You are on page 1of 26
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. LEMBAR PERSETUJUAN: LEMBAR PENGESAHAN ... LEMBAR MOTTO DAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR.. ABSTRAI DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR ... «xi DAFTAR TABEL... DAFTAR NOTASI - xiii DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN .. 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.. 3 13. Tujuan Penulisan 3 14 Manfaat Penelitian... aa 15 Batasan Masala. a4 1.6 Sistematika Penulisan a4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 6 2.1 Tinjauan Pustaka.. 6 22 Landasan Teori 7) 22.1 Hujan Efekti 9 22.2 — Siklus Hidroolo; 9 2.2.3 viii Scanned with CamScanner Daerah Aliran Sungai... Saluran Irigasi Perhitungan Hidrolis Saluran Irigasi Perbandingan Lebar Saluran dan Tinggi Air (b/n). Koefisien Kekasaran Strickler Sidimentasi. Kemiringan Saluran Bangunan Iringas Peta Ikhtisar... Petak Tersier.. Petak Sekunder . Lebar Tanggul Kebutuban Air Irigasi BAB II] METODE PENELITIAN ... 3.1 Tinjavan Umum.. 3.2 Lokasi Penelitian.... 27 3.3. Pengumpulan Data. 3.3.1 Data Primer 3.3.2 Data Sekunder 34 Peralatan yang Digunakan dalam Penelitian..... 3.5 Rancangan Penelitian ... 3.6 Analisis Data. 3.7 Jenis Penelitian.. 30 38 Diagram Alir Penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..... 41 Houjan Efektif (Re )... 42 Kebutuhan Air Scanned with CamScanner 4.2.1 Evapotranspirasi Potensial Bulanan (ETo).. 4.2.2 Menentukan Evaporasi Selama Penyiapan Lahan (Eo) 4.2.3 Kebutuhan Konsumtif Air. 4.24 — Nilai Perkolasi (P)...... 43 Debit Air Irigasi (Q) ... 44 Debit Kebutuhan (Qb).... 4.5 Perhitungan Kapasitas Saluran Sekuder Exist 4.6 Membandingkan Antar (Qb) Dengan (Qt). 47 Membandingkan Dimensi Existing Dengan Dimensi Hasil Perhitungan... BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .. 5.1 Kesimpulan... 62,7 | Saran DAFTAR PUSTAKA ..... Scanned with CamScanner metode rasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi Log Pearson Type III sangat cocok dengan sebaran data di wilayah studi DAS Pecut dan debit puncak dengan kala ulang tertentu dapat dihitung. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Hujan Efektif Analisis curah hujan yang dimaksud adalah curah hujan efektif untuk menghitung kebutuhan irigasi. Curah hujan efektif atau andal adalah bagian dari keseluruhan curah hujan yang secara efektif tersedia untuk kebutuhan air. Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan minimum tengah bulanan dengan periode ulang 5 tahun. R, =0,7%Ryp.-. 2.2.2. Siklus Hidrologi Siklus hidrologi adalah gerakan air laut keudara, yang kemudian jatuh kepermukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk persepitasi Iain, dan akhimya mengalir kelaut lagi. ‘Air menguap ke udara dari permukaan tanah dan laut. Penguapan dari daratan terjadi dari evaporasi dan transpirasi. Evaporasi merupakan proses menguapaya air dari permukaan tanah, sedangkan transpirasi adalah proses menguapnya air dari tanaman, Uap yang dihasikan mengalami kondensasi dan Scanned with CamScanner didapatkan membentuk awan-awan yang nantinya dapat kembali menjadi air dan turun sebagai presipitasi, Sebelum tiba di permukaan bumi presipitasi tersebut sebagian langsung menguap ke udara, sebagian tertahan oleh tumbuh-tumbuhan (intersepsi) dan sebagian lagi mencapai permukaan tanah. Presipitasi yang tertahan oleh tumbuh-tumbuban sebagaian akan divapkan dan sebagaian lagi mengalir melalui dalam (stem flow) atau jatuh dari daun (trough fall) dan akhirnya sampai ke permukaan tanah. Air yang sampai ke permukaan tanah sabagaian akan berinfiltrasi dan sebagian lagi mengisi Iekuk-lekuk permukaan tanah kemudian mengalir ketempat yang lebih rendah (runoff), masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Dalam perjalanannya menuju laut sebagian akan mengalami penguapan. Air yang masuk ke dalam tanah sebagian akan keluar lagi menuju sungai yang disebut dengan aliran intra (interflow). Sebagian lagi akan terus turun dan masuk ke dalam air tanah yang keluar sedikit demi sedikit dan masuk ke dalam sungai aliran bawah tanah (groundwater flow), dan begitu seterusnya. Proses mengenai siklus hidrologi dapat dilihat pada gambar 2.1 atmostic Matanact Scanned with CamScanner Karena siklus hidrologi merupakan suatu sistem tertutup, maka air yang itilah rencana air. masuk selalu sama dengan yang keluar. Hal ini dikenal dengan (Soemarto,1987) dalam Machairiyah, (2007). 2.2.3. Daerah Aliran Sungai Menurut Sosrodarsono dan Takeda (2003) dalam Machairiyah (2007), berdasarkan perbedaan debit banjir yang terjadi, bentuk DAS dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu: a. Buluburung. ‘Suatu daerah pengaliran yang mempunyai jalur daerah di kiri kanan sungai utama dimana anak-anak sungai mengalir ke sungai utama. Daerah pengaliran demikian menpunyai debit banjir yang kecil, oleh karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungai itu berbeda-beda, Sebaliknya banjimya berlangsung agak lama. b. Radial Daerah pengaliran yang berbuntuk kipas atau lingkaran dan dimana anak- anak sungainya mengkonsentrasi ke suatu titik secara radial. Daerah pengaliran semacam ini mempunyai banjir yang besar di dekat titik pertemuan anak-anak sungai, c. — Pararel Daerah pengaliran seperti ini mempunyai corak dimana dua jalur daerah pengaliran yang bersatu di bagian hilir. Banjir itu terjadi di sebelah hilir title pertemuan sungai. Dapat dilihat sesuai gambar 2.2 Scanned with CamScanner © ™ Gambar 2.2 Bentuk-bentuk daerah aliran sungai 2.2.4 Saluran Irigasi Saluran irigasi di daerah irigasi teknis dibedakan menjadi saluran irigasi pembawa dan saluran pembuang. Saluran irigasi pembawa ditinjau dari letaknya dapat dibedakan menjadi saluran garis tinggi dan garis punggung. Saluran garis tinggi yaitu saluran yang ditempatkan sejurusan dengan garis tinggi/kontur. Dan saluran garis punggung yaitu saluran yang ditempatkan di punggung medan. Ditinjau dari jenis dan fungsi saluran irigasi pembawa dapat dibedakan menjadi saluran primer, sekunder, tersier dan kuarter. Berdasarkan Standard Perencanaan Irigasi Bagian Jaringan Irigasi KP-O1, saluran irigasi tersebut dapat didefinisikan seperti berikut: 1. Saluran primer yaitu saluran yang membawa air dari jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi. Saluran primer biasa pula disebut saluran induk. Saluran ini berakhir pada bangunan bagi yang terakhir. 2, Saluran sekunder yaitu saluran yang membawa air dari saluran primer ke petak- petak tersier yang dilanyani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung saluran ini yaitu bangunan sadap terakhir. Scanned with CamScanner w . Saluran muka tersier yaitu saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier ke petek-petak tersier yang terletak di seberang petak tersier Jainnya. 4, Saluran tersier yaitu saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier di jaringan utama ke dalam petak tersier Ialu ke saluran kuarter. Saluran ini berakhir pada bak kuarter yang terakhir. 5, Saluran kuarter yaitu saluran yang membawa air dari bak bagi kuarter melalui bangunan sadap tersier ke sawah-sawah. 2.2.4.1 Perhitungan Hidrolis Saluran Irigasi Dalam Kriteria Perencanaan ini, dipakai kecepatan aliran dengan harga- harga maksimum yang diizinkan, bukan gaya geser, sebagai parameter untuk gaya erosi. Untuk perencanaan hidrolis sebuah saluran, ada dua parameter pokok yang harus ditentukan apabila kapasitas rencana yang diperlukan sudah diketahui, yaitu: 1. Perbandingan kedalaman air dengan lebar dasar 2. Kemiringan memanjang saluran Rumus aliran hidrolis menentukan hubungan antara potongan melintang dan kemiringan memanjang. Sebagai tambahan, perencanaan harus mengikuti Iciteria angkutan sedimen dan erosi. Persyaratan untuk angkutan sedimen dan ait membatasi kebebasan untuk memilih parameter-parameter di atas. Ruas saluran di dekat bangunan utama menentukan persyaratan peng- angkutan sedimen ruas-ruas saluran lebih jauh ke hilir pada jaringan itu. Untuk rmencegah sedimentasi, uas saluranhilir harus direncana dengan kapasitas angkut Scanned with CamScanner sedimen relatif yang, paling tidak, sama dengan ruas hulu. Di lain pihak gaya erosi harus tetap di bawah batas kritis untuk semua ruas saluran di jaringan tersebut. Untuk perencanaan saluran, ada tiga keadaan yang harus dibedakan schubungan dengan terdapatnya sedimen dalam air irigasi dan bahan tanggul yaitu: 1, Aliran irigasi tanpa sedimen di saluran tanah 2. Air irigasi bersedimen di saluran pasangan 3. Aliran irigasi bersedimen di saluran tanah Untuk perencanaan ruas, aliran saluran dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu diterapkan rumus Stricker (DPU,1986): V =1N R® 1% R=AP A =(b+mh)h P=b+2h Vm Fl ........ Q=VxA.. b =Nxh ... Dengan: Q= Debit saluran, (m*/dt) V=Keeepatan aliran,(m/at) ‘A= Luas penampang basah, (m?) R= Jari —jari hidrolis, (m) P= Keliling basah, (m) b= Lebar dasar, (m) h= Tinggi air, (m) 1 =Kemiringan energi (kemiringan saluran) N= Perbandingan b dan h (N=b/h), (mm) 14 Scanned with CamScanner m=Kemiringan talut, (1 vertikal : m horizontal) Rumus aliran di atas juga dikenal sebagai rumus Manning, Koefisien kekasaran Manning (‘n") mempunyai harga bilangan 1 dibagi dengan k (PU, 1986). 2.2.4.2. Perbandingan Lebar Saluran dan Tiny Menurut buku pedoman kriteria perencanaan teknis irigasi, (1986).; lebar dasar saluran minimum 30 cm. perbandingan lebar dasar saluran dan tinggi air (b/h) sangat tergantung dari besar debit yang ada akan mengalir, seperti terlihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Perbandingan (b/h) Debit Saluran (m°/dtk) (bh) <0,30 10 0,30- 0,50 15 0,50 -1,50 20 1,50-3,00 2,5 3,00-4,50 30 4,50 6,00 38 6,00- 7,50 40 7,50- 9,00 45 9,00 - 11,00 50 11,00 - 15,00 60 15,00 - 25,00 ™ 25,00 - 40,00 10.0 40,00 - 80,00 12.0 Sumber Pedoman Kriteria Perencanaan Teknis Irigasi dalam Kakek. J. W, 2015 15 Scanned with CamScanner 2.2.4.2 Koefisien Kekasaran Strickler Koefisien kekasaran bergantung kepada faktor - faktor berikut: 1. Kekasaran permukaan saluran 2. Ketidak teraturan permukaan saluran 3. Trase 4, Vegetasi (tetumbuhan), dan 5. Sedimen Bentuk dan besar/ kecilnya partikel dipermukaan saluran merupakan ukuran kekasaran. Akan tetapi, untuk saluran tanah ini hanya merupakan bagian kecil saja dari kekasaran total. Pada saluran irigasi, ketidak teraturan permukaan yang menyebabkan perubahan dalam keliling basah dan potongan melintang mempunyai pengaruh yang lebih penting pada koefisien kekasaran saluran daripada kekasaran permukaan. Perubahan-perubahan mendadak pada permukaan saluran akan memperbesar koefisien kekasaran. Perubahan-perubaban ini dapat disebabkan oleh penyelesaian konstruksi saluran yang jelek atau karena erosi pada talut saluran, Terjadinya riak-riak di dasar saluran akibat interaksi aliran di perbatasannya juga berpengaruh terhadap kekasaran saluran. Pengaruh vegetasi terhadap resistensi sudah jelas panjang dan kerapatan vegetasi adalah faktor-faktor yang menentukan. Akan tetapi tinggi air dan kecepatan aliran sangat membatasi pertumbuhan vegetasi, Vegetasi diandaikan minimal untuk harga- harga k yang dipilih dan dipakai dalam perencanaan saluran. Scanned with CamScanner Pengaruh trase saluran tethadap koefisien kekasaran dapat diabaikan, arena dalam perencanaan saluran tanpa pasangan akan dipakai tikungan berjari- jari besar, Pengaruh faktor-faktor diatas tethadap koefisien kekasaran saluran akan bervariasi. menurut ukuran_ saluran, ‘Untuk harga-harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran-saluran irigasi tanah, dapat dilihat pada tabel 2.2 Tabel 2.2 Harga-harga kekasaran koefisien Strickler (k) untuk saluran-saluran irigasi tanah. Debit Rencana K m'/dt m!/dt Q> 10 a5 5

You might also like