KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM.
NOMOR 1225TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KELAS BIMBINGAN KELUARGA.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASAYARAKAT ISLAM,
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan cfektifitas, efisiensi,
akuntabilitas, dan keberlanjutan Gerakan Keluarga
Sakinah yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama,
perlu Pelibatan Peran Serta Masyarakat dalam Gerakan
Keluarga Sakinah;
b. bahwa berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal tentang Petunjuk Teknis Kelas
Bimbingan Keluarga.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 161, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5080);
2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2023 tentang
Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 21);
3. Peraturan Menteri Agama Nomor 72 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 955);
4. Keputusan Menteri Agama Nomor 876 Tahun 2023
tentang Gerakan Keluarga Sakinah;
5. Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Nomor 1099 Tahun 2023 tentang Pedoman
Pelibatan Peran Serta Masyarakat Dalam Gerakan
Keluarga Sakinah;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL _BIMBINGAN
MASYARAKAT ISLAM TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
KELAS BIMBINGAN KELUARGA.
KESATU : Menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Islam Tentang Petunjuk Pelaksanaan Kelas
Bimbingan Keluarga sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan Keputusan ini.
KEDUA + Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam diktum
KESATU merupakan pedoman bagi penyelenggara Kelas
Bimbingan Keluarga dan PesertaKETIGA : Seluruh biaya Kelas Bimbingan Keluarga dibebankan kepada
DIPA Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 91 November 2023
DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,
a. Me
(¢KAMARUDDIN AMINELAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM.
NOMOR 1225 TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN KELAS BIMBINGAN KELUARGA.
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dalam Bab [
pasal 1 angka 6 pengertian Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan
anaknya, atau ibu da anaknya. Sedangkan yang disebut dengan keluarga
besar selain suami, istri dan anak-anaknya dirumah tangga tersebut
terdapat orang tua atau disebut ayah dan ibu dari pihak suami dan juga
terdapat anak-anaknya orang tua yang lain termasuk orang tua dari ayah
(Kakek dan nenek).
Isu-isu strategis seputar ketangguhan keluarga seperti perceraian,
kekerasan dalam rumah tangga, ketimpangan antara pekerjaan dan
keluarga, pernikahan dini, kemiskinan dan dampak penggunaan media
sosial atau internet ikut menjadi pokok pembahasan yang ikut
mempengaruhi ketangguhan keluarga. Berbicara tentang keluarga, tidak
hanya membahas tentang struktur keluarga saja, tetapi lebih pada
pentingnya fungsi Keluarga. Ketangguhan keluarga berkaitan dengan
kemampuan keluarga untuk berfungsi dengan baik.
Ketangguhan keluarga difokuskan pada keberhasilan keluarga dalam
menghadapi kesulitan yang terjadi dalam kehidupan keluarga. Hal ini
memandang masalah keluarga sebagai sesuatu yang nyata dan berusaha
untuk mengembalikannya ke tempat yang tepat dalam kehidupan keluarga.
Bangunan keluarga maslahat terdiri dari pondasi yang kokoh, pilar-pilar
yang kuat dan atap yang mampu menaungi semua anggota keluarganya.
Pondasi dari bangunan keluarga maslahat ini adalah prinsip keadilan,
kesalingan dan keseimbangan. Ketika bangunan keluarga dilandasi dengan
ketiga prinsip ini maka akan mampu menyokong pilar-pilar bangunannya.
Adapun pilar dari bangunan keluarga maslahat adalah berpasangan
(zawwaj), janji yang kokoh/komitmen (mitsaqon ghalidza), saling berbuat
baik (mw’asyarah bil ma’ruf) musyawarah dan saling ridlo (taradhin). Dengan
memahami bangunan keluarga maslahat tersebut, maka semua anggota
keluarga, baik itu ayah dan/ibu, suami dan/istri dan anak akan mampu
berfungsi dengan baik dan membawa kebaikan bagi diri sendiri, semua
anggota keluarga dan masyarakat seluas-luasnya. Oleh karena itu,
dipandang penting untuk memaksimalkan layanan bimbingan berbasis
keluarga dalam bentuk Kelas Bimbingan Keluarga.
Untuk kelancaran penyelenggaraan Kelas Bimbingan Keluarga,
diperlukan pelibatan masyarakat dalam pelaksanaannya, _sehingga
dipandang perlu adanya pedoman dalam pelaksanaan Kelas Bimbingan
Keluarga pada setiap tingkatan.B, Maksud dan Tujuan ; |
1, Tersedianya Kelas Bimbingan Keluarga bagi Warga Binaan Keluarga
Sakinah; .
2. Tersedianya Metode Pelaksanaan yang memberi kesempatan seluas-
luasnya dan kemudahan bagi peserta untuk mengikuti Kelas Bimbingan
Keluarga; |
3. Terselenggaranya Kelas Bimbingan Keluarga sesuai dengan modul yang
sudah ditetapkan; |
4. Terselenggaranya’ layanan Kelas Bimbingan Keluarga dengan
pengorganisasian, penyediaan petugas layanan, pengelolaan anggaran
yang efektif, efisien, dan akuntabel; dan .
5. Tersedianya pedoman pelaksanaan Kelas Bimbingan Keluarga bagi
penyelenggara pada semua tingkatan.
C. Sasaran |
Sasaran dalam Petunjuk Pelaksanaan Belajar Rahasia Nikah Keuangan
Keluarga ini adalah Pelaksana, Fasilitator, dan Peserta.
D. Ruang Lingkup
Petunjuk pelaksanaan kegiatan kelas bimbingan keluarga ini meliputi:
1. Pengorganisasian;
2. Peserta;
3. Pelaksanaan;
4. Supervisi, monitoring, dan evaluasi; dan
S. Pertanggungjawaban.
E, Pengertian Umum
Dalam Keputusan Direktur Jenderal ini, yang dimaksud dengan:
1, Kelas Bimbingan Keluarga yang selanjutnya disebut dengan Kelas
Bimbingan adalah layanan bimbingan yang disediakan oleh Kementerian
Agama dan bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan
keterampilan hidup bagi warga binaan agar mampu mengelola dinamika
dalam perkawinan dan keluarga.
2. Kantor Urusan Agama Kecamatan yang selanjutnya disebut dengan KUA
Kecamatan adalah unit pelaksana teknis pada Kementerian Agama yang
mempunyai tugas melaksanakan layanan dan bimbingan masyarakat di
wilayah kerjanya
3. Pelaksana Bimbingan yang selanjutnya disebut dengan Pelaksana adalah
unit teknis atau lembaga yang menyediakan layanan Bimbingan secara
langsung kepada masyarakat.
4. Lembaga lain adalah organisasi sosial keagamaan/perguruan
tinggi/perorangan/lembaga lainnya yang telah menandatangani
perjanjian kerja sama pembinaan keluarga sakinah dengan Direktur
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik
Indonesia.
5. Fasilitator Bimbingan yang selanjutnya disebut dengan Fasilitator adalah
seseorang yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Kementerian Agama RI untuk memberikan fasilitasi Bimbingan Keluarga
Sakinah.
6. Peserta Bimbingan yang selanjutnya disebut dengan peserta adalah warga
masyarakat yang telah mendaftarkan diri untuk mengikuti Bimbingan.
7. Modul Kelas Bimbingan Keluarga yang selanjutnya disebut dengan Modul
adalah buku panduan bimbingan bagi Fasilitator dan Peserta yang
diterbitkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia,&.
8. Metode Pela n Bimbingan yang selanjutnya disebut dengan Metode
adalah cara yang ditempuh dalam menyelenggarakan bimbingan keluarga.
9. Catatan Pelaksanaan Bimbingan yang selanjutnya disebut dengan
Catatan Bimbingan adalah catatan yang dibuat oleh Pelaksana untuk
memonitor keikutsertaan peserta dalam seruh sesi bimbingan.
10. Direktur Jenderal adalah kepala satuan kerja yang membidangi
bimbingan masyarakat Islam pada Kementerian Agama.
BAB IL
PENGORGANISASIAN
Pelaksana
Pelaksana Kelas Bimbingan Keluarga berkewajiban untuk:
1. mempersiapkan dan mensosialisasikan program bimbingan;
2, membuka pendaftaran dan menginformasikan kelas bimbingan yang
dapat diikcuti oleh peserta secara lengkap;
3. menyusun jadwal kelas dan menyampaikannya kepada peserta dan
fasilitator/narasumber;
4, melakukan koordinasi dengan Satuan Tugas Gerakan Keluarga Sakinah
Kecamatan dan fasilitator/narasumber;
5, mempersiapkan tempat pelaksanaan dan perlengkapannya;
6. mengundang peserta yang telah mendaftar dan menginfomasikan tempat
pelaksanaan;
7. memberikan materi secara lengkap sesuai dengan kurikulum, modul, dan
silabus yang telah ditetapkan;
8. mencatat data pescrta dan menjadikannya sebagai database schingga
satu peserta hanya dapat mengikuti kelas keluarga yang ditetapkan; dan
9. melaporkan kegiatan bimbingan secara berjenjang.
B. Fasilitator/Narasumber
1. Fasilitator/Narasumber harus memiliki syarat:
a. syarat umum:
1) berkewarganegaraan Indonesia;
2) beragama Islam;
3) berpendidikan minimal Sarjana Strata 1; dan
4) berwawasan kebangsaan dan moderat.
b. syarat Khusus
1) memiliki sertifikat fasilitator Bimbingan Keluarga;
2) memahami dan taat kepada kurikulum, modul, dan silabus yang
ditetapkan; dan
3) memahami perspektif keluarga sakinah
2. Fasilitator/Narasumber berkewajiban untuk:
& menyampaikan materi Bimbingan secara lengkap dan utuh sesuai
modul;
b. mengelola waktu dengan efektif dan efisien;
¢, menggunakan perspektif moderat dalam proses bimbingan; dan
d. menyampaikan laporan kepada Pelaksana
. Kurikulum, Modul, dan Silabus
1. Kurikulum, modul, dan silabus digunakan dalam pelaksanaan
Bimbingan Kelas Keluarga sesuai yang telah ditentukan,
Kurikulum, modul, dan silabus menjadi panduan bagi narasumber
untuk memberikan materi di kelas keluarga.
2.BAB UL
PESERTA
1,Peserta bimbingan Keluarga adalah semua anggota keluarga atau yang
terdiri dari ayah dan/atau ibu, suami dan/atau istri, pemuda/pemudi,
sesuai dengan materi.
2.Jumlah peserta kelas bimbingan keluarga dalam satu kali pelaksanaan
maksimal 60 (enam puluh) orang peserta atau menyesuaikan kapasitas
ruangan.
3.Peserta berhak mendapatkan Kelas bimbingan keluarga secara lengkap
sesuai dengan kurikulum dan silabus yang ada
4. Peserta kelas bimbingan keluarga wajib mengikuti semua sesi dengan
Jengkap dan sungeuh-sungguh sesuai dengan kurikulum dan silabus yang
telah ditetapkan,
BAB IV
PELAKSANAAN KELAS BIMBINGAN KELUARGA
A. Persiapan.
Dalam tahap persiapan Kegiatan Kelas Bimbingan Keluarga, pelaksana:
1. Bersama Kepala KUA Kecamatan dan pihak terkait lainnya melakukan
advokasi kebijakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Kelas
Bimbingan Keluarga.
2. KUA Kecamatan melakukan fasilitasi penetapan Desa/Kalurahan
sasaran program;
3. Melaksanakan orientasi Kelas Bimbingan Keluarga kepada pemangku
kepentingan setempat terkait:
a. orientasi umum kegiatan Kelas Bimbingan Keluarga.
b, orientasi khusus untuk kegiatan yang akan menjadi prioritas Kelas
Bimbingan Keluarga.
4. Pelaksana melakukan koordinasi dengan mitra terkait untuk
pelaksanaan Kelas Bimbingan Keluarga.
B. Pelaksanaan
1. Pelaksana Kelas Keluarga berkewajiban untuk:
a, mempersiapkan dan mensosialisasikan program Kelas Bimbingan
Keluarga;
membuat jadwal kelas dan menyampaikan kepada peserta dan
narasumber;
membuka pendaftaran dan menginformasikan materi kelas yang
dapat diikuti oleh peserta secara lengkap
d. melakukan koordinasi dengan narasumber;
mempersiapkan tempat pelaksanaan dan perlengkapan yang
dibutuhkan;
mengundang peserta yang telah mendaftar dan menginfomasikan
tempat pelaksanaan;
8 memberikan materi secara lengkap sesuai dengan kurikulum dan
silabus yang telah ditentukan; dan
. mencatat nama peserta dan menjadikannya sebagai database
schingga satu peserta hanya dapat mengikuti kelas keluarga sesuai
dengan kurikulum dan silabus yang telah ditetapkan,
b.7.
2. Pelaksanaan Kegiatan
a. peserta melaksanakan pretest.
b. ketentuan kelas bimbingan keluarga:
1) dilaksanakan secara langsung (tatap muka) dengan jumlah peserta
maksimal 60 (cnam puluh) orang, dengan menyesuaikan kapasitas
tempat pelaksanaan.
2) dilaksanakan dalam waktu 120 (seratus dua puluh) menit dengan
alur pemberian materi yang telah ditetapkan.
3) menggunakan kurikulum dan silabus yang telah ditentukan
dengan menggunakan metode ceramah, curah pendapat dan tanya
jawab.
c. peserta melaksanakan postest.
3. Evaluasi dan Laporan
Setelah pelaksanaan kegiatan, pelaksana harus:
a. melakukan.evaluasi kegiatan;
b, menyusun laporan pelaksanaan;
c. mengumpulkan bukti dan dokumentasi; dan
4. menyampaikan laporan.
BABV
SUPERVISI, MONITORING, DAN EVALUASI
1. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam melakukan supervisi,
monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kelas Bimbingan Keluarga ke Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi, Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota atau ke lokasi pelaksanaan Kelas Bimbingan Keluarga.
2.Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi melakukan supervisi,
monitoring dan evaluasi ke Kementerian Agama Kabupaten/Kota atau KUA
tempat pelaksanaan Kelas Bimbingan Keluarga.
3. Kementerian Agama Kabupaten/Kota melakukan supervisi kepada Pelaksana
Kelas Bimbingan Keluarga.
4. Supervisi bertujuan untuk:
a.memastikan proses, administrasi. dan pengelolaan _keuangan
dilaksanakan dengan benar;
b. memberikan informasi tentang metode yang tepat; dan
c. memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program,
5. Monitoring bertujuan untuk:
a. mengumpulkan data dan informasi di lapangan;
b. mendapatkan gambaran pencapaian tujuan; dan
c. mendapatkan informasi tentang permasalahan di lapangan.
6. Evaluasi bertujuan untuk:
a, melihat keberhasilan program serta melakukan penilaian;
b. memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program; dan
c. memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.
7.Instrumen monitoring, supervisi dan evaluasi disiapkan oleh Direktur.
8.Hasil monitoring, supervisi dan evaluasi digunakan sebagai dasar untuk
menetapkan rencana tindak lanjut.
9.Rencana tindak lanjut oleh warga binaan (wabin) di antaranya berupa
pelaksanaan kegiatan bimbingan lainnya, sedangkan rencana tindak lanjut
oleh Pelaksana berupa replikasi dan ‘diseminasi warga binaan Kelas
Bimbingan Keluarga.BAB VI
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Kepala Kantor Wilayah Provinsi cq. Kepala Bidang yang memiliki tugas dan.
fungsi di bidang pembinaan keluarga sakinah bertanggung jawab atas
pengendalian mutu layanan kelas bimbingan keluarga di wilayah kerjanya.
. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota cq. Kepala Seksi yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang pembinaan keluarga sakinah
menyampaikan laporan terhadap pelaksanaan kelas bimbingan keluarga
kepada Kepala Kantor Wilayah Provinsi cq. Kepala Bidang.
Pelaksana membuat laporan kegiatan bimbingan dan laporan pertanggung
jawaban keuangan dan disampaikan kepada Kepala Kantor Kementerian
‘Agama Kabupaten/Kota cq. Kepala Seksi, paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja setelah kegiatan selesai.
Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) melampirkan:
daftar hadir Peserta, narasumber Fasilitator, dan panitia,
bahan/materi;
SK panitia dan narasumber/fasilitator;
tanda bukti penerimaan bahan ajar dan sertifikat;
bukti kuitansi pengeluaran; dan
£ foto kegiatan.
paogp
. Format laporan kegiatan Kelas bimbingan keluarga yang disclenggarakan
oleh Pelaksana ditetapkan oleh Direktur.
BAB VIL
PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur kemudian
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
DIREKTUR JENDERAL
BIMBINGAN MASYARAKAT ISLAM,
. |2
(SAMARUDDIN amin,?