PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA DAERAH DALAM MEWUJUDKAN
SISTEM KETAHANAN NASIONAL
Dadang Garnida”, Sjafri Mangkuprawira”, Bomer Pasaribu*”,
‘Aji Hermawan™"
Lembanas Republik Indonesia
“*Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
“DPR/MPR Republik Indonesia
“*°Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
ABSTRACT
Leadership isa phenomenon of society, nation, and state which influence and characterize the life of
society, nation, and state. Leadership is also one of all functions which can push both he realization
Of national ideas and national objectives, and national security and defense system. This research
seeks for a strategic leadership model which can be implemented in all provinces in Indonesia,
and which will influence all of provincial leaders, especially governors, in order to improve the
strength of the National Security System (NSS). The collected quantitative and qualitative data
‘were selected and analized descriptively and analtically by the use of descriptive analysis and
‘multivariate regression, to meet the objective of this research. The result of this study shows that the
leadership of a governor has a significant and positive influence upon national security and defense
system and, therefore, it maybe concluded that a strong leadership of a governor will provide his
local area with positive effect, namely, there will be an establishment of a strong and realiable
system of national security and defense,
Keywords: Leadership, Province, Governor, National Security and Defense System, Multivariate
Regression
ABSTRAK
Kepemimpinan merupakan fenomena kemasyarakatan, kebangsaan, dan. kenegaraan yang
berpengaruh terhadap perkembangan corak dan arah kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan,
dan kenegaroan. Kepemimpinan juga merupakan salah satu fungsi yang dapat mendorong
terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional, serta Sistem Ketahanan Nasional (Sistannas). Hasil
enelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Kepala Daerah berperigaruh secara signifikan
dan positif terhadap Sistannas sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan yang kuat oleh
Kepala Daerah akan memberikan dampak yang positif bagi daerahnya yaitu akan tercipta suatu
Sistem Ketahanan Nasional yang kuat dan fangguh.
Kata kunel: Kewirausahaan, Kepemimpinan Kepata Daerah, Kinerja Daerah, Sistem Ketahanan
Nasional
Alamat Korespondensi
Dadang Gamnide, HP ; 0811151701
Email : dg000_gamnida@yahoo.com
TT | Jurmal Manajemen & Agribisns, Vol 8 No, 1 Maret 2011PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kepemimpinan pada dekade terakhir ini dituntut
untuk lebih memfokuskan bagaimana —_peran
pemimpin dalam organisasi, sehingga akan membawa
dampak positif terhadap organisasi. Kaitan antara
kinerja organisasi dengan sumberdaya manusig
dalam proses penyelenggeraan organisasi_publik
sesungguhnya bermuara pada kemampuan daerah
untuk mempersiapkan jajaran birokrasi yang ada bagi
penyelenggaraan pelayanan publik secara optimis dan
berdaya guna, Hal ini merupakan konsekuensi logis dati
pelaksanaan otonomi yang berbasis pada kemampuan
daerah dengan memberiken pelayanan publik secara
mandiri, terpadu, dan efektif.
Dampak-dampak negatif dari pelaksanaan otonomi
daerah telah menimbulkan berbagai kontik horizontal
antar warga masyarakat seperti yang marak terjadi
di beberapa daerah. Konflik-konflik tersebut akan
berdampak pada kondisi Sistem Ketahanan Nasional
yang, telah ada. Achmad (2007) menjelaskan bahwa
kondisi Ketahanan Nasional yang ada didaerah sangat
bergantung pada hasil pembangunan daerah sebagai
implementasi dari pelaksanaan otonomi daerah. Hasil
pembangunan daerah yang baik dapat meningkatkan
Ketabanan Nasional didaerah, dan sebaliknya bila
hhasil pembangunan daerah kurang baik, maka kondisi
Ketahanan Nasional didaerah akan semakin rapuh.
‘Achmad (2007) menambahkan bahwa jika diamati
secara cermat tentang penyelenggaraan pembangunan
i daerah selama ini, maka dapat diketahui bahwa
hasil pengembangan yang telah dilaksanakan betum
memenuhi keinginan masyarakat. Terjadinya tindak
korupsi, Kolusi, dan nepotisme yang masih terus
berlangsung serta Konflik horizontal yang .banyak
disebabkan oleh fanatisme kedaerahan menjadi
ancaman tethadap Ketabanan Nasional.
Menurut Kaloh (2009), salah satu karakteristik Kepala
Daerah adalah tanggap terhadap kondisi politik,
baik dalam organisasi pemerintaban maupun dalam
‘masyarakat, serta memberikan jawaban atau tanggapan
tas ritik, saran, dan mungkin juga pengawasan
yang dataognya dari masyarakat, serta tanggap
tethadap harapan dan kebutuhan masyarakat. Seorang
pimpinan pemerintah harus tanggap terhadap kondisi
kelembagaan dalam arti memberikan perhatian serta
tanggapan terhadap berbagai kebutuhan operasional
dalam organisasi pemerintahan demi kelangsungan
kehidupan organisasi pemerintaban.
Sejalan dengan itu, Tjokroamidjojo (1985),
‘menyatakan bahwa seorang pimpinan pemerintah harus
senantigsa memperhatikan kebutuhan dan kepentingan
‘masyarakat serta kebutuhan dan kepentingan organisasi
pemerintahan,
Kepemimpinan merupakan aspek penting dalam
organisasi Khususnya dalam lingkup administrasi
pemerintahan daerab, Hal ini ditunjang oleh pendapat
JyujiMisumidalam Kaloh (2009) babwakepemimpinan
‘merapakan subjek’penting di dalam manajemen dan
administrasi Karena kepemimpinan terkait dengan
saling hubungan antara atasan dan bawahan di dalam
organisasi. Baik organisasi maupun kepemimpinan
merupaken unsur administrasi. Dalam keitan itu,
Lepawsky dalam Kaloh (2009) melibat betapa
pentingnya peranan administrasi karena administrasi
memungkinkan berbagai organisasi pemerintahan
memenubi tanggungjawabnya dalam melaksanakan
program-program dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan,
Sebagaimana halnya pimpinan organisasi lainnya,
Kepala Daerah juga dihadapkan pada berbagai keadaan
ddan tantangan dalam memimpin organisasi administrasi
dacrah, Keadean dan tantangan yang dihadapi oleh
Kepala Daerah antara lain bagaimana mewujudkan
ofonomi Ives, nyata, dan bertangeungjawab sebagai
suatu paradigma baru, yang didukung oleh. kualitas
sumberdaya aparatur yang prima, sumberdaya
alam, dan sumberdaya keuangan, serta sarana dan
prasarana yang memadai, yang mampu meningkatkan
dan mengembangkan kemampuan dan kehidupan
masyarakat melalui program dan strategi pelayanan
dan pemberdayaan (Kaloh, 2009).
Menyadari hal tersebut, menurut Kaloh (2009), Kepala
Daerah sebagai pemimpin organisasi administrasi
pemerintah daerah dituntut untuk bersikap proaktif
dengan mengandalkan kepemimpinan yang berkualitas
untuk membangkitkan semangat Kerja dari para
bawahannya. Di samping itu, Kepala Daerah juga harus
‘mampu menggeralckan masyarakat untuk berperan alctif
dan berpartisipasi dalam pembangunan serta mampu
menjadi kreator, inovator, dan fasilitator dalam rangka
efeltifitas penyelenggarsan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat di
daerah,
Menurut Osborne dan Gaebler (1992), paradigma baru
pemerintaban menuntut kegiatan nyata Kepala Daerah
yang diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang kreatif,
inovatif, perintisan, orientasi pelanggan/masyarakat,
orientasi pelayanan dan pemberdayaan. Konsep
tersebut juga memuntut kualitas Kepala Daerah sebagai
pimpinan organisasi pemerintah daerah makin tinggi
‘Jamal Manajemen & Agribisnis, Vol. 8 No. 1 Maret 2011
Titpula, dimana seorang pimpinan tidak cukup hanya
‘mengandalkan intuisi semata, tetapi harus didukung
oleh Kemempuan intelektual dan keablian yang
‘memadai, ketajaman visi, serta kemampuan etika dan
moral yang beradab. Memahami beratnya tuges dan
tanggungjawab Kepala Daerah, sehingga tidak heran
bile pejabat tersebut dituntut oleh persyaratan kualitas
yang cukup berat (Riwu Kaho, 1988),
Deskripsi tentang kepemimpinan Kepala Daerah di atas
‘menunjukkan urgensi dan eksistensi kepemimpinan
Kepala Daerah dalam mewujudkan tujuan organisasi
‘adminjstrasipemerintahan’ daerah dan peningkatan
kehidupan serta kesejahteraan masyarakat, Dalam
onteks pemerintah provinsi, kepemimpinan Kepala
Daerah ikut menentukan keberhasilan organisasi
administrasi -pemerintahan daerah. Keberhasilan
fersebut dapat dilihat dari beberapa kriteria, antara
Jain semakin berkurangnya angka kemiskinan,
‘meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, tingkat
kesejahteraan masyarakat dan tingkat kesehatan, yang
merupakan perkembangan dalam berbagai indikator
lainnya, seperti human development index, angka
pertumbuhan ekonomi; angka kematian bayi, dan
banyak lagi indikator Iainnya. Untuk mewujudkan
Keberhasilan tersebut, Kepala Daerah memerlukan
kemampuan untuk menggerakkan dan mengarahkan
setiap anggota masyarakat dan seluruh aparatur untuk
meraih kebethasilan tersebut
Untuk itu, menurut Muladi dan Sujatno (2009),
Kepemimpinan merupakan fenomena kemasyarakatan,
Kebangsaan, dan kenegaraan yang berpengaruh
ferhadap perkembangan corak dan arah kehidupan
Kemasyarakatan, ebangsaan, dan kenegaraan.
Kepemimpinan juga merupakan salah satu fungsi yang
dapat mendorong terwujudnya cita-cita den tujuan
nasional, serta Sistem Ketahanan Nasional, Penelitian
ini mencoba meneliti pengaruh dari kepemimpinan
Kepala Daerah dalam mewaijudkan Sistem Ketahanan
Nasional dilndonesiasehingganantinyadapatdibasilkan
suatu rekomendasi berupa strategi kepemimpinan yang
cofektif dalam rangka mewujudkan Sistem Ketabanan
Nasional yang tangguh.
Rumusan Masalah
1. Bogaimana kondisi kepemimpinan Kepala Daerah
dan Sistem Ketahanan Nasional di tujuh propinsi
yang menjadi lokasi penelitian ini?
2. Bagaimana pengaruh kepomimpinan Kepala Daerah
terhadap Sistem Ketahanan Nasional?
3. Bagaimana strategi kepemimpinan yang efektif
dalam rangka mewujudkan Sistem Ketahanan
Nasional?
‘Tujuan Penelitian
1, Mengetahui Kondisi kepemimpinan Kepala Dazrah
dan Sistem Ketahanan Nasional di tyjuh propinsi
yang menjadi lokasi penelitian ini
2, Menganalisis pengaruh kepemimpinan Kepala
Daerah terhadap Sistem Ketahanan Nasional
3. Merumuskan strategi kepemimpinan yang ofektif
dalam rangka mewajudken Sistem Ketahenan
Nasional.
Manfaat Penelitian
Manfaat penclitian ini adalah memberikan tambahan
‘wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
terkait dengan penerapan konsep kepemimpinan oleh
Kepala Daerah dalam rangka mewujudkan Sistem
Ketahanan Nasional.
‘Rang Lingkup Penelitian
enelitian ini secara khusus memnfokuskan pembahesan
pada peran kepemimpinan Kepala Daerah dalam rangka
mewujudkan Sistem Ketahanan Nasional. Kepala
Daerah yang dimeksud dalam penelitian ini adelah
Gubernur yang merupakan pimpinan eksekutif terticggi
tingkat provinsi yang memimpin dan mengarahkan
seluruh sumberdaya dan potensi daerahnya untuk
‘mencapai kinerja terbaik dalam rangka memajukan
pembangunan di dacrah,
Jumlah provinsi yang menjadi lokasi penelitian adela
tujuh provinsi yang dipilih secara sengaja dengan
mempertimbangkan bahwa tujuh provinsi tersebut
mampu mewakili keseluruhan provinsi di Indonesia.
‘Selain itu, para Gubernur yang akan dinilai adalah para
Gubemur yang mutai menjabat sebagai Gubernur sejak
tahun 2006 atau tahun-tahun sebelumnya dan saat ini
masih menjabat sebagai Gubernur, Hal ini dilaleukan
dengan pertimbangan bahwa masa kepemimpinan
para Gubernur tersebut sudah berlangsung selama
minimal empat tahun, schingga layak untuk dinilai
keberhasilannya dalam memimpin daerah selama
periode tersebut.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di tujuh provinsi di Indonesia,
yang meliputi Lampung, Banten, Daerah Istimewa
‘Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara,
Maluku, dan Papua, Penelitian berlangsung selana
cempat bulan yakni pada bulan November 2009 sampai
dengan bulan Februari 2010,
i
Jumal Manajemen & Agribisnis, Vol. 8 No, 1 Maret 2011Desain penelitian yang digunakan adalah survei dengan
pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif untuk
‘memperolch gambaran, informasi, penjelasan, dan
ondisi terkini yang berkaitan dengan kepernimpinan
Kepala Daerah dan Sistem Ketahanan Nasional. Selain
itu, desain ini bertujuan untuk melihat signifikansi
pengaruh kepemimpinan Kepala Daerah tethadap
Sistem Ketahanan Nasional,
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui kuesioner dan wawancara mendalam dengan
para responden. Sementara, data sekunder diperoleh
dari pemerintah daerah, instansi atau organisasi terkait,
perpustakaan, intemet, dan media massa berupa
laporan, buku, artikel, serta literatur-literatur lainnya
vyang relevan dengan topik penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data
dilakuken melalui survei dan wawancara mendalam
dengan cara mendatangi responden ke lokasi
penelitian Sebelumnya, kuesioner disebar kepada
responden melalui pos (mail questionnaire) mencakup
pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur variabel
kepemimpinan Kepala Daerah dan Sistem Ketahanan
Nasional. Selanjutnya, saat berkunjung ke lokasi
penelitian, dilakukan wawancara mendalam dengan
para responden untuk menindaklanjuti hasil pengisian
kkuesioner.
Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah
purposive sampling, Melalui teknik ini pemilihan
responden didasarkan atas pengetahuan, kemampuan,
pengalaman, dan pemabamannya kepemimpinan
Kepala Daerah dan Sistem Ketahanan Nasional.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka responden yang