You are on page 1of 35
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIKAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASAS! MANUSIA, NOMOR M.HH-590.KP.06.02 TAHUN 2022 BABI PENDAHULUAN 1, Latar Belakang @. Dalam mendukung peningkatan kapasitas Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbasis kompetensi, perlu dilakukan pengembangan kompetensi PNS melalui jalur pendidikan dalam pemberian tugas belajar yang dilakukan dengan selektif, objektif, efisien, akuntabel, dan transparan, serta mempertimbangkan kemampuan keuangan negara; b. Dalam rangka tertib administrasi pelaksanaan pengembangan kompetensi melalui jalur pendidikan bagi PNS Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, perlu dibentuk suatu pedoman yang disusun berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku terkait _mekanisme perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengembangan kompetensi pendidikan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia: ©. Penyempumaan dari Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH-01,DL.07.01 Tahun 2009 tentang Pedoman Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai di Lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; d. Belum adanya ketentuan yang mengatur tentang Beasiswa atau Bantuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2. Maksud dan Tujuan a. Maksud Maksud dari Pedoman ini adalah sebagai panduan bagi PNS Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam hal perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi Pengembangan Kompetensi Pendidikan baik dalam maupun luar negeri agar proses peningkatan kompetensi melalui peningkatan kualifikasi/pendidikan dapat berjalan efektif serta menyelaraskan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai dalam peningkatan kinerja organisasi b. Tujuan 1) Pengembangan kompetensi melalui jalur pendidikan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan antara standar kompetensi dan/atau persyaratan jabatan dengan kompetensi PNS yang akan mengisi jabatan, memenubi kebutuhan keahlian atau kompetensi tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi, kebutuhan organisasi, peningkatan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian profesional PNS sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam pengembangan karier; 2) Memberikan kesamaan pemahaman sebagai pedoman terkait mekanisme perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi kegiatan pengembangan kompetensi pendidikan bagi PNS di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 3. Ruang Lingkup Pengembangan Kompetensi Pendidikan bagi PNS di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 4, Pengertian a. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawal aparatur secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan; b. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai aparatur sipil dalam suatu satuan organisasi; c. Jabatan Pimpinan Tinggi yang selanjutnya disingkat JPT adalah sekelompok Jabatan Tinggi pada Instansi Pemerintah; 4, Jabatan Administrasi yang selanjutnya disingkat JA adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan; ¢. Jabatan Fungsional yang selanjutnya disingkat JF adalah sekelompok Jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu; {. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di Instansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; g. Pejabat yang Berwenang yang selanjutnya disingkat PyB adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan; h. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Kementerian Hukum dan HAM adalah perangkat pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi_manusia untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara; i. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia; i. Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang selanjutnya disebut Sekretaris Jenderal adalah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya pada Sekretariat Jenderal; . Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal yang selanjutnya disebut Biro Kepegawaian adalah unit kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal dan mempuyai tugas melaksanakan dan mengoordinasikan pembinaan dan pengelolaan kepegawaian di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal yang selanjutnya disebut dengan Kepala Biro Kepegawaian adalah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pada Biro Kepegawaian; Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang harus dipenuhi oleh pegawai ASN untuk menjalankan fungsi dan tugas jabatan secara efektif dan efisien; |. Standar Kompetensi Jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang berisi deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan seorang ASN dalam melaksanakan tugas jabatan; . Pengembangan Kompetensi adalah upaya untuk pemenuhan kebutuhan kompetensi PNS dengan stander kompetensi jabatan dan rencana pengembangan karier; Pengembangan Kompetensi melalui jalur pendidikan yang selanjutnya disebut Pengembangan Kompetensi Pendidikan adalah peningkatan kompetensi yang dilaksanakan melalui pendidikan formal dalam jenjang pendidikan tinggi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan: . Kinerja PNS adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada organisasi/unit; Penilaian Kinerja PNS adalah suatu proses atau kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pe kinerja PNS untuk menilai dan mengevaluasi kinerja PNS serta prestasi kerja PNS; . Masa Kerja adalah masa jabatan seorang PNS dalam menduduki suatu jabatan; Tugas Belajar adalah penugasan yang diberikan oleh PPK kepada PNS dalam rangka memenuhi kebutuhan standar kompetensi jabatan dan pengembangan karier melalui pendidikan formal yang dilaksanakan di dalam maupun di luar neger; Rekomendasi Pendidikan merupakan dokumenisurat yang menyatakan bahwa pendidikan yang diambil telah sesuai kebutuhan dan rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan dan menjadi salah satu persyaratan pengusulan pendidikan; /. Unit Utama adalah Unit Eselon | di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Unit Penyelenggara adalah Unit Utama yang menyelenggarakan Beasiswa Hukum dan Hak Asasi Manusia; Bantuan Pendidikan Hukum dan Hak Asasi Manusia merupakan bantuan biaya pendidikan yang diselenggarakan oleh masing-masing Unit Utama dan ditujukan kepada pegawai yang sedang menjalani tugas belajar biaya mandiri baik di Unit Utama maupun Kantor Wilayah (Kanwil) atau Unit Pelaksana Teknis (UPT); Akreditasi adalah penentuan standar mutu atau penilaian terhadap lembaga pendidikan; ‘Human Capital Development Plan (HCDP) merupakan dokumen rencana pengembangan kompetensi pendidikan dan pelatihan berbasis analisis pemenuhan kesenjangan kompetensi yang dibutuhkan dalam rangka program pengembangan SDM di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. BAB II RENCANA PENGEMBANGAN KOMPETENSI PENDIDIKAN 1, Pengembangan Kompetensi a. Pendidikan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian PNS melalui pendidikan formal; Pengembangan kompetensi dalam bentuk pendidikan formal dilaksanakan dengan pemberian tugas belajar. 2. Mekanisme Perencanaan Pengembangan Kompetensi Pendidikan a. Pemberian pengembangan kompetensi pendidikan kepada PNS dilakukan sesuai dengan Human Capital Development Plan (HCDP) Kementerian Hukum dan HAM; Penyusunan rencana kebutuhan pengembangan kompetensi pendidikan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang diperlukan sebagai persyaratan dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia; Humen Capital Development Plan (HCDP) Kementerian Hukum dan HAM sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a digunakan sebagai dasar dalam rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan; Dalam hal Human Capital Development Plan (HCDP) Kementerian Hukum dan HAM belum ditetapkan, maka rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan disusun berdasarkan analisis dan evaluasi kebuluhan pengembangan kompetensi pada tahun berjalan; Rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf d merupakan: 1) Hasil analisis kesenjangan antara kompetensi dan/atau persyaratan jabatan dengan standar kompetensi jabatan serta pengembangan karier, 2) Hasil analisis kebutuhan organisasi yang memuat urgensi kebutuhan peningkatan kompetensi terhadap peningkatan kinerja organisasi di masa depan. Rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan sekurang-kurangnya memuat: 1) Unit organisasi 2) Jenjang pendidikan; 3) Program studi; 4) Pelaksanaan Tugas Belaja a) Target jumlah pegawai yang direncanakan tugas belajar; b) Jangka waktu pelaksanaan tugas belajar; ©) Tahun pelaksanaan tugas belajar. Hasil analisis kesenjangan dan analisis kebutuhan organisasi sebagaimana dimaksud pada huruf e, angka 1) dan angka 2) wajib disusun dan diusulkan oleh Unit Utama dan Kantor Wilayah; (Lampiran |) Usulan rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan sebagaimana dimaksud pada huruf e, dilakukan an: is oleh Sekretariat Jenderal melalui Biro Kepegawaian c.q. Bagian Pengembangan Karir Pegawai; Rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan kemudian disusun oleh Sekretariat Jenderal melalui Biro Kepegawaian dan ditetapkan dengan surat persetujuan rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan; ‘Surat persetujuan rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan dikirimkan kepada Unit Utama dan Kantor Wilayah, serta disebarluaskan ke unit kerja dibawahnya sebagai panduan pelaksanaan bagi pegawai dalam pengajuan pendidikan; Perubahan rencana kebutuhan pelaksanaan pendidikan tahunan dapat diajukan perubahan dan penyesuaian, dengan dasar pengajuan diantaranya: 1) Rencana strategis satuan kerja; 2) Perubahan sumber daya manusia atau analisis beban kerja; 3) Perubahan organisasi. -6- BAB II BEASISWA UMUM 1. Beasiswa Umum ‘Adalah beasiswa yang diselenggarakan instansi atau lembaga pembiayaan beasiswa dari dalam negeri maupun luar negeri. 2. Tahapan Beasiswa Umum a. Pengumumani/informasi beasiswa Pengumuman tentang beasiswa diinformasikan melalui fitur beasiswa dalam aplikasi SIMPEG KUMHAM atau dapat melalui laman resmi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; b. Usulan mengikuti seleksi beasiswa Usulan untuk mengikuti seleksi beasiswa dilaksanakan secara berjenjang dari pegawai kepada alasan langsung, unit Kerja hingga Kantor Wilayah/Unit Utama yang ditujukan kepada ‘Sekretaris Jenderal c.q. Biro Kepegawaian dan dikirim melalui aplikasi SISUMAKER. Usulan seleksi pendidikan sekurang-kurangnya memuat: 1) Nama pegawai yang akan mengikuti seleksi pendidikan; 2) Rencana pembiayaan pendidikan (lembaga pembiayaan beasiswa); 3) Program stu fan universitas yang akan dituju; 4) Kebutuhan pengembangan kompetensi pegawai yang akan mengikuti seleksi pendidikan; 5) Proyeksi pengembangan karier terkait pelaksanaan pendidikan pegawai dimaksud. ¢. Pemeriksaan dokumen administrasi Pemeriksaan dokumen administrasi calon peserta beasiswa adalah seleksi yang dilakukan Biro Kepegawaian yang ditujukan untuk memeriksa, dengan memperhatikan: 1) Keasiian dokumen calon peserta seleksi beasiswa; 2) Kesesuaian jabatan calon peserta seleksi beasiswa dengan program studi beasiswa; 3) Kebutuhan organisasi dengan program studi beasiswa; 4) Persyaratan dari instansi atau lembaga pembiayaan beasiswa; 5) Rencana strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. d. Pengumuman hasil seleksi administrasi Pengumuman hasil seleksi administrasi diumumkan melalui fitur beasiswa dalam aplikasi SIMPEG Kumham atau dapat melalui Jaman resmi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. e. Uji kompetensi/seleksi wawancara Uji kompetensi/seleksi wawancara calon peserta beasiswa dapat dilakukan melalui daring maupun tatap muka. f. Rekomendasi calon peserta seleksi beasiswa Rekomendasi seleksi pendidikan adalah pengusulan resmi dari Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal menjadi pra-syarat pegawai untuk mengikuti seleksi pendidikan di Perguruan Tinggi/lembaga pembiayaan beasiswa dan oleh Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal sebagaimana format dalam Lampiran Il. 9. Pendaftaran calon peserta pada instansi atau lembaga pembiayaan beasiswa Pendaftaran calon peserta seleksi beasiswa mengikuti ketentuan instansi atau lembaga pembiayaan beasiswa. h. Seleksi pada instansi atau lembaga pembiayaan beasiswa dan universitas Seleksi pada lembaga pembiayaan beasiswa dan universitas mengikuti ketentuan yang berlaku pada lembaga pembiayaan beasiswa dan universitas. 3. Persyaratan Seleksi Beasiswa Umum a. Memiliki masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun sejak diangkat sebagai PNS; Memiliki sisa masa kerja pegawai dengan mempertimbangkan masa pendidikan dan masa ikatan dinas, dengan ketentuan paling kurang, 1) 3 (tiga) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang diberhentikan dari jabatan; 2) 2 (dua) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang tidak diberhentikan dari jabatan. b, Memiliki penilaian kinerja dalam 2 (dua) tahun terakhir paling rendah dengan predikat baik; ©. Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan oleh dokter pemerintah; d. Tidak sedang: 1) Dalam pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/atau tindak pidana (surat bebas catatan cela dari Inspektorat Jenderal); 2) Menjalani pidana penjara atau kurungan dan/atau hukuman disiplin sedang atau hukuman disiplin berat; 3) Menjalar sebagai PNS. e. Tidak pemah: 1) Dijatuhi hukuman disiplin dalam 2 (dua) tahun terakhir, uti di luar tanggungan negara dan/atau menjalani pemberhentian sementara 2) Dijatuhi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap; 3) Dibatalkan atau diberhentikan tugas belajamya sesuai dengan ketentuan. {. Pengecualian persyaratan seleksi beasiswa dapat diberikan pada jabatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi dan prioritas pembangunan nasional; g. Jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf f, ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri. BAB IV BEASISWA HUKUM DAN HAM 1. Ketentuan Beasiswa Hukum dan HAM a. Beasiswa Hukum dan HAM merupakan beasiswa yang diselenggarakan oleh masing-masing Unit Utama dan ditujukan kepada seluruh pegawai Kementerian Hukum dan HAM baik di Unit Utama, Kantor Wilayah (Kanwil) atau Unit Pelaksana Teknis (UPT); b. Beasiswa Hukum dan HAM dapat dilaksanakan dengan kerja sama dengan masing-masing universitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku; . Beasiswa Hukum dan HAM sebagaimana dimaksud pada huruf a, mempunyai komponen biaya yang diberikan kepada penerima beasiswa, sekurang-kurangnya memuat: 1) Biaya pendaftaran; 2) Biaya pangkal; 3) Biaya pendidikan (SPP); dan 4) Biaya wisuda. 4. Penetapan komponen biaya sebagaimana dimaksud dalam huruf c, angka 3 diserahkan kembali pada perencanaan anggaran masing-masing Unit Penyelenggara, dengan memperhatikan: 1) Perjanjian kerja sama; atau 2) Rincian biaya pendidikan dari universitas. e. Beasiswa Hukum dan HAM dilaksanakan oleh masing-masing Unit Utama sesuai dengan rencana anggaran dan kebutuhan pengembangan kompetensi pendidikan dalam HCDP, ‘sekurang-kurangnya memuat tahapan: 1) Perencanaan pelaksanaan; 2) Seleksi administrasi; 3) Penentuan peserta beasiswa; dan 4) Monitoring dan evaluasi. 2. Perencanaan Peleksanaan Beasiswa Hukum dan HAM a. Perencanaan pelaksanaan Beasiswa Hukum dan HAM merupakan tahapan analisis dan identifikasi perencanaan pelaksanaan beasiswa sehingga menghasilkan kebutuhan pendidikan yang sesuai dan selaras dengan HCDP serta kebutuhan organisasi pada Unit Penyelenggara Beasiswa Hukum dan HAM; b. Tahap perencanaan Pelaksanaan Beasiswa Hukum dan HAM dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Penentuan jenis dan jumiah kebutuhan program pendidikan; 2) Penetapan persyaratan dalam seleksi administrasi; dan 3) Penyebaran informasi beasiswa dapat melaui media dan kanal Kementerian Hukum dan HAM. . Tahapan perencanaan pelaksanaan Beasiswa Hukum dan HAM dapat dilaksanakan dengan sekurang-kurangnya sekali rapat persiapan atau persuratan oleh Unit Penyelenggara dengan melibatkan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal: d. Tata cara lain terkait pelaksanaan Beasiswa Hukum dan HAM, dapat diselenggarakan dan direncanakan oleh Unit Penyelenggara dengan melibatkan Biro Kepegawalan Sekretariat Jenderal. 3. Seleksi Administrasi Beasiswa Hukum dan HAM a. Seleksi administrasi merupakan tahapan pelaksanaan seleksi Beasiswa Hukum dan HAM sesuai dengan persyaratan umum dan persyaratan tambahan dari Unit Penyelenggara Beasiswa Hukum dan HAM, dengan memperhatikan: 1) Kesesuaian program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan data yang tersedia di HCDP Kementerian Hukum dan HAM; 2) Kuota rencana pelaksanaan pendidikan tahunan; dan 3) Anggaran beasiswa. b. Persyaratan seleksi administrasi peserta Beasiswa Hukum dan HAM liki masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun sejak diangkat sebagai PNS; i sisa masa kerja pegawai dengan mempertimbangkan masa pendidikan dan masa ikatan dinas, dengan ketentuan paling kurang: a) 3 (tiga) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang diberhentikan dari jabatan; b) 2 (dua) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang tidak diberhentikan dari jabatan. 3) Memilki penilaian kinerja dalam 2 (dua) tahun terakhir paling rendah dengan predikat baik; 4) Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan oleh dokter pemerintah; 5) Tidak sedang a) Dalam pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/atau tindak pidana (surat bebas catatan cela dari Inspektorat Jenderal); b) Menjatani pidana penjara atau kurungan dar/atau hukuman disiplin sedang atau hukuman disiplin berat; atau ¢) Menjalani cuti di luar tanggungan negara dan/atau menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS; 6) Tidak pernah: a) Dijatuhi hukuman disiplin dalam 2 (dua) tahun terakhir; b) Dijatuhi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap; atau ©) Dibatalkan atau diberhentikan tugas belajamya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Tahapan seleksi Beasiswa Hukum dan HAM 1) Pengumuman; 2) Pendaflaran; 3) Pemeriksaan dokumen; 4) Pengumuman hasil administrasi; 5) Uji kompetensi/seleksi wawancara; -10- 6) Pengumuman calon peserta beasiswa; 7) Seleksi pada universitas; 8) Penetapan Calon peserta seleksi pada Universitas disebarkan oleh Unit Penyelenggara berdasarkan hasil penentuan peserta beasiswa. . Penetapan peserta Beasiswa Hukum dan HAM merupaken tahapan akhir seleksi Beasiswa Hukum dan HAM yang diselenggarakan Unit Penyelenggara dengan melibatkan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal, sekurang- kurangnya memuat hasil diantaranya: 1) Data peserta penerima Beasiswa Hukum dan HAM; 2) Program pendidikan yang diambil; dan 3) Nama universitas / lembaga pendidikan; 4) Tahun anggaran. Peserta beasiswa Hukum dan HAM ditetapkan oleh Pimpinan Unit Utama yang menyelenggarakan beasiswa. . Penerima beasiswa Hukum dan HAM diberikan tugas belajar (beasiswa) diberhentikan dari jabatan. -14- BABV BANTUAN PENDIDIKAN HUKUM DAN HAM Bantuan Pendidikan Hukum dan HAM 1, Bantuan Pendidikan Hukum dan HAM merupakan bantuan biaya pendidikan yang diselenggarakan oleh masing-masing Unit Utama dan ditujukan kepada seluruh pegawai baik di Unit Utama maupun Kantor Wilayah (Kanwil) atau Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang sedang menjalani tugas belajar biaya mandir 2. Bantuan Pendidikan Hukum dan HAM sebageimana dimaksud pada angka 1, mempunyai komponen biaya yang diberikan kepada pegawai sekurang-kurangnya dapat berupa: a. Biaya registrasi; b. Uang pangkal: ©. Biaya pendidikan (SPP) 3. Penetapan komponen biaya sebagaimana dimaksud dalam angka 2, diserahkan kembali pada perencanaan anggaran masing-masing Unit Penyelenggara, dengan memperhatikan rincian biaya pendidikan dari universitas. 4, Format usulan bantuan Pendidikan Hukum dan HAM sebagaimana Lampiran Ill. 212+ BAB VI TUGAS BELAJAR 1, Jenis Tugas Belajar a. Tugas belajar di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dibagi menjadi 2 yaitu: 1) Tugas Belajar Penugasan pegawai dalam rangka peningkatan kompetensi pegawai dan keselarasan peningkatan kinerja organisasi, untuk melaksanakan pendidikan yang dibiayai oleh APBN maupun Non-APBN atau lembaga pembiayaan beasiswa, 2) Tugas Belajar Mandiri Penugasan pegawai dalam peningkatan kompetensi pegawai dan keselarasan peningkatan kinerja organisasi, untuk melaksanakan pendidikan yang menggunakan biaya sendiri oleh pegawai, b. Dalam 2 (dua) jenis tugas belajar tersebut dapat dilaksanakan dengan pembebasan dari kewajiban melaksanakan tugas jabatan (lepas jabatan) dan tidak melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari dengan memperhatikan: 1) Kebutuhan organisasi; 2) Pelaksanaan pendidikan; dan 3) Kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas kedinasan selama masa pendidikan . Tugas belajar sesuai ketentuan huruf a, angka 1 dibagi menjadi: 1) Tugas belajar kategori A Tugas belajar kategori A adalah tugas belajar yang pesertanya diberhentikan dari jabatan, lak melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari dan dibiayai oleh instansi pemerintah, swasta atau lembaga pembiayaan beasiswa. 2) Tugas belajar kategori B Tugas belajar kategori B adalah tugas belajar yang tetap melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari, dibiayai oleh instansi pemerintah, swasta atau lembaga pembiayaan beasiswa dengan tetap memperhatikan: a) Jarak antara universitas dengan tempat kerja; b) Kebutuhan organisasi; ) Diatur dengan perjanjian teknis kerja sama untuk universitas yang melebihi 60 km dari tempat kerja dan mendapat persetujuan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 3) Pemberian tugas belajar kategori A dan kategori B ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal dengan rekomendasi tugas belajar dari Kepala Biro Kepegawaian. Dengan format rekomendasi tugas belajar sebagaimana dalam Lampiran IV. d. Tugas Belajar Mandiri sesuai ketentuan huruf a, angka 2) 1) Tugas belajar mandiri kategori A Tugas belajar mandiri kategori A adalah tugas belajar yang pesertanya diberhentikan dari jabatan, tidak melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari dan dibiayai oleh biaya pribadi. fas dibagi menjadi -13- 2) Tugas belajar mandiri kategori B Tugas belajar mandiri kategori B adalah tugas belajar yang tetap melaksanakan tugas kedinasan sehari-hari, dibiayal biaya pribadi dengan tetap memperhatikan: a) Kebutuhan organisasi; b) _Jarak antara Universitas dengan tempat kerja. jaya mandiri kategori A dengan diberhentikan dari jabatan ditetapkan Pemberian tugas belajar oleh Sekretaris Jenderal dengan rekomiendasi tugas belajar dari Kepala Biro Kepegawaian. Kewenangan pemberian tugas belajar dengan biaya mandiri Kategori B dengan tidak diberhentikan dari jabatan sebagaimana pada huruf d, angka 2) ditetapkan oleh: 1) Sekretaris Unit Utama untuk pegawai di masing-masing Unit Utama selain Sekretariat Jenderal; atau 2) Kepala Biro Kepegawaian untuk pegawai di Sekretariat Jenderal; atau 3) Kepala Kantor Wilayah untuk pegawai di Kantor Wilayah dan Unit Pelaksana Teknis. 2. Persyaratan Peserta Tugas Belajar ‘Tugas belajar diberikan kepada PNS sesuai dengan rencana kebutuhan Kementerian Hukum dan HAM, dengan persyaratan : 1) Memiliki masa kerja paling singkat 2 (dua) tahun sejak diangkat sebagai PNS; 2) Memiliki sisa masa kerja pegawai dengan mempertimbangkan masa pendidikan dan masa ikatan dinas, dengan ketentuan paling kurang’ a) 3 (tiga) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang diberhentikan dari jabatan: b) 2 (dua) kali waktu normatif program studi sebelum batas usia pensiun jabatan, untuk tugas belajar yang tidak diberhentikan dari jabatan. Memiliki penilaian kinerja dalam 2 (dua) tahun terakhir paling rendah dengan predikat baik; ¢. Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan oleh dokter pemerintah; d. Tidak sedang: 1) Dalam pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/atau tindak pidana; 2) Menjalani pidana penjara atau kurungan dan/atau hukuman disiplin sedang atau hukuman disiplin berat; atau 3) Menjalani cuti di luar tanggungan negara dan/atau menjalani pemberhentian sementara sebagai PNS; Tidak pemah: 1) Dijatuhi hukuman disiplin dalam 2 (dua) tahun terakhir; 2) Dijatuhi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap; atau 3) Dibatalkan atau diberhentikan tugas belajarnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam waktu 2 (dua) tahun terakhir. Persyaratan pada huruf d, angka 1) dan 2) serta pada huruf e, angka 1) dibuktikan dengan surat keterangan bebas catatan cela dari Inspektorat Jenderal: |. Memenuhi persyaratan lain dan lulus seleksi yang dilaksanakan instansi asal, pemberi bantuan, dan/atau perguruan tinggi: 14. h. Menandatangani perjanjian tugas belajar sebagaimana format dalam Lampiran V; i. Pengecualian persyaratan pemberian tugas belajar dapat diberikan pada jabatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan organisasi dan prioritas pembangunan nasional; J. Jabatan sebagaimana dimaksud pada huruf i, ditetapkan berdasarkan persetujuan Menteri. 3. Penyelenggaraan Tugas Belajar dan Persyaratan Program Studi a. Tugas belajar dapat diselenggarakan pada perguruan tinggi dalam dan/atau perguruan tinggi luar neger. b. Perguruan tinggi dalam negeri sebagaimana dimaksud terdiri atas: 1) Perguruan Tinggi Negeri; 2) Perguruan Tinggi Kedinasan; dan/atau 3) Perguruan Tinggi Swasta . Tugas belajar yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi dapat dilakukan secara jarak jauh, kelas malam dan dan/atau Sabtu Minggu sepanjang telah memiliki izin atau persetujuan penyelenggaraan program studi yang diterbitkan oleh kementerian yang telah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan sesuai ketentuan perundang- undangan, d. Perguruan tinggi luar negeri sebagaimana dimaksud pada huruf a, merupakan perguruan tinggi luar negeri yang diakui oleh negara yang bersangkutan dan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan @. Program studi yang dipilih dalam menyelenggarakan tugas belajar di perguruan tinggi harus memenuhi persyaratan: 1) Sesuai perencanaan kebutuhan tugas belajar instansi; 2) Penyelenggaraannya dalam jenis akademik, vokasi, atau profesi; 3) Memiliki akreditasi paling kurang: a) B atau baik sekali dari lembaga berwenang bagi program studi perguruan tinggi dalam negeri; atau b) C atau baik dari lembaga yang berwenang bagi program studi perguruan tinggi dalam negeri yang belum memiliki akreditasi B atau baik sekali alas persetujuan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang PAN RB; dan c) Diakui oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan bagi program studi perguruan tinggi neger. 4, Pendanaan Tugas Belajar a. Pendanaan tugas belajar dapat bersumber dari 1) Anggaran pendapatan dan belanja negara; 2) Anggaran pendapatan dan belanja daerah; dan/atau 3) Sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, b. Pendanaan tugas belajar yang bersumber dari sumber lain yang sah, diantaranya: 1) Bantuan swasta; 2) Badan; -15- 3) Yayasan; 4) Lembaga; 5) Perusahaan; 6) Organisasi berbadan hukum dalam atau luar negeri. c. Pendanaan tugas belajar dapat berasal lebih dari 1 (satu) sumber dana sepanjang tidak membiayai komponen biaya tugas belajar yang sama. 5. Jangka Waktu Tugas Belajar a. Tugas belajar diselenggarakan untuk jangka waktu tertentu, sesuai dengan batas waktu normatif program studi yang berlaku pada masing-masing perguruan tinggi. b. Jangka waktu tugas belajar diperhitungkan sebagai masa kerja PNS. 6. Perpanjangan Jangka Waktu Tugas Belajar a. Jangka waktu tugas belajar dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) semester atau 1 tahun, b. Perpanjangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, diberikan berdasarkan kriteria: 1) Perubahan kondisi sistem studi atau perkuliahar 2) Keterlambatan penerimaan dana biaya tugas belajar; dan/atau 3) Penyesuaian tugas akhir membutuhkan tambahan waktu karena terdapat situasi dan kondisi diluar kemampuan PNS yang sedang menjalani tugas belajar. . Perpanjangan jangka waktu tugas belajar dapat dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, dalam hal terjadi keadaan kahar yang dinyatakan oleh pejabat/instansi yang berwenang, 4d. Perpanjangan jangka waktu tugas belajar ditetapkan oleh PPK dan diperhitungkan sebagai keseluruhan jangka waktu tugas belajar. e. Dalam hal PNS tidak dapat menyelesaikan tugas belajar setelah diberikan perpanjangan, maka PPK mencabut status tugas belajar PNS yang bersangkutan. {. Surat usulan perpanjangan jangka waktu tugas belajar disertai alasan sebagaimana Lampiran vi 7. Tugas Belajar Berkelanjutan a. PNS dapat melaksanakan tugas belajar berkelanjutan secara berturut-turut untuk paling banyak 4 (satu) kali jenjang pendidikan di atasnya, setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut 1) Mendapat persetujuan PPK; 2) Prestasi pendidikan predikat paling rendah cumlaude atau setara; 3) Tidak pernah menjalani perpanjangan jangka waktu tugas belajar; dan 4) Mempertimbangkan sisa masa kerja setelah menyelesaikan tugas belajar. b. Persetujuan PPK sebagaimana dimaksud huruf a, angka 1 didasarkan pada rencana kebutuhan tugas belajar atau Human Capital Development Plan (HCDP) Kementerian Hukum dan HAM. 8. Kedudukan PNS Tugas Belajar a. PNS yang menjalani tugas belajar untuk jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan diberhentikan dari jabatan. -16- b. PNS sebagaimana dimaksud huruf a, selama menjalani tugas belajar berkedudukan pada unit kerja yang melaksanakan fungsi di bidang kepegawaian sampai dengan masa tugas belajar berakhir, dengan kelas jabatan sebagai berikut : 1) Untuk jabatan Pimpinan Tinggi, Administrator, Pengawas, Jabatan Fungsional Ahli Utama, Jabatan Fungsional Ahli Madya, dan Jabatan Fungsional Ahli Muda diberikan jabatan a) Analis pengembangan pegawai, atau b) Analis kebutuhan dan manfaat pelatihan. 2) Untuk Jabatan Fungsional Ahli Pertama, jabatan fungsional keterampilan dan jabatan struktural eselon V, a) Pengelola arsip kepegawaian, atau b) Pengelola data kepegawaian. c. PNS yang menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan dengan tetap melaksanakan tugasnya, dapat tidak diberhentikan dari jabatan dalam hal: 1) Memenuhi pertimbangan kebutuhan organisas 2) Memperhatikan sistem penyelenggaraan pendidikan yang di 4d. PNS yang menjalani tugas belajar dan tidak diberhentikan dari jabatannya, selama menjalani lani, tugas belajar berkedudukan pada unit kerja sesuai dengan jabatannya. 9, Hak PNS Tugas Belajar a. PNS yang sedang menjalani tugas belajar diberikan penghasilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. PNS yang telah menjalani tugas belajar dan diberhentikan dari jabatannya, melaksanakan program pada unit kerja yang melaksanakan fungsi di bidang kepegawaian; ¢. Instansi pemerintah melalui unit kerja yang menyelenggarakan fungsi di bidang kepegawaian menyelenggarakan re-entry program bagi PNS yang telah menjalani tugas belajar; d. PNS yang telah menyelesaikan tugas belajar dapat mengusulkan peningkatan pendidikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan; e. PNS yang diberhentikan dari Jabatan Administrator, Pengawas, dan Jabatan Pelaksana (Eselon \V) karena melaksanakan tugas belajar dapat diangkat kembali sesuai dengan jabatan terakhir apabila: 1) Mengajukan usulan pengaktifan kembali secara berjenjang kepada Biro Kepegawaian; 2) Tersedia lowongan jabatan; dan 3) Memenuhi standar kompetensi jabatan dengan mengikuti penilaian kompetensi f. Pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatannya karena melaksanakan tugas belajar dapat diangkat kembali sesuai dengan jabatan fungsional dan jenjang terakhimya apabila tersedia formasi. g. Pejabat stuktural yang diberhentikan dari jabatannya karena melaksanakan tugas belajar dapat diangkat kembali apabila tersedia formasi 10. Kewajiban PNS Tugas Belajar a. PNS wajib menandatangani perjanjian terkait pemberian tugas belajar sebelum melaksanakan tugas belajar. " -17- b. Perjanjian terkait pemberian tugas belajar paling se 1) Subjek perjanjian; 2) Kesepakatan para pihak; dan 3) Objek yang di program studi, jangka waktu (masa) tugas belajar, hak dan kewajiban para pihak, konsekuensi atas pelanggaran kewajiban, keadaan kahar (force majeure) dan penyelesaian rjanjikan antara lain nama perguruan tinggi, program studi, dan akreditasi sengketa, c. Pengaturan mengenai konsekuensi atas pelanggaran kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf b, angka 3 disusun dengan mempertimbangkan sumber pendanaan dan kedudukan PNS. d. PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar wajib melapor kepada PPK paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhimya masa tugas belajar dengan menyerahkan laporan akhir pendidikan. e. PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar, walib melaksanakan ikatan dinas selama 1) 2 (dua) kali masa pelaksanaan tugas belajar bagi PNS yang menjalani tugas belajar yang diberhentikan dari jabatannya; 2) 1 (satu) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi PNS yang menjalani tugas belajar yang tidak diberhentikan dari jabatannya; 3) 1 (satu) kali masa pelaksanaan tugas belajar, bagi PNS yang menjalani tugas belajar biaya mandiri yang diberhentikan dari jabatannya. f. PNS yang menjalani tugas belajar biaya mandiri yang tidak diberhentikan dari jabatannya, tidak wajib menjalani ikatan dinas. g. Selama menjalani ikatan dinas PNS tidak diperkenankan mengajukan pengunduran diri, h. Ikatan dinas sebagaimana dimaksud huruf e, dapat dilaksanakan di instansi pemerintah yang lain sepanjang memenuhi persyaratan yang diatur masing-masing PPK atas persetujuan Menteri PAN RB. i. Kewajiban melaksanakan ikatan dinas sebagaimana dimaksud pada huruf e, berakhir pada saat: 1) Jangka waktu ikatan dinas telah dipenuhi: 2) Mencapai batas usia pensiun; atau 3) Diberhentikan sebagai PNS sebagai ketentuan peraturan perundang-undangan. j. PNS yang telah selesai menjalani tugas belajar berkelanjutan, wajib melaksanakan ikatan dinas sebagalmana dimaksud huruf e secara kumulatif. k. PNS yang tidak memenuhi kewajiban melaksanakan ikatan dinas sebagaimana dimaksud huruf e, wajib mengembalikan biaya yang dikeluarkan oleh negara selama masa tugas belajar kepada kas negara sesuai peraturan perundang-undangan. Pembatalan Tugas Belajar a. Pimpinan unit kerja dapat mengusulkan pembatalan penetapan tugas belajar PNS di lingkungan unit kerjanya kepada PPK, sebelum keberangkatan ke tempat pelaksanaan tugas belajar dengan disertai alasan pembatalan dan data dukung yang diperlukan; -18- b. Alasan pengusulan pembatalan sebagaimana dimaksud huruf a, antara lain: 1) PNS bersangkutan terbukti tidak memenuhi syarat pemberian tugas belajar; 2) PNS yang bersangkutan sedang menjalani pidana penjara atau kurungan dan atau sedang dalam penjatuhan hukuman disiplin paling kurang tingkat sedang; 3) PNS yang bersangkutan sedang menjalani proses pemeriksaan atas dugaan tindak pidana penyalahgunaan kewenangan jabatan yang mengakibatkan kerugian negara; 4) PNS yang bersangkutan tidak berangkat ke tempat pelaksanaan tugas belajar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan tanpa alasan yang sah; 5) PNS yang bersangkutan mengajukan permohonan pengunduran dir sebagai PNS tugas belajar; dan/atau 6) Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK. 42. Pemberhentian Tugas Belajar a. Pimpinan unit kerja dapat mengusulkan pemberhentian pemberian tugas belajar bagi PNS di lingkungan unit kerjanya kepada PPK, dengan disertai alasan dan data dukung yang diperlukan; b. Alasan pemberhentian sebagaimana dimaksud huruf a, antara lain: 1) PNS tidak dapat melaksanakan tugas belajar karena keadaan kahar; 2) PNS dinyatakan tidak sehat jasmani dan rohani oleh tim penguji Kesehatan sehingga tidak memungkinkan menyelesaikan tugas belajar sesuai dengan batas waktu yang ditentukan; 3) PNS dinyatakan tidak mampu menyelesaikan tugas belajar berdasarkan hasil evaluasi perguruan tinggi penyelenggera tugas belajar; 4) PNS tidak melaporkan perkembangan pelaksanaan tugas belajamya dan telah diberi peringatan tertulis oleh instansinya; 5) PNS tidak melaporkan perkembangan tugas belajarnya; 6) PNS bekerja di luar kegiatan tugas belajar; 7) PNS terbukti melakukan tindakan melawan hukum; dan/atau 8) Alasan lain yang ditetapkan oleh PPK. c. PNS yang tidak dapat menyelesaikan tugas belajar sesuai jangka waktu serla ketentuan pada huruf b, angka 3), 4), 5), 6), 7) dan 8) wajib mengembalikan biaya yang dikeluarkan oleh negara selama masa tugas belajar kepada kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan. 13. Mekanisme Pengusulan Tugas Belajar a. Pengusulan tugas belajar dan tugas belajar mandiri dalam negeri sebagai berikut: 1) Tugas belajar kategori A dan tugas belajar kategori B diusulkan secara berjenjang mulai dari atasan langsung sampai kepada Sekretaris Unit utama atau Kepala Kantor Wilayah, dan Sekretaris Unit Utama atau Kepala Kantor Wilayah mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal melalui Biro Kepegawaian (Lampiran VIl); -19- 2) Tugas belajar mandiri kategori A diusulkan secara berjenjang mulai dari atasan langsung sampai kepada Sekretaris Unit Utama atau Kepala Kantor Wilayah, dan Sekretaris Unit Utama atau Kepala Kantor Wilayah mengusulkan kepada Sekretaris Jenderal melalui Biro Kepegawaian (Lampiran VIII}; 3) Tugas belajar mandiri kategori B diusulkan secara berjenjang mulai dari atasan langsung kepada Sekretaris Unit Utama atau Kepala Kantor Wilayah dan ditetapkan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian dan ditembuskan kepada Biro Kepegawaian. b. Pengusulan tugas belajar dan tugas belajar mandiri yang dilaksanaken di luar negeri diusulkan ‘secara berjenjang mulai dari atasan langsung sampai kepada Sekretaris Unit utama atau Kepala Kantor Wilayah ditujukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui ‘Sekretaris Jenderal (Lampiran IX); 14 Penetapan tugas belajar dan tugas belajar mandiri berdasar tempat pelaksanaannya sebagai berikut 1) Keputusan tugas belajar yang dilaksanakan di dalam negeri ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal; 2) Keputusan tugas belajar yang dilaksanakan di luar negeri ditetapkan oleh Menteri Hukum dan HAM; 3) Tugas belajar mandiri yang dilaksanakan di dalam negeri ditetapkan oleh Sekretaris Unit Utama/Kepala Biro Kepegawaian/Kepala Kantor Wilayah; 4) Tugas belajar mandiri yang dilaksanakan di luar negeri ditetapkan oleh Menteri Hukum dan HAM. -20- BAB Vil PEMANTAUAN DAN EVALUASI PNS yang melaksanakan tugas belajar wajib membuat laporan kepada pimpinan instansi pemberi tugas belajar, antara lain: a. Laporan perkembangan pendidikan yang sedang dijalani, secara berkala per semester (Lampiran X); b. Laporan akhir pendidikan yang disusun paling lama 15 (lima belas) hari sejak berakhimya masa tugas belajar (Lampiran XI). Evaluasi dan pemantauan pemberian tugas belajar dilaksanakan dalam rangka pengendalian pemberian tugas belajar sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan tugas belajar kepada pinak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dan pemantauan pemberian tugas belajar dilaksanakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun oleh Biro Kepegawaian dalam rangka: a, Mengetahui keberhasilan atau proses pelaksanaan tugas belajar; b, Pemantauan yang berupa penilaian kinerja yang terdiri atas penilaian akademik atau pencapaian target akademik dan penilaian perilaku; ¢. Mengetahui keberadaan tempat tinggal dan perilaku pegawai (apabila yang bersangkutan melaksanakan tugas belajar di luar negeri atau tempat pendidikan di luar tempat tinggal/kantor). Hasil evaluasi dan pemantauan pemberian tugas belajar dilaporkan kepada PPK atau PyB, yang kemudian berdasarkan laporan tersebut PPK atau PyB dapat menetapkan kebijakan seperti: a. Pemberhentian pelaksanaan tugas belajar; dan b, Pembinaan terhadap PNS yang melaksanakan tugas belajar. -2t- BAB VIIL PENUTUP Ketentuan Peralihan Pada saat Pedoman ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor: M.HH-01.DL.07.01 Tahun 2009 tentang Pedoman Tugas belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai di Lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman ini. Ketentuan Penutup Pedoman Pengembangan Kompetensi Pendidikan adalah sebagai panduan dalam hal peningkatan kompetensi pendidikan baik di dalam maupun luar negeri guna menyelaraskan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai dalam peningkatan kinerja organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. = Jakarta, 04 November 2022 M HUKU} HAK ASASI MANUSIA, -21- BAB VII PENUTUP Ketentuan Peralihan Pada saat Pedoman ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor: M.HH-01.DL.07.01 Tahun 2009 tentang Pedoman Tugas belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai di Lingkungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan pedoman ini. Ketentuan Penutup Pedoman Pengembangan Kompetensi Pendidikan adalah sebagai panduan dalam hal peningkatan kompetensi pendidikan balk di dalam maupun Ivar negeri guna menyelaraskan antara kebutuhan organisasi dan kebutuhan pegawai dalam peningkatan kinerja organisasi di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Jakarta, 04 November 2022 MENTERI HUKU! HAK ASASI MANUSIA, 4 —_—— YASONNA H. LAOLY 7 -22- Lampiran Pedoman Menteri Hukum dan HAM Nomor — : MHH-590.KP.06.02 TAHUN 2022 Tanggal : 04 November 2022 Lampiran | Inventarisasi Kebutuhan Pengembangan Kompetensi Formulir Inventarisasi Kebutuhan Pengembangan Kompetensi terdiri dari 3 (tiga) bagian: 1, Identitas diri; 2. Riwayat pengembangan kompetensi dan nilai kinerja; 3. Usulan kebutuhan/rencana pengembangan kompetensi. ngislan Riwayat Pengembangan Kompetensi dan Niai Kine -23- Lampiran ll, Rekomendasi Seleksi Pendidikan KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Jalan H. R. Rasuna Said Kav. 6-7 Kuningan Jakarta Selatan(Kotak Pos 46) ‘Telepon (021) 253004 Laman : www.kemenkumham.go.id SURAT REKOMENDASI NOMOR Yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan Instansi Kementerian Hukum dan HAM Alamat Lembaga No Telp/Handphone E-mail Memberi rekomendasi kepada Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan Unit Kerja/Instansi Deskripsi Rekomendasi: Memenuhi persyaratan dan direkomendasikan untuk mengikuti seleksi pendidikan pada (Lembaga Beasiswa/Lembaga Pendidikan) Demikian surat rekomendas ini dibuat dengan sebenar-benamya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, -..-+1.+ Kepala Biro kepegawaian Nama NIP 24+ Lampiran Ill. Usulan Bantuan Pendidikan Hukum dan HAM KOP SURAT Nomor o Tanggal...... Sifat Segera Lampiran: - Hal Permohonan Bantuan Pendidikan Hukum dan HAM Yth. Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Kepegawaian di- Tempat Menindaklanjuti surat kami Nomor: .....0. t@Mggal ....... hal Keputusan Peserta Tugas Belajar Mandiri, bersama ini dengan hormat disampaikan hal sebagal berikut: 1, Bahwa pegawai kami yang sedang melaksanakan tugas belajar mandir, atas nama: Nama NIP 2. Bahwa Pegawai tersebut sedang melaksanakan tugas belajar mandiri pada Universitas Jurusan..... jangka waktu.... 3. Bahwa pendidikan yang dilaksanakan telah sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatan dankebutuhan organisasi. 4, Alasan permohonan Bantuan Beasiswa Hukum dan HAM, Berkenaan dengan hal tersebut, kami sampaikan pegawai kami tersebut di atas, untuk dapat diberikan Bantuan Pendidikan Hukum dan HAM. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terimakasih Kepala Biro/Kepala Pusat/Sekretaris Unit Utama/Kepala Kantor Wilayah, NIP... -25- Lampiran IV. Rekomendasi Tugas Belajar KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 6-7 Kuningan Jakarta Selatan(Kotak Pos 48) Telepon (021) 5253004 Laman : www.kemenkumham.go.id SURAT REKOMENDASI NOMOR ... Yang bertanda tangan di bawah ini Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan Unit Kerja Sekretariat Jenderal Memberi rekomendasi kepada. Nama NIP Pangkat/Gol Jabatan Instansi Lama Pendidikan Deskripsi Rekomendasi: ‘Telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti tugas belajar dan . pada... telah sesuai dengan kebutuhan organisasi dalam rangka pengembangan kompetensi pegawai serta dapat direkomendasikan untuk melaksanakan tugas belajar dengan Diberhentikan dari Jabatan/Tidak Diberhentikan dari Jabatan* (khusus untuk Jabatan Struktural atau Jabatan Fungsional) Demikian surat rekomendasi ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, Kepala Biro kepegawaian Nama NIP -26- Lampiran V. Format Perjanjian Tugas Belajar KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Jalan H. R. Rasuna Said Kav. 6-7 Kuningan Jakarta Selatan (Kotak Pos 46) Telepon (021) 253004 Laman : www.kernenkumham.go.id SURAT PERJANJIAN TUGAS BELAJAR NOMOR. Yang bertandatangan di bawah ini 1, Nama NIP Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Pemerintah c.q. Kementerian Hukum dan HAM,untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, 2. Nama NIP Jabatan Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama sendiri sebagai Pegawai Negeri Sipil Kementerian Hukum dan HAM, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Dengan ini bersepakat mengadakan Perjanjian dalam rangka tugas belajar (jenjang + program studi) pada (nama perguruan ting), di dalam negeri dengan biaya yang berasal dari (Lembaga Donorfpengelola beasiswa) untuk selanjutnya disebut PERJANJIAN. Bahwa kedua belah pihak terlebih dahulu menyatakan hal-hal sebagai berikut: a. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil, telah diatur mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. b. Bahwa yang dimaksud dengan tugas belajar dalam Perjanjian ini adalah tugas belajar di dalam negeri dengan biaya berasal (lembaga donor/pengelola beasiswa/mandiri) Oleh karena itu kedua belah pihak sepakat untuk menetapkan syarat-syarat dan ketentuan sebagaimana tersebut di bawah ini Pasal 1 (1) Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, PIHAK PERTAMA setuju untuk memberikan penugasan kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Tugas Belajar. (2)PIHAK KEDUA setuju dan menerima penugasan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan tugas belajar berdasarkan ketentuan dalam PERJANJIAN ini, (3)Pihak kedua tidak dapat menuntut pengakuan Ijazah secara kedinasan. Pasal2 (1)PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas belajar dengan penuh tanggung jawab dan menyelesaikan tugas belajar sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam program studi yang diikuti oleh PIHAK KEDUA. -27- (2)Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan tugas belajar dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan mengakibatkan tugas belajar menjadi terlambat, maka biaya yang timbul karena keterlambatan penyelesaian tugas belajar dimaksud seluruhnya menjadi beban PIHAK KEDUA. Pasal 3 PIHAK KEDUA selama melaksanakan tugas belajar di dalam negeri wajib: a, Melaporkan kepada PIHAK PERTAMA perkembangan hasil studi secara periodik berdasarkan peraturan yang berlaku, b. Menginformasikan alamat lengkap tempat tinggal di dalam negeri. Pasal 4 PIHAK KEDUA yang telah menyelesaikan masa studi tugas belajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, waiib: a. Memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas hari) kerja terhitung sejak tanggal PIHAK KEDUA menyelesaikan masa studi tugas belajar. b. Bekerja kembali di lingkungan Kementerian Kementerian Hukum dan HAM sampai dengan memasuki masa pensiun atau paling sedikit dalam tenggang waktu *1 (satu) kali masa studi yang telah dilalui/ 3 (tiga) kali masa studi yang telah dilalui Pasal 5 1) Dalam hal PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 4 huruf b, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan seluruh biaya terkait pelaksanaan tugas belajar PIHAK KEDUA yang telah dikeluarkan kepada Kas Negara 2) Pengembalian biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi gaji, tunjangan khusus, dan penghasilan lainnya yang sah selama masa studi, serta biaya-biaya lain yang berkaitan dengan seleksi dan studi PIHAK KEDUA ditambah dengan denda sebesar 100 % (seratus per seratus) dari seluruh biaya yang harus dikembalikan oleh PIHAK KEDUA. 3) Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dihitung oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan data, keterangan, dokumen, informasi, dan bukti-bukti sah lainnya dari lembaga donor dan/atau instansi terkait 4) PIHAK KEDUA wajib mengembalikan seluruh biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dalam tenggang waktu paling lambat 12 (dua belas) bulan sejak adanya pernyataan dari PIHAK PERTAMA bahwa PIHAK KEDUA telah melakukan pelanggaran sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 huruf b. 5) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kesanggupan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), maka PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk: a. Meminta kesanggupan istri/suami/ahli waris/keluarga PIHAK KEDUA sebagai Penjamin PIHAK KEDUA untuk mengambil alih tanggung jawab pengembalian seluruh biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2); b. Melakukan penuntutan pemenuhan pengembalian biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) kepada Penjamin PIHAK KEDUA; . Melakukan tindakan hukum yang perlu untuk mengembalikan seluruh biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2). Pasal 6 Selain dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (4), PIHAK KEDUA dikenakan sanksi sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. -28- Pasal 7 (1)Dalam hal terjadi sengketa berkenaan dengan PERJANJIAN ini, maka kedua belah pihak bersepakat menyelesaikan sengketa secara musyawarah mencapai mufakat. (2)Dalam hal musyawarah tetap tidak dapat menyelesaikan sengketa, maka kedua belah pihak bersepakat untuk menyelesaikan melalui jalur hukum dengan memilih domisili hukum yang tetap pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Pasal 8 Hal-hal lain yang belum atau belum cukup diatur serta perubahan-perubahan dalam PERJANJIAN ini akan diatur kemudian atas dasar kesepakatan para pihak yang akandituangkan ke dalam bentuk PERJANJIAN TAMBAHAN (addendum), yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari PERJANJIAN ini. Demikian PERJANMIAN ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, serta ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dan dipegang 1 (satu) oleh masing-masing pihak. Jakarta, 2022 PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA (Kepala Biro Kepegawaian/nama Nama (nama pegawai TB) Sekretaris Unit Utama pegawai) NIP vtntnnee NIP... Mengetahui, ‘Atasan langsung PIHAK KEDUA Istri'Suami/Ahli Waris/Keluarga* Selaku Penjamin PIHAK KEDUA (nama atasan langsung pegawai) NIP (nama anggota keluarga) Saksi-saksi: -29- in VI. Format Surat Usulan Perpanjangan Jangka Waktu Tugas Belajar KOP SURAT Nomor a Tanggal.... Sifat Segera Lampiran (ika ada) Hal : Permohonan Perpanjangan Tugas Belajar ... Yth. Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Kepegawaian di- Tempat Menyusuli surat kami Nomor: tanggal hal Pengusulan Peserta Tugas Belajar, bersama ini dengan hormat disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1, Bahwa pegawai kami yang sedang melaksanakan tugas belajar atas nama: Nama NIP 2. Bahwa Pegawai tersebut sedang melaksanakan tugas belajar pada Universitas... Jurusan.... jangka waktu. 3. (sebutkan alasan permohonan perpanjangan tugas belajar) Berkenaan dengan hal tersebut, kami sampaikan pegawai kami tersebut di atas untuk dapat diberikan perpanjangan jangka waktu tugas belajar. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terimakasih, Kepala Biro/Kepala Pusat/Sekretaris Unit Utama /Kepala Kantor Wilayah, Nama NIP. -30- Lampiran Vil. Format Usulan Tugas Belajar (beasiswa) Diberhentikan Dari Jabatan (dalam negeri) KOP SURAT Nomor Tanggal Sifat o Lampiran (ika ada) Hal Permohonan Usulan Tugas Belajar Mandiri (diberhentikan dari jabatan) an. Yth, Sekretaris Jenderal (Menteri Hukum dan HAM untuk Tugas Belajar Luar Negeri) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di- Jakarta Sehubungan dengan surat dah enn Nomor... ._ tanggal.. Dal. _ bersama ini dengan hormat kami sampaikan permohonan tugas belajar mandir Pegawai Negeri Sipil Nama NIP Pangkat/Gol. Ruang Jabatan Unit Kerja untuk mengikuti program beasiswa pada Universitas dengan program studi ‘yang disponsori oleh ‘Adapun program beasiswa tersebut akan dlaksanakan mulaitanggal ...... sampai dengan .. ‘Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan 4. SKCPNS; 2. SKPNS; 3. SK Pangkat Terakhir; 4. SK Jabatan Terakhir; 5. Surat Pernyataan sanggup menjatankan Tugas Belajar dengan rasa penuh tanggung jawab; 6. SKP Terakhir; 7. Surat usulan dari Unit Kerja; 8. Surat tidak dalam Hukuman Disiplin dari Unit Kerja; 9, Surat Rekomendasi Tugas Belajar dari Unit Kerja; 10. Surat Rekomendasi dari Biro Kepegawaian yang merekomendasikan pemberian Tugas Belajar selaras dengan Kebutuhan Organisasi; 11, Surat Kelulusan (Beasiswa); 42. Surat bebas catatan cela darl Inspektorat Jenderal; 43. Surat Kelulusan dari universitas; 14, Kalender akademik universitas; 15. Surat perjanijian bersedia mengembalikan biaya Tugas Belajar apabila tidak dapat menyelesaikanmasa ‘Tugas Belajar hingga waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan; 16. Untuk UPT Pemasyarakatan wajib melampirkan surat Rekomendasi dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Demikian disampaikan, atas perkenan Bapak Sekretaris Jenderal kami mengucapkan terima kasih, Nama Jabatan, td NIP Tembusan 1. Inspoktur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM; 2. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM; 3, -31- Lampiran Vill, Format Usulan Tugas Belajar Mandiri Diberhentikan dari Jabatan (dalam negeri) KOP SURAT Nomor Lampiran “ Hal : Permohonan Usulan Tugas Belajar Mandiri (diberhentikan dari jabatan) an. Yih, Sekretaris Jenderal (Menteri Hukum dan HAM untuk Tugas Belajar Luar Negeri) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di- Jakarta ‘Sehubungan dengan surat dari... soe NOMOF. sn HONQQAL .. hal sss Bersama ini dengan hormat kami sampaikan permohonan tugas belajar mandir Pegawai Negeri Sipil : Nama NP Pangkat/Gol. Ruang Jabatan Unit Kerja Untuk mengikuti program beasiswa ada Universitas xo0o000cxxxx dengan program studi yang disponsori_ oleh sone Adapun program beasiswa tersebut akan dilaksanakan mulal tanggal xexxxxxex sampal dengan Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan 1. SKCPNS; 2. SKPNS, 3, SK Pangkat Terakhir; 4, SK Jabatan Terakhir; 5. Surat Pernyataan sanggup menjalankan Tugas Belajar dengan rasa penuh tanggung jawab; 6. SKP Terakhir: 7. Surat usulan dari Unit Kerja; 8 Surat tidak dalam Hukuman Disiplin dari Unit Kerje; 9. Surat Rekomendasi Tugas Belajar dari Unit Kerja; 10. Surat Rekomendasi dari Biro Kepegawalan yang merekomendasikan pemberian Tugas Belajar selaras dengan Kebutuhan Organisasi; 11. Surat Kelulusan Beasiswa); 12. Surat bebas catatan cela dari Inspektorat Jenderal; 13. Surat Kelulusan dari universitas; 14, Kalender akademik universitas; 15, Surat perjanjian bersedia mengembalikan biaya Tugas Belajar apabila tidak dapat menyelesaikanmasa Tugas Belajar hingga waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan; 16. Untuk UPT Pemasyarakatan waijib melampirkan surat Rekomendasi dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Demikian disampaikan, atas perkenan Bapak Sekretaris Jenderal kami mengucapkan terima kasin, Sekretaris Unit Utamia/Kepala Kantor Wilayah, td Nama.. NIP... Tembusan 1. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM: 2. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM. =32- Lampiran IX. Format Usulan Tugas Belajar (beasiswa) dan Tugas Belajar Mandiri Diberher Dari Jabatan yang dilaksanakan di luar Negeri KOP SURAT Nomor : a Tanggal..... Sifat Lampiran (ika ada) Hal Permohonan Usulan Tugas Belajar Mandiri (diberhentikan dari jabatan) an. Yth. (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) c.g. Sekretaris Jenderal di Jakarta Sehubungan dengan surat dati nen Nomor tanggal Ral oer .bersama ini dengan hormat kami sampaikan permohonan tugas belajar mandiri Pegawal Negeri Sipil Nama NIP Pangkat/Gol. Ruang Jabatan Unit Kerja Untuk mengikuti program beasiswa pada Universitas dengan program studi . os . yang disponsori Ie vn .. Adapun program beasiswa tersebut akan dilaksanakan mulai tanggal ‘sampai dengan Sebagai bahan pertimbangan kami lampirkan 4. SKCPNS; 2. SKPNS; 3. SK Pangkat Terakhir; 4. SK Jabatan Terakhir 5. Surat Pernyataan sanggup menjalankan Tugas Belajar dengan rasa penuh tanggung jawab; 6. SKP Terakhir; 7. Surat usulan dari Unit Ker 8, Surat tidak dalam Hukuman Disiplin dari Unit Kerja: 9. Surat Rekomendasi Tugas Belajar dari Unit Kerja; 10. Surat Rekomendasi dari Biro Kepegawaian yang merekomendasikan pemberian Tugas Belajar selaras dengan Kebutuhan Organisasi; 11, Surat Kelulusan (Beasiswa); 12. Surat bebas catatan cela dari inspektorat Jenderal; 13. Surat Kelulusan dari universitas; 44, Kalender akademik universitas; 15. Surat perjanjian bersedia mengembalikan biaya Tugas Belajar apabila tidak dapat menyelesaikanmasa ‘Tugas Belajar hingga waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan; 16. Untuk UPT Pemasyarakatan wajib melampirkan surat Rekomendasi dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Demikian disampaikan, alas perkenan Bapak Sekretaris Jenderal kami mengucapkan terima kasih, Nama Jabatan, td NIP. Tembusan 1. Inspektur Jenderal Kementerian Hukum dan HAM; 2. Kepala Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM -33- Lampiran X : Laporan Perkembangan Pendidikan Peserta Tugas Belajar KOP SURAT Nomor conn Tanggal.... Sifat Segera Lampiran: - Hal : Laporan Perkembangan Pendidikan Peserta Tugas Belajar Yth. Sekretaris Jenderal up. Kepala Biro Kepegawaian di- Tempat Dengan hormat yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama 2.NIP 3. Pangkat/Gol 4, Tempat Perkuliahan 5. Program Studi Berdasarkan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor : ......... Tahun. tentang Pemberian Tugas Belajar, saya bermaksud melaporkan perkembangan studi di tempat perkuliahan sebagaimana terlampir. Demikian laporan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Tempat, Mengetahui Atasan Langsung, Nama Nama NIP. NIP Lampiran Laporan Perkembangan Tugas Belajar 1. Melampirkan Nilai KRS 2. Melaporkan Suasana Akademik 3. Melaporkan Permasalahan atau hambatan -34- Lampiran XI: Laporan Akhir Pendidikan Peserta Tugas Belajar KOP SURAT Nomor vo Tanggal..... Sifat Segera Lampiran 2 Hal : Laporan Akhir Pendidikan Peserta Tugas Belajar Yth. Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Kepegawaian di- Tempat Dengan hormat yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama 2.NIP 3. Pangkat/Gol 4, Tempat Perkuliahan 5. Program Studi Berdasarkan Surat Kepulusan Sekretaris Jenderal Nomor: ...... Tahun tentang Pemberian Tugas Belajar, saya bermaksud melaporkan perkembangan studi di tempat perkuliahan sebagaimana terlampir Demikian laporan ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Tempat , Mengetahui Atasan Langsung, Nama Nama NIP NIP Lampiran Laporan Akhir Tugas Belajar: 1. Surat tanda lulus/ljazat 2. Salinan Skripsi/Tesis/Disertasi/Jurnal.

You might also like