 250 mi berdasar bulat; 9) pipet ukur berskala 0,05 mi atau mikro buret;, fh) labu ukur 1,000 mi, 500 mi, dan 100 mi; ')gelas ukur 25 mi; dan |) gelas piala 500 mi. A633. Pereaksi A63.3.1 Pelarut a) Larutan asam nitrat, HNOs pekat (65 %, Bj 1.4); b) larutan asam nitrat, HNOs encer; campurkan 1 bagian volume HNOs pekat dengan 9 bagian volume air. ©) hidrogen peroksida, H2O2 (30 %, Bj 1,11); 4) larutan asam sulfat, HzSQ. 1 N; e) larutan pereduksi; ‘campurkan 50 mi HSO. dengan 300 ml aquabides dalam gelas la. 500 mi dan dinginkan sulfat, dan 25 g ‘SI 8984:2021 ‘SnCh, Pindahkan ke dalam labu ukur 500 mi dan encerkan dengan air suling sampai tanda garis; 1) larutan natrium borohidrida, disesuaikan dengan petunjuk alat. 6.3.3.2. Larutan baku a) Larutan baku 1.000 ig/ml Hg: larutkan 0,1354 g HgCle dengan kira-kira 25 ml air suling dalam gelas piala 250 mi dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mi kemudian encerkan dengan air suling sampai tanda

You might also like