You are on page 1of 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013


Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN ANTARA UMUR, TINGKAT PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, SIKAP


TERHADAP PRAKTIK SAFETY RIDING AWARENESS PADA PENGENDARA
OJEK SEPEDA MOTOR
DI KECAMATAN BANYUMANIK

Artikel Ilmiah
RADITYA ARIWIBOWO
*)Alumnus FKM **) Dosen Bagian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jalan Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang
Email: radityaariwibowo201@gmail.com

ABSTRACT
Safety riding awareness is the awareness about how to drive that promotes safety
by driving with the proper driving techniques, understand and follow traffic rules.
Motorcycle taxi job is a job that requires skill, balance, power and concentration in
riding a motorcycle, but it means the safety and completeness of the motorcycle is a
critical component in the drive to create safety and prevent accidents driving. The
aim of this research is analyzed correlation between age, level of education,
knowledge, attitude against safety riding awareness practices on the motorcycle taxi
riders. This was an explanatory research with cross sectional approach. The subject
of this research is the motorcycle taxi riders as much as 46 people respondents. The
result showed that the majority of respondents was old (74%), while education levels
of sustained ( 70 % ), respondents with knowledge safety riding less worth ( 56.5 %),
respondents in a attitude of safety riding less worth ( 60,8 % ), and respondents with
safety riding practice less worth ( 56.5 %). Based on chi square analysis obtained
age (p-value =0,514), level of education (p-value =0,014), knowledge (p-value
=0,024), attitude (p-value =0,001). The conclusions of this study is there is a
correlation between the level of education, knowledge, attitude and safety riding
awareness practice, while the variable age is not a meaningful correlation with the
discovery of the safety riding awareness practice.

Keywords : age, level of education, knowledge, attitude, safety riding practices


Bibliographies : 34, (1975-2010)
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN
Era globalisasi menuntut seperti mobil penumpang, bus, mobil
masyarakat modern untuk mempunyai truk3.
mobilitas yang tinggi. Mobilitas yang Mengingat banyaknya korban
tinggi tersebut mendorong tingginya jiwa dan besarnya kerugian ekonomi
kepadatan lalu lintas, baik barang dan sosial yang ditimbulkan oleh
maupun manusia di seluruh dunia. kecelakaan jalan, maka mendesak perlu
Melihat perkembangan yang ada dari dibangun budaya keselamatan jalan
kepadatan lalu lintas tersebut, semakin (road safety culture) di Indonesia.
banyak ditemukan fakta yang Berbagai program dan upaya sosialisasi
menunjukkan bahwa jalan raya justru telah dilakukan untuk mengurangi
menjadi ladang pembunuhan manusia tingginya angka kecelakaan, salah satu
modern1. upaya tersebut adalah pengenalan
Lalu lintas dan angkutan jalan safety riding. Tingginya angka
adalah satu kesatuan sistem yang terdiri kecelakaan sepeda motor sebagian
atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan besar juga melibatkan kendaraan lain
lalu lintas dan angkutan jalan, yaitu mobil, yang artinya juga dalam
prasarana lalu lintas dan angkutan 76% kecelakaan sepeda motor
jalan, kendaraan, pengemudi, pengguna sebagian juga melibatkan mobil,bahkan
jalan, serta pengelolaannya. Lalu lintas tidak jarang menjadi pihak yang
dan angkutan jalan sebagai bagian dari dirugikan4.
sistem transportasi nasional harus Menurut data dari Satlantas
dikembangkan potensi dan peranannya Polwiltabes Kota Semarang sepanjang
untuk mewujudkan keamanan, 2011 terdapat 19.839 kejadian
keselamatan, ketertiban, dan kecelakaan lalu lintas atau naik
kelancaran berlalu lintas dan angkutan dibandingkan tahun 2010, sebanyak
jalan dalam rangka mendukung 4.482 orang meninggal, 2.587 orang
pembangunan ekonomi dan luka berat, dan 25.172 orang luka
pengembangan wilayah2. ringan. Laporan itu juga menunjukkan,
Dari semua kendaraan yang korban meninggal dunia adalah pekerja
melintas di jalan raya, kendaraan atau umur produktif, yakni
bermotor dua atau sepeda motor karyawan/wiraswasta sebanyak 20.758,
mempunyai risiko yang tinggi dalam mahasiswa/pelajar 5.252 orang, serta
menyumbang kejadian kecelakaan lalu profesi lain-lain sebanyak 1.625 orang.
lintas. Cedera tak disengaja akibat Kendaraan yang paling banyak terlibat
kecelakaan kendaraan bermotor lebih kecelakaan adalah sepeda motor
banyak menyebabkan kematian 23.216, mobil barang 3.491 unit, serta
dibandingkan dengan tipe cidera yang mobil penumpang 2.495 unit5.
lainnya. Jumlah kecelakaan lalu lintas Selain sarana transportasi
akibat dari kendaraan bermotor dengan formal saat ini banyak juga terdapat
jenis kendaraan sepeda motor sarana transportasi informal seperti ojek
mengalami kenaikan dari tahun ketahun sepeda motor, ojek sepeda motor sering
daripada jenis kendaraan lainnya dimanfaatkan karena dapat cepat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

mengantar penumpang sampai ke telepon seluler saat berkendara,


tujuan dengan biaya yang terjangkau, menikung dengan kecepatan tinggi, dan
namun seiring dengan maraknya sarana melanggar marka jalan.
ojek yang tidak diimbangi dengan Pekerjaan ojek sepeda motor
sarana keselamatan yang mendukung merupakan pekerjaan yang memerlukan
seperti yang telah diatur dalam Undang- keahlian, keseimbangan, tenaga dan
Undang Republik Indonesia No : 22 konsentrasi di dalam mengendarai
tahun 2009 seperti penggunaan helm sepeda motor, selain itu sarana
bagi pengendara dan penumpang keselamatan dan kelengkapan sepeda
(sesuai BAB VII Bagian Keempat pasal motor merupakan komponen penting di
57 ayat 2), begitu juga dengan sarana dalam berkendara agar tercipta
perlengkapan yang lain seperti keselamatan dan mencegah kecelakaan
pemakaian kaca spion yang sesuai berkendara. Dengan kondisi lalu lintas
standar (sesuai BAB VII Bagian Kedua yang padat pengendara ojek dituntut
pasal 48 Ayat 2 huruf a), kelengkapan untuk cepat sampai tujuan dengan
SIM dan STNK (sesuai BAB VIII selamat, namun berdasarkan hasil
Paragraf 3 pasal 80 huruf d) dan juga survey awal peneliti masih banyak
kelengkapan sepeda motor dan atribut pengendara ojek sepeda motor yang
pengendara sesuai standar (sesuai BAB belum memperhatikan aspek
VII Bagian Keempat tentang keselamatan didalam berkendara dari
perlengkapan kendaraan bermotor). mulai kelengkapan sepeda motor, yang
Survey awal dilaksanakan di 5 telah diatur melalui Undang-Undang
(lima) pangkalan ojek di wilayah Republik Indonesia No: 22 tahun 2009
kecamatan Banyumanik, hal ini didasari tentang lalu lintas dan
karena di wilayah tersebut kondisi lalu permasalahannya, hal ini dapat
lintas kendaraan cenderung padat berpotensi untuk terjadinya kecelakaan
setiap harinya. Pengendara ojek di didalam berkendara.
Wilayah Kecamatan Banyumanik Selain dari aspek kelengkapan
bekerja dari pukul 05.00 sampai pukul sepeda motor, pengetahuan dan sikap
23.00 dengan jam kerja dan jam istrahat dalam berkendara juga sangat
yang tidak tentu. Berdasarkan survey dibutuhkan karena banyak pengendara
awal dengan menggunakan Checklist ojek yang mengalami Near miss (hampir
yang dilakukan peneliti kepada 10 celaka) ataupun Accident (kecelakaan),
responden terdapat sebanyak 40% dari 10 pengendara ojek 70%
pengendara yang tidak memakai helm, diantaranya pernah mengalami Accident
sebanyak 70% pengendara yang tidak dan 90% dari accident tersebut
menyediakan helm bagi penumpang, didahului dengan terjadinya near miss.
50% pengendara memakai sandal, 80% Hal tersebut disebabkan karena
pengendara tidak memakai sarung tindakan pengendara ojek sepeda motor
tangan, 20% pengendara tidak yang tidak aman (unsafe act) dan juga
memakai jaket, dan sebanyak 10% kondisi yang tidak aman (unsafe
pengendara tidak memakai spion. condition). Memperhatikan besarnya
Selain itu berdasarkan hasil potensi dan angka kejadian kecelakaan
pengamatan peneliti didapatkan yang ditimbulkan oleh sepeda motor,
pengendara yang menggunakan maka perlu adanya pencegahan yaitu
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan menerapkan safety riding riding merupakan dasar pelatihan


awareness atau kesadaran berkendara berkendara lebih lanjut yang lebih
yang aman bagi pengendara ojek memperhatikan keselamatan bagi
sepeda motor. pengemudi dan penumpang. Safety
riding didesain untuk meningkatkan
awareness (kesadaran) pengendara
terhadap segala kemungkinan yang
MATERI DAN METODE terjadi selama berkendara10.
Karakteristik individu Implementasi dari pengertian di
Umur mempunyai pengaruh atas yaitu bahwa disaat kita
penting terhadap kejadian kecelakaan mengendarai kendaraan, maka
lalu lintas. Orang yang berumur muda haruslah tercipta suatu landasan
lebih sering terlibat dalam suatu pemikiran yang mementingkan dan
kecelakaan lalu lintas, baik sebagai sangat mengutamakan keselamatan,
pejalan kaki maupun pengemudi baik bagi diri sendiri maupun bagi orang
dibandingkan orang yang berumur lanjut lain. Walaupun terasa sangat sulit untuk
atau lebih tua6. menumbuhkannya, namun pemikiran
Tingkat pendidikan sangat yang mengutamakan keselamatan
berpengaruh terhadap program tersebut haruslah merupakan
peningkatan pengetahuan secara kesadaran dari diri sendiri yang
langsung dan secara tidak langsung terbentuk dan dibangun dari dalam hati
terhadap perilaku. Pada umumnya dan bertekad untuk melaksanakan
pekerja yang berpendidikan rendah segala aktivitas yang mendasar pada
mempunyai ciri sulit untuk diajak Safety riding. Bila dasar pemikiran
bekerja sama dan kurang terbuka Safety riding (Safety Minded) telah
terhadap pembaharuan7. masing-masing dimiliki, maka dengan
Pengetahuan atau kognitif mudah setiap hal yang berkaitan
merupakan domain yang sangat penting dengan Safety riding dapat kita
untuk terbentuknya tindakan seseorang terapkan dimulai dari diri sendiri dan
(over behavior). Karena dari memulainya dari hal-hal yang kecil11.
pengalaman dan penelitian ternyata Penelitian ini merupakan
perilaku yang didasari oleh explanatory research (penelitian
pengetahuan akan lebih langgeng penjelasan) karena ingin mengetahui
daripada perilaku yang tidak didasari hubungan antara umur, tingkat
oleh pengetahuan8. pendidikan, pengetahuan, sikap
Sikap merupakan perasaan terhadap praktik safety riding
yang lebih tepat ditunjukkan terhadap awareness pada pengendara ojek
sesuatu objek yang melekat kedalam sepeda motor. Metode yang digunakan
struktur sikap yaitu evaluasi dalam adalah metode survei dengan
dimensi baik dan buruk9. pendekatan cross sectional yang pada
Safety riding pengumpulan data baik untuk variabel
Definisi Safety riding adalah bebas maupun variabel terikat dilakukan
perilaku mengemudi yang aman yang secara bersama-sama atau sekaligus12.
bisa membantu untuk menghindari Populasi dalam penelitian ini
terjadinya kecelakaan lalu lintas. Safety adalah pengendara ojek resmi (memiliki
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

kartu anggota) di 5 paguyuban sejumlah nilai signifikansi tersebut diatas 0,05, ini
46 orang. Dalam penelitian ini sampel berarti tidak ada hubungan antara umur
yang digunakan yaitu menggunakan terhadap praktik safety riding.
total sampling. Dikatakan total Hasil penelitian ini tidak sesuai
(menyeluruh) karena pengambilan dengan teori yang menyatakan bahwa
anggota sampel dari populasi dilakukan umur sesorang dapat mempengaruhi
secara menyeluruh dari total populasi13. seseorang dalam berperilaku
Intrumen penelitian berkendara yang aman, seharusnya
menggunakan lembar kuesioner dan responden yang sebagian besar
lembar observasi berumur diatas 30 tahun (tua) lebih
Uji statistik dilakukan matang dan lebih terampil dalam
menggunakan software SPSS 17.0 for berperilaku daripada responden yang
windows. Uji hubungan dilakukan berumur dibawah 30 tahun (muda)14.
menggunakan uji Chi square. Hal ini dikarenakan walaupun
umur merupakan faktor yang
HASIL DAN PEMBAHASAN mempermudah seseorang dalam teori
Gambaran Karakteristik Responden perubahan perilaku namun masih
Tabel 1 Karakteristik Responden (Ojek) banyak faktor lain yang mungkin dapat
di Kecamatan Banyumanik Tahun 2012 menghambat perubahan perilaku
No Umur Frekuensi % tersebut seperti tingkat pendidikan yang
1 Muda (< 30) 12 26 mempengaruhi seseorang dalam
2 Tua (≥ 30) 34 74 menerima perubahan perilaku tersebut
Pendidikan Frekuensi % selain dari tingkat pendidikan pada
1 Tidak 14 30 umur tua juga cenderung kurang
Berkelanjutan memperhatikan resiko dan potensi
(Tidaksekolah, kecelakaan karena merasa lebih
Tamat SD) berpengalaman dan sudah terbiasa
2 Berkelanjutan 32 70 dalam melakukan pekerjaan tersebut.
(Tamat Dalam penelitian Dian14
SMP,SMA,PT) menyatakan adanya hubungan yang
Pengetahuan Frekuensi % bermakna antara umur dengan praktik
1 Kurang 26 56,5 safety riding, berbeda dengan penelitian
2 Baik 20 43,5 tersebut hal ini mungkin dikarenakan
Sikap Frekuensi % karena pengendara ojek yang memiliki
1 Kurang 28 60,8 umur tua mayoritas memiliki tingkat
2 Baik 18 39,2 pendidikan yang tidak berkelanjutan,
Praktik Frekuensi % sedangkan tingkat pendidikan
1 Kurang 26 56,5 merupakan faktor yang mempengaruhi
2 Baik 20 43,5 seseorang dalam menerima suatu
perubahan perilaku.
Analisis Hubungan Umur Responden Analisis Hubungan Tingkat
Pendidikan Responden Terhadap
Terhadap Praktik Safety Riding
Praktik Safety Riding.
Berdasarkan hasil uji Chi square
nilai signifikansi (p-value) kedua Dari hasil analisis didapatkan
nilai signifikansi (p-value) dari kedua
variabel tersebut sebesar 0,514, karena
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

varibel tersebut adalah 0,014. Dari nilai Nilai signifikansi (p-value)


signifikansi yang kurang dari 0,05 maka sebesar 0,024. Nilai signifikansi yang
bisa disimpulkan bahwa terdapat kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa
hubungan antara tingkat pendidikan terdapat hubungan antara pengetahuan
terhadap praktik safety riding. terhadap praktik safety riding.
Menurut teori Notoatmodjo Hasil penelitian ini sesuai
bahwa pendidikan adalah proses dengan penelitian Nani15 yang
seseorang mengembangkan menyebutkan bahwa pengetahuan
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk merupakan salah satu faktor yang
tingkah laku lainnya dalam masyarakat mendasari seseorang dalam
tempat ia hidup, proses sosial yakni berperilaku, pengetahuan bermanfaat
orang dihadapkan pada pengaruh bagi seseorang dalam memutuskan
lingkungan yang terpilih dan terkontrol, tindakan yang dia ambil baik atau salah
sehingga dia dapat memperoleh atau sehingga seseorang yang memiliki
mengalami perkembangan kemampuan pengetahuan yang luas maka akan
sosial dan kemampuan individu yang lebih bijak dalam memutuskan suatu
optimal8. tindakan dan pengetahuan tersebut
Hasil penelitian ini sesuai membuat perilaku yang seseorang
dengan teori yang menyebutkan bahwa lakukan bersifat langgeng atau
semakin tinggi tingkat pendidikan berkelanjutan.
seseorang maka semakin baik pula pola Analisis Hubungan Sikap
pikirnya dalam mencerna informasi- Responden Terhadap Praktik Safety
informasi yang dapat mendasari pola Riding.
perilaku orang tersebut8. Praktik safety Dari hasil uji statistik yang
riding merupakan suatu perilaku menyatakan bahwa nilai signifikansi (p-
berkendara dengan aman dimana value) dari variabel sikap terhadap
dalam berperilaku tersebut dibutuhkan praktik safety riding didapatkan hasil
pengetahuan tentang safety riding sebesar 0,001. Nilai signifikansi yang
tersebut sedangkan pengetahuan kurang dari 0,05 menunjukkan bahwa
didasari dengan pola pikir yang baik, terdapat hubungan antara kedua
walaupun tingkat pendidikan bukan variabel tersebut.
merupakan satu-satunya faktor yang Hasil penelitian ini sesuai
mendukung pola pikir seseorang namun dengan pendapat Notoatmodjo8 yang
dengan tingginya tingkat pendidikan menyebutkan bahwa praktik seseorang
seseorang maka seseorang tersebut didasari oleh adanya persepsi yang
cenderung lebih mudah menerima memunculkan suatu tindakan nyata
perubahan yang bersifat baik atau sikap seseorang dalam
sedangkan seseorang yang tidak berperilaku, baik atau buruk sikap
memiliki dasar tingkat pendidikan yang seseorang bisa dipengaruhi oleh
berkelanjutan akan bersifat tertutup dan seberapa besar tingkat pengetahuan
sulit untuk menerima perubahan seseorang. Oleh karena itu maka suatu
perilaku tersebut. sikap atau tindakan yang baik sangat
Analisis Hubungan Pengetahuan diperlukan dalam praktik safety riding
Responden Terhadap Praktik Safety karena didalam berkendara yang aman
Riding. dibutuhkan suatu respon yang cepat
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan tepat sehingga pengendara bisa 2. Undang-undang Republik Indonesia


lebih tanggap akan lingkungan sekitar nomor 22 tahun 2009. Tentang Lalu
dan mencegah terjadinya kecelakaan Lintas dan Permasalahannya.
lalu lintas. 3. Mc. Kenzie, Robert R. Pinger,
Jerome E. Kotecki. Kesehatan
KESIMPULAN Masyarakat Suatu Pengantar.
1. Sebagian besar responden adalah Jakarta : Buku Kedokteran ECG.
berumur tua (74 %). 2007.
Persentase pengendara ojek yang 4. Lim, sammara. Safety Driving
memiliki tingkat pendidikan Guidance . Bogor: Buku Pedoman
berkelanjutan sebesar (70 %). Keselamatan Berkendara. 2009
Persentase pengendara ojek 5. Angka Kecelakaan Lalu Lintas Kota
sepeda motor yang memliliki Semarang . Kompas. Com diunduh
pengetahuan safety riding yang tanggal 11 april 2012.
kurang sebesar 56,5 %. 6. NHTSA’s National Centre for
Persentase pengendara ojek Statistic and Analysis. Technology
sepeda motor yang memliliki sikap Application For Traffic Safety
safety riding yang kurang sebesar Program : A Premier. Washington
60,8 %. DC : US Departement of
Persentase pengendara ojek Transportation.2009. Diunduh dari
sepeda motor yang memliliki praktik www.nhtsa.gov.Diakses tanggal 2
safety riding yang baik sebesar 56,5 Mei 2012.
%. 7. Ditjen Perhubungan Darat.Buku
2. Tidak ada hubungan umur dengan Petunjuk Tata Cara Bersepeda
praktik safety riding pada Motor di Indonesia.Jakarta :
pengendara ojek sepeda motor Departemen Perhubungan RI.2006.
(p-value = 0,514) 8. Notoatmojo, soekidjo. Pengantar
3. Ada hubungan tingkat pendidikan Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
dengan praktik safety riding pada Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:
pengendara ojek sepeda motor (p- Andi offset. 2003.
value = 0,014) 9. Sugiono. Metode Penelitian
4. Ada hubungan pengetahuan dengan Kuantitatif, Kualitatif, R & D.
praktik safety riding pada Bandung: Alfabeta. 2008.
pengendara ojek sepeda motor (p- 10. Dinas perhubungan RI. Data
value = 0,024) direktorat jendral perhubungan darat
5. Ada hubungan sikap dengan praktik direktorat lalu lintas dan angkatan
safety riding pada pengendara ojek jalan subdit keselamatan LLAJ.
sepeda motor (p-value = 0,001) Pekalongan. 2005.
11. Definisi dan Penjelasan Safety
DAFTAR PUSTAKA riding.www.Kompas.com. Diunduh
tanggal 2 Mei 2012.
1. Sutawi. Membangun Budaya 12. Notoatmojo, S. Metodologi
Keselamatan Jalan. Jurnal Penelitian Kesehatan Edisi Revisi.
Penelitian. 2006. Jakarta : Rineka Cipta. 2005.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT 2013,
Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013
Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

13. Sastroasmoro S, ismael S. Dasar-


Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Sagung Seto. 2002.
14. Rukhfiati, dian. Hubungan Umur,
Pengetahuan, Sikap, Dukungan
Keluarga, Dukungan Teman Kerja
Dengan Praktik Safety riding pada
Karyawan Bisnis Development
Representatif (BDR). Semarang :
Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Diponegoro.
2010.
15. Pudji sundari,nani. Perilaku
Pengendara Sepeda Motor Pada
Remaja Tehadap Risiko Kecelakaan
Lalu Lintas. Surabaya : Jurnal
Penelitian Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga
Surabaya. 2009.

You might also like