You are on page 1of 27
® KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR 78 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, Menimbang Mengingat bbahwa untuk melakt mnakan ketentuan dalam Pasal 20 Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler, perl menetapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indoesia; 1.Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Tbadah Haji (Lembaran Negara Republik ‘Tahun 2008 Nomor 60, Tambshan Lemar ‘Negara Republik Indonesia Nomor 4846) sebagaimana telah iubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republile Indonesia Nomor 5061}; 2.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tabun 2012 tentang ppelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Tbadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5345); 3.Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2015 Nomor 8); 4.Peraturan Presiden Nomer 83 Tabun 2015 tentang ‘Kementerian Agama (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 14 ‘Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler Indones sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturany- FL Menctapican KEDUA KETICA kesMPar Menteri Agama Nomor 20 Tabun 2016 tentang perubahan fatas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 534}; 6.Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1498); MEMUTUSKAW: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA, Menetapkan pedoman rekrutmen petugns haji Indonesia sebagsimana tercantum dalam lampiran yang merupakan Dagian tidak terpisabkan devi keputusan ini. Pedoman rekrutmen petugas haji Indonesia sebagaimana imaksud dalam diktum KESATU sebagai acuan bagi pejabat i Tinglungan Kementerian Agama dalam menyiapkan petupas haji Indanesin Dengan beriskunya keputusan ini, maka Keputusan Direletur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor; 1/59/2017 Tentang Pedoman Rekrutmen Petugas Haji Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlakc, Keputusan ini mula berlaie pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Februari 2018 DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, ee LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH NOMOR 78 TAHUN 2018 ‘TeNTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA papi KETENTUAN UMUM, Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan 1, CAT (Computer Assisted Test) adalah suatu metode seleksi ontine dengan lat tantu computer/perangkat lainnya yang disyaratkan den ilaksanakan sebogai pengganti tes tertulis bagi calon petugas haji di tingkat wilayah dan pusat. PPIH adalah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji. Pendukung PPIH adalah petugas pendulung yang diperlukan dalam penyelenggaraan ibadah haji yang berasal dari sebagian den/atau seluruhnya bukan dari unsur ASN baile di tanah air maupun di Arab Saul, ASN adalah Aparatur Sipil Negara Kementerian/Instansi terkait adalah Kementerian/Lembaga/Instansi ‘pemerintah yang terlibat dalam proses penyelenggaraan ibadah haji 6. Sta Teknis Haji adalah staf pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah. ‘TN adalah Tentara Nasional Indonesia, POLK adalah Polisi Republik Indonesia. ‘TPHI adalah Tim Pemandi Haji Indonesia, 10, ‘TPIT adalah Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia 11. PPPJH adalah Petugas Pereventife pada Jemaah Haji 12, Menteri adalah Menteri Agama Republik Indonesia, 18, Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 14, Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 15, Kepala Kantor Wilayah Provins! adalah Kepala Kantor Wilayah Provinsi Kementerian Agama. 16, Kantor Wilayah Provinsi adalah Kantor Wilayah Provinei Kementerian ‘Agama, BABI PETUGAS HAJI INDONESIA Pasal 2 (1) Petugas Haji Indonesia terri dari PPIH dan pendulcang PPIH. (2) PPI terdisiatas: 4 PPIH Pusat; ’. PPIH wilayah yang memili Embarkasi; ©. PPIH di Arab Saudi (6) Dalam pelakcsanaan tugasnya PPIH dibanty oleh petugas yang menyertai Jemaah haji BABI PENDUKUNG PPIH. Pasal 3 (0) Pendukung PPIH Pusat terdiri dari sebagian ASN dan/atau pegawai non ASN di linglaangan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umeah dan/atau sebagian ASN dan/atau pegawai non ASN pada unit Bselon I di Jingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia, (2) Penduleung PPIH di wilayah yang memiliki Erabarkasi terdiri atas sebagian [ASN dan/atau pegawai non ASN di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian ‘Agama dan/atau sebagian ASN dan/atau pegawai non ASN dari kementerian/instansi terkait di wilayah embarkasi (@)Pendulnung PPIH Arab Saudi terdiri dari Mahasiswa Indonesia dari Perguruan ting! cli wilayah Timur Tengah dan Mukimin di Arab Saudlge BABIV REKRUTMEN PETUGAS HAJ! INDONESIA. Pasal 4 (0) Rekrutmen Petugas Haji Indonest penunjukan dan seeks (2) Penunjukan meliputi a. PPIH Pusat; », PPI Embarkasf; ©. PPI Arab Saudi unsur pimpinan; 4. Pelaksana PPIH Arab Saudi dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; ¢. Pelaksana PPIM Arab Saudi karena berkinerja beik dan memilli keahlian khusus; dan {. Pendukung PPIH Arab Saudi karena berkinerja ball (9) Seleksi meliputi seleksi pelakeana PPIH Arab Saudi, seleksi petugas yang ‘menyertaijemaah haji dan seleksi pendukung PPIH Arab Saudi (4) Seleksi pelaksana PPI Arab Saudi melipat: 4, Pelaksana Bidang Layanan Urmum b. Pelaksana Bidang Bimbingan Ibadah; dan ¢. Pelaksana Bidang Layanan Kesehatan. (6) Scleksi petugas yang menyertai jemaah haji melipt 8. Tim Pembimbing Haji Indonesia (TPHI}; b, Tim Pembimbing Ibadah Haji indonest . Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHD, (6) Seleksi pendukung PPIH Arab Saudi meliputi seleksi pendulnung dari unsur ‘mahasiswa di Timur Tengah dan mukimin di Arab Saul (7) Sclesi petugas yang menyertaijemeah haji TKHI diatur dan dilakwuan oleh Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, dlilaksanakan melalui mekanisme (rPIHD; dan BABY SYARAT PENUNJUKAN PETUGAS HAJI INDONESIA Bagian Kesatu Umum Pasal 5 ‘Syarat penuayjulkan petuges haji Indonesia meliputt eyarat umum dan syaratye Khusus, #4 Bogian Kedua, Syarat Umum Penunjukan Petugas Haji Indonesia Pasal 6 (1) Syarat umum penunjukan PPIH Pusat 4, Pegavai Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; dan ’. Pegawai Unit Eselon I Iainaya di ingkungan Kementerian Agama; dan . Pegawai di lingkungan lemabaga/instansi terkait (2) Syarat Umum penunjukan PPIH Emberkasi ‘8 Pegawai pada Kantor Wilayah Kementerian Agama wilayah Embarkesi setempat; dan ', Pegawai Kementerian/Instansi lain yang terkait di Wilayah Embarkasi setempat, (@) Syarat umum penunjukan PPIH Arab Saudi 1. Pegavai Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Unirahs ». Pegawai Unit Bselon I lainnya di linglcungan Kementerian Agama; ©, Pegawai Kementerian/Instanst lain yang terkait; dan 4. Urang perorangan yang memiliki keablian Iehusus yang sesuai dan libutubkan dalam penyelenggaraan ibadah ha. agian Ketiga Syarat Khusus Penunjulan Petugas Haji Indonesia Pasal 7 (1) Syarat khusus penunjukan PPIH Pusat a. Tidak sedang menjalankan uti ». Sanggup melaksanakan tugas; dan ©. Menta tata tertib dan peraturan yang berlak (2) Syarat khusus penunjukan PPIH Embarkasi 1. Tidak sedang menjalankan cuti; », Sanggup melaksanakan tugas; dan ©. Mentaati tata tertib dan peraturan yang berlale, (@) Syarat kbusus penunjukan PPIH Arab Saudi 4, Syarat khusus Koordinator PPIH Arab Saudi yaitu Duta Besar Luar Biasa Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia. gv rn ». Syarat khusus Pengendali PPIH Arab Saudi yaitu: 1. Pejabat Eselon 1 di lingkungsn Kementerian Agama Republik Indonesia; 2, Pejabat Eselon I! pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrab; 3. Pejabat selon II di lingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia; dan 4 Pejabat Eselon It dari Kementerian Kesehatan yang membidane unusan kesehatan haji ©. Syarat khusus Ketua PPIH Arab Saudi Pejabat Eselon It pada Direltorat Jendersl Penyelengearaan Haji dan Umrah, Dalam hal Eselon I! pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah berhalangan, Direktur Jenderal dapat menunjule penggantinya dari unsur pejabat setingket Eselon III dan/atat Staf Teknis Haji 4. Syarat khusus Wakil Ketua PPIH Arab Sauei adalah Pejabat Eselon tt pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan/atau ‘Stat Teenss Ha. «. Syarat khusus Sekretaris PPIH Arab Saudi adalah Pejabat paling rendah selon IV pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah f. Syarat khusus Kepala Bidang yait 1, Pejabat paling rendah Eselon IV pada Ditektorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; 2, Pejabat yang ditunjuk dari Kementerian Kesehatan; 3. Perwira yang ditunjuk dari TNI dan/atau POL. & Syarat khusus Kepala Daerah Kerja adalah Pejabat paling rendah Bselon IV pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah atau Staf Teknis Haji bh, Syarat khusus Sekretaris Daerah Kerja adalah Pejabat paling rendah selon IV pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 4, Syarat khusus Kepala Seki yaitu: 1, Pejabat setingkat selon IV dan/atau pelaksana pada Direktorat enderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2. Pejabat setingkat Eselon IV dan/atau pelaksana pata Kantor Wilayah Kementerian Agama Republik Indonesia; 8. Pejabat setingkat Eselon IV dan/atau pelaksana pada Unit Eselon Idi lingkungan Kementerian Agama Republik indonesia; dan 4, Pejabat paling rendah selon IV dan/atau pelaksana pada ‘Kementerian/Instansiterkait. Syarat khusus Kepala Sektor yaitu: 1. Pejabat sctingkat Bselon Il pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Republi Indonesia; 2, Pejabat setingkat selon IV pada Direktorat_ Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 8, Pejabat setingkat Eselon IV pada Unit Bselon 1 di tingkungan Kementerian Agama Republik Indonesia; 4. Pejabat setingkat Eselon IV pada Kementerian/Instansi telat; dan 5. Pelaksana pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Hal Umrah, ‘Syarat khusus Sekretaris Sektor: 4. Pejabat setingkat Eselon IV dan/atat pelakenna pada Dircktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, 2, Pejabat setingkat selon IV dan/atau pelaksana pada Kantor Wilayah ementerian Agama Kepubii indonesia; 48, Pejabat setingkat Rsclon IV dan/atau pelaksana pada Unit Bselon I di lingkungan Kementerian Agama Republik indones 4, Pejabat setingkat Eselon IV pada Kementerian/Instansi terkait; dan, 5. Pelaksana pada Direktorat Jenderal Penyelengearaan Haji dan Umrah, ‘Syarat khusus pelaksana PPIH Arab Saudi yaitu: 1. Pegnwai Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah yang iusulkan oleh unit kerja masing-masing; 2. Pelaksana PPIH Arab Saudi dari Kementerian/Instansi terkait yang ‘memiliki kinerja bail pada saat menjadi petugas PPIH Arab Saudi tahun sebelumnya; 3. Pelaksana untuk Kebutuhan bidang khusus pada PPIE Arab Saudi 4, Mendapatkan jin dari atasan langsung; 5. Sanggup ditunjuk dan ditempatkan pada posisi yang sama dan/atau Posisi yang lain dengan posisi sebelumnya; dan dan 6. Melampirkan surat pernyataan schat dari dokter. 4 BAB VL SYARAT SELEKSI PETUGAS HAJI INDONESIA Bagian Kesats. Umum Pasal 8 Syarat seleksi petugas haji Indonesia meliputi syarat umum dan syarat kusus. Bagian Keds Syarat Umum Seleksi Petugas Haji Indonesia, Pasal 9 (2) Syarat umum seleksi pelaksana PPIH Arab Saudi diatur sebagai berkut: a, ASN i lingkungan Eselon 1 Kementerian Agama Republik Indonesia selain Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; . ASN di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi den Kota/Kabupaten; [NSN di Lingkcungan Kementerian/Instansi terkait; dan Seseorang yang memiliki Keahlian khusus dan tertentu yang dlibutubkan dalam penyelenggaraan ibadah haji (2) Syarat umum seleksi petugas yang menyertai jemaah haji diatur sebagai Derik «. Syarat umum seleksi TPHI sebagai berikut: 1. Warga negara Indonesia; 2, Beragama Islam; dan 8. Pegawai Negeri Kementerian Agama; ». Syarat umum seleksi TPIHT sebagai berikt: 1. Warga negara Indonesia; 2, Beragama Islam; 3. ASN Kementerian Agama dan/atau ASN pada Kementerian Jainnya/instansiterkait; dan 4. Utusan Perguruan Tinggi Islam, organisasi masyarakat Islam dan pondiok pesantren. Bagian Ketiga Syarat Khusus Seleksi Petugas Hi Indonesia? m4 -10- Pasal 10 (1) Syarat khusus seleksi petugas hafi Indonesia diatur sebagai berilut: 1. Syarat khusus seleksi pelaksana PPIH Arab Saudi ya 1, Pelaksana Kedatangan dan Kepulangan 4) Laki-laki dan/atau Perempuan; 1) Usia paling tinggi 58 tahun pada saat mendaftar; 6) Mampu mengoperasikan komputer Word dan Excels 4) Diutamakan pernah bertugas sebagai PPIH Arab Saudi dan ¢} Diutamalcan mampu berbahasa Arab dan/atau Ingeris. 2, Pelaksana Transportasi 9) Laki-laki dan /atau perempuan; 1) Usia paling tinggi 58 tahun pada saat mendaftarsdan ©) Diutamaican mampu berbahasa Arab dan/atau Inggrie. 48, Pelaksana Perlindungan Jemash 8) Laki-laki/atau Perempuan; ) Usia paling tinggi bagi lak-laki 50 tahun dan wanita 45 tahun peda saat mendaftar; 6) Memahami prosedur perlindungan dan penanganan musibah sera penyelesaian kasus 4) Pangkat tertingsi mayor/atau setingkat; dan ©) Diutamalcan mampu berbabas 4, Pelaksana Pengawas Penyediaan Konsumei Jemaah Haji 9) Laki-laki dan/atau Perempuan; 1) Usia pating tinggi 58 tahun pada saat mendaftar; ] Mampu mengawasi produksi dan distribusi koneumi jemaah haji an, 4) Diutamakcan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris; ‘5. Pelaksana Pengolah Data dan Siskohat 9) Laki-laki dan/atau Perempuan; ) Usia paling tinggi $8 tahun pada saat mendaftar; ©) Pegawai pada bagian Siskohat Kantor Kementerian Agama Pusat, ‘Wilayah Provinsi dan/atau Kota/Kabupaten; 4¢) Menguasai operasional internet/wisi dan aplikasi jaringan siskohat; ¢) Mampu mengoperasikan program MS Office; 4) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan /atat Inggrs; dang ‘Arab dan/atat Inga, #4 10. a ae Diutamakan memilk piagar/sertiskat bimbimbingan teknis Siskohat yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Pelakesana Media Center Haji a » 9 a 8 4 a » 4 a 8 a Laki-laki dan/atau Perempuan Usia paling tinggi $8 tahun pada saat mendaftar; Berasal dar latar belakang jurnalistike dan/atau yang membidangi: ‘Memahami tugas bidang Media Center; ‘Memahami kode etik jurnalistik; dan Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris, . Pelaksana Pengendalian dan Pengawasan PIHK ‘Lald-laki dan atau perempuan; Usia paling ing! 98 tabun pada saat mendaftar, Memahami Kebijakan Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus; Memahami standar pelayanan minimal PIHK; Mengetahui data dan program penyelenggaraan tbadah Haji Khusus; Mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait penyelenggaraan ibadah hafi khusus; dan Djutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inger, Pelaksana Tata Ustha dan Sekretariatan a) 4 3 a 3 a alkali dan atau perempuan; Usia paling tinggi $8 tahun pada saat mendaftar; Memahami tagas ketata usahaan; Memahami pengelolaan administra Mampu mengoperasikan program MS Olfice, Word, MS Excel; dan Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris. Pelaksana Perlenekapan a » a 4 a a Laki-laki dan atau perempuan; Usia paling tinggi 98 tabun pada saat mendaftar; ‘Mengetahui inventarisasi dan teknik pendataan sarana kantor; ‘Memahami sarana dan Kebutuhan Kantor; ‘Mampu mengoperasikan program MS Office; dan. Djutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris. Pelaksana Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan a ‘Laki-laki dan atau perempuan; FA 12 1) Usia paling tinggi 58 tahun pada saat mendaftar; 6) Memshami bimbingan ibadah dan manasik haji; 4) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Inggris; dan ¢) Diutamatcan memiliki sertifkat pembimbing ibadah yang ikeluarkan oleh Direktorat Jendoral Penyelenggaraan Haji dant ‘Umrah/Universitas Islam Negeri 11, Pelaksana Keuangan 4) Laki-laki atau perempuan; >) Usia paling tinggi 58 tahun pada saat mendaftars 6) Pendidikan diutamakan $1; 4) Memahami administrasi pengelolan keuangan Negara dan slcutansi; dan ©) Memahami administrasi pelaporan keuangan. 12, Pelaksana Teknisi Kendaraan a) Laki-laki ») Usia paling tinggi 58 tahun pada saat mendaftar; ©) Memahami teknis perawatan kendarasn; dan 48) Memiliki pengalaman dan kemampuan mek 13, Pelaksana PPPUH (Petugas Proventif Pada Jemaah Haji) ) Laila ») Berlatar belakang profestdaicer; 6} Usia paling rendah 25 tahun dan paling tinggi 50 tahun; dan 4) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan /atau Inggrs; 14, Konsultan tbadab 1) Laki-laki; ) Berusia minimal 0 tahun dan maksimal 65 tahun pada ‘mendahar di tahun berjalan; ] Berpendidikan $1 bidang Agama dan/atau pendidikan lainnya yang sesuai; 4) Sudah pernah menunaikan ibadah hej ¢] Memshami manasik haji dan alur perjalanan hej 4) Diutamaican mampu berbahasa Arab dan/atau Ingeris. », Syarat khusus seleksi petugas yang menyertai jemaah haji yaitu 1. Syarat khusus TPHI sebagai berieut: @) Schat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan schat dari dokters dan wt. 213. ) Berusia minimal 25 tahun dan maksimal S7 tahun pada saat ‘mendattar di tahun berjalan; ¢] Diutamakan berpendidikan SI bidang Agama dan /atau pendiikan lainnya yang eesti; 4) Diutamaisan sudah menunaikan ibadah haji; ©) Memahami manasik haji dan alur perjalanan haji; 9) Memiliki kemampuan —manajerial,koordinasi dan eperimpinanydan @ Diutamakan mampu berbahasa Arab dan/atau Ingesis. 2. Syarat khusus TPIHI sebagai beret: 4) Berusia minimal 90 tahun dan maksimal 65 tahun pada saat mendaftar di tahun berjalan; ) Diutamakan berpendidikan Si bidang Agama den/atau pendiikan lainnya yang eesuai; 6) Sudah menunaikan ibadas haji 4) Memiliki Kemampuan di bidang bimbingan ibadah dan manasite ais ¢) Diutamatcan memilki seritkat pembimbing; dan 4) Diutamakan mampu berbahasa Arab dan atau Ingeris 9 Syarat khusus TKHI diatur oleh Kepala Pusst Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, BAB VI REKRUTMEN PENDUKUNG PPIH Pasal 11 (1) Rekrutmen pendukung PPIH melalui mekanisme penuinjukan dan seleki (2) Penunjukan pendulkung PPIH meliputi: 2. Pendukung PPIH Pusat; >, Pendulung PPIH Embarkasi dan ©. Pendulcung PPIH Arab Saudi dari unsur mukimin karena berkinerja baie ddan memliki keablian khusus. (@) Seleksi pendukeang PPIH Arab Saudi meliputi: ‘4, Mabasiswa di wilayah Timur Tengah; dan », Mukimin di wilayah Arab Saudi. 7 <4 BAB Vit 'SYARAT PENUNJUKAN PENDUKUNG PPI Bagian Kesatu ‘Umar Pasal 12 Syarat penunjukan pendukung PPI meliputi syarat umum dan syarat ieusus. Bagian Kedua Syarat Umum Penunjulean Penduleung PPIH Pasal 13 (1) Pendulcung PPIH Pusat ‘a Pegawai Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah; », Pegawai Unit Bselon I lainnya di lingkungan Kementerian Agama; ‘dan /atau instansi terkait; dan 6 Pegawai Non ASN i lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggarean Haji dan Umrah dan unsur lainnya yang dibutubkan, (2) Penduleung PPIH Embarkasi ASN pada Kantor Wilayah Kementerian Agama wilayah Emberkasi setempat; D. ASN. Kementerian/Instansi lain yang terkait di Wilayah Emberlcasi setempat; . Pegawai Non ASN pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi wilayah Embarkasi 4. Pegawai Non ASN pada Kementerian/Instansi Jain yang terkait di Wilayah Embarkasi setempat; dan ¢. Unsur lainnya yang dibutubkan, (6) Pendukung PPIH Arab Saudi 1. Home Staf pada KJRI Jeddah dan Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah Arab Saul; b, Lokal Staf pada KJRI Jeddah dan Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah Arab Saudi; dan ‘¢. Mukimin asal Indonesia di wilayah Arab Saudi? -15- agian Ketiga Syarat Kiuusus Penunjulcan Pendukung PPI Pasal 14 (2) Syarat Khusus penunjukan pendulcung PPIH Pusat yaitu 4, Tidak sedang menjalankan cuti; ’. Sanggup melaksanakan tugas; dan 6. Mentaati tata tertib dan persturan yang berlale, (@) Syarat khusus penunjukan penduleung PPIH Embarkasi yait: 1 Tidak sedang menjalankan euti: », Sanggup melakeanalan tugas; dan ©. Mentaati tata tertib dan peranuran yang bere, (9) Syarat khusus penunjukan pendulasng PPI Arab Saul yaitu: ‘2 Mendapatkan ijin dan penugasan dari atasan langstng bagi Home Staf ddan Lokal Staf pada KJRI Indonesia di Jeddah Arab Sauel; , Mendapatkan jin dari majikan beg! mukimin; dan. ©. Memiliki kinerja bail bagi mukimin berdasarian hasil penilaian kinerja tahun sebelumnya, BABIX ‘TAHAPAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI INDONESIA Pasal 15 (0) Tahapan penunjukan petugas haji Indonesia meliput & Tahapan penunjukan PPIH Pusat dengan cara: 1. Unit eselon 2 pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah mengusulkan nama-nama yang akan diangleat menjadi PPIH Pusat. 2, Direktur Jenderal melakukan koordinasi dengan lembaga/instansi terkait dalam hal personalia yang akan dilibatkan dalam PPIH Puset. 9, Direktur Jenderal malaporkan komposisi calon PPIH pusat kepada Menteri . Tahapan penunjukan PPIH Embarkasi dengan cara: 1. Kepala Bidang Haji pada Kantor Wilayah Provinsi melakukan koordinasi dengan Kepala daerah dalam hal personalia yang akan ddiangkat menjadi PPIH Embarkasi. 7 -16- 2. Kepala Bidang Haji melaporkan hasil koordinasi ke Kepala Kantor Wilayah Provins (©. Tahapan penunjukan PPIH Arab Saudi dengan cara: 1. Direktur Jenderal mengirimkan daftar nama PPIH Arab Saudi dari ‘unsur pimpinan kepada Eselon 2 di Hingleungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan kepada Esclon 1 di lingkungan Kementerian Agama dan Lembaga/Instansi terkait. 2, Direktur Bina haji meminta nama-nama yang akan diangkat menjadi petugns haji dari unit Beelon 2 di lingkungan Direktorat vJenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dan melaporkan hasilnya kepada Direktur Jenderal 3, Direktur Bina Haji melaporkan nama-nama yang akan ditunjule Kembali berdasarkan hast! penilaian kinerja petugas haji tahun sebelumnya kepada Direktur Jenderal 4, Unit Eselon 2 melakukan rapat fnalisasi dengan Direktur Jenderal, (2) Tahapan seleksi petugas haji Indonesia meliputi: '& Seleksi pelaksana PPIH Arab Saudi, TPHI dan TPUHI dimulai dari tingleat Kota/Kabupaten meliputi 1, Seleksi Administras dan 2. Seleesi tertalis . Hasil seleksi di tingkat Kota/Kabupaten selanjutnya dilaporkan ke Kantor Wilayah Provinsi untuk dilskukan seleksi lanjutan dengan jiumlah sebanyak 2 (dua) kal lipat kuota petugas setiap provinsi yang seliputi 1, Seleksi kompetensi tertulis dengan pola CAT; dan 2, Seles Praktek. ©. Hasil seleksi PPIH Arab Sauel, TPH dan TPIHI dilsporkan oleh Kepala Kantor Wilayah Provinsi ke Direktur Jenderal untuk ditetapkan. 4. Tahapan seleksi Pelaksana PPIH Arab Saudi yang berasal dari instansi terkait di tingkat pusat dlilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah dengan jumlah sebanyak 2 (dua) kali uota petugas yang dibutublean meliputi 1, Seleksi administrasi; 2. Seleksi kompetensi tertulis dengan pola CAT; dant 8. Seleksi Praktel. ve 6. Hasil seleksi Pelaksana PPIH Arab Saudi yang berasal dari instanst terkait di tingkat pusat dilaporkan oleh Direktur Bina Haji kepada Direktorat Jenderal untuk ditetapkan, { Guna mendapatkan hasil calon petugas yang memiliki kemampuan kepribadian yang baik, selain dilaksanakan seleksi sebagaimana hurul 4, b dan d, dilalesanakean wawancara BABX ‘TAHAPAN REKRUTMEN PENDUKUNG PPI Pasal 16 (2) Tahapen penunjukan pendukung PPIH metiputi ‘8, Tahapan penunjukan pendulcung PPIH Pusat dengan cara: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah ‘melakukan koordinasi Bselon 2 lainnya, Bselon 1 pada lingkungan Kementerian Agama/lembaga/instansi terkait. 2. Selretaris melaporkan hasil koordinasi tentang susunan pendukung PPI Pusat kepada Direktur Jenderal untuk ditetaplean, \, Tahapan penunjukan pendukung PPIH Embarkasi dengan eara: 1. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah atas nama Kepala Kantor Wilayah Provinsi_melakukan kootdinasikepala aerah/lembaga/instansi tekait. 2. Kepala Kantor Wilayah Provinsi melakulcan koordinasi tentang ssusunan pendukung PPIH Embarkasi dengan Kepala daerah untule sitetapkan. ©. Tahapan penunjukan pendulkung PPIH Arab Saudi 1. Staf teknis pada Kantor Urusan Haji Jeddah melakukan koordins dengan Konsul Jenderal Republik Indonesia perihal personalia ppendukung PPIH Arab Saudi yang berasal dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddab, 2 Staf telmnis pada Kantor Urusan Haji Jeddah melaicukan inventarisasi personel pendukung PPIH Arab Saudi dari mukimin yang memiliki penilaian kinerja baik tahun sebelumnya untuk itunjuk Kembali menjadi penduleng PPI Arab Saudi tahun berjalan. ¢ -18- (2) Tahapan seleksi pendukung PPIH Arab Saudi dilaksanakan oleh Kepala Staf Teknis Haji Jeddah dengan jumlah sebanyak 2 (dua) kali kuota etugas yang dibutubkan meliputi 4. Seleksi administrasi; >. Seleksi kompetensitertulis dengan pola CAT; dan 6, Seles Praktek, (3) Guna mendapatkan hasilcalon pendulung PPIH Arab Saul yang menliki Kemampuan kepribadian yang baik, selain dilalcsanakan seleksi sebagaimana Ayat (2), dilakeanakan wawancara. BAB XL PERENCANAAN, PROSEDUR REKRUTMEN DAN KELENGKAPAN ADMINISTRASI Pasal 17 (1) Direktur Jenderal menyusun rencana, yang meliputi 4. Alokasi kebutuhan dan perencanaan PPIH Pusat, PPIH Embarkesi, PPIH ‘Arab Saudi, TPHI, TPIHT dan Pendulcung PPIH; », Menyiapkan jadwal seleksi dan pelatihan petugas haji . Membentuk Panitia Seles tingkat Pusat; 4. Menyiapkan materi selcksi administrasi dan sele manual dan CAT, tertulis baik secara, ©. Membuat surat edaran tentang alokasi petuges dan pelaksanean rekrutmen petugas haji tahun berjalan; 1 Mengumumkan waktu pelaksanaan selekst calon pelaksana PPIH Arab Saudi, TPHI dan TPIHI melalui web site Kementerian Agama (or: Seemenag..i) (2) Kepala Kantor Wilayah Provins! menindaldanjuti surat Direktur Jenderal yang meliputi ‘@.Membuat rencana kebutuhan TPHI dan TPIHI peda masing-masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; ‘b. Menyammpaikan alokasi petugas PPIH Arab Sati ke Kabupaten/Kota; ©, Membentulc Panta Seleksi petugas haji untuk tingkat provinsi; ‘d.Membuat surat edaran kepada Kementerian Agama Kabupaten/Kota tentang pendaftaran dan seleksi pelaksana PPIH Arab Saudi, TPHI dan Tou. 7 19- f Melalcukan koordinasi dengan kepala pemerintah dacrah perihal PPIH Embarkasi (bagi Kepala Kantor Wilayah Provinsi daerah Embark) (9) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menindaldanjuti surat edaran Kepala Kantor Wilayah Provinsl yang meliputi ‘2. Membentuk Panitia Seles >, Menyustn jadwal seleksi; Mengumumkan jadwal pendaftaran dan seleksi calon pelaksana PPIH ‘Arab Saudi, TPHI dan TPIHK; dan 4. Melakesnaian seleks (4) Staf Telis Haji di Jeddah Arab Saudi menindaklanjuti surat Direetur ‘Jenderal yang meliputi: ‘8. Membentuk Panitia Seles; . Menyusun jada selec; 6 Menyiapkan soal seleks; 4. Mengumumkan seleksi penduleung PPIH Arab Saual; dan f¢ Melaksanakan proses penunjukan dan seleksi penduleing PPIH Arabs Saudi Pasal 16 (1) Ketengkapan administrasi dan prosedur seleksi calon petuges yang smenyertaijemaah haji di tingkat daerah sebagat berieat; 1. Kelengkapan administrasi calon petugas yang menyertal jemaah haji vit 1, Surat usulan dari pimpinan Instansi atau organisasi/lembaga; 2. Fotokopi KTP yang masih berlaku 3. Fotokopi Iazah teralehir, 4. Fotokopi SK pertama dan teralhir bagi ASN atau SK Pengangkatan pegawai/pengurus bagi non ASN yang dilegalisir oleh pimpinan organisasi; 5. Surat keterangan sudah menunaikan ibadah haji dari Kankemenag setempat atau keterangan lainnya (misalnya sertiiket dari penerbangan/ fotokopi lembar visa haji; 6. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah; 7. Roto copy sertiikat kemampuan berbahesa Inggris dan/atau Arab yang dilegalisirlembaga resi; dan 8, Sertifkat Pembimbing Ibadah Haji bagi yang memiliki@ 4. -20- », Prosedur seleksi calon petugas yang menyertai jemaah haji di tingkat daerah yaitu 1. Panitia seleksi petugas ha) ‘Kabupaten Kota melalcukan selek 2. Hasil seleksi administrasi dituangkan dalam berita acara yang sitandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia 3. Calon petugns sebegaimana dimaksud pada huruf b angka 2, rmengikcuti seleksi CAT dan praktek di Kantor Wilayah Kementerian ‘Agama Provinsi 4 Hasil seleksi CAT sebagaimana dimaksud pada angka 3 dlituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Ketua dan sekrtaris Panitia, 5. Calon petugas haji yang dinystakan lolos seleksi di tingkat Kebupaten/Kota dilsporkan kepada Kepala Kantor Kementerian ‘Agama Kabupaten/Kota dan calon petugas haji yang dinyatakan lolos seleksi CAT di tingkat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dilaporan kepada Kepala Kantor Wilaysh Kementerian Agama Provinsi ©. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi mengumumkan hasil seleksi yang dinyatakan lolos sekurang-kurangnya di papen engumuman, 7. Peserta yang lolos seleksi pada Kantor Kementerian Agama ‘Kabupaten /Kota yang akan dilkutkan dalam seleksi CAT di tingkat provinsi sebanyak 2 kali lipat dari alokasi yang ditetapkean. 8. Panitia scleksi petugas haji provinsi melaicsanakan seleksi ‘administrasi, seleksi CAT dan prakick bagi calon petugas yang berasal dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, 9. Panitia seleksi petugas haji provinsi melaksanakan seleksi CAT ddan praktek bagi calon petugas yang berasal dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota 10, Hasil scleksi dituanglaan dalam berita acara dan ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia; 11, Panitia metaporkan hasil seleksi calon petugas yang dinyatakan Jolos kepada Kakanwil dan selanjutnya diumumkan di papan pengumuman. ° ed. @ ° war. 12, Kepala Kantor Wilayah Provinsi menetapkan calon petugas yang ‘menyertai jemaah haji yang dinyatakan folos dan selanjutnya ‘menyampalkan kepada Direktur Jenderal 13, Calon petugas yang menyertai jemaah haji sebagaimana dimaksud pada angka 12 diberikan pelatihan dan orientasi i embarkasi Kelengkapan administrasi dan prosedur seleksi pelaksaa PPIH Arab Saudi sebagai beret: 4. Persyaratan administrasi calon pelaksana PPIH Arab Saudi tingkat Pusat yaitu: 1. Surat usulan dari pimpinan unit eselon 1/instansiterkait; 2. Fotokopi KTP yang sah dan masih berlaku; 3. Fotokopi Sk teralehir; 4, Surat keterangan sudah pernah berhai atau Sertiflkat Petugas bagi vyang sudah pernah bertugas sebagai petugas PIF Arab Saudi Surat keterangan sehat; Fotokopi sertifikat kemampuan berbahasa Inggris dan/atas Arab ‘yang dilegalisir lembaga resmi (bagi yang memilili); 7. Surat keterangan tidak hamil yang sah bagi calon petugas wanita; dan 8, Surat jin suami bagi calon petugas wanita, >, Prosedur scleksi calon calon pelaksana PIM Arab Saudi tingkat Pusat ait 1. Unit eselon Iinstansi terkait menyerahkan daftar nama calon ppetugas yang akan mengikuti seleksi kepada Panitia Scleksi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebanyaie sebanyak 2 (dua) Kall lipat dari alokasi calon petugss yang itentukan; dan 2. Panitia Seleksi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah metakukan seleksi administrasi dan scleksi CAT serta praktek. Kelengkapan administrasi dan prosedur seleksi calon pelaksana PPI ‘Arab Saudi tingkat Provinsl yaitu: . Persyaratan administrasi calon pelaksana pelaksana PPIH Arab Saudi tingkat Provinsi yaitu: 1, Surat usulan dari pimpinan Instansi; 2, Potokopi KTP yang sah dan masih berlaey; 8, Potokopi SK terakhir; = <2. 4, Surat keterangan sudah menunaikan ibadah haji dari Kankemenag setempat atau keterangan lainnya (sertifkat dari penerbangan/ fotokopi lembar visa haji} 5. Surat keterangan schatjdan 6. Fotocopy sertifikat kemampuan berbahasa Inggris dan/ata Arab ‘yang dilegalisir lembaga ress, 7. Surat keterangan tidal hamil yang sah bagi calon petugas wanita; dan 8, Surat jin suami bagi calon penugas wanita, Prosedur seleksi calon calon pelaksana PPIH Arab Saudi tingkat Provinsi yaitu 1. Panitia seleksi petugas haji Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota melakukan seleksi administrasi 2. Wasil seleksi administrasi dituangkan dalam berita scara yang itandatangani oleh Ketua dan Selretaris Pantin 9. Calon petugas haji yang dinyatakan lulus seleksi administra dan seleksi tertulis di tingkat Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kota dan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi d@tumumkn a: papan pengumuman, 4. Calon petugas haji yang dinyatakan loos seleksi administrasi dan seleksi tertulis sebagaimana dimaksud pada angka $ mengiicti seleksi CAT di tinglat provins ‘5, Hasilseleksi CAT dan praktek dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Panitia. 6, Hasil seleksi administrasi pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota yang akan dlikutkan dalam seleksi di tingkat provinsi sebanyak 2 kali ipat dari alokasi yang ditetapkan. 7. Panitia seleksi petugas haji provinsi melalesanakan selekst administrasi, seleksi CAT dan praktek bagi calon petugas yang berasal dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provins 8, Panitia seleksi petugas hai provinsi melaksanaican seleksi CAT ddan praktck bagi calon petuges yang berasal dari Kantor ‘Kementerian Agama Kabupaten/Kota: 9. Hasil scleksi CAT dan praktek diumumkan sckurang-kurangnya di apan pengumuman di Kantor Wilayah Provinsi dan dibawa tim supervisi Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah untuk ditetapkan melalui keputusan Direktur Jenderal. kL -23- 10, Direktur Jenderal menetapkan petugas PPI Arab Saudi dan menayangkan di web site www kemenag.go.id/petugas. 11.Calon petugas haji sebagsimana dimaksud peda angka 10 dliberikan orientasi dan pelatihan di Jakarta sebelum rmelaksanakan tugesnya BAB XII PERSENTASE, PENILAIAN SBLEKSI DAN PROSES SELEKSI Pasal 19 (0) Persentase jumlah pelaksana PPIH Arab Saudi seloarang-kurangnya 60% telah berhaji dan 40% belum berhaji (2) Persentase jumlah TPHI sekurang-teurangnya 60% telah bechaji dan 40% belum berha (9) Persentase jumlah TPIHT 100% telah berhaii Pasal 20 Penilaian seleksi calon petugas haji meliputi penilaian hasil_seleksi administrasi, seleksitertulls dan atau CAT serta praktek. Pasal 21 (0), Peserta yang lolos seleksi administrasi berhak mengikuti seleksi tert dan/atau CAT serta praktek; (2) Alokasi peserta seicksi tertulis dan/atau CAT sebanyale dua kali lipat alokasi yang ditetapkan, (9) Calon petugas haji tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat yang Derhak mengikuti seleksi tertulis dan/atau CAT serta pralctek adalah calon petugas haji yang lolos pesyaratan administra (4) Calon pelaksana petugas PPIH Arab Saudi dan Petugas yang menyertai Jemaah Haji yang dinyatakan lolos ditentukan berdasarkan urutan nila paling tinggi dan seterusnya sesusi jumlah yang dibutuhkean. (8) Dalam hal terdapat calon petugas yang dinyatakan lolos mengundurkan iri, akan ditunjuk pengganti dari petugas yang telah memilki pengalaman di bidangnya, -24- BAB XII, PENETAPAN PETUGAS HAJI INDONESIA Pasal 22 (0) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPI) ‘a Panitia Penyelenggara tbadah Haji (PPIH) Pusat ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal tentang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH Pusat ». Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal tentang Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PIE) Embarkasi «. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal tentang Petugas Panitia Penyelenggara adah Haji (PPIE) Arab Sau (2) Petugas yang menyertai Jemaah Haji yang terdii dari TPHI, TPH dan ‘TRH ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal tentang Petugns ‘Yang Menyertai Jemaah Haji (0) Penduleung PPIE: 4a. Pendukung PPIH Pusat ditetapkan ditetaplan melalui Keputusan Direktur Jenderal tentang Tim Penduisung Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PIE) Pusat. b, Pendukung PPIH Embarkasi ditetapkan melalui Keputusen Kepala Kantor Wilayah Provinsi/Kepala Daerah tentang Tim Pendukung Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bmbarkasi c. Pendukung PPIH Arab Saudi ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal tentang Tim Pendulcung Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PIF) Arab Sau. BAB XIV KEWAJIBAN, HAK, DAN SANKSI PETUGAS HAJI INDONESIA Pasal 23 Petugns Haji Indonesia berkewajiban: 1. Mematuhi peraturan dan tata tetib yang berlaky; 2, Memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan Kepada Jemaah Halts w4- 3. Melaksanakan tugas dengan penuh tangmung jawab; 4. Melaksanakcan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapken; dan 5. Menjaga citra bangsa dan negara. Pasal 26 Petugas Haji Indonesia diberikan hake hake sebagal beri: 1, Mendapat biaya perjalanan dinas, terdiri dari uang transportasi dari Indonesia ke Arab Saudi pergi pulang, wang hatian, konsumsi dan akomodast sesuai ketentuan yang berlaku; 2, Mendapat asuransi/santunan sesuai dengan ketentuan yang berlae. Pasal 25 Petugas haji Indonesia dikenakan sanksi apabila melaiwukan pelanggaran sebagai beret 1, Mengutamakan kepentingan pribadi, Keluarga dan golongan daripada ‘kepentingan pelayanan/pelaksanaan tugas, ‘Memahrami dan dimalram 3. Pulang sebelum pelaksansan tugis selesai tanpa alasan yang sah den capac dipertanggungawabkan, 4. Melakukan tindakan melawan hukum baik di Tanah Air maupun di Arab Saul. Pasal 26 Sanksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 diatur sebagai berikut 1, Teguran; 2. Peringatan tert 3. Dibatalkan sebagai petugas haji dan/atau dipulangkan sertawajb ‘mengembalikan seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh negara, don BAB XV PENGAWASAN SELEKSI PETUGAS HAJ Pasal 27 ()Pengawasan pelaksansan seleksi tertulis dan/atau CAT serta praktck di tingkat Kantor Wilayah dilakukan oleh pengawas internal Inspektorat Jenderal Kementerian Agama (Igen) dan Komisi Pengawas Haji Indonesia (PH, =26- (@)Supervisi pelaksanaan seleksi tertulis dan/atau CAT sera praktek dilaksanakan oleh ASN di lingkungan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, (@) Supervsi pelaksanaan seleksi tertulis dan/atau CAT seria praktek ‘Tim Pendulcang PPIH Arab Saueli dilakukan oleh ASN dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Bap xv KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 28 (1) Caton Petugas yang Menyertai Jemagh Haji (TPHI dan TPIHI) dari unit Kantor Wilayah diusulkan oleh pimpinan masing-masing bidang kepada Kepala Kantor Wilayah untule dilalcakan seleksi (@) Caton Pelaksana PPIH Arab Saudi bidang keschatan dan Calon Petugas yang Menyertai Jemaah Haji (TKH) dari Kementerian Keschatan diselekst oleh Kepala Pusat Keschatan Haji Kementerian Kesehatan dan disulkan hhasilnya ke Direktur Jenderal untuk ditetapkan. (8) Selekst petugas TPHD den TKHD dilaksanaican berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tabu 2012 tentang Penyelenggarann Tbadah Haji Reguler. (@) Dalam hal dipertukan, Kepala Kantor Wilayah Provinsi dapat melakcsanakan orientasi dan pelatihan bagi TPHI dan TPIHT di wilayshnya berdasarian hasil seleksi di tingkat wilayah sebelum ditetapkan oleh Direktur Jendera. (9) Dalam hal dipertukan, lembaga/instansi terkait, Kepala Kantor Wi Provinsi dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dapat ‘melakukan seleksi awal tersendiri guna mendapatkan calon petugas yang profesional dengan mengedepankan prinsip profesional, obyektif, ‘ransparan dan akuntabel (6) Datam hal dipestukan persyaratan tambahan, Kepala Kantor Wilayah Provinsi dapat menetapkan persyaratan tambahan sesuai dengan kearifan Jokal daerah masing masing, 7 yah wet -a7- (7) Prosedur pendaftaran dan seleksi Pendukung PPIH Arab Saul dari unsur mahasiswa dan dilaksanakan oleh kantor perwakilan Republik Indonesia setempat, (6) Petugas haji Indonesia, sedang tidak menjalani sanksi/hulnuman pidana sesuat ketentuan yang berlalcs, BAB XVIL PENUTUP Pasal 29 ‘Keputusan Direktur Jenderal ini merupakan pedoman pelaicsanaan rekrutmen ppetugas haji Indonesia bagi pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian ‘Agama dan instansi/lembaga terlait dan Staf Tels pada Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah Arab Saul. DIREKTUR JENDERAL PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH, he a

You might also like