You are on page 1of 23

JURNAL ANALISIS POLITIK

(JAP)

Penanggung Jawab
Ketua Jurusan Ilmu Politik

Ketua Penyunting
Asrinaldi A

Dewan Penyunting
Tamrin
Andri Rusta
Ilham Aldelano Azre
Syaiful

Tata Usaha
Silmonalisa
Hutrila Afdhal

Diterbitkan Oleh :
Jurusan Ilmu Politik Universitas
Andalas, Padang ISSN No. 2089-
2179

Alamat Redaksi
Gedung Jurusan Ilmu Politik, FISIP Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang
Telp.(0751) 71266
Fax. (0751) 71266
E-mail : jap.unand@gmail.com
DAFTAR ISI
Pengantar redaksi i-ii
Daftar isi

Demokrasi Dan Kekuasaan Politik Petahanan Pada Pilkada Takalar 2007 1-10
Ilham Yamin, Leo Agustino

Competing Models in Political Coalition Analysis: 11-30


System or Transactional?
Nidzam Sulaiman, Hertanto, Bakaruddin Rosyidi Ahmad

Desentralisasi Fiskal Dan Efektifitas Transfer Dana Dalam Pelaksanaan 31- 45


Otonomi Daerah Di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jawa Barat
Asrinaldi, Tamrin, Indah Adi Putri

Model Pembinaan Perempuan Kader Partai Oleh Partai Politik 46-58


Al Rafni, Suryanef

CSR dan Peredaman Konflik : 59-69


Kajian Pada Eksplorasi Tambang Emas Di Banyuwangi
Saptopo Bambang Ilkodar

Dilema Pembangunan Pariwisata dan Ketahanan Pangan Di Bali 70-81


Ardian Bakhtiar Rivai, Adis Imam Munandar

Model Transfer Dana Perimbangan Dalam 82-101


Pelaksanaan Otonomi Daerah di Propinsi Jawa Barat
Tamrin

Peran Elit Lokal Dalam Konflik Tanah Ulayat Senyerang 102-110


Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Muhammad Dhany
Competing Models in Political Coalition Analysis:
System or Transactional?

Nidzam Sulaiman
Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)
Email : nizamm01@ukm.my

Hertanto
Universitas Lampung
Email : Hertanto.lpg@gmail.com

Bakaruddin Rosyidi
Universitas Andalas
Email : bakrandalas@gmail.com

Abstract : Competing Models in Political Coalition Analysis : System or Transactional?.


Systems analysis is very popular in social sciences. The structural functionalism theory espoused by Parsons,
Easton’s with political system, and Almond’s explanation on the role of individual politics through biological
organism analogy. All these theories place emphasis on the importance of norms, roles, function, structure, law,
coercion and equilibrium in the given system. Nevertheless, these models fail to explain the conduct of wrong-doers
which are in conflict with norms, order and laws. In daily occurrences there are those who craftily circumvent the
system in such a way that their actions are unnoticeable. Such individuals place their interests foremost even if they
are in conflict with norms and order. Thus the transactional model tries to explain the conduct of such individuals
who give emphasis on interest and opportunity at the expense of system. This study utilises the transactional model to
analyse the formation and fragmentation of political coalition with reference to Malaysia and Indonesia. In this
context, the transactional approach is more realistic in explaining political transformation. It also places the
individual’s role in a more meaningful position by not merely being subjected to regulation and system. The
individual is free to use their ability and thoughts in deciding the suitable outcome, opting for a rational choice and
does not react like an ordinary member of society who is subjected to social coercion and norms. Individuals are
consistently competing due to limited resources and have often to make the best choice from limited options
available.

Key words : System analysis, structural fungtionalism model, transactional model, political coalition, political
transformation.

Abstrak : Persaingan Model-Model Dalam Analisis Koalisi Politik : Model Sistem atau Transaksional ?. Analisis sistem
sangat populer dalam kajian ilmu sosial. Teori struktural fungsional dari Parsons, diskripsi Easton tentang sistem
politik, dan penjelasan Almond tentang peran individu politik melalui analogi organ biologi merupakan bagian dari
kajian analisis sistem. Semua teori ini meletakan pentingnya norma, peran, fungsi, struktur, hukum, koersi dan titik
keseimbangan dalam sistem yang ada. Namun, model analisis sistem ini gagal untuk menjelaskan fenomena konflik
yang terjadi mengenai norma, aturan dan hukum pada aktivitas sehari-hari. Sehingga model transaksional mencoba
untuk menjelaskan perilaku orang-orang tersebut yang memberikan penekanan kepada kepentingan dan kesempatan
dengan mengorbankan sistem yang ada. Studi ini menggunakan model transaksional untuk menganalisis formasi dan
fragmentasi dari koalisi politik di Malaysia dan Indonesia. Dalam konteks ini, pendekatan transaksional lebih realistik
dalam menjelaskan transformasi politik. Pendekatan ini juga menempatkan peran individu dalam posisi yang lebih
bermakna dengan tidak hanya menempatkan mereka sebagai subjek dalam regulasi dan sistem. Individu-individu
secara konsisten berkompetisi karena keterbatasan sumberdaya dan cenderung untuk membuat pilihan terbaik dari
opsi terbatas yang tersedia.

Kata kunci : Analisis sistem, struktural fungsional model, model transaksional, koalisi politik, transformasi politik.

PENDAHULUAN Parsons, Merton dan Davies; ide analogi


organisme biologi terhadap masyarakat
Analisis sistem di dalam ilmu sosial yang dilahirkan oleh Durkheim dan
khususnya antropologi, sosiologi, dan ilmu Malinowski; serta analogi mesin mekanik
politik dahulu merupakan suatu pendekatan oleh Radcliffe-Brown terhadap sifat saling
yang populer dan mempunyai banyak ketergantungan di dalam masyarakat;
pengikut. Misalnya, teori struktural model sistem oleh Easton yang
fungsionalisme yang didukung oleh menjelaskan proses pemerintahan atau
12 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

pembuatan keputusan; teori integrasi oleh individu akan mematuhi aturan sosial atau
Deustch; dan juga model sistem politik sistem ini.
oleh Almond dalam menjelaskan peranan Bagaimanapun di dalam kehidupan
politik individu yang mengambil analogi sehari-hari sebenarnya kita dapat melihat
organisme biologi. Semua teori ini individu yang menolak aturan sistem ini
menekankan betapa pentingnya norma, tetapi melakukannya dengan cerdik supaya
peran, fungsi, struktur, undang-undang, tidak jelas kelihatan kesalahannya. Individu
tekanan, dan keseimbangan dalam sistem sebenarnya acap kali mengutamakan
tersebut. kepentingan mereka meskipun menyalahi
Hubungan sosial dan politik dilihat norma sosial dan hukum. Tanpa disadari
bergerak mengikuti sistem yang telah kita sebenarnya dapat melihat individu
ditetapkan. Kebanyakan orang dilihat yang melanggar norma sosial tetapi
berinteraksi serta bertindak menurut norma melakukannya di dalam kesempatan atau
dan peraturan yang dikenakan kepada kelonggaran (loopholes) yang ada dalam
mereka. Masyarakat dipercaya terintegrasi norma tersebut.
secara langgeng karena hidup berpedoman Sebagai contoh undang-undang,
adat, nilai, norma dan aturan yang norma dan sistem sosial sudah
ditetapkan oleh sistem sosial. Semua memaklumkan bahwa lampu isyarat lalu
pedoman ini kemudian diwariskan dan lintas yang berwarna merah memberi
disosialisasikan pula kepada generasi arahan berhenti dan warna hijau memberi
berikutnya menjadikan sistem ini maksud bergerak/jalan, sedangkan kuning
berkembang dan berjalan adalah simbol berhati-hati, perlahan atau
berkesinambungan. Analis sosial kemudian bersiap untuk berhenti. Setiap anggota
melihat pengaruh tekanan atau coercion masyarakat mengetahui akan hal ini meski
yang diberikan oleh masyarakat kepada dia seorang yang tidak memiliki kendaraan.
anggotanya lalu melahirkan variasi analisis Namun setiap hari semua orang dapat
normatif seperti di atas. Aturan sosial melihat dengan jelas bagaimana pada saat
dipatuhi karena jika melakukan sembarang lampu kuning menyala banyak kendaraan
kesalahan atau perilaku menyimpang, bergerak dengan lebih kencang (walaupun
individu itu bimbang karena ia akan seharusnya berhati-hati atau melambatkan
dikenakan hukuman atau denda (sanction). kendaraan) dan saat lampu merah baru
Masyarakat dilihat memiliki kekuasaan menyala senantiasa diterobos karena yakin
untuk menekan/memaksa dan memastikan dalam tempo beberapa detik itu kendaraan
bagaimana bentuk tatanan atau sistem yang dari arah lain masih belum sempat bergerak
perlu dipatuhi oleh anggotanya. (walaupun seharusnya berhenti dengan
Bagaimanapun kesesuaian terhadap serta-merta setelah melambatkan
sistem dan norma ini tidak sepenuhnya kendaraannya pada waktu lampu kuning
dipatuhi baik oleh individu maupun menyala). Kejadian ini terjadi di banyak
pemimpin atau pemerintah (state). Tersirat tempat dan bukan masyarakat Indonesia
di dalam tindakan dan fikiran individu saja bahkan sudah menjadi semacam
adalah kepentingannya yang ingin kebiasaan bagi kebanyakan orang. Bagi
diutamakan dan kepentingan ini sering generasi baru, hal itu mungkin akan
bertabrakan dengan norma dan peraturan dianggap sebagai norma yang sebenarnya.
yang senantiasa menekan. Kehendak Persoalan-persoalan semacam inilah
pribadi seringkali berlawanan dengan yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya
kehendak masyarakat. Kepentingan pribadi oleh teori normatif seperti fungsionalisme,
kadangkala bertentangan dengan tekanan norma, dan sebagainya yang
kepentingan individu lain, lalu norma yang menekankan aturan sosial dan kepentingan
mendasari nilai dan adat menjadi aturan sistem. Dalam kehidupan sehari-hari
yang perlu dipatuhi. Seperti yang dijelaskan sebenarnya banyak tindakan dan perilaku
oleh analisis sistem di atas rata-rata yang melanggar sistem dan bertentangan
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 13

dengan norma tetapi kurang disadari karena Fenomena perubahan di dalam


dilakukan secara halus bahkan sudah koalisi dan mitra koalisi umumnya
dianggap seolah-olah ada di dalam sistem memperlihatkan betapa kepentingan pribadi
itu sendiri. 1 Persoalan ini yang coba atau kelompok menjadi faktor utama bagi
dijelaskan di dalam pendekatan aktor politik. Uraian yang menjelaskan hal
transaksional yang menekankan itu terdapat di dalam beberapa tulisan yang
kepentingan dan mencari kesempatan di menggunakan pendekatan transaksional
dalam kelemahan sistem itu. seperti tulisan:

Politik: Tindakan Serba Mungkin  F.G. Bailey, Stratagems and


Spoils: A Social
Terdapat beberapa pandangan Anthropology of Politics
sarjana atau pemikir yang mencoba (1970),
menjelaskan sifat politik atau persaingan di  Jeremy Boissevain, Friends
dalam politik yang relevan dan perilaku of Friends: Networks,
sosial di atas. Umpamanya “politics is the Manipulators and
art of possible” yang membayangkan Coalitions (1978) dan
politik adalah satu fenomena yang serba  Mart Bax, Harpstring and
mungkin dan tidak ada yang mustahil, Confessions: Machine Style
walau tidak pernah diduga dari awalnya. Politics in the Irish Republic
Demikian juga ungkapan seperti; “di dalam (1976).
politik tidak ada kawan atau musuh yang
abadi, yang abadi ialah kepentingan”, yang Karya-karya ini mencoba
juga memberikan maksud keadaan yang menjelaskan bagaimana tingkah laku,
serba mungkin tadi. Seorang kawan yang keputusan yang dibuat, dan sikap politik
akrab hari ini di dalam politik secara tiba- seseorang itu banyak didorong oleh
tiba dapat menjadi musuh bebuyutan kepentingan pribadi dan untuk mencapai
keesokan harinya dan demikian juga tujuannya mereka tidak segan-segan
sebaliknya musuh hari ini dapat menjadi melakukan apa saja, seperti berbagai
kawan akrab di kemudian hari. muslihat, tipu daya, dan bahkan
Persoalannya, mengapa hal ini menggunakan ‘jalan pintas’ atau ‘jalan
dapat terjadi? Mengapa di dalam politik belakang’ walau di luar batas-batas norma.
tindakan individu sanggup melakukan Menurut Stanley Barrett di dalam
sesuatu yang dapat dianggap tidak tulisannya Anthropology: a Student’s
sewajarnya, tidak mengikuti norma bahkan Guide to Theory and Method (1996: 99),
ada yang tidak mengikuti undang-undang? pendekatan ini ditandai sebagai social
Pendekatan transaksional dari antropologi action atau interactional. Bahkan Bailey di
politik mencoba menjelaskan fenomena ini. dalam bukunya Stratagems and Spoils: A
Berbagai sisi di dalam politik dapat dilihat Social Anthropology of Politics (1970) dan
melalui perspektif transaksional ini dan Frederick Barth di dalam tulisannya Models
fenomena pembentukan dan perpecahan of Social Organization (1966) sering
koalisi politik akan dirujuk sebagai kasus menggunakan dua konsep ini untuk
kajian. menjelaskan persoalan yang sama,
dibandingkan dengan transaksional.
1
Apa yang dimaksudkan di sini ialah tindakan itu Perkembangan model transaksional
sudah dianggap sebagai lumrah, lazim atau biasa ini dapat ditelusuri dari pemikiran
dan sudah diterima di dalam masyarakat. Ia tidak
lagi dilihat sebagai melanggar peraturan karena antropologi Manchester (Manchester
terdapat beberapa saat untuk individu menangkap school of thought) yang dipengaruhi oleh
kesempatan atau beat the system walaupun Max Gluckman.2 Meskipun model ini lebih
sebenarnya ia menyalahi undang-undang dan jika
ada polisi yang mengawal di persimpangan waktu
2
itu tindakan tersebut tidak akan dilakukan. Perlu diingat di dalam disiplin antropologi terdapat
14 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

dikenal dirintis oleh Gluckman, dasarnya sehari-hari lebih banyak mencerminkan


sudah mulai kelihatan di dalam beberapa kepentingan pribadi.
tulisan yang lebih awal. 3 Tulisan Bronislaw Sebelum munculnya pendekatan
Malinowski turut menggambarkan unsur- transaksional, pendekatan yang lebih
unsur transaksional dan menekankan mendapat perhatian para sarjana ilmu
individu sebagai penipu atau manipulator. sosial maupun ilmu politik ialah struktural
Ia juga menonjolkan kepentingan timbal fungsionalisme dan konflik. Pelbagai
balik (reciprocity) antara individu dan fenomena masyarakat dilihat dari dua sudut
mendiskusikan betapa hubungan ini perspektif ini. Perspektif keseimbangan
merupakan fakta sosial yang sebenarnya. menurut struktural fungsionalisme melihat
Secara tidak langsung fenomena ini masyarakat sebagai senantiasa bersifat
memperlihatkan jurang pemisah antara apa harmoni dengan kelangsungan peranan
yang diucapkan dan apa yang dilakukan.4 yang dimainkan anggota dan sumbangan
Sesuatu hal yang sering diucapkan oleh yang mereka hasilkan untuk
banyak orang senantiasa berdasarkan melanggengkan keseimbangan tersebut.
sistem, norma atau adab namun perilaku Perubahan hanya berlaku sekiranya peran
tertentu tidak dimainkan.
Ketidakseimbangan ini bagaimanapun akan
satu lagi pendekatan transaksional yang dipelopori berakhir dengan keseimbangan semula
oleh Max Weber dan dikembangkan oleh Talcott setelah langkah-langkah penyesuaian
Parsons. Meskipun namanya sama tetapi pendekatan dilaksanakan.5
ini menjelaskan fenomena yang berbeda. Sementara itu keadaan sebaliknya
Transaksional penjelasan Weber dan Parsons ini
tidak dapat menjelaskan persoalan kepentingan dan terdapat di dalam perspektif konflik atau
jalan pintas seperti dijelaskan oleh Max Gluckman kelas. Perspektif konflik sering melihat apa
dan kawan-kawan dari Manchester ini. yang sebenarnya ada bukan harmoni dan
3
keseimbangan tetapi penindasan dan
Pendekatan transaksional ini kadangkala disebut konflik. Masyarakat terbagi ke dalam kelas
juga sebagai interaksional dan social action. Oleh
sarjana lain malah penggunaan social action lebih yang bertentangan dan kelas yang berkuasa
kerap digunakan dalam merujuk kepada pendekatan mewujudkan pelbagai institusi dan agensi
ini. Bailey (1970) dan Barrett (1996) umpamanya untuk melanggengkan kekuasaan dan
menggunakan konsep social action dengan dominasi mereka. Kelas bawah selalu
konsisten. Bagaimanapun untuk menghindari tertindas dan tidak berupaya menentang.
kekeliruan dengan teori social action yang
dikemukakan oleh Weber dan kemudian oleh Mereka tidak menguasai alat produksi dan
Parsons serta untuk menghindari masalah sangat bergantung kepada upah dari
penerjemahan, artikel ini menggunakan konsep pemodal. Ikatan ini menyebabkan mereka
transaksional seperti yang digunakan oleh mudah dikuasai, ditindas atau diperas
Boissevain (1978). Walaupun tiga konsep ini tenaganya untuk kepentingan pemodal.
berbeda, transaksional, interaksional dan social
action, ia sebenarnya tetap memberi makna dan Hanya setelah muncul kesadaran kelas baru
pendekatan yang sama yang mengutamakan memungkinkan mereka menuntut
kepentingan dan hubungan kawan dan kenalan
5
dalam memberi bantuan atau transaksi jalan pintas Untuk uraian lebih lanjut mengenai struktural
yang digunakan. fungsionalisme, lihat tulisan tokoh-tokoh utama
bidang ini seperti Talcott Parsons yang antara lain
4
Lihat umpamanya tulisan Malinowski, Crime and menulis The Social Systems (1951), Robert K.
Custom in Savage Society (1940 juga disorot oleh Merton, Social Theory and Social Structure (1949)
Coser 1969). Menurut Barret pengaruh Malinowski dan Kingsly Davies, The Myth of Functional
ini turut diwarisi oleh muridnya, Edmund Leach, Analysis as a Special Method in Sociology and
yang kemudian menghasilkan beberapa karya Anthropology (1959). Meskipun populer pada
penting yang memiliki unsur model ini (Barrett dekade 1950-1960-an, ide pendekatan ini sudah
1996: 104). Salah satu yang utama ialah Political lama ada sejak dari tulisan Emile Durkheim seperti
Systems of Higland Burma (1954) yang The Division of Labor in Society (1933) dan Suicide
mendiskusikan persaingan politik di antara beberapa (1951), Radliffe-Brown, Structure and Function in
kelompok kesukuan pedalaman negara tersebut. Primitive Society (1952) dan Bronislaw
Malisnowski, A Scientific Theory of Culture (1944).
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 15

perubahan atau melakukan perjuangan. 6 membongkar fenomena perebutan


Kedua pendekatan ini meskipun kekuasaan di universitas. Dalam mengulas
mendapat banyak sambutan pada dekade fenomena seperti ini Bailey (1970: 87)
1950 dan 1960-an bagaimanapun ia gagal menyatakan bahwa: “... kebanyakan dari
menjelaskan beberapa persoalan, seperti kita dipengaruhi oleh kepentingan pribadi,
mengapa individu masih melanggar norma dan mencoba mengelak dari ikatan norma
sosial dan apakah pasti nilai, norma dan untuk mendapatkan sebanyak mungkin
undang-undang berupaya menggariskan faedah...”. Bagi Bailey, keadaan seperti ini
peraturan yang akan dipatuhi oleh perilaku merupakan hakikat yang nyata di dalam
individu. kehidupan sosial. Nilai harmoni sebenarnya
tidak senantiasa hadir, jika hadir pun ia
Antara Kepentingan dan Tekanan Sosial hanya menjelma di dalam bentuk
masyarakat yang stabil tetapi di dalamnya
Kehidupan sosial mempunyai sarat dengan tipu daya, muslihat,
banyak kesimpangsiuran dan bagian- nepotisme, tikam belakang dan ‘jalan
bagiannya. Ada orang yang meneriakkan pintas’.
norma-norma kebaikan tetapi melakukan Kemunculan dan kekuatan
suatu tindakan yang bertentangan. Ada pula struktural fungsionalisme membuat Bailey
yang senantiasa mencari jalan mudah untuk mempertanyakan kembali sejauh mana
mendapatkan suatu kepentingan atau tujuan sistem sosial dan sistem politik masyarakat
tanpa mengikuti adat dan norma, mereka itu benar-benar menjadi rujukan perilaku.
memutarbalikkan peraturan untuk Walaupun ada hukuman sosial apabila
memperoleh kesempatan (Barrett 1996: mencela norma sosial, tetapi apakah semua
100). Sifat-sifat ini tidak dapat dijelaskan anggota setuju dengannya? Lebih lanjut,
oleh model fungsionalisme maupun menurut Bailey:
konflik. Sebaliknya transaksional muncul
dan menonjolkan peran individu tetapi “Satu kelemahan yang
tidak terpisah dari konteks sosial. terdapat di dalam
Kelahirannya telah memberi satu alternatif antropologi ialah kita terlalu
yang baik dan lebih realistik kepada dunia berminat dan terikat dengan
sosial umumnya dan khususnya untuk ‘sistem’, walaupun kita tahu
menjelaskan fenomena yang bersifat bahwa kehidupan orang
demikian. banyak setiap hari asyik
Pendekatan ini digunakan oleh mencoba mencari jalan
Bailey di dalam tulisannya Stratagems and untuk mengatasi sistem ini,
Spoils: A Social Anthropology of Politics dan kita hanya memberi
(1970). Tulisan ini merupakan suatu kajian perhatian kepada perkara ini
mengenai politik dan kekuasaan dan setelah mereka tertangkap
meliputi ruang yang sangat luas dari politik dan dibawa ke pengadilan
di tingkat desa di India hingga ke politik dan akhirnya dihukum”
pedalaman Inggris dan Perancis, bahkan (Bailey 1970: 87).

6
Penjelasan model konflik sudah tentu tidak Sekiranya semua anggota
memadai dalam satu paragraf seperti ini. masyarakat setuju terhadap segala adat dan
Pendekatan ini sendiri memiliki beberapa adab, nilai dan norma sosial maka semua
subvariasinya. Sebenarnya terdapat banyak tulisan tingkahlaku menjadi mudah diramal dan
yang menjelaskan perkembangan aliran ini namun diperkirakan, karena semuanya
sebagai uraian ringkas yang berhubungan dengan
pendekatan ini, dapat dilihat dalam tulisan Marx and berpedoman kepada nilai dan norma
Engels, The Communist Manifesto (1979), Coser, tersebut. Namun apa yang menjadi
The Function of Social Conflict (1956), Dahrendorf, persoalan ialah dalam praktek sebenarnya,
Class and Conflict in Industrial Society (1959) dan kehidupan sosial tidak mengikuti seluruh
Tom Bottomore, Elite and Society (1964).
16 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

norma dan nilai yang sewajarnya. Setiap produktif dan sangat dapat diharapkan,
hari kelihatan berbagai tingkahlaku tetapi orang lain sebaliknya.
berlawanan dengan hal yang diucapkan. Karena terdapat sikap pragmatik
Bahkan Bailey menambahkan: seperti itu, maka Bailey (1970)
“Sebenarnya banyak orang selalu merumuskan bahwa sebenarnya di dalam
mengatasi sistem ini tanpa dihukum dan sebuah masyarakat terdapat dua bentuk
dari sinilah mulai terjadi perubahan sistem peraturan, yaitu (1) peraturan normatif; dan
itu” (1970: 87). Hakikatnya terdapat jurang (2) peraturan pragmatik. Peraturan normatif
yang jelas antara pesan normatif dengan menggariskan pedoman umum kepada
tingkah laku sebenarnya. Perbedaan ini tingkahlaku anggota masyarakat, ia
yang kemudian mendorong perubahan membentuk peraturan yang umum, yang
dalam masyarakat. formal maupun yang terbaik di dalam
Sebenarnya individu sanggup masyarakat tersebut. Di dalam Stratagems
berbuat sesuatu di luar peraturan demi and Spoils Bailey menjelaskan betapa
mencapai suatu tujuan. Individu dilihat umumnya sifat peraturan normatif ini:
sebagai economic man atau menerapkan “Peraturan normatif hanya merupakan
pilihan rasional (rational choice) yang pedoman umum di dalam berperilaku; ia
sanggup berikhtiar mencari cara apa saja biasanya memberi penilaian kepada sesuatu
untuk memaksimalkan pendapatannya. tindakan atau tingkahlaku yang salah
Blau (1969) kemudian menambahkan ataupun yang baik dari segi etika dan di
dengan menyatakan bahwa tujuan individu dalam tiap-tiap struktur politik ia dapat
tidak terbatas kepada ekonomi semata digunakan sebagai garis batas kepada
tetapi juga kekuasaan politik (dikutif dari banyak orang akan sifat perilaku yang
Gledhill 1994: 132). Dengan kata lain, ia baik” (1970: 5). Sampai di sini, pandangan
menjadi economic man sekaligus political Bailey mempunyai persamaan dengan
man apabila sanggup melakukan berbagai pandangan yang digariskan oleh
hal yang menyalahi norma untuk mendapat pendekatan struktural fungsionalisme yang
kekuasaan, melanggengkan kekuasaan atau mengutamakan moral, integrasi, fungsi,
memperluas kekuasaan. peran dan keseimbangan.
Transaksional menekankan Sementara itu peraturan yang
bagaimana aktor mencoba mengambil pragmatik merupakan penyimpangan dari
kesempatan di mana ada peluang yang peraturan yang terbaik di atas, ia
dapat dimanfaatkan. Demi kepentingan ada mengandung unsur tipu daya yang
anggota yang ingkar terhadap norma dan digunakan oleh individu untuk memperoleh
peraturan, ada yang pandai bermuslihat, sesuatu. Secara ringkas ia dapat dianggap
memutarbalikkan peraturan untuk seperti kata-kata “how to get things done”,
memperoleh keuntungan. Ada yang dan dari beberapa sisi dapat dianggap
bertindak untuk mencapai sesuatu dengan sangat machiavellian. Di dalam hal ini
pelbagai cara; umpamanya di kalangan para Bailey menulis, “Perlakuan yang pragmatik
pekerja, ada yang pandai menunjukkan bukan kenyataan mengenai sesuatu bentuk
seolah-olah dia paling sibuk, nampak rajin, perlakuan itu salah atau tidak, tetapi
banyak mondar mandir ke sana-sini dan kenyataan apakah ia berpengaruh atau
kelihatan seperti sangat produktif tetapi tidak. Biasanya peraturan ini bersifat netral.
sebenarnya tidak menghasilkan apa-apa. Tingkah laku boleh jadi bergerak dalam
Ada juga yang lebih suka memperlihatkan batas-batas yang digariskan oleh peraturan
bekerja bila ada pimpinan atau pengelola
tempat kerja dan melihat dia bekerja, tetapi sistem itu atau mungkin juga tidak” (1970:
apabila pimpinannya tidak ada atau cuti 6).
maka ia yang lebih dahulu akan hilang atau Apa yang menarik di sini ialah
mangkir. Ia akan memastikan tanggapan bahwa perbuatan yang bersifat pragmatik
atasan bahwa dia yang terbaik, sangat ini dikatakan dapat terwujud di dalam
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 17

batas rules of the game, atau masih tidak ketidakpuasan harus dilahirkan di dalam
melanggar norma. Keadaan ini dapat bentuk kritikan sehat, bertanding di dalam
digambarkan di dalam perbuatan yang tidak pemilihan umum atau pemilihan pimpinan
serius tetapi masih pragmatik. Sebagai partai atau musyawarah besar, dan bukan
contoh di dalam pertandingan sepak bola, dengan cara-cara jalan pintas ini.
pemain sudah menerima satu perangkat Ciri ini tidak dinyatakan di dalam
peraturan yang disetujui seperti tidak boleh pendekatan struktural fungsionalisme.
memegang bola (kecuali penjaga gawang) Menurut Bailey lebih lanjut, kadar
atau bermain di luar garis dan sebagainya. perbedaan di antara dua peraturan ini dapat
Namun, kita sering melihat kecenderungan dianggap sebagai ukuran yang dapat
pemain sengaja (melakukan trik) menunjukkan potensi perubahan sosial di
menjatuhkan diri agar dianggap terjadi dalam masyarakat. Apabila peraturan
pelanggaran, demi untuk mendapatkan pragmatik ini lebih banyak dipraktekkan
tendangan bebas atau cara mudah maka peraturan yang bersifat normatif
mendapatkan gol. Perbuatan ini lebih terpaksa diperbaiki atau dibetulkan sebagai
banyak terjadi di dalam kotak penalti di langkah penyesuaian dengan realitas pada
depan gawang dengan harapan mendapat waktu yang bersamaan (1970: 12-16).
tendangan penalti. Perbuatan ini dapat Seorang lagi sarjana yang
dianggap masih di dalam batas rules of the menggunakan pendekatan transaksional ini
game yakni kekasaran dihukum dengan adalah Jeremy Boissevain yang telah
tendangan bebas. Namun, sandiwara ini menulis di dalam bukunya Friends of
tetap merupakan satu penipuan dan Friends: Networks, Manipulators and
sekaligus menggambarkan sikap yang tidak Coalitions (1978) dengan meninjau
sepenuhnya bersemangat keolahragaan fenomena yang sama. Ia menunjukkan
(sportif). Rules of the game itu masih dapat betapa hubungan persahabatan dan
dieksploitasi untuk mendapatkan persaudaraan menjadi rujukan utama di
keuntungan secara jalan pintas. dalam setiap tindakan untuk memenuhi
permintaan atau favour. Judul bukunya
Kepentingan dalam Politik sendiri telah menggambarkan bahwa faktor
persahabatan menjadi penting dan utama.
Menurut Valachi, budaya di dalam Boissevain mengungkapkan bahwa
suatu masyarakat memiliki sekumpulan faktor informal seperti ini lebih bermakna,
peraturan tentang bagaimana bentuk umpamanya di dalam memilih calon
persaingan atau game itu dapat dimainkan pekerja, kenaikan pangkat, pemberian
dan dalam setiap budaya juga terdapat kontrak, perizinan resmi, subsidi dan tender
seperangkat peraturan bagaimana atau hibah tertentu, penetapan untuk
melakukan manipulasi menurut cara yang jabatan-jabatan tinggi, penerimaan calon
sudah menjadi kebiasaan bagi mereka mahasiswa ke universitas, sekolah atau
(Bailey 1970: 6). Sebagai contoh akademi yang baik atau institusi lain dan
ketidakpuasan di dalam satu kerjasama sebagainya; dibandingkan dengan faktor
dapat diungkapkan dengan pembelotan formal seperti permohonan resmi, resume
yaitu dengan cara membuka rahasia kawan yang baik serta surat kelayakan yang
perjuangan kepada musuhnya. Ini mungkin cemerlang. Inilah hakikat sosial di dalam
menjadi satu kebiasaan di dalam politik kehidupan sehari-hari yang dilihat oleh
India, tetapi ketidakpuasan di dalam politik Boissevain di dalam masyarakat Malta dan
Indonesia mungkin dapat diungkapkan Sicily yang dikajinya. Hakikat seperti ini
melalui “surat kaleng” atau “sms gelap”; juga tidak terbatas di dalam masyarakat itu
dan di dalam organisasi Mafia di Italia saja. Di dalam masyarakat lain seperti
misalnya, mungkin menggunakan masyarakat sedang membangun seperti
pembunuh bayaran untuk menyelesaikan
masalah. Mengikuti adab dan norma,
18 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

Indonesia7 atau masyarakat yang sudah baik sebagai dokumen yang menggariskan
maju pun fenomena seperti ini masih tidak ciri-ciri bagaimana individu seharusnya
dapat dielakkan.8 Di dalam kasus seperti ini berperilaku tetapi ia tidak berupaya
individu tertentu mungkin akan lebih suka menjelaskan bagaimana bentuk perilaku
mengulang kembali menjadi ketua pada mereka yang sebenarnya (Boissevain:
jabatan yang sama (atau ketua pada jabatan 1978: 6-7).
yang lebih tinggi) dan menceritakan Di dalam tulisannya, istilah yang
kelebihannya dan memburukkan kerja banyak digunakan oleh Boissevain (1978)
orang lain dengan harapan dia akan adalah seperti pelindung (patron),
diangkat ke jabatan penting. persekutuan (factions), koalisi (coalitions),
Boissevain ikut mengkritik klik (cliques), tipu daya (strategems),
struktural fungsionalisme dengan pialang (brokers), dan transaksi
menyatakan ia tidak lebih dari hanya (transactions). Istilah-istilah ini sudah
menggariskan peraturan sosial yang dapat menggambarkan bentuk hubungan
terdapat di dalam masyarakat dan tidak manipulasi dan tipudaya yang terdapat di
mengharapkan anggota setuju kepadanya. dalam suatu masyarakat tersebut. Ia
Individu sebenarnya melakukan apa saja ternyata bertentangan dengan yang selalu
untuk mencapai kehendaknya walau tidak digunakan di dalam struktural
mengikuti peraturan sosial tersebut. Bagi fungsionalisme seperti kohesi (cohesion),
Boissevain struktural fungsionalisme hanya integrasi (integration), fungsi (function),
tekanan sosial (social constraint),
7 kestabilan (stability), keseimbangan
Secara kebetulan, politik partai di Indonesia saat
ini sedang hangat dengan isu nepotisme khususnya (equilibrium), saling ketergantungan
di dalam Partai Demokrat (PD) dan Partai (interdependence) dan harmoni. 9 Gambaran
Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P). yang diberikan seolah-olah menunjukkan
Sekretaris Jenderal PD adalah putra kandung bahwa kehidupan sehari-hari masyarakat
Presiden SBY; sedangkan Ketua Umum PDI-P dari dua pendekatan ini berbeda. Hakikat
mem-back up suaminya menjadi Ketua MPR-RI dan
puterinya menjadi anggota DPR-RI dan bahkan kehidupan masyarakat adalah sama saja
dicalonkan untuk menjadi Presiden atau Wakil dalam kesehariannya, hanya cara
Presiden RI untuk 2014 yang akan datang. melihatnya saja yang berbeda, antara yang
Sedangkan pendiri dan mantan Ketua Umum Partai idealistik dan realistik.
Amanat Nasional (PAN) dan mantan ketua MPR-RI Satu lagi hasil kajian yang menarik
(Amin Rais) mem-back up putera kandungnya untuk
duduk menjadi anggota DPR-RI. Dan masih banyak dalam menggunakan kaca mata
lagi para politisi di DPR-RI atau pada anggota- transaksional adalah tulisan Mart Bax,
anggota DPRD Kabupaten dan Kota, sarat dengan Harpstring and Confession: Machine Style
perilaku nepotisme ini. Hal yang sama juga berlaku Politics in the Irish Republic (1976). Bax
di dalam politik di negara jiran kita Malaysia. melihat di dalam masyarakat Irlandia
Beberapa waktu yang lalu, secara kebetulan politik
Melayu di Malaysia pernah hangat dengan isu adanya konsep political broker atau pialang
nepotisme khususnya di dalam partai UMNO. Ketua politik. Broker ini memainkan peranan
Pemuda UMNO beberapa tahun lalu pernah sebagai penghubung antara orang banyak
mengakui bahwa praktek nepotisme ini banyak dengan pemerintah atau pihak tertentu yang
dilakukan oleh pemimpin negara dan isu ini menjadi berkuasa. Mereka mempunyai hubungan
hangat diperdebatkan di dalam musyawarah besar
(perhimpunan agung) partai tersebut pada 18-21 dekat dengan pihak yang berkuasa dan akan
Juni 1998 di PWTC Kuala Lumpur.
9
Lihat juga misalnya konsep atau istilah yang sering
8
Lihat hubungan oyabun kabun di Jepang atau digunakan di dalam pendekatan kelas atau konflik
hubungan patron-client yang mendasari kebanyakan seperti penindasan, kapitalis, buruh, petani, status,
proses pemilihan calon pekerja. Majikan nampaknya alat produksi, alienasi, nilai lebih, modal, untung,
lebih percaya kepada asas ini daripada kertas dan rugi, eksploitasi, kesadaran kelas, dan kesadaran
surat sebagai kriteria rujukan. Lihat juga keadaan palsu; semuanya dapat menggambarkan suatu
demikian di negara lain, Indonesia dan Malaysia suasana yang bersifat perbedaan kedudukan dan
umpamanya. penindasan oleh golongan yang berkuasa terhadap
golongan bawahan.
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 19

berusaha membantu banyak orang yang Mereka yang sudah ditolong akan
meminta pertolongan. memberikan dukungan sebagai balasan dan
Cara melakukan tanggung jawab ini menganggap pemimpin tersebut
memperlihatkan sifatnya dalam pelbagai mempunyai daya pertolongan atau daya
bentuk pula; dari cara manipulasi hingga desak yang kuat. Di dalam hubungan
meminta bantuan dari kawan yang penting. seperti ini individu sudah membentuk
Semakin banyak jaringan kenalan mereka perjanjian atau mengikat dirinya dengan
dan semakin penting orang yang dikenal pemimpin tersebut. Namun seperti yang
maka semakin kuat kedudukan mereka dinyatakan di atas, konstruksi seperti ini
sebagai broker kekuasaan ini. Dalam kata tidak akan kekal dan akan berakhir jika
lain, mereka memiliki kekuatan di dalam mereka tidak dibantu lagi. Individu tersebut
membantu orang lain dengan cara ini atau akan mencari pemimpin lain yang lebih
dengan melakukan jalan pintas atau pull- berpengaruh untuk menggantungkan
string. Sementara itu, banyak orang juga harapan. 12
kerap mencari mereka untuk menumpahkan Dalam konteks ini, pemimpin-
segala keinginan atau masalah mereka, pemimpin itu juga sebenarnya bersaing
tidak ubahnya bagaikan suatu pengakuan antara satu dengan yang lain. Lebih banyak
atau confession. Dari sinilah lahir judul mereka membantu maka lebih banyak
kajiannya Harpstring and Confession, yaitu pengaruh yang dihimpun dan peluang
persoalan menarik tali harpstring10 dan untuk menang di dalam pemilihan umum
mendengar rintihan orang banyak atau lebih besar. Konstruksi kesepakatan yang
confession. semakin besar memberikan kekuasaan
Broker ini juga bersaing antara satu politik yang semakin kuat. Dari sudut ini
dengan yang lain. Kekuatan mereka dilihat kelihatan wakil rakyat di sini benar-benar
dari sejauh mana mereka dapat melakukan berfungsi sebagai wakil rakyat untuk
pull-string atau membantu banyak orang menjamin kedudukan mereka. Pelayanan
berdasarkan hubungan persahabatan tadi. mereka kepada rakyat memang berguna
Karena demikian sifatnya maka struktur dan digunakan sepenuhnya, sedangkan
mereka juga kelihatan bertingkat. Ada wakil yang tidak membantu akan
broker yang lebih tinggi kedudukannya terpinggirkan.
menjadi tempat broker bawahan Bax melihat di dalam masyarakat
bergantung. Peringkat yang lebih tinggi Irlandia, mayoritas pemimpin khususnya
sudah tentu melibatkan pemimpin politik di wakil rakyat sangat memperhatikan
tingkat nasional, khususnya yang berada di masalah dan kedudukan pemilihnya.
dalam kabinet. Mereka merasakan pelayanan ini adalah
Melalui hubungan seperti ini penting bagi kedudukan mereka juga
banyak orang menyampaikan pelbagai (1976: 2). Dalam melihat fenomena ini,
hasrat seperti untuk mendapatkan proyek Bax menemukan bagaimana peraturan
tertentu dari pemerintah seperti jalan raya normatif tidak sepenuhnya dipatuhi.
di kampung, sekolah, rumah sakit, air
bersih atau listrik, bantuan pribadi seperti
beasiswa anak, pekerjaan, jabatan penting Bax menyatakan dari kalkulasi yang dibuatnya
pemimpin politik di sini menulis lebih kurang sejuta
atau kenaikan pangkat dan sebagainya. 11 surat di dalam setahun sebagai pelayanan terhadap
pelbagai keluhan orang banyak (1976: 184).
10
Sejenis alat musik yang kebetulan menjadi
12
lambang negara Irlandia. Alat ini mempunyai tali Di sini letak perbedaan pendekatan ini dengan
yang berfungsi seperti gitar tetapi bentuknya tidak hubungan patron-client atau pelindung-yang
berupa gitar. dilindungi. Hubungan pelindung-yang dilindungi
11
Lihat Bax (1976: 45-67 ) sebagai penjelasan lebih lebih terikat, apabila pelindung dalam kesulitan
lanjut bagaimana fenomena pull-string dan maka yang dilindungi akan memberikan
confessions ini dipraktekkan. Di sini Bax pertolongan. Ikatan yang saling mengikat ini begitu
memberikan definisi dan uraian selanjutnya tinggi bagi pelindung-yang dilindungi tetapi tidak di
mengenai faktor yang mempengaruhi praktek ini. dalam konteks transaksional.
20 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

Transaksional dalam Kasus Indonesia Menurut temuan studi Kuskridho


Ambardi (2008, 235-281), bahwa arena
Dalam kasus Indonesia, banyak pertarungan politik pemilu legislatif 1999
contoh yang menunjukkan perilaku atau lebih di dominasi oleh persaingan ideologis
tindakan politik yang bersifat transaksional. dan sedikit bersifat kedaerahan dan kelas.
Banyak contoh tentang kawan yang tidak Tetapi menjelang pemilihan presiden 1999
setia dan lawan yang berubah menjadi dalam MPR terjadi persaingan yang
kawan secara tiba-tiba karena alasan bersifat ideologis dan secara cepat bergerak
kepentingan politik. Antara lain nampak kearah kerjasama antarpartai politik tanpa
pada koalisi partai dalam pemilihan persaingan ideologis dengan
presiden tahun 1999. Saat itu berdasarkan mengemukanya faktor kepentingan yang
hasil pemilu tahun 1999 dimenangkan oleh bersifat pragmatis, kekuasaan.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada tahun 2004, persaingan yang
(PDI-P) pimpinan Megawati Soekarnoputri sama kembali terulang pada pemilihan
dan peringkat kedua perolehan suara adalah presiden secara langsung (pilpres). Partai
Partai Golkar pimpinan Akbar Tanjung. Golkar sebagai pemenang pemilu 2004
Saat pemilihan presiden di MPR (Majelis mencalonkan Wiranto sebagai presiden dan
Permusyawaratan Rakyat) terbentuk koalisi PDI-P mencalonkan kembali Megawati
partai poros nasionalis PDI-P yang tetapi berpisah pasangan dengan Hamzah
mencalonkan Megawati sebagai calon Haz. Koalisi Poros Tengah telah terpecah-
presiden dan poros koalisi Partai Golkar pecah dan masing-masing membentuk
yang akan mencalonkan B.J. Habibie. koalisi baru dengan partai-partai yang
Namun, Habibie gagal maju sebagai calon berbeda. PAN dan PKS mencalonkan
presiden karena pidato Amien Rais; Partai Demokrat berkoalisi
pertanggungjawabannya ditolak oleh dengan PBB mencalonkan Susilo Bambang
Sidang MPR. Kemudian sebagai alternatif Yudoyono (SBY) yang berpasangan
dibentuk “Poros Tengah”, yaitu koalisi dengan Jusuf Kalla. PPP mencalonkan
partai-partai yang berbasis massa Islam Hamzah Haz sebagai presiden berpasangan
(PAN, PPP, PKB, PKS, PBB) yang dengan Agum Gumelar. Sedangkan PKB
dimotori oleh Amien Rais (Ketua Partai mengusung Gus Dur sebagai calon presiden
PAN dan Ketua MPR) dan mencalonkan tetapi gagal karena terkendala hasil uji
Abdurahman Wahid (Gus Dus) sebagai kesehatannya. Koalisi partai untuk
calon Presiden. Gus Dur akhirnya terpilih pencalonan presiden ini banyak
oleh MPR sebagai presiden Indonesia menguntungkan Partai Golkar karena
untuk masa 1999-2004. Tetapi yang Amien Rais berpasangan dengan Siswono
mengejutkan dua tahun kemudian ialah Yudhohusodo, mantan menteri di masa
tindakan koalisi partai Poros Tengah yang Orde Baru dan mantan pengurus Golkar.
justru ikut serta menggulingkan Gus Dur Demikian pula, Jusuf Kalla adalah
dari jabatan presiden setelah merasakan pengurus Partai Golkar dan berpasangan
tidak sehaluan dengan cara kepemimpinan dengan SBY, bahkan setelah terpilih
Gus Dur, dan Amien Rais sebagai ketua menjadi wakil presiden, Jusuf Kalla pun
MPR masa itu yang menjadi motor terpilih sebagai ketua umum Partai Golkar
pencalonan Gus Dur, malah dianggap (2005-2010). Demikian juga calon wakil
berbalik sebagai penggerak penurunan Gus presiden pasangan dari Gus Dur adalah
Dur tersebut (Sencihan 2009). Akhirnya, kader dan pengurus Partai Golkar, yaitu
semua fraksi di MPR (termasuk yang dulu Marwah Daud Ibrahim, meskipun pada
menentang) mendukung Megawati dilantik akhirnya pencalonan mereka tidak diterima
sebagai Presiden Indonesia menggantikan oleh komisi pemilihan umum (KPU) karena
Gus Dur, kecuali Partai Kebangkitan alasan kesehatan Gus Dur.
Bangsa (PKB). Hamzah Haz (Ketua PPP) Pada tahun 2009, persaingan sengit
terpilih sebagai Wakil Presiden. sekali lagi berulang, kali ini SBY dan Jusuf
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 21

Kalla yang pada pilpres 2004 berpasangan Partai Golkar dari Aburizal Bakrie pada
kemudian pada pilpres 2009 saling tahun 2009. Menyusul kemudian Hutomo
berlawanan. Demikian juga Wiranto Mandala Putra, putra mantan Presiden
(setelah gagal terpilih sebagai presiden ia Soeharto, pada tahun 2011 mendirikan
mendirikan Partai Hanura) yang pada Partai Nasional Republik (Nasrep),
pemilihan presiden tahun 2004 dicalonkan meskipun partai ini tidak memenuhi syarat
oleh Partai Golkar sebagai calon presiden untuk mengikuti pemilu 2014 nanti.
kemudian berpindah menjadi calon wakil Partai Persatuan Pembangunan
presiden dari Partai Hati Nurani Rakyat (PPP) sebelum Pemilu 1999 pecah menjadi
(Hanura) mendampingi Jusuf Kalla sebagai dua, yaitu PPP yang dipimpin oleh Hamzah
calon presiden dari Partai Golkar. Melihat Haz dan Partai Persatuan (PP) yang
koalisi dan persaingan hebat pada tahun dipimpin oleh Jailani Naro. Menjelang
1999 dan 2004, tidak terduga akan terjadi Pemilu 2004, Zainuddin MZ yang kader
koalisi dan pergantian pasangan yang PPP keluar dan mendirikan PPP Reformasi
dulunya mereka berpasangan sebagai (2002) dan berubah menjadi Partai Bintang
capres dan cawapres kemudian pecah dan Reformasi (PBR) setahun kemudian
saling menjadi lawan pada tahun 2009, (Dhakidae 2004: 9). PBR saat ini sedang
demikian juga sebaliknya. dalam proses meleburkan diri dengan Partai
Periode reformasi juga Amanat Nasional (PAN) karena pada
menunjukkan fenomena mudahnya para Pemilu 2009 tidak memenuhi
pemimpin berpindah partai politik apabila parliamentary treshold. PKB Pimpinan
dirasakan tidak lagi sehaluan atau tidak Muhaimin Iskandar pun mengalami
menguntungkan. Perpindahan elit partai ini perpecahan setelah tidak bisa berdamai
sebagai akibat perpecahan dan pertikaian dengan Gus Dur, maka setelah Gus Dur
interen partai (Dhakidae 2004: 7). Misalnya meninggal Yenny Wahid, anaknya,
Golkar menjelang Pemilu 1999 pecah mendirikan Partai Kemakmuran Bangsa
menjadi tiga, yaitu Partai Golkar pimpinan Nusantara (PKB Nusantara) pada tahun
Akbar Tanjung; Partai Keadilan dan 2011, meskipun partai ini tidak memenuhi
Persatuan (PKP) yang dibentuk oleh Edi syarat untuk mengikuti pemilu 2014 nanti.
Sudrajat yang kader Golkar dan kemudian Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
tahun 2003 berubah menjadi PKP pun mengalami perpecahan menjelang
Indonesia (PKPI); serta Partai MKGR pemilu 1999 menjadi tiga partai, yaitu PDI-
(Musyawarah Kekeluargaan Gotong P pimpinan Megawati, PDI pimpinan Budi
Royong) dibentuk oleh Mien Sugandhi Harjono, dan Partai Nasional Demokrat
yang kader Golkar dan tahun 2002 berubah (PND) pimpinan Edwin H Soekawati yang
menjadi Partai Gotong Royong (PGR) berubah menjadi Partai Nasionalis
(Dhakidae 2004: 8). Wiranto setelah gagal Marhaenis (Dhakidae 2004: 10). Menjelang
terpilih sebagai Presiden dari Partai Golkar Pemilu 2004, PDI-P pimpinan Megawati
pada Pilpres 2004 kemudian mendirikan pecah karena Eros Djarot mendirikan Partai
Partai Hati Nurani Rakyat (2006). Nasional Banteng Kemerdekaan (PNBK)
Kemudian menjelang Pemilu 2009, dan Dimyati Hartono mendirikan Partai
Prabowo Subianto, pengurus teras Partai Indonesia Tanah Airku (PITA). Ada juga
Golkar mengundurkan diri dan mendirikan partai lain seperti Partai Demokrasi
Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Perjuangan Rakyat (PDPR) pimpinan
tahun 2008. Prabowo pada pilpres 2009 Handoko Yudha dan Partai Nasional
berpasangan dengan Megawati (PDI-P) Indonesia (PNI) Marhaenisme pimpinan
sebagai calon wakil presiden. Petinggi Sukmawati Sukarnoputri, adik Megawati.
Partai Golkar yang lain, Surya Paloh, Kemudian menjelang Pemilu 2009,
mendirikan Partai Nasional Demokrat Laksamana Sukardi, mantan menteri dan
(Nasdem) pada tahun 2011 setelah beberapa mantan pimpinan teras PDI-P
kekalahannya sebagai calon ketua umum lainnya keluar dan mendirikan Partai
22 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

Demokrasi Pembaruan (PDP) pada tahun (Dede Yusuf), Wakil Gubernur Provinsi
2005. Jawa Barat yang pada Pilkada tahun 2008
Apa yang terjadi di sini adalah dicalonkan oleh Partai Amanat Nasional,
lawan yang sangat keras pada beberapa sejak April 2011 berpindah menjadi kader
tahun lalu menjadi mitra politik saat ini, partai Demokrat. Dede mendaftar sebagai
sedangkan mitra politik yang dulu berjuang calon gubernur pada Dewan Pimpinan
bersama kini menjadi lawan politik. Seperti Daerah Partai Demokrat Jawa Barat untuk
yang dinyatakan oleh Palmerstone (dalam pilkada tahun 2012 ini. Ahmad Heryawan,
Nidzam 2002: 86) tidak ada kawan yang Gubernur saat ini, kemungkinan akan
abadi dalam politik, yang abadi adalah dicalonkan kembali oleh partainya, Partai
kepentingan. Fenomena perpindahan elit Keadilan Sejahtera.
partai kepada partai lain ini bukan hanya Selain mereka, kepala daerah lain
terbatas di tingkat nasional, fenomena ini yang berpindah partai adalah Fauzi Bowo,
pun terjadi di tingkat daerah. Pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang sebelumnya
umum kepala daerah (Pilkada) cenderung adalah Bendahara Golkar (1983-1997) yang
memunculkan fenomena “pecah kongsi” berpindah ke Partai Demokrat (2010) dan
dan “kutu loncat” (Kompas 2012: 1). dicalonkan oleh partai tersebut menjadi
Fenomena “pecah kongsi” ditandai oleh gubernur pada Pilkada Jakarta 2012.
perpecahan pasangan kepala daerah Kemudian, Agusrin M Najamuddin,
(gubernur, bupati, walikota) dengan Gubernur Provinsi Bengkulu 2005-2012
wakilnya di tengah jalan dan umumnya yang pada Pilkada tahun 2005 dicalonkan
pada Pilkada periode berikutnya keduanya oleh PKS dan PBR (Partai Bintang
menjadi lawan politik. Misalnya, pasangan Reformasi) tetapi selepas pilkada ia terpilih
Fauzi Bowo dan Prijanto, yang memenangi sebagai ketua Partai Demokrat Bengkulu
Pilkada Jakarta tahun 2007, pecah (2005-2010) dan pada Pilkada 2010
menjelang pemilihan kembali tahun 2012. dicalonkan oleh Partai Demokrat. Ada juga
Kondisi serupa terjadi pada sejumlah Paryadi, Wakil Walikota Pontianak, dahulu
pilkada lainnya. Dalam Pilkada Kepulauan kader PKB (Partai Kebangkitan Bangsa),
Riau tahun 2010, pasangan Gubernur maju Pilkada Kota Pontianak pada 2008
Ismeth Abdullah dan Wakil Gubernur melalui koalisi Partai Persatuan
Muhammad Sani pun terpecah. Sani Pembangunan (PPP) dan Partai Keadilan
mencalonkan diri sebagai gubernur dan dan Persatuan Indonesia (PKPI). Tahun
akhirnya memenangi pilkada. Ismeth 2011 dia bergabung ke Partai Demokrat.
terkendala untuk mengikuti pemilihan lagi Kemudian ada juga Christiandy Sanjaya,
karena terkena kasus korupsi tetapi Ismeth Wakil Gubernur Kalimantan Barat, tokoh
menjagokan istrinya, Aida Ismeth, untuk non-parpol, yang maju Pilkada Kalimantan
bersaing dalam pilkada. Barat 2007 melalui PDI-P, dan pada tahun
Selain fenomena ”pecah kongsi”, 2011 bergabung ke Partai Demokrat
pilkada juga sering diwarnai fenomena (Kompas.com, Senin, 26 Maret 2012).
”kutu loncat”. Seorang calon, termasuk dari Fenomena “pecah kongsi” dan
petahana (incumbent), pindah partai politik “kutu loncat” di atas memperlihatkan
agar dapat mencalonkan diri sebagai kepala bahwa politisi memberlakukan demokrasi
daerah atau wakil kepala daerah (Kompas hanya sebagai sarana memburu kekuasaan.
2012: 1). Contohnya, dalam Pilkada Daerah Akibatnya hanya 6 persen pasangan kepala
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta tahun 2012, daerah yang berakhir harmonis (Kompas
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang 2012: 15). Seorang kepala daerah atau
sebelumnya kader Partai Golkar dan kini wakil kepala daerah akan menarik diri dari
pindah menjadi anggota Partai Gerindra pasangannya jika dia merasa pasangannya
dan dicalonkan sebagai wakil gubernur akan menjadi pesaing utama pada pilkada
berpasangan dengan Joko Widodo dari berikutnya. Atau seorang kepala daerah
PDI-P. Sebaliknya, Yusuf Macan Effendi akan meloncat ke partai lain jika merasakan
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 23

harapan menjadi calon lebih sulit dalam PG, PAN, PPP, PKB) untuk menaikkan
partainya. Pemimpin seperti ini harga BBM. Selama periode kedua
menganggap akan mendapatkan pemerintahan SBY, PKS dan Golkar telah
keuntungan yang lebih besar jika ia dua kali berseberangan dengan partai
berpindah partai. 13 “Pecah kongsi” koalisi pendukung pemerintah tetapi
pasangan kepala daerah merupakan resiko keduanya masih tetap sebagai anggota
buruk dari politik transaksional ketika koalisi Setgab. Misalnya, pada kasus Bank
sebuah koalisi politik yang dibangun sesaat Century dan Mafia Pajak tahun 2011 yang
lantaran ingin merengkuh kekuasaan tanpa lalu. Sikap partai-partai dalam kasus
diikuti kerja sama visi, misi, kebijakan, dan tersebut lebih didasarkan kepada
langkah yang substantif (Yulianto, Suara kepentingan bagi pemenangan mereka
Merdeka.com, 2 Januari 2012). dalam pemilu tahun 2014 yang akan
Pada level nasional, perpecahan datang.
koalisi partai-partai pendukung Politik transaksi juga muncul dalam
pemerintahan SBY sering terjadi pada saat- bentuk “dinasti politik” pada Pilkada yang
saat proses pengambilan keputusan menampilkan fenomena bermunculannya
terhadap kebijakan-kebijakan yang krusial calon dari lingkungan keluarga dan kerabat
di DPR. Kasus paling aktual (Maret 2012) kepala daerah yang berkuasa (Kompas, 19
adalah “menyebrangnya” PKS kepada April 2010). Politik dinasti ini lebih banyak
pihak oposisi pada saat voting pengambilan didasarkan kepada popularitas dan
keputusan penetapan harga bahan bakar kelebihan-kelebihan (privilege) yang
minyak (BBM) di DPR. PKS mengambil dimiliki calon demi kepentingan politik
sikap menolak kebijakan yang akan diambil pragmatis daripada figur calon yang
oleh Sekretariat Gabungan (Setgab) partai- memiliki integritas, kapabilitas, dan
partai koalisi pendukung pemerintah (PD, kredibilitas. Beberapa contoh kasus ini
adalah Widya Kandi Susanti yang telah
13 dilantik sebagai Bupati Kendal, Jawa
Fenomena pengutamaan kalkulasi ingin
mendapatkan keuntungan lebih besar jika berpindah Tengah, periode 2010-2015. Bagi Widya,
partai sebenarnya juga terjadi pada politisi partai momen ini sebagai pelipur lara atas nasib
baik ditingkat nasional maupun di tingkat daerah- suaminya yang juga Bupati Kendal
daerah. Misalnya, Jefri Geovani, salah seorang sebelumnya, Hendy Boedoro, yang kini
pengurus teras Partai Amanat Nasional (PAN) mendekam di penjara akibat
menjelang Pilkada Gubernur Sumatera Barat 2005-
2010 keluar dari PAN karena pencalonannya tidak menyelewengkan APBD Kendal
didukung oleh PAN sendiri (Ia didukung koalisi (VivaNews.com, 23 Agustus 2010).
sebelas partai yang tidak mempunyai kursi di DPRD Reputasi suami sebagai pesakitan korupsi
Provinsi Sumatera Barat). Selepas pilkada yang rupanya tak bisa menggoyahkan dukungan
dimenangkan oleh Pasangan Gamawan Fauzi dan untuk perempuan berusia 46 tahun itu pada
Marlis Rahman, ia kemudian pindah ke Partai
Golkar dan berhasil terpilih menjadi anggota DPR- pemilihan kepala daerah 6 Juni 2010 lalu.
RI periode 2009-2014 sebagai wakil dari Provinsi Widya yang juga menggantikan suami
Sumatera Barat. Demikian juga dengan Apris sebagai Ketua Partai Demokrasi Indonesia
Yaman dan Marhadi Effendi (Wakil Ketua dan Perjuangan cabang Kendal itu menang
Wakil Sekretaris DPW PAN Sumatera Barat) dan meyakinkan dengan meraup 43 persen
anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat dua periode
(1999-2004 dan 2004-2009) sekarang pindah ke suara.
Partai NASDEM. Menurut pengamat politik lokal Sri Suryawidati, istri Bupati Bantul
Sumatera Barat, keduanya diduga “loncat partai” dua periode, Idham Samawi, telah dilantik
karena merasakan harapan menjadi calon legislatif menjadi Bupati Bantul (2010-2015)
untuk 2014 atau menjadi calon kepala daerah pada menggantikan suaminya itu. Tak tanggung-
masa yang akan datang akan lebih sulit jika masih
berada dalam PAN. Mereka diduga menganggap tanggung, Ida Samawi, meraup 67,8 persen
akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar jika suara dalam pilkada tahun 2010.
mereka berpindah partai, yaitu Partai NASDEM, Kemenangan besar Sri Suryawidati itu
yang belakangan ini semakin banyak mendapat diraih cuma dengan modal jaringan PKK.
perhatian masyarakat Sumatera Barat.
24 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

Sebelumnya, Sri memang aktif menggalang 2010), sembilan bupati terpilih itu bukan
ibu-ibu PKK untuk pemenangan Pemilu. karena kompetensinya, tapi faktor keluarga
Pengetahuan politik dan pemerintahannya yang berstatus kepala daerah juga.
minim. Itu sebabnya, sesudah menang, Sri Sebenarnya, si istri menang Pilkada karena
sempat berujar, "Masih ada waktu sekitar sudah disiapkan untuk menggantikan
dua bulan lagi untuk belajar maraton ilmu suaminya. Caranya dengan mendompleng
pemerintahan. Suami saya Pak Idham akan saat kegiatan dinas. Jadi, politik lokal
menjadi staf ahli luar biasa secara gratis." masih di tingkat keluarga saja, belum ada
(VivaNews.com, 23 Agustus 2010). calon yang memang kompeten
Haryanti Sutrisno juga dilantik (Tribunnews.com, Senin, 20 Desember
menggantikan suaminya, Sutrisno, yang 2010). Fenomena nepotisme ini merupakan
juga sudah dua periode menjabat Bupati jalan pintas dan instan. Pada berbagai lini,
Kediri, Jawa Timur. Menariknya, Haryanti nepotisme terus mengalami pertumbuhan
yang didukung Partai Demokrasi Indonesia dan bermanuver lebih rapi.
Perjuangan terpilih setelah mengalahkan Namun di balik fenomena
istri muda Sutrisno, Nurlaila. Di kemenangan itu, ada juga beberapa istri
Indramayu, Jawa Barat, istri Bupati Irianto yang berniat menggantikan suami sebagai
MS Syafiuddin (Yance) yang bernama kepala daerah tetapi mengalami kekalahan.
Anna Sophanah juga menang dalam Di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah,
pemilihan kepala daerah 2010. Anna Titik Suprapti, gagal menggantikan
ditetapkan Komisi Pemilihan Umum suaminya, Bambang Riyanto, sebagai
meraup 60,78 persen suara bersama bupati. Dalam pemilihan Gubernur
pasangan calon Wakil Bupati Supendi Kepulauan Riau, istri Gubernur Ismeth
(VivaNews.com, 23 Agustus 2010). Abdullah, Aida Zulaikha Ismeth, juga harus
Menurut peneliti Indonesia kecewa. Aida maju karena Ismeth sudah
Corruption Watch (ICW), Abdullah dua periode menjadi Gubernur. Namun
Dahlan, sepanjang 2010 ada sembilan calon Aida yang berpasangan dengan Eddy
bupati memenangi pertarungan Pemilukada Wijaya dikalahkan oleh pasangan HM Sani
hasil mendompleng anggota keluarganya (Wakil Gubernur sebelumnya) dan HM
yang juga pernah dan tengah menjabat Soeryo Respationo sebagai Gubernur dan
kepala daerah (Tribunnews.com, Senin, 20 Wakil Gubernur Kepulauan Riau 2010-
Desember 2010). Sembilan bupati untuk 2015 (VivaNews.com, 23 Agustus 2010).
periode 2010-2015 tersebut, yakni Bupati Sebenarnya terdapat lebih banyak
Kendal Widya Kandi Susanti (istri mantan lagi contoh tindakan jalan pintas lain dalam
bupati/koruptor); Bupati Kutai Kertanegara persaingan politik untuk meraih atau
Rita Widyasari (anak mantan bupati mempertahankan kekuasaan. Misalnya,
setempat, koruptor Syaukani; Bupati pemberian sembako (sembilan bahan
Lampung Selatan Rycko Menoza (anak pokok) dalam pemilu/kada dan pemberian
gubernur). Bupati Tabanan Bali Ni Putu uang yang dikenal sebagai “serangan
Eka Waryasakti (anak bupati); Bupati fajar”; politik anggaran melalui bantuan-
Kediri Jawa Timur Haryanti Sutrisno (istri bantuan sosial; dan penggunaan mesin
bupati); Walikota Cilegon Banten Imam birokrasi oleh para petahana (incumbent)
Ariyadi (anak walikota); Bupati Bantul melalui instansi dan pejabat-pejabat
Yogyakarta Sri Suryawidati (istri bupati pemerintah tertentu.
sebelumnya); Bupati Indramayu Jawa Barat Penggunaan politik uang untuk
Anna Sophanah (istri bupati sebelumnya), mendapatkan kemenangan dalam pemilu
serta Bupati Pesawaran Lampung Aries legislatif, pilpres, pilkada, pemilihan
Sandi Dharma Putra (anak bupati Tulang pimpinan partai, merupakan contoh-contoh
Bawang). Menurut peneliti ICW Divisi lain yang terkait.14 Melalui perilaku politik
Korupsi Politik, Apung Widadi
14
(Tribunnews.com, Senin, 20 Desember Perbincangan politik uang atau penggunaan uang
baik untuk kepentingan politik atau kedudukan
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 25

uang ini, persaingan tidak lagi menjadi Hitam berhasil mempertahankan


bebas, adil dan sehat. Keuntungan telah kedudukannya. Ternyata kedudukannya
dinikmati pihak tertentu dan keadaan sebagai Timbalan Perdana Menteri telah
sebaliknya bagi pihak lawan-lawanya memberi banyak keuntungan dalam
(Nidzam 2002, 86-87). Hal ini persaingan kompetisi.
menimbulkan pertanyaan, apakah Tetapi kemudian yang mengejutkan
fenomena ini tersirat di dalam inti adalah tindakan Musa Hitam yang
persaingan demokrasi yang sebenarnya? meletakkan jabatan Timbalan Perdana
Menteri pada tahun 1986, setelah merasa
Transaksional di dalam kasus Malaysia tidak sehaluan lagi dengan cara memerintah
Dalam kasus Malaysia juga Perdana Menteri Mahathir. Setahun
kelihatan banyak sekali contoh yang dapat kemudian terjadi persaingan yang sengit
dilihat mengenai perilaku atau tindakan lagi dalam perhimpunan UMNO ketika
yang bersifat transaksional tersebut. Kawan Tengku Razaleigh mencoba merebut kursi
yang tidak abadi karena politik dan musuh Presiden UMNO bersaing dengan
yang berubah tiba-tiba menjadi pasangan Mahathir. Hal yang sangat mengejutkan
akrab yang baru. Banyak sekali kasus adalah ketika Musa Hitam bukan saja
seperti ini dapat dilihat sebagai contoh. mendukung Tengku Razaleigh tetapi
Misalnya dalam kasus kontrak politik bahkan menjadi pasangan Razaleigh untuk
antara mantan Wakil Presiden UMNO bersaing merebut jabatan Timbalan
(United Malays National Organization), Presiden (Means 1991: 174-176).
Tengku Razaleigh dan mantan Wakil Mengingat persaingan sengit mereka
Presiden UMNO Musa Hitam. Pada tahun berdua tahun 1981 dan 1984 maka tidak
1981 keduanya bersaing di dalam terduga akan terjadi kesepakatan (koalisi)
pemilihan pucuk pimpinan UMNO untuk antara keduanya tersebut.
jabatan Wakil Presiden (Timbalan Demikian juga setelah terjadinya
Presiden) ketika terjadi kekosongan setelah kasus penggusuran Anwar Ibrahim dan
Mahathir, Timbalan Presiden sebelumnya, munculnya gerakan reformasi sekitar tahun
memangku jabatan Presiden UMNO. 1997-1999, ketika beberapa pemimpin
Persaingan yang berlangsung dengan hebat keluar dari UMNO. Akibatnya, partai
bahkan ada pandangan yang menyatakan oposisi yang selama ini sangat terpecah-
bahwa dari sinilah permulaan politik uang pecah akahirnya dengan mudah dapat
yang meluas di dalam UMNO. Hasil mewujudkan kesepakatan (koalisi) untuk
akhirnya adalah Musa Hitam yang menang mendirikan Barisan Alternatif (BA). PAS
dan kemudian dilantik menjadi Timbalan (Partai Islam Se-Malaysia) yang sering
Perdana Menteri. Pada tahun 1984, melahirkan perdebatan dengan Anwar
persaingan yang sama terulang lagi dan kali (semasa masih menjadi Timbalan Perdana
ini seperti yang diduga banyak orang Musa Menteri) kini berusaha memberikan
dukungan dan sangat bersimpati kepada
Anwar. Perkembangan ini sangat
maupun untuk mendapat keuntungan ekonomi yang menguntungkan bagi eksistensi BA, apa
lebih besar sudah banyak dikaji. Fenomena ini lagi dukungan massa sudah mulai beralih
sangat berkait erat dengan praktik jalan pintas atau
hubungan transaksional yang telah dibahas. Untuk dari Barisan Nasional (BN, yaitu koalisi
keterangan lebih lanjut mengenai fenomena ini lihat partai-partai pendukung pemerintah)
antara lain Syarif Hidayat. 2009. “Pilkada, Money kepada BA.
Politics and the Dangers of ‘Informal Governance’ Di sini nampak bahwa musuh yang
Practices”. Dalam Maribeth Erb and Priyambudi telah bersaing sangat keras beberapa tahun
Sulistiyanto (Ed.). 2009. Deepening Democracy in
Indonesia?Singapore: ISEAS; Teddy Lesmana. lalu telah menjadi kawan kental sekarang,
2007. “Politik Uang dalam Pilkada”. Dalam Syarif sedangkan kawan kental dahulu, sekarang
Hidayat dan Hari Susanto (Peny.). 2007. Bisnis & telah menjadi musuh politik seperti yang
Politik di Tingkat Lokal. Jakarta: Lembaga Ilmu disebut oleh Palmerstone, bahwa tidak ada
Pengetahuan Indonesia (LIPI).
26 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

kawan yang abadi di dalam politik, yang Melalui politik uang ini, persaingan tidak
abadi adalah kepentingan. Fenomena ini lagi menjadi bebas, adil dan sehat, karena
tidak terbatas pada dua pemimpin ini saja keuntungan telah dinikmati pihak tertentu
di dalam UMNO. Pemimpin lain yang dan keadaan sebaliknya pada pihak lawan.
pernah bersama Tengku Razaleigh Mencermati fenomena ini timbul
beramai-ramai keluar dari UMNO sebagai pertanyaan: apakah hakekat ini tersirat di
Team B dan kemudian mendirikan dalam inti persaingan demokrasi yang
Semangat 46, tetapi setelah gagal dalam sebenarnya?
perjuangannya kemudian kembali lagi ke
UMNO. Demikian juga pada tingkat yang Kesimpulan
lebih rendah seperti di wilayah atau cabang. Dari sudut ini kelihatan, pendekatan
Seorang pemimpin akan menarik transaksional lebih realistik di dalam
dukungannya jika ia tidak terpilih sebagai menjelaskan perubahan dibandingkan
calon dalam pemilihan umum misalnya, dengan pendekatan fungsionalisme. Ia juga
atau seorang pemimpin akan berpindah ke meletakkan peran individu sebagai lebih
partai lain ketika merasakan harapan bermakna, tidak hanya tunduk kepada
menjadi calon akan lebih sulit di dalam peraturan atau sistem. Individu
partai sebelumnya. Juga keadaan di dalam menggunakan kemampuan dan pemikiran
politik Sabah sejak tahun 1990 dimana sendiri dan bebas melakukan apa yang ia
setiap sehabis pemilihan umum selalu ada rasakan sesuai, menggunakan pilihan
anggota dewan dari PBS (Partai Bersatu rasionalnya (rational choice) dan tidak lagi
Sabah) yang berpindah partai menjadi sebagai anggota masyarakat yang begitu
anggota BN sehingga pemerintahan PBS di takut kepada tekanan sosial dan akan terus
Sabah pada tahun 1994 tumbang dalam setuju dengan normanya seperti yang
waktu yang singkat (Ongkili 1997). ditekankan oleh Durkheim. 16 Ia tidak
Pemimpin seperti ini merasa akan menolak sepenuhnya keberadaan sistem
mendapatkan keuntungan yang lebih besar masyarakat dan norma serta nilai-nilainya,
bila menjadi anggota dari koalisi BN. tetapi menjelaskan keterbatasan peranan
Sebenarnya terdapat banyak contoh tekanan ini terhadap perilaku individu.
lain tentang tindakan jalan pintas dalam Tingkah laku individu di sini bersifat lebih
persaingan politik. Misalnya, (1) praktek realistik dan dalam hal ini pendekatan ini
gerrymendering daerah pemilihan umum
(dapil); (2) pemberian bonus pemilihan
dalam pencalonan jabatan-jabatan utama di hubungan transaksional yang didiskusikan. Untuk
UMNO (yang kemudian dibatalkan karena keterangan lebih lanjut mengenai fenomena ini lihat
‘senjata makan tuan’); (3) sengaja antara lain Hussain Mohamed (1987) Wang dan
mempersulit dokumen resmi perhimpunan Pilihan Raya, Leigh (1991) Money Politics and
Dayak Nationalism: The 1987 Sarawak State
(perijinan) bagi partai oposisi; (4) Election dan Gomez (1991), Money Politics in the
mengeksploitasi media-media utama untuk Barisan Nasional.
16
golongan yang berkuasa; dan (5) Lihat misalnya tulisan Durkheim, The Rules of
menggunakan berbagai instansi Sociological Method (1950). Di dalam
pemerintahan atau state untuk kepentingan mendiskusikan mengenai persoalan fakta sosial
Durkheim menjelaskan bagaimana kedudukan
partai atau pemimpin tertentu; serta (6) eksternal fakta tersebut dari manusia. Ia ada sebagai
penggunaan politik uang untuk sesuatu yang dapat diperhatikan dan memiliki
mendapatkan sesuatu jatah atau proyek.15 kekuasaan menekan (coercive power atau social
constraint) terhadap anggota masyarakat. Di
samping Durkheim rata-rata pendukung aliran ini
15
Perbincangan politik uang atau penggunaan uang berpendapat bahwa masyarakat memang memiliki
baik untuk kepentingan politik atau kedudukan suatu kekuasaan yang kuat memberikan tekanan
maupun untuk mendapat ganjaran ekonomi yang terhadap perilaku individu supaya mematuhi norma
lebih besar sudah banyak dilakukan khususnya di sosial. Hanya saja pendekatan transaksional
dalam konteks Malaysia. Fenomena ini sangat menantang apakah anggota masyarakat setuju
berkait erat dengan praktik jalan pintas atau terhadap tekanan ini?
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 27

menjadi kekuatan alternatif terhadap atau hadiah, atau bonus yang menjadi
struktural fungsionalisme dan lebih rebutan. Persaingan hanya dapat berjalan
realistik dibandingkan dengan pendekatan apabila semua peraturan ini telah
konflik. ditentukan, difahami dan disetujui oleh
Pembahasan ini tidak bermaksud pesaing. Namun setelah dimulai, di dalam
untuk mengupas pendekatan ini secara persaingan ini terdapat pesaing yang
menyeluruh. Secara ringkas, pendekatan ini mencari jalan pintas untuk menang,
dapat dirumuskan dengan memberikan terdapat pemain yang mencari kesempatan
penekanan kepada beberapa hal sebagai atau ruang kosong dalam peraturan ini
berikut: untuk menang dengan lebih mudah; dan
1. Masyarakat dilihat senantiasa terdapat juga individu yang menggunakan
mengalami perubahan, dan struktur cara-cara menipu atau menelikung untuk
sosial tidak kaku atau tegar (rigid), memaksimalkan keuntungannya.
sebaliknya dilihat cair dan longgar Intisari pendekatan ini bukanlah
sifatnya, perilaku yang sesuai dengan serangkaian
2. Norma masyarakat bersifat kabur peraturan dan bagaimana perkembangan
(ambiguous) bahkan bertentangan sistem tersebut saat pemain mengikuti
antara satu dengan yang lain, garis-garis peraturan yang ditetapkan.
3. Umumnya terdapat jurang antara Sebaliknya yang menjadi fokus pendekatan
peraturan normatif dengan perilaku ini adalah perkembangan yang bersifat
sebenarnya yang bermakna bahwa pragmatik, yang berada di luar garis batas
peraturan dan norma tidak mungkin peraturan yang sewajarnya. Dengan kata
menjelaskan tindakan atau perilaku, lain, pendekatan ini mencoba membongkar
4. Manusia senantiasa bersaing untuk ruang informal yang halus di dalam
mendapatkan barang-barang yang masyarakat. Ia mencoba mengungkapkan
serba tidak cukup atau langka, fakta sosial yang tersembunyi walaupun ia
5. Manusia juga terpaksa membuat merupakan hakikat yang sebenarnya salah
pilihan antara beberapa alternatif, jika dilakukan tetapi seolah-olah
6. Individu dilihat sebagai gemar dibenarkan dan yang berupa perilaku yang
melakukan manipulasi untuk tersuruk tetapi menjadi suatu kelaziman.
kepentingan pribadi, dan tindakan Dalam konteks persekutuan politik,
yang terus menerus seperti ini dapat pembangunan kesepakatan atau koalisi
mempengaruhi sifat-sifat normatif berdasarkan kepentingan seperti yang telah
dan institusi masyarakat, dibahas adalah sangat relevan. Mengapa?
7. Penekanan juga diberikan terhadap Karena kepentingan tertentu dari koalisi
praktek timbal balik atau saling- dikonstruksikan baik oleh partai politik dan
pertukaran dan transaksi, antara partai politik maupun individu atau
8. Fokus lebih diberikan kepada kelompok tertentu. Selain itu, karena demi
struktur informal daripada yang kepentingan itu pula suatu koalisi dapat
formal, serta hakikat yang berada di terpecah mengakhiri kesepakatan dan
belakang dan bukan yang di berubah bentuk. Anggota dari satu koalisi
permukaan (Barrett 1996: 99). juga dapat berubah menjadi anggota koalisi
yang lain semata-mata karena pilihan
Secara singkat, pendekatan ini dapat rasional atau kepentingannya. Boissevain di
diumpamakan bahwa dalam permainan atau dalam hal ini mengulas, “...kita semua
persaingan apa saja, apakah sepak bola, memiliki masalah, di mana kita sekurang-
olahraga atau perdagangan saham maupun kurangnya mencoba menyelesaikannya
politik pasti memiliki suatu bentuk melalui kawan atau kawan kepada kawan
serangkaian peraturan yang menggariskan kita yang kemudian kita bentuk
rules of the game. Game tersebut juga mesti kesepakatan atau hubungan sementara
mempunyai pesaing atau pemain dan tujuan dengannya...” (1978: 3)
28 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

Terdapat dua hal penting yang coba ia tidak melibatkan partai politik.
ditonjolkan oleh Boissevain di sini; Kesepakatan dapat berubah,
pertama pelbagai cara digunakan di dalam pembelotan sering berlaku, dan berganti
menyelesaikan masalah individu, yaitu mitra kongsi merupakan suatu perkara
meminta tolong kepada kawan dan biasa. Teriakan bersatu kita teguh bercerai
dilakukan secara di luar peraturan. Kedua, kita runtuh, tolong-menolong, membantu
di dalam meminta pertolongan ini kepada yang susah dan saling percaya
kesepakatan lalu terbentuk dan mempercayai merupakan semata-mata
pembentukan kesepakatan seperti ini adalah slogan yang sering dilahirkan, tidak
lumrah dan kebanyakan bersifat sementara ubahnya seperti peraturan normatif
selagi kepentingan terpelihara. Kesepakatan mengikuti Bailey di atas. Di alam nyata
(koalisi) tidak terbatas pada partai politik tidak semua manusia bertindak sedemikian.
semata-mata tetapi di luar partai politik Seperti kata Lord Palmerstone yang biasa
juga, mulai dari kelompok kesukuan dirujuk dalam hubungan antarabangsa
tradisional yang kecil hingga organisasi bahwa dalam politik tidak ada kawan yang
besar seperti Perserikatan Bangsa Bangsa. abadi dan di dalam politik juga tidak ada
Satu kelompok individu secara tiba-tiba musuh yang abadi; yang abadi ialah
dapat bersatu saat muncul musuh bersama kepentingan.
yang dapat mengancam keamanan atau Semua tindakan ini walaupun
kedudukan mereka. Penyatuan ini akan dilakukan secara tidak sadar dan di luar
pecah apabila ancaman tidak ada lagi. kontrol sosial, tetapi ia telah menghasilkan
Bailey merujuk kepada kasus Evans- satu konstruksi mengenai bentuk politik
Pritchard yang menggambarkan dengan koalisi atau kroni di dalam masyarakat.
jelas bentuk hubungan ini: Meskipun terjadi persaingan dan konflik
“Suatu hari seseorang mungkin politik, ia eksis dalam bentuk yang tidak
bertengkar dengan adiknya, tetapi ia menghancurkan sistem. Sistem politik
akan berdamai dengan adiknya koalisi masih tetap berlangsung meskipun
apabila bertengkar dengan di dalamnya terdapat konflik, penipuan,
sepupunya dan seterusnya akan pembelotan dan perubahan dukungan.
bersepakat pula dengan sepupunya Solidaritas dan sistem tetap kekal. 17
apabila bertengkar dengan saudara
yang lebih jauh, bahkan akan
mendapat dukungan penuh 17
keluarganya dan sanak saudaranya Kritikan terhadap pendekatan transaksional ini
tetap ada. Pertama, pendekatan ini hanya
jika ia bertengkar dengan orang luar menumpukan kepada tindakan individu yang
yang tidak ada hubungan mengarah kepada kepentingan masing-masing.
persaudaraan dengannya” (1970: Kedua, ia tidak melihat konteks social structural
31). yang lebih luas di mana tindakan sosial itu
Secara empirik seorang pemimpin beroperasi. Dengan kata lain, ia hanya tertumpu
kepada persoalan mikro tanpa melihat persoalan
dapat mendukung partai lain secara tiba- makro yang lebih luas di mana persoalan mikro
tiba bila merasakan memperoleh tersebut terwujud. Ketiga, ia juga dikatakan tidak
keuntungan dengan tindakan itu; perubahan memperhitungkan faktor sejarah di dalam
dukungan seperti ini merupakan politik penjelasannya (Barrett 1996: 105). Tumpuannya
koalisi. Di dalam sebuah kampung seorang hanya terfokus kepada tindakan individu dalam
suatu waktu, seolah-olah perilaku tersebut tidak
yang sudah lama memberikan dukungannya mempunyai hubungan dengan persoalan lain yang
kepada seorang ketua kampung dapat sudah ada sebelum atau lama sebelum itu.
dengan tiba-tiba berpindah dukungannya
bila ketua tersebut enggan memenuhi
permintaannya. Dukungan kemudian segera
diberikan kepada saingannya. Ini juga dapat
dilihat sebagai perubahan koalisi meskipun
Nidzam, Competing Models in Political Coalition Analysis: System ... 29

Daftar Pustaka ________________1964. Factions, parties


and politics in a Maltese village.
Abdul Qodir, 2010. “Sembilan Dinasti American Antropologist ,66.
Kepala Daerah di 2010”.
Tribunnews.com. Senin, 20 _______________1969. Hal-Farrug. A
Desember 2010. village in Malta. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Bailey, F. G. 1970. Stratagems and spoils:
a social anthropology of politics. Dhakidae, Daniel. 2004. “Partai-partai
Oxford: Basil Blackwell. Politik, Demokrasi, dan Oligarki”,
dalam Partai-partai Politik
_____________1963. Politics and social Indonesia: Ideologi dan Program
change. Berkeley: California 2004-2009. Jakarta: Kompas. Hlm.
University Press. 3-20.
Barraclough, Simon. 1985. The dynamic of Durkheim, E.1960. The division of labour
coercion in the Malaysian political in society. New York. Free Press.
process. Modern Asian Studies,
19(4). ________________1950. The rules of
sociological method. Chicago:
Barrett, Stanley. 1996. Anthropology: a University Chicago Press.
student’s guide to theory and
method. Toronto: Toronto Evans-Pritchard. E. 1969. The Nuer.
University Press. Oxford: Oxford University Press.
Barth, Frederick. 1966. Models of social Gellner, E. and Waterbury, J. (ed.).1977.
organization. London: Royal Patrons and clients in
Antropological Institute. Mediterranean societies. London:
Duckworth.
______________1967. On the Study of
social change. American Gidden, A.1971. Capitalism and modern
Antropologist, 69. social theory. Cambridge,
Cambridge University Press.
______________1959. Political leadership
among Swat Pathans. London: Gledhill, John.1994. Power and its
Athlone. disguises: anthropological
perspectives on politics. London:
Bax, Mart. 1976. Harpstring and Pluto.
confessions: machine style politics
in the Irish Republic. Van Gorcum: Gomez, E. T. 1991. Money politics in the
Amsterdam. Barisan Nasional. Kuala Lumpur:
Forum.
Bennet, J. W. and Ishino, I. 1963.
Paternalism in the Japanese Hussain Mohamed. 1987. Wang dan
economy: Anthropological studies pilihanraya, di dalam Membangun
of oyabun-kobun patterns, demokrasi: pilihanraya di Malaysia.
Minneapoplis: Greenwood. Kuala Lumpur: Karya Bistari.

Boissevain, Jeremy. 1978. Friends of _______________ 1988. Famili, persanakan


dan politik kepartian di Malaysia di
friends: networks, manipulators and
dalam Fenomena. Kuala Lumpur:
coalitions. Oxford: Basil Blackwell. Jabatan Pengajian Melayu, Universiti
Malaya.
30 Jurnal Analisis Politik, Vol 2 No. 1 Maret 2014

Kuskridho Ambardi. 2008. Mengungkap Politik Sencihan. 2009. “Partai Golkar ’Main Aman’,
Kartel, Studi tentang Sistem Partai Demokrat ’Main Api’?”.
Kepartaian di Indonesia Era Kompasiana.com. 17 April 2009.
Reformasi. Jakarta: Gramedia dan
Lembaga Survei Indonesia. Shamsul, A. B. 1986. From British to
Bumiputra rule: local politics and
Leach, E. 1954. Political systems of highland rural development in rural Malaysia.
Burma. Boston: Beacon. Singapore: ISEAS.

Leftwich, A. 1983. Redefining politics. Syarif Hidayat. 2009. “Pilkada, Money Politics
London: Methuen. and the Dangers of ‘Informal
Governance’ Practices. In Maribeth
___________ 1993. Governance, democracy Erb and Priyambudi Sulistiyanto (Ed.).
and development in the third world. Deepening Democracy in Indonesia?
Third World Quarterly. 14(3): 605- Singapore: ISEAS.
624.
Teddy Lesmana. 2007. “Politik Uang dalam
Leigh, M. 1991. ‘Money politics and Dayak Pilkada”. Dalam Syarif Hidayat dan
nationalism: The 1987 Sarawak etate Hari Susanto (Peny.). Bisnis & Politik
election’, dlm. Muhammad Ikmal Said di Tingkat Lokal. Jakarta: Lembaga
dan Johan Saravanamuttu (pnyt.) Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Images of Malaysia. Kuala Lumpur:
Persatuan Sains Sosial Malaysia. Media Massa

Lijphart, A. 1968. The politics of Kompas. 2012. “’Pecah Kongsi’ dalam


accommodation. Berkeley: University Pilkada”, Senin, 26 Maret 2012, hlm. 1
of California Press. dan 15.

_________ 1969. Consociational democracy. VIVAnews. “Para Isteri Gantikan Suami


World Politics. 21(2): 207-224. sebagai Bupati”. Senin, 23 Agustus
2010.
_________ 1977. Democracy in plural
societies: a comparative exploration.
New Haven: Yale.

Malinowski, 1926. Crime and custom in savage


society. London: Routledge & Kegan
Paul.

Muhammad Yulianto. 2012. “Risiko Buruk


Koalisi Pragmatis”. Suara
Merdeka.com, 2 Januari 2012.

Nidzam Sulaiman, 2002. “Hubungan


Transaksional: Mencabar Model
Sistem dalam Analisis Politik
Gabungan”. Dalam Ghazali Mayudin
(Peny.). Politik Malaysia: Perspektif
Teori dan Praktik. Bangi: Universiti
Kebangsaan Malaysia. Hlm. 75-94.

Ongkili, J.F. 1997. Backstabbers and unholly


alliances: The rise and demise of the
USNO-PBS coalition government in
Sabah Malaysia, 1993-1994, Asian
Profile 25(3).

You might also like