Professional Documents
Culture Documents
Perencanaan Sistem Peringatan Dini Benca
Perencanaan Sistem Peringatan Dini Benca
ABSTRACT
Lucu Palongan Sub-village is located at hills terrain which is critically prone to soil mass
movement due to the morphological characteristic of plateu with steep slopes in addition to
geological setting of volcanic breccia bedrock covered by colluvial sediments. The research is
initiated by soil mass movement occurrence in Lucu Palongan Sub-villag. It is situated in
community’s farm land which is a typical ground faulting with soil cracks subsided by 3 meters at
the crown area. The study is conducted to identify the causal factors and mechanism of soil mass
movement, to observe the condition of the affected areas and society, to discover the areas
vulnerable to landslide effects and to plan early warning system for landslide disaster. The primary
data for the research is gathered from field investigation. Analysis on the slope stability is carried
out by employing SLOPE/W program. The study identifies that soil mass movement in Lucu
Palongan Sub-village is a typical slide. The causal factors of soil mass movement at the researched
areas are the farm lands existed on the slopes causing water on land surfaces accumulated, thence
the intensity of water slipping into subsurface increases, shear strength of soil significantly
diminishes due to saturation. The most vulnerable areas to landslide are Bretan and Batuampar
Sub-village of Selowogo Village. The indications of soil mass movement were initially noticed by
the residents of Lucu Palongan Sub-village through landslide monitoring instrument. Afterward,
the information was communicated to the people of Bretan and Batuampar Sub-village.
Keywords : Soil Mass Movement, SLOPE/W, Early Warning System, Community Based Develop-
ment, Landslide Monitoring Instrument
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peristiwa alam gerakan tanah. Mitigasi antara lain untuk
gerakan massa tanah yang terjadi di Dusun Lucu memberikan rekomendasi penanganan bencana
Palongan. Gerakan massa tanah yang terjadi alam gerakan tanah dengan pendekatan sistem
berupa tanah gerak dengan retakan tanah yang peringatan dini.
sudah mengalami penurunan sampai 3 meter pada
bagian mahkota. Tanah gerak tersebut terjadi pada
PENANGANAN BENCANA TANAH LONG-
lahan pertanian masyarakat, yang sewaktu-waktu
SOR
bisa mengalami keruntuhan dan akan mengancam
kelestarian alam dan keselamatan jiwa maupun Dalam penelitian ini, penanganan bencana
harta benda penduduk setempat. Untuk mengu- tanah longsor adalah ke arah pemantauan dan
rangi dampak yang akan ditimbulkan oleh bencana merencanakan suatu sistem peringatan dini. Alat-
alam gerakan massa tanah tersebut, maka alat dan pekerjaan lapangan untuk investigasi dan
perencanaan sistem peringatan dini bencana tanah pemantauan tanah longsor akan dijelaskan berikut
tongsor di daerah penelitian sangat diperlukan dan ini.
penting untuk dilaksanakan.
Lokasi penelitian terletak di Dusun Lucu Pengeboran
Palongan, Desa Campoan, Kecamatan Mlan-
dingan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, seperti Pengeboran dilakukan untuk menjelaskan
ditunjukkan dalam Gambar 1. Penelitian ini bertu- struktur geologi dan bidang longsor pada daerah
juan untuk investigasi dan mitigasi gerakan massa longsoran. Pengeboran dilaksanakan sepanjang
tanah di daerah penelitian. Investigasi antara lain garis tinjauan yang dibuat sesuai dengan posisi dan
untuk mengetahui kondisi lingkungan fisik dan arah longsoran, pada interval antara 30 m – 50 m.
kondisi masyarakat, mempelajari faktor-faktor Tiga atau lebih lubang bor dibuat dalam blok
penyebab terjadinya gerakan massa tanah, jenis longsor dan sedikitnya satu lubang bor dibuat di
dan mekanismenya serta mengidentifikasi daerah belakang mahkota longsoran dengan minimun
rawan yang akan terkena dampak dari bencana empat lubang bor secara keseluruhan.
Kondisi stratigrafi/litologi daerah penelitian berumur Holosen. Sketsa profil geologi lokasi
longsoran seperti terlihat dalam Gambar 3 berikut.
Daerah penelitian terdiri dari litologi breksi
gunungapi dari satuan batuan Gunungapi Ringgit
yang berumur Plistosen dan endapan koluvial hasil Hidrologi daerah penelitian
rombakan breksi gunungapi. Litologi breksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan penyeli-
gunungapi ditemukan di tebing sungai dan tebing
dikan di lapangan, kondisi akuifer di daerah
jalan. Singkapan breksi gunungapi yang
penelitian merupakan kombinasi antara akuifer
ditemukan di daerah penelitian umumnya masih
butir dan akuifer celah. Air hujan yang masuk ke
segar. Endapan koluvial terdapat pada daerah kaki
bawah permukaan tanah melalui pori-pori dan
lereng termasuk pada tempat terjadinya gerakan
celah-celah pada tanah akan menjenuhi tanah dan
massa tanah dengan ketebalan ± 20 – 30 meter.
tanah akan mengalami penurunan kekuatan geser-
Endapan koluvial diperkirakan terendapkan secara
nya.
selaras diatas litologi breksi gunungapi dan
Intensitas air yang meningkat pada waktu mu- alamiah dan faktor manusia. Faktor alamiah yang
sim hujan (Desember – Maret) akan mengakibat- menjadi faktor pengontrol adalah kondisi geomor-
kan air dari permukaan tanah yang masuk ke ba- fologi dan stratigrafi. Faktor alamiah yang menjadi
wah permukaan juga meningkat. Peningkatan air faktor pemicu adalah curah hujan yang tinggi.
bawah tanah menyebabkan adanya penambahan Intensitas hujan rata-rata selama 5 tahun di daerah
tekanan air pori. Tekanan air pori akan mengaki- penelitian pada Bulan Desember adalah 295,5
batkan penjenuhan yang mempercepat terubahnya mm/bulan, Bulan Januari sebesar 212,2 mm/
partikel tanah menjadi plastis dan cair. Kondisi ini bulan, Bulan Februari sebesar 269,8 mm/bulan dan
menyebabkan longsoran di daerah penelitian. bulan Maret sebesar 184,6 mm/bulan. Faktor
alamiah yang menjadi faktor pemicu lainnya ada-
Mekanika tanah daerah penelitian lah gempa bumi. Pada pertengahan Agustus 2007
Hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan telah terjadi gempa bumi di Kabupaten Situbondo.
untuk mengetahui nilai kuat geser tanah di daerah Gempa bumi tersebut akan berpengaruh terhadap
penelitian. Hasil pengujian geser langsung sampel longsoran di daerah penelitian. Faktor manusia
tanah pada Tabel 1. yang menyebabkan longsoran di daerah penelitian
adalah adanya persawahan yang membuat air terus
menerus ada di permukaan dan meresap ke bawah
KONDISI LONGSORAN permukaan, kenaikan intensitas air yang menerus
Longsoran di daerah penelitian berupa tanah menyebabkan terjadinya perubahan karakteristik
gerak yang telah mengalami rekahan (crack) dan tanah dan menurunkan kuat geser tanah secara
penurunan. Tinggi tebing utama longsoran (main signifikan di daerah penelitian. Kondisi persa-
scarp) sudah lebih dari 3 meter. Terdapat 6 minor wahan juga akan menambah beban lereng, hal ini
scarp di bagian kaki longsoran dengan ketinggian menyebabkan terjadiya longsoran.
antara 10 cm – 50 cm. Di bagian kaki longsoran
terdapat sungai dengan kedalaman ± 20 meter dan Mekanisme gerakan tanah
lebar ± 7 meter. Longsoran terjadi pada daerah
dengan luas 150 m x 170 m dengan arah umum Gerakan tanah di daerah penelitian disebab-
longsoran N 210º E. Dampak dari material long- kan oleh terdapatnya parameter-patameter pengon-
soran adalah pada daerah dataran dan permukiman trol yang terbentuk secara alamiah karena proses
penduduk di bagian hilir berjarak ± 2 km. Jenis geologi yang meliputi litologi, sifat mekanika
gerakan massa tanah adalah longsoran (slides). tanah, hidrogeologi dan morfologi. Parameter
pengontrol yang dipengaruhi oleh faktor pemicu
Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah menyebabkan daerah penelitian mengalami
longsoran. Faktor pemicu yang terdiri dari curah
Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah di hujan dan tataguna lahan oleh manusia akan
daerah penelitian adalah disebabkan oleh faktor mempercepat ketidakstabilan lereng.
Air yang masuk ke bawah permukaan tanah aman yang didapat adalah 0,780. Hasil perhi-
akan diteruskan melalui bidang lemah. Intensitas tungan program SLOPE/W tersebut menunjukkan
air yang berlebihan menyebabkan ikatan antar bahwa keberadaan air tanah sangat berpengaruh
partikel tanah menjadi renggang dan menyebabkan terhadap kestabilan lereng. Muka air tanah yang
berkurangnya kekuatan ikatan antar partikel. Hal dangkal menyebabkan menurunnya kestabilan
ini mengakibatkan longsoran di daerah penelitian. lereng.
Selain itu, perhitungan program SLOPE/W
Analisis stabilitas lereng menggunakan program juga dilakukan dengan mempertimbangkan faktor
SLOPE/W gempa bumi. Perhitungan dilakukan sebanyak dua
kali dengan tinggi muka air tanah yang berbeda.
Perhitungan (running) dengan program Perhitungan dilakukan untuk mengetahui pengaruh
SLOPE/W dilakukan sebanyak 5 kali dengan gempa bumi yang kemungkinan bisa terjadi di
asumsi tinggi muka air tanah yang berbeda-beda. daerah penelitian dengan percepatan batuan 0,15
Perhitungan pertama dilakukan dengan asumsi m/s2. Perhitungan pertama dilakukan dengan
muka air tanah berada pada kedalaman 20 meter, asumsi muka air tanah pada kedalaman 20 meter,
faktor aman yang didapat adalah 1,526. Perhitung- fakor aman yang didapat dari hasil perhitungan
an kedua dilakukan dengan asumsi muka air tanah tersebut adalah 1,064. Kemudian perhitungan
berada pada kedalaman 15 meter, faktor aman kedua dilakukan dengan asumsi muka air tanah
yang didapat adalah 1,352. Perhitungan ketiga pada kedalaman 10 meter, fakor aman yang
dilakukan dengan asumsi muka air tanah berada didapat dari hasil perhitungan tersebut adalah
pada kedalaman 10 meter, faktor aman yang 0,839. Hasil tersebut menunjukkan bahwa gempa
didapat adalah 1,217. Perhitungan keempat dilaku- bumi juga sangat berpengaruh terhadap kestabilan
kan dengan asumsi muka air tanah berada pada lereng dan menurunkan faktor aman lereng secara
kedalaman 5 meter, faktor aman yang didapat ada- signifikan. Hasil perhitungan program SLOPE/W
lah 0,924. Perhitungan kelima dilakukan dengan seperti terlihat pada Gambar 4.
asumsi muka air tanah dekat pemukaan, faktor
Sistem penyampaian informasi peringatan dini juga dapat menggunakan kentungan dengan cara
estafet. Jalur informasi sistem pelaporan seperti
Dari pengamatan di lapangan, sarana komu-
pada Gambar 7 berikut.
nikasi antar warga sudah menggunakan handphone
(HP). Pelaporan/penyampaian informasi saat terja-
di bencana alam gerakan tanah di Dusun Lucu Sosialisasi
Palongan adalah secepat mungkin informasi dapat
Sosialisasi sangat perlu dilakukan mengingat
sampai ke warga Dusun Bretan dan Batuampar.
masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap
Informasi adanya gejala/kejadian gerakan tanah
tanah longsor dan sistem peringatan dini.
pertama sekali diketahui oleh warga Dusun Lucu
Sosialisasi dilakukan untuk memberikan pengeta-
Palongan melalui alat pemantau gerakan tanah
huan kepada masyarakat mengenai faktor-faktor
yang dihubungkan dengan sirine. Kemudian
penyebab terjadinya tanah longsor dan ciri-ciri
informasi tersebut diteruskan sampai diterima oleh
yang harus diwaspadai serta pengenalan sistem
warga Dusun Bretan dan warga Dusun Batuampar
peringatan dini bencana tanah longsor kepada
Desa Selowogo. Sistem pelaporan sebaiknya
masyarakat. Target peserta sosialisasi adalah
menggunakan peralatan alat komunikasi seperti
masyarakat yang tinggal dan bekerja pada daerah
telepon, handphone (HP) dan handytalky (HT),
rawan longsor.
Forum Teknik Sipil No. XVIII/3-September 2008 897
gempa bumi yang kemungkinan bisa terjadi di INTERNASIONAL Ltd. Calgary, Alberta,
daerah penelitian, dengan percepatan batuan Canada.
0,15 m/s2, akan menurunkan nilai faktor aman Anonim, 2006, Kabupaten Situbondo Dalam
pada lereng secara signifikan merupakan Angka 2005, Pemerintah Kabupaten Situbondo,
faktor-faktor penyebab terjadinya gerakan Kerjasama Badan Pusat Statistik dan Bap-
tanah di daerah penelitian. pekab Situbondo, Situbondo.
4. Bila terjadi longsoran, meterial longsor akan Hardiyatmo, H.C., 2006, Mekanika Tanah 1, Edisi
Keempat, Gadjah Mada University Press,
langsung jatuh ke sungai dan dapat menjadi
Yogyakarta.
bendung alam dengan kemungkinan terjadinya
Karnawati, D., 2001, Sistem Peringatan Dini
banjir bandang yang membahayakan masya-
Tanah Longsor dengan Pemberdayaan Masya-
rakat di sebelah hilir, yaitu Dusun Bretan dan
rakat, Lokakarya Nasional Pengembangan
Dusun Batuampar Desa Selowogo yang berada Sistem Peringatan Dini Sebagai Upaya Pence-
tepat disisi Kali Plalangan. gahan dan Pengurangan Dampak Bencana
5. Penanganan yang dilakukan adalah dengan Alam, Yogyakarta.
pendekatan sistem peringatan dini. Untuk bisa Karnawati, D., dan Fathani, T.F., 2007, Extenso-
menjalankan suatu sistem peringatan dini ben- meter Otomatis dengan Anglemeter, Kompas
cana alam tanah longsor, alat-alat pemantau dan Alarm, Extensometer Manual dengan Ang-
gerakan tanah harus dihubungkan dengan lemeter, Kompas dan Alarm, Alat Pengukur
sirine. Jika sirine berbunyi, seluruh warga Curah Hujan Otomatis, Petunjuk Manual,
Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Dusun Lucu Palongan dan masyarakat yang
bekerjasama dengan Kementrian Percepatan
berada di dalam blok longsoran akan mende- Pembangunan Daerah Tertinggal Republik
ngar bunyi sirine tersebut, masyarakat harus Indonesia, Yogyakarta.
segera meninggalkan blok longsoran. Informa-
Nakamura, H., 1996, Landslide in Japan, The
si terjadinya longsoran harus secepat mungkin Landslide Society National Conference of
dapat sampai ke warga Dusun Bretan dan Landslide Control, The Fifth revision, Japan.
Batuampar. Setelah mendapatkan informasi,
Pendowo, B., dan Samodra H., 1997, Peta Geologi
warga harus segera mengungsi. 1 : 50.000 Lembar Besuki Jawa, Pusat Peneli-
tian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
DAFTAR PUSATAKA Raharjanto, K., 2002, Bencana Alam Banjir
Bandang Bercampur Sedimen di Daerah
Anonim, 1999, Peta Rupabumi Digital Indonesia Situbondo, Jawa Timur, Prosiding Simposium
1 : 25.000 Lembar Wringin, Dicetak dan Nasional Pencegahan Bencana Sedimen
diterbitkan oleh Badan Koordinasi Survey dan Yogyakarta 12 – 13 Maret 2002, Yogyakarta.
Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL),
Bogor. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1726-2002)
Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Anonim, 2002, SLOPE/W for Slope Stability Gempa untuk Bangunan Gedung, Badan
Analysis Version 5, User’s Guide, GEOSLOPE Standarisasi Nasional, Jakarta.