PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
NOMOR 08 TAHUN 2006
TENTANG
PENERTIBAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA
DI KABUPATEN LUMAJANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERDA / HURUM / AGN / 2006
BUPATI LUMAJANG,
. bahwa untuk melakukan suatu kegiatan usaha ekonomi baik
sektor formal maupun non formal dan atau Pedagang Kaki Lima
adalah hak dari setiap orang sehingga keberadaannya perlu dibina
agar dapat berkembang menjadi pelaku usaha yang tangguh, ulet
dan mandir;
. bahwa disamping mempunyai hak, setiap orang juga berkewajiban
untuk berperan aktif menjaga, memelihara, menunjang dan
mewujudkan Kabupaten Lumajang menjadi kota yang aman, tertib,
bersih, sehat, rapi dan indah ;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, dan huruf b, maka dipandang perlu ditetapkan Penertiban
dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima dengan Peraturan Daerah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950, tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) ;
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia
Nomor 3208) ;
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992, tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor ) ;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699) ;
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389) ;
16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan
pecan’ (Lembaran Negara Republik Indonesia Tatu 2004
Raerer 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomner {aa7) sebagaimana telah diubah dengan Peat?
pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005
Pentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 32 Tahun
ihe tontang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
fndonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara
Republik indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan congen
GeuangUndang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004, tentang Perimbanget
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
{Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomef 126,
(veripsnan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4422) ;
8. Undeng-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomet 132,
(roriphen Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
9. Peraturan, Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983, terang
Pelaksanaan Kitab Undang — undang Hukum Acera Pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1963 Noner 6,
{erbahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3256) ;
40. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah ;
11, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, tentang Prasarana
fan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1985 Nomor , Tambahan Lembaran Negara Nomor
4856) ;
42, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang
an Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54,
ambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2952) ;
43. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2001,
tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah ;
44. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 — 67 Tahun 2002,
tentang Pengakuan Wewenangan Kabupaten dan Kota ;
48. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 3 Tahun 1974,
tentang Ketertiban Umum sebagaimana telah diubah dengan.
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 13 Tahun 1995 ;
46. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 20 Tahun 2000,
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja’ Pemerintah
Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 17 Tahun 2002 .
in Persetujuan Bersama :
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN LUMAJANG
dan
BUPATI LUMAJANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGATURAN DAN
PEMBINAAN PEDAGANG KAK! LIMA DI KABUPATEN LUMAJANG .
PEROA / HUKUM / AGN / 2006BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
2 2 N on
‘PERDA / HURUM / AGN / 2006
Daerah adalah Kabupaten Lumajang ;
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lumajang
yang terdiri dari Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah ;
Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan
Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas —
luasnya dalam sistim dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang — undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ;
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut
DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah Kabupaten
Lumajang sebagai unsur penyelengara pemerintahan daerah ;
Bupati adalah Bupati Lumajang ;
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja adalah Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Lumajang ;
Kepala Kantor Satuan Polisi Pamong Praja adalah Kepala
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Lumajang ;
Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Kantor Satuan Polisi
Pamong Praja Kabupaten Lumajang ;
Pedagang Kaki Lima adalah Pedagang yang melakukan usaha
perdagangan dan atau jasa dengan menggunakan sarana atau
peralatan yang dapat digerakkan atau dipindahkan sewaktu-
waktuyang menempati lahan terbuka maupun tertutup pada
fasilitas umum maupun dilokasi yang ditentukan oleh Pemerintah
Daerah ;
|. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk
apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas ;
Trotoar adalah bagian dari jalan khusus diperuntukkan bagi lalu
lintas pejalan kaki ;
Jalur hijau adalah jalur tanah terbuka yang meliputi
pengelolaannya ditakukan oleh Pemerintah Daerah ;
. Fasiltas Umum adalah lahan, bangunan dan peralatan atau
perlengkapan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
dipergunakan oleh masyarakat secara luas ;
. Kawasan adalah batasan — batasan wilayah tertentu sesuai
dengan pemanfaatan Lokasi tersebut yang dapat ape
untuk melakukan kegiatan usaha bagi Pedagang Kaki
. Ijin adalah Ijin Penempatan Pedagang Kaki Lima yang 6 derikan
oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk ;
. Retribusi adalah restribusi yang dimaksud sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 4 Tahun 1999
tentang Retribusi Pasar ;
. Stren Sungai ialah Garis sempadan air untuk Bangunan /
Saluran / Darinase yang diukur dari tepi atas samping saluran
atau dari luar kaki tangkis sungai .BAB II
LOKASTI
Pasal 2
(1) Kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima dapat dilakukan di
Kabupaten Lumajang ;
(2) Tempat / Lokasi Pedagang Kaki Lima sebagaimana tersebut
dalam ayat (1), diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati
BAB IIT
PENGATURAN
Pasal 3
(1) Satiap kagistan usaha Pedageng Kaki Lima dlarang:
a. melakukan kegiatan usahanya di Jalan Alun-alun Lumajang
dan daerah sekitamya, trotoar, jalur hijau, Stren Sungai dan
atau fasilitas umum di Kabupaten Lumajang, kecuali di
kawasan tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati ;
b. melakukan kegiatan usahanya dengan mendirikan tempat
usaha yang bersifat semi permanen dan atau permanen ;
cc. melakukan kegiatan usaha yang menimbulkan kerugian
dalam hal Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesehatan,,
Kerapian dan Keindahan ;
d. menggunakan lahan yang melebihi ketentuan yang telah
dijinkan oleh Bupati darvatau Pejabat yang ditunjuk ;
e. berpindah tempat dan atau memindahtangankan jjin tenpa
sepengetahuan dan seijin Bupati atau Pejabat yang ditunjuk ;
dan/atau
f. menelantarkan dan atau membiarkan kosong tanpa kegiatan
secara terus — menerus selama 1 ( satu ) bulan ;
(2) Dalam menetapkan kawasan dan perijinan sebagaimana
tersebut dalam ayat ( 1 ) butir a, b, c, d, dan e, Bupati dan/atau
Pejabat yang ditunjuk — mempertimbangkan kepentingan—
kepentingan umum, sosial, pendidikan, ekonomi, kebersihan,
ketertiban, keamanan dan kenyamanan ;
(3) Kegiatan usaha Pedagang Kaki Lima harus mampu menjadi
daya tarik Pariwisata Daerah sehingga dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) dan kesejahteraan masyarakat ;
(4) Untuk mewujudkan sebagaimana ayat ( 3 ), diatur baik tempat
jualan, lokasi jualan, waktu jualan, jenis jualan, tenda maupun
aksesoris jualan yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati
BAB IV
PERIJINAN DAN RETRIBUSI
Pasal 4
(1) Setiap Pedagang Kaki Lima yang menggunakan tempat untuk
berjualan harus mendapatkan jjin dari Bupati dan/atau Pejabat
yang ditunjuk ;
‘PERDA / HUKUM / AGN / 2006 4(2) Syarat-syarat perijinan dan ketentuan lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati .
Pasal 5
ljin dapat dicabut oleh Bupati dan/atau Pejabat yang ditunjuk apabila
Pemegang jin melanggar ketentuan-ketentuan sebagaimana
tercantum dalam Surat ljin
Pasal 6
Setiap Pedagang Kaki Lima yang telah memperoleh jin sebagaimana
dimaksud pasal 4 ayat (1), dikenakan Retribusi sesuai ketentuan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1999 tentang Restribusi Pasar .
BAB V
KETENTUAN PIDANA
Pasal 7
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam pasal 2 ayat
(2), pasal 3 ayat (1) dan pasal 4 ayat (1) dan atau ketentuan—
ketentuan lain yang ditetapkan dalam Surat Ijin diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak
Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dengan atau tidak merampas
barang tertentu untuk Daerah, kecuali jika ditentukan lain dalam
peraturan perundang-undangan ;
(2) Disamping ancaman pidana sebagaimana dimaksud ayat (1),
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk berwenang untuk
membongkar paksa tempat usaha kegiatan sebagaimana
dimaksud pada pasal 3 ayat (1).
BAB VI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 8
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk
melakukan penyidikan tindak pidana dimaksud dalam Peraturan
Daerah ini ;
(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
adalah :
a. menerima, mencari, mengumpuikan, dan meniti keterangan
atau laporan berkenaan dengan tindak pidana peraturan
daerah ini agar keterangan atau laporan tersebut menjadi
lengkap dan jelas ;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang pribadi atau badan tentang, kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan’ tindak pidana_peraturan
daerah ini ;
‘PERDA / HURUM / AGN / 2006 5¢. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
badan sehubungan dengan tindak pidana peraturan daerah
ini;
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-
dokumen Jain berkenaan dengan tindak pidana peraturan
daerah ini ;
@. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan, dan dokumen - dokumen lain, serta
melakukan penyitaan tethadap bahan bukti tersebut ;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan tindak pidana peraturan daerah ini ;
9g. menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan
Tuangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;
h, memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
peraturan daerah ini ;
i, memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;
menghentikan penyidikan ; dan
. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan tindak pidana peraturan daerah ini menurut
hukum yang dapat dipertanggungjawabkan ;
zs
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya
kepada Penuntut Umum
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 9
(1) Untuk kepentingan pengembangan usaha Pedagang Kaki Lima,
Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk berkewajiban
melakukan pendataan dan memberikan pembinaan berupa
bimbingan dan penyuluhan secara berkesinambungan ;
(2) Tata cara pembinaan dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan Peraturan Bupati .
Pasal 10
(1) Pengawasan terhadap usaha kegiatan Pedagang Kaki Lima
dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk ;
(2) Pejabat yang ditunjuk sebagaimana
melaporkan hasil kerjanya kepada Bupati .
t (1), berkewajiban
Pasal 11
Pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas pengawasan dapat
meminta bantuan kepada komponen masyarakat dan atau instansi —
instansi yang terkait dengan seijin Bupat .
‘PEROA / HURUM / AGN / 2006 6BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Bupati .
Pasal 13
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat _mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam
Lembaran Daerah Kabupaten Lumajang .
Ditetapkan di Lumajang
a al 18 Mei 2006
Diundangkan di Lumajang
Pada tanggal 10 Oktober 2006
NIP. 510 058 267
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
TAHUN 2006 SERI E NOMOR 08
PERDA / HUKUM / AGN / 2006 7PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG
NOMOR 08 TAHUN 2006
TENTANG
PENERTIBAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA
DI KABUPATEN LUMAJANG
IL. PENJELASAN UMUM
Dalam usaha meningkatakan citra Kabupaten Lumajang sebagai kota yang
‘Aman, Tertib, Bersih, Sehat, Rapi dan Indah dalam situasi perekonomian dewasa ini
dengan tetap memperhatikan hak dan kewajiban masyarakat agar tetap terjaga
keseimbangannya .
Oleh karena itu untuk mencapai maksud diatas, Pemerintah Kabupaten
Lumajang perlu mengatur dan membina Pedagang Kaki Lima sebagai warga
masyarakat Kabupaten Lumajang yang melakukan usaha kegiatan disektor non formal
agar menjadi pedagang yang tangguh, ulet dan mandir
IL. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas .
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3 ayat (1)
Yang dimaksud “ daerah sekitarya “ adalah JI. Alun-alun Selatan, J
Alun-alaun Barat, JL Alun-alun Utara, JL Alun-alun Timur, Jl.
Abubakar, Ji. S. Parman, JI Arief Rachman Hakim dan
Jl. Untung Suropati
ayat (2)
Cukup jelas.
ayat (3)
Cukup jelas.
ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 4 ayat(1)
Cukup jelas .
Ayat (2 )
Syarat-syarat perijinan dimaksud hédala mudah .
Pasal 5
‘Cukup jelas
Pasal 6
‘Cukup jelas.
‘PEROA / HUKUM / AGN / 2006 8Pasal 7
Cukup jelas .
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10 ayat (1)
Kegiatan pengawasan secara terperinci akan diatur lebih lanjut dalam
Keputusan Bupati .
Pasal 11
Yang dimaksud Komponen Masyarakat adalah organisasi-organisasi
kemasyarakatan yang telah sah berdiri dan diakui keberadaannya oleh
masyarakat.
Pasal 12
CCukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 02
PEROA / HUKUM / AGN / 2008 9