17 Ked Gi, Vol. 2, No. 3, Juli 2011: 152-158 ISSN 2086-0218
PERUBAHAN TINGGI WAJAH DAN ROTASI MANDIBULA
PADA MALOKLUSI KLAS II DIVISI 1 DENGAN SUDUT
BIDANG MANDIBULA KECIL DAN BESAR SESUDAH
PERAWATAN TEKNIK BEGG
(Kajian Sefalogram Lateral)
Deswi Arwell*, Soekarsono Hardjono
* Program Studi Ortodonsia Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis FKG UGM
* Bagian Ortodonsia FKG UGM
ABSTRAK
Penelitian ini bertjuan untuk mengetanuil perubatan tngoi wajan dan rotasi,mandibula pada malokiusi
igs Il visi 1 dengan sudut MP-SN kecl (MP-SN < 27°) dan besar (MP-SN > 37°) serta metinat perbedaan
perubahan antara kedlua kelompok tersebut Sesudah cilakukan perawatan tokrik Begg,
Peneliian dlekukan pada sefalogram dari subjek lakrlaki dan perempuan usia 18-26 tahun dengan
rmaloklusi klas Il divsi 1, tercin dari 9 aubjek untuk Kelompok sudut MP-SN kect dan 13 subjek untuk kelompok
ssudut MP-SN besar. Pengukuran sefalogram meiput tinggi wajan anterior, tinggi wajah anterior Bawah, sudut Y-
25, posis|orizontal pogonion dan tinggi gigl molar mancioula. Perubahan sabelum dan sesudah perawatan
ada masing-masing Kelompok dianalisis dengan paired test, dan untuk mengotahul perbedaan perubalian
l’ntara kedva kelompok dianalisis dengan independent test
Hasil penaitan menunjukkan terjaci peningkatan tinggi wajah anterior, peningkatan tinggi wajah anterior
Dawah, rotasi mandibula searah jarum jam, pergerakan mancioula ke posterior dan ekstusl gigi molar mandibula
yang bermakna (0 < 0,05) pada kelompok sudut MP-SN kecl dan besar. Peningkatan tinggi wajah anterior,
Poningkatan tinggi wajah anterior bawah, rotasi mandibula searah jarum jam dan pergorakan mandibula ko
Posterior tidak menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok sudut MP-SN Kec! dengan kelompok sudut
MP-SN besar sedangkan ekstusi gigi molar mancibula menunjukkan perbedaan bermakna (p < 0,05) antara
kedua kelompok tersebut
Kata kunc!: perubanan tinggi wajah, rotasi mancibula, maloklusi Klas It divisi 1, sudut MP-SN kecit dan besar
ABSTRACT
The purpose of the study was to examine the changes of facial height and mandibular rotation in cass i
Givision 1 malocclusion with low and high MP-SN angle (low MP-SM < 27° and high MP-SN » 37), and to
‘compare the changes occuring Delweon two groups after Begg technique treatment
This study was evaluated at lateral cephalogram of male and female subjects aged between 18-25 years
with class Ii dvision 1 malocclusion, consisted of 9 subjects in low MP-SN angle group and 13 subjects in hight
MP-SN angle group. Measurement lateral cephalogram consisted of anterior facial height, lower anterior facial
height, Y-axis angie, horizontal positon of pogonion and mandibular molar hoight. Pre and post treatment
changes at cach group were evaluated using paired test, and independent est was used fo compare the
changes occuring inter groups.
“The resul of study showed anterior facial height inreased, lower anterior facial height increased, clokwise
‘mandibular rotation, posterior mancibular mavement and mandibular molar extrusion significantly (p< 0,05) in low
‘and high MP-SN angle group. The were signiicant dferences Between ow and high MP-SN angle group in
Increasing of anterior facial Reight and lower anterior facial height, clockwise mandhbular rotation and posterior
‘manolbular movement, while the extrusion of mandibular molar showed significantly diferent (p< 0,05) betweoen
to groups.
Key words: changes of facial height, mandlbular rotation, class I! dlvision 1 malocclusion, MP-SN angle
152Deswi A, dkk: Perubahan Tinggi Wajah Dan Rotasi
PENDAHULUAN
Perawatan ortodontik modern bertuyjuan
untuk menciptakan hubungan oklusal yang
paling baik dan stabil sorta memilii struktur
keindahan wajah_ yang memuaskan.
Perawatan —_ortodoni smenyebabkan
perubahan pada dan dental
Perubahan yang terjadi pada skeletal dan
dental dipengaruhi oleh berbagai_ faktor.
diantaranya adalah tipe wajah. Istilah yang
digunakan untuk menggambarkan tipe wajah
adalah wajah pendek, sedang dan tinggi;
walah cembung, lurus dan cekung; serta wajah
sempit dan lebar. Parameter yang digunakan
tuntuk menentukan tipe wajah adalah inklinas
bidang mandibula terhadap basis kranium,
inklinasi bidang mandibula terhadap bidang
Frankfort, inklinasi bidang palatal dan
perbandingan tinggi, wajah posterior terhadap
tinggi wajah anterior’.
Sudut yang dibentuk oleh bidang
mandibula (Mandibular Plane, MP) dan ba
kranium (Sella-Nasion, SN) disebut sudut MP-
SN. Sudut MP-SN rerata adalah 32° + 4°,
Individu dengan sudut MP-SN besar yaitu >
37° mempunyai wajah anterior lebih tinggi.
perbandingan tinggi wajah posterior terhadap
tinggi wajah anterior lebih kecil, dan ramus
mandibula lebih pendek. Sebaliknya individu
dengan sudut MP-SN_kecil yaitu < 27°
mempunyai wajah anterior yang pendek,
perbandingan tinggi wajah posterior terhadap
tinggi wajah anterior lebih besar, dan ramus
mandibula lebin tinggi**.
Perawatan —ortodontik dapat.
menyebabkan perubahan dimensi_ vertikal
wajah dan rotasi mandibula. Penelitian tentang
efek perawatan ortodontik terhadap rotasi dan
perubahan posisi mandibula pada maloklusi
Klas ll divisi 1 di masa pertumbuhan
menyimpulkan bahwa perawatan ortodontik
mempengaruhi posisi mandibula, mandibula
berotasi searan jarum jam, titk pogonion
bergeser ke arah, vertikal dan tinggi walah
anterior meningkat®.
Respon terhadap perawatan pada
pasien usia pertumbuhan dapat berbeda
dengan pasien yang telah melewati masa
pertumbuhan. Puncak kecepatan pertumbuhan
pada perempuan terjadi di usia 12-14 tahun
dan pada lakilaki di usia 14-16 tahun,
kemudian sesudah usia tersebut keduanya
mengalami —penurunan——kecepatan.
ISSN 2086-0218
pertumbunan. Tipe wajah berbeda dapat
‘memilki pertedaan dalam hal pertymbuhan
ddan juga respon terhadap perawatan"?.
Malokiusi Klas tl divisi 1 di Klik
Ortodonsia Program Pendidikan Dokter Gigi
Spesialis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas.
Gadjah Mada Yogyakarta sebagian besar
dirawat dengan alat cokat teknik Begg.
‘Sebagian yang lainnya dirawat dengan alat
Ccekat Straighwire dan ada juga dengan alat
lepasan.
Maloklusi Klas tl menurut Kiasifixasi
‘Angle adalah cekungan mesiobukal_ molar
pertama mandibula beroklusi dengan tonjol
Gistobukal molar pertama maksila alau dapat
juga lebih ke posterior. Angle membagi
maloklusi Kas Il menjadi dua divisi yaitu klas 1
divisi 1 dan klas {I divsi 2. Maloklusi Klas Il
divisi 1 adalah hubungan molar distoklusi
disertai karakieristik lain yaitu gigi insisivus
maksila protrusif atau inkinasi labial, overjet
yang besar, gigi insisivus mandibula normal
atau fidak’ normal tethadap posisi gigi
individual dan ering memperinatkan
supraversi atau over eruption".
Perawatan teknik Begg ditujukan untuk
perawatan maloklusi Klas il divisi 1 dengan
encabutan empat gigi premolar pertama.
Pada teknik Begg molar pertama permanen
digunakan sebagai anchorage, menggunakan
‘band dengan buccal tube bulat. Gigh anterior
atas dan bawah serta_ premolar kedua
menggunakan modified ribbon arch brackets.
Kawat busur yang digunakan adalah
Australian siainless “steel wire. Anchorage
‘bend dibentuk pada kawat busur di mesial
‘buccal tube molar untuk mencegah
Pergeseran ke mesial gigi posterior dan
memberikan Kekualan depresif pada gigi
anterior. Elastk intermaksilarklas Il digunakan
dari tahap awal perawatan sesudah keadaan
parah terkoreksi. Elastik intermaksilar klas I
dipasangkan pada kait buccal tub molar atau
attachment (alat tambahan) yang dipasang di
Sobelah bukal gigi posterior mandibula dan di
sebelah labial gigi anterior maksila biasanya
pada gigi kaninus"®
Perawatan ortodontik dengan alat cekat
tekrik Begg _menggambarkan penggunaan
elastk intermaksilar las II menghasikkan
ergerakan yang berbeda dari lengkung atas
dan bawah. Elastk intermaksilar klas I akan
meretraksi gigi anterior atas_—_untuk
memperbaiki inklinasi gigi dan’ memprotraksi
15317 Ked Gi, Vol. 2, No.3, Juli 2011: 152-158
gigi posterior bawah untuk _memperbaiki
hubungan molar dan menutup sisa_ruang
pencabutan. Protraksi gigi posterior bawah
menyebabkan rotasi mandibula berlawanan
arahjarum jam. _Kerjasama__elastik
intermaksilar Klas ll dan anchorage bend
mengintrusi gigi-gigi anterior dan mengekstrusi
Gigi molar_mancibula_menyebabkan rotasi
mandibula searah jarum jar’
Pembukaan gigitan (bite opening) pada
perawatan teknik Begg menggunakan elastik
intermaksilar_klas Il dan anchorage bend
‘mengintrusi gigi anterior dan mengekstrusi gigi
molar mandibula. menyebabkan perubahan
tinggi wajah vertkal®. Pada perawatan teknik
Begg terjadi rotasi mandibula searah jarum
jam, membuka gigitan menyebabkan dagu
bergeser ke posterior dan posisi_pogonion
lebih ke posterior pada bidang mandibula yang
‘ouram?",
Tinggi wajah dibedakan atas tinggi
wajah anterior (Anterior Facial Height, AFH)
dan tinggi wajah posterior (Posterior Facial
Height, PFH). Tinggi wajah anterior terdiri dari
tinggi 'wajah anterior atas (Upper Anterior
Facial Height, UAFH) dan tinggi wajah anterior
bawah (Lower Anterior Facial Height, LAFH).
(Posterior Facial Height, PFH) diukur dari sella
mandibula _ditentukan dengan
menilai perubahan sudut Y-axis. Sudut Y-axis
adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan
garis sella-gnathion (SGn) dan basis kranium
(GN). Perubahan posisi mandibula ditentukan
dengan melihat perubahan posisi pogonion
(Pog). Pengukuran linear norizontal atau
sagital_pogonion terhadap sumbu vertikal
menunjukkan pergerakan mandibula ke
anterior atau ke posterior. Pengukuran linear
vertikal pogonion terhadap sumbu horizontal
menunjukkan pergerakan mandibula ke
superior atau ke inferior",
Rotasi mandibula searah jarum jam
pada masa pertumbuhan adalah hasil ekstrusi
gigi molar ketika masa pertumbuhan wajah
posterior beriebih sedangkan rotasi mandibula
searah jarum jam pada dewasa disebabkan
cekstrusi gigi posterior ketika koreksi deep
‘overbite, Perubahan tinggi gigi molar dapat
ditentukan pada sefalogram lateral. Tinggi gigi
molar maksila ditentukan dengan _mengukur
tinggi gig molar dari cups mesial molar
maksila tegak lurus ke bidang palatal
sedangkan tinggi gigi molar mandibula
itentukan dengan mengukur tinggi gigi molar
154
ISSN 2086-0218
dari cups mesial gigi molar mandibula tegak
lurus ke bidang mandibula'®"*
Peneliian ini bertujuan untuk
mengetahul perubahan tinggi wajah dan rotasi
mandibula pada maloklusi kias I divisi 1
dengan sudut MP-SN kecil dan besar sesudah
Perawatan dengan alat cekat teknik Begg,
serta untuk mengetahui perbedaan perubahan
antara kedua kelompok sesudah perawatan
dengan alat cekat tekrik Begg.
METODE PENELITIAN
‘Suibjek peneitian adalah pasien laki-aki
dan perempuan yang telah selesai dilakukan
perawatan ortodontik oleh karyasiswa di Klinik
‘Ortodonsia PPDGS FKG UGM Yogyakarta,
eriode tahun 1995 - 2009. Objek peneftian
adalah sefalogram_lateral sebelum dan
sesudah perawatan, terditi dari 9 pasang untuk
sudut MP-SN kecil dan 13 pasang untuk sudut
MP-SN besar yang memenuhi kriteria sebagai
berikut: maloklusi klas Il divisi 1; perawatan
alat cekat teknik Begg; perawatan dengan
Pencabutan 4 premolar pertama; usia pasien
di awal perawatan 18-25 tahun; sudut, MP-SN
kecil yaitu < 27° dan besar yaitu > 37°; pasien
belum pemah mendapatkan perawatan
ortodontik sebelumnya; sefalogram lateral
dalam kondisi baik dan jolas.
Bahan dan alat yang digunakan dalam
penelitian: sefalogram lateral awal dan akhir
perawatan pasien; kertas asetat; perekat
kerlas untuk memfiksasi kertas " penapak;
pensil 4H untuk menapak; Kotak illuminator
untuk penapakan; sefalometri _protraktor
dengan keteliian | 0,5% untuk _pengukuran
sudut; kaliper geser dengan ketelitian 0,01 mm
‘untuk pengukuran garis.
Sefalogram lateral sebelum dan
sesudah perawatan yang sesuai_ kriteria
sampeldikumpulkan, kemudian dilakukan
Penapakan sera pengelompokan menjadi
kelompok sudut MP-SN kecil dan kelompok
sudut MP-SN besar. Titk referensi dan garis
referensi ditentukan, Tiik referensi yang
digunakan adalah: $ (Sella), N (Nasion), Go
(Gonion), Pog (Pogonion), Me (Menton), Gn
(Gnation} dan ANS (Anterior Nasal Spinalis).
Garis referensi yang digunakan adalah sumbu
sagital dan sumbu vertical. Sumbu sagital
digambarkan 8° dari sella terhadap garis SN
dan disebut SN’. Sumbu vertikal merupakanDeswi A, dkk: Perubahan Tinggi Wejah Dan Rotasi
perpotongan terhadap SN’ pada sella disebut
‘SNP.
Masing-masing sefalogram diukur 2 kali.
Batas toleransi 0.5 mm dan 1° untuk
perbedaan antara pengukuran pertama dan
pengukuran kedua. Jika batas _toleransi
engukuran lebin dari 0,5 mm atau 1° maka
dilakukan pengukuran baru. Dari pemeriksaan
yang tersedia pengukuran yang ekstrim
dikeluarkan.
(Gambar pengukuran garis dan sudut: 1. Tinggi
wajah anterior (N-Me), 2.Tinggi wajah anterior
bawah (ANS-Mo), 3. Sudut Y-axis (NSGn), 4.
Posisi horizontal pogonion (SNP-Pog).5. Tinggi
Gigi molar mandibula, (Modifikasi Remmer
‘kk, 1985; Karlsen, 1997)
Pengukuran tinggi wajah yang dilakukan
adalah tinggi wajah anterior (N ~ Me) dan
tinggi wajah anterior bawah (ANS — Me).
Pengukuran rotasi mandibula yang dilakukan
adalah sudut Y-axis (NSGn), posisi horizontal
pogonion (SNP- Pog) dan ‘tinggi gigi molar
mandibula (dari cups mesial gigi molar
mandibula tegak lurus ke bidang mandibul).
Perubahan tinggi wajah dan rotasi
mandibula sebelum dan sesudah perawatan
ditentukan, Jka perubahan sudut Y-axis
hasiinya positit maka mandibula_berotasi
searah jarum jam dan jka hasiinya negatit
maka mandibula berotasi berlawanan arah
jarum jam. Sebaliknya, jika perubahan posisi
horizontal pogonion hasiinya positit maka
pergerakan mandibula ke anterior dan jika
hasiinya negati’ maka pergerakan mandibula
ke posterior.
ISSN 2086-0216
Data hasil pengukuran dianalisis dengan
paired ttest untuk mongetahui_perubahan
tinggi wajah dan rotasi mandibula sebelum dan
sesudah perawatan pada kelompok sudut MP-
SN kecil atau besar. Analisis independent
test digunakan untuk mengetahui perbedaan
erubahan tinggi wajah dan rotasi mandibula
antara_kelompok sudut MP-SN kecil dan
besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Reraia sudut MP-SN kecil dan besar
sebelum perawatan terlihat pada Tabel 1
Rerata sudut MP-SN kecll sebelum perawatan
adalah 24,28° + 3,42° dan rerata sudut MP-SN
besar sebelim perawatan adalah 39,95° +
261",
‘Tabel 1. Rerata dan simpang baku sudut MP-
SN kecil dan besar sebelum
perawatan
Kelompok__N__Rerata SD
Susu 9 BaeB 82
‘Sudut MP-
oni ag sess 61
Hasil analisis perubahan tinggi wajah,
rotasi_ mandibula dan tinggi gigi molar
mandibuta dengan paired t-les untuk kelompok
sudut MP-SN kecil terilhat pada Tabel 2 dan
Untuk _kelompok sudut MP-SN besar terlihat
pada Tabel 3.
‘Tabel 2. Perubahan tinggi wajah dan rotasi
mandibula pada kelompok sudut
MP-SN kecil sebelum dan sesudah
perawatan tekrik Begg
Ket" »< 0.05
15517 Ked Gi, Vol. 2, No, 3, Juli 2011: 182-158
Hasil analisis pada kelompok sudut MP-
SN__kecil_ menunjukkan perubahan yang
bermakna (p < 0,05) pada semua variabel.
Tinggi wajah anterior dan tinggi wajah anterior
bawah meningkat menunjukkan penambahan
dimensi_ vertikal; perubahan sudut Y-axis
menghasiikan nilal positit menunjukkan rotasi
mandibula searah jarum jam dan perubahan
jarak SNP-Pog menghasilkan nilai negatif atau
berkurang ——menumjukkan —_pergerakan
mandibula ke posterior; serta tinggi gial moiar
mandibula. meningkat ‘menunjukkan ekstrusi
‘gigi posterior (Tabel 2),
Tabel 3. Perubahan tinggi wajah dan rotasi
mandibula. pada _kelompok sudut
MP-SN. besar — sebelum dan
sesudah perawatan teknik Begg
et" p< 005,
Hasil analisis pada kelompok sudut MP-
SN besar_menunjukkan perubahan yang
bermakna (p < 0,05) pada semua variabel.
Tinggi wajah anterior dan tinggi wajah anterior
bawah meningkat menunjukkan penambahan
dimensi vertikal; perubahan sudut Y-axis
‘menghasikkan nilai posit menunjukkan rotasi
mandibula searah jarum jam dan perubahan
jarak SNP-Pog menghasitkan nilai negatit atau
berkurang — menunjukkan—_pergerakan
mandibula ke posterior; serta tinggi gigi molar
mandibula.meningkat ‘menurjukkan ekstrusi
igi posterior (Tabel 3).
Tinggi wajah anterior sebelum dan
sesudah perawatan pada kelompok sudut MP-
SN kecit dan kelompok sudut MP-SN besar
adalah meningkat. Tinggi wajah anterior
bawah sebelum dan sesudah perawatan pada
kelompok sudut MP-SN kecil dan kelompok
sudut. MP-SN besar juga _meningkat
Meningkatnya tinggi wajah anterior disebabkan
‘oleh tinggi wajan anterior bawah yang
bertambah Karena ekstrusi gigi molar
mandibula. Ekstrusi gigi molar mandibula
‘adalah hasil pemakeian elestik intermaksilar
Klas ll. Ekstrusi gigi molar mandibula ini
menyebabkan rotasi mandibula searah jarum
156
ISSN 2086-0218
jam dan meningkatkan tinggi wajah. Hal ini
didukung oleh pendapat Staggers bahwa
perawatan ortodontik pada umumnya
menghasikan ekstrusi gigi dan ekstrusi ini
meningkatkan dimensi vertikal?"*,
Sudut Y-axis sebelum dan_sesudah
erawatan pada kelompok sudut MP-SN keci!
dan _kelompok —sudut MP-SN__besar
menunjukkan perubahan positit. Perubahan
positif atau bertambah besar pada kedua
kelompok menunjukkan rotasi_-mandibula
searah jarum jam. Jarak horizontal SNP-Pog
sebelum dan sesudah perawatan pada
kelompok sudut MP-SN kecil dan_kelompok
sudut MP-SN besar menunjukkan perubahan
negati. Perubahan negatif atau jarak
horizontal pogonion berkurang sesudah
perawatan —-menunjukkan _pergerakan
mandibula ke posterior. Meningkatnya sudut
Y-axis dan berkurangnya jarak horizontal
ogonion pada peneliian ini adalah hasil dari
bite opening pada perawatan maloklusi klas 1!
divisi 1 menyebabkan mandibula berotasi
searah jarum jam sehingga pogonion bergeser
ke posterior. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ricketts bahwa perawatan teknik Begg
menyebabkan sudut Y-axis bertambah besar
dan terjadi rotasi mandibula searah jarum jam
menyebabkan dagu bergeser ke posterior"”.
Tinggi gigi molar mandibula _sebelum
dan sesudah perawatan pada kelompok sudut
MP-SN kecil dan kelompok sudut MP-SN.
besar meningkat. Meningkatnya tinggi gigi
molar mandibula disebabkan pemakaian
olastik intermaksilar klas Il dan anchorage
bond menghasikan intrusi gigi anterior dan
ekstrusi gigi posterior. Sesuai dengan
pendapat Venezia dan Barton yang
menyatakan bahwa _pemakaian _elastik
intermaksilar klas i! pada perawatan maloklusi
kas It divisi 1 dengan pencabutan 4 premolar
pertama menyebabkan ekstrusi gigi molar
mandibula"™"*
Penelitian ini menghasilkan ekstrusi gigi
molar mandibula, rotasi mandibula_searan
jarum jam dan’ peningkatan tinggi wajah
anterior yang bermakna pada kedua
kelompok. Oleh karena itu hipotesa pertama
yaitu terjadi peningkatan tinggi wajah anterior
dan rotasi mandibula searah jarum jam pada
maloklusi Klas Il divisi 1 sesudah perawatan
dengan alat cekat teknik Begg baik pada sudut
MP-SN kecil_maupun pada sudut MP-SN
bbesar, dapat diterima.Deswi A, dk: Perubahan Tinggi Wajah Dan Rotasi
Hasil_analisis perbedaan perubahan
antara kelompok sudut MP-SN kecil dengan
kelompok sudut MP-SN besar _dengan
independent t- test terihtat pada Tabel 4.
Perubahan antara_kelompok sudut _MP-SN
ect dengan kelompok sudut MP-SN besar
‘menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna
pada semua variabel kecuali variabel tinggi
‘igi molar mandibula menunjukkan perbedaan
yang bermakna (p < 0,05).
Tabet 4. Perbedaan perubahan tinggi wajah
dan rotasi_-mandibulaantara
kelompok sudut MP-SN kecil dan
Kot * p< 0.05
Tinggi wajah anterior meningkat lebih
besar pada kelompok sudut MP-SN kecil dari
ada kelompok sudut MP-SN besar. Tinggi
‘wajah anterior bawah meningkat lebih besar
pada kelompok sudut MP-SN kecil dari pada
Kelompok sudut MP-SN besar, tetapi
eningkatan antara_kedua kelompok tidak
‘menunjukkan perbedaan bermakna. Menurut
peneliti lain, pada perawatan teknik Begg
tinggi wajah anterior meningkat 5,31 mm dan
tinggi wajah anterior bawah meningkat 4,5
mm. Perawatan ortodontik_ menggunakan
elastk intermaksilar menghasilkan ekstrusi gigi
Posterior, menguntungkan untuk kasus deep
overbite dan rotasi berlawanan arah jarum jam.
feng spervakan unt roasi searah jum
jam’
Perubahan sudut Yeaxis
memperinatkan ——perubahan posit
menunjukkan rotasi mandibula searah jarum
jam, Perubahan lebih besar pada kelompok
sudut MP-SN kecil dari pada kelompok sudut
MP-SN- besar tetapi_ keduanya _ tidak
menunjukkan perbedaan yang _bermakna.
Rotasi mangibula searah jarum jam. secara
klinis lebih besar pada kelompok sudut MP-SN
kecil dari pada kelompok sudut MP-SN besar
arena perubahan tinggi gigi molar mandibula
yang —menyebabkan —terjadinya —_rotasi
mandibula searah jarum jam meningkat lebih
ISSN 2086-0218
besar pada kelompok sudut MP-SN kecil dari
pada _kelompok = sudut_ MP-SN _besar.
Perubahan negalif pada jarak SNP-Pog pada
kelompok sudut MP-SN kecil dan_kelompok
sudut MP-SN besar menunjukkan pergerakan
‘mandibula ke posterior. Perubahan jarak SNP-
Pog lebih kecil pada kelompok sudut MP-SN
kecil dari pada kelompok sudut MP-SN besar
tetapi keduanya tidak menunjukkan perbedaan
‘yang bermakna. Pada perawatan tekrik Begg
terjadi rotasi mandibula searah jarum jam,
membuka gigitanmenyebabkan —dagu
bergeser ke posterior dan posisi_ pogonion
lebih ke posterior pada bidang mandibula yang
curam’®,
Tinggi gigi molar mandibula meningkat
lebih besar pada kelompok sudut MP-SN kecil
dari pada Kelompok sudut MP-SN besar dan
keduanya menunjukkan perbedaan yang
bermakna (p < 0,05). Menurut peneliti lain,
erawatan teknik Begg menghasikan ekstrusi
igi molar mandibula 3,0 mm (Rickeets) dan
2,6 mm (Venezia). Peningkatan tinggi gi
molar mandibula lebih besar pada kelompok
sudut MP-SN kecil dari pada kelompok sudut
MP-SN besar disebabkan Karena kelompok
sudut MP-SN keci! memiiki_mandibula
Prognasi dan kelompok sudut MP-SN besar
memiliki mandibula retrognasi sehingga jarak
attachment maksila dan mandibula lebih kecil
dan vektor gaya veriikal lebih besar pada
kelompok sudut MP-SN. kecil dari pada
kelompok sudut MP-SN besar menghasilkan
cekstrusi gigi molar mandibula yang lebin besar
pada kelompok sudut MP-SN kecil dari pada
kelompok sudut MP-SN besar. Pemakaian
elastik intermaksilar klas Il ka semakin besar
jarak antara kedua attachment maksila dan
mandibula maka vektor gaya horizontal
menjadi lobih bosar sedangkan vektor gaya
vertikal menjadi labih kecil””®
Pada penelitian ini, antara_kelompok
sudut MP-SN kecil dengan kelompok sudut
MP-SN besar_ hanya perubahan tinggi gigi
molar mandibula yang menunjukkan
perbedaan bermakna antara kedua kelompok.
Perubahan tinggi wajah, tinggi wajah antrior
bawah, sudut Y-axis serta posisi pogonion
tidak 'menunjukkan perbedaan bermakna
anlara_kedua kelompok. Oleh karena itu
hipotesa kedua yaitu peningkatan tinggi wajah
anterior dan rotasi mandibula searah jarum
jam pada maloklusi klas Il divisi 1 sesudah
Perawatan dengan alat cekat teknik Begg lebih
1877 Kod Gi, Vol. 2, No.3, Juli 2011: 152-158
besar pada sudut MP-SN besar daripada
sudut MP-SN kecil, tidak dapat diterima.
KESIMPULAN
Hasil_penelitian mengenai_perubahan
tinggi wajah dan rotasi_ mandi
perawatan maloklusi klas I!
tekrik Begg pada kelompok sudut MP-SN kecit
dan_kelompok sudut MP-SN besar dapat
disimpulkan yaitu terjadi peningkatan tinggi
wajah anterior, peningkatan tinggi wajah
anterior bawah, rotasi mandibula searah jarum
jam, petgerakan mandibula ke posterior dan
ekstrusi gigi molar mandibula pada kelompok
sudut MP-SN kecil dan kelompok sudut MP-
SN besar. Tidak terdapat _perbedaan
ppeningkatan tinggi wajah anterior, peningkatan
jajah anterior bawah, rotasi mandibula
searah jarum jam dan pergerakan mandibula
ke posterior antara_kelompok sudut MP-SN
kecil dengan kelompok sudut MP-SN besar,
tetapi ekstrusi gigi molar mandibula berbeda
antara kedua kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prottit RW: Contemporary Othodontics, Mosby
Company, Toronto London, 1986: 289-92,
422-4,
2 Zaher AR, Bishara SE, & Jacobsen JR:
Posttreatment changes in different facial types,
‘Angle Orthod, 1994; 64 (8): 425-36.
3. Jacobson A: Radiographic — Cephalometry,
‘Quintessence Publishing Co, Chicago, 1995:
80, 131-2.
4, Wagner DM & Chung CH: Transverse growth
of the maxila and mandible in untreated gids
with low, average, and high MP-SN angles: A
longitudinal study, Am J Orthod Dentofacial
Orthop, 2005; 128 (8): 716-22,
6. Phan XL, Schneider BJ, Sadowsky C, &
BeGole EA: Effect of onthedontic treatment on
mandibular rotation and displacement in Angle
class ll division 1 malocclusions, Angie
Orthod, 2004; 74 (2):1 74-83,
6. Graber TM & Swain BF: Onhodontics Current
Principles and Techniques, The C.V, Mosby
‘Company, St. Louis, 1985: 227-41
7. Begg PR & Kesling PO: Begg Orthodontic
Theory and Technique, 3 ed., WB Saunders
Co, Philadephia, 1977: 108-15, 122-7, 142:5,
192-3, 224-8.
8. Fletcher GGT: The Begg Appliance and
Technique, 15-29, Jon Wright & sons (Printing)
Lud, London, 1981: 15-29, 59-81
158
@.
10.
"
12,
14,
18,
16.
17.
18,
19.
20.
au
22,
23.
ISSN 2086-0218,
Cadman GR: A vade mecum for the Begg
technique: Technical principles, Am. J. Orthod
Dentofacial Orthop, 1975; 67 (6}: 493:512.
Lula P & Gianelly AA: The mandibular plane
and. mandibular rotation, Am J Orthod
Dentofacial Orthop, 1976; 70 (8): 567-71.
Rakosi T: An’ Atlas and Manual of
Cephalometric Radiography, Wolte Medical
Publications Ltd. London, 1982: 47-67.
Remmer KR, Mammandars AH, Hunter WS, &
Way DC: Cephalometric changes associated
with treatment using activator, the Frankel
appliance and fixed appliance, Am J Orthod
Dentofacial Orthop, 1985; 88 (5): 363-72.
‘Ahn JG & Schneider BJ: Cephalometric
appraisal of posttreatment vertical changes in
adult orthodontic. patiens, Am J Orthod
Dentofacial Orthop, 2000; 118 (4): 378-84.
Isaacson JR, Isaacson RJ, Speidel TM, &
Worms FW: Extreme variation in vertical facal
(growth and associated variation in skeletal and
dental relations, Angle Orthod, 1971; 41 (3):
219-29,
Karlsen AT: Assosiation between facial height
development and mandibular growth rotation
in low and high MP-SN. angle faces: A
longitudinal study, Angle Orthod, 1997: 67 (2):
103-10.
Staggers JA: Vertical changes following first
premolar extractions, Am J Orthod Dentofacial
‘Orthop, 1894; 105 (1}: 19-24.
Ricketts RM: The influence of orthodontic
treatment in facial growth and development,
‘Angle Orthod, 1960; 30 (3): 254-70.
Venezia AJ: Pure Begg and Edgewise arch
lreatments: Comparison of result, Angle
Orthod, 1973; 43 (3): 289-300.
Barton JJ: A cephalometric comparison of
cases treated with Edgewise and Begg
techniques, Angle Orthod, 1973; 43 (1): 119-
26.
McKinney JR & Harris EF: Influence of patient
‘age and sex on orthodontic teratment:
Evaluation of Begg ighwire, standart
‘edgewise, and straightwire techniques, Am J
(Orthod Dentofacial Orthop, 2001; 120 (5): 530-
4
McKinney JR & Harris EF: Influence of patient
age and’ sex on orthodontic teralment:
Evaluation of Begg lighwire, standart
‘edgewise, and straightwire techniques, Am J
Orthod Dentofacial Orthop, 2001; 120 (6): 530-
41
‘Schudy FF: Vertical growth versus
anteroposterior growth as related to function
and treatment, Angle Orthod, 1964; 34 (2): 75-
93.
Bishara SE: Textbook of Onhodontics, W.B.
‘Saunders Co., Philadelphia, 2001: 113, 209,
424,
A Review On Bioactive Compounds of Beet Beta Vulgaris L Subsp Vulgaris With Special Emphasis On Their Beneficial Effects On Gut Microbiota and Gastrointestinal Health