You are on page 1of 18

CASE REPORT

CASE REPORT

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN
PENURUNAN KESADARAN PADA ANAK

Oleh:

Dinda Delfina NIM. 2208436594

Intan Wirdatul Fitriah NIM. 2208436581

Novisa Dwi Utami NIM. 2208436599

Shofiana Nur Islami NIM. 2208436590

Pembimbing:
dr. Hotber Edwin Rolan Pasaribu, M.Si Med, Sp.A(K)

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
PROVINSI RIAU
2023

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 1
CASE REPORT

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN
PENURUNAN KESADARAN PADA ANAK

Delfina D1, Fitriah IW2, Utami ND3, Islami SN4, Pasaribu HER5
1-4
Penulis untuk korespondensi: Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru/Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Alamat: Jl. Diponegoro No. 1, Pekanbaru
E-mail: intan.wirdatul29@gmail.com
5
Staff Dosen KJF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru

Abstrak

Consciousness is the state of being aware of oneself and the environment. Awareness
consists of two aspects, namely wakefulness and responsiveness. Decreased
consciousness in children is an emergency problem that can indicate serious
disturbances in cerebral function. Rapid identification and stabilization of children with
emergency conditions is an important component in patient evaluation and management.
Children in emergency need stabilization of respiratory and circulatory function which
can be identified through a Pediatric Assessment Triangle (PAT) evaluation and followed
by a thorough physical examination and initial treatment for children who experience
decreased consciousness is to maintain an adequate airway so as to prevent brain tissue
ischemia. most important principle. After maintaining an adequate airway, the cause is
identified and treated according to the cause of decreased consciousness. In this paper
we will discuss an 8 year-old boy who was brought to the emergency room at Arifin
Achmad Regional Hospital with decreased consciousness since 8 hours before entering
the hospital which was not preceded by trauma. The patient also experienced 1 seizure
lasting 10 minutes, whole body spasms and eyes looking upwards. After the seizure the
patient is unconscious. Apart from seizures, the patient also complained of very severe
headaches and vomiting containing food. An emergency assessment was carried out
using the Pediatric Assessment Triangle (PAT) with the conclusion that there was an
emergency in the central nervous system, followed by a primary survey initial emergency
steps and then treated according to the cause of the loss of consciousness.

Keywords : Emergency management, loss of consciousness, seizure

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 2
CASE REPORT

Kesadaran adalah keadaan sadar terhadap diri sendiri dan lingkungan. Kesadaran terdiri
dari dua aspek yaitu bangun (wakefulness) dan ketanggapan (awareness). Penurunan
kesadaran pada anak merupakan masalah kedaruratan yang dapat menunjukkan gangguan
yang berat pada fungsi serebral. Identifikasi dan stabilisasi cepat pada anak dengan
kondisi gawat darurat merupakan komponen penting dalam evaluasi dan penanganan
pasien. Anak dengan gawat darurat membutuhkan stabilisasi fungsi respirasi dan sirkulasi
yang dapat diidentifikasi melalui evaluasi Pediatric Assessment Triangle (PAT) dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dan tatalaksana awal pada anak
yang mengalami penurunan kesadaran adalah mempertahankan jalan nafas yang adekuat
sehingga mencegah iskemia jaringan otak tetap merupakan prinsip paling penting.
Setelah mempertahankan jalan nafas adekuat, maka dilakukan identifikasi penyebab dan
ditatalaksana sesuai penyebab penurunan kesadaran. Pada makalah ini akan dibahas
seorang anak laki-laki berusia 8 tahun pasien dibawa ke IGD RSUD Arifin Achmad
dengan penurunan kesadaran sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit yang tidak
didahului oleh trauma. Pasien juga mengalami kejang sebanyak 1 kali durasi 10 menit,
kejang seluruh tubuh dan mata melihat keatas. Setelah kejang pasien tidak sadar. Selain
kejang, pasien juga mengeluhkan nyeri kepala yang sangat hebat dan muntah
menyemprot berisi makanan. Dilakukan penilaian kegawatan menggunakan Pediatric
Assessment Triangle (PAT) dengan kesimpulan terdapat kegawatan pada sistem saraf
pusat yang dilanjutkan dengan primary survey sebagai langkah awal kegawatdaruratan
dan selanjutnya ditatalaksana sesuai penyebab penurunan kesadaran.

Kata kunci: Tatalaksana kegawatdaruratan, penurunan kesadaran, kejang

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 3
CASE REPORT

PENDAHULUAN
Kesadaran adalah keadaan Banyak penyebab dari penurunan
sadar terhadap diri sendiri dan kesadaran merupakan ancaman jiwa
lingkungan. Kesadaran terdiri dari yang membutuhkan intervensi yang
dua aspek yaitu bangun (wakefulness) cepat, karena berpotensi terhadap
dan ketanggapan (awareness). morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
Kesadaran membutuhkan fungsi Penurunan kesadaran merupakan
normal dari kedua hemisfer serebri kegawatan medis dan neurologik
dan ascending reticular activating yang memerlukan intervensi segera,
system (ARAS), yang meluas dari termasuk tunjangan hidup dasar
midpons ke hipotalamus anterior. (basic life support), identifikasi
Proyeksi neuronal berlanjut dari penyebab koma, dan pemberian terapi
ARAS ke talamus, dimana mereka yang spesifik. Evaluasi dan
bersinaps dan diproyeksikan ke penatalaksanaan awal yang terpenting
korteks. Anak yang mempunyai pada pasien penurunan kesadaran
kesadaran normal dapat bangun dan adalah untuk memastikan jalan nafas,
tanggap terhadap apa yang terjadi di pernafasan, dan sirkulasi (airway,
lingkungannya. Penurunan kesadaran breathing, circulation) yang adekuat.
adalah keadaan tidak sadar terhadap Anamnesa dan pemeriksaan fisik
diri sendiri dan lingkungan dan dapat harus difokuskan untuk
bersifat fisiologis (tidur) ataupun mengidentifikasi penyebab dan
patologis (koma atau keadaan progresivitas gangguan kesadaran.
vegetatif). Gangguan pada kesadaran Penting untuk mengetahui tentang
biasanya dimulai dengan ketidak onset munculnya gejala neurologi.1,2
tanggapan terhadap diri sendiri, Penurunan kesadaran dapat
diikuti ketidak tanggapan terhadap merupakan lanjutan dari suatu
lingkungan, dan akhirnya penyakit, akibat yang tidak terduga,
ketidakmampuan untuk bangun.1 penyulit dari suatu penyakit, atau
Penurunan kesadaran pada kejadian yang tidak terduga. Waktu,
anak merupakan masalah kedaruratan lokasi dan durasi gejala awal bisa
yang dapat menunjukkan gangguan memberikan petunjuk penyebab
yang berat pada fungsi serebral. gangguan kesadaran. Penurunan

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 4
CASE REPORT

kesadaran yang terjadi secara tiba-tiba dalam evaluasi dan penanganan


dapat memberi dugaan kejang atau pasien. Anak sakit gawat darurat
perdarahan intrakranial. Penurunan membutuhkan stabilisasi fungsi
kesadaran yang didahului kantuk atau respirasi dan sirkulasi yang dapat
ketidakstabilan dapat memberi diidentifikasi melalui evaluasi
dugaan tertelannya obat-obatan atau Pediatric Assessment Triangle (PAT)
racun. Demam biasa terjadi pada anak dan dilanjutkan dengan pemeriksaan
penurunan kesadaran karena proses fisik secara menyeluruh. Penilaian
infeksi. Selain itu, adanya riwayat umum observasi cepat (< 60 detik)
nyeri kepala dapat memberi dugaan dengan menggunakan PAT
adanya peningkatan tekanan merupakan penilaian
intrakranial. Peningkatan tekanan kegawatdaruratan tanpa memegang
intrakranial dapat menyebabkan anak yang berdasarkan pada 3
herniasi yang dapat mengakibatkan komponen klinis, yaitu penampilan,
kerusakan otak permanen atau usaha nafas, dan sirkulasi. Bila
kematian.1,2 terdapat abnormalitas atau gangguan
Gejala peningkatan tekanan pada pemeriksaan PAT, maka anak
intrakranial antara lain nyeri kepala yang sakit kritis membutuhkan
yang berat, muntah, gangguan intervensi segera berupa stabilisasi
penglihatan, dan perubahan tingkah awal, terapi oksigen, bantuan
laku atau derajat kesadaran. Tanda- ventilasi, bantuan sirkulasi,
tanda klinis peningkatan tekanan pengobatan berdasarkan penyebab
intrakranial adalah edema papil, dan pemantauan/ monitoring.3 Selain
kelumpuhan saraf otak, status mental itu dilakukan identifikasi perburukan
abnormal dan postur tubuh tertentu. kondisi medis pasien anak
Herniasi yang mengancam ditandai menggunakan Pediatric Early
dengan trias cushing yaitu bradikardi, Warning Score/System (PEWS).4
hipertensi dan pernafasan tidak Penanganan anak tidak sadar
teratur.1,2 menurut SKDI memiliki tingkat
Identifikasi dan stabilisasi kemampuan 3B, artinya lulusan
cepat pada anak dengan kondisi gawat dokter harus mampu membuat
darurat merupakan komponen penting diagnosis klinik dan memberikan

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 5
CASE REPORT

terapi pendahuluan pada keadaan Kegawatdaruratan pada pasien


gawat darurat demi menyelamatkan Dengan menggunakan
nyawa atau mencegah keparahan dan Pediatric Assessment Triangle (PAT),
kecacatan pada pasien. Tatalaksana Pada penampilan ditemukan tonus
pada anak yang mengalami pasien baik, pasien tidak respon
penurunan kesadaran adalah terhadap pemeriksa, tidak ada kontak
mempertahankan jalan nafas yang mata dan pasien tidak menangis.
adekuat sehingga mencegah iskemia Kesan terdapat kegawatan pada
jaringan otak tetap merupakan prinsip sistem saraf pusat. Pada usaha nafas
paling penting. Setelah tidak terdengar suara nafas tambahan,
mempertahankan jalan nafas adekuat tidak terdapat abnormalitas posisi
maka dilakukan identifikasi penyebab tubuh, tidak terdapat retraksi
dan ditatalaksana sesuai penyebab interkostal dan tidak ditemukan
penurunan kesadaran.4 pernafasan cuping hidung. Kesan
tidak terdapat kegawatan pada sistem
PERJALANAN KASUS respirasi. Pada penilaian sirkulasi
Nama : An. M. Ikhwan Thorik tidak tampak pallor, mottling dan
Nomor RM : 01133762 sianosis. Kesan tidak terdapat
Tanggal lahir : 02 Desember 2014 kegawatan pada sistem sirkulasi.
Usia : 8 tahun 9 bulan Kesimpulan dari pemeriksaan PAT
Jenis kelamin : Laki-laki yaitu adanya disfungsi pada sistem
Alamat : Jl. Makmur saraf pusat atau metabolik. Lalu
Tanggal masuk: 29 September 2023 dilanjutkan dengan penilaian dan
tindakan primary survey yang
Keluhan Utama mencakup airway, breathing and
Pasien dengan penurunan kesadaran ventilation, circulation, disability dan
sejak 3 hari SMRS. exposure.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 6
CASE REPORT

Primary Survey - Feel : Terdapat hembusan nafas


a. Disability Assessment : Airway adekuat
GCS 6, bentuk pupil bulat, pupil Action : Posisikan pasien, O2
isokor 2 mm/2 mm, refleks cahaya nasal kanul 2 lpm
(+/+), kejang (+). Respon : Jalan nafas baik, tidak
Assessment : Penurunan kesadaran. ada suara nafas tambahan,
Action : pasangkan gelang risiko pengembangan dinding dada
jatuh. simetris kiri dan kanan
Respon : Kesadaran stupor, refleks Monitoring 1 jam : jalan nafas
cahaya (+/+), pupil isokor 2 tidak ada hambatan
mm/2mm c. Breathing & Ventilation
Monitoring 1 jam : pasien delirium, - Pengembangan dinding dada
dan posisi pasien aman adekuat dan simetris kiri dan
b. Airway kanan
- Look : Tidak ada obstruksi pada - Frekuensi nafas 26 x/menit,
jalan nafas, pengembangan - Nafas cuping hidung (-),
dinding dada simetris kiri dan merintih (-), retraksi interkostal
kanan (-), ronkhi (-/-), wheezing (-/-),
- Listen : Tidak terdengar suara SpO2 98% nasal kanul 2 lpm
nafas tambahan : gargling (-), Assessment : breathing &
stridor (-), snoring (-) ventilation adekuat

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 7
CASE REPORT

Action : pulse oximeter sebelumnya dalam kondisi baik dan


terpasang beraktivitas normal. Sebelum
Evaluasi pernafasan, target RR penurunan kesadaran, pasien bermain
<40 npm dan SpO2 >95% bersama teman nya di luar rumah.
Monitoring 1 jam: SpO2 100% Setelah bermain, pasien
via NK 3 lpm, frekuensi nafas mengeluhkan nyeri kepala yang
26x/menit, retraksi interkostal sangat hebat, muntah menyemprot
(-), ronkhi (-) sebanyak 1 kali, muntah berisi
d. Circulation & Hemorrhage makanan. Ibu pasien juga
Control mengatakan anak kejang sebanyak 1
- Nadi 108 dpm, regular, cepat, kali selama sekitar kurang dari 5
CRT <2 detik, akral hangat, menit. Kejang seluruh badan dan
perdarahan (-) mata melihat ke atas. Setelah kejang
Assessment : sirkulasi stabil & pasien tidak sadar, tidak membuka
tidak ada perdarahan mata saat dipanggil. Kemudian
Action : IVFD RL 60 cc/jam pasien dibawa ke RSUD Arifin
Monitoring setelah 1 jam: HR Achmad untuk tatalaksana lanjut.
110 denyut/menit, CRT <2
detik, akral hangat Riwayat Penyakit Dahulu
e. Exposure & Environmental Pasien tidak memiliki riwayat trauma
Control dan kejang sebelumnya, riwayat
- Suhu 37.2℃ mimisan dan penggunaan obat-
Assessment : Subfebris obatan pengencer darah disangkal.
Action : Hangatkan pasien
dengan selimut dan pemantauan
Riwayat Orang Tua
suhu tubuh.
Tidak ada keluarga yang memiliki
Monitoring 1 jam : suhu tubuh
riwayat kejang, gangguan
pasien 370C.
pembekuan darah

Riwayat Penyakit Sekarang


Pemeriksaan Fisik sistemik
Pasien dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak 8 jam SMRS. Pasien

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 8
CASE REPORT

Darah rutin, darah tepi, elektrolit dan


● Inspeksi : kepala pasien tampak
rontgen thorax, CT scan kepala
normal, leher tidak kaku, tidak
dengan kontras.
terdapat pembesaran KGB.
Pemeriksaan kaku kuduk (-),
Hasil pemeriksaan :
Tidak terdapat pernafasan cuping
Laboratorium 29/09/2023
hidung dan tidak tampak bibir
HEMATOLOGI
pucat. Toraks pasien normochest.
Hemoglobin : 11,2 g/dL (L)
Gerakan dinding dada simetris
Eritrosit : 4,17 10ˆ6µL
kanan dan kiri, adekuat, tidak
Hematokrit : 33,9% (L)
terdapat retraksi interkostal.
Leukosit : 22,55 10ˆ3 (H)
Abdomen pasien dalam batas
Trombosit : 370 10ˆ3/µL
normal tidak tampak adanya
MCV : 81,3 fL
distensi, jejas maupun massa.
MCH : 26,9 pg (L)
● Palpasi : pengembangan dinding MCHC : 33,0 g/dL (L)
dada simetris kanan dan kiri, iktus Basofil : 0,1%
cordis teraba di SIK V linea Eosinofil : 0,0% (L)
axillaris anterior sinistra. Neutrofil : 85,0% (H)
CRP Kuantitatif : 18,7 mg/L (H)
● Pemeriksaan refleks : refleks
Albumin : 3,9 g/dL
fisiologis biceps (+), triceps (+),
AST : 25 U/L
achilles (+) refleks patologis
ALT : 16 U/L
babinski (-).
Ureum : 105 mg/dL (H)
● Pemeriksaan kaku kuduk (+), Kreatinin : 0,55 mg/dL
burdzinski 1 (+). GDS : 92 mg/dL
PT : 14,5 detik
Diagnosa Kerja : Penurunan APTT : 16,4 detik
kesadaran ec suspek perdarahan ELEKTROLIT
intrakranial Na+ : 142 mmol/L
4,6 mmol/L
Rencana Pemeriksaan : K+ : 111 mmol/L
Chlorida : (H)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 9
CASE REPORT

Rontgen thorax (29/09/2023)

Kesan:
Intracerebral hematoma di thalamus
dextra meluas ke ventriculus lateralis
bilateral, III, dan IV. Oedem cerebri
diffuse.
Besar dan bentuk cor normal,
Diagnosa Definitif :
Corakan bronkovaskular normal.
- Spontaneous ICH
Diafragma dan sinus kostofrenikus
- IVH bilateral
normal.
Kesan: Cor dan pulmo dalam batas
Tatalaksana di IGD
normal.
• Cairan : IVFD RL 60 tpm
• Inj Omeprazole 2 x 20 mg
CT Scan Kepala RSUD Mandau
• Inj Ceftriaxone 2 x 1 gr
(27/09/2023)
• Paracetamol Infus 2 x 250 mg
• Inj Mannitol 1 x 60 ml

Follow up
Sabtu, 30 September 2023
S : Post bore hematome ec
ICH
O : Kes : Sopor GCS E2 M6
Vett TD : 94/48 mmHg HR : 162x/I

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 10
CASE REPORT

RR : 20x/I T : 37℃ SPO2: 100% 30% TD : 99/56 mmHg HR : 120x/I


A : Post external ventricle RR : 20x/I T : 38 ℃ SPO2: 100%
drainage ec ICH Spontaneous + A : Post external ventricle
IVH bilateral + Hipernatremia drainage POD 4 ec ICH
P : IVFD RL 50 cc/jam, Inj Spontaneous
Asam traneksamat 3 x 250 mg, Inj P : IVFD RL 25cc/jam, Inj
Vitamin K 1 x 1 iv selama 3 hari, Midazolam 1 x 0.6 mg stop, susu 50
Inj Midazolam 1 x 2 mg, Inj cc/4 jam. Rencana ekstubasi, Nebu
Fentanyl 1 x 5 mc, Inj Mannitol 60 ventolin 1 x 2 amp/ 6 jam, Inj
cc/jam, Inj Ceftriaxone 2 x 1 gr, Dexamethasone 1 x 1 amp, Inf
susu 30 cc/4 jam. Paracetamol 300 mg/6 jam

01 - 02 Oktober 2023 Rabu, 04 Oktober 2023


S : On ventilator S : Nafas spontan adekuat
O : Kes : Sopor GCS E3 M4 O : Kes : Apatis GCS E4 M5
Vett TD : 95/58 mmHg HR : 92x/I V3 Ventilator spontan 8 Tr 1 FIO2
RR : 20x/I T : 36.8℃ SPO2: 100% 30% TD : 100/56 mmHg HR : 120x/I
A : Post external ventricle RR : 20x/I T : 36.8℃ SPO2: 100%
drainage POD 2 ec ICH A : Post external ventricle
Spontaneous + IVH bilateral drainage POD 5 ec ICH
P : IVFD Loading RL 500 cc Spontaneous + IVH Bilateral
habis dalam 1 jam, Inj Vitamin K 1 x P : IVFD RL 25cc/jam, susu
1 iv selama 3 hari, Inj Midazolam 100 cc/3 jam. Ekstubasi hari ini, Inf
diturunkan 1 x 0.6 mg, Inj Mannitol Paracetamol 300 mg/6 jam k/p, Inj
turun 2 x 60 cc/jam, Inj Ceftriaxone Asam Traneksamat 1 x 250 mg
2 x 1 gr, susu 30 cc/4 jam.
05 Oktober 2023
Selasa, 03 Oktober 2023 S : Nafas spontan adekuat,
S : buka mata nafas spontan rencana pindah ruangan biasa
adekuat O : Kes : Composmentis
O : Kes : Apatis GCS E4 M5 cooperative GCS E4 M6 V4
V3 Ventilator spontan 8 Tr 1 FIO2 Ventilator spontan 8 Tr 1 FiO2 30%

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 11
CASE REPORT

TD : 99/56 mmHg HR : 120x/I RR : Kesadaran adalah keadaan


20x/I T : 36.8℃ SPO2: 100% sadar terhadap diri sendiri dan
A : Post EVD Post aff ventilasi lingkungan. Kesadaran terdiri dari
Post Ekstubasi dua aspek yaitu bangun
P : IVFD Kaen 3A 30 mikro, (wakefulness) dan ketanggapan
Inj Asam traneksamat stop, susu 150 (awareness). Penurunan kesadaran
cc/3 jam, ACC pindah ke perawatan adalah keadaan tidak sadar terhadap
bedah saraf. diri sendiri dan lingkungan dan dapat
06 - 10 Oktober 2023 bersifat fisiologis (tidur) ataupun
S : Pindah keruang rawatan patologis (koma atau keadaan
biasa keluhan pusing (+) vegetatif). Penurunan kesadaran
O : Kes : Composmentis dapat disebabkan oleh penyakit yang
cooperative GCS E4 M6 V5 TD : menyerang bagian otak secara fokal
100/60 mmHg HR : 82x/I RR : 20x/I maupun seluruh otak secara difus.
T : 36.0℃ SPO2: 100% Penyebab penurunan kesadaran
A : ICH spontan + Post EVD + secara umum diklasifikasikan dalam
IVH bilateral intrakranial dan ekstrakranial. Selain
P : IVFD Kaen 3A 30 mikro, itu, penurunan kesadaran juga dapat
susu 150 cc/3 jam, Rencana CT Scan disebabkan oleh penyebab traumatik
10 - 14 Oktober 2023 dan non-traumatik. Penyebab
S : Keluhan pusing sudah traumatik yang sering terjadi adalah
berkurang kecelakaan lalu lintas, kekerasan
O : Kes : Composmentis fisik, dan jatuh. Sedangkan penyebab
cooperative GCS E4 M6 V5 TD : non-traumatik antara lain gangguan
120/80 mmHg HR : 110x/I RR : metabolik, intoksikasi obat, hipoksia
24x/I T : 36.9℃ SPO2: 100% global, stroke iskemik, perdarahan
A : ICH spontan + Post EVD + intraserebral, infeksi sistem saraf
IVH bilateral pusat seperti meningitis, ensefalitis,
P : IVFD Kaen 3A 30 mikro, dan abses, serta gangguan
susu 150 cc/3 jam, Rencana CT Scan psikogenik.1 Penurunan kesadaran
merupakan kegawatan medis dan
PEMBAHASAN neurologik yang memerlukan

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 12
CASE REPORT

intervensi segera, termasuk sistem respirasi. Pada penilaian


tunjangan hidup dasar (basic life sirkulasi tidak tampak pallor,
support), identifikasi penyebab mottling dan sianosis. Kesan tidak
koma, dan pemberian terapi yang terdapat kegawatan pada sistem
spesifik.1,2 sirkulasi. Kesimpulan dari
Diagnosis ditegakkan pemeriksaan PAT yaitu adanya
berdasarkan anamnesis yang didapat, disfungsi pada sistem saraf pusat
yaitu pasien mengalami penurunan sehingga dilanjutkan penilaian dan
kesadaran sejak 8 jam SMRS. tindakan primary survey.
Keluhan penurunan kesadaran Pada penilaian primary
dirasakan muncul tiba-tiba yang survey dilakukan pemeriksaan
awalnya pasien masih beraktivitas Airway, breathing, circulation,
seperti biasa. Pada pemeriksaan fisik disability dan exposure. Pada
ditemukan kesadaran pasien pemeriksaan airway dilakukan
E1M3V2. Pada kasus ini, dilakukan identifikasi ancaman terhadap
penilaian cepat sebagai langkah awal sumbatan jalan nafas kemudian
identifikasi pasien gawat darurat dilakukan pemberian oksigen dan
pada anak dengan menggunakan evaluasi menggunakan pulse
Pediatric Assessment Triangle oxymetri. Pada pasien ini dilakukan
(PAT). Pada penampilan ditemukan penanganan awal berupa pemberian
tonus pasien baik, pasien tidak oksigen via NK 2 lpm lalu dilakukan
respon terhadap pemeriksa, tidak ada evaluasi dengan pemasangan pulse
kontak mata dan pasien mengerang. oxymetri didapatkan saturasi 98%.
Kesan terdapat kegawatan pada Pertahankan oksigen dan dilanjutkan
sistem saraf pusat. Pada usaha nafas dengan pemeriksaan breathing yaitu
pengembangan dinding dada berupa penilaian terhadap
adekuat, tidak terdengar suara nafas pengembangan dinding dada. Pada
tambahan, tidak terdapat pasien ini didapatkan hasil
abnormalitas posisi tubuh, tidak pengembangan dinding dada adekuat
terdapat retraksi interkostal dan tidak dan simetris kiri dan kanan. Pada
ditemukan pernafasan cuping hidung. kasus ini pemilihan terapi berupa
Kesan tidak terdapat kegawatan pada pemberian terapi oksigen (O2) sudah

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 13
CASE REPORT

sesuai. Terapi oksigen (O2) keadaan hipoksia dengan cepat.


merupakan suatu intervensi medis pemantauan saturasi oksigen serebral
berupa upaya untuk mencegah atau regional (rcSO2) melalui near-
memperbaiki hipoksia jaringan dan infrared spectroscopy (NIRS). NIRS
mempertahankan oksigenasi jaringan memanfaatkan kemampuan penetrasi
agar tetap adekuat dengan cara jaringan cahaya spektrum
meningkatkan masukan oksigen (O2) inframerah-dekat. Berbeda dengan
ke dalam sistem respirasi, SpO2, rcSO2 tidak memerlukan
meningkatkan daya angkut oksigen plethysmography, dan pengukuran
(O2) ke dalam sirkulasi dan aliran pulsatil juga tidak diperlukan.
meningkatkan pelepasan atau NIRS mengasumsikan jumlah darah
ekstraksi oksigen (O2) ke jaringan. arteri dan vena yang relatif dan tetap
Terapi oksigen (O2) dianjurkan pada untuk menentukan saturasi oksigen.
pasien dewasa, anak-anak dan bayi Oleh karena itu, rcSO2 tidak
(usia di atas satu bulan) ketika nilai memberikan indikator delivery
tekanan parsial oksigen (O2) kurang oksigen melainkan memberikan
dari 60 mmHg atau nilai saturasi informasi mengenai keseimbangan
oksigen (O2) kurang dari 90% saat antara pasokan dan kebutuhan
pasien beristirahat dan bernafas oksigen regional. Penelitian terbaru
dengan udara ruangan. Pada menunjukkan bahwa pasien anak
neonatus, terapi oksigen (O2) dapat memperoleh manfaat dari
dianjurkan jika nilai tekanan parsial pemantauan rcSO2 selama operasi.
oksigen (O2) kurang dari 50 mmHg Penggunaan rcSO2 semakin
atau nilai saturasi oksigen (O2) meningkat, namun penggunaan rutin
kurang dari 88%. Terapi oksigen rcSO2 sebagai monitor standar
(O2) dianjurkan pada pasien dengan perawatan masih tidak
kecurigaan klinik hipoksia direkomendasikan saat ini.6
berdasarkan pada riwayat medis dan Selanjutnya penilaian
pemeriksaan fisik.5 circulation and haemorrhage control
Saturasi oksigen (SpO2) dapat untuk mencari tanda syok hemoragik
diukur menggunakan pulse oximetry, atau hipovolemik dan sumber
yang memungkinkan identifikasi perdarahan. Pada pasien ini

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 14
CASE REPORT

didapatkan tekanan darah 100/53 tersebut. Anak dengan penyebab


mmHg, dan nadi 108 kali per menit koma yang belum jelas penyebabnya,
dengan kesan sirkulasi stabil. dilakukan pemeriksaan gula darah
Dilakukan pemasangan jalur atau diberikan langsung dekstrosa
intravena, infus RL 60 cc/jam. 25% sebanyak 1 – 4 ml/ kgBB
Dilanjutkan dengan penilaian sambil memperhatikan responnya.
disability untuk menilai ancaman Bila didapatkan perbaikan,
herniasi otak dengan dilakukan selanjutnya diberikan infus glukosa
penilaian GCS, bentuk dan ukuran 10%. Kesadaran yang tidak pulih
pupil, isokor atau anisokor refleks setelah pemberian infus dekstrosa,
cahaya. Pada pasien ini didapatkan menyingkirkan adanya hipoglikemia.
GCS E1M3V2 (stupor) dan pupil Pada pasien pemeriksaan glukosa
bentuk bulat, ukuran 2mm/2mm, darah sewaktu didapatkan GDS 92
isokor dan refleks cahaya (+/+). Pada mg/dL sehingga pasien hanya diberi
pasien ini dari anamnesis didapatkan cairan isotonik.1,2
tanda-tanda peningkatan tekanan Peningkatan tekanan
intrakranial dan dilakukan action intrakranial dapat terjadi akibat
berupa pemberian cairan adanya gangguan struktur, infeksi,
hiperosmolar yaitu injeksi manitol 60 metabolik atau toksisitas. CT scan
cc. Penilaian exposure dilakukan kepala harus dilakukan pada setiap
untuk menilai ancaman hipotermi anak dengan penurunan kesadaran
pada pasien ini dengan suhu 37.2 C akibat trauma kepala tertutup, atau
(subfebris) dengan action penyebab yang tidak dapat
menyelimuti pasien dan memantau ditentukan dengan pasti. Pada pasien
suhu tubuh.1,2,7 ini dilakukan CT scan kepala dengan
Setelah tatalaksana kesan intraserebral hematoma di
kegawatdaruratan penurunan thalamus dextra meluas ke venticulus
kesadaran pada anak dilanjutkan lateralis bilateral III dan IV dan
dengan identifikasi penyebab oedem serebri difus.2,7
penurunan kesadaran dan Status epileptikus dan kejang
ditatalaksana sesuai dengan lain harus ditatalaksana. Perlu
penyebab penurunan kesdaran dipertimbangkan adanya kejang

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 15
CASE REPORT

walaupun tidak bermanifestasi secara


klinis (status epileptikus
nonkonvulsif subklinis) sehingga
tersedianya EEG sangat dibutuhkan.
Bila dicurigai adanya infeksi susunan
saraf pusat dilakukan pungsi lumbal
dan diobati dengan antibiotik atau
antivirus yang sesuai. Pada pasien ini
keluhan kejang hanya 1 kali dengan
durasi kurang dari 5 menit dan bukan Gambar 1. Alur tatalaksana
merupakan status epileptikus.1,7 penurunan kesadaran pada anak.7
Gangguan keseimbangan
elektrolit sering diakibatkan Penanganan kegawatdaruratan di
gangguan sekresi hormon IGD harus berdasarkan filosofi Time
antidiuretik. Hiponatremia, Saving it’s Live Saving yang berarti
hipernatremia, hipokalsemia atau seluruh tindakan yang dilakukan
hipomagnesemia yang menyertai pada saat kondisi gawat darurat harus
penyakit sistemik, jauh lebih sering benar-benar efektif dan efisien.
menyebabkan koma. Pada pasien ini Emergency Response Time (ERT)
kadar elektrolit dalam batas normal. merupakan kecepatan dalam
Antipiretik yang sesuai harus penanganan pasien, dihitung sejak
diberikan untuk menurunkan demam. pasien datang di IGD sampai proses
Pada pasien ini suhu 37,2 C triase selesai dan pasien dapat
diberikan tatalaksana berupa injeksi bertemu dan diperiksa oleh dokter
paracetamol 2x250 mg. Berikut alur dengan standard 5 menit. Decision
tatalaksana penurunan kesadaran Time adalah waktu sejak pasien
pada anak:1,7 diperiksa sampai pemeriksa
memutuskan tatalaksana. Delivery
time adalah waktu yang dibutuhkan
sejak tatalaksana diputuskan sampai
pemindahan atau pemulangan pasien
dari IGD. Ketiganya disebut Waiting

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 16
CASE REPORT

Time dengan total waktu seluruhnya dengan segera dalam tas transfer
yaitu 4 jam. darurat pediatrik.9
Pasien pada kasus ini datang
ke IGD pukul 17.00 WIB dan DAFTAR PUSTAKA
langsung dilakukan penilaian dan
1. Taylor DA, Ashwal S.
penanganan saat datang.
Impairment of consciousness and
Direncanakan intervensi pembedahan
coma. Dalam: Swaiman KF,
cito External Ventricular Drainage.
Ashwal S, Ferriero DM,
operasi dilakukan dari pukul 20.30 -
penyunting. Pediatric neurology:
21.35 WIB. Post operasi pasien
principles & practice, Edisi ke 4.
diantar ke PICU pukul 21.35 WIB.
Philadelphia: Mosby Elsevier
Total waktu hingga dilakukan
2006.h.1378-400.
tindakan yaitu 3,5 jam yang mana
2. Tahir AM. Patofisiologi
sesuai dengan standar waktu yang
Kesadaran Menurun. UMI
telah ditetapkan. Indikasi rawat
Medical Journal. 2018;3(1):80-
PICU pada pasien ini adalah kondisi
88.
penurunan kesadaran.8
3. Journal of Pediatric
Setelah pasien dilakukan
Neuroradiology 2 (2013) 313–
tatalaksana awal kegawatdaruratan
318 313 DOI 10.3233/PNR-
pasien dilakukan operasi cito lalu
13074 IOS Press)
post op pasien diawat di ruang PICU,
4. Menovsky, T., & van Overbeeke,
pasien sudah terintubasi
J. J. (1997). Cerebral
menggunakan ETT. Intubasi pada
arteriovenous malformations in
pasien ini dilakukan sesuai dengan
childhood: state of the art with
indikasi berupa perlunya penggunaan
special reference to treatment.
ventilasi mekanik. Memindahkan
European journal of pediatrics,
anak yang sakit kritis dari IGD ke
156(10), 741–746.
Pediatric Intensive Care Unit PICU
https://doi.org/10.1007/s0043100
harus tetap dilakukan pemantauan
50703.
seperti staf, ketersediaan obat-obatan
5. Butterworth JF, Mackey DC,
dan peralatan penting yang tersedia
Wasnick JD. Morgan &
Mikhail’s Clinical

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 17
CASE REPORT

Anesthesiology. Edisi V. New


York. McGraw-Hill Companies.
2013.
6. Lu Y, Di M, Li C, Chen M, Yuan
K, Shangguan W. Comparing the
response of pulse oximetry and
regional cerebral oxygen
saturation to hypoxia in
preschool children. Exp Ther
Med. 2020 Jan;19(1):353-358.
doi: 10.3892/etm.2019.8199.
7. Ziai WC, Mirski MA. Evaluation
and management of the
unconscious patient. Dalam:
Johnson RT, Griffin JW,
McArthur JC, penyunting.
Current therapy in neurologic
disease, Edisi ke 6. St Louis:
Mosby, 2002.h.1-8.
8. Alumran A, Albinali H, Saadah
A, Althumairi A. The Effects of
Ambulance Response Time on
Survival Following Out-of-
Hospital Cardiac Arrest.
OpenAccess Emerg Med.
2020;12:421-426. 34.
9. West Yorkshire Critical Care and
Major Trauma Operational
Delivery Network (WYCCM).
Critical Care Safe Transfer
Training. 2021.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Oktober 2023


Page 18

You might also like