You are on page 1of 8

MODUL RISET

OUTCOME HASIL DISKUSI dan MANDIRI


Kelompok : 8 DK
Nama Mahasiswa : Fathan Akbar Al Bahri 1
Fasilitator :
Tenggat Waktu : 7 September 2023 pkl. 08.00

Peta Konsep Pemicu :

Rumusan Masalah: (bersifat umum)


Bagaimana perbandingan tingkat rekurensi pada bakteri penyebab ISK?

Pertanyaan Penelitian:

Bagaimana hubungan jenis kelamin dengan kejadian ISK?


Daftar Referensi yang akan digunakan: (minimal 7 referensi dalam 10 tahun terakhir; referensi utama
dicetak tebal/bold)

1. Bono MJ, Leslie SW, Reygaert WC. Infeksi saluran kemih. StatPearls [Internet]. Pulau Harta
Karun (FL): Penerbitan StatPearls; 2023 Januari- [diperbarui 28 November 2022]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470195/

2. Sabih A, Leslie SW. Complicated Urinary Tract Infections. StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan- [diperbarui 2023 Jan 18]. Tersedia dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436013/

3. Zhu, C., Wang, D.-Q., Zi, H., Huang, Q., Gu, J.-M., Li, L.-Y., Guo, X.-P., Li, F., Fang, C., Li,
X.-D., & Zeng, X.-T. (2021, December 9). Epidemiological trends of urinary tract
infections, urolithiasis and benign prostatic hyperplasia in 203 countries and territories from
1990 to 2019 - military medical research. BioMed Central.
https://mmrjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40779-021-00359-8

4. Gay L, Melenotte C, Lakbar I, Mezouar S, Devaux C, Raoult D, et al. Sexual dimorphism and
gender in infectious diseases [Internet]. Frontiers; 2021 [cited 2023 Sept 4]. Available from:
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2021.698121/full

5. Magliano E, Grazioli V, Deflorio L, et al. Gender and age-dependent etiology of community-


acquired urinary tract infections. ScientificWorldJournal. 2012;2012:349597.
doi:10.1100/2012/349597

6. Czajkowski K, Broś-Konopielko M, Teliga-Czajkowska J. Urinary tract infection in women. Prz


Menopauzalny. 2021w Apr;20(1):40-47. doi: 10.5114/pm.2021.105382. Epub 2021 Apr 21. PMID:
33935619; PMCID: PMC8077804.

7. Mattoo TK, Shaikh N, Nelson CP. Contemporary management of Urinary Tract Infection in
children [Internet]. American Academy of Pediatrics; 2021 [cited 2023 Sept 4]. Available from:
https://publications.aap.org/pediatrics/article/147/2/e2020012138/36243/Contemporary-
Management-of-Urinary-Tract-Infection?autologincheck=redirected

8. Deltourbe L, Lacerda Mariano L, Hreha TN, Hunstad DA, Ingersoll MA. The impact of
biological sex on diseases of the urinary tract. Mucosal Immunology. 2022;15(5):857–66.
doi:10.1038/s41385-022-00549-0

9. gliano E, Grazioli V, Deflorio L, Leuci AI, Mattina R, Romano P, et al. Gender and age-
dependent etiology of community-acquired Urinary Tract infections. The Scientific World
Journal. 2012;2012:1–6. doi:10.1100/2012/349597
10. Siti, A. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK) dan Faktor Resiko yang Mempengaruhi
pada Karyawan Wanita di Universitas Lampung. Jurnal Kesehatan Universitas Lampung. 2020; 5(2):
45-58.

Epidemiological trends of urinary tract infections, urolithiasis and benign prostatic hyperplasia in
203 countries and territories from 1990 to 2019

Infeksi saluran kemih (ISK), urolitiasis, dan hiperplasia prostat jinak adalah tiga kondisi non-
ganas yang paling umum dalam urologi. Namun data epidemiologi yang lengkap dan terkini masih
kurang. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki beban penyakit yang terkait dengan infeksi
saluran kemih, urolitiasis, dan hipertrofi prostat jinak di 203 negara dan wilayah dari tahun 1990
hingga 2019.

Metode
Data berasal dari Beban Penyakit Global tahun 2019, termasuk kasus insiden, kematian,
tahun hidup yang disesuaikan dengan disabilitas (DALY), dan angka normalisasi yang disesuaikan
dengan usia (ASR) dari tahun 1990 hingga 2019. Perkiraan Perubahan Persentase Tahunan (EAPC)
dihitung untuk menilai Tren ASR. Hubungan antara beban penyakit dan tingkat pembangunan sosial
dianalisis menggunakan indeks sosiodemografi (SDI).

Hasil
Dibandingkan dengan tahun 1990, kejadian infeksi saluran kemih, urolitiasis, dan hiperplasia
prostat jinak meningkat masing-masing sebesar 60,40%, 48,57%, dan 105,70% pada tahun 2019.
Angka kejadian infeksi saluran kemih spesifik usia (ASIR) meningkat (EAPC = 0,08), sementara
kejadian urolitiasis (EAPC) = −0,83) dan BPH (EAPC = −0, 03) meningkat dan menurun dari tahun
1990 hingga 2019. Pada tahun 2019, angka kematian standar usia (ASMR) untuk infeksi saluran
kemih dan urolitiasis adalah 3,13/ 100.000 dan 0,17/100.000 masing-masing. . Peningkatan DALY
terbesar (110,56%) selama tiga dekade terakhir, disusul infeksi saluran kemih (68,89%) dan batu
saluran kemih (16,95%). Beban ISK terutama terkonsentrasi di daerah tropis Asia Selatan dan
Amerika Latin, sedangkan beban urolitiasis dan hiperplasia prostat jinak tercatat di Asia dan Eropa
Timur. Selain itu, terdapat korelasi terbalik antara ASIR dan SDI urolitiasis di wilayah SDI tinggi
antara tahun 1990 hingga 2019. Sedangkan tren sebaliknya terjadi di wilayah SDI rendah. Pada tahun
2019, angka kejadian infeksi saluran kemih ASIR pada perempuan 3,59 kali lebih tinggi
dibandingkan laki-laki, sedangkan urolitiasis ASIR pada laki-laki 1,96 kali lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Insiden tertinggi terjadi pada kelompok umur 30-34, 55-59 dan 65-69
tahun pada kelompok infeksi saluran kemih, urolitiasis dan hipertrofi prostat jinak.
Diskusi
Dari tahun 1990 hingga 2019, jumlah kasus tiga penyakit urologi jinak yang penting secara
global berubah secara signifikan. Meskipun kejadian urolitiasis dan hiperplasia prostat jinak (BPH)
telah menurun, infeksi saluran kemih (ISK) tetap menjadi penyakit yang paling umum, dengan
tingkat keparahan dan risiko kematian yang bervariasi secara signifikan. Hal ini mungkin
disebabkan oleh pertumbuhan populasi dan proses penuaan secara umum.

Namun tantangan baru muncul dalam pengendalian infeksi saluran kemih, termasuk
meningkatnya resistensi antibiotik, terutama di Eropa dan Asia. Ketimpangan dalam sistem
pengawasan penggunaan antibiotik dan praktik penggunaan yang tidak tepat memperburuk masalah
ini. Secara regional, ISK lebih sering terjadi di Asia Selatan dan Eropa Barat, sering dikaitkan
dengan tingginya tingkat resistensi antibiotik, sedangkan urolitiasis dan BPH lebih sering terjadi di
Asia Timur, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Selain itu, penyakit ini memiliki dampak yang
berbeda pada kelompok umur yang berbeda. Insiden ISK tertinggi terjadi pada wanita berusia antara
25 dan 35 tahun, sedangkan urolitiasis lebih sering terjadi pada pria, meskipun kesenjangan gender
semakin mengecil. Studi ini menyoroti pentingnya memberikan perhatian terhadap masalah
kesehatan ini, dengan kebijakan layanan kesehatan yang lebih tepat sasaran dan alokasi sumber daya
kesehatan yang lebih efisien di masa depan. Namun perlu diperhatikan bahwa data yang digunakan
dalam analisis ini memiliki keterbatasan dalam hal jumlah populasi dan variabilitas kualitas data.

Kesimpulan
Selama tiga dekade terakhir, beban penyakit yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih
telah meningkat, namun beban urolitiasis dan hiperplasia prostat jinak telah menurun. Alokasi
sumber daya kesehatan harus lebih didasarkan pada karakteristik epidemiologi dan distribusi
geografis penyakit tersebut.

Referensi Utama
1. Zhu, C., Wang, D.-Q., Zi, H., Huang, Q., Gu, J.-M., Li, L.-Y., Guo, X.-P., Li, F., Fang, C.,
Li, X.-D., & Zeng, X.-T. (2021, December 9). Epidemiological trends of urinary tract
infections, urolithiasis and benign prostatic hyperplasia in 203 countries and territories from 1990 to
2019 - military medical research. BioMed Central.
https://mmrjournal.biomedcentral.com/articles/10.1186/s40779-021-00359-8

The impact of biological sex on diseases of the urinary tract

Latar Belakang:
Penelitian ini membahas dampak perbedaan jenis kelamin biologis terhadap penyakit saluran
kemih. Penyakit saluran kemih seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan kanker kandung
kemih memengaruhi pria dan wanita secara berbeda. Perbedaan anatomi dan hormonal antara pria
dan wanita dapat memainkan peran penting dalam risiko dan perkembangan penyakit-penyakit ini.

Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki bagaimana perbedaan jenis kelamin biologis dapat
memengaruhi penyakit-penyakit saluran kemih. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada perbedaan ini dan memahami implikasinya dalam
manajemen dan pencegahan penyakit saluran kemih.

Metode:
Penelitian ini menggunakan metode analisis literatur untuk meninjau penelitian-penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan dalam bidang ini. Data dari berbagai studi klinis dan
eksperimental dievaluasi untuk memahami hubungan antara jenis kelamin biologis dan penyakit-
penyakit saluran kemih.

Hasil:
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa perbedaan jenis kelamin biologis memiliki dampak
signifikan terhadap penyakit saluran kemih. Misalnya, wanita lebih rentan terhadap infeksi saluran
kemih karena perbedaan dalam panjang uretra. Selain itu, faktor hormonal juga berperan dalam
risiko dan perkembangan penyakit seperti kanker kandung kemih.

Diskusi:
Hasil penelitian ini menggarisbawahi pentingnya memahami perbedaan jenis kelamin biologis
dalam diagnosis, pengobatan, dan pencegahan penyakit saluran kemih. Penelitian ini menunjukkan
bahwa pendekatan yang disesuaikan dengan jenis kelamin dapat meningkatkan efektivitas
perawatan pasien dengan penyakit saluran kemih.

Kesimpulan:
Dalam konteks penyakit saluran kemih, perbedaan jenis kelamin biologis memainkan peran penting
dalam risiko dan perkembangan penyakit. Mengetahui perbedaan ini penting untuk pengembangan
strategi pencegahan dan pengobatan yang lebih efektif. Penelitian ini memberikan wawasan
tambahan yang dapat digunakan dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan saluran kemih secara
keseluruhan.

Sumber:

1. Deltourbe L, Lacerda Mariano L, Hreha TN, Hunstad DA, Ingersoll MA. The impact of
biological sex on diseases of the urinary tract. Mucosal Immunology. 2022;15(5):857–66.
doi:10.1038/s41385-022-00549-0
Latar Belakang:
Penelitian ini mengkaji penyebab infeksi saluran kemih yang didapat dari masyarakat (community-
acquired urinary tract infections atau CA-UTIs) dengan mempertimbangkan peran jenis kelamin
(gender) dan usia sebagai faktor etiologi. Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah
kesehatan yang umum, tetapi faktor jenis kelamin dan usia dapat memengaruhi risiko dan
penyebabnya.

Tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perbedaan dalam etiologi CA-UTIs antara pria
dan wanita serta antara berbagai kelompok usia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami
bagaimana faktor-faktor ini memengaruhi pola penyakit ini.

Metode:
Penelitian ini menggunakan metode analisis data retrospektif. Data pasien yang mengalami CA-
UTIs dikumpulkan dari berbagai sumber medis, dan analisis statistik digunakan untuk
mengevaluasi perbedaan dalam penyebab CA-UTIs berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Hasil:
Dalam penelitian ini, 61.273 sampel urin berturut-turut yang diterima selama periode 22 bulan dari
klinik rawat jalan di daerah perkotaan Italia utara menjalani kultur mikrobiologi yang diikuti
dengan identifikasi bakteri dan pengujian kerentanan antimikroba terhadap sampel positif.
Sebanyak 13.820 uropatogen diisolasi dan prevalensinya dianalisis berdasarkan jenis kelamin
pasien dan kelompok umur. Secara keseluruhan Escherichia coli menyumbang 67,6% dari seluruh
isolat, diikuti oleh Klebsiella pneumoniae (8,8%),Enterococcus faecalis (6,3%), Proteus mirabilis
(5,2%), dan Pseudomonas aeruginosa (2,5%). Stratifikasi data menurut usia dan jenis kelamin
menunjukkan tingkat isolasi E. coli lebih rendah pada laki-laki berusia ≥60 tahun (52,2%), E.
faecalis dan P. aeruginosa lebih umum pada kelompok ini (11,6% dan 7,8%, masing-masing). .),
serta pada mereka yang berusia ≤14 tahun (51,3%) yang prevalensi P. mirabilisnya ditemukan
sebesar 21,2%. Prevalensi Streptococcus agalactiae secara keseluruhan ditemukan sebesar 2,3%
meskipun hal ini terbukti paling sering terjadi pada wanita berusia antara 15 dan 59 tahun (4,1%).
Kerentanan E.coliterhadap agen antimikroba oral ditunjukkan sebagai berikut: fosfomycin (72,9%),
trimethoprim/sulfamethoxazole (72,9%), ciprofloxacin (76,8%), ampisilin (48,0%), dan
amoksisilin/klavulanat (77,5%). Kesimpulannya, usia dan jenis kelamin pasien merupakan faktor
penting dalam menentukan etiologi ISK; mereka dapat meningkatkan akurasi dalam menentukan
uropatogen penyebab serta memberikan panduan yang berguna untuk pengobatan empiris.
Diskusi:
Penelitian ini mendiskusikan implikasi temuan-temuan tersebut dalam manajemen dan pencegahan
CA-UTIs. Mengetahui perbedaan etiologi berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat membantu
dalam pengembangan strategi diagnosis yang lebih tepat dan pengobatan yang efektif.

Kesimpulan:
Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa CA-UTIs memiliki etiologi yang bergantung
pada jenis kelamin dan usia. Pentingnya memahami perbedaan ini dalam konteks klinis untuk
meningkatkan perawatan pasien dengan CA-UTIs dan mengurangi insiden infeksi saluran kemih di
masyarakat.

Sumber:

1. Magliano E, Grazioli V, Deflorio L, Leuci AI, Mattina R, Romano P, et al. Gender and age-
dependent etiology of community-acquired Urinary Tract infections. The Scientific World Journal.
2012;2012:1–6. doi:10.1100/2012/349597

Perlu diperhatikan :

 Outcome DK1 dibuat oleh masing-masing mahasiswa


 Simpan file ini dengan format sebagai berikut:
No Kelompok_3 digit NIM_Nama Lengkap_Outcome1
Contoh: 3_123_Andi_Nasution_Outcome1
 Buat link gdrive kelompok; buat folder untuk masing-masing mahasiswa.
 Unggah file ini ke folder mahasiswa pada gdrive kelompok sesuai tenggat waktu.
 Link gdrive dibagikan ke fasilitator dan katim modul (w.ardini2310@gmail.com)

You might also like