You are on page 1of 84
es z se | BASIC SAFETY TRAINING PERSONAL SAFETY & SOCIAL RESPONSIBILITY PROSEDUR KEADAAN DARURAT Emergencv Procedures BASIC SAFETY TRAINING PERSONAL SAFETY AND SOCIAL RESPONSIBILITY PROSEDUR KEADAAN DARURAT (EMERGENCY PROCEDURES ) SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN JAKARTA 1 DAFTAR ISI A.PROSEDUR KEADAAN DARURAT 1. Pendahuluan.......... - 2, Jenis-jenis Keadaan Darurat.. 3. Denah Keadzan Darurat di Kapal 4, Pola Penanggulangan Keadaan Darurat 5. Pengenalan Isyarat Bahaya 6.Tindakan Dalam Keadaan Darurat 7. Lalu Lintas Penyelamatan Diri B, PENCEMARAN |. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Laut . 2. Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan Laut 3, Peraturan dan Pencegahan Pencemaran (Konvensi 4, Pelaporan C.KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI KAPAL 1. Pendahuluan ... 2. Pengertian K3 3. Peraturan K3 : 4.Akibat Kecelakaan Kerja .. 5. Sebab-sebab Kecelakaan 6, Pencegahan Kecelakaan 7. Peralatan Keselamatan Kerja .. 8, Memasuki Ruang Tertutup di Ruang Kapal D. KOMUNIKASI 1. Pendahuluan r 2. Dasar-dasar Komunikasi : 3. Hambatan-hambatan Komunikasi 4, Komunikasi Yang Efektif.. 5. Kesimpulan .. + Istilah Keselamatan . + Komunikasi Keselamatan + Perintah Umum Nakhods .... E.HUBUNGAN ANTAR MANUSIA DI KAPAL 1. Aspek Umum Hubungan Antar manusia 2, Hubungan Antar Manusia dan Kehidupan Sosial ........ 20 20 26 27 28 29 30 32 35 40 48 48 34 37 57 58 60 69 1 B + Prosedur Umum (Utama) Prosedur ini merupakan pedoman perusahaan secara keseluruhan dan telah menyangkut Keadaan darurat yang cukup besar atau paling tidak dapat membahayakan kapal lain atau dermaga/terminal, Penanggulangannya membutubkan pengerahan tenaga yang banyak atau melibatkan kapal lain/pengusaha pelabuhan setempat. 2, Jenis-jenis Keadaan Darurat Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan daya dorong pada kecepatan bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun waktu tertentu. Dalam perjalanan dapat mengalami berbagai masalah yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: cuaca, manusia, kapal lain’ dan lain sebagainya, yang tidak dapat diduga oleh kemampuan manusia, yang peda akhimya akan mengganggu pelayaran. Gangguan pelayaran pada dasarmya dapat berupa gangguan yang dapat diatasi secara langsung, perlu mendapat bantuan langsung dari pihak tertentu, atau gangguan yang mengakibatkan Nakhoda dan seluruh ABK harus terlibat ‘mengatasi gangguan tersebut atau bahikan harus meninggalkan kapal. Keadaan darurat di kapal dapat merugikan Nakhoda dan ABK serta pemilik kapal maupun lingkungan laut bahkan juga dapat menyebabkan terganggunya ekosistem dasar laut. Untuk itu diperlukan pemahaman kondisi keadaan darurat itu sebaik mungkin guna memiliki kemampuan dasar untuk dapat mengidentifikasi tanda-tanda keadaan darurat. Sehingga situasi tersebut dapat iatasi oleh Nakhoda dan ABK maupun kerjasama dengan pibak yang terkait. Gangguan dalam pelayaran sesuai situasi dapat dikelompokkan menjadi keadaan darurat yang didasarkan pada jenis kejadian itu sendir, yaitu: ‘Tubrukan Kebakaran/ledakan Kandas Kebocoran/tenggelam (Orang jatuh kelaut f Pencemaran 2 Emergency Procedures | 24. Tubrukan Keadaan darurat karena tubrukan kapal dengan kapal atau kapal dengan dermaga ma dengan benda lain dapat menimbulkan kerusakan pada kapal, korban manusia, tumpahan tminyak ke laut (bagi kapal tanki), pencemaran dan kebakaran. Situasi lain yang juge mungkin timbul adalah kepanikan atau ketakutan petugas di kapal yang justru memperlambat tindakan pengaman, penyelamatan dan penanganan keadaan tersebut. 2.2, Kebakaran/Ledakan Kebakaran di kapal dapat terjadi di berbagai lokasi yang rawan tethadap kebakaran, misais:y di kamar mesin, ruang muatan, gudang penyimpanan perlengkapan kapal, instalasi listrik dantempat akomodasi Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK). Sedangkan ledakan dapat terjadi arena kebakaran atau sebaliknya kebakaran terjadi karena ledakan, Yang pasti keduanya dapat menimbulkan situasi darurat serta perlu untuk diatasi. Keadaan darurat pada situasi kebakaran atau ledakan sangat berbeda dengan keadaan darurat karena tubrukan. Pada situasi demikiar tercipta kondisi yang panas, ruang gerak yang terbatas dan kadang-kadang kepanikan atau ketidaksiapan petugas untuk bertindak mengatasi Keadaan, baik Karena peralatan yang digunakan sudah tidak layak atau tempat penyimpanan telah berubah. 2.3. Kandas Kapal kandas pada umumnya. didahului dengan tanda-tanda putaran baling-baling terasa berat. asap di cerobong mendadak menghitam, badan kapal bergerak dan kecepatan kapal berubah dan kemudian berhenti mendadak. Pada saat kapal kandas/ tidak bergerak, posisi kapal sangat bergantung pada permukaan dasar laut atau sungai, sedangkan situasi didalam kapal sangat tergantung pada keadaan kapal tersebut. Kemungkinan kapal bocor yang menimbulkar pencemaran dan bahaya tenggelam kalau air yang masuk ke dalam kapal tidak dapat diatasi sangat mungkin terjadi. Demikian pula bahaya kebakaran apabila bahan bakar terkontamiasi dengan jaringan listrik yang rusak, sehingga nyala api tidak terdeteksi yang dapat menimbulkan kebakaran. Kecelakaan manusia akibat kapal kandas dapat pula terjadi karena situasi yang tidak terduga atau terjatuh saat terjadi perubahan posisi kapal. Kapal kandas sifatnya dapat permanen dan dapat pula bersifat sementara, tergantung pea posisi permukaan dasar laut atau sungai ataupun cara mengatasinya yang menyebabkan keadaan ini akan membuat situasi di lingkungan kapal terjadi rumit. Sekolah Tinggi llmu Pelayaran (STIP) — Jakarta 3 2.4. Kebocoran/Tenggelam Kebocoran pada Kapal dapat pula terjadi Karena tubrukan maupun Kebakaran atau kulit kapal terkena korosi, apabila tidak segera diatasi Kapal akan segera tenggelam. Air yang masuk dengan kecepatan tinggi sedangkan kemampuan mengatasi kebocoran terbatas, menyebabkan apal menjadi miring sehingga situasi demikian suit diatasi. Keadaan darurat ini akan Tebih rumit lagi apabila keputusan dan pelaksanaannya tidsk didukung sepenuhnya oleh selurub 'ABK, karena upaya untuk mengatasi keadaan tidak didasarkan pada azas keselamatan dan kebersamaan. 2.5. Orang Jatuh Ke Laut Orangjatuh ke laut merupakan suatu bentuk kecelakaan yang membuat situasi menjadi darurat Pertolongan yang diberikan tidak mudeh dilakukan karena sangat tergantung pada keadaan ‘cuaca saat itu serta kemampuan yang memberi pertolongan dan fasilitas yang tersedia. 2.6, Pencemaran Pencemaran laut dapat terjadi Karena buangan sampah dan tumpahan minyak saat junkering.atau buangan limbah muatan kapal tanki, buangan limbah kamar mesin yang melebihi ambang batas 15 ppm dan dapat pula karena muatan kapal tanki tumpah ke laut akibat tubrukan atau akibat kebocoran, Upaya untuk mengatasi periceméran merupakan hal yang sulit, karena memerlukan peralatan, tenaga manusia yang terlatih dan kemungkinan-kemungkinan resikoyang harus ditanggung oleh pibak yang melanggar Ketentuan tentang pencegahan pencemaran, 3. Denah Keadaan Darurat di Kapal 3.1. Persiapan Perencanaan dan persiapan adalah syarat utama untuk mencapai keberhasilan pelaksanaan keadaan darurat di kapal Nakhoda dan para perwira harus menyadari apa yang harus mereka lakukan pada setiap keadaan darurat, misalnya kebakaran di tanki muatan, kamar mesin, kamar ABK, orang pingsan di dalam tanki, kapal lepas dari dermaga dan lain-lain. Nakhoda dan perwira kapal harus mengambil keputusan secara cepat dan tepat untuk mengatasi berbagai jenis keadaan darurat yang timbul. Datainformasi yang selalu harus siap: 4 Emergency Procedures | + Jenis, jumlah dan pengaturan muatan + Apakah ada cairan kimia yang berbahaya - General arrangement dan stabilitas info - Rencana peralatan kebakaran. 3.2. Organisasi keadaan darurat Organisasi keadaan darurat harus disusun untuk operasi keadaan darurat agar jelas siapa y bertanggungjawab dan bertindak untuk © Menghidupkan tanda bahaya © Menemukan dan menaksir besamya kejadian dan + Kemungkinan bahayanya. © Mengorganisasi tenaga dan peralatan, Ada empat petunjuk pencemaran yang perlu diikuti : + Pusat komando Kelompok yang mengontrol kegiatan di bawah pimpinan Nakhoda atau perwira senior serta dilengkapi perangkat komunikasi intern dan extern. + Satuan kesadaran darurat Kelompok pendukung ini dibawah seorang perwira, harus selalu siap_membantu kelompok induk dengan perintah pusat komando dan menyediakan bantuan pendukung. seperti peralatan, perbekalan, bantuan media, termasuk alat bantuan pernafasan, dan lain-lain. + Kelompok abli mesin Kelompok ini dibawah satuan pendukung Engineer atau Senior Engineer, menyediakan bantuan atas perintah pusat komando. Tanggung jawab utamanya di ruang kamar mesin,dan bisa memberi bantuan lain bila diperlukan. 33. Tindakan pendahuluan Seseorang yang menemukan keadaan darurat harus membunyikan tanda bahaya, melaporkan kepada perwira jaga yang kemudian akan menyiapkan organisasi, Sementara itu bagi yang berada di lokasi kejadian segera mengambil tindakan untuk mengendalikan keadaan sampai diambil alih oleh organisasi keadaan darurat. Setiap orang harus tahu dimana tempatnya dan Sekolah Tinggi limu Pelayaran (STIP) — Jakarta 5 ‘apa tugasnya termasuk Kelompok pendukung yang harus stand-by menunggu perintah, 3.4, Alarm kebakaran kapal Pada saat berada di,termindl, alarm ini harus diikuti dengan beberapa tiupan panjang dengan wwaktu antara tidak kurang dari 10 detik. 3.5, Denah peralatan pemadam kebakaran Denah peralatan ini harus dipasang secara permanen (tetap) pada tempat-tempat yang mudah dilihat di setiap geladak. 3.6. Pengawasan dan pemeliharaan Karena peralatan-pemadam kebakaran harus selalu siap untuk dipergunakan setiap saatymaka perlu dilakukan pengecekan secara periodik oleh perwira yang bertanggung jawab ataspemeliharaan/perbaikan, dan pengisian tabung harus tepat waktu. 3.7. Latihan, Untuk menjaga kewaspadaan dan kesiapan ABK, harus diadakan latihan baik teori maupun praktek secara periodik dan teratur. Bila ada kesempatan untuk mengadakan latihan bersama atau pertemuan pemadaman kebakaran dengan personil darat, maka harus dilakukan pertukaran_ informasi, baik mengenai jumlah maupun letak alat pemadam kebakaran guna memperlancar pelaksanaan bila terjadi kebakaran di kapal atau keadaan darurat lainnya, Keuntungan dibuatnya organisasi penanggulangan keadaan darurat, antara lain: ‘© Tugas dan tanggung jawab tidak terlalu berat, karena dipikul bersama-sama oleh kelompok yang berbeda. © Tugas dan tanggung jawab dapat tertulis dengan jelas, dengan demikian dapat mengurangi tindakan-tindakan yang kurang disiplin. ‘© Hanya ada satu pimpinan (Komando), sehingga perintah, instruksi dan lain-Iain lebih terarah, teratur, terpadu, dan terhindar dari kesimpangsiuran. ‘* Dapat terhindar dari hambatan hirarki formal yang selalu ada dalam setiap perusahaan, karena petugas dari berbagai bidang yang diperlukan sudah tergabung kedalam satu organisasi 6 Emergency Procedures | © Apabila terjadi suatu kegagalan dalam melaksanakan tugas, hal ini dapat segera dipelajari kembali untuk perbaikan. + Dengan adanya organisasi keadaan darurat, maka semua individu merasa saling terkait. 4, Pola Penanggulangan Keadaan Darurat Penanggulangan keadsan danurat didasarkari pada suatu pola terpady yang mampu rmengintegrasikanaktivitasfupaya penanggulangan keadaan darurat tersebut secara cepat, tepat dan terkendali atasdukungan dari instansi terkait dan sumber daya manusia serta fasilitas yang tersedia, Denganmemaham pola penanggulangan keadaan darurat ini dapat diperoleh manfaat dalam hal: + Mencegah (menghilangken) kemungkinan kerusakan akibat meluasnya kejadian darurat itu + Memperkecil kerusakan-kerusakan materi dan lingkungan. + Menguasai keadaan (under kontrol) ‘Untuk menanggulangi keadaan darurat diperlukan beberapa langkab antisipatif yaitu 4.1, Pendataan Dalam menghadapi setiap keadaan darurat di kapal harus diputuskan tindakan apa yang akan diambil untuk mengatasi peristiwa tersebut. Untuk itu peru dilakukan pendataan sejauh mana keadaan darurat dapat membahayakan manusia (pelaut), kapal dan lingkungan serta bagaimana cara mengatasinya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang tersedia. Langkah-langkah pendataan: = Tingkat kerusakan kapal = Gangguan keselamatan kapal (stabilitas) = Keselamaten manusia ~ Kondisi muatan = Pengaruh kerusakan pada lingkungan ~ Kemungkinan membabayakan terhadap dermage atau kapal Iein. | Sekolah Tinggi imu Pelayaran (STIP) — Jakarta 42.Peralatan Sarana dan prasarana yang digunakan disesuaikan dengan keadaan darurat yang dialami dengan ‘memperhatikan kemampuan kapal dan manusia untuk melepaskan diri dari keadaan darurat tersebut hingga kondisi normal kembali. Petugas atau ABK yang terlibat dalam operasi mengatasi keadaan darurat ini seharusnya mampu untuk bekerjasama dengan pibak lain bile ‘mana diperlukan seperti dermaga kepal lain atau team SAR. Secara keseluruhan peralatan yang - cara yang biasanya dikerjakan saat terjadi kebakaran, sera tugas-tugds khusus yang harus dileksanakan dalam hubungennya dengan operasi pemadam, peralatan-peralatan dan instalasi pemadam kebakaran di kapal. h. Sijil darurat harus membedakan secara khusus semboyan panggilan bagi ABK untuk berkumpul di sekoci penolong masing-masing, di rakit penolong atau di tempat berkumpul untuk memedamkan kebakaran, Semboyan tersebut diberikan dengan menggunakan svling kapal atau sirine. Kecuali di kapal penumpang pelayaran intemasional jarak pendek dan di kapal barang yang panjangnya kurang dari 150 kaki (45,7 m), harus dilengkapidengan semboyan yang dijalankan secara elektronis. Semua semboyan ini dibunyikan d anjungan, ‘Semboyan untuk berkumpul dalam keadaan dirurat terdiri dari 7 atau lebih tiupan pendek yoo< diikuti dengan 1 tiupan panjang dengan ‘menggunakan suling kapal atau sirine. Scbagai tambahan dapat dilengkapi dengan bunyi bel atau gong secara terus-menerus. Jika semboyan ini berbunyi, berarti semua orang yang berada di atas kapal harus mengenakan pakaian hangat dan baju renang dan menuju ke tempat darurat. ABK melakukan tugas di tempat darurat merck» sesuai dengan apa yang tertera di dalam sijil dararat dan selanjutnya menunggu perintah Setiap juru mudi dan anak buah sekoci menuju ke sekoci dan mengerjakan: * Membuka sekoci, melipat dari masukkan ke dalam sekoci (Sekoci-sekoci kapal modem sekarang ini sudah tidak memakai tatup agi tetapidibiarkan terbuks) ‘© Dua orang di dalam sekoci masing-masing scorang di depan untuk memasanz penahan sekoci yang berpasak (cakil) dan seorang yang dibelakang untuk memasang propeler sekoci. «Tali penahan yang berpasak dipasang sejauh mungkin ke depan tetapi sebelah dalam dari lopor sekoci dan di sebelah lua tal-tal lainnya, lala dikeneangken, © Memeriksa apakah semua awak kapal dan penumpang telah memakai rompi Sekolah Tinggi limu Pelayaran (STIP) — Jakarta 13 ree renangdengan benar atau tidak. + Sclanjutnya siap memunggu perintah, ‘Agar -mampu bertindak dalam situasi darurat, setiap awak Kapal harus terampil rmenggunakanperleagkapan keselamatan jiwa di laut dan mempu menggunakan sekoci dan peralatannyaserta cakap menggunakan peralatan pemadam kebakaran, Perlengkapan keselamatan jiwa di laut meliputi: a. Life saving appliances (1) Life boat, (2) Life jacket, (3) Liferaft, (4) Bouyant apparatus, (5) Life buoy, (6) Line throwing gun, (7) Life line, (8) Emergeney signal (parachute signal, red hand Bare, orange smoke signal) b. Fire Fighting Equipment ~ Emergency fire pump, fire hydrants + Hose & Nozzles - Fire extinguishers (fixed and portable) = Smoke detector and fire detector system - O02 Installation - Spinkler system (automatic water spray) - Fire axes and crow bars ~ Fireman outfits and breathing apparatus - Sand in boxes Latihan sekoci dan pemadam kebakaran secara individual dimaksudkan untuk menguasai bahkan segala aspek yang menyangkut karakteristik dari pada penggunaan pesawat-pesawat penyelamat dan pemadam kebakaran yang meliputi pengetahuan dan keterampilsn tentang: 14 Emergency Procedures | Boat drill %, ~ Alarm signal meninggetkan kapal (abandon ship) ~ _Tokasi penempatan life jacket dan cara pemakaian olch awak kapal dan penumpang ~ _ Kesiapan perlengkapan sekoci ~ Pembagian tugas awak kapal di setiap sekoci terdiri dari komendan, wakil komenden, jura ‘motor, juru mudi, membuka lashing dan penutup sekoci, memasang tali air ketelit/ tiller ‘all monyetprop, membawa selimutfradio sekoci/log book/kotak P3K/mengarea sekoci melepas gancortangga darurat/ menolong penumpang. ~ Alarm signal kebakaran di kapal ~ Pembagian tugas awak kapal tirdiri daris Pemimpin pemadam membawa slang, botol api, lingsis, pasir, fireman outfit, sedanckan Penwira jaga, jura mudi jaga di anjungan, menutup pint dan jendela Kedap air, membawalog book, instalasi CO2, menjalankan pompa pemadam kebekaran, alat P3K. 6.2. Tata Cara Khusus Dalam Prosedur Keadaan Darurat a.Kejadian Tubrukan (Imminent collision) |')Bunyikan sirine bahaya (Emergency alarm sounded) 2)Menggerakken kapal sedemikian rupa untuk mengurangi pengaruh tubrukan 3)Pintu-pintu kedap air dan pintu-pintu kebakaran otomatis di tutup 4)Lampu-lampu dek dinyalakan ‘S)Nakhoda diberi tahu 6)Kamar mesin diberi tahu 7)VHE dipindah ke channel 16 S)Awak kapal dan penumpang dikumputkan di stasiun darurat (muster station) 9)Posisi kapal tersedia diruangan radio dan diperbaharui bila ada perubahan 10) Setelah tubrukan got-got dan tanki-tanki di ukur (sounding) b.Kandas, terdampar (Stranding) 1) Stop mesin 2)Bunyikan sirine bahaya 3)Pintu-pintu kedap air di tutup 4) Nakhoda diberitahu | Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) - Jakarta 15 5)Kamar mesip diberi tahu 6)VHF di pindahkan ke chanel 16 ‘7)Tanda-tanda bunyi kapal kandas dibunyikan 8)Lampu dan sosok-sosok benda diperlihatkan 9)Lampu dek dinyalakan 10) Got-gof dan tanki-tanki diukur/sounding 11)Kedalaman laut disekitar kapal di ukur 12) Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan. c. Kebakaran (Fire) 1)Sirine bahaya dibunyikan (Internal dan Eksternal) 2)Regu-regu pemtadam kebakaran yang bersangkutan siap dan mengetahui lokasi kebakaran 3)Ventilasi, pintu-pintu kebakaran otomatis, pintu-pintu kedap air di tutup 4)Lampu-lampu di dek dinyalaken 5)Nakhoda diberi tahu 6)Kamar mesin diberitahu 7)Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan, d.Air masuk ke dalam ruangan (Flooding) 1)Sirine bahaya dibunyikan (Internal dan Ekstemal) 2)Siap-siap dalam keadaan darurat 3)Pintu-pintu kedap air di tutup 4)Nakhoda diberi tahu $)Kamar mesin diberi tabu 6)Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaharui bila ada perubahan. ¢.Berkumpul di sekoci/rakit penolong (meninggalkan kapal) VSirine tanda berkumpul untuk meninggalkan kapal, misalnya kapal akan tenggelam yangdibunyikan atas perintab Nakhoda 2)Awak kapal berkumpul di deck sekoci (tempat yang sudah ditentukan dalam sijl darurat). £Orang jatuh ke laut (Man overboard) 1)Lemparkan pelampung yang sudah dilengkapi dengan lampu apung dan asap kedekat orang yang jatuh 2)Usahakan orang yang jatuh terhindar dari benturan kapal dan baling-baling 16 Emergency Procedures | 3)Posisi dan letak pelampung diamati 4)Mengatur gerak tubub menolong (bila tempat untuk mengatur gersk cukup disarankanmenggunakan metode “Willamson” (Turn) 5)Tugaskan seseorang untuk mengatasi orang yang jatuh agar tetapterlihat 6)Bunyikan tiga suling panjang dan diulang sesuai kebutuhan Regu penolong siap di sekoci 8)Nakhoda diberi tahu 9)Kamar mesin diberi tabu 10) Letak atau posisi kapal relatif terbadep orang yang jatuh di pilot. 11) Posisi kapal tersedia di kamar radio dan diperbaherui bila ada perubahan g, Pencarian dan Penyelamatan (Search and Rescue) 1)Mengambil pesan bahaya dengan menggunakan radio pencari arah 2)Pesan bahaya atau SOS dipancarkan bilang 3)Mendengarken pola semua frekwensi bahaya secara terus menerus 4)Mempelajari buku petunjuk terbitan SAR (MERSAR) ; 5)Mengadakan hubungan antara SAR laut dengan SAR udara pada freiovensi 2182 KH. dan atau channel 16 7 6)Posisi, haluan dan kecepatan penolong yang lain di plot. 6.3. Latihan-latihan Bahaya atau Darurat 1)Di dalam kapal penumpang latihan sekoci dan kebakaran barus dilaksanakan 1 kali semingiu jika mungkin. Latihan tersebut di atas juga harus di lakukan bila meninggalkan suatu pelabulan terakchir untuk pelayaran intemasional jarak jauh 2)Di kapal barang latihan sekoci dan latihan kebakaran harus dilakukan 1 kali sebulan, 3)Latihan tersebut di atas harus juga dilakukan dalam jangka waktu 24 jam sei! meninggalkan suatu pelabuhan, dimana ABK telah diganti lebih dari 25% 4)Latihan tersebut di atas harus dicatat dalam log book kapal dan bila dalam jangka wal ‘minggu bagi kapal penumpang atau 1 bulan bagi kapal barang tidak diadakan latihan, anaie hharus dicatat dalam log book dengan alasan-alasannya 5)Di kapal penumpang pada pelayaran intemasional jarak jauh dalam waktu 24 jam setelah meninggalkan pelabuhan harus diadakan latihan-latihan untuk penanggulangan | Sekolah Tinggi imu Pelayaran (STIP) — Jakarta 17 6Sekoci penoldpg dalam kelompok penanggulangan harus digunakan secara bergilir pada lotihan-latihan tersebut dan bila mungkin diturunkan ke air dalam jangka waktu 4 bulan. Latihan tersebut harus dilakukan sedemikian rupa sehingga awak kapal memahami dan ‘memperoleh pengalaman-pengalaman dalam melakukan tugasnya masing-masing termasuk instruksi tentang rakit-rakit penolong ——— —7)semiboyan bahaya Supaya penumpang-penumpang berkumpul di stasiun masing-masing, harus terdiri dari 7 tiupan pendek disusul dengan | tiupan panjang pada suling secara berturut- turut, Maksud dari semua semboyan yang berhubungan dengan penumpang dan lain-lain instruksi, harus dinyatakan dengan jelas di atas kartu-kartu dengan bahasa yang bisa dimengerti (Indonesia, Inggris) dan dipasang di kamar penumpang dan ruangan lain untuk penumpang. 7.Lalu-lintas Penyelamatan Diri TW 18 Mengetahui Lintas Penyelamatan Diri (Escape Routes) Dalam keadaan darurat kepanikan sering terjadi, sehingea kadang-kadang untuk mencapai suatu tempat, seperti sckoci sering mengalami kesulitan. Untuk itu para pelayar terutania ABK hharus mengenal dan mengetahui lintas penyelamatan diri (escape routes), komunikasi dalam kapal sendiri dan sistem alarm. Untuk itu sesuai ketentuan SOLAS 1974 BAB I-2 tentang konsiruksi perlindungan penemuan dan pemadam kebakaran dalam peraturan 53 disyaratkan kepada semua awak kapal dan penumpang. Di ruangan yang biasa awak kapal bertugas terdapat tangga, ruangan mesin harus di tata sedemikian rupa sehingga tersedia tangga yang, ‘menuju ke luar daerah tersebut secara darurat. Lintas-lintas penyelamatan diri secara darurat (escape router) dapat ditemui pada tempat- tempat tertentu seperti: a. Kamar mesin ‘Adanya lintas darurat menuju ke geladak kapal melalui terowongan poros baling-baling ‘yang sepanjang lintasan tersebut didahului oleh tulisan “Emergency Exit” dan disusuldengan tanda panah atau simbol orang berlari Emergency Procedures b. Ruangan,akomodasi Pada ruangan akomodasi, khususnya pada ruangan rekreasi ataupun ruangan mekan kapal atau daerah tempat berkumpulnya awak kapal dalam ruangan tertentu selalu dilengkapi dengan pintu darurat atau jendela darurat yang bertuliskan “EmergencyExit", Setiap awak kapal wajib mengetahui dan terampil menggunakan jalan-jalan atau lintasan- Tintasan darurat tersebut, Dalam kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan digunakannys laluan umum yang tersedia demi kesclamatan lintas darurat. Disamping itu semua awak Kapal demi kesclamatannya wajib memperhatikan tanda-tanda gambar yang menuntut s¢\17} orang untuk memuju atau memasuki maupun melewati laluan ataupun lorong darurat pada saat Keadaan duraruat. Kelalaian atau keteledoran hanya akan menyebabkan kerugian baci dir sendiri bahkan melibatkan orang lain, ‘Tanda/Sign Jalan menuju pinta darurat (emergency exit) ditandai dengan panah berwama putih dengan Papan dasar berwarna hijau. Pada kapal penumpang, di ruang penumpang dan ruang awak kapal pastikan tersedia tangga/jalan menuju embarkasi dek sekoci penolongdan rakit penolen Bila ruang berada di bawah sekat dek (bulkhead deck) tersedia dualintas penyelamatan diri da: tuang bawah air, salah satunya harus bebas dari pintu kedap air. Bila ruang tersebut berada di atas sekat dari zona tengah utama (main vertikal zona)harus tersedia minimal dua lintas penyelamatan dir. Dari kamar mesin akan tersedia dualintas penyclamatan diri yang terbuat dari tangga baja yang terpisah satu dengan yang lainnya. 7.2.Komunikasi Intern dan Sistem Alarm Dalam Keadaan darurat sangat diperlukan komunikasi dan sistem alam yang efisien.Tiupan yang igunakan sebagai komunikasi darurat dalam meninggalkan kapal adalah isyarat bunyi (sua:2 onceng atau sirine atau juga dapat dengan mulut. Isyarat yang digunakannya adalah tujuh bunyi pendek atau lebih disusul satu bunyi panjang suling/sirine atau bell listrik. Alarm keadaan darurat lainnya seperti: Kebakaran, orang jatuh ke laut dan yang lainnya tidak diatur secara nasional untuk itu biasanya tiap-tiap perusehaan menciptakan senditi Sekolah Tinggi imu Pelayaran (STIP) — Jakarta 1 Ce ‘7 B. PENCEMARAN 1, Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Laut ‘Sebagai mana kita ketahui bahwa 71% dari dunia adalah perairan laut, dan 2/3 dari seluruh luas Indonesia berasal juga adalab; laut, Luasnya perairan di Indocnsia, maka laut mempunyai fungsi yang sangat strategis, schingga diperlukan perlindungan lingkungan terutama yang berasalpengoperasian kapal. Dalam pelaksanaan perlindungan techadap lingkungan di laut, bust suatu aturan yang berlaku secara internasional yang terkenal dengan MARPOL 73/78. Secara garis besar tujuan MARPOL 73/78 adalah untuk |. Menjaga terkontaminasinya lingkungan laut dari bahan yang merugikan yang berasal dari apa 2. Melokalisir buangan baban-bahan yang merugikan baik sengaja atau tidak, sehingga tidak meluas ke yang lebih besar 3. Membua¢ aturan dan prosedur dalam pelaksanaan pencegahan pencemaran. 2. Dampak Pencemaran Terhadap Lingkungan Laut aut yang terbentang luas berfungsi sebagai: 1. Tempat berkembang biaknya binatang laut dan tumbub-tumbuban laut (marine recoras) 2. Tempat pariwisata dan olah raga laut 3. Lalu lintas transportasi laut 4. Sebagai produksi tambang S. Produksi air tawar 6. Scbagai suinber energi 7. Dan lain-lain. Keberhasilan fungsi di atas sangat dipengaruhi oleh polusi kapal yang memberikan dampak sangat besar dalam penembangan fungsi laut. Sebagai contol; bahwa kehidupan ikan di laut mempunyai siklus dengan plankton, phyto plankton, 200 plankton, ikan kecil dan ikan besar, serta ikan tersebut menjadi makanan dari manusia, Phyto plankton dan plankton yang hidup di 20 Emergency Procedures permukaan air membutubkcen sinar matahari untuk berkembang. Apabila terjadi limpahan kimia atau minyak,akan berpengaruh langsung terhedap kehidupannya, sedangkan plankton ini sangat diburuhkan oleh ikan kecil. Dengan terputusnya siklus iken ini akan langsung mempengaruhi berkembang-biaknya jkan di laut Tumpahan minyak atau bahan Iain juga akan berpengaruh langsung tethadap daerah perairan, schingga diperlukan adanya suatu kesadaran dari manusia akan bahaya polufi,terutama yang berasal dari kapal. 3. Peraturan Pencegahan Pencemaran (Konvensi MARPOL 73/78) Konvensi MARPOL terdiri dari 20 artikel, 2 protokol dan 6 annexes. Konvensi ini, diberlakuken ‘untuk semua kapal dari tipe apapun yang dioperasikan di laut, kecuali kapal perang dan kapal pemerintah yang tidak di komersilkan. Annex yang mengatur tentang pencegahan pencemaran tersebut adalah sebagai berikut: Annex I: Peraturan tentang pencegahan pencemaran dari kapal oleh minyak 2, Annex II : Peraturan tentang pencegahsn pencemaran dari kapal oleh bahan cair beracun dalam bentuk eurah 3. Annex IIT: Peraturan pencegahan pencemaran dari kapal oleh barang yang berbahaye dalam bentuk kota 4. Annex IV: Peraturan pencegahan pencemaran oleh kotoran 5. Annex V_ : Peraturan pencegahan pencemaran oleh sampah 6, Annex VIL : Peraturan pencegahan pencemaran udara dari kapal Peraturan pembuangan minyak dari kapal Untuk minyak yang bercampur air dari ruangan kamar mesin, untuk kapal yang berukuran 400 GT atau lebih adalah’ = Kapal harus dalam perjalanan ~ Maksimum kadar minyak yang dapat dibuang 15 PPM = Pembuangan harus mengikuti Bilger Seperator dan Filter vice ~ Harus mempunyai alam-alam stop d Peraturan pembuangan minyak yang berasal dari muatan kapal tanker ukuran 150 GT atau lebih, adalah - Kapal harus dalam keadaan jalan - Pembuangan di lakukan $0 mile dari pantai terdekat | Sekolah Tinggi llmu Pelayaran (STIP) — Jakarta 21 - Kecepatan pembuangan 60 mile per jam = Jumlah yang-dibuang 1/30000 kali jumlah cargo sebelumnya . Untuk memastikan pembuangan ke luar lambung kapal dari kamar mesin sesuai dengan eraturan pembuangan maka perlu memperhatikan peralatan agar bekerja dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada.Peralatan tersebut adalah sebagai berikut |. Oil water separator dar filte=dapat bekerja pada kadar 15 PPM 2. Oil descharge monitoring dan system kontrol 3. Automate stop dan alarm pada DWS 4. Standart sambungan buangan 5. Oil record book Peralatan yang diperlukan untuk kapal tanker adalah : a. Crude oil washing & equipment manual b. Oil record cargo book Segregated ballast tank 4. Dedicated clean ballast tank F e. Oil discharge monitoring ‘ Bahan beracun dalam bentuk curah dapat dikategorikan dalam empat kategori * Kategori A: bahan-bahan cair yang merusak jika di buang ke laut dari kegiatan pembersihan tanki atau pembuangan tolak bara, Bahan ini akan menimbulkan bahaya besar bagi sumber hayati laut,keschatan manusia atau merusak kenyamanan atau peruntukan laut yang sah lainnya.Karena itu dibenarkan untuk melakukan tindakan penanggulangan pencemaran khusus. ‘+ Kategori Bs bahan-bahan cair merusak yang jika dibuang ke laut dari kegiatan pembersitian ‘anki atau pembuangan tolak bare Bahan inj akan menimbulkan bahaya bagi sumber- sumber hayati laut, keschatan manusia, merusak kenyamanan atau peruntukan laut yang sah lainnya. Karena itu dibenarkan untuk melakukan tindakan penanggulangan pencemaran Khusus + Kategori C; bahan-bahan cair merusak yang jika dibuang ke laut dari kegiatan pembersiban 22 Emergency Procedures | tank atau pembuangan tolak bara Baban ini Kurang membahayakan sumber-sumber hayati laut, keschatan manusia, merusak kenyamanan atau peruntukan laut yan sab lainnya Kerena itu memertukan cara kerja khusus. * Kategori D; bahan-bahan cair merusak yang ji pemersihantanki atau pembuangan tolak bara Bahan ini akan menimbulkan bahaya yang rmudah dikenal bagi sumber-sumber hayati laut, Kesehatan manusia, atau menycbah’ dibuang ke laut dari kegiatan Kerusakan minimumbegi Keayamanan aiau peruntukan laut yan sah lainnya. Karena itu ‘memeriukan suatu perhatian didalam syaratsyarat kerja. Peraturan Pembuangan © Pembuangan bahan-baban Kategori A berupa cucian tanki,sisa lain atau campurar mengandung bahan-bahan A ini barus dilarang Jika tanki yang berisi bahan-bahan ate: campuran kategori A ini haus dicuci, sisa-sisa yang dihasilkan harus dibuang ke fasilitas ppenampungan hingga kadar kandungannya sama atau dibawah kadar sisa tank sampai tank itu kosong.Dengan syarat bahwa sisa yang tertinggal dalam tanki secara terus-menerus Giencerkan dengan menambah sedikit airKurang dari 5 % volume seluruh tanki sisa itu boleh dibuang kelaut bilamana syarat-syarat berikut dipenuhi,yaitu : © Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan keéepatin sekurang-kurangnya 7 kno bagi kapal bertenaga penggerak sediri atau sekurang-kurangnya 4 mil setiap jam (knot) bagi kapal yang tidak bertenaga penggerak sendir. © Pembuangan dilakukan di bawah garis airdengan memperhatikan letak saluran masuk air laut. © Pembuangan dilakukan pada jarak tidak kurang dari 12 mil laut terhitung oor daratan terdekat dan di kedalaman air yang tidak kurang dari 25 meter + Pembuangan bahan-bahan kategori B ke laut sebagaimana diterapkan dalam peraturan 3 (1) (©) lampiran ini atau yang untuk sementara wakru dinilai seperti itu atau air tol bare ate” sisa-sisa lain atau campuran yang mengandung bahab-baban demikian dilarang kecusi: 0. syarat-syarat berikut dipenuhi © Kapal sedang meneruskan pelayaran dengan kecepatan sekurang-kurangnya 7 bagi kapal bertenaga penggerak sendiri atau sekurang-kurangnya 4 mil setiap 4: (knot) bagi kapal yang tidak bertenaga penggerak sendiri, | Sekolah Tinggi imu Pelayaran (STIP) — Jakarta 22 24 Prosedur dan penataan untuk pembuangan disetujui oleh pemerintah.Prosedur dan penataan demikian harus didasarkan tas patokan yang dikembangkan oleh organisasi dan haris menjamin bahwa kadar dan kecepatan buangan adaleh sedemikian rupa schingga bahan itu dijejak air belakang kapal tidak melampaui satu per sejuta bagian. Jumlah maksimum muatan yang terbuang dari masing-masing tanki dan saluran pipe yang berhubungan dengan tanki tidak melampaui jumlah maksimum yang disetujui dengan prosedur yang teracu pada sub paragaraf (b).Paragraf ini dalam keadaan bagaimanapun tidak melampaui nilai yang lebih besar dari satu meter kubik atau 1/3000 kapasitas tanki dalam meter kubik. Pembuangan dilakukan dibawah garis air dengan memperhatikan letak saluran masuk air laut, Pembuangan dilakukan satu tempat yang jaralnya tidak kurang dari 12 mil laut dari ‘partivipation). ‘= Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban (accountability) dalam bidang keselamatan kerja. + Panitia keselamatan kerja (safety commitee). * Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja. * Sistem untuk menentukan bahaya, baik yang potensial melalui inspeksi, analise pohon egagalen (fault tree analysis). Anslisa keselamatan (job safety analysis), observasi keselamatan pekerjaan (job safety observasi). Incident Recall Technique dan lain-lain maupun yang telah menjadi penyelidikan kecelakaan (accident investigation): * Pencegahan secara teknik; melalui pengawasan teknik, perlindungan mesin, al: kkeselamatan (safety device), perlindungan perorangan (personal protective equipicit) Program medis, pengendalian lingkungan dan tata rumah tangga; seperti yang telah dikemukakan pada pembicarann tentang lingkungan fisik dan manusia didepan. + Prosedur pemilihan, penempatan dan pemindahan pegawai serta program pembinae | Sekolah Tinggi timu Pelayaran (STIP) - Jakarta 3¢ + Program motivasi yang meliputi: Indoktrinasi keselamatan kerja, pertemuan Keselamatan kerja dan laii-tain (lihat sub-sistem manusia. + Enforcement dan supervission + Emergency action plan (rencana tindakan darurat). «Program pengendatian kebakaran, + Pengendalian tuntutan dan biaya kebakaran ganti rugi + Penilaiun efektivitas program keselamatan kerja melalui catatan dan analisa kecelakaan,pelaporan kecelakaan, audit keselamatan, perhitungan biaye dan lain-lain. ‘Tampak bahwa dalam program keselametan kerja yang harus dilaksanakan manajemen tersebut tercakup usaha-ustha yang menyangkut sub sistim lingkungan fisik dan manusia,Semua kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam program ini sering disebut sebagai sistim keselamatan (safety system), karena yang satu berpengaruh terhadap lainnya membentuk suatu sistim, Perlu diingat tidak semua komponen program keselamatan kerja ini harus dilakukan serempak, tetapi hendaknya diantara komponen ini dipilih mana yang prioritasdan sesuai dengan keadaan serta keterbatasan yang ada dilam perusahaan, Jadi pendekatan yang kita anut dalam pemecahan musalah kecelakaan harus didasarkan pada keadaan setempat atau situasional contingancy approach). Penyusunan program ini harus dilakukan oleh petugas keselamatan kerja, kemudian ia menyampaikannya kepada manajemen teras untuk dipertimbangkan mana yang akan dilaksanakan sesuai dengan prioritas yang ada. 7. Peralatan Kesclamatan Kerja Dalam pasal 12b, 12e UU No. | Tahun 1970 disebutkan bahwa tenaga kerja diwajibkan: * Memahami alat-alat pelindung diri * — Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam pasal 13 disebutkan: Barong siapa yang akan memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati"semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan memskai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan”, Dan perusahaan diwajibkan secara cuma-cuma menyediakan semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut (pasal 14) 40 Emergency Procedures | a.Alat keselamatan kerja Ada dua macam alat-alat pelindung/keselamatan, yaitu untuk mesin-mesin dan alat-alainn | Alat-alat ini sudsh disediakan sendiri oleh pabrik untuk para pekerja (personal safetyequipment) guna melindungi pekerja dari bahaya yang mungkin menimpa sewaktu-waktudalam menjalankan tugas, Alatalat pelindung/keselamatan tersebnt adalah © Alatalat pelindiiig batok kepala + Alat-alat pelindung muka dan mata * Alatalat pelindung badan ‘+ Alatalat pelindung anggota badan (lengan dan kaki) + Alatalat petindung penafasan * Alat-alat pencegah jantung © Alat-alat pelindung pendengaran © Alatalat pencegah tenggelam b,_Kegunaan alat kesclamatan kerja Alut- Alat Keselamatan Kegunaan/Pemakaian ] 1. [Topi keselamaten Pelindung batok Kepala dari tertumbuknya dan) |dari benda-benda yang jatuh. 2. | Topi penyemprot pasir [Pekerjaan menyemprot dengan pasir atau] Ibekerja datam- tanki dengan memakai tali/ line penolong. 3. |Kap jas tangan/dipegang Pelindamg-muka din mata waktu mengelas| istrik J4. |Kap las kepala [Pelindung muka, mata dan batok kepale waktu Imengelas dengan listrik, IS. }Petindung muka’ [Mengadah atau bekerja dengan ramuan-ramuan| kimi A IMengasah, © menetak, bekerja dengan] \6. |Pelindung mata catia bie. Mengelas mata las [Mengelas dengan gas karbit Kaca mata karet [Bekerja dengan debu-debu K [Kerja mengecat, menetak beton dan] 9. |Kaca mata keselamatan scbecaioyt " | Sekolah Tinggi limu Pelayaran (STIP) — Jakarta 4 TO. |Pelfadung mata Kedok (ang]Mengasah, menetak (erutama bagi yang memakal kacl dibuka) jmata). 11. | Pelapis dada las dari kulit la. Mengelas karbit’dan listrik - lb. Menempa, menuang dan kerja hangatlainays. 12,_[Pelapis dada karet hitam ~_|Bekerja, dengan ramuan-ramuan kimla. 13. | Petapis dada dari k ih ja. Bekerja di instalasi TEL. + | elepis dedi karerpeaih |, ajernbersibhon tank bensin yang, mengeadung TEL. 14. | Sarung tangan asbes [Kerja panas, uang-menuang, membengkak-kan pipa, bukal jtutup kerangan uap yarig panas dan sebagainya_ 15, | Sarung tangan kain | Kerja kotor yang ringan sekali mematri, mencat menyemprot| cat. TS [Serung tangan untuk kerjale Pekedaan Konsirukal yang ringan ringan Jé Pekerjaan pengakutan yang ringen Je Membukst kerang-kerangan wap 17, | Sarung tangan untuk a. Pekerja pengangkutan yang berat, buka titup. keraug, Kerang yang panas. b. Bekerja dengan berani dan juga untuk tukang api 1, | Sarung tangan les eogelas Hist Gan yas Karbit 19. | Sarung tangan untuk Bekerja pada iubungan-hubungan Watrk 20, |Sarung tangan karet Ja. Bekerja dengan ramuan-ramuan kisnia. lb. Bekerja dengan gemuk-gemuk yang kotor ja Bekerja di instalast TEL 24. il Sauna tanga, eet put stesberathcen tnkl-anid Gonwin yang mengandong (plastik) TEL 22. [Petindung lengen dari kulit —_[Mengelaslisuik karbit 23. | Sepatu karet panjang la. “Bahan-bahan kimia (asam garam, soda asam belerang| dan sebagainya) b. Komponen minyak kasar (bensin, minyakdan gas) Jc. Kerja tanah dan kerja kotor lainnya. 42 Emergency Procedures | [24 |Sepatu kegelamatan Pelindungea jarijari Kaki dari tembakan atau tenimpa] benda-benda jatuh/berat - fa Bekerja di instalan TEC 7 25. |Sepatu karet panjang putih a b. Membersihkan tanki-tankibensin yang rvengandung| 26. | ; 7 . |Sepatu karet panjanghitam . mee Pekerjaan tanah sampai paha 27. [Pelindung kaki dari kult Mengelas listrik, karbit, kulit menemapa dan untuk pekerjaan twang menuang, [28. | Topeng gas hitam Dipakai dengan canister-canister di udara Tuar sekall-kall tidak boleh dalam tanki [Canister SH untuk CO2 | CC“ Onganik | A“ Ammoniak GG _*Cloor | D> “co | | Topeng gas pal Dipakai of udara Tuar pada Instalasi TEL dengan Canister icc. 30. |Topeng udara segar. Bloman|Membersihkan tank-tanki Jang belum bebas dari gas, untuk Mask ipekerjaan-pekerjaan menolong dan dilengkapi dengan tali |penolong serta senantiasa memberikan udara bersih 31. |Topeng udara Untuk pekerjaan menolong, blow out dan sebagainya. 32._|Topeng penahan debu Beekerja dengan sebu, semen dan belerang [33._|Topeng penahar debu Bekerja dengan debu, semen dan dipakai diudara luar 34. | Topeng gas untuk bahan Bekerja di dalam gas-gas organik di luar udara 35. [Tali pinggang keselamatan _|[Dipakai pada pekerjadn yang tingginya 2,5 m keatas bergas| lyang baik. 36. Dipakai pada pekerjaan di atas mesin yang sedang berputar, lata dimana tidak mungkin memakai tali pinggar| keselamatan | Sekolah Tinggi imu Pelayaran (STIP) — Jakarta 43 137. |Pengeruk * Pekerjaan menemukan orang yan jatuh terbenam dalam) lair, atau barang-barang yang terjatuh dalam ait. [38. [Ear plug (sumbat telinga seperti|Dipakai untuk mengurangi suara yang masuk telings Karet kecil yang dimasukkan ke} dalam telinga) |39. | Ear muff (tutup telinga) [Dipakai untuk mengurangi suara yang bemada tinge atau keras. Life jackeU/pelampung —pada| ‘waktu dipakai sipemakai/dagu [Dipakai oleh pekerja yang bertugas di atds air perairan, ldimana penggunaan tali pinggang keselamatan tidak Imungkin dipakai. 8.Memasuki Ruang Tertutup di Ruang Kapal Pada ruang-ruangan tertutup seperti palkah, tanki, ruang pompa, koferdam, gudang/store yang tidak berventilasi baik bisa terdapat kemungkinan timbul gas beracun atau ap berscun atau berkurangnya kandungan oksigen. Contohhya: Ruangan yang telah diisi dengan muatan dapat terbakar Ruangan yang telah dimuat muatan beracun, korosi dan menyerap oksigen Palka, tanki ballast atau ruang lainnya setelah difumugasi atau digaslembankan, Ruang boiler, dapur atau ruang mesin pembakaran dalam. Ruangan muatan dingin yang menggunakan tata expansi langsung dimane terjadi kebaloaran Rusng yang baru selesai di las Ruang yang bare terjadi kebakaran ‘Ruang yang bersebelahan dengan ruang-ruang di atas: a, Berkurangnya kandungan oksigen 1. Bila suatu tanki kosong tertutup dan tidak dibuka dalam jangka waktu relatif lama, kan- 44 dungan oksigen akan berkurang karena digunakan oleh baja dalarn proses karat. Oksigen juga dapat berkurang pada ketel yang tidak digunakan yang telah diberi bahan kimia penyerap Emergency Procedures | oksigen sebagai pencegahan karat, Pengurangan oksigen dalam palka juga dapat terjadi bilamana digmakan untuk memuat yang menyerap oksigen seperti: sayur-mayur yong ‘membusuk atau fermentasi, irisan kayu, produk dari baja yang mulai berkarat dil 2. Hidrogen dapat terjadi dalam tanki muatan yang diberi perlihdungan latodis. Konsentrasihidrogen mungkin masih terdapat di bagien atas kompartemen, schingga mendesak oksigen. ‘ 3. Jika CO atau uap digunaken untuk memadamkan kebakaran maka kandungan oksigen2akan berkurang dalam ruang tersebut. 4. Penggunaan Penggunaan gas lembam permanen pada ruang muat kapal tanker, b.Pengujian Oksigen, Gas dan Uap Sebelum memasuki ruang di atas perlu dilakukan pengujian/test terlebih dahulu tethadapoksigen, gas dan uap sebelum dinyatakan aman, Pada prinsipnya terdapat tiga tipe peralatan untuk pengujian atmosfer dalam ruang tertutup yaitu: * The combusible gas indicator (explosimeter) * The chemical absorbtion type of detector The oxygen content meter Explosimeter dapat mengukur keberadaan dan kandungan uap hindrokarbon di udara. Alat ini tidak cocok untuk mendeteksi gas dan uap dengan konsentrasi terlalu rendah, tidak mengindikasikan penurunan kandungan oksigen atau presentasi kandungan hidrogen dan juga tidak mengukur kandungan racun dalam atmosfer. Chemical absorbtion detector terutama berguna untuk mendeteksi keberadaan gas dan usp tertentu pada threshold limit value levels Threshold limit values (biasanya menunjukkan gas dalam PPM) berkaitan dengan tingkat penunjukkan harian untuk delapan jam, rata-rata konsentrasi yang dapat ditoleransi dan merupakan petunjuk yang berguna dalam mengontrol bahaya dalam ruang tertentu. Zat yang dapat ditentukan secara teliti detektor ini adalah berzene dan hydrogen sulphide. Oxygen content meter harus dimiliki etiap Kapal dan harus digunakan untuk mengukur presentasi kand oksigen di dalam ruang yang dicurigai terjadi kekurangan oksigen c.Tindakan Memasuki Ruang Tertutup 1) Bila peru untuk memasuki ruang tertutup maka tindakan penting berikut perlu diperintahkan: | Sekolah Tinggi IIlmu Pelayaran (STIP) — Jakarta 45 + Identifikasi bahaya potensial + Pastikan bahvwa rasngan aman dari zat bahaya «© Keluarksan gas dan sampah serta bahan yang menimbulkan gas dari ruangan. ‘© Uji kandungan gas beracun dan oksigen ‘+ Awak kapal dilatih dan diinstruksikan bertindak yang aman. Lengkapi dengan cukup peralatan keselamatan —! « Organisasi tim penyelamat dan P3K 2) Nakchoda dan perwira yang bertanggung jawab harus benar-benar memperhatikan setiap bahaya yang relevan dan persoalan yang mungkin akan terjadi. + Tidak diperkenankan orang memasuki muang tertutup atau ruang yang belum dikenal ijin Nakhoda atau perwira yang bertanggung jawab, bagi yang akan masulk, tindakan-tindakan eselamatan yang perlu harus dilakukan. + Ruang yang akan dimasuki harus diberi ventilasi sebelum dimasuki, Ventilasi harss terus dijalankan selama ruang tersebut dimasuki termasuk pada saat-saat istirahat pendek (akan), bila terjadi kerusakan pada ventilasi orang yang di dalam harus segera keluar + Bilamana memungkinkan pengujian atmosfer ruangan yang akan dimasuki harus diujiftest pade tingkat yang berada kandungan oksigen dan gas atau wap beracunaya Tes selanjutnya harus dilakukan secara berkala sesuai dengan tingkatnya pada seat-orang berada di dalam ruang itu + Bilamana Nakhoda atau perwira yang bertugas juga ragu-ragu atau basil pengyjtan kandungan oksigen/gas/uap dan ventilasi, maka alat bantu pemapasan (breathing apparatus) aris digunakan, + Alat penolong pemapasan (resuscition equipment) dan regu penolong harus disiapkan pada pintu ruang yang akan dimasuki, * Orang yang bertanggung jawab harus tetap berada di pintu masuk selama ruang tersebut dimasuki. istim Komunikasi harus memadai dan telah diuji untuk komunikasi orang yang berada didalam ruangan dengan orang yang berada di pinta masuk, 46 Emergency Procedures | lambang nir-verbal (nir-verbal symbol), yang saat ini bissanya digunakan dalam situasi tertentu, yaitu berupa Kial (gesture) yakni gerak anggota tubuh, gambar, wama dan lain sebagwitvs Proseskomunikasi komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan kepada oranglain menggunakan alat bantu atau media (channel). Dalam menjelaskan proses komunikasi tersebut secara utub, akan lebih mudah dengan menjawab Suatu “paradigmatic question”, yaitu:” Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effect”. Jawaban atas paradigmaticquestion tersebut sekaligus merupakan unsur-unsur komunikasi, yaitu: ‘* Communicator (komunikator = pengirim) — —->Who Message (pesan = pikiran dan perasaan; sctelah diolah, pesan komunikesi menjadi informasi) -->Says What * Media (alat = channel) >In Which Channel ‘+ Receiver (penerima = komunikan) >To Whom + Effect (hasil = feedback = tanggapan) > With What Effect Dari pengertian di atas maka petugas komunikasi di ates kapal mempunyai tanggung jawab sebaga: berikut: ct )Pengirim berita (informasi), bertugas: -Menentukan formulir berita -Mengirim berita -Memilih penerima berita -Memilih channel “Memerlukan feedback. Kecuali itu perlu pula diperhatikan tentang -Penerima -Perbedaan daya tangkap Feedback (respons) b)Penerima berita (informasi) adalah orang yang berhak menerima berita atau informesi Bila pengirim mengirimkan berita tetapi tidak ada penerima, itu bukan komunikasi melainkan hanya ekspresi. Kadang-kadang supervisor gagal mengadakan komunikasi karena penerima yang dituju tidak menerima berita sama sekali. Kegagslan ini dapat diperbaiki dengan jalan lebib hati- ‘Sekolah Tinggi llmu Pelayaran (STIP) — Jakarta 49 hati memilih cara/mode pengiriman dan mengontrol konteks secara peshatian situasi Kondisi dan karakteristik penerima. Penerima bertugas: + Menerima berita yang dikirimkan + Menginterprestasikan berita + Mengirimkan kembali feedback kepada sumber berita + Melakukan sesuatu sesuai dengan komunikasi Menerima berita dilakukan dengan: ‘+ Mendengarkan bila pengirim berbicara ‘+ Membace bila pengirim menulis surat ‘+ Melihat bila pengirim bersaksi ‘+ Kemudian menginterpretasikan berita sebagai kebaikannya memformulasikan berita yang perlu diketahut Feedback/respons yang efektif merupakan komponen komunikasi efektif. Bila penerima tidak mengirim feedbacl’respons, komunikasi yang terjadi hanya searah (one way communication) ©) Berita F Berita adalah informasi yang dikirim.“Ada dua macam berita: * Berita primer; yaitu kumpulan informasi yang akan dikirimkan oleh pengirim + Berita sekunder; yaitu koleksi informasi yang dikitimkan bersama-sama dengan pengaruh konteks, tingkah laku dan emosi Seorang komunikator harus mengetahui dan menyadari bahwa: * Dia sckaligus mengirimkan berita primer dan sckunder, yaitu berita yang terdiri dari informasi yang sudah dipengaruhi oleh konteks, tingkah laku dan emosi + Berita yang diformulasikan dan dikirim tidak akan sama dengan berita yang diterima dan diinterpretasikan oleh penerima. Berita dapat dibagi dalam 3 tipe: * Dalam bentuk pertanyaan * Dalam bentuk informasi * Dalam bentuk perintah atau instruksi. 50 Emergency Procedures | Namun perbedaan tidak terlalu menyolok. Pertanyaan yang datangnya dari seorang atasan kepada bawahannya sebenamya merupakan instruksi. Sebab itu perintah seorang supervisor dapat disusun sebsgai pertanyaan, tetapi supervisor harus yakin bahwa bawahannya akan menginterprestasikan itu sebagai instruksi. Bila gagal, supervisor dapat mengalabkan dirinya sendiri ) Mode Secara singkat mode dapat diartikan sebagai cara bagaimana berita dikirimkan dan diterima. Ada tiga cara mengirim yaitu: “Berbicara *Menulis *Berreaksi Sebaliknya ada tiga cara menerima yaitu *Mendengar *Membaca *Meli Apabila pengirim berita itu berbicara maka penerima akan mendengarkan dan seterusny. Tetapi ada juga pengirim yang sekaligus berbicara, menulis dan bereaksi seperti halnya seorang guru yang sedang mengajar di depan kelas. ©) Media Adalah alat-alat yang dapat membantu menyampaikan berita misalnya telepon, TV. Film, Video, Tapes, Memo, Surat, Buku Gambar, dan sebagainya. Sedang Channel. berart penghubung langsung antara pengirim dan penerima yang mencakup baik mode dan media. Misalnya scorang supervisor ingin memberiken instruksi kepada bawahan, secara lisan, maka ‘2 menggunakan mode berbicara dan dia tidak ingin memanggilnya ke kamar maka ia akon memakai media telepon. Hal-hal lain yang perlu diketabui dalam komunikasi adalah konteks, gangguan, empati + Konteks; adalah situasi, kondisi yang menyertai terjadinya komunikasi termasuk wakn: tempat, pengirim dan penerima serta saling hubungannya, tujuan komunikasi dan fektor- faktor lain, Kesemuanya itu disebut konteks. Apabila seorang komunikator memperhatis konteks dimana komunikasi itu akan terjadi, maka hasil komunikasinya akan lebih efektif. * Gangguan; yaitu semua faktor yang dapat merusak komunikasi termasuk fisikt dan psikologi. Gangguan dapat terjadi pada suatu ketika di dalam proses atau berhubungan éengan salah satu clemen di dalam sistem. Misalnya, penerima tidak dapat menerima berit2 Sekolah Tinggi llmu Pelayaran (STIP) — Jakarta 51 dengan bails karena gangguan yang ditimbulian oleh pembicara dalam bentuk tingkah laku ‘yang tidak menarik, dan sebagainya . = Empati; adalah usaha untuk menempatkan dirinya pada diri orang lain dengan cara memperhatikan wajth, atau mendengarkan intonasi suara, atau melihat mimik bicara atau melihat lewat mata orang lain dan mata sendiri, Sebelum membuat berita, pengirim hendaknya memperhatikan latar belakang pendidikan, keablian, status sosial, jabatan dan sebagainya dari penerima itu. Tujuannya adalah bagaimana sebaiknya sebuah berita dikirimkan kepadanya agar dapat diinterpretasikan sedekat mungkin dengan keinginan pengirim, Fmpati tidak mudah dilaksanakan karens mengandung implikasi macam-macam. Salah satunya ialah bahwa pengirim nanti takut kehilangan pegangan karena terlalu banyak kena pengaruh Juar atau terlalu membuka dir Seorong analis akan mengatakan bahwa elemen-elemen dari satu sistem itu saling berinteraksi dengan berita, Karena dia yang menciptakan dan mengirimnya, selanjutnya berita mempengarubi si penerima dengan memberitahukan sesuatu yang belum diketahui sebelumnye, Dengandemikian setiap elemen di dalam sistem saling mempengaruhi. Dengan kata lain, pengirim mempengarult berita, channel dan penerima, sedang penerima mempengaruhi berita, channel dan pengirim, demikian seterusnya. Pada umumnya seorang komunikator tidak hanya akan mengatakan sesuatu tanpa tajuan, tetapi dia mencoba menyampaikan ide kepada orang lain. Dan penerima tidak hanya mendengar dan membaca berita itu, tetapi ia harus mengerti, Selanjutaya pengirim harus mengetahui bahwa penerima telah mengerti dengan baik berita yang disampaikannya, dan melakukan perintah bila ada. Inilah komunikasi yang berhasil. Sebab itu penyampaian berita bukanlah tujuan utama dari komunikasi. Tetapi komunikasi dimaksudkan agar penerima melakukan sesuatu, Dengan demikian dapat disimpulkan babwa informasi disampaikan untuk mempengarubi tingkah taku penerima berita. Sukses penyampaian berita tergantung pada apakah berita itu diterima akan diketahui dengan baik, tergantung pada pengitiman dalam menentukan cara penyampaian dan Konteks komunikasi. Unsur yang lebih penting ialah motivasi penerima untuk dapat membentuk tingkah laku sesuai keinginan pengirim. 52 Emergency Procedures | Bekerja di kapal dengan berkumpul bermacam suku bangsa, komunikasi mempunyai peranat: yang sangat penting. Dengan mengadakan komunikasi orang menerima dan mengirim inform: ‘memberiken instraksi dan saran-saran, mempraktekkan motivasi, kontrol dan sebagainya Dengan komunikasi orang dapat menunaikan tugasnya, sebab itu lazim diketahui bahwa sukses tidaknya seseorang pimpinan tergantung kepada kemampuannya untuk berkomunikasi secars efektif dengan bawahannya, Seorang engineer tidak akan menjalankan mesin, tetapi lews Komunikasiinstruksi, dia menyuruh bawahannya untuk menjalankan mesin itu untuknya Jelasnya kita ketahui bahwa komunikasi akan berhasil dengan baik bila hal itu dijalankan tide: dari satu pihak saja. Komunikasi dua arah merupakan salah satu cara untuk mendapatkah hasil yang sempurmna, Dalam kasus tersebut di atas, pekerjaan akan selesai dengan baik bila ia dapat men yampaikar instruksi dengan baik kemudian bawahennya dapat mengerti instruksi itu dengan baik pula serta selanjutnya dia dapat memberikan feedback/respons yang berharga dan yang akan diperhatikan oleh engineer tersebut. Pada suatu perusahaan efeitivitas suaty organisasi dapat dilibat dari kemampuannya untuk menyampaikan informasi secara tepat, relevan dan dapat dimengerti oleh karyawannya. Deng mengadakan komunikasi suatu perusahaan menerima, mengirim informasi, memberikan instruksi, saran-saran mempraktekkan motivasi, kontrol dan sebagainya, Adapun komunikasi yang terjadi dalam kegiatan pekerjaan antara lain: = Memberi perintah = Melapor = Menegur * Memberi nasihat = Mengeluh © Menilai Dalam suatu perusahaan alur komunikasi dapat dibedakan: * Komunikasi horizontal Dalam komunikasi horizontal, interaksi/komunikasi berlangsung dalam suatu tingkatan hirarki yang sederajad, | Sekolah Tinggi limu Pelayaran (STIP) - Jakarta 53 = Komunikasi vertikal ‘Dalam komunikasi vertikal interaksi/komunikasi berlangsung dari atas ke bawah atau sebaliknya. Ditinjau dari sifatnya komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Pada saluran komunikasi formal, diperlukan instruksi dan pengarahan yang dilakukan oleh tingkat perwira (manajemen). Komunikasi formal diperlukan untuk menyakinkan bahwa_ instruksi mencapai tujuan, khususnya dalam pelaksanaan, perencanaan, pengawasan dan untuk memelihara integritas perusahaan. Komunikasi vertikal ke atas misalnya laporan atau bawahan melaporkan ke stasan, Kecenderungannya, penggunasn komunikasi lebih banyak dilakukan pada alur Komunikasi vertikal. Meskipun komunikasi formal diperlukan dalam setiap perusahaan, saluran komunikasi yang formal sifamya tak kalah penting juga Komunikasi informal dapat dilaksanakan melalui pengertian atas kegunaannya dan akan sangat_membantu dan mendukung apabila digunakan secara tepat. Kecenderungan penggunaan bentuk komunikasi ini lebih banyak digunakan pada alur komunikast horizontal. 3. Hambatan-Hambatan Komunikasi ©” ‘Hambatan-hambatan dasar dalam komunikasi dikatakan sebagai gangguan (noise), yang pada umumnya terdiri dari: a.Gangguan mekanik (mechanical, channel noise) ‘Yaitu gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh ialah gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio Karena pemancar berdekatan, gambar yang meliuk-liuk atau berubah-ubah pada layar televisi, huruf yang tidak jelas, jatur huruf yang terbalik atau halaman sobek pada surat kabar. b.Gangguan semantik (Semantic noise) Yaitu gangguan yang berkaiten dengan pengertian atas bahasa yang digunakan. Pada hakekatnya orang yang terlibat dalam komunikasi menginterpretasikan bahasa yang menyalurkan suatu pesan dengan berbagai cara, karena itu mereka mempunyai pengertian yang berbeda. Seorang komunikan (penerima) mungkin menerima suatu informasi (pesan) dengan jelas sekali,baik secara mekanik maupun secara phonetik - secara fisik dengan keras dan jelas — tetapidisebabkan kesukaran pengertian (gangguan semantik), komunikasi akan menjadi gagal. 54 Emergency Procedures | Artinya tidak terjadi kesamaan pengertian antara pegitim informasi (komunikator) dengan penerima (komutitkan) Berikut akan dilihat hambatan-hambatan teknis yang menyebabkan komunikasi menjadi tidak efektif, yang walaupun dikemukakan secara terpisah akan tetepi pada umumnya hal itu terjadi bersamaan, yaitu: 1) Media yang kurang sempurna/rusak Ini disebabkan karena media komunikasi terhambat, tusak, tidak lengkap, tidak jelas day sebagainya. Media komunikasi dapat dibedakan sebagai media yang verbal dan non verbal. ‘Yang verbal adalah buku, majalah, laporan, video, tape, televisi dan sebagainya. Yang non verbal adalah photo, lukisan, slede dan sebagainya. radio atau telepon yang rusak tidak dana menjadi media yang baik. Termasuk disini adalah hambatan bahasa (verbal) Formulasi berita dengan kata-kata dapat setepatnya melukiskan apa yang sebsbnys dikehendaki oleh pengirim, ini disebabkan karena banyak kata mempunyai arti lebih cari satu, Sebagian besar kata-kata hanyalah merupakan perkiraan dan penyederhanean buah pikiran yang akan kita cctuskan. Hambatan lain, banyak orang mengira bahwa kats-: * thempunyai arti pasti, tetapi sebenamya kata-kata mempunyai hanya merupakan symbo! untuk benda. Sebab itu mempelajari bahasa dengan baik untuk berkomunikasi adalah mutlak 2) Feedbach/tanggapan/respons yang kurang jelas Ketika pembicara mengirimkan berita, secara temu-muka atau lewat telepon ia aki! menerima feedback/respons dari penerima, yang menunjukkan bahwa pengiriman dav penerimaan efektif. Feedback yang secara efektif dikirim dan diterima, merupakan mekanisme pengatur yang dipakai pembicara untuk penyesuaian pengirim + selanjutnya, Feedback/respons dapat dipakai untuk checking bila ada gangguan yang ‘merusak penerimaan. Tanpa feedback/respons berarti komunikasi gagal. Sebab itu feedback/respons merupakan ‘elemen penting dalam komunikasi, Tetapi sayang bahwa tidak sesuai feedback lengkap dan ‘mempunyai arti untuk komunikasi ‘Sekolah Tinggi limu Pelayaran (STIP) — Jakarta 55

You might also like