Professional Documents
Culture Documents
Pola Pengembangan Kompetensi Kepemimpina
Pola Pengembangan Kompetensi Kepemimpina
Makmun Abdullah1
Abstract
Abstrak
1 Email: makmun.abdullah@esdm.go.id
1. PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan satu bidang interdisipliner yang baru muncul, meskipun
McGregor dalam bukunya “The human side of Enterprise”, sejak tahun 1960-an telah
memunculkan teori Douglas yang berisi tentang Teori Perilaku dalam pengelolaan SDM.
Avolio (2014), Silva (2016), Kirchner (2014), dan beberapa penulis lainnya menyatakan
banyaknya artikel yang membahas tentang teori kepemimpinan, namun yang fokus kepada
program pengembangan kepemimpinan masih sangat sedikit. Meskipun demikian,
program pengembangan kepemimpinan (Leadership Development Programs) menjadi sesuatu
yang populer dibicarakan dalam dua dekade terakhir sebagai respons atas kebutuhan
mendesak untuk mempersiapkan pemimpin yang kompeten, baik di sektor publik maupun
bisnis dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian global (Kirchner and Akdere, 2014).
Hasil penelusuran literatur yang telah dilakukan secara online melalui aplikasi
pencarian internet, diketahui bahwa tema buku-buku dan makalah/artikel, serta tulisan
yang terkait pengembangan kepemimpinan (leadership development) selama 10 tahun (tahun
2007—2017) relatif sangat bervariasi, baik judul maupun topik bahasannya. Sebagai
gantinya, ketika beberapa kata kunci dipilih, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Memahami situasi yang terjadi, tidak hanya mengarahkan pandangan ke depan karena
unsur dan kondisi sistem akan terus berubah.
Tingkat interkoneksi dan interdependensi tersebut merupakan sesuatu yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Perubahan lingkungan global ini berskala luas, substansial, dan
drastis bukan saja mengubah tatanan sektor bisnis saja, tetapi juga struktur sosial, politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Perubahan ini sangat memengaruhi lingkungan kerja para
pemimpin tersebut.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa lingkungan baru yang ditandai dengan
peningkatan tingkat kompleksitas dan keterkaitan ini seharusnya diimbangi pula dengan
upaya peningkatan kemampuan manajemen dari para pemimpin agar dapat
menghadapinya.
Hasil penelitian Eddie Blast (2007) menunjukkan bahwa sebagian besar
pengembangan kepemimpinan saat ini masih banyak berkutat pada bagian yang terlihat,
dapat diverifikasi, dan eksplisit saja. Pengetahuan dan pengalaman (tacit knowledge) yang
merupakan kemampuan inti yang tidak tampak, seringkali diabaikan, padahal kemampuan
ini seharusnya menjadi hal penting dalam sebuah program pengembangan kepemimpinan.
Saat ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam program kepemimpinan yang lebih
menyasar kepada sisi manusianya dengan fokus kepada individu daripada proses
manajemennya sendiri. Perubahan paradigma tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Aspek Deskripsi
Kompetensi
disengaja untuk mencapai keuntungan atau keuntungan yang diakui.
5. Pemecahan Mengidentifikasi dan menganalisis masalah; relevansi dan akurasi
Masalah informasi; menghasilkan dan mengevaluasi solusi alternatif; membuat
rekomendasi.
6. Kredibilitas Memahami dan menerapkan secara tepat prosedur, persyaratan,
Teknis peraturan, dan kebijakan terkait dengan keahlian khusus.
Ketajaman Bisnis
1. Manajemen Manajemen Keuangan:
Keuangan, Memahami proses keuangan organisasi. Menyiapkan, mengoreksi, dan
Human Capital mengelola anggaran program. Mengawasi pengadaan dan kontrak
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Memonitor pengeluaran dan
Management, menggunakan pemikiran biaya-manfaat untuk menetapkan prioritas.
dan Manajemen
Teknologi Human Capital Management:
Membangun dan mengelola tenaga kerja berdasarkan tujuan
organisasi, pertimbangan anggaran, dan kebutuhan kepegawaian.
Memastikan bahwa karyawan direkrut dengan tepat, dipilih, dinilai,
dan diberi penghargaan; mengambil tindakan untuk mengatasi
masalah kinerja. Mengelola tenaga kerja multi sektor dan berbagai
situasi kerja.
Manajemen Teknologi:
Terus meng-update perkembangan teknologi. Penggunaan teknologi
yang efektif untuk mencapai hasil. Memastikan akses dan keamanan
sistem teknologi.
2. Kemitraan Mengembangkan jaringan dan membangun aliansi, bekerja sama
melintasi batas-batas untuk membangun hubungan strategis dan
mencapai tujuan bersama.
3. Kecerdasan Mengidentifikasi politik internal dan eksternal yang dapat berdampak
Politik terhadap pekerjaan organisasi. Menyadari realitas organisasi, politik,
dan bertindak sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi.
4. Memengaruhi/ Meyakinkan orang lain; membangun konsensus melalui memberi dan
Negosiasi menerima; kerja sama dari orang lain agar mendapatkan informasi dan
mencapai tujuan organisasi.
Kompetensi Dasar
1. Interpersonal Memperlakukan orang lain dengan sopan, sensitif, dan hormat.
Skills Mempertimbangkan dan merespons secara tepat kebutuhan dan
perasaan orang yang berbeda dalam situasi yang berbeda.
2. Komunikasi Menulis dengan jelas, ringkas, teratur, dan meyakinkan bagi khalayak
Tertulis yang dituju.
3. Komunikasi Membuat presentasi lisan yang jelas dan meyakinkan. Mendengarkan
Lisan secara efektif; Menjelaskan informasi sesuai dengan kebutuhan.
4. Integritas/ Berperilaku dengan jujur, adil, dan etis. Menunjukkan konsistensi
Kejujuran dalam kata-kata dan tindakan. Model standar etika tinggi.
5. Pengenalan Menilai dan mengenali kekuatan dan kelemahan diri sendiri; mengejar
Potensi Diri pengembangan diri.
6. Motivasi Menunjukkan komitmen untuk melayani masyarakat. Memastikan
Pelayanan tindakan memenuhi kebutuhan masyarakat; menyelaraskan tujuan
dan praktik organisasi dengan kepentingan publik.
Publik
Sumber : US. Office of Personnel Management. (2015).
Pergeseran metode ini nantinya akan mengubah pola penyelenggaraan pelatihan, mulai
dari pembelajaran teori dan praktik, metode pembelajaran, sarana dan prasarana, SDM
pengajar, hingga pada jumlah anggaran yang dibutuhkan.
3. METODE PENELITIAN
Tulisan ini merupakan kajian tentang tren program pengembangan kepemimpinan
yang berkembang saat ini. Pembahasan difokuskan pada keberadaan program
pengembangan kepemimpinan yang ada di Indonesia, terutama pada sektor publik
(pemerintahan), meliputi tujuan, pola, dan efektivitasnya. Objek dalam penelitian ini adalah
para alumni Diklatpim Tingkat IV di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Pendekatan
ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Penulis melalui rumusan
masalah dan pertanyaan penelitian diharapkan dapat menggambarkan kejadian, fakta,
keadaan, fenomena, atau variabel yang terjadi pada saat penelitian berlangsung guna
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian dilakukan pengambilan
kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan
melalui studi literatur dan penyebaran kuesioner. Jumlah populasi dalam penelitian ini
adalah 53 orang alumnus Diklatpim Tingkat IV tahun 2017 dengan tingkat kesalahan 5%
(significance level). Instrumen yang dikembangkan oleh Penulis mengacu kepada indikator
hasil pembelajaran yang ada dalam Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan
Kepemimpinan Tingkat IV.
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner ini dilakukan secara terbuka dan tertutup
(open and closed question) guna memberikan kesempatan kepada responden apabila memiliki
pendapat yang berbeda. Setiap variabel penelitian diukur menggunakan instrumen
pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal yang menggunakan pernyataan-
pernyataan positif. Skala Likert (Likert Scale) akan digunakan untuk mengukur sikap dan
pendapat para alumni diklat kepemimpinan tersebut. Skala yang digunakan mulai dari skor
satu hingga lima dan satu sampai empat dengan menghilangkan jawaban netral. Pilihan
jawaban mulai dari sangat meningkat hingga tidak ada peningkatan dan sangat setuju
hingga sangat tidak setuju (Lihat Tabel 8). Tujuan dihilangkannya jawaban netral adalah
untuk menghindari kecenderungan dan makna ganda saat responden ragu-ragu menjawab
pertanyaan terkait manfaat setiap pembelajaran (Bagian I).
Hasil analisis data yang berupa kuesioner ditambah dengan hasil studi literatur
diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap kualitas penyelenggaraan Diklatpim
yang selama ini telah dilaksanakan. Pengukuran ini mencakup manfaat dan efektivitas
penyelenggaraannya, termasuk kesesuaian antara kompetensi program pengembangan
kepemimpinan yang ada saat ini dan kebutuhan kompetensi para peserta diklat, khususnya
di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hasil evaluasi diharapkan dapat
memberikan saran dan rekomendasi untuk perbaikan penyelenggaraan ke depannya.
Penelitian ini diharapkan akan dapat membantu menjawab beberapa pertanyaan
terkait dengan penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan selama ini, yaitu sebagai berikut.
1. Apakah desain program pengembangan kepemimpinan di Indonesia saat ini telah
mengikuti tren modern yang berkembang saat ini?
2. Seberapa besar manfaat setiap materi pada Diklat Kepemimpinan?
3. Seberapa besar tingkat kepuasan para peserta Diklat Kepemimpinan?
4. Apa yang dapat disempurnakan dalam kurikulum program pengembangan
kepemimpinan ini?
Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dengan tingkat signifikansi =
0,05 sehingga jumlah sampel minimal adalah:
= 52,17 53 responden
b. Pengolahan data
Setelah penyebaran kuesioner, maka akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas
menggunakan perangkat lunak pengolah data SPSS 23 for Windows. Uji validitas ini
dilakukan untuk memastikan valid atau tidaknya variabel penelitian, sedangkan uji
reliabilitas digunakan untuk menetapkan apakah instrumen (kuesioner) dapat
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama menghasilkan
data yang konsisten (Sugiyono, 2014).
Hasil pengujian validitas diketahui bahwa semua r hitung > r tabel menunjukkan bahwa
semua atribut (pertanyaan kuesioner) yang diuji adalah valid, karena nilai r positif dan
lebih besar daripada nilai r tabel = 0,2706.
Hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach’s alpha > 0,7 menunjukkan bahwa r
Cronbach’s alpha positif dan > r tabel sehingga atribut yang diuji dianggap reliabel.
Hasil analisis data kuesioner ini diharapkan dapat mengukur sejauh mana kepuasan
mereka terhadap Program Diklat Kepemimpinan yang telah diselenggarakan saat ini. Hasil
pengolahan data kuesioner ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Desain
Pola Lama Pola Baru
Pembelajaran
pemberdayaan Prinsip belajar berdasarkan
Menekankan pada pengalaman di tempat kerja
aspek Hampir sama pada setiap levelnya
pengetahuan/konseptu
al
Jangka waktu Selesai sekali on-off (in class-off class)
penyelenggaraan (one- Pengembangan berkelanjutan, namun
off) dengan pola dan metode pembelajaran
Titik awal dan akhir yang hampir sama, yaitu proyek
berbeda perubahan
Format/Metode Didaktik/kognitif: Partisipatif: ceramah interaktif,
pembelajaran ceramah, tanya jawab, diskusi, dan praktik/kerja
diskusi, dan kelompok/individu dengan
demonstrasi/studi bimbingan instruktur
kasus, serta presentasi Berdasarkan pengalaman
Teoretikal/konseptual (experiential/reflectif) dan ada praktik
inovasi untuk penerapan kompetensi.
Lokasi/Tempat Berbasis kelas Campuran berbagai metode klasikal
Kunjungan lapangan dan non-klasikal (visitasi, praktik,
benchmarking)
Berbasiskan pekerjaan masing-masing
peserta seperti off site
Fokus Pelatihan Pengembangan Pengembangan individu dan
kompetensi individu kelompok melalui proyek perubahan
Generik (umum) Untuk menciptakan pemimpin
perubahan
Peran penyedia Penyelenggaraan Partnership, kolaborator, dan Coach
jasa/penyelenggara (supplier) Co-designer/fasilitator
Ekspert
Sifat dukungan Lebih ke administrasi Hubungan dengan manajemen lebih
(akreditasi) luas
Teoritis/akademis Coaching, mentoring, dan konseling
Evaluasi Peserta (sikap dan Peserta (perencanaan inovasi dan
perilaku) serta manajemen perubahan)
penguasaan materi Widyaiswara
Widyaiswara Penyelenggara
Penyelenggara Formatif dan summatif
Pasca diklat
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian,2018
4 3 2 1 Std.
Pernyataan Mean
% % % % Deviasi
Kemampuan saya untuk mengaktualisasikan etika 18,9 77,4 3,8 0 3,17 0,470
publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi
unit kerjanya melalui pembelajaran akuntabilitas, etika,
dan aktualisasi akuntabilitas dan etika
Kemampuan saya untuk mengaktualisasikan integritas 20,8 75,5 3,8 0 3,19 0,521
dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit
kerja melalui pembelajaran aktualisasi akuntabilitas dan
etika
Kemampuan saya untuk menerapkan kecerdasan 26,4 64,2 9,4 0 3,19 0,622
emosional dalam kepemimpinan pada pengelolaan tugas
dan fungsi unit kerja
Kemampuan saya untuk mengidentifikasi permasalahan 26,9 69,2 1,9 1,9 3,23 0,581
organisasi (instansi) dan menentukan alternatif
pemecahan masalahnya pada pengelolaan tugas dan
fungsi unit kerja
Kemampuan saya untuk berpikir kreatif dan inovatif 34,0 56,6 9,4 0 3,26 0,655
dalam menyusun kegiatan terkait dengan program
organisasi melalui pembelajaran konsepsi, prinsip, dan
strategi berpikir kreatif dan inovatif
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian, 2018
Hasil jawaban peserta diklat atas pertanyaan apa yang paling disukai dari diklat
kepemimpinan ini adalah bertambahnya wawasan (30,2%) dan jejaring kerja (28,3%),
benchmarking (13,2%), dan kebersamaan (13,2%). Hal ini menunjukkan bahwa materi belum
menjadi sesuatu yang dianggap penting oleh para peserta diklat kepemimpinan.
Saat ditanyakan tentang aspek program yang masih bisa diperbaiki, jawaban
responden adalah metode pembelajaran (21%), kurikulum (19%), sarana dan prasarana
(14%), media pembelajaran dan kompetensi Widyaiswara (12%), makanan, dan
mengundang tokoh nasional (5%). Temuan ini akan menjadi bahan masukan bagi pihak
terkait untuk perbaikan di masa mendatang.
Std.
Pernyataan Mean
Deviasi
nasional, regional, maupun internasional
Pengenalan Potensi Diri: Kemampuan untuk mengidentifikasi potensi 4,28 0,568
diri yang relevan dengan kepemimpinan
Diagnostic Reading: Kemampuan untuk mengidentifikasi permasalahan 4,27 0,744
dan penentuan alternatif pemecahannya pada pengelolaan tugas dan
fungsi di unit kerjanya
Koordinasi dan Kolaborasi: Kemampuan untuk menerapkan 4,26 0,524
koordinasi dan kolaborasi dalam mengelola tugas dan fungsi unit
kerjanya
Standar Etika Publik: Kemampuan untuk mengaktualisasikan 4,21 0,536
akuntabilitas dan etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas
dan fungsi unit kerjanya
Integritas: Kemampuan untuk menerapkan akuntabilitas kinerja dan 4,17 0,580
etika publik dalam mengelola pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja
Proyek Perubahan: Kemampuan untuk merancang dan 4,17 0,727
mengimplementasikan perubahan pada pengelolaan tugas dan fungsi
di unit kerjanya
Pilar-Pilar Kebangsaan: Kemampuan untuk mengaktualisasikan nilai 4,15 0,770
dan semangat pilar-pilar kebangsaan dalam mengelola pelaksanaan
tugas dan fungsi unit kerja
Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia: Kemampuan untuk 4,11 0,751
memahami posisi dan kedudukan unit organisasinya dalam Sistem
Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (Kelembagaan dan
Tata Hubungan Kerja)
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian, 2018
Std.
Pernyataan Mean
Deviasi
Manajemen Risiko: Kemampuan untuk mengelola risiko pada pengelolaan program 4,11 0,577
dan kegiatan di unit kerjanya
Manajemen Konflik: Kemampuan untuk menerapkan langkah-langkah yang 4,11 0,543
diperlukan dalam resolusi konflik di organisasi
Sumber : Hasil Olahan Data Penelitian, 2018
5. PENUTUP
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Diklat
Kepemimpinan yang diselenggarakan di KESDM saat ini pada dasarnya telah sejalan
dengan tren model pengembangan kepemimpinan yang berkembang saat ini sehingga
diharapkan mampu mencetak para pemimpin perubahan. Kompetensi yang terdapat dalam
Diklat Kepemimpinan saat ini dianggap masih relevan dengan kebutuhan responden
sebagai pejabat eselon IV, terbukti dengan nilai rata-rata di atas skala 4. Setelah mengikuti
pembelajaran dalam Program Diklat Kepemimpinan, para peserta mengalami peningkatan
kompetensi hampir di semua mata diklat, kecuali materi terkait Isu Aktual Lembaga (2,98).
Peserta diklat merasakan manfaat dari setiap pembelajaran mata diklat dan kepuasan
terhadap kualitas penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan, hal ini dibuktikan dengan nilai
rata-rata yang cukup tinggi (skala empat).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M., & Nugraha, R. N. (2017). Evaluasi Diklat Pim Tingkat IV Pola Baru Model
Kirkpatrick: Studi Kasus atas Penyelenggaraan di Pusdiklat Minerba. Jurnal Aparatur
KESDM, 1.
Avolio, B. J., Avey, J. B., & Quisenberry, D. (2010). Estimating return on leadership development
investment. The Leadership Quarterly, 21(4), 633-644.
Bank Indonesia. (2009). Outlook Ekonomi Indonesia 2009-2014 : Krisis Finansial Global dan
Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia. Biro Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter:
Edisi Januari 2009.
Blass, E., Reitz, M., & Carr, M. (2007). Developing Leaders-Innovative Approaches for Local
Government. The International Journal of Leadership in Public Services. Volume 3 Issued 4
December 2007
Bolden, R. (2005). What is leadership development? Purpose and practice. Research Report 2.
University of Exeter: Center for Leadership Studies.
Bolden, R. (2007). Trends and Perspectives in Management and Leadership Development. Research
Fellow, Centre for Leadership Studies, University of Exeter.
Bolden, R. (2014). Leadership, Management and Organisational Development. United Kingdom
(UK): Centre for Leadership Studies, University of Exeter.
Brinkerhoff, dkk., (1986). Program Evaluation: A Practitioner’s Guide for Trainers and Educators.
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 18 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 19 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV