You are on page 1of 104
i N ; } I eo - PETUNSUK ENCANAAN PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEY & SAN UMUM 9 n > ” H a PENDAHULUAN ... 1.1. Umum . 1.2, Fungsi Perkerasan 1.3. Struktur Den Jenis Perkerasen .. 1.4, Deser Perencanaén ..... 1.5. Fektor-faktor Yang Nempengarvhi Perencansen .. 1.6. Persyaraten Dan Pembatasan Penggunaan Pedoman. 1.7. Lingkup Per naga e eee Ee erys Bi 2.1. Umur Rencene ...-...+.-4. 2.2. Lalu lintes Rencen: PNTUAN BESARAN REHCANA 20. ee. .see eee eee eee 2.3. Kekuatan Teneh Dasar Dengan Atau Tange lepis Pondasi Bawan 2.4. Kekuaten Beton « PROSEDUR PERENCANAAN TEBAL PELAT ........0eees eens er ee UC EEE eee ee eee eee ett 3.2. Netebalen P 3.3. Tebel Minimun PROSEDUK PE 4.1. Umum see... 4.2. Penulangan Pade Perkerasen Beton Bersembung .. 4.3. Penulangen Peda Perkerasan Beton Bertuleng Me nerus y..i.ee 4.4. Penulengan Khusus Peda Perkeresan Beton Ber - sambung Tanda Tujangen --..seeeeeeeeeeeeter ees TEKNIX PENYAUBUNCA i DAN PENULANGAN 5.2. Dimensi Pelat 2. .csseseeeece ener e cece et eeeee 5.3. Penyaluran Beban ......eeseeeeeee Helaman 18 19 19 ig 24 29 30 30 31 33 A 6.1. 6.2. 6.3 pele 1.24 3. 14 8.1. 6.2- 8.3. PERKERASAN K PELAPISAN 1. CONTOH PERHITUNGAN ...... DUNZeN wee eee eee at n Penutup Sambungen (Jo ing) .. la Sambun; Unum .. Perenc TEBAL Minimum ..... TBAHAN ... Pelapisen Tembehen Perkeresan Xaku Di Atag Perke- resean Lentur ......- Pelepisan fambehan Perkerasan Kalu Di Ates Perke- Pesene ke kul eee Eee Cee ete eet eee eee eee eee Eee ur Di Atas Pelapisan Tembehan Perke~asen Ler keracaie ke Ulett eee eee he ee eeeee ieee ye tey Perkerasan Bart seeeeseeeee eee e eee Pelepisen Tambehan Perkerasan Keku Di Atas Perke~ cose ne Ke KW eee eee Eee Ee eerste reer Pelepisen Tambahen Perkerasan Lentur Di ates Per- Keragan Kaku ceigececcceeeececcccteeeeseees Sees 42 67 a2 185 CAMBAR CAMBAR cANBAR F caKBAR MBAR CabiBAR GaBAR GAMBAR GABAR 13, 14 15 16 qT 18 15 AMBAR Struktur Porker AN KAKU seeeeeeeereee ubu n Antere CBR Taneh Dengan K ....... Grafik untule me k Gabungen -..-..ee ntuke Huby nn Antara Kuat Tarik Lentur dan Kuat feken Reton .-+..+-- Peer tery Nenocann Untuk Sumbu TANDELRod: nda wees. HOLOGRAM Untuk Sumbu Tunggel Rods Ganda ..- HOHNOGRAW Untuk Sumbu Tungeel Rede Tungeal.. Sambungan Susut Dan Sembungan Peleksanson.. ungan Pemueign Dan Dudukan Ruji ......- Denah Sambungan ...+-s2eee eee ee Denah Sambungan Untuk Tipitel Situasi Per- kerason leet eee eee eee eee eee en Penanganen Untuk Bentuk Pelat Tidek Lezio Dan Sambungan Tidak Sejalur Pade Perkeras an Beton Bersambung Tanpa Tulengan .....-. Bentuk Tipikel Tumpangan Tulangan Memenjang Pade Perkeresan Beton Menerus Dengen Tuleng ans. Bentuk Tipikel Sambungan Pelaksansen Kelin- tang Pada -Perkeresan Beton Dengan Tulengen. Bentuk Tipikal Sembungan Balok Baja Flens lebar Perkeresan Beton lM rus Dengan Te+ Tanean ee eee eee Ee Eee ert Akhir Felet Pada Perkerasan Beton ienerus Dengen Mlengen ...eecececesseeececceeeeees Penangenen Block Out Pade Perkerasen Beton Bersembung Tanpa Tulang ..-+.....05 Penenganan Block Out Pada Perkerasan Beton Bersambung Tanpa Tulangan .......essee+ lapisan Peredam Retak Pada Sistim Pelapis Tambahan ...... GAMBAR A - 1 . CAMBAR A ~ 2 - GAMBAR A - 3 : DABTAR LAMPIRA - \ DAMPIRAN Ao: TABEL 1 : - ff mpen 2): TABEL 3 ¢ TABEL 4 + TABEL 5: : TABEL. 6 0: TABEL 7 2 TABEL 8 : TABEL 9 : Perelatan Pengujian Pembebanan Pelat ...... 190 Koreksi Kurva Beben Lendutan .... sees LOL Koreksi k'u akibat Lenturan Pelat .......-. 102 Gujiean Beban Pelat (Plete Load Test) un tuk Kenghitung Modulus Reeksi Tanah ..... 87 jenis lepis Pondasi Pee Eee 9 Koefisien Distribusi Kendereen Niega Pada Jalur Rencena .......ee sees sees eeeee cerns 1B Fektor Keamanan .....ss...sseeeeeeeeeeeer ee dd Perkirean Nilei Modulus Plastisitas Lap Pond as Meee eee eee EEE eee eee eee eae Perbandingen Tegengan‘Den Jumiah Penguleng en Beben Yang Diijinkan .esesseeeeeeeeeeess 24 Koefisien Gesekan Antara Pelat Beton De - ngen Lapisan Pondesi Bawah ....-...+ 26 Hubungan Antara Kuat Teen Beton Den An Ekivalensi Antare Baja Dan Beton .......+4. 27 Ukuran Dan Jarek RUji sees eeeeeeeeeseeeeeee Al Faktor Konversi Lapisan Perkeresen Lame Terhede PAL Beton ..ecseeeseeeeeeceseres 10 1. PEHDARULUAN Unum Prosedur perencenaan Perkerasen Kaku yang eken diureiken pada pedoman ini, torutama didasarkan atas pedomin yang dikembangkan oleh NAASR4 (Interim Guide to Pavel Thickness Design 1979) dengan bebernpa penyesuaian ya @ipandeng semcnubi kondisi di Indonesia - Interpretasi, evaluesi dan kesimpulen-kesimpulen yang - eken dikembengken delem pedoman ini, herus menperhitung- ken penerapanmya secara ekonomis sesuai dengen kondisi - setempat, tingket keperluan, kemampuan peleksenaen den syerat teknis leinny# ager konstruksi perkerasan yeng di rencanakan adalah yang optimal. Gare-cera perencensen yang tidak mengikuti pedomen ini,~ capet juga diterepken, asel dapet dipertenggung jawed! atau telah dibuktiken kebenaraanya, terutama epabila 4i dasarken peda hesil pengujian pengelaran, atau per bangan seorang ahli serta mendapat persetujuan pembina - im = jelen. Pengembangan den penyempurnsan pedoman ini selalu diha repken, teruteme pengembangen den penyempurnaen sebegai~ basil pengkejian yang dilekukan di Indonesia. Fungei Perkerasan Fungsi utema perkerasan adalah untuk memikul beban lalu lintas secara sman.dan nyeman dan selema umur rencans ti dak terjedi kerusakan yeng berarti. Untuk dapat memanuhi fungsi tersebut, perkerasen, kaku ha rus : - mereduksi tegengan yang terjadi pade tanah desar (seba gai akibat beban lalu lintes) sampai patas-betas yeng mes: bulken perbedean lencutan/penurunan yang dapat merusek campu dipikul tenzh dasay tersebut, tenp2 menim perkerasan sendiri. ~ direncanekan dan dibangun sedemikian rupa sehingge mem pu mengatesi pengeruh kembang.susut dan penurunen ke kuatan tansh a@asar, serte pengaruh cyaca den kondisi — . Lingkungen. .3. Struktur dan Jenis Perkembangan Kaku Perkeresan kaku edaleh struktur yang terdiri deri plet - beton semen yang tersambung (tidak menerus) tenpe atau- dengan tulengen, atau menerus dengan tulengan terletak ~ diatas lapis pondasi paweh, tanpe atau dengan peraspelen sebagai lepis permukeen. DLL: lapis peraspalan plat beton seen | 1g 3 . Ao a ——— lapis 2 4, Pondasi bawah / ‘tanah dasar yMidak seperti halnye pada perkerasan lentur, dimana le pis pondasi den lapis pondasi bawah memberikan sumbangan yang, beser terhadap daya dukung perkerasen, pada perke fesan kaku, deye dukung perkerasan terutema diperoleh da ri pelat beton. Hal: tersebut disebabkan oleh sifat pel: beton ya cu kup kaku sehingga dapat menyeba rkan beban peda bidang - yang luas den menghasilkan tegangan yang xendah peda 18 pisen-lepisen di bawehnya. Sésuai dengan pengertian di atas, perkerasan keku dppat dikelompokkan ke dalam : ite 2. Perkerasan beton semen, yaitu perkerasen kak dengan be ton semen sevagei lapisan|laus! Terdepat 4 jenis perkerasun beton semen : ~ Perkerasan beton semea bersambung tanpa tulengan(im 4016 ong - Pérkeresan beton semen bersambung dengan tulangan - Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan ~ Perkerasan beton semen pre teken. b. Perkerasan komposit, yeitu perkerasan keku dengan pelet beton semen sebu, Jepis pondasi dan aspol beton seba gei lepis peroukeean. Dasar-desar Pere angen Delam perencanzen perkerasan kaku, tebsl pelet beton dihi~ tung agar supaye mampu memikul tegangan yang ditimbulken ~ oleh + - beben-rode kendaraan = perubahen suhu dan keder air - perubehan volume pada lapisen dibawahnya. Untuk mengeteasi repetisi pembebanan lalu lintas sesuai de ngean konfiguresi dan beban suburnya, delam perencanean te bal pelat diterupkun prinsip kelelehan (fatigue). Prinsip tersebut didesarkan peda anggapan bahwa apabile perbanding an tegangen (perbandingen entara tegangan lentur beton aki “bat teban roda dengan kuat lentur beton (MR) menurun, make jumleh repet ningkat. i pembébanan sampei runtuh (failure) eken me Apabila perbandingan tegangan lentur tersebat rendeh (diba Web) bates ketehenan kelelehan lentur beton, make beton - ekan pampu memikul repetisi tegengan yang tidak terbatas , tanpe kehilangen kekuatannya. Sebaliknye, pada perbandingen tegangan yang tinggi, beton hanya mampu memikul repetisi tegengan yang senget terbatas sebelum beton tersebut runtih. Perencanean tevel perkeras~ an keku yeng diureikan dalea pedomen ini, didasarken pada: ~ Kekuaten tangh dasar yang dinystaken Modulus neh Daser (k.)- = tebe dan jenis pondesi deweh yang diperlu nountuk me Jeyeni lelu lintes pelaksanaen, mengendeliken pemomps- en dan perubehen volume tenah dasar, serta untuk mende patken keseragaman deya dukung dibeweh pelat. . - kekuatun beton yang dinyatakan kuat lentur (MR) untuk- mengetesi tegengan yeng diakibatken oleh beban roda de ri lelu lintas rencana. Dalam perencanasn ini, kekuetan beton tidak dinyataken - delem kuat tekan (compressive strength ) tepi delem kuat- lentur tarik (flexural strength ), mengingst bentuk rerun tuhan peda perkerasan beton berupa retaken yen diakibet kan oleh tegengan lentur tarik yang berlebih. Faktor-faktor Yang Mempengeruhi Perenceanaan 1.5.1. Perenan dan tingket pelayanan Umumnya, perwujuden yang barus disediakan pada - suatu rues jalan tertentu harus ditentuken berda- sarken peranen jalen den intensitas lelu lintes - nye. Makin penting peranan jalan, den nak. gi intensitas lelu lintes, mka mek perwujudan yang harus disediaken. ting n tinggi pule Hel ini dapat diperoleh dengan menerapkan tinghet kepercayean yang tinggi delem menetapkan besaran- besaren rencana, Meskipun kenyemanen tidak terkeit dalam peren an tebkl perkerasen keku, tapi hal tersebut teru- tama dikendalikan melalui kwajitas hasil pekerja- an (quality of initial finish), gistim sambungan, deya dukung lepis pondasi bawah den tenah dasar. 1.5.2, Lelu - lintas J Veriabel-veriabel lelu lintas yang dapat nenpengé ruhi perwujuden perkerasan kaku adelah : - Volume lalu lintas ~ Konfigurasi sumbu den rode - Beben sumbu - Ukuran dan tekanen ban - Pertumbuhan lalu lintas = Jumlen jelur dan aren lau lintes. Dalam mesctapkan angke pertusibuhan lelu lintas,per Lu ne; setiep kemung inan pole lelu Lin rekan terjadi, antar meninjeu kondisi dan potensi sosiel ekonomi daerah tas yang lain, dengan- yang bersangkutan serta daereh-daeruh lainnye yang berpengaruh terhadep jelan yeng direncaneken. Umur Rencans Umur rencans perkerasan jalen ditentukan atas an ser pertimbangan-pertimbangan perenan jalan, pole elu lintesden nilei ekonomi jalan yeng bersangkut en (dapat ditentuken antara lain dengan metoda Be nefit Cosy Ratio, Internal Rete of Return, koubine si dari metoda tersebut atau cara-cera lain) Serta tidak terlepas dari pada pengembangan wilayah. Kepasites Jelen Delem menentukan lelu lintas rencene, kapasites ~ meksimum jalan yeng direncanskan harus dipandsng - sebagai pembatasan. Tanah Dasar Paremeter yong paling unum digunakan untuk menyate Kan @aya @ukung tanah dasar pada perkerasan keku ~ adalah modulus reaksi tanah dasar (k). Modulus reaksi tanah dasar ditetapken di lepangan~ dengan pengujien plete bearing. Dalam keadsen ter 2t juga ditentuken berdasar Welaupun sebagian besar beban pada perkerasan kaku dipikul oleh pelat beton, namun keawetan dan kekust an pelat tersebut sangat dipengsruhi oleh sifat, da ya dukung den keseragamen taneh dasar. Oleh karena- itu, tanah dasar perlu dipersiapkan secara baik, an tara lain dengan memadatkan, membentuk, serta meleng kapinya dengan fasilitas drainase. Penentuan daya dukung tanah berdasarkan evaluasi ha sil pengujian di lapangan maupun di laboratorium, ti dak dapat mencakup secara terinci (tempat demi tem- pat) sifat-sifat daya dukung tenah daser sepanjeng- suatu bagian jalen. Koreksi-koreksi perlu dilekukan, baik pada tehap pe rencanaen detail maupun pada sast peleksanaen, se suai dengan kondisi setempat, Umumnya persoalan yang menyangkut tenah daser = ada lah sebagai berikut : a. Sifat mengembang dan menyusut akibat perubehan - kedar air. b. Intrusi dan pemompaan (pumping) pada sambungan , retak dan tepi-tepi pelat sebagai akibat pembe - banan lalu lintas. c. Daya dukung yang tidak merata dan sukar ditentu- kan secara pasti pada derah dengan mecam tanah- yang sangat berbeda sifet dan kedudukannya, atan akibat pelaksanaan, ' d. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas Gan penuruhan yang diakibatkahnya yeitu tanah berbutir kasar yang tidak dipadatkan secara ba. Salah satu cara untuk mencegeh timbulnya persoalan- diatas, make tanah dasar harus dikerjakan sesuai de ngan “Peraturan Pelaksenaan Pembangunan Jalen Raya” edisi terakhir, Meskipun peda dasarnya lepis pondasi bawah pada perkeras an kaku tidak merupakan bagian utama untuk memikul beban tetapi merupaken bagian yang tidak bisa diabaikan dengan fungsi sebagai berikut : a. Mengendaliken pengaruh kembang susut tanah da: ar. >, Mencegah intrusi den pemompaan pada sambungan, retak an dsn tepi-tepi pelat. c. Memberikan dukungan yang wantap den ser: lat. d, Sebagai perkerasan jalen kerja selama pelaksanzan. pada pe atau diberi lapisan pondasi bawah sedemikian rupa sehing ga diperoleh peningkatan nilai k. Penggunaan lapis pondasi bawah dengan bahan pengikat - (bound subbase), umumnya akan membe! k yang cukup besar. an kenaikan nilai Y Pada setiap konstruksi perkerasan kaku, lapis pondasi ba mum 10 Cm _harus selalu dipasang, kecuali apabila tanah dasar meap wah mi: unyai sifat dan mutu sama dengan bahan lapis pondasi bewah sebegaimena yang diuraikan di bewah. Lapis pondesi bavah dapat terdiri dari bahan berbutir ~ (unbound subbase) atau bahan distabilisasi (bound subba- se) Sebagaimana ditunjukkan pada Tabel, Bahan setempat - yang telah terbukti memberikan hasil yang baik, dapat ju ga digunakan sebagai bahan lapis pondasi bawah, Bagien atas lapis pondasi bawah, minimum 10 Cm, harus - terdiri dari jenis A,B, C, D, atau E, sedangkan bagian~ bawahnya depat terdiri dari jenis F. Penggunaan lapis pondasi baweh jenis A harus + ~ memperhatikan kemungkinan intrusi butir halus dari la pisan di bawahnya, ~ menyediakan fasilites pengaliran air (drainase) ~ menghindari penampang melintang berbentuk perit. Lapis pondasi bawah dianjurkan dipasang pada seluruh le bar bedan jalan, Pada kasus dimana lapis pondasi bawah- harus dipasang pada penampang melintang berbentuk parit maka minimus 60 Cm hawparannya harus berada di luar te pi perkerasan dan harus dilengkapi dengan fasilitas dra inase, Bahu biasanya dibuat deri bahan lapis pondasi lentur - atau bahan lepis pondasi distabilisasi yang kemudian di tutup dengan lapis peraspalan. Perbedean kekuatan antara baku dengan jalur lalu lintas akan menimbulkan persoalan pada sambungan (antara bahu- dengan pelat) apabile sebagian roda kendaraan berat me nginjek bahu: Hal tersebut dapat diatasi antara lain dengan cara : = Membuat bahu dari pelat beton dan mengikatkannya pada pelat perkerasan. - Mempertebal tepi pelat. - Menggunakan kerbmanolit. Kekuatan Beton Karena’ tegangan kritis dalam perkerasan beton terjadi ~ akibat melendurnya perkerasan tersebut, maka kekuaten ~ lentur beton (flexural strength) umumnya merupakan pen cerminan kekuatan keton yang peling cocok untuk perenca naan. Kuat lentur beton ditentukan dengan pengujian secara pembebenan tige titik (third-point loading) sesuai de ngan ASTM ~ C-78 terhedap bende uji berumur 28 hari. ee 4.6. 10 Persyaratan den Pembatasan Penggunaan Pedoman Untuk mendapat hasil yang memuasken, pengguraen pedoman harus memperhatikan persyaratan dan penbatasan sebagai b' kut + - Modulus Reaksi Tanah Dasar (k), minimum 2 kg/Cm3 - Kuat lentur tarik beton (MR), pada umur 28 hari dianjur - kan 40 kg/Cm2 (dalam keadaan terpaksa bolen menggunaken ~ beton dengen MR minimum '50"kg/Cm2). - Kelandaian memenjang jalan, maksimum 10% - Pelaksanaan harus sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan Per kerasan Kaku (Beton Semen). Lingkup Perencanaan Keberhasilan perencanaan perkerasan kaku tidak semata -mata ditentuken oleh tebal pelatnya saja, tapi juga sangat dipe- ngaruhi oleh perencanaan begian-bagian lainnya, Oleh karena itu pedoman ini menguraikan juga perencanaan sambungen, di mensi dari pola pelat:dan tulangan. Disemping itu, pedomen ini dapat digunakan beik untuk perke rasan jalan beru (beton semen dan komposit) maupun perkuat- an perkerasan jalan lama (perkerasan kaku di atas perkeras- an lentur, dan perkerasan di atas perkerasan kaku), Dalam hal perencaniaan perkuatan jalan lema dengan cara ini, maka penetapan nilai konstruksi jalan lama tersebut se penuhaya menjadi tanggung jawab perencana sesuai dengan kon disi setempat dan pengalanannya. Dalam hal ini sangat\dianjurkan untuk terlebih dulu neneli- ‘ti dan menpelajeri hasil-hasil penyelidikan lepangan. i 2. PENENTUAN BESARAN RENCANA Umur Rencana Umur rencana perkerasen jalan ditentukan atas daser pertim bangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu linte ta nilai ekonomi jalan yang bersangkuten (dapat ditentuken antara lain dengzn metoda Benefit Cost Ratio, Internal of Return, kombinasi dari metoda tersebut atau cere lain)yeng tidak, terleps dari pola pengembangan wilay: Umumnya perkeresen kaku direncanakan dengan umur rencana - (n)_ 20 sawpai_ 40 tahun, Lalu lintas Rencana : 2.2.1. Umum Bab ini menguraikan secara terinci prosedur,penentu an beban lalu lintas rencana untuk perkerasan kaku yang dinyatekan dalam jumlzh sumbu kendaraan nisga- (Commersial Vehicle) sesuei dengan konfigurasi sum bu pada jalur rencane selama umur rencana. Lalu tas harus dianalisa berdasa rkan atau hasil- perhitungan volume lalu lintas dan’ konfigurasi sum bu berdasarxan data terakhir (¢2 tahun terakhir dari pos-pos resmi setempat. 2.2.2, Karakteristik Kendaraan ~ Jenis kendaraan Untuk keperluan perencanaan perkerasan kaku,hanya kerfjaraan Riaga yang mempunyai berat total mini ~ mum 5 ton yang ditinjeu. - Konfigurasi sumbu Terdapat(3konfigurasi sumbu rencana yaitu : - Sumbu tunggal dengan rode tunggal ¢s7*/> ¢ Sree) ~ Susbu tunggal dengan roda ganda ¢ £7 - SEG) - Sumbu tandem dengan roda ganda 12 Umuanyé konfigurasi sumbu lainnya tidak diperhitung kan Galam perencanaan perkerasan karena jumlahnya - yang terbatas dalan volume lalu lintas total. 2.223. Prosedur - Hitung voluze lalu linta (LHR) yang diperkirakan - akan menggunakan jalan tersebut pada akhir umur ren cana. Periksa kembali bahwa volume lalu lintas tersebut - tidak melampaui kepasitas jalen. - Hitung jumlah kendaraan niaga (JKN) selama umur ren cana (n tahun) dengan persamaan : SKN = 365 x SKK x RY Dimane + JKNH a pada saat jalan dibuka. R adalah faktor pertumbuhan lalu lintas ~ yang besarnya tergantung pada fektor per- tumbuhan lalu lintas tahunan (3) dan umur rencana (n). nh jumlah kenda: Apabila pertumbuhan lalu lintas tahunan selama waur rencana tetap, maka R dihitung dengan cara sebagai- berikut : (+ a)P 4 v R= (440) flog (1 + i) Apabila setelah waktu tertentu (m tahun) pertuabuh- an lalu lintas tidek terjedi lagi, maka R dapat di hitung dengan cara sebagai berikut : (Vea) Bd = + (a= m+ apt ‘Log (1 + i) (i#o) 13 Apabila setelaa waktu tertentu ( m' tahun) pertunbuhen le lu lintas berbeda dengan sebelumnya (i'/tahun), maka dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : & (ai™ sa (1ed)™ beh? ee en “log (1+i) "log (44i') it 4 0)) - Hitung persentase masing-masing kombinasi konfiguresi- beban sumbu terhadap jumlah sumbu kendaraan niaga t an (JSKNH). ee tal 7 ~ Hitung jumleh repe tisi komulatip tiap-tiap kombinasi- konfiguresi/beban sumbu pada jalur rencana dengan cara mengalikan jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) dengan~ persentase tiap-tiap kombinasi terhadap (JSKNH) gan koefi- sien-distribusi jalur rencana seperti yang tertera pa da Tabel. 2. qabel’2. Koefisien Distribusi Kendaraan Niaga pada Jalur Ren- cana. Kendaraan Niaga Jumlah Jalur _— 4 Arah 2 Arah 4 Jalur : 4 4 2 Jalur 0,70 + 0,50 3 Jalur 0,50- 0, 42! 4 Jalur aan 0,45 5 Jalur - ‘0; 6 Jalur - 0,4 Sebagai ‘besaran\rencana beban sumbu untuk setiap konfi gurasi harus dikalikan dengan Faktor Keamanan (FK) se perti tercantum pada Tabel 3, wa Tebel 3. Faktor Keamanan Peranan Jalen \ z tt Jalan Tol 1,2 Jalan Artert a) JalanKolektor/Lokal 4p Kekuatan Tanah Dasar Dengan Atau Tenpa Lapis Pondasi Bawah 2.5.1. Kekuatan tenah dasar dinyatekan dalam nilei Modulus Reaksi- ® “maneh Dasar (k). Nilaei Modulus Keaksi Tanzh Dasar (i) diper oieh di Japangan dengan melekukan pengujian Plate Bearing ~ (AASHTO 1.222 - 81) yang memerlukan peralatan khusus dan te naga yang terlatih. | Prosedur pengujian tersebut disajikan dalem lampiran A. i{fpile délam perencanaan nilai k belum depat diukur, maka ni wydai k dapat ditentukan berdasarken korelasi antare nilai - "7 dan CBR sebagaimana disajikan pada Gambar 2. ' yilai_k tersebut harus diuji kembali dengan nilai k hasil - ngukuran di lapangan setelah permukaan tanah dasar disiap Pada dasarnya lapis pondasi bawah, tidak dimaksudkan seba ~ gai lapis daya dukung, tetapi bila digunakan lapis fondasi- pawah dengan lapis pengikat (bound subbase) atau dalam hal | lapis pondasi bawah diperhitungkan sebagai yang mempunyai ~ “ daya dukung, maka nilai k gabungan dapat ditentukan dengan- “ menggunakan GamUar 3 daa Tabel 4. IRAAN NILAL MODULUS ELASTISITAS LAPIS PON 4 Modulus Elastisitas Jenis Bahan 7 cpa psi kg/Ca2 Granular 0,055-0,138| 6000-20000 565-1440 japis pondasi Di Staoi yisasi Semen 3,5 - 6,9 | 50000-1000000 [35210-70420 feneh Distabilisasi Semen| 2,8 - 6,2 | 40000- 900000 P8170-63380 japis pondasi Diperbaiki jspal. 2,4 = 6,9 | 350000-7000000} 24650-70420 jepis pondasi Diperbaiki jspel Emulsi- 0,28-2,1 * | 43000-300000 | 2815-21125 j.2. Penentuan Nilai Modulus Reaksi Tanah Dasar (k) Rencana untuk menentukan besarnya Modulus Reaksi Tanah Dasar réacana (k°)- yang mewakili suatu seksi jalan, dipergunakan rumus sebagai- bverikut : Ko =k - 25 untuk jalan Tol ko = K - 1,645 untuk jalan arteri xo = R - 1,289 untuk jalan kolektor/lokal dan Faktor Keseragaman (FK =—-x 100%) dari suatu seksi di anjurken lebih kecil dari 25% * Keterangan = Modulus Reaksi Tanah Dasar yang mewakili -- suatu seksi. i R .ék ‘ (Modulus Reaksi Tanah Dasar rata-rata “dalam suatu seksi jalan). k = Modulus Reaksi Tanah Dasar tiap titik dida~ lam seksi jalan. on(é ke) ~ (6 «)? u 0 (Standar deviasi) n(n-1) 16 HUBUNGAN ANTARA. CBR TAPAH DENGAN kk. GAMBAR 2. GRAFIK UNTUK MENENIUKAN IC GABUNGAH Cambar'3. ig Feluatan keto hems GR) bade a e ‘gambar 4. Hubungan antara kuat tarik lentur dan kuat tekan pada umur 28 havi. 3. PROSEDUR PERENCANAAN TE! AL PELAT Umum Sesudah repetisi dari masing-masing konfigurasi dan kombina si suabu/bebsn, kekuatan beton, modulus reaksi tanah dasar/ modulus reaksi gabungan diketahui, maka perhitungan tebal ~ pelat dapat dilakukan dengan mula-mula mencoba memilih sua- tu tebal pelat tertentu kemudian dihitung “fotal Fatigue" ~ untuk seluruh volume lalu lintas pada jalur rencana berda ~ sarkan konfigurasi dan beban sumbu selama umur réncane Bila totel fatigue melebihi 100%, selanjutnya diambiltetal. pelat yang lebih besar dan pemeriksaan tots1 fatigue diula~ ngi kembali. Teal rencana adalah tebsl yang memberixen totel fatigue ~ mendekati ateu sama dengan 100%. sua~ Ketebulan Pelat langkeh dalam prosedur perencanaan adalah sevagai ~ a. Pilih suatu tebal pelat tertentu. be Untuk setiap kombinasi konfigurasi dan beban sumbi serta suatu harga k tertentu maka : ~ Tegangan lentur yang terjadi pada pelat beton ditentu- kan dari Grafik pada Gambar 5, Gatau 7, - Perbandingan tegangan dihitung dengan membagi tegangen lentur yang terjadi pada pelat dengan kuat lentur ta rik (MR) beton. = Jumlah pengulangan beban yang diijinkan ditentukan ber dasarkan harga perbandingan tegangen seperti yang di tunjukan padi Tabel 5. c. Persentase patigue untuk tiap-tiep kombinasi/beban sumbu ditentukan dengan menbagi jumlah pengulangan beban renca na dengan jumlah pengulangan beban yang diijinkan. d. Cari total fatigue dengan menjumlahkan persentase fati - gue dari seluruh kombinasi konfigurasifbeban sumbu. 20 Langkah-langkah a sampai d diulengi hingga didapatken tebal pelat terkecil dengan total fatigue yang lebih~ kecil atau sama dengan 100%. TEGANGAH YANG TEAJAD 22 Ram UNTUK SUMEU NCMOG? 2 24 er. Yang Gale perencmam per- Qumlzh Pengulangen Be! an kersisalan ‘pelat ca 3 ft a 4 if Perbandin: Didjinken. yeted: Gabel 5. 4, PROSEDUR PEXENCANAAN TULANGAN Umum Tujuan utamanya penulengan adeleh bukan untuk mencegeh ter -jadinya retek melainkan untuk + - Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat dipertehankan. - Memungkinken penggunaan pelat yang lebih penjang agar da pat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan, - Mengurangi biaya pemeliharaan. Junlah tulangan yang diperlukan dipengaruhi oleh jarak sam bungan susut, sedangkan dalam hal beton ‘bertulang menerus, Giperluken jumleh tulangan yang cukup untuk menghilarigkan- sambungan susut. Penulangan Pada Perkerasan Beton Bersambung. Lues tulangan pada perkerasan ini dihitung dari persamaan- berikut : 1200 F.L.h oo 's fy dimana : = luas tulangan yang diperlukan (Cm2/m lebar) = koefisieh gesekan antara plat beton dengan ~ lapisan dibawahnya sesuai Tabel 6, = jarak antara sambungen (m) tabel pelat (m) = tegangan tarik baja yang diijinkan(ke/Cm2). wore 0 Catatan : - Berat isi beton diambil 2400 kg/m3 ~ Untuk panjang pelat lebih kecil atau sama deng- an 13 m luas tulangan diambil 0,1% dari luas pe nampang beton. SEA tub ; Aamb Lol Ze A. Panncein Pr 4, A, PROSEDUR PERENCANAAN TULANGAN Tyjuan utemanya penulengan adalah bukan untuk mencegeh ter Jadinya retak melainkan untuk + ~ Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat dipertehankan. + Memungkinken penggunean pelat yang lebih panjang agar da pat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. - Mengurangi biaya peteliharaan. Jumlah tulangan yang diperlukan dipengaruni oleh jarak sam bungan susut, sedangken dalam hal beton bertuleng menerus, diperluken jumlah tulengan yang cukup untuk menghilangken- Sambungen susut, 4,2, Penulangan Pada Perkercsan Beton Bersambung. Luas tulangen pada perkerasan ini dihitung dari persamaan- berikut a luas tulangan yang, diperiukan (Ca2/m Lebar) koefisien gesekan antara plat beton dengan - Japisan dipawahnya sesuai Tabel 6. jarak antara sembungan (m) tabel pelat (mn) tegengan tarik baja yang adi jinkan(kg/Cn2) « Berat isi beton diambil 2400 kg/m3 Untuk _panjang pelat lebih kecil atau sama deng~ an {13 o| luas tulangen diambia 0, +8 dari luas pe nampang beton. 26 p il penulangan pada perkerasan beton bersambung dengan tu H angan dapat dilihat pada butir 9.7.1. qabel 6. Koefizien Gesekan Antara Pelat Beton Dengan Lapis - Bawah. Jenis Pond: BURTU, LAPEN dan konstruk “ si yang sejenis 2,2 Aspal Beton, LATASTON 1,8 Stabilisasi Kapur 1,6 | Stabilisasi Aspal 4,8 | Stabilisasi Semen 1,8 \ Koral 1,5 Batu pecah 4,5 1,2 0,9 Prosedur tulangan memanjang yang dibutuhkan pada per- xerasan beton bertulang menerus dihitung deri persama an berikut : O35 - 0,2 F) dimana = Persentase tulangan memanjang yang dibu tuhkan terhadap penampang beton. ft = Kuat tarik beton (0,4 - 0,5 MR) ~ fy = Tegangan leleh rencana baja. "4 n= Angka ekivalensi antara baja dan beton- E a ( g2-), capat dilifiet pada Tebel 7. c Keefisien gesekan ante dengan lapisan dibawahnya. s = Modulus elastisitas baja. m X wm 0 ¢ = Modulus elestisitas beton. atel 7. Hubungan Antara Kyat Te!an Beton Dan Angka Ekivalen si Antara Baja Dan Beton. PBK (Kg/Cn: L| a agon Persentase minimum dari tulengan memonjang pada per kerasan beton menerus adaleh 0,6 % dari luas penam~ pang beton. Jumlah optimum tulengan memenjang, perlu dipasang ~ sedemikian rupa sehingga jarak dan lebar retakan da pat dikendalikan, Bila jarak antara retaken terielu lebar, meka retaken itu sendiri akan menjadi lebar sehingga akan mempercepat karat pada tulangan. Sedangkan bilu Jarek entars retokan terlalu kecil - maka akan terjadi disintegrasi pada pelat. Secara teoritis jarak antera retakan pada perkeras- an beton menerus dengan tulangan dibitung dari samaan + per ITT ae tt? , Ler = ———— n.p.“u.f, (SEc - Ft) 28 dimane : Ler = jarek teoritis antara retekan P u luas tulangan memenjang persatuen luas betan perbandingan keliling dan luas tulengan 0 fs =tegangan lekat antara tulangan dengan beton - 2.16 VTE B-1e ee ft- kuct tarik beton (0,4 =0,5 MR) n= angke ekivalensi antara baja dan beton = —3— t c= modulus Elastisitas 16.600 / Tk. Untuk menjamin agar didapat retakan-retaken yang halus dan jarak antara retakan yang optimum, maka : - Persentase tulangan den perbandingen antara keliling dan luas tulangan harus besar. = Sebaiknya menggunakan batang yeng diprofilkan (4 medbars) untuk memperoleh tegangan lekat yang lebih tinggi. r sJarak retaken teoritis yang dihitung 4 per: diatas harus memberikan hasil antara 1,5 dan‘2,5 m. Detail dari tulangan memanjang pada perkerasan beton ~ menerus dengan tulangen dapat dilihat pada butir 5.7.2. .3-2. Penulangan Melintang Luas tulangan melinteng yang diperluken pada perkeresan beton menerus, dihitung dengan persamaan yang sama se perti pada perhitungan penulangan perkerasan beton ber- sambung dengan tilangan (butir 4,2) Detail tulangan melintang menerus pada perkerasan beton “menerus dengan tulengan dapat dilihat pada butir 5.7.2. 29 4.4, Penulangan khusus Pada Perkerasan Beton Bersambung Tanpa Tulangen. Pada bagian-bagian plat yang diperkirakan akan mengalami .:retak akibat konsentrasi tegengan yang tidak dapat dihin dari dengen pengaturan pola plat, maka bagian pelat ter sebut harus diberi tulangan. Keadaan tersebut dijumpai misalnye pads > pelat dengan bentuk tak lajim (seperti bentuk so; = pelat berlubang . Ltiga) > pelat dengan sambungan yeng tidak sejalur Detail penulangan pada kasus ini dapat dilihat pada ou tir 5.7.3. " NYAMBUNGAN DAN PENULANGAN Umum Keterbatasan kemampuan peralatan pelo! sanaan serta pemba tasan terhadap tegangan-tegangan yang timbul akibat pe - muaian, penyusutan, perbedaan suhu dan kadar air pada ke tebalan pelat, menuntut agar perkerasan beton 5 ai kerjakan dalam pola pelat yang terpotong. Dengan demikian, antara tiap jalur penghamparan diperlu- kan sambungan memanjang. Demikian pula untuk penufidean - pekerjaan (akibat cuaca, kerusakan peralatan, kemampuan- pelaksanaan perhari) juga diperlukan sambungan peleksana an yang dipotong secara melintang (sembungan pelaksanaan melintang). . Perkerasan beton dapat juga dikerjakan dengan pola meman Jang yang menerus, meskipun ekan ‘terjadi pergerakan pe lat akibat penyusutan den pemuatan, Vergerekan pelat - akan menimbulkan tahanan geser antara pelat dengan permu kaan lapisan dibawahnya, sehingga akon terjadi tegangen- tarik dan tegangan teken pada beton. Selama penyusutan, tegangan tarik yang terjadi dapat ae lampaui kuat tarik beton, sehingga akan terjadi retak - yang memperlemah perkerasan. Berhubung dengen hal tersebut, maka : ~ Pada perkerasen beton bersambung tanpa tulangar, sem - bungan susut harus ditempatkan melintang jalur pengham paran pada jarak-Jjarak yang tepat, agar retak yang ter jadi dapat dikendalikan. - Pada perkerasan beton berssmbung dengan tulangan,” sam bungan susut ditempatkan pada jarak-jarak yang lebin - jbesar, serta tulangan dipasang untuk memegang setiap - retak yang terjadi peda seluruh panjang tiap-tiap pe lat. "t ~ Pada perkerasan beton menerus deng an susut tidak perlu dipe 1, karen direncanak. untuk memeg 5 aétiap re #lasan lein untuk menbatesi ukuran pelat adalah untuk ne ngendalikan besarnya tegengan lenting (warping stresses) sebagai akibet perbedean suhu dan atau kadar air pada ba gian atas dan bagian bawan pelat. Tegangan lenting terse but Suge akan menimbulken retakan yang tidak terkenda kan, Karena tegangan lenting ean memperbesar tegangan tarik- total, maka perencanaan pelat harus memperhitungkan hal tersebut dan juga perlu dijage ager tegangan tarik total tersebut terjadi sekecil mungkin dengan memperhatikan ~ pertimbangan-pertimbangan praktis lainnya. Uraian ini dimaksudkan untuk memberikan pengertian menge nai, konsep-konsep dasar, cara penyambungan dan penulang- an perkerasan kaku untuk jalan. f'5.2. Dimensi Pelat .5.2.1. Lebar Pelat Leber pelet (Jjalur penghampa kerjaan tertentu ditentukan berdasa in) untuk suatu pe - cen metada pe laksanaen yang akan diiskukan (apakah beton akan din a manual). par dengan mi seca: Umumnya mesin penghampar mempunyai kemampuan simum 7,5 lebar hamparan (yaitu untuk dua jalur - lalu lintas). Terdapat juge mesin penghampar yang mempunyai ke mampuan 15 meter lebar namparan, tetapi untuk me ngurangi tegangan ‘lenting, seringkali dilakukan - penggergajian atau pembuatan sambungan susut me - wanjang (juga dikenal sebagai sambungan engsel). Penghemparan beton secara manual dengen lebar ham paren yeng lebih besar dari 4 m biasanya tidak - praktis. Untuk kemudahen pelaksanaan, biasanya jalur penghem paran dibuat sama atau sebsgai kelipatan leber ja ivr lalu lintas (misalnya untuk suatu jalen @ - lur yang mempunyai lebar masing-masing jalur dengan dikerjeken sekali penghamparan den; penghampar atau dua kali menghampar d paran secara manual). 6 Pelat Biasanya pelat berbventuk empat persegi pangan; ¥ mempunyai perbvandingen panjang dengan Leber cukup - besar, cenderung peceh, menjadi pelat-pelat yang - berukuran hampir sama (misal bujur sangkar), teruta ma dalam kasus pelat yang mempunyai ketebalan rela- tip tipis. Dengan demikian, untuk mencegah retaken yang tidek- terkendali dan tidak beraturs n, sedapat mungkin di~ buat pelat yang mempunyai ukuran panjang daa Lebar yeng sama. Meskipun demikian, pelet vberbentuk empat per: panjang mempunyai keuntungan dalam hal pengurangan- jumlah sambungan yang diperlukan untuk suatu pan ~ gang perkerasan tertentu, sehingga akan menghemat - biaya pembuatan dan perawatan sambungan, Panjeng pe Jet ckan menentukan lebar bukaan retakan dan secara uugun-dapat—dihitung sebagai berikut \aebar bukaan retekan minimum (am) = 0,45 x Panjeng~ Pelat {m) umunnya lebar retakan yang diijinkan ter- isar antara 1-3 mm, tetepi untuk kemudahan pengisi 1 joint sealer, lebar buksan pada bagian atas i~ sBerlebar maksimum 6-10 mm dengan kedelaman tidak le dari 20 um. ' - tt rak-Jjarek sambungan sebegaimana dicantumkan dibawah ini dapat mengendalikan retak melintang dengan bdaik. Harga-harga tersebut day t dijadikan pedoman dalam- menentukan jerek sambungan yang sesuai dengan kondi si setempat. —— Jarak Sambungan Melintang Jenis Sambungen (maksimum) Sambungen susut 5m Sambungan pelaksanaan 6m 5.3. Penyaluran Beben Ketebalen perkerasan kaku yang direncanaken menurut pedo- man ini didasarken atas anggapan bahwa penyaluran beban - antara pelat-pelat perkerasan yang berdampingan diselur ~ kan melalui sifat saling kunci antara butir agregat au melalui sistim penyaluran beban yang memadai. Peralatan - Ppenyalur’ beban mempunyai fungsi untuk menurunkan tegang an, yang terjadi pada tepi sambungan dan untuk mencegan - perbedaan pergerakan vertikal antara masing-masing pela sehingga kerataan peraukaan bisa dipertahankan Untuk pelat-pelat berdempingan yang tidak dilengkepi 4 | ngan sistim penyaluran bebvan dan tepi-tepinya bebas, make | tebal tepi tersebut harus ditumbah sebesar 25%. 5.3.1, Saling Kunci Antara Butir Agregat. Penyaluran beban ‘pade bidang yang diperlemah pada sambungan susut diperoleh melalui sifat saling kun ci butir agregay pada permukaan bidang pecah. Efektivitas sambungen jenis ini tergantung pada le , | -ber bukaan dari sembungen itu sendiri, yang df@ki- batkan oleh susut plastis (shrinkage) bersama-sema defigan penyusutan atau pemuaian kerena pengaruh ~ cuaca. - a4 Lebar bukesn sanbungan susut berkisar sntera 1-3 mm, dan kadang-kedeng bisa lebih lebar atau lebih keeil tergantung pada kondisi’lingkungannya. Secara umim sifat scaling kuned antara acrcgas( di elem bukaen senbungan perkerasan beton ber tule, slur b: bung ter n) sebenarnya sudeah mocberi ken daye peny cukup. an be Avan tetapi, & melalui sifut ene efektivitaa penyaly Ling kunci antara butir ware; depet berkurang akibat pengausan yang ditimi ul oleh lendutan berlebih yang berulang, maka diha ~ ruskari setiap Sambungen susut melintenc¢ ruji (dowel). Maafaat lain dari pemesengen ruji pada sembungan- eseng~ eambungan susut edalah bahwa perbedasn penurinen- peda sumbungen (feu2ting) dapat dicegah. Ruji (Dowel) * Ruji harus merupaken sepotong beje polog lurus de ngen diameter den panjang seperti yang ditunjuk - van peda Gamber @ dan 9. Jika ruji dipaseng pada jaruk-jarak sebage ne yang ditunjukken pada gember-gember tersebut,make ruji-ruji tersebut akan berfungsi sebegei penye - lur keban peda : ~ Sambungen pelexer. melinteng > Sambungan pelakscnnen menvingeng, dan ~ Sambungan susut melinteng. Pada sambungan pelezsansen, ruji dipeseng dengan- care diikat Witempat. Ruji dipegeng kuet pede tem petnya dengen bantuan dudukan yang @iikat pada - ecuan (cetakan). Setengah dari panjeng ruji inf ~ @iletakkan pede jelur penghemperen yang eken di cor 2ebih dulu. Sebelun dilekuken pengecoran peda jalur penchem - i Sambungen . Pada dasarnya terdepat tiga jenis sembungan yang digune - atau eke: leinnye (ent, Lemak). Ruji-ruji herus dipesung secure lurus, sejajer de ngen permukean akhir perkerason dan jike dilinat - dari atas harus tegek Lurus terhadep se puny AR. Pade sambungen-sembuncon suaut denpan rugi yung di pasang selar: teen, horuji rujinya dipc posisi bentu an duduken yeng keku seperti terlihnt pede Ger 9. Untuk pade wektu pel, egah acer ruji Videk beruboh posi , meka wjung ruji yere t dilepis, diles titik den ujung lei pada, dudukennya. Penghampernn harus @ilaksanakon dengan heti-heti - supeye ruji-ruji tidak berubah posisinye. 5.3.3. Lidah Alur (Key Way) jMetoda lein penyaluran beben pada sambungen pelak- jensen arah memanjang ialah dengan membuat sambung Jian lidoh elur. Alur dibuet pede bidang eambungan pelat yang diham par lebih dahulu, dengan menggunekon logem atau ke yu yang diikatkan pe lideh alur h s men, ken dalam G é. Penyimpangen ukuran din letak lideh e cetakan. Letek dan ukuren — ikuti ketentuan yang ditunjuk ur deri ke tentuen-ketentuan yeng disyaratken, chan mengaki - batkan kerusakan sisi ates etau bawah alur den 1f dah. Untuk menjage penyaluren beban, semua sambungan p2 laksanaan lidah alur harus diiket dengan batang pe ngiket yeng diprofilkan. " | yen delea konstruksi perkerasen beto - Sambungan susut = Sambungun peluksanaen - Sasbungan muei. » dalam Detail dari ke tigu sembungan tersebut dinyatek Gambar 8, 9. 5.4.1. Sambungan susut Tujuen Sambungen susut dibuat dalem erzh melintang - pada jarek yang sema dengan panjeng pelet - yang telah ditentuken. Sambungen ini diperlukan untuk mengendeliken- tegengan lenting dan retekan pada beton yang baru éihampar, yang diakibatkan oleh perubeh an temperatur den kelembaban pelat hinge tas tertentu. Sebagion dari pemueian depet di tempung melelui sambungen ini, karena retak - eh- dengan de diperl susut awel beton pada bideng ye : akan sed t membuke sambungen d mikian menyedieken ruang untuk pequsien kutnye. Supaya retaken susut dapat terjadi pede bungen 5) Sut, cara kedalanan takikan (sier)d buat sama dengan seperempat tebs] pelet. bd. Jenis Sambungen dapet dibuat dengen nemaseng pengi Si yang sudeh dibentuk atau dengen menggergs- Pade sembungen yeng dibuet dengan memasang pe » .ngisi yeng sudeh dibentuk (seperti fibre =~ board atau self-expanding cork), maze bahen péngici harus dipaseng peda bekon ya nasih plastis, sehingga membentukbideng diperlemah dengan kedeleren tertentu. Pergisi ini dipesang dengan menggunaken elet peng getar seteleh pekerjaan dalem arah melintung den nemenjang diselesa kan, tetepi beton mesih delen keadaen ‘plestis. Biln dikehendaki, sambungan da pet ditutup (seeling) dengen jalen menggereaji ba hen pengici hingge kedaloninn tertentu, setelah ma se peraweten beton selesai selurukn Dalam hel diguneken seperti self-expandi bahen pengisi seknligua berfungsi sebagni penutup seubungen (joint sealer). Pada sambungan digergeji, penceergejian dilakuken seteleh beton cukup keres (sehingga pelet tidak mengelemi kerusekan wkibet penggergajien) tetapi velum mengalemi retakan yang tek terkendeli. Wektu pengge lee 20 jam seteleh pengecoran, lLebar penggerg@jien tidal kurang dari.3 mm dan ‘i [eax lebih dari 5 mm, bila dikehendaki suatu taki kan (siar) sebagai sambungan, waka penggerga jian- dapat dilekukan pada bagian atas dari sembungan ~ gajien depet dilakuken entera @ hing susut setelah seleseinys masa perawatan., Penyelur Beban Seviap sembungan susut harus dipasang ruji(dowel) yeng berfungsi sebugui penyalur bebun seperti ter linet pace Gamber @ dan $. Sembungan Pelekssnaen a. Tujuan Samoungan pelekganaan ditempatkan pada perbatesan antere akhir pengecoran den aval pengecoran beri-~ kutsya, untuk memisehkan begian-begien yeng dicor pada saat yang berveda, vr é b. Jeni Sambungan peleksancen dulem erah menanjeng dice seng dientera jelur-jelur:perkeresen y fe bere tasan, Sembungen depet dibuat den n jelen o gergaji permukeen (membentuk takikan) yarg kemu dien diisi dengen balun penutup sembungan, atau dengan mesang penutup Sambungan yang sudch di beatuk (preformed joint sealer) tetepi pengecor an (pada seat sebelum pengecoren jalur terikut- nye) sehingge menbentuk sambungen, Sambungén pe leksanren yang leteknya di as jalan (yang ber bentuk crown) harus menjgeunaken jenis 116%: @lur kecueli bilo perk eresen kaku tes perkeresen lentur ateu le Punyai nilei Modulus Ree Ceih vesar dari 14° ke/Cm2) - ant Sembungen pelaksanéen melinteng dipaseng pace ~ ujung dari. pengecoran terekhir tiap hari atau pada tempat dalem jalur penghamparan dimana ype ngecoran tertunda, dan ini selalu diuseheken un tuk dipasang pada tempat-tempet dimana akan di buat sembungen susut etau sambungan muai. Sesu dah beton di cor den dirawat, permukaan-permuka @n sambungan digergeji dan diisi dengan penutup Sembungen atau deng sang sembungen yeng.sud@h jadi pude beton yeng masih plastis. nesra lsin dengan meme - “. ¢, Penyalur Beban Sambungan pelaksenaan memanjang dengen bentuk —>) | lideh alur herus @ilengkapi dengan batang penei | ket (tie bars) yang diprofilken yeng dibuat- de | +] ri baja tolengen dengan mutu ainimum(J,,'dan de | | Ingen diameter 16 mm, panjang 800 / 150 om. Sedengken untuk sembgngin pelaksanaen 4 melintang harus dilengkapi deng2n ruji. ~ st om 6h jarak, 40 \LasTane pcos comet c2T Comat tase € A. SaHOUNGEH SUSUTMELINTANG ig POLE OLA AMG ocy pur j Bahan Penutup S! 55.1. 5.542. Meksud Hegunaen penutup celeh antera 2 (due) yeng berdeketen, leh untuk wenceg benda-bende easing yang roy. bentuk pedat (pasir, ke rikil 411) yeng aten mencegah kesempurneen mera - patnya sambungan dan depat menimbulken tegangen - yang tinggi didelnm pelat. Ketidek tentuan dari — sifet, ukuran, bende padat yang mesuk kedelem saa bungan eken meninvulken ketidek serageman pemusat an trgangan di delem beton yang berdempingen ¢e ngen bukeen sambungen ‘tersebut sehinggs bisa me - ngakibetkan gompalan (spalling) dan percepetan ke rusakan beton. Bile perkeresen dibengun diatas pondasi eteu ta neh daser yerg terbuet deri behen yen berdu ir - helus, make mesuknya air kebewsh perkerasan.dep mengekibatken pumping. Untuk mencegeh pumping, m ka bahen penutup. sembungan herus kedep eir, kere ne “pumping" akan menyebablan hilengnye days du kung terhadap pelet yang pede akhirnya aki kibetkan keruntuhan strukturperkeresen. Untuk menjege kekedapan sambungan, perlu pemelihe rean yang terus menerus dan penggantien dari va han penutup yang tidak berfungsi legi. Care ein untuk mencegeh pumping adalah dengan cenggunakes lepis pondasi yeng tehan pumping (miselnya stabi lisesi semen). ~ \ Persyaraten behen penutup sambungan Pada waktu perkerasan mengalemi pemueian dan pe nyusutan yeng diekibatken oleh perubehan tempera~ tr, make sambungen ekan membuka dan menutup. Dengen demikian make buhan penutup herus tetap de pet berfungsi sebagai pencegah masukrye bende-ben da asing, sumbil menyesuaikén terhadap peyubahan- lebar semhung) Dengen demikian bahan penutup harus tahen terhe ~ dep teriken dan tekantn, dan masih bise tetap me jekat pede dinding-dinding sumbungan. Behan penu tup ini herus terbuat dari behan yeng cukup kuat dun elastis seperti kuret, mg ie aspal 411 untuk mencegak masuknya batu-bdétu yang tajem atau bende vende lainnya. Meksud dar: perencanaen sambungan perkerasan kaku adeleh untuk menentukan tempst dan jenis sambungen yang harus - disediakean pada suatu panjang jalan yang bentuk geeme - triknya sudah ditetapken. Pada umumnya rencana denah sambungan tergantung pade cr re pelaksenaen (penghamparan secara manual ateu dengan — mesin) yang menentuken lebar pelat den oleh jenis perke rasan (perkeresan beton bersembung tanpe tulengan, perke rasan beton bersambung dengan tulangan atau perkernson ~ beton menerus dengan tulangan) yeng ekan menentuken pan jang pelet, Dengan ukuran pelat tersebut perencannan denrh stmbungan menjedi persoalan delem menentukan pole yang coc>k, @| keh pelat akan berbentuk emput persegi empat panjang atau bujur sangkar untuk memenuhi bentuk gecmetrik jalen. Jumieh pelet dengan bentuk tidak lajim (ocd-sheped) dan pelet dengan sembungen tidek sejalur (mismatched joint)- harus dibuat seminimum mungkin sesuai pertimbangen- prak tis (menjaga jelur penghemparen yang sejejer sepanjeng - mungkin untuk memudehken pengerjean). Sebegei tambahen,- gelien drainese vageinye harus ditempetkan pada sudut-sudut ateu tepi-te manhole, lubang-lubei utilitas den se 44 i pelat. Bentuk tipikel deri rencena sambungan urtuk perkeres an beton ditunjukkan pace Combur’10, 11 dan 12. Penulanget 5.7.1. Perkerasan beton bersembung de pulang Pada perkeresan beton bersumbung dengen tulangan, tu langen dihentikan 50 sempui 100 mm sebelun mencepai sebungen. Jarek yang sama harus disedinken dientara tulangen- memanjeng paling luer dengan tepi pelat. Bila digunakan enyamgn yeng sudah jadi (welded wire febric)leber tumpang tindih antara tiep enyewan de lem areh merienj ang Sama dengen jarak entera beteng delem arah melintang, sedangken leber tumpang tin dih dalem erah melintang sama dengen jereal entere - betang delem areh menanjeng. Untuk tulengan biese, tumpang tindih yeng diperlu - kan adeleh 30 keli diameter atau minimum 480 mm. Tulangen peda perkeresan beton bertuleng disembung- dipasang pada kedelaman tidak kureng deri 50 mm te tapi tidak lebih beser dari sepertige tebel pelet - (diukur dari permukaen pelat). 5.7.2. Perkerasan Beton We erus Dengan Tulengan @. Penulangen memanjang Ukuran jerak fulangan memanjang tergentung dun ditentukea oleh berbagai faktor. Jerak minimum antara tulengen paling sedikit .sa ma dengen dua kali ukuran egreget terbesgr, tete > pi tidek kureng dari |100| mm. Supaye terdapat pe ny@luran beban dan kuat lekat yang mencukupi, je rak antara batang tulangan tidak boleh lebin da ri 225 um. = HvoMnUNVS VY OL UvERYO vuvuiyovuss MyonyInL wiui0 enuye WWoYWaE MvoRYINL wsuIa SHU yiE AN S, Vkurea tull nsimum tergentung ped B 9 > 8 tase tulengan dan jorek tuleng' jinken. Ukuren telan pengeruhi oleh keal , dane | Uinuanye & minimum yen en kuat lek: meter oavang tulangen [sees enter: (12 mm hinge! 20 mm. Pade perkeragan beton meneras den sambungen tulengan menanjeng dibuat tunpang dih dengan leber tumpanger yerg nencukupi. Kekurangan lebar tumancan aber mi Hin setempet dari pelat. ekeritisan regarcen yebabken keru de tur rang bile segbungan be teng disuzen ling (steggereé) etau miring (skee) sepanjng le -var perkeressn. Bila digunakan pola seleng ~ ling, untuk penyembungan tulengen menenjeng lekuken dengen interval tiap 2(duc) bateng. selang, ai Pada sambungan dengon pola miring, kemiringar - minimum ialah setengah lebar penghemperen (mi sal 3,75 m pode hemparan 7,5 m). Pole tipikal - tumpangen ditunjukken pada Cerbar 13. Dengan pengeturen demikian untuk penjeng tum - pengen dibuat sebesar 25 keli diameter tula etau minimum 400 mn. Yulengen melin teng-betang tulengan arah memenjang ukuran dari, batang-tetung arah melinteng sclelu @ikeitken dengen rencane penenpaten duduken. || Secara umum, tulangen-tulangan melintang mempu- \|nyai jarek antara 1 ~ 1,5 m. Tolengan melinteng ‘dengan wkuren yang lebih besar, membutuhken je rak antara batang tulangen yang lebih besar pu le. MMASTANG, LANGA cy [tematkan pada Letek Tulan Penulangar us di dari permukean (untuk tebnd meksimum sempei seperti Sembungen Fe. Sembungen pe. senacn melintung disdaken pe ekhir peleksanean penghemparan ti 40 wektu terjedi keterlambatan p lebih dari 30 nenit. heri, ateu pe chemparan yang Sambungan jenis ini dibuat dengen cere memase celah khusus ateu Sekat pemisah. Pada ‘sekat pemisah harus sudah disiapken lubeng - ‘lubang untuk ‘melewatkan tulangen. Fenghamparan be ton berhenti: pade sekat tadi. Jika penghemparan beton akan dilenjutken 1a ka selat dionmbil den penghamparan dapat dilenjut~ kan. Sambungan-sambungan padn tulen en memanjang yang dekat dengan sekat, mungkin akan menerima regang- en lebih besar sehingga perlu diperkuat. Untuk itu meka tumpang tindih pade seluruh sam - bungen yang eda didale daerah 2,5 m sambungen - etau i eter sebelum sumbu pada ereh penghamparan herus dibuet due keli lebih panjeng dari biasanya diperlukan. Adapun cera\penanggulangennya dapat dilihat pade- Gambar 14. Karena bidang-bidang muke sembungan ~ ini licin dan rate maka sifat pe: menjedi lebih kecil sehingee untuk memperk! bungen ini harus ditembahkan tulergan beja yeng - @iprofilkan dengan panjang + 1 m dan dengen ukur- e ukuren yeng sama dengen ukufen tulangen memen- jeng. - TAMPABAN; PANJANG AR LUAS TOLANGAN Keterancan ran yans Jang. 2. Pumpangan kat harus ! sama: seper TUK TIPIKAL INTANG PADA FER DENGAN TULANGAN B je cukup se Penambenen tulengan ini herus dipaseng denge seregen Gan dengan jumleh yan rak yan, - ing - sedikit sepertige dari luas tulengen meonnjang - Lihat Gamber. 14). Sambungan Akhir Pergeraken memanjang deri perkerasan beton bertu lang menerus yeng diakibatkan oleh perubahi temperatur den kelembeban, dibatesi oleh panjang relat. . Untuk panjane pelat anture SO sempai my mike besarnya pergereken yen 50 mm. : terjeci dapat mencapei~ Jenis sambungan pemuaiun yang biasa, tidak dapet menampung gerelan ini. Sehingga diperluken suatu seanbungan akhir yang direncanakan secere khusus, pede ujung-ujung’pelat yang terekhir-dan pede ~ sambungen-sambungen yang menghubungkan pelat d ngen struktur (seperti jembatan dan lain-lain). Dalam perencensea sembungan akhir, terdapet due pilihen : - Mengijinkan terjedi geraken bebas peda pelet - dengen bantuan suatu sembungen yeng mampu me. nyerap semua gereken. ~ Menahan keselurthan, marun sckagian gerakan. Suetu ujung vedas depat terdiri dari suetu ben - tuk sambungen pemugian tungeel yang lebar atau merupakan suatu seri deri sambungan pemuaian de ngaa ruji biasa pada perkerasen bersambung yang disatuken menjadi perkerasan beton menerus, Pada prakteknya jumlah dan jarak sambungan yang di gu nalen vervariasi tergantung pada pertinbengan tek-. nis den pengaleman cetempat.

You might also like