You are on page 1of 57
_CERITA RAKYAT NUSANTARA | KETIMUN MAS DARI BA TIMUN MAS DARI JAWA TENGAH SUATU KAIIAN PERBAN OLEH THOK. ISTRI AGUNG MULYAWATI R. NIP 19590717 198601 2001 PROGRAM STUDI SASTRA BALI FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA. UNNIVERSITAS UDAVANA 2015 KATA PENGANTAR DAFTAR IST BABI PENDAHULUAN 11 Latar Belakang 1.2 Masalah 1.3 Tujuan Penelitian.. 134 Tujuan Unum 13.2 Tujuan Khusus 1.4 Manfirat 15 Landasan Teort 1.6 Metode dan Teknik 1.6.1 Metode 1.6.1.1 Pengumpulan Data 1.6/1.2 Analisis Data. 16.1.3 Sistematika Penyajian 1.6.2 Teknik 1.7 Sumber Data 18 Jaugkaus BAB I PEMBAIASAN 2.) ANALISIS STRU RITAISATUA TRE! VERSI DAER 2iit fever Si WEN MAS: 1 I Wid 1.4 Tokoh dan Penokohan. 1.7 Amenat Aspek Nilai Cerita/Sarwa 1 Ketimun Mas PRM EEK we 2 ANALISIS STRUKTUR DAN NILALCERITA TIMUN EMAS: ‘DAERAH JAWA TENGAH. ek Struktur Cerita Timun Enras. 2.2.2 Aspek Nilai Cerita/Satua Ketimun Mas. 23 PERBANDINGAN ASPEK STRUKTUR DAN NILAI CERITA/SATUAT KETIMUN MAS VERSI DAERAH BALI DENGAN CERITA T/MUN EMAS: VERSI DAERAH JAWA TENGAM aioe 2311 Perbandingan Aspek Struktur 23,11 Perbandingan insiden, 2.3.1.2 Perbandingan alur. 2.3.1.3 Perbaniingan tokoh dan penokohan A Perbandingan Latar Perbandingan tema 1.5 Perbandingan Amanat 3.2 Perbandingan Aspek Nilai BAB If] PENUTUP 3.1 Simptilan oe 49 3.2/Saran 52 DAFTAR PUSTAKA ee 1 Latar Belakang Sebagai sebuah hasil dari kreativitas kehidupan manusia, sastra dikaitkan dengan nilai-nilai positif yang berfingsi untuk meningkatkan kehidupan manusia. Berkaitan dengan nilai-nilai positif tersebut, seorane manusia bisa memperoleh suatu pencerahan akal budi dari sebuah karya sastra, Jika’ diberikan sebuah definisi yang lebih sempit, sastra merupakan aktivitas manusia dalam bentuk yang indah dengan memanfaatkan bahasa, baik secara lisan ataupun tulisan (Ratita, 2005 ; 6). Menurut Teeuw, sastra berasal dari bahasa Sansekerta Sas yang berartt miengarahkan, mengajar, memberi petunjuk dan instruksi. Akhitan ¢ra beratti ala, sarana. Secara leksikal sastra berarti kumpulan alat untuk mengajar, buku petunjuk atau buku pengajaran yang baik (1988 ; 23) Bentuk-bentuk sastra torsebut sangatlah banyak. Salah satu yang paling banyak terdapat dalam masyarakat adalah folklor. Menunit Alan Dundes, foklor kelompok-kelompok lainnya, Mereka mempunyai suatu tradisi dan } ‘mereka wariskan secara turun temurun, Jadi, Folk dalah (James Danandjaya, 1984 : 1) James Danandjaya menyebutkan, salah satu citi utama pengenal foklor penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan: melalui tutur kata dari mulut ke mulut, dari generasi satu ke generasi benikumya: (1984; 3). Macam-macam Foklor yang tersebar dalam masyarakat tersebut sangathily banyak. Salah satunya yang populer adilah keberadaan dongeng (folktale), Dalam Masyarakat Bali, dongeng (folktale) dikenal dengan istilah Sata; Dongeng/satua’ merupakan cerita: prosa rakyat yang dianpeap tidak beniar-benar terjadi. Ditmana fa tidak terikat oleh waktu dan tempat serta hanya berfungsi sebagai hiburan. (Dananjaya .1984 ; 83), Bali dan Jawa meripakan dua kawasan yang memiliki khazanah budaya tradisional yang sangat kaya dengan karidungan isi yang beranekaragam, termasulk di dalamaya juga dongeng. Dongeng yang tersebar di Jawa dan Bali, sebagian ada yang memiliki kemiripan tema ataupun motif. Seperti sifat legenda, donger it juga memilik sifat-migratoris, yakni dapat berpindah-pindah, sehingya dikenal tuas di Gaerahe daerah yang betbeda. Adanya kemiripan motif dan tema akibat sifat mignatorisny,, mémbuat dongeng menjadi kajian yang menarik dalam Sastra bandingan. Oleh! ‘itu, dengan) memilih, cerita 1 Ketimun Mas dati dacrahy Bali Kedua cerita tersebut, secara garis besar sama-sama mengisahkan storang anak perempuan yang diuru olch sesosok rakasasa jahat untuk d Hal ini, sudah tereermin dari persamaan judulnya. Akan tetapi kedua cerita tersebut tidaklah sama persis karena terdapat sedikit perbeduan di dalam unsur-unsur ceritanya baik it alur, tokob, latar maupun unsur yang lainnya. Maka, dalam penelitian inf penulis hanya membandingkan unsur instrinsik cerita seperti insiden, amanat, tema, alur, tokoh dan penokohan, latar dan nilai dalam cerita I Ketimun Mas dari duerah, Bali dengan cerita Timun Emas dari dacrah Jawa Tengah, Dilatarbelakangi oleh hal tersebut, maka dalam hal ini, dengan mengangkat judul Perbandingan Cerita I Ketimun Mas (Bali) dengan cerita Timun Emas (Jawa Tengah) datam Kajian Struktur dan Nilai, penulis mencoba mengungkap bagaimana persamaan serta perbedaan yang ditampilkan dalam kedua obyak penelitian, dalam Kajian struktur cerita dan nilai yang terkanduing dalam cerita 1.2 Masalah Berdasarkan Jatar belakang di stas, maka masalah yang ingin dibicarakan, penelitian ini adalah : 4. Unsur-unsur yang membangun cerita: I Ketimun Mas (Bali) __Emas (Jawa Tengah). Unsur-unsur tersebut meliputi + t _amanat, unsuralur, unsur tokoh, unsur latar dan uunsur nial. 1.3 Tujuan ‘Tujuan merupakan maksud atau sesuatu yang hendak dicapai dan, perl dipetjelas agar arah penelitian dapat mencapai sasaran yang diharapkan (Teiyon 1994:35). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: 13.1 Tajuan Umum Secara umumi penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi atau sebagai wahana bagi kepentingan pembinaan dan pengembangan khazanah budaya masyarakat, Disamping itu juga untuk menambah wawasan sastra yang dapat dipakai sebagai sarana memahami hidup dan kehidupan, Penelitiun yang mendalam terhadap karya Sastra Bali Tradisional mempunyai arti serta nilai yang tidak kalah pentingnya dalam rangka pembangunah mental spiritual masyarakat, disamping untuk menginformasikan lebih jauh hasil rya sastra Bali dengan nilai-nilai yang: terkandung didalamnya, juga bertujuan menggugah para pemerhati sastra klasik, £32 Tujuan Khusus ‘Steara khusus tujuan dari pembuatan paper ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana unsur-unsur yang membangun ¢erita 1 Ket Mas (Bali) dengan Timun Emas (Jawa Tengah), Unsur-tinsur améanat, alur, tokoh, tatar dan nilai. Sebuah penelitian dilakukan, tentu untuk memberikan suaty kegunaan’ Para pembacanya. Oleh karena itu, dari hasil penelitian ini, diharapkan ‘agar para Pembaca mendapatkan banyak manfaat, diantaranya. L omemberikan informasi mengensi ekistensi cerita rakyat dalam masyarakal Schingga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap bentuk-bentuk karya sastra tradisional khususnya dongeny menibetikan suatu bahan wacana yang mengun tingnya nilai-nitai luhur yang terkandung dalam scbuah dongeng, yang dirasakan kini semakin mensok peminatnya dalam masyarakat memberikan suatu bahan perbandingan tcrhadap kemiripan dalam cerita’ rakyat, yang mencerminkan adanya kaitan antarkebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya. 1.5 Landasan Teori - Teori berfungsi sebagai alat untuk memecahkan masalah | ‘batasan terhadap objek kajian ataupun ruang lingkup penelitian. Sestiai dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka ya digunakah adalah teoti striktur, Menurut Teeww, penelitian struktur sebuah Ke sastra merupakan keperluan pertama dan utama teshadap suatu teks, Padi prinsipnya ” fkajian struktur bertujuan untuk membedah dan memaparkan secara lebih cermat, feliti, mendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan: semua analisis dan’ aspek Karya sastra, yang hersama-sama menghasilkan makna yang menyeluiruh (1988:135), Penelitian struktur menolong pembaca memahami tujuan pengarang, isi certs serta latar belakangnya lebih baik. Analisis struktur menerangkan hubungan bagian yatig Satu tethadap yang lain, techadap Keseluruhannya dan sebaliknya’ (Sutrisno, 1983 + 35), Pradopo (1995 : 114) juga menyatakan bahwa anitl 8 struktural dianggap ‘sebagai pijakan awal analisis karys sastra, Tanpa melalui analisis struktur, kebulatan iwisuire-unsur instrinsik karya sastrd tidak akan terungkap. Selanjutnya, menurut Loxemburg dkk, sebuah karya si ra dan peristiva di dalam masyarakat meng Suatu Keseluhihan Karena adanya rélasi timbal balik antara bagian-bagiamnya antara bagian dengan keseluruhannya (1992 :38), 1 Penelitian yang bersifat ilmiah harus difandasi dengait teori yang 1 dengan) objek penelitian. Selain dengan hal tersebut, tori yang dalam Kajian ini adalah teori nilai sebagai suatu garana. talan ata ae 5 estaan dan konvénsi yang berlakw dalam nat Wal pentilisannya. Deskripsi tentang nilai tersebut adalah : nila nilai agama, nial logika, nilai etka, dan nilai estetika’ (1982: 104). Namun, Konsep nilai dalam dua pandangan kadang-kadang agak sukar menentukannya dalam suatu karya sastra, kita dapat saja membatasi permasalahan yang kiranya dapat dihayati dalam suatu karya sastra (Sudharta, dkk, 1992 : 3), Setelah analisis karya sastra dari segi struktur dan nilai tersebut, selanjutnya dilakukan perbadingan terhadap unsur-unsur yang telah disebutkan di atas. Istilah, sastra bandingan mencakup hubungan antard dua kesusastraan atal lebih, dan merupakan’ studi terhadap berbagai karya sustra dunia dengan cara’ membanding- bandingkannya sehingga diperoleh persamaan maupun perbedaan dalam’ penokohan, alur, isimaupun pesannys (Yusuf, 1995 : 256) Pendekatan ini dipelopori oleh Fernand Baldeh Sperger, Istilah sastra bandingan disamakan dengan studi sastra menyeluruh (Wellek dan Werren, 1993749: 50), menyeluruh dalam arti setiap sewi dari Karya sastra tidak luput untuk diteliti dan disbanding-bandingksin, Sastra bandingan adalah sastra yang melampaui bat ‘Negara, Demikian pendapat Remak seperti dikutip Sapardi Djoko Dan ‘1), Hal ini dipertegas oleh Maman S. Mahayana (1990 : 1) yang. dua karya sastra atau lebih dari sedikitnya: ‘Sapardi Djoko Daniono tampaknya ingin memperluas wilayah sasatra “Menurutnya bahwa studi bandingan antara sastra-sastra berbahasa Sunda, Jawa, ‘adalah sah sebagai sastra bandingan, Membandingkan antara sastra-sastra berbabasa daerah yang ada di Indonesia sangat bermanfast dalam usaha memiahami dan menghayati sastra-sastra yang tumbuh di Indonesia. Disamping ity juga swidi int penting dipandang dari segi stilistika, kaitun) antar budaya, dengan cara-can pengungkapannya, 1.6 Metode dan Teknik. 161 Motade Menurat Raina (2004: 43) bahwa metode dianggap sebagai eara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-kingikh sistematis untuk memecahkun rangkaian sebab akibat berikutnya, Scbagai alat sama dengan teori, metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Metode yang dipergunakan dalam sosiologi sastra ini adalah analisis teks untuk mengeyahui struktumnya, untuk kemudian dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi gi ‘Sosial yang diluar sastra\(Damono, 1978:2), - Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri ; “hiembandingkan cerita rakyat 1 Ketimun Mas dari daerah Bali dengan Timun Emas dari dacrah Jawa Tengah. Oleh Karena’ itu, pada tabap) data digunakan metode sebagai berikut. a. Pengamatan (Observasi) Metode pengumpulan data dengan pengamatan (Qbservasi) dimaksudkan, untuk mengamati obyck kajiun seteliti mungkin dengan melihat sechra langsung obyek yang diteliti, Hal ini dimaksudkan agar dapat memperoleh data yang aka dan lengkap dari obyek penelitian yang akan diteliti. (Linggih, 2001 ; 43). Oleh Karena itu dilakukan pengamatan secars langsung terhadap data primer, yang dalam hal ini berupa naskah ceria rakyavsama ¢ Kerimun Mas milik daerah Bali dan naskah cerita rakyat Timm Emas dari daetah Jawa Tengah, b. Kepustakaan Untuk mendukung pengumpulan data dan pembanding data yang diperoleh di lapangan, peneliti menambahkan dengan data sekunder yang diperoleh melalui studi Pustaka, Dalam hal ini peneliti berusaha menelusuri dan menelaah beberapa literatur dan bahan-bahan tertulis lainnya yang relevan dengan pokok permasalahan, Ke selengkap mungkin. 2. Kiasifikasi data, yakni data yang telah dideskripsikan kemudian diklasifikasikan berdasarkan urutan pokok permasalahan yang akan di babs. 3. Interpretasi yaitu memberikan makna, mencari keterkaitan terhadap: gejala yang diamati dan mendeskripsikan dalam suatu kualitas yang mendekati kenyataan (muhadjit,1998) 1.6.1,3 Sistematika Penyajian Penyajian basil analisis akan dilakukan secara formal dan informal. Sedara’ formal) analisis data disajikan dengan menggunakan tabel, gambar, dan. bentuk lainnya. Sedangkan secara informal hasi! analisis penelitian disajikan melalui ‘parasi kata-kata, ungkapan yang dirangkaj sesuai dengan kaidah (ketentuan yang berlaleu). dalam penulisan.(Jonni, 2008 ; 44). 1.6.2 Teknik Sebigai penunjang metode-metode tersebut diatas, penulis a ‘1.7 Sumber Data Dat yang dimaksud adalah bahan penelitian yang’ mengandung: penelitian dan. kontek dimana, objek penelitian adalah sasaran penelitian yang int ditemukan kuedahnya, Sumber data berkaitan dengan jenis data, dimana jenis date: tersebut ada dua yaitu data primer dan data-sekunder. Yang dimaksud data primer adalah data yang ditemukan langsung oleh peneliti dari sumbemya yang bisa, berupa tulis maupun lisan, Sedangkan data sckunder adalah dita yang didapatkan dit sumber kedua seperti laporan, skripsi dan lain-lain, Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa camber data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data. primer dalam peselitian ini ada dua yakni, yang pertama, naskah cerita/satua I Ketimun Mas yang diperoleh dari perpustakaan pribadi. Naskah inh terdapat dalam buku kumpulan satua dengan Judul Sanar Bali jilid 1 By yang dikeliarkan olch Dinas Pendidikan Dasar Provinsi Daerah Tingkat 1 Bali Tahun 1987/1988. Kondisinya baik dan penelitian dilakukan Jangsing dari buku asi Sedangkan yang kedua, naskah cerita Timun Emas versi Jawa iperoleh dari salah satu mahasiswa jurusan Sastra Daerah, Pp vitan i | 7 eel Untuk menghindari terjadinya ketumpangtindihan dalam analisis make perly adanya pembatasan pemibicaraan yang jelas. Dalam kajian ini terlebih dabulw akan penulis ungkapkan Bab 1 Pendahuluan sebagai rancangan penelitian yang di dalamnya akan dibahas tatar belakang, masalah, tujuan, manfaat, landasan (eori, metode dan teknik, sumber data, dan jangkuuan. Pada Bab I akan dilampirkan Pembahasan yang terdiri dari aspek struktur serta nilai dari cerita J Kerimun Mas Versi Bali, kemudian dilanjutkan dengan aspek struktur dan nilai dari cerita, Timm Emus yorsi Jawa Tengah dan yang terukhir adalah perbandingan ungur unour cerita F Ketimun Mas (Bali) dengan Timun Emas (Jawa Tengah), Selanjuinya pada Bab IL akan dilampirkan Penutup yang berisi simpulan dan saran, Pada bagian akhir akan dilampirkan daftar pustaka Berdasarkan pokok permasalahan dalam penelitian ini, maka janwkauan penelitian hanya dibatasi pada segi strukiur dan nilai serts perbandingan struktur dan’ nilai tersebut di dalam kedua cerita, Dari segi struktur hanya dibatasi pada si insiden, alur, tokoh dan penokohan, tema, dan aminat. Dari segi nila 4 ANALISIS STRUKTUR DAN NILAT CERITA/SATUA I VERSI DAERAH BALL 21.1 Aspek struktur Cerita/Satua | Ketimun Mas 2.1.1.1 Sinopsis Diceritakan ada scorang janda memiliki satu orang anak perempuan, yang diberi nama I Ketimun Mas, Mereka berdua tinggul di ujung desa, tepatnya di Desa Bauh Yeh, dekat dengan hutan. Pada suany hari, | Ketimun Mas ditinggal pergi ke pasar olch ibunya. Sebelum pergi. ibunya herpesan agar | Ketimun Mas metjaga mumah dan tidak membu an pinty kepada siupapun, kecuali jika ibunya pulang, Setelah ditinggal pergi oleh ibunya, tiba-tiba datanglah sesosok raksasa yang sangat seram dan menakutkan. ta berteriak dan memanggil-manggil | Ketimun Mas, Namun, karena suaranya begitu besar, membuar | Ketinun Mas ketakutan. Tentu saja 1 Ketimun mas tidak membukakan pintu untuk raksasa jahat tersebut, Dengan raat kecewa, raksasa itu pun pergi meninggalkan rumah | ketimun Mas, Keesokan harinya, kétika | Ketimun Mag ditinggal lagi oleh ibunya, raksasa ‘tu kembali mendatangi rumah I Ketimun Mas, Namun, kali ini dengan siasat licik, Raksasa ity menyuruh seorung pengembala bebok untuk menirakan ‘Nersebut. Kemudian, 1 Ketimun Mas dikurung dalam sebuah “ketat oleh | Buta dan I Bongo) yang merupakan anak buah ‘Sepulang dari pasar, ibu I Ketimun Mas sangat terkejut fimahnya yang sepi dengan pintu terbuka. Ketika dalam keadaan bingung din sec datanylah seekor kucing dan seckor tikus, yakni | Meong dan | Bikul, mendekati iby T Ketimun Mas, Sambil menayis, ibu I Ketimun Mas meminta bantuan kepada I Meong’ dan 1 Bikul untuk mencari anaknys yang telah diculik oleh raksasa jahat. Dan jikat detfuisil, 1 Meong dan I Bikut akin dihadiahkan satu bakul ikin dan sata bakul padi. 1 Meong dan | Bikul kemudian beranykat menuju rumah Raksasa itu, Disana mereka menemukan | Ketimun Mas sedang dikurung dalam peti kayw: dan dijaga ketat oleh seorang buta yang bernama | Biite dan seorang y ng twli bernama T Bongol. Ketika itu si raksasa sedang sibuk mengumpulkan bahan-bahan untuk membuat bumbu. Dengan pelan-pelan [ Bikul melubangi peti kayu dengan giginya, Sedangkan, | Meong diam di atas peti kayu tersebut. | Buta mendengar suara ribut, namun karena dia buta, dia tidak tahu apa penycbab suara ribut tersebut. Kemudian dia mendengar suara 1 Meong mengeong. Dia mengira penyebab keributan tersebut ada 1 Meong. Disuruhnya 1 Bongol mengusir 1 Meong, namun karena memang dia tuli, dia t ‘mendengar suruhan | Buta dan membiarkan | meong diam di atas peti Akhimya, berkat bantuan 1 Meong dan | Bikul tersebut, | ketimun Mas didalam suaty cerita. Dalam cerita 1 Ketimun Mas terdapat beberapa kejadian insiden merupakan rangkaian kejadian atau peristiwa-peristiwa 3 peristiwa yang merangkai alur cerita 1 Ketimun Mas, Kejadian-kejadian tersebut tertangkai ke dalam insiden keeil dan insiden besar, diantaranya + ¥ Insiden Kecil insiden kecil yang terdapat di dalam cerita I Ketimun Mas adalah + 1. Saat 1 Ketimun Mas ditinggalkan ke pasar oleh ibunya. Tiba-tiba datang sesosok raksasa dan berteriak memang: Jamun Karena suaranya begiti besar dan menakutkan, | Ketimun Mas tidak membukakan pintu rumahnya. Berikut ini kutipannya Kacrita kone jani I Ketinun Mas, nonges jumaban meten makanceny jetanan, Saget tcha raksitia kauk-kauk, munyite gede garo.”Cening, cening Ketimun mas, meme, teke, fampakin jelanan!” Pedasanga baan 1 Ketinun Mt "Nec men he ngelah munya? Neue gee tur Garo? bith, tidons 1 meme.” Keto kenehne 1 ketimum Mas. 1 Raksasa tusing empakina jolanian. Mule lantas Uraksasa,” (hal. 11) 2. Ketika I Raksasa hendak ke rumah 1 Ketimun Mas lagi, ia bertemu dengan seorang pengembals bebek dan mengancamaya agar maw ikut ke rumahnya 1 Ketimun Mas. Tujuannya tidak Jain adalah untuk menipu 1 Ketimun Mas dengan _menyuruh si pengembula bebek menirukan suara ibu I Ketimun h ‘Berikcut kutipannya : mee ae ekar bain ee ‘Degitu sedih dan bingung. Berikut ini kutipannya : "Vaiii Kacrita'memenne I Ketioun Mas, mara teka ult dipeken. Dapetanger ne sng jelanan ampihre nampakan. Planakne ising cide. Gelur-gelur ie makaukan using. clea masiit Neeling larias memesme I Ketimun Ms cir mapineh “pedas 1 Kesinwun Mas palaibangi bian I Rasasa. Kenken juni baan mudaya?” (hal. 17) 4. insiden kecil terakhir, saat | Meong dan | Bikul menolong I Ketimun Mas dari rumab 1 Raksasi. Dengan pelin-pelan I Bikul melubangi peti kayu tempat I Ketimun Mas dikurung, dengan giginya, Berikut ini kutipannya : lepukina I Ketiniun Mas minanygkoh Tonyovinar bitin | Buta when U Bangok I Reksasa sedekan di paon, repot muduhany bakal base. kacrtus pongponga grobuge haan Bikul. 1 Meong nyongkok diur srobage ngansiany.” (hal, 19) % lnsiden Besar Dalam cerita I ketimun Mas jni, hanya terdapat satu insiden besar yang menjadi sumber muncuinya insidet-insiden berikutnya. Insiden ini sanigat menentukany alur dari cerita I Ketimun Mas. Insiden tersebut yaitu saat keberhasilan raksusa tersebut menculik 1 Ketimun Mas. Dengan menipunya, raksasa yang ticike iti menyuruh seorang pengembala bebek untuk menirukan suara ibu 1 Ketimun Mas, Berikut ini kutipannya: *dapetanga umatine J Ketimun Mas stung: Ngomong I raksava token 1 pagangon, “nd es katkin I Ketimun Mas. ta jumahan meren makancing flanan. Jonsthang ‘midnyit memonne!” “cening. cening Ketimun Mas. Amppakin a meme jelanan!™ Api mi Mas Kadena saja momenne teka. Krivk yecivbleg, jelananme kaampithing. wu Ms palaibanga boan I Raksasa.” hal. 14-18) . Alur pada umunya. adalah rangkaian, yang. ‘Peristiwa scihngga menjalin suitu certia yang dihadirkan oleh para p Satu cerita (Aminuddin, 1991:83), Alur sama dengan plot. Robert ' Maynard Back menyebutkan bahwa plot adalah istilah (terms) teknis, mengaitkan, kejadian-kejadian dalam cerita. Oleh karena itu, ditekankannya Plot menyatakan serangkaian kejadian yang saling berkaitan, yang didalamnya konflik dan problem diselesaikan (Sukada, 1985:99), Plot dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, Sesuai dengan penyusunan Peristiwa atau bagian-bagiannya, dikenal plot kronologis atau plot progresif, dan plot regresif atau flash back atau sorot balik. Dalam plot progresif peristiwa distisun: awal-tengah-akhir, sementara pada plot regresif alur disusun sebaliknya, misal: tengah-awal-akhir, atau akhir-awal-tengah (Wiyatmi, 2006:39). Dalam eerita, 1 Ketimun Mas ini, secara garis besar dapat disimpulkan, alur/plot yang dipakal adalah alur maju atau plot progresif, karena peristiwanya tersususn dari awal-tengahsakhir. Tarigan (1984:126) mengemukakan bahwa pada prinsipnya, seperti bentuke bentuk sastra Iainnya suatu fiksi haruslah bergerak dari suatu pérmulian (beginning), melalui suata pertengahan (middle), menuju’ sua akhir (ending), dan sebuah ce biasanya dibagi menjadi 5 bagian yaitu: a, Situation 4. Generation circumstances Generation circumstances merupakan bagian dimana peristiwa-peristiwa yang: memiliki sangkut paut mulai bergerak, Dalam Cerita I Ketimun Mas, bagian ini mulai diceritakan setelah 1 ketimun Emas ditinggal pergi ke pasar oleh ibunya. Ketika itu datang sesosok rakasisa dan memanggil-manggil 1 Ketimun mas. Akan. tetapi, karena suara raksasa itu beyitu besar dan manakutkan, I ketimun Mas tidak membukakan pintu rumahnya. Berikur ini kutipannya. A Ketimun Mad wanes j pan incteti mahancing pelaman, Saset teka 1 Raksasa tawke Auk, suenyinne gedle tur gro Podoxanga bitan 1 Ketionun Mas" tidong i meme.” Keto kenohne | hetimion i ranks (bal. 11) iguela ode: mer Garo? bah, summaries pelamcin. Mudih tantets f ¢. Rissing action 1 Ketimun Mas, keadaan ini dimulai ketika 1 Raksasa hendak ke rumah lagi, ia bertemu dengan seorang pengembala bebek dan Climaks merupakin bagian puneak ketegangan dimana konflik-konfik pada Saat ini mencapai puncaknya. Dalam Cerita I Ketimun Mas, bagian ini dimulai Ketika keberhasilan raksasa tersebut menculik | ketimun Mas, Dengan. menipunya, raksasa yang licik itu menyurth pen: anbala bebck untuk menirukan siara Jb 1 Ketimun Mas. Tentu saja 1 Ketimun Mas percaya dan membuke pintu rumahnya. Niscaya, 1 Ketimun Mas scketika itu ditangkap dan diculik oleh raksasa. Berikut Kutipannye Ngomong I raksana telun i payangen, “nich, kemer kash mitkancing jfelanan, Jangihang minyine, cara munyin meme ening. coniang Ketimwan Mas. Arappichine @ meme jelanan'” Ape: kendel 1 Keaimun Maz. Kadena sais momenne. teka; Krink gedebleg. felanaane keampakang Saget suupa 1 Ketimun Max, patuibanga bum 7 Raksevat™ thal. 14-16) commun Mees. Fa pamela meter © Denoument Denoument merupakan bagian pemecahan permasalahan dari semua peristiwa yeng ada Dalam Cerita I Ketimun Mas, bagian denounment adalah ketika iba [ ‘Ketimun Mas yang sedang sedih karena kebilangan anaknya, tiba-tiba dit EP Mcong dant Bikul. Disanalah ibu I ketimun Mas meminta bantuan | Cerita 1 Ketimun Mas ini diakhir dengan penceritaan keadaan dan 1 Bikul menolong 1 Ketimun Mas dati sekapai raksasa, Dan akhimya m Derhasil.saat itu 1 Ketimun Mas pulang dan berkumpul kembali dengan ibunya. 1 Meong dan | Bikul pun diberi imbalan, Berikut kutipannya. Raertia ponuponga grobage baan J Bikul_ 1 Meong nvongkak duuur grobage. su fantas 1 Ketimun Max. Atchina mutikne bean? Mee tbat memenne, kendel esa antl acta asedtenan Jelemn, Bikul Neked jumulne, nyaky: i Meony token | Betul lantits ypuhine be Bajo asiyk token Pell siberdais (Hal 19-20). 2.1.1.4 Tokoh dan Penokohan 1. Tokoh Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami berbagai macam peristiwa dalam sebuah cerita, Tokob juga merupakan hail rekaan perigarang yang hanya pengarang sendiri yang mengenal mereka atau tokob-tokoh tersebuit, tkoh perlu digambarkan cirri-ciri lahir, sifat, dan sikap batinnya (Sudjiman, 1988 523). Adapt beberapa cara tintuk mengeambarkan tokoh-tokoh dalam cerita antara laim Analitik, merupakan cara pengarang menggambarkan sebuah’ tokoh tan perwatakannya dilukiskan daiem bentuk penokohan. Dalam cerita T lokoh hanya terbagi menjadi 2 dam dapat dilihat sebagai berikut = ™ % ‘Tokob Utama atau sentral ¥ 1 Ketimun Mas 9 Tokoh Sekunder ¥ (Meme ¥ TRaksasa Y VPangangon Bebek ¥ | Meong token | Bikul ¥ PButa ¥ 1Bongol Dalam cerita ini tokoh-tokch komplementer tidak dihadirkan, Karena” kesedethanaun cerita yang dimiliki oleh cerita ini. 7 2. Penokohan Penokohan merupakan penggambaran karakter atau perwstakan dari -Scbagal pédagang. Is adalah seorang anak yatim dan hanya hidup berdua | ibunya. Pelukisan tokoh ini secara fisiologi tidak dilakukan, sehingga seeara fisik dari tokoh ini tidak ditemukan dalam cerita: > 1 Meme Pelukisan terhadap tokoh ini juga tidak dilakukan secara mendetail. Yang tersitat dalarn ceriianya, hanya pelukison secasa sosiologis dan. psikisnys. Secara sosiologis, tokoh ini dilukiskan sebagai seorang janda yan memniliki ankle perempuan 1 orang din memiliki profesi sebagai seorang pedagang di pasar. Namun, sebagai pedagang apa tidak dijelaskan. ta hidup hanya berdua bersama anaknya. Selanjutnya, secara psikologis, tokoh ini dilukiskan sebagai’ seoranig wanita pekerja keras, sayang terhadap anaknya dan setia terhadap janjinya, © 1 Raksasa Tokoh Raksasa, secara Fisiologis digambarkan sebagai sesosok makhluk yang: memiliki suara yang besar dan menakutkan. Sift yang dimiliki ole tokoh int adalah galak, pemarah, jahat dan licik, il © {Meong dan 1 Bikul Tokoh I Meong dan 1 Bikul merupakan dua tokoh binatang yang cerita ini. Kedua tokoh ini dilukiskan sebagai binatang yang: Secarn Sosiologis tokoh ini dilukiskan’ sebagai ‘pekerjaah sebagai seorang pengembala bebek, Sclanjutnya, dilukiskan sebagai tokoh yang memiliki sifat cinta terhadap pekeraannya, © 1 Buta dan 1 Bongo! Secara Fisik kedua tokoh ini secara berturut-turut dilukiskan sebagai seorang yang bute dan seorang yang tuli. Secars sosiologis, mereka berdua dilukiskan sebagai anak buah dari si Raksasa Jahat, yang bertugas menjaga 1 Ketimun mag ketika disekap oleh raksusa, 2.1.1.5 Latar Tarigan (1984 ; 157) mengemukakan bahwa Latar atau Setting adalat lingkungan fisik tempat kejadian berlangsung, Dalam pengertian yang Tebih Tuas, lutar mencangkup tempat, waktu, serta kondisi-kondisi psikologi dari semua yang terlihat dalam kejadian tersebut. Latar sering kali menjadi kekwitun. yang sanigat penting dalam memberikan sugesti akan cirri-eiri tokoh dalam memeiptukan suasani suatu karya sastra ( Tarigan, 1984 : 157 ), Latar berpungsi untuk mempermudah dikenalinya atau dilukiskamn tokal dan gerak serta tindakannya. Mudah dikenal kembali, juga dilukiskan- aku dan gerakan-gerakannya (Tarigan, 1984 = 13¢ ra umuni latar dapat dibedakan. menjadi 3 yaitu : a. Latur tempat, b. Latar waktu,dan ¢. Latar suasana atau psikologi. Dalam Cerita 1 Ketimun Mas latar-latar tersebut berupa latar tempat, waktu, dan suasana psikologis. ¥ Latar Tempat Latar Tempat merupakan bagian latar atau Setting yang meliputl atau berkenitan dengan tempat atau ruang. Latar tempat dalam Cerita 1 Ketimun Mas, meliputi : #8 Latar Rumah} Ketimun Mas ia mumah ditanegue desunnse, Desa Duuk Yeh pack tebe alase “(bal VO) & Latar jalan dlajalan mepukin ia anak ngayon bebek (balt3) B Latar rumah Raksasa weked | Raksara jumaine. Tekepina | ketirmun Alas afi grobag._” (Bal 16) ¥ Latar Waktu Latar Waktu merupakan bagian latar atau setting yang meliputi atau dengan masalah-masalah waktu. Latar waktu yang tetdapat i d Ketimun Mas hanya tatar pagi hari. Berikut ini Ketimun Mas, antart lain: FB Latar Susana Gembira mmcanonne ended honehne. | Ketimun Mas gaapgopineeladklak arokor.™ (had. V2) ape, kendel | Ketiomun Mas. Kadenca yaju memeeine see.” (hal. 16) nicked juni, magjag memenne, heated presian Kenetine. (hal. 20) & Latar Suasana Ketakuran sumghejut pangangan ebeke. awakhe agetor psu pohak baum jepehne * (hal. 13) n Latar Suasana tegang sages saups t Kerimun Stas. puticonga ban ta nigetivag. * (hal. 16) & Latar Suasans Sedih sngirent I kxedinun mts ngeinge.” Chak. V7) angetingfatas mocrmenne 1 Ractincun max. ~ (al 18) A Latar suasana Sepi © dapetianga twiiahne siaing = (bal 17) Latar suatsana kemrarahan ~ Galak 1 Rakioxa, “ven. rsing rok, ia teidasme hamah, Baran awake givetne J Raksenie, yak lanitas | Prrigingon beber." (Hal. 13) Tema merupakan ide pokok sebuah cetita dan merupakan dalam cerita sebagai tujuan yang ingin dicapai dan disampaikan ‘pembaca lewat karyanya. Tema dalam suatu cerita dapat saja muncul pada ak lebih khususnya lagi pada penyelesaian ktimaks ataupurt tersirat datara cerita. B menulis pengurang tidak saja sekedar bercerita akan tetapi pengarang : menyatakan suatu bentuk ide atau gagasan’ utama yang akan disampaikan| kepada pembaca. Sesuatu yang disampaikan tersebut dapat berupa masalah kehidupan Pandangan hidup ataupun komentir tentang kehidupan yang barus dipshami dan dicari sendiri olch pembaca (Tarigan, 1984 ; 125), Tema yang terdapat dalam cerita | Ketimum Mas adslah Karma Phals. Ide ini tersirat secara keseluruhan dalam cerita, Tokoh Utama I Ketimun Mas merupakan tokoh yang baik dan patuh terhadap perintah orang tua. Karena, perbuatan yang: dilakukan baik maka dia pun akan selalu dilindungi oleh Tuhan, Sehingew ketika dia’ diculik olch raksasa jahat, dia masih dilindungi oleh ‘Tuhan, Metalii bantuan dari) Meong dan 1/Bikul, 1 Ketimun Mas bertasit melarikan diri dari sekapan si ralesasa jahat. Demikian juga dengan 1 Meong dan | Bikul. Setelah berhasil menolo pokok dalam cerita inj adalah Kharme Phala, yakni hukum:sebah Aiperbuat maka. ila yang akan diterima. Orang baik past menyampaikan maksud atau makno dari sebuah cerita schingga p memilahsmilah mana yang baik dan mana yang buruk ataupun meneladani s sikap yang ada dalam sebuah karya. Adapun amanat yang terkandung dalam Cerita, Ketimun Mas adalah sebagai berikut : © Kita sebagai sebagai seorang anak harus patuh dan hormat terhadap perintah dan amninat dari orang tua. Karena semua itu pasti untuk kebaikan kita. ‘© Kita harus tetap hati-hati dan selalu waspada akan kejahatan yang ada di sekitar kita agar kita tidak mudah tertipu dan terjerumus dalam kejahatan tersebut. ‘© Sebagai sesama makhluk hidup cipiaan Tuban, kita harus saling tolong-menolong dan saling membantu. Agar tercipta kehidupan yang rukun dan harmonis: > Jika kita memberikan janji kepada sescorang kita harus berusaha untuk bisa memenuhinya. © Cinta kasih orang tua tidak akan lekang dimakan waktu, jadi tetaplaht sayangt ofng tua kita dat hormati segala peraturannya, © Orang yang selalu berbuat baik maka baiklah hal yang akan diterimanya, Ta selalu dilindungi Tuhan, Begitupun scbaliknya, rang. yang jahat me tukumanlah yang akan diterimanya. Apa yang ditanam b ‘ethadap karya sastra bersangkutan. Untuk dapat mengungkapkan terkandung dalam suatu cerita, maka terlebih dahulu peelu dipahami pengertian Oleh sebab itu, pembahasan aspek nilai dimulai dengan mengemiukakan beberapa pendapat tentang nilai. Menurut Koentjaraningrat (1978:32), nilai adalah suatu hal yang berisikan ide= ide yahg mengkonsepsikan hal-hal penting, berharga dalam kehdupan masyarakat, Porwadarminta (1976 : 677) mengatakan bahwa nilad adalah sifat-sirfat penting atau berharga bagi kemanusiaan. Dalam bidung filsafat, nilai sering dipakai sebagai kata benda yang berarti keberha n atau kebaikan (The Liang Gie, 1983:37). Berdasarkan uraian di atus dapatiah diketahui bahwe nilai merupakan sesuatu yang penting dan betharga dalam Kehidupan masyarakat, yang member arah alam kehidupan manusia tentang apa yang terbaik, yang benar, serta apa yang berharga dan berguna bagi kemanusiaan. Dengan pengertian di atas, maka nilai yang terkandung di dalam Cerita I Ketimun Mas adalaly A. Aspek Nilai Intelektual : Kaia intelektual berasal dari bahasa Inggris yang berarti cedekiawan (Hasdn ‘Sadily, 1983:326). Edward Shils. mengatikan, setiap masyarakat ada berlaku secara tradisional. di dalam masyarakat dan mengingatkan agar ima pengetahuan tidak dilupakan dan terus dicasi, terufitmia ajaran-ajaran agama, Nitat inielektual yang terdapat dalam Cerita 1 Ketimum Mas adalah kecerdikan | Meong dan | Bikul ketika mengelabuhi | Buta dan 1 Bongo! saat headak menolong 1 Ketimian Mas. Walaupun | Bikul dan | Meong hanyalah seckor binatang dan tidak memperoleh pendidikan formal, namun mereka memiliki pikiran yang cerdik dan jenius: Berikut kutipannya, “_dactrta pongpengir grohage buan | Bikul f Meang nyonekok dur grobage ngentting: Reepet- Krepet nyenvongeso cpiuxgpuing. Divigeha krter-krie tehen f Buta, ‘ape sth krepete Krepuet dou?” “ngeony ! keto munyin meonge “cep, apie sth gexgexa meomge dina?” Keto {Bisa Ngowiong I Bungal, ‘ala Moving: dhuwr probawe ” “uluhang anconge, bongal!™ Mendep tl Bongal, wirch ia mia tusing wingeh Kann lingeah sony grobae, pongpomga baan 1 Bikul. Sue ‘asedengan jlema, pesu lantax i kerimun eax.” (hal, 19-20) B. Aspek Nitai Etika dan Moral Etika merupakan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang baruk, tentang hak dah) kewajiban’ moral (ahlak), ilai mengériai benar atau salah yang didnt masysrakat, Moral merupakan ajaran tentang baik dan buruk yang diterima _Nilai ctika dan moral yang tampak dalam cerita 1 Ketimun M seperti yang tersirat dalam amanatnya terutama yang berkaitan dengan aj ‘hukum kama Phata,. tingkah laku seorang anak, sikap dan kasih sayang seorang ibu “serta sikap saling tolong menolong antarsesama makhluk hidup. C. Aspek Nilai Sosial Pembicaraan mengenai aspek nilai sosial dalam cerita ini, berkaitan dengan bentuk-bentuk Profesi yang terdapat di dalam cerita ini diantaranya profesi sebagai pedagang dan pangangon bebek. Berikut ini kutipannya, *_hescrita jani sedek semengan memenne batkal twas mexdangar ka peken ..." Chali 10) pockina pangungion behoke —” (Hal. 13) 22 ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI CERITA TIMUN EMAS VERSI DAERAH JAWA TENGAH 224 Aspek struktur Cerita Timun Emas 22.1.1 Sinopsis Dikisahkan di suatu tempat, hiduplah sepasang suami istri yang sangut _ Hidup mereka hanya bergantung dari hasil bertani, Kehidupan’ rumah) Kembali kepadanya lagi. ‘Biji tersebut Inlu ditanam dengan baik. Ketika sudah mulai berbuah, mentimun tersebut ukurannya sangat besar, lebih dari mentimun bisa Warnanya juga berbeda, ‘Timun ini berwama keemasat. Ketika stidah semakin’ besar dan nampak musak, mercka lau memetiknya dan memotongnye dengan hati-bati, Tak disangka, dj dalumnya ada scorang bayi mungil yang cantik, Bayi perempuitn tersebut lily diberi nama Timin Emas Suat si anak berumur 17 tahun, suami istri tersebut mulai gelisah, teringat janji mereka pada si Raksasa. Bendr, si Raksasa datang menagih janji. Namun, samy ist fersebut telah menyurvh Timun mas untuk pergi jauh, Mereka juga © telah’ menyiapkan bekal agar Timun Emas bisa menyelamat din dari kejaran si Raksasa- Si Raksasa begitu math, ketika mengetabul ia telah diperdaya olch suami iste tensed: Pondok petani itu diobrak-abrik, ladangnys dinasak untuk mencari Timun Emus: Lali fa melihat ada seorang gadis sedang berlari-lari di kejauhan, fa mengejar, Rupanya” Timun Emas sudah cukup jauh berlari, Tapi tentu saja si Raksasa. dapat tmudah menemukannya. Ssat sudah dekat, Timun Enas mengeluarkan pertumanya, ségenggam garam, Laly ditebarkannya di depan $i Raksase. | ‘mengarongi jautan Juas dengan susah ‘mengeluarkan bekalnnya yang ketiga, yakni biji mentimun, Segera: lagi. Bi ‘Raksasa yang letih ini dengan lihap memakan timan ity sampai Kenyang. iji itu berubah menjadi tanaman mentimun yang sudah berbuah Kenyangnya sampai akhimya ia tertidur, Timun Emas memacu larinya lebih kencang- lagi. Namun sia-sia. Tak berapa lama, si raksasa terbangun dan mengejarnya lagi, ta hampir tertangkap lagi, sampai akhimya Timun Emas mengeluarkan bekalnys: yang: terakhir, segenggam terasi udang. Dilemparkannya sekuat tensga, Terasi itu berubah menjadi danau lumpur yang luas, Raksasa terjebak di sana. Ia berusaha keras Keluar dari lumpurhitam tersebut, Namun napanya makin ia berusaha keras, makin danau itu menyedot tubuh besamya ity. Tububnya makin anit makin masitk jauh ke dalam, Sampai akhimya raksasaitu tak kelihatan sama’ sekali. Ta! sudah benar-benar tenggelam di dasar danau, Timun Emas meresa loga.ja pulang ke nimah orang tuannya, Ayah ibunya bahagia sckali, mereka bisa berkumpul kemball dan hidup dengan tenang. 22.1.2 Insiden Peristiwa atau kejadian dalam cerita Timun Entas versi dacrah. dirangkai oleh insiden-insiden. Insiden-insiden yang. mex _L. ketika: sesosok raksasa yang sedang melintas, tidak fersebut_memberikan mentimun, yang katanya kelak dari biji) pasangan itt, akan mendapatken seorung anak. Berikut kutipannya: “merika lalu berdoa agar segera bisa menimansg anak’ Seu int, seorang raksiase m ddan mendengar doe itu. Sang raksusa Tale memberikun bifi mentonun sasmbid. herpesan meenanamnya, Kelak, ta akan mendapar scorany anak. Tapi. jiko igutkor suctih; beruiee #2 tahun, raksiase ite memintir anakn reukekvon kee ila lage i . selanjutnya, insiden kecil berkutnys, bahayianya hati pasangan petiint tersebut, ketika metit biji mentimun pemberian raksasa tersebut berisi bayi perempuan, Berikut ini kutipannya': Acttkin sudithe semakin besar dion nampak mash imeroka Jaw menetitora dae memotongnva dengan hati-hat. Tak dinvane di dalam aida sevreig bast munill jong cantik! Bays porempuan ite diberé nama Timun Enea, ¥ = Insiden Besar Insiden besar yang merangkai cerita Timun Emas ini adalah ketika Raksasa menagih janjinya pada petuni tersebut untuk menyerahkan Timun Emas Kepadanya. Padahal sudah diperdiya oleh pasangin petini tersebut, | raksasa akhimya menemukan Timun Emas dan mengejamya, Berikut ki ~ beriar, si raksaret datannyy menagih janj Narwin, seami istri rersebet sual me Timer emas untuk pergt jauh, Mercia juga sah memepersiapkon bok agar T menyelamathan dirt dari kejanan st raksasa."” 1. Situations Situation dalam cerita imun Emas adalah ketika doa sepasang miskin, agar dikaruniai anak, didengar oleh raksasa yang kebetulan melewatl miereka. Mendengar doa itu, raksasa Jalu memberikan biji mentimun yang ajaib,, 1 Berikut kutipannya. Mereka taly berdoa agi i dapat menimang anak. Saat ita. Seorang raksava melintas dan mendengar doa mereka. Sang raksasa talu member biji menttamun, sambil berpesan’ agar menanamnya, Kelak, mereka akan mendapat seorang anak. Taps, jika anak tersebut telly berumur 17 tahun, raksasa inememonta anak tersebut diverahkan kembali kepadanya tag (hal. $8) 2 Genoriating rircumetances Generating circumstances dalam Cerita Timun Mas adalah ketika bij mentimun pemberian raksass tersebut, telah masak dan dipotong ternyata berisi bayi mungil yang cantik, yang lalu diberi nama Timun Emas. Berikut kutipannya, “own Bijt tersebut laiu ditanam dengan baik. Kertka sudah mulai berbwah, bua torsebut ukurannya sangat besar, lebih dari mentimun bias. Warnanya juga berbeda. berwarna keemasan. Ketika sudah semakin besar dan nampak miavak, meroka lah dan memotongnya dengan hati-hatt Tak disangka, di dalaminyo ada seo caintth, Bayi perempuan tersebut lalu diberi name Timun Eras”, (hal. $9) 3. Rising action Rising action dalam cerita Timun Emas adalah saat “Sane si anak berumur 17 tahun, suc seri terse but maak “pada si Raksasa. Benar, si Raksase: datang menagih janjt. Namen, suai “menyirdk Toran Emas untuk pergi jauh- Mereka jug telah menytapkan i mienyelamar dirt dari kejaran st Raksasa."(hal, 60), 4 Climax Climax dalam Cerita Timun Emas adalah saat kemarahan raksasa ketika mengetahui dirinya diperdaya oleh pasangan suami istri tersebut. Dengan” marahnya raksasa itu mengobrak-abrik podok petani tersebut. Dan akhimya dati faksasa melihat Timun Emus sedang berlari-lari dari kejauhan. Raksasa, tersebut mengejar Timun Emas. Berikut ini kutipannya snengerahut fa dipersdaya oleh swecami ist rebut, si raksasa marahPondok petant ttt diobrak-abrik. ladangnya dirwsak untuk mencari Tunun-Kmay. Laie ta metihat ada seorang gadis sodang berlari-lari di kefauhan, li mengejar,” thal. 60) 5. Denowrment Denounment dari cerita ‘Timun Emas adalah saat Timun Emas hampi ditangkap oleh raksasa, ia menggunakan pérbekalan dari pemberian orang tuanya untuk menghalau kejarun raksasa tersebut. Berikut ini kutipannya, y Saar siudah dekat. Tomua Enas mengeluarkan bekad pertamanyia, Lalu diteharkannya di depan st Raksasa, Garam teesebur berubah menjad IuasRaksasa mengarangs lauten luas elengan susal pajah. Akhienva, Timtin Eras pence Timun Eas mengetuakun bekalnya yang keddaa, by) eabat. D Raksasa, Seketikia bil cabat itu berubah menjadi hntan yetng penuh dengan di ins, pamun ig berusaha keluar meski dengan oe Chat, 60-62) _ dengan kedus orang tuanya. Berikut ini kutipannya fa hampir sertangkap lagi, sampai akhirnya Timun Emas ‘ung terakhin, sepeneetne tevast udang. Dilemparkennva: sebuar renege. Yorasd itu mo menjadi dance tumpur seine twas. Raksusa terjebak dé sama la berusaha’ eras Tunepurhitam tersebur. Namun rupanye makin ia berusaha keras, makin damane ite monywedot tls besamya the Tubuhnya makin lama makin masuk jauh ke dalam. Sampat akhiraya rss 8 Kelthatan sama sekati la sudah benarsbenar tenggetam di dasar danaw Thun Bmax meas, fegeria: pulang ke rumah orang mannyc. Ayah ibuaya bakegia sekali, mereka, bisa eee embali dan hidup dengan senang.” (hal. 62 2.2.1.4 Tokoh dan Penokohan 7 1. Tokoh oleh pelaku cerita, y: Terjalinnya alur suatu cerita dilekuksn melalui pemunculan’ insiden-insiden g dalam hal ini sering disebut sebagai tokoh cerita Dalam Cerita Timun Emas, tokob yang mendukung jalinam ceritanya, terbagi menjadi 2 golongan, yakni tokoh Utama dan tokoh sekunder. Tokoh komplementer tidak ada, mengingat cerita ini begitu sederhana. Tokoh-tokeh pendukiny’ ceritanya, dapatdilitvat sebagai berikut. ¥ Tokoh Utama atau seritral ~ Timun Emas Tokoh Sckunder ~ Pasangan suami istei yang miskin ¥ Raksasa Scoara Fisik tokols utama Timun Emas dilukiskan sebagai anak perempuan yang cantik. Scoara psikis ia dilukiskan sebagai anak perempuan yang hebat dan kat. Sccara sosiologis, ia merupakan anak dari pasangan suami istri yang miskin, yang diperotehnya dari dalam biji mentimun pemberian dari raksasa © Pasangan Suami Istri yang miskin ‘Kedua tokoh ini, hanya dilukiskan secara Sosiologis dan Psikologis saja. Secara psikologis, kedua tokoh ini dilukiskan sebagai orang tua yang baik yang sinigat . Mereka berusaha melindung! anak mereka walaupun haris menyayangi anak siologis kedua tokoh ini memiliki profest mempertaruhkan nyawanya. Secara sebagai petani yang miskin © Raksasa Tokoh ini tidak dilukiskan secara mendetail. Hanya terdapat pelukisan secara Psikis saja, yakni sesosok mahkiuk yang memiliki sifat kasar, galak, perieet dan "= ledangnyer dinusak unauk mencari Timur Emas. ° (hal. 60) Latar Lautan Leas “Raksarer mengarungt lawtun tuas dengan susah payat.ooone” (hab6l) & Later Huan Berduri “raksasa terperanghap di-hutan tne © (Hal. 61) 2 Latar Danaw Lumpur “ta frarusoha horas ketwar dari hampurkdsam in * (had, 62) ¥ Latar Suasana Dalam Cerita ini, suasana-suasana yang tergambar ada 4, yakni suasana heran, zelisah, kemarahan dan suasana bahagia. Berikut ini kutipannye &@ Latar Suasana Heran A ccccsuamt iver im heran dan hampireak percaya dengan semua yang dikatakan rakvasa.” (hat. 39) & Latar Suasana Gelisah f Sha s¥ anetk ervimsur (> stleon, suctme eseré tervebins wailed weliih, Qa S9) @ Latar Suasana Kemarahan mengetahut ia diperdaya oleh suam# istri terseéut, siraksasa marah,.... ‘A Latar Suasana Bahagia ——..Avah ibaa bahsia sehali, merck bisa Berkumpiet hemball "(hal 62) ‘sendiri, Perbuatan jahatnya yang ingin menoulik Timun Emas, berhasil ‘Timun Emas sendiri. Dengan perbckalan yang diberikan orang tuanya, Timut menghalau kejaran si Raksasa. Dan semuanya berhasil dilakukannya sendiri, Dengan demikian, orang Baik akan selalu dilindungi Tuhan dan akan sclalu memporeh kebaikan. Dan Orang yang berbuat jahat, maka hanya keburukanlah yang didapatkannya. Begitulah Konsep Hukam Karma Phala yang tersirat sebagai ide pokok cerita ini 2.2.1.7 Amanat Amanat adalah maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepatla pembacanya. Amanat yang terkandung dalam Cerita Timun Emas ini adalah sebagai berikut, © Cinta kasih orang tua tidak akan lekang dimakan waktu, walaupun harus memperturuhkan nyawanya, orang twa akan selalu melindungi anaknya | onafas terakhimya: Jadi tetaplah sayangi orang tua kita dan ho hukumanlah yang akan diterimanya. Api yang ditanam begitulah yang diperoleh, itulsh Hukum Karma Phala. Ia ‘akan selalu mensmani langkah Keita: Hendaknya ia selalu kita pegang teguh-avar tak tersesat dalam melangkah. © Jika kita memberikan janji kepada seseorang kita harus berusaha untuk bisw memenuhinya. Jika hal itu begitu sulit untuk dipenuhi, jangan pernah eoba-coba untuk memberikan janji tersebut, Karena akan bisa menjadi boomerang bagi ditt kita sendiri. 2.2.2 Aspek Nilai Cerita Timun Mas Aspek nilai yang terdapat dalam cerita’ Timun Emas ini terbagi menjadi 4 -yaitu di jelaskan sebagai berikut A. Aspek Nilai Intelektualitas Nilai Intelektual yang terdapat di dalam cerita Timun Emas adalah ‘kecerdikan dan ketanggulun tokoh utamnya dalam menghalau kejaran dari rakeasa juhat, Dengan’ perbekalan yang diberikan oleh orang twanya, ia berhasil mi ‘bahkan mengalahkan raksasa, yang memiliki ukuran badan yang lebih’ ila Timun Emas ini bukan orang yang cerdik mungkin ia tidak |B. Aspek Nilal Etika dan Moral Nilai ctika dan moral yang tampak dalam cerita 1 Ketimun Mas in seperti yang (ersirat dalam amanutnya terutama yang berkaitan dengan ajaran hukum karma Phala, tingkah laku seotang anak, sikap dan kasih sayang orang thd serta sikap yang taguh dan tegar dalam menghadapi suatu permasalahan. Selain iti sikap yang setia terhadap janji juga merukan sikap yang tidak diabaikan dalam cerita ini. C. Aspek Nilai Sosial Pembicaraan mengenai aspek nilai sosial dalam cerita ini, berkaltan dengan bentuk-bentuk Profesi yang terdapat di dalam cerita ini diantaranya profesi sebagai petani. Berikut ini kutipannya “ 4utar seorang, petani muskin xuclah tama herumah sanema dan hishap redkum“ (Hal. $8) D. Aspek Nilai Magis Nilai magis merupakan suatu cara otau teknik yang digunakan manusia untuk mempengaruhi alim sekitamya sedemikian rupa hingga disckitamya itu menuruti Kehendak dan tujuannys, Nilai Magis dalam cerita ini, berkaitan dengan ‘Timur Emas ini dari Biji Mentimun pemberian raksasa, Bit mentimun fersebut VERSI DAERAH JAWA TENGAH Dengan mengacu pada analisis struktural, maka perbandingan terhadap wnsur unsur kedua cerita dapat diuraikan dalam sub bab ini. Seperti diketahui bahwa kajian sastra bandingan adalah membandingkan dua Karya sastra atau lebih, Dalam bal ini yang akan dibandingkan adalah cerita 1 Ketimun Mas versi daerah Bali dengan cerita Timun Emas versi daerah Jawa Tengah, meliputi unsur ; Insiden, alur, tokoh dan penokohan, latar, tema, amanat dan nilat, Kajian bandingan ini dimaksudkdn untuk mengetahui sejauh mana perbedaan, dan seberapa dekat persamaan yang ada antara kedua cerita itu, Secara garis besar, kedua cerita ini memiliki alur cerita yang sangat berbeda. Dia meiliki judul yang sama, serta memiliki tokoh wama dengan nama yang sama, akan tetapi alur serta insiden yang merangkai ceritanya sangat berbeda. Namun, pada intinya, kedua cerita ini menampilkan satu permasalahan yang sama yakni tokoh tama menjadi incaran raksasa jahat. Untuk lebih jelasnya, berikut ini a dipaparkan perbandingan kedua cerita tersebut. 2.3.1 Perbandingan Aspek Struktur 2.3.1.2 Perbandingan Alur Sveara prinsipil, alur dari kedua cerita tersebut sama, yakni memiliki onl 1 akhir serta menggunakan alur maju. Alur kedua cerita memiliki bagin-bagian seperti permulaan, pertikaian, perumitan, puneak, peleraian, dan akhir, Namun seperti yang: telah diuraikan di depan, jalan cerita yang ditampilkan oleh kedua’ cerita: tersebut sangat berbeda dan bahkan tidak ditemukan adanya persamaan pada bagian-bagian alur tersebut, Perbedaannya hampir terlihat dari awal cerita hingga akhir cerita, Berikut ini akan diberikan perbandingan jalinan cerita antara cerita 1 Ketimun Mas. dengan Timun Mas dalam bentuk tabel. I Ketimun Mas (1 Ketimun Mas dikisaikan sebaga’ anak ["@Timun Mas” dikisakan sebagat ani kandung ibunya dan hidup hanya berdua | —pasangan petani miskin, yang’ diperoleh | dari biji mentimun’ pemberian R dengan ibunya yang seorang janda. Pemebrian nama 1 Ketimun Mas tidak ada kaitannya dengan buah mentinjun -keberhasilan raksasa menculik 1 Ketimun -mas dengan sebelummya menipu | Ketimun mas.I’Ketimun Mas disekap di | dimana pada saat ity Timun mas yang ‘rumah raksasa tersebut. sedang melarikan diri dari kejauhan dilthat oleh raksasa dan mengejamya. © Certanya diakhiri dengan Keberhasilan 1) @ceritanya diakhiri dengan keberhinsilan | Ketimuun Mas melarikan diti dari rumalt | ‘Timun Emas mengalahkan Raksasa jahat raksasa berkat bantuan I Meong din || dalam aksi Kejar-kejaran mereka. Raksasa Bikul akhimya tenggelam ke dasar dansu lumpur yang merupakan ‘buatan dari perbekalan pemberian orang tanya, Dari tabel tersebut sangat terlihat jelas begitu besar perbedaan jalinan cerita yang ditampilakan, mulai dari awal hingga akhir cerita. Walaupun memiliki tokoh dengan nama yang sama, perbedaan yang ditampilkan begitu besar. 2.3.1.3 Perbandingan Tokoh dan Penokohan ‘Yang nantinya juga berpengaruh terhadap penokohannya, Pada umumnya dalam cerita yang bermotifkan anak perempuan dan ral ada dua tokoh penting yang menggerakkan kisahnya yaitu seorang anak perem dan sesosok Raksasa jahat. Demikian juga dalam cerita 1 Ketimun Mas dan cerita Timun Emas, kedua tokoh tersebut ada. Penokohan dari kedua tokoh pun sama, Akan tetapi karena alur yang ditampilkan dari kedua cerita sangat berbeda, maka tokoh-tokoh Jain yang menggerakkan cerita juga berbeda. Berikut ini akan diberikan tabel yang akan menampilkan perbandingan tokoh-tokoh dalam kedua cerita tersebut Toko dalam Cerita 1 Ketimun Mas Tokoh dalam cerita Timun Emas Nama | Kedudukan “Nama Kedudukan |” (Keétimun Mas | Utama | Timun Emas | Utama “Raksasa Sekunder | Raksasa Sekunder sangan Suami Ist 1 Meme Sekunder Sekunder yang miskin TPangangon Bebck | Sekunder _ : a | TMeong dan 1 Bikul Sekunder 5 1 Buta dan I Bongol Sekunder 23.14 Perbandingan Latar Seperti yang diuraikain sebelumnya jalinan cerita’ yang masing-masing cerita sangat berbeda. Tentu saja perbedaan ini juga m Perbedaun latar yang ditampilkan. Perbedaan latar yang digunakan sangat dinntaranya, 4 Latar Tempat ‘Tempat terjadinya insiden pada masing masing cerita sangat berbeda: Apabila: dalam Versi Balinya, latar tempat yang digunakan diantaranya latar rumah 1 Ketiman mas, latar jalan, dan latar rumah rakssa, maka dalam versi Jawa Tengahnya, latare latar yang dipakai lebih kompleks, yakni latar pondok petani, latar ladang, latar lautan Iwas, Jatar hutan berduri, dan latar danau lumpur. Hal. ini sudah sangat memperlihatkan perbedaan yang begitu jauh antara versi Bali dengan versi Jawa tengahnya. 2. Latar Wakww Latar waktu dalam versi Jawa Tengahnya tidak ada. Namun dalam balinya ada satu pemakaian latar waktu yakni, pagi hari. Menurut Panuti Sudjiman, seorang pengarang dalam Karangan bermaksud untuk mengemukakan gagasan, ide. Gagasan, is utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema, Tema sering disebut’ dasar cerita atau pokok permasalahan yang mendominasi suatu karya sastra. Sedangkan yang menjadi permasalahan sekarang adalah seberapa jauh pengarang” dapat menceritakan suatu pemecahan yang kreatif erhadap persoalan-persoalan ying ditampilkan dalam cerita (Tarigan, 1986:125), Perbandingan tema antara cerita Rajapala dengan cerita Desa Pasir Kujang akan dibahas dalam uraian di bawah ini. Melihat uraian atau kajian struktur terutama dari segi tema dapat dikatakan bahwa tema yang terkandung di dalam kedua cerita tersebut adalah sama, yaitu tema Karma Phala, Persamaan tema ini dapat dilibat dari motif ceritanya. Kedua cerita sama-sama\ bermotifkan anak perempuan dan raksasa, karena ceritanya juga! mengisahkan antara scorang anak perempuan yang diincar oleh raksasa jahat. Hanya’ 1 Saja jalinan ceritanya terasa begitu berbeda, Jika dalam versi Bali I Ketimun Mas tersebut diculik dan disekap oleh Jahat, lalu bisa Jepas berkat bantuan seckor tikus dan kucing. Maka Dari segi amanat, pesan moral yang ingin disampaikan oleh melalui Kedua cerita ini pada dasamya sama, Pada intinys kedua cerita ini ingin ‘menampilkan konsep tentang hukum sebab akibat. Maka amanat kedua cerita juga ‘sama, yakni apa yang diperbuat, itulah yang akan dituai. 2.3.2 Perbandingan Aspek Nilai Aspek nilai yang terkandung dalam kedua cerita pada umumnya sama yakni nilai intelektulitas, nilai sosial dan nilai ctika dan moral. Akan tetapi, dalam cerita Versi Jawa Tengahnya terkandung sedikit tambahan nilai, yakni nilai Magis. Nilai magis yang terkandung tersirat pada bagian ketika biji mentimun pemberian raksasa berisi beyi perempwan, yang diberi nama Timun Emas, Jadi timun Emas menspakan seorang anak ajaib. Namun tak demikian dalam Versi Balinya. 1 Ketinyun mas dalam’ hal ini merupakan anak kandung dari Ibunya. Jadi nilai magisnya tidak ada datam versi Balinya. 3.1 Simputan Dari analisis yang telah dipaparkan di depan, dapat di kesimpulan diantaranya : 1, Gerita 1 Ketimun Mas merupakan cerita dari versi Balinya. St dalam cerita ini lengkap serta nilai-nilai yang terkandung juga Ketimun mas ini menceritakan tentang usaha seorang raksasa untuk seorang anak perempuan bemama | Ketimun mas. Unsur merangkainya seperti, * Insiden, yang terdiri dari insiden besar dan insiden kecil. Insiden’ be merupakan konfliks yang paling mempengaruhi jalinan cenit insiden kecilnya. * Alur, Alur yang dipakai adalah alur maja. Kisahnya di pencerituan tentang keadaannya ketika ditinggal ibunya peri] yakni keberhasitan’ I Ketimun mas diculik. Ceeitan keberhasilan | Ketimun Mas lepas dari sekapan Seckor tikus dan seekor kucing. + Tokoh dan Penokohan. Tokoh utama yang Ketimun Mas. Tokoh sekundemya | meme, lan j Bikol serta 1 Buta. hukum karma Phala. Apa yang ditanam itulah yang a, itulah yang akan diterima, | yang ferkandung daiam cetita diantaranya nilai intelektualites, nilat etika dan mral, serta nilai sosial 2% Cerita Timun Emas merupakan cerita versi Jawa Tengahnya, Kisahnya juga ‘tentang usaha pengejuran sesosok raksasa yang menginginkan seorang. anak (Perempuan bermama timun emas. Struktur instriksiknya lengkap serta nilai-nilat “yang tetkandung juga penting, diantaranya. * Insiden, yang terdiri dari insiden besar dan insiden kecil. Insiden besamnya “merupakah konfliks yang paling mempengaruhi jalinan cerita serta insiden- -insiden kecilnya. © Alur yang dipakai adalah alur maju, Kisahnya diawali dengan + Tema cerita yakni Karma Phala, Karena adanya konsep hukum sebab akibat’ yang ditampilkan cerita ini, “+ Amanatnya sangat banyak, namun pada intinya mengajarkan kita agar selalu ingat akan adanya hukum karma Phala, Apa yang ditanam itulah yang dituai, apa yang diperbuat, itulah yang akan diterima. * Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita diantaranya nilai intelektualitas, nila 4 etika dan moral, nilai sosial serta nilai magis. 3. Secara garis besar, kedua cerita ini memiliki jalinan cerita yang sangat berbeda, Akan tetapi, pada intinya, kedua cerita ini metiampilkan satu permasalahan yang: gama yakni tokoh utama menjadi inedran raksasa jahat, Dia memiliki judul yang ‘sama, serta memiliki tokoh utama dengan nama yang sama, akan tetapi alur serta insiden yang merangkai cetitanya sangat berbeda. Karena perbedaan alur tersbut nantinya akan mempengaruhi adanya perbedaan pada aspek tokoh dan Tatar, ‘Namun dari aspek ‘Tema, amaniat seria nilai yang terkandung sesungguhnya kedaa ini ingin menyampaikan: “berbeda schingga membuat keduanya begitu berbeda. 3.2 Saran dan_karya seni pada umumnya, Hal ini disebabkan dalam karya-karya, tersebut terkandung ajaran ctika dan’ moral yang begitu agung dan luhur bagi kehidupan: manusia yang tidak ada dalam karya-karya manusia lainnya, Menyadari keterbatasan dan kemampuan yang ada, penelitian ini hanya: menganalisis dua cerita rakyat vang berasal dari daerah berbeda yakni eerita 1 Ketimun Mas dari Bali dan cerita Timun Emas dari Jawa Tengah dari segt petbandingan unsur-unsur instrinsik dan nilai-nilai yang terkandung, ; Perlunya diadakan penelitian — penelitian lanjutan terhadap objek penelitian’ dari sudut lain, dan karya seni lainnya secara umum agar masyarakal’ menghargai hasil karya sastra atatt seni secara umum, sehingga karya, yang ada, semogalah penelitian kecil ini dapat menjadi kkecilnya bagi petkembangan seni dan kemajuan iim Petites sirens : the DAFTAR Aminudin, 1991, Pengantar Aprisiasi Karya Sastra. Bandung: CV. Damono, Sapardi Djoko. 1978. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. aae-ro=--=--, 1990, “Sastra Bandingan ; Beberapa masalah" can makalah seminar sastra bandingan. Danandjaya, James. 1984. Foklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain jakarta : PT. Grafiti Pers. Jendra, 1 Wayan. 1981. Suatu Pengamtar Ringkas Dasar-Dasar Penyusunan Rancangan Penelitian. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas: Udayana, Jonni, 2008. "Ritual Batagak Pangulu Di Naguri Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Kabupaten Agam, Sumatera Barat”, Tesis. Denpasat: Program Pascasarjana Universitas Udayana Koentaraningrat 1974. Bunga Rampai. Kebudayaan Memalitas: Pembangunan. jakarta ; PT Graumedia. Linggih, I Nyoman, 2001, "Patung Dews Ruci di Persimpangan JI, Arteri Nusa Dune ‘Tanah Lot (Analisis, bentuk, Fungsi dan Makna)”. Tesis: Denpasar = Program Pascasarjana Universitas Udayana. Luxemburg, Jan Van. 1992, Pengantar mu Sastra. Jakarta: Gramedia. Muhadjir, Noeng. 1998. Merode Penelitian Kualitauif, Edisi oni Sarasin, Poerwadarminta, 1976, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pradopo, Rachmat Djoko. 1995, Beberapa Teori Sastra x Penerapannya. Yogyakarta + Pustaka Pelajar. 1 Nyoman Kutha, 2004. Teori Metode, dan rogyakarta: Pustaka Pelajar. Hassan, 1984, Sosiologi uittuk Masyarakat Indonesia. Sudjiman, Punuti (ed). 1984. Kamus Istilah Sastra, Jakarta : PT, G Sukada, Made, 1983. "Unsur Insiden dan Perwatakan dalam Fiksi”” ‘Tahun No.2 Fakultas Sastra Universitas Udayana. we=—---=-, 1985. Pembinaan Kritik Sastra Indonesia Sistematika Analisis Strukur Fiksi, Fakultas Sastra Uni Udayana. Sutrisno, Sulastin. 1983. Unsur Insiden dan Perwatakan dalam Fiksi. Majalah Pustaka, Th. | No. 2, Denpasar: Fakultas Sastra Udayana. Tarigan, Henri Guntur. 1984, Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Teeuw, A, 1988, Sastra dam Imu Sastra: Pengamar Teori Sastra, Yogyakarta: Pustaka Jaya. Tim Penyusun Kamus Bali-Indonesia. 1978. Kamus Bali Indonesia. Denpasar: Dinas Pengajaran Daerah Tingkat 1 Bali Tim Penyusun. 1987/1988, Sama Bali Jilid [ B, Denpasar : Dinas Pendidikan dasar’ Provinsi Daerah Tingkat I Bali. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. Kamus Besar Raheastt Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Triyono, Adi. 1994, “Langkah-Langkah Penyusunan Rancangan Penelitian, $ dalam Teori Penelitian Sastra Oleh Swf pengajar UGM, Yogyakarta: Masyarakat Poctika Indonesia IKIP Muh Yogyakarta. Wellek, Rene dan Austen Werren, 1993, Teort Kesusastraan. Jakarta : Gt Wiyatmi, 2005, Pengantar Kajian Sastra. Youyakarta: P 1995. Dongeng Klasik Indonesia : Jakarta : Gi

You might also like