You are on page 1of 8

KENDALA PENERAPAN INKUIRI DALAM PERKULIAHAN

LISTRIK-MAGNET DI LPTK

Nyoto Suseno
Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Muhammadiyah Metro

Abstract: A study about inquiry in electricity and magnetism lecturing was conducted
to take a picture inquiry application and its obstacles. Preliminary study had been
conducted on four physics education programs of Java and Sumatra island in one or two
meeting time, with emphasis aspect to inquiry activity in class through documentation
study and observation. Meanwhile the interview just has been done in three data
subjects. The data was analyzed qualitatively through: transcription, tabulation, coding,
description to see the relationship and the essence of the inquiry based instruction on
electricity and magnetism. Research finding showed that lecturers had difficulties in
implementating inquiry based instruction on electricity and magnetism lecturing,
because electricity and magnetism is abstract concepts. They did not know how to
overcome and there is no effort that support inquiry processes in lecturing. The inquiry
process could not be observed only in one session, but inquiry process should be
conducted continuously during the whole program.
Keywords: inquiry based on instruction, obstacles, abstract concepts, electricity and
magnetism.

PENDAHULUAN menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa


Program studi pendidikan fisika adalah mengalami kesulitan dalam memahami konsep
satuan pendidikan yang menyelenggarakan listrik-magnet (Demirci & Cirkinoglu, 2004;
program penyiapan guru fisika. Setiap Engelhardt & Beichner, 2004; Narjaikaew,
kurikulum program studi pendidikan fisika et al., 2005; Singh, 2006; Planinic, 2006).
selalu memasukkan matakuliah listrik-magnet Beberapa hasil penelitian di berbagai negara
sebagai Mata Kuliah Keahlian Bidang Studi tentang kesulitan mahasiswa dalam konsep
(MKKBS). Hasil penelitian di berbagai negara listrik-magnet ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Penelitian di Beberapa Negara tentang Kesulitan dan Pemahaman Mahasiswa
pada Konsep Listrik-magnet
Peneliti, tahun, sumber Tempat Hasil Penelitian
Demirci & Cirkinoglu, (2004), Balıkesir,
Penelitian Dari analisis terhadap respon mahasiswa, ditemukan
Journal of Turkish Science Turki bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan
Education. 1 (2) dalam listrik dan magnet.
Engelhardt & Beichner, (2004), North Ditemukan bahwa, banyak mahasiswa mengalami
American Journal Physics. 72 Carolina, miskonsepsi dalam konsep listrik dan magnet, walaupun
(1) Amerika setelah mengikuti perkuliahan.
Narjaikaew el al., (2005), Physics Thailand Mayoritas mahasiswa tidak memahami topik listrik
Educational Network of Thailand dan magnet, dan situasi ini tidak berubah meskipun
and The Centre for science and setelah pembelajaran.
Technology Education Research.
Planinic, (2006), American Zagreb, Dari tiga kelompok mahasiswa tampak memiliki keulitan
Journal of Physics. 74(12) Croatia pada konsep yang sama. Ditemukan bahwa mahasiswa
mengalami kesulitan pada induksi elektromagnetik,
penerapan hukum Newton dalam konteks listrik dan
magnet, dan pada potential and energi listrik.
Singh, (2006), American Journal Pittburgh, Ditemukan, umumnya mahasiswa tingkat dasar memiliki
Physics. 74(10) Pennsylvania kesulitan dalam konsep listrik dan magnet.
Mukhopadhyay, (2006), European Palmerston Kuliah listrik-magnettidak populer, karena untuk
Journal of Physics. 27. North, New mempelajari konsep tersebut diperlukan kemampuan
Zealand berpikir abstrak.
96 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2010, hlm. 95-102

Mukhopadhyay (2006) mengemukakan kemampuan bertanya dan mengidentifikasi


bahwa matakuliah listrik-magnet tidak populer, masalah.
karena konsepnya tergolong abstrak, sehingga Auls & Share (2008) mengemukakan
penerapan inkuiri dalam pelaksanaan bahwa tujuan akhir dari inkuiri adalah
pembelajaran listrik-magnet cukup sulit penemuan sendiri, melalui sifat ingin tahu,
untuk mendorong mahasiswa melakukan proses menemukan dan menyelesaikan masalah,
pembelajaran sampai pada penemuan sendiri. berpikir dan melakukan sesuatu yang
Tahun 1996 National Science Education bermakna bagi dirinya. Rawe (NSTA &
Standards (NSES) di Amerika Serikat AETS, 1998) mengemukakan bahwa tujuan
menetapkan penggunaan inkuiri sebagai salah inkuiri adalah mengarahkan siswa untuk
satu standar dalam pelaksanaan pembelajaran mengkontruksi pengetahuannya sendiri.
sains di berbagai tingkat pendidikan, Dalam pandangan kontruktivisme ada 2 hal
termasuk di perguruan tinggi. Tahun 1998 pokok dalam memahami pengertian belajar,
National Science Teacher Association (NSTA) yaitu: 1) belajar sebagai upaya seseorang
and Association for Education of Teachers untuk mengkontruksi pengetahuan baru
Science (AETS) juga menetapkan penggunaan berdasarkan pengetahuan sebelumnya, 2)
inkuiri sebagai salah satu standar dalam belajar sebagai kegiatan aktif siswa untuk
pelaksanaan pembelajaran sains. Buck, et al. membentuk pengetahuannya. Pembelajaran
(2007) menemukan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri dalam implementasinya
berbasis inkuiri memberikan dampak positif memiliki dua makna, yaitu: 1) pembelajaran
dan menghasilkan pemahaman yang lengkap, inkuiri berarti mengajarkan hakekat dan
baik isi maupun ketrampilan, tetapi banyak proses penemuan ilmiah sebagai hasil belajar,
guru menyatakan frustasi karena pemahaman dan 2) pembelajaran inkuiri berarti siswa
siswa tidak segera muncul, dan mereka belajar konsep sains dengan menggunakan
tidak tahu apa yang harus dilakukan. metode didaktik. Namun demikian, Rustaman
Norlander-Case, et al. (1998) (2010) menemukan bahwa kebiasaan guru
mengungkapkan bahwa, tantangan dalam sukar diubah agar sebagaimana seharusnya,
menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri karena itu perlu upaya keras untuk
mencakup: (a) kekurangan waktu, (b) kesulitan menginkuirikan pembelajaran sains di
menahan diri untuk menjawab pertanyaan kalangan pendidik oleh semua pihak yang
siswa secara langsung, (c) membelajarkan hal terkait dalam pendidikan.
yang abstrak, dan (d) instrumen penilaian yang Berdasarkan uraian di atas dapat
memperhatikan kosa kata lokal. dikemukakan bahwa dengan paradigma baru
Inkuiri dalam pelaksanaannya dibedakan pendidikan sains, penerapan inkuiri dalam
menjadi tiga tingkatan, yaitu: (1) pembelajaran pembelajaran sains termasuk fisika mutlak
penemuan (discovery learning), (2) inkuiri untuk dilaksanakan, karena itu tulisan ini
terbimbing (guided inquiry), dan (3) inkuiri akan memotret tentang penerapan inkuiri
terbuka (open inquiry). Peran inkuiri dalam dalam perkuliahan listrik-magnet di LPTK
mengembangkan pengetahuan sains meliputi: dan kendala yang dihadapi oleh dosen
pertanyaan dan bentuk pemecahan masalah, maupun mahasiswa.
peninjauan dan penyusunan pengetahuan,
kolaborasi dan pertukaran informasi untuk
mencari solusi, serta mengembangkan konsep METODE
dan hubungannya dengan penemuan empirik Penelitian diawali dengan survei melalui
(NSTA & AETS, 1998). Adapun menurut wawancara terhadap beberapa dosen fisika di
Auls & Shore (2008) langkah logis dalam LPTK, berkaitan dengan karakteristik konsep
proses inkuiri meliputi: menganalisis listrik-magnet dan penerapan inkuiri dalam
fenomena, merumuskan masalah, mengamati, perkuliahan listrik-magnet. Berikutnya
membuat hipotesis, menguji hipotesis dan dilaku-kan penggalian dokumen yang
mengumpulkan data, melakukan interpretasi berkaitan dengan perencanaan program
dan menjawab pertanyaan, serta perkuliahan, dan dilanjutkan dengan
menyampaikan hasil dan implikasinya. observasi lapangan pada pelaksanaan
Sedangkan berdasarkan rekomendasi NSTA perkuliahan listrik-magnet di empat LPTK,
& AETS (1998), jantung dari inkuiri adalah yaitu dua LPTK negeri dan dua LPTK swasta
Nyoto Suseno, Kendala Penerapan Inkuiri dalam Perkuliahan Listrik-Magnet di LPTK
97

yang berada di pulau Jawa dan Sumatra. fokus penelitian dengan cara menghubungkan
Dokumen yang digunakan dalam penelitian beberapa deskripsi yang berkaitan dan
ini antara lain: perangkat pembelajaran, mengeliminasi data yang tidak terkait dengan
jadwal, rekaman video dan dokumen lain fokus penelitian. Tahap kelima, membuat
yang mendukung. Observasi dilakukan interpretasi hasil analisis data berkaitan
terhadap aktivitas dosen dan mahasiswa dengan permasalahan yang dikaji serta
dalam perkuliahan listrik-magnet, terutama membuat kesimpulan.
dalam penerapan inkuiri di kelas, dan terakhir
dilakukan wawancara untuk melengkapi data
sekaligus sebagai langkah triangulasi untuk HASIL PENELITIAN
memperoleh data yang akurat. Hasil survei yang dilakukan terhadap dosen
Data hasil studi diolah secara kualitatif- fisika, berkaitan dengan karakteristik materi
deskriptif untuk memperoleh gambaran listrik-magnet, diperoleh hasil: 100%
tentang penerapan inkuiri dalam perkuliahan menyatakan bahwa materi listrik-magnet
listrik-magnet di LPTK. Prosedur analisis tergolong abstrak, 75% menyatakan materi
data dilakukan melalui beberapa tahapan. listrik-magnet tergolong kompleks, dan 25%
Tahap pertama, memeriksa dan memilih data menyatakan tidak kompleks, serta 100%
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. menyatakan bahwa penerapan inkuiri dalam
Tahap kedua, data atau informasi yang perkuliahan listrik-magnet cukup sulit dan
penting dikelompokkan sesuai dengan aspek salah satu penyebabnya adalah karena materi
dan permasalahannya. Tahap ketiga, listrik-magnet tergolong konsep yang abstrak
melakukan trankipsi dan tabulasi data Dokumen yang diperoleh dalam penelitian
berdasarkan klasifikasinya, agar tampak ini antara lain: silabus dan rencana program
golongan, sifat, jenis dan frekuensinya, perkuliahan. Berdasarkan dokumen tersebut
sehingga mudah dalam pembacaan dan diperoleh informasi mengenai rencana
pengkategorian. Tahap keempat, membaca perkuliahan yang memuat strategi, metode
seluruh data dan melakukan analisis awal dan media yang akan digunakan, serta sejauh
dengan cara mengkode data, kemudian mana rencana penerapan inkuiri pada
menguraikan dan menghubungkan berbagai perkuliahan listrik-magnet dari masing-
jenis data dan informasi untuk membuat masing LPTK. Hasil tabulasi data dari
deskripsi, lalu melakukan analisis lanjutan rencana program perkuliahan listrik-magnet
untuk merumuskan tema yang sesuai dengan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Metode, media, kegiatan praktikum dan rencana penerapan inkuiri


dalam perkuliahan listrik-magnet berdasarkan dokumen
Rencana
Prodi dan Metode yang Media yang Kegiatan
No. Penerapan
Tempat LPTK digunakan digunakan Praktikum
Inkuiri
1. PPF-NDJ LCD Terpisah pada Tidak ada
Ceramah dan
OHP matakuliah
Diskusi Kelompok
Papan tulis tersendiri
2. PPF-NLJ Ceramah dan LCD Terpisah dalam satu Tidak ada
Diskusi Papan Tulis matakuliah
3. PPF-SLJ LCD Terpisah dalam satu Tidak ada
Diskusi Kelompok
Papan tulis matakuliah
4. PPF-SDJ LCD, papan Terpisah dalam satu Tidak ada
Ceramah, diskusi
tulis dan matakuliah
dan Demonstrasi
Alat peraga
Keterangan: PPF-NDJ = Prodi Pendidikan Fisika LPTK Negeri di Jawa
PPF-NLJ = Prodi Pendidikan Fisika LPTK Negeri di Luar Jawa
PPF-SLJ = Prodi Pendidikan Fisika LPTK Swasta di Luar Jawa
PPF-SDJ = Prodi Pendidikan Fisika LPTK Swasta di Jawa
98 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2010, hlm. 95-102

Berdasarkan data Tabel 2 didapatkan ungkapan Aulls & Shore (2008: 150).
bahwa perkuliahan listrik-magnet selalu Observasi dilakukan pada empat LPTK
mengkombinasikan metode diskusi dengan dalam satu atau dua kali pertemuan, dan
metode lain, menggunakan media, dan diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 3.
kegiatan praktikum terpisah dengan Berdasarkan Tabel 3 diperoleh hasil bahwa
perkuliahan. Berdasarkan dokumen dari penerapan inkuiri dalam perkuliahan listrik-
semua LPTK yang menjadi subyek magnet hanya mencapai 33 % dari semua
penelitian, tidak ditemukan adanya langkah inkuiri yang diamati, ini berarti
perencanaan penerapan inkuiri secara hanya sebagian kecil dari langkah inkuiri
eksplisit pada perkuliahan listrik-magnet. Hal yang terlaksana dalam perkuliahan listrik-
ini setara dengan penemuan Rustaman (2010) magnet. Dari tujuh langkah inkuiri yang
tentang kondisi guru, bahwa kebiasaan guru diamati, langkah yang frekuensi munculnya
sukar untuk diubah, sehingga diperlukan terbesar adalah menjawab pertanyaan (83 %),
kerja keras dari semua pihak untuk dan langkah mengamati fenomena (67 %).
menginkuirikan pembelajaran sains. Sedangkan langkah inkuiri yang tidak pernah
Observasi dilakukan terhadap penerapan muncul dalam perkuliahan adalah melakukan
inkuiri dalam pelaksanaan perkuliahan listrik- analisis (0%), dan menguji hipotesis dengan
magnet di kelas, dengan aspek yang diamati mengumpulkan data (0%).
adalah langkah-langkah inkuiri berdasarkan

Tabel 3. Data hasil observasi penerapan inkuiri dalam perkuliahan listrik-magnet

Prodi Pendidikan Fisika Tempat Pengambilan Data


Aktivitas inkuiri yang
diamati (berdasarkan PPF-NDJ PPF-NLJ PPF-SLJ PPF-SDJ
No
Aulls & Shore, 2008: Obs. I Obs. II Listrik Obs. I Obs. II Hukum
150) (Bahan (Listrik Statis (150 (Hk. (Spektrom Ampere
dielektrikum dinamis) menit) ampere) eter massa) (100 menit)
1. Mengamati fenomena 0 0 1 1 1 1
2. Merumuskan masalah 1 0 0 0 0 1
3. Melakukan analisis 0 0 0 0 0 0
4. Merumuskan hipotesis 0 0 0 0 0 1
5. Menguji hipotesis dan
0 0 0 0 0 0
mengumpulan data
6. Melakukan interpretasi
1 1 1 1 1 0
dan menjawab pertanyaan
7. Menyampaikan hasil dan
0 0 0 1 1 0
implikasinya
2 1 2 3 3 3
Jumlah
(29 %) (14 %) (29 %) (43 %) (43 %) (43 %)
2,3
Rata-rata
(33 %)

Hasil wawancara terhadap dosen sendiri, 2) kegiatan praktikum terpisah dari


pengampu matakuliah listrik-magnet, perkuliahan dan sering tidak selaras dengan
berkaitan dengan kendala yang dihadapi materi kuliah, sehingga kegiatan praktikum
dosen dalam menerapkan inkuiri pada kurang dapat mendukung proses
perkuliahan listrik-magnet disajikan pada pembelajaran listrik-magnet di kelas, 3)
Tabel 4, dan ditemukan beberapa kendala kegiatan praktikum hanya dapat
dalam penerapan ikuiri pada perkuliahan menunjukkan adanya gejala, sedangkan untuk
listrik-magnet, antara lain: 1) konsep listrik- memahami fenomena yang sesungguhnya
magnet abstrak dan teoretis, sehingga sulit perlu proses berpikir tingkat tinggi yang sulit
menerapkan inkuiri untuk mendorong diamati dalam perkuliahan listrik-magnet di
mahasiswa dalam menemukan konsepnya kelas. Berdasarkan hasil wawancara, semua
Nyoto Suseno, Kendala Penerapan Inkuiri dalam Perkuliahan Listrik-Magnet di LPTK
99

dosen menyatakan bahwa penerapan inkuiri berlangsung melalui pemberian tugas selama
untuk sampai pada penemuan sendiri dalam mahasiswa mengambil matakuliah listrik-
satu kali perkuliahan listrik-magnet sangat magnet, dan tidak dapat diamati di kelas
sulit untuk dicapai, proses inkuiri dapat dengan hanya satu tatap muka.

Tabel 4. Hasil wawancara dengan dosen pengampu matakuliah berkaitan dengan penerapan inkuiri pada
perkuliahan listrik-magnet dan kendalanya
Prodi dan
No. Kendala yang dihadapi dalam perkuliahan Listrik-magnet
Tempat LPTK
1. PPF-NDJ 1) Konsep listrik-magnet abstrak, sehingga sulit mendorong mahasiswa untuk
menemukan sendiri di dalam kelas.
2) Konsep listrik-magnet cukup teoretis berupa matematika, sehingga sulit untuk
melihat proses inkuiri, seperti langkah mengamati, mengumpulkan data dan
sebagainya
3) Kegiatan praktikum terpisah dengan perkuliahan sebagai matakuliah sendiri,
sehingga proses inkuiri mahasiswa di kelas sulit diamati.
4) Melalui tugas-tugas rumah yang diberikan, proses inkuiri pada mahasiswa
sebenarnya terjadi, akan tetapi proses tersebut tidak teramati di kelas.
2. PPF-NLJ 1) Konsep listrik-magnet abstrak dan didominasi teori matematis, sehingga sulit
untuk menerapkan inkuiri di kelas.
2) Kegiatan praktikum terpisah dan tidak selaras dengan perkuliahan, sehingga
sulit untuk memanfaatkan hasil praktikum kedalam proses inkuiri dalam
perkuliahan.
3) Praktikum hanya dapat menunjukkan adanya gejala dalam konsep listrik-
magnet, sedangkan untuk memahami proses/gejala yang sesungguhnya
diperlukan proses berpikir tingkat tinggi, sehingga sulit untuk mengamati
proses inkuiri pada diri mahasiswa.
4) Proses inkuiri sebenarnya terjadi pada diri mahasiswa selama mengambil
matakuliah listrik-magnet, sehingga tidak dapat dilihat hanya dalam satu tatap
muka.
3. PPF-SLJ 1) Konsep listrik-magnet abstrak, mengakibatkan sulitnya menerapkan inkuiri
dalam pembelajaran di kelas.
2) Proses inkuiri tidak tampak di kelas, tetapi hakekatnya terjadi pada diri
mahasiswa di luar kelas selama mengikuti perkuliahan, melalui tugas-tugas
yang diberikan.
3) Kekurangan peralatan praktikum, menyebabkan kesulitan tersendiri dalam
penerapan inkuiri di kelas.

Hasil wawancara terhadap mahasiswa kuliahan listrik-magnet, karena pelaksanaan-


terkait dengan kesulitan dan pendapatnya nya terpisah dan tidak selaras dengan materi
tentang bagaimana sebaiknya perkuliahan perkuliahan. Berdasarkan wawancara juga
listrik-magnet disajikan pada Tabel 5, dan ditemukan perlunya visualisasi dari fenomena
ditemukan bahwa semua mahasiswa meng- yang dikaji, perlu pendekatan kontekstual,
alami kesulitan dalam memahami konsep dan perlu adanya tugas-tugas tambahan yang
abstrak listrik-magnet, sedangkan kegiatan dapat menghubungkan konsep listrik-magnet
praktikum kurang dapat mendukung per- dengan kehidupan sehari-hari.
100 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2010, hlm. 95-102

Tabel 5. Hasil wawancara dengan mahasiswa tentang kesulitan dan pendapatnya berkaitan
dengan perbaikan perkuliahan listrik-magnet

Prodi dan Kesulitan mahasiswa dalam Pendapat mahasiswa tentang bagaimana


No.
Tempat LPTK perkuliahan Listrik-magnet sebaiknya perkuliaahan listrik-magnet
1. Prodi 1) Konsep listrik-magnet abstrak 1) Perlu ada visualisasi untuk
Pendidikan dan teoretis berupa matematis, memperlihatkan fenomena yang abstrak.
Fisika LPTK sehingga sulit untuk dipelajari. 2) Materi praktikum perlu disesuaikan
Negeri di 2) Topik praktikum kurang dengan materi kuliah
Bandung relevan dalam mendukung 3) Perlu lebih memperhatikan kemajuan
perkuliahan listrik-magnet, pemahaman mahasiswa
sehingga sulit untuk
membayangkan fenomena
yang sesungguhnya
2. Prodi 1) Konsep listrik-magnet abstrak 1) Perlu visualisasi untuk mengkonkritkan
Pendidikan dan banyak matematisnya, konsep yang abstrak.
Fisika LPTK sehingga sulit mempelajarinya. 2) Perlu penguasaan matematis yang cukup,
Negeri di 2) Materi praktikum kurang sehingga dalam perkuliahan listrik-
Lampung selaras dengan materi kuliah, magnet juga perlu disampaikan materi
sehingga sulit untuk matematikanya
menghubungkannya. 3) Kegiatan praktikum sebaiknya
disesuaikan dengan perkuliahan
3. Prodi 1) Konsep listrik-magnet abstrak 1) Perlu adanya penjelasan yang lebih detil,
Pendidikan dan sangat matematis, berkaitan dengan fenomena dan
Fisika, LPTK sehingga sulit untuk matematikanya.
swasta di dibayangkan dan dipelajari. 2) Teori dengan praktek pelaksanaannya
Lampung. 2) Kegiatan praktikum kurang harus seiring
dapat mendukung perkuliahan, 3) Perlu ada pengalaman lapangan yang
karena dilakukan terpisah dan sesungguhnya sebagai aplikasi konsep
diakhir perkuliahan. listrik-magnet.
4) Perlu adanya tugas-tugas yang
menghubungkan konsep listrik-magnet
dengan kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN magnet. Meskipun para dosen menyadari


Berdasarkan hasil survei diperoleh bahwa dalam pembelajaran sains termasuk
pendapat para dosen fisika, bahwa penerapan listrik-magnet, penerapan inkuiri mutlak
inkuiri pada perkuliahan konsep listrik- diperlukan, karena pembelajaran berbasis
magnet cukup sulit untuk dilaksanakan, hal inkuiri dalam sains telah ditekankan sejak
tersebut dikarenakan konsep listrik-magnet lama oleh para pakar pendidikan sains
tergolong abstrak. Hasil tersebut sesuai (NSES, 1996, NSTA & AETS, 1998;
dengan temuan Buck et al. (2007) bahwa Trowbridge, 1981). Selain itu inkuiri juga
dalam penerapan inkuiri banyak guru memberikan hasil yang lebih baik, sebagai-
menyatakan frustasi karena pemahaman mana hasil penelitian Renzulli et al. (2004)
siswa tidak segera muncul, dan mereka yang menemukan bahwa pembelajaran
tidak tahu apa yang harus dilakukan. inkuiri dapat memberikan hasil retensi yang
Pandangan di atas tampaknya memiliki lebih baik.
implikasi terhadap perencanaan perkuliah- Tujuan inkuiri adalah penemuan, sifat
an listrik-magnet di beberapa LPTK. ingin tahu, menemukan masalah, menyelesai-
Berdasarkan dokumen dari empat LPTK kan masalah, berpikir dan melakukan sesuatu
yang menjadi subyek penelitian, tidak yang bermakna bagi dirinya. Inti dari inkuiri
ditemukan adanya rencana penerapan inkuiri adalah penemuan sendiri dan meyakininya
secara eksplisit dalam perkuliahan listrik- (Aulls & Share, 2008). Berdasarkan hasil
Nyoto Suseno, Kendala Penerapan Inkuiri dalam Perkuliahan Listrik-Magnet di LPTK
101

observasi ditemukan bahwa penerapan inkuiri secara utuh dengan hanya satu tatap muka.
dalam perkuliahan listrik-magnet hanya Hal tersebut sesuai ungkapan Rustaman
mencapai 33 % dari semua langkah inkuiri (2010), bahwa inkuiri terjadi sepanjang
yang diamati, ini berarti hanya sebagian kecil kehidupan pada beberapa tingkat proses
dari langkah inkuiri yang terlaksana dalam perkembangan yang kompleks yang muncul
perkuliahan listrik-magnet. Langkah inkuiri pada situasi berbeda untuk tujuan beragam.
yang banyak muncul adalah melakukan Untuk memacu adanya proses inkuiri agar
pengamatan dan menjawab pertanyaan yang dapat berlangsung di dalam kelas marupakan
diajukan oleh dosen, sedangkan langkah yang tugas yang kompleks dan sulit untuk
tidak pernah ditemukan adanya langkah dilakukan, apalagi untuk materi listrik-
melakukan analisis dan menguji hipotesis. magnet yang tergolong abstrak.
Sedangkan untuk aktivitas merumuskan
masalah hanya mencapai 17%, padahal
menurut NSTA & AETS (1998), jantung dari KESIMPULAN
inkuiri adalah kemampuan untuk bertanya Berdasarkan pembahasan di atas,
dan merumuskan masalah. Dengan demikian ditemukan bahwa penerapan inkuiri dalam
dapat dikemukakan bahwa penerapan inkuiri perkuliahan listrik-magnet tidak direncanakan
dalam perkuliahan listrik-magnet di LPTK dengan baik, sehingga langkah inkuiri hanya
belum terlaksana dengan baik. sebagian kecil yang muncul dalam
Kenyataan di atas tentu bukan merupakan perkuliahan listrik-magnet, bahkan hal pokok
kejadian khusus, tetapi hal tersebut dalam berinkuiri seperti: merumuskan
merupakan suatu kebiasaan mengajar yang masalah, membuat hipotesis dan menguji
telah berkembang dalam perkuliahan di hipotesis tidak muncul dalam perkuliahan.
LPTK secara alamiah sejak lama, meskipun Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
banyak upaya perbaikan telah dilakukan oleh penerapan inkuiri dalam perkuliahan listrik-
berbagai pihak namun kebiasaan tersebut magnet belum terlaksana, yang berarti belum
sulit untuk dihilangkan. Hal ini sesuai dengan sesuai dengan standar NSTA & AETS, dan
penemuan Rustaman (2010) tentang kondisi NSES yang telah menetapkan penggunaan
guru, bahwa kebiasaan guru sukar untuk inkuiri sebagai salah satu standar dalam
diubah, sehingga diperlukan kerja keras dari pelaksanaan pembelajaran sains, termasuk
semua pihak untuk menginkuirikan pembelajaran listrik-magnet.
pembelajaran sains. Berdasarkan analisis data, juga ditemukan
Berdasarkan hasil wawancara terhadap bahwa semua dosen mengalami kesulitan
mahasiswa, ditemukan bahwa mahasiswa dalam penerapan inkuiri pada perkuliahan
mengalami kesulitan dalam memahami listrik-magnet, kendala yang dihadapi antara
konsep listrik-magnet, dan kegiatan lain: 1) karena konsep listrik-magnet
praktikum terpisah dengan perkuliahan, tergolong abstrak dan teoretis, 2) kegiatan
sehingga kurang dapat mendukung praktikum hanya menunjukkan adanya gejala,
pelaksanaan perkuliahan listrik-magnet. dan untuk memahami fenomena yang
Berdasarkan wawancara juga ditemukan sesungguhnya diperlukan proses berpikir
perlunya visualisasi, pendekatan kontekstual, tingkat tinggi yang sulit diamati dalam satu
dan perlu adanya tugas-tugas tambahan yang perkuliahan listrik-magnet di kelas.
dapat menghubungkan konsep listrik-magnet Proses inkuiri secara utuh tidak dapat
dengan kehidupan sehari-hari. terjadi hanya dalam satu kali tatap muka pada
Hasil wawancara terhadap dosen perkuliahan listrik-magnet, tetapi proses
pengampu matakuliah listrik-magnet inkuiri terjadi selama mahasiswa mengambil
diperoleh hasil bahwa penerapan inkuiri matakuliah listrik-magnet melalui pemberian
untuk sampai pada penemuan sendiri dalam tugas-tugas rumah di luar kelas bahkan akan
satu kali perkuliahan listrik-magnet sangat berlangsung sepanjang kehidupan, sehingga
sulit untuk dicapai, proses inkuiri akan proses inkuiri secara utuh tidak dapat diamati
berlangsung melalui pemberian tugas selama di kelas dengan hanya satu kali tatap muka.
mahasiswa mengambil matakuliah listrik- Mahasiswa mengalami kesulitan dalam
magnet, dan tidak dapat diamati di kelas perkuliahan listrik-magnet antara lain: dalam
102 Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 15, Nomor 2, Oktober 2010, hlm. 95-102

melakukan representasi atas fenomena listrik- Maloney, D. P., O’Kuma, T. L., Hieggelke,
magnet yang abstrak, dalam memahami dan C. J. & Heuvelen A. V. (2001).
menggunakan analisis matematis, dan “Surveying Student's Conceptual
kesulitan dalam menghubungkan teori dan Knowledge of Electricity and
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, Magnetism”. American Journal
karena itu pembelajaran listrik-magnet perlu Physics. 69, (7), 12 - 23.
menggunakan visualisasi dan kontekstual Mukhopadhyay, S. C. (2006). “Teaching
untuk mengkonkretkan fenomena listrik- electromagnetics at the undergraduate
magnet yang abstrak, agar konsep listrik- level: a comprehensive approach”.
magnet dapat dihubungkan dengan kehidupan European Journal of Physics. 27, 727-
sehari-hari. 742.
Narjaikaew, P. et al. (2005). Year-1 Thai
Ucapan Terimakasih University Students’ Conceptions of
Ucapan Terimakasih disampaikan kepada: Electricity and Megnetism. Physics
1) Prof. Nuryani Y. Rustaman, dari Educational Network of Thailand
Universitas Pendidikan Indonesia, (PENThai) and The Centre for science
atas koreksi dan saran serta and Technology Education Research
diskusinya dalam proses penulisan (CSTER).
artikel ini. Norlander-Case, K. et al. (1998). “The Role
2) Dr. Agus Setiawan, M.Si. dari of Collaborative Inquiry and reflective
Universitas Pendidikan Indonesia, Practice in Teacher Preparation”. The
atas koreksi dan saran serta Professional Educator. 21, (1), 1–14.
diskusinya dalam proses penulisan NRC. (1996). National Science Education
artikel ini Standars. Washington: National
3) Dr. Aloysius Rusli dari Universitas Academy Press.
Katolik Parahyangan Bandung, atas NSTA. (1998). Standards for Science Teacher
koreksi dan saran serta diskusinya preparation. NSTA in collaboration with
dalam proses penyempurnaan the Association for the Education of
tulisan ini. Theachers in Science.
Planinic, M. (2006). “Assessment of
Difficulties of Same Conceptual areas
DAFTAR PUSTAKA from Electricity and Magnetism Using
Aulls, M. W. & Shore, B. M. (2008. The Conceptual Survey of Electricity
Inquiry in Education. The Conceptual and magnetism”. American Journal of
Foundations for Research as a Physics. 74, (12), 1143 – 1148.
Curricular Imperative. Volume 1. Singh, C. (2006). “Student Understending of
New York: Lawrences Erlbaum Symmetry and Gauss’s Law of
Associates. Electricity”. American Journal Physics.
Buck, G. A., Latta, M. A. M. & Pelecky, D. L. 74, (10), 923 – 936.
L. (2007). “Learning How to Make Inquiry Renzulli, J., Gentry, M and Reis, S. (2004).
into Electricity and Magnetism “A Time and Place for Authentic
Discernible to Middle Level Teachers”. Learning”. Education Leadership. 62
Journal of Science Teacher Education. (73-7)
18, 377 - 397. Rustaman, N. Y. (2010). Teori, Paradigma,
Demirci, N. dan Cirkinoglu, A. (2004). Prinsip dan Pendekatan Pembelajaran
“Ditermining Students' Preconception/ dalam Konteks Indonesia. Bandung:
Misconceptions in Electricity and FMIPA. UPI.
Magnetism”. Journal of Turkish science
education. 1, (2), 50- 54.
Engelhardt, P. V. dan Beichner, R. J. (2004).
“Students' Understanding of Direct
Current Resistive Electrical Circuits”.
American Journal Physics. 72, (1), 98 -
115.

You might also like