You are on page 1of 7

BAB IV ANALISIS LABA BIAYA VOLUME

ASUMSI YANG MENDASARI ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA Analisis biaya-volume-laba tergantung pada sejumlah asumsi yang membatasinya, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variable dan biaya tetap 2. Fungsi jumlah biaya adalah linear dalam kisaran relevan. 3. Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan. 4. Analisisnya untuk sebuah produk ataupun bauran penjualan bermacammacam produk adalah konstan dalam kisaran relevan. 5. Hanya terdapat satu pemicu biaya, yaitu volume unit produk atau rupiah penjualan 6. Jumlah produksi dengan jumlah penjualan dalam satu periode berjalan adalah sama. KONSEP-KONSEP MARGIN KONTRIBUSI, LAPORAN LABA RUGI KONTRIBUSI, DAN RASIO MARGIN KONTRIBUSI Margin Kontribusi Perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variable per unit. Sehingga apabila penjualan misalnya dinaikkan 50 unit, maka laba usaha diprediksi akan meningkat sebanyak 50 dikali dengan kontribusi margin. Jumlah kontribusi margin adalah margin kontribusi per unit dikali dengan banyaknya unit yang terjual. Laporan Laba Rugi Kontribusi Laporan laba rugi ini memilah biaya variable dan biaya tetap. Untuk jelasnya bisa dilihat pada contoh bentuk laporan laba rugi kontribusi berikut ini: PT. ABC Laporan Laba Rugi Kontribusi 31 Januari 2006
Keterangan Penjualan (Rp. 250.000,- x 800 unit) Kurang : Biaya Variabel (150.000/unit) Margin Kontribusi Kurang : Biaya Tetap Laba (rugi) bersih Jumlah 200.000.000 (120.000.000) 80.000.000 (70.000.000) 10.000.000) Per Unit 250.000 (150.000) 100.000

Pada contoh diatas terlihat bahwa kontribusi margin per unit adalah sebanyak Rp. 100.000,- sedangkan kontribusi margin total adalah

sebanyak Rp. 80.000.000 (Rp. 100.000,- x 800 unit). Adapun laba bersih adalah sebanyak Rp. 10.000.000,- yang merupakan hasil pengurangan antara kontribusi margin dengan biaya tetap. Untuk setiap tambahan satu unit barang yang dijual, maka akan menambah kontribusi margin sebesar harga barang per unit yang dijual tersebut. Sehingga dengan demikian, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Keuntungan hanya akan diperoleh pada saat kontribusi margin total lebih banyak dibandingkan dengan biaya tetap, dengan besarnya keuntungan adalah hasil pengurangan antara kontribusi margin dengan biaya tetap. 2. Titik impas akan didapatkan pada saat kontribusi margin sama dengan biaya tetap. 3. Kerugian akan didapatkan apabila kontribusi margin total lebih kecil dibandingkan dengan biaya tetap.

Dengan laporan laba rugi kontribusi, maka perusahaan dapat membuat perencanaan proyeksi laba. Misalnya pada contoh diatas, perusahaaan menargetkan akan dapat menjual barang sebanyak 920 unit, maka dapat diperkirakan bahwa perusahaan akan memperoleh laba sebanyak Rp. 22.000.000,- dengan perhitungan sebagai berikut: PT. ABC Laporan Laba Rugi Kontribusi
Keterangan Penjualan (Rp. 250.000,- x 920 unit) Kurang : Biaya Variabel (920 x 150.000) Margin Kontribusi Kurang : Biaya Tetap Laba (rugi) bersih Jumlah 230.000.000 (138.000.000) 92.000.000 (70.000.000) 22.000.000 Per Unit 250.000 (150.000) 100.000

Rasio Kontribusi Margin Adalah persentase margin kontribusi dibandingkan dengan jumlah penjualan. Rumus Rasio Kontribusi Margin adalah sebagai berikut: Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi / Harga Penjualan Pada contoh, rasio margin kontribusi adalah sebanyak 0,4 yang didapatkan dengan perhitungan : 100.000 / 250.000. Rasio 0,4 ini memperlihatkan kontribusi laba bersih per rupiah penjualan, sehingga akan dapat ditentukan laba bersih untuk setiap jumlah penjualan. Seperti pada contoh diatas, dapat dihitung dengan cepat laba bersih yang diperoleh sebagai berikut:

920 unit adalah target jumlah barang yang dijual 700 unit merupakan titik impas ((920 x 250.000) (700 x 250.000))*0,4 = 55.000.000 x 0,4 = 22.000.000 Semakin besar angka rasio kontribusi margin, maka akan semakin besar kemampuan memperoleh laba pada sebuah perusahaan. ANALISIS TITIK IMPAS (BREAK EVEN POINT ANALYSIS) Titik impas adalah volume penjualan dimana jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama sehingga tidak terdapat laba maupun rugi (laba/rugi = 0). Laba bersih akan diperoleh apabila volume penjualan berada diatas titik impas dan sebaliknya rugi bersih akan didapatkan apabila volume penjualan dibawah titik impas Walaupun titik impas bukanlah sasaran yang diinginkan dari penjualan akan tetapi dengan adanya perhitungan titik impas dapat ditunjukkan titik penjualan minimal sehingga perusahaan tidak menderita kerugian. Beberapa manfaat analisis BEP sebagai berikut: 1. Pada saat memperkenalkan produk baru atau memasuki pasar baru, maka perusahaan dapat mengevaluasi secara hati-hati potensi penjualan dan membandingkannya dengan titik impas. 2. Pada saat resesi, depresi, atau persaingan ketat, akan memungkinkan bagi perusahaan untuk menekan margin laba sedemikian rupa yang dihubungkan dengan kebijakan penentuan harga.

Perhitungan titik impas 1. Metode Persamaan (Equation Method) Dalam bentuk persamaan, titik impas dapat dihitung sebagai berikut: Penjualan Jumlah Biaya = Laba atau rugi bersih Karena pada titik impas, laba atau rugi bersih sama dengan 0, maka persamaannya menjadi: Penjualan Jumlah Biaya = 0 TR TC = 0 Penjualan (Biaya tetap + Biaya Variabel) = 0 Penjualan Biaya Tetap Biaya Variabel = 0 Penjualan Biaya Variabel = Biaya Tetap Margin Kontribusi = Biaya Tetap Pada contoh diatas, titik impas dapat dihitung sebagai berikut: BEP terjadi ketika Total Pendapatan = Total Biaya TR = TC

P X = TC Penjualan = Biaya Tetap + Biaya Variabel 250.000 x = 70.000.000 + 150.000 x 250.000 x 150.000 x = 70.000.000 100.000 x = 70.000.000 x = 700 unit PT. ABC Laporan Laba Rugi Kontribusi
Keterangan Penjualan (Rp. 250.000,- x 700 unit) Kurang : Biaya Variabel (700 x 150.000) Margin Kontribusi Kurang : Biaya Tetap Laba (rugi) bersih Jumlah 175.000.000 (108.000.000) 70.000.000 (70.000.000) 0 Per Unit 250.000 (150.000) 100.000

2. Metode Kontribusi Unit Metode ini sebenarnya merupakan variasi dari metode persamaan. Metode ini terfokus pada gagasan bahwa setiap unit yang terjual memberikan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap. Titik impas didapatkan dengan metode ini, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Titik Impas (dalam unit) = Biaya Tetap / Margin Kontribusi per unit BEP =
Biaya Tetap (H arg a Biaya Variabel)

Seperti data pada contoh sebelumnya, maka titik impas akan didapatkan sebagai berikut : Titik impas (dalam unit) = 70.000.000/100.000 = 700 unit Titik Impas (dalam rupiah penjualan) = 700 x Rp. 250.000 = Rp. 175.000.000,3. Metode Ancangan Grafis Dengan metode ini, divisualisasikan titik impas dan profitabilitas bermacam-macam kombinasi penjualan dan biaya dalam kisaran volume penjualan tertentu. Dengan menggunakan grafik, manajer dapat menghindari perhitungan matematis yang setiap kali diperlukan pada waktu tingkat penjualan yang berbeda tengah dipertimbangkan. Dalam hubungannya dengan BEP, ada dua bentuk grafik yang bisa dibuat, yaitu grafik biaya dan grafik laba. Data pada contoh sebelumnya dapat divisualisasikan titik impasnya dengan grafik biaya dibawah ini:

TC = 70.000.000 + 150.000 X TR = 250.000 X Adapun bentuk dari grafik laba adalah sebagai berikut:

Laba = TR TC Laba = 250.000 X 70.000.000 150.000 X = 100.000 X 70.000.000

You might also like