You are on page 1of 52
KATA PENGANTAR Buku panduan ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pegawai staf humas yang membuat publikasi berbentuk gambar baik foto maupun video. Selain itu buku ini dapat pula digunakan oleh kalangan individu non akademis maupun mahasiswa, maka dari itu buku ini dibuat agar dapat mudah dipahami oleh pembacanya dan dapat langsung diterapkan pada praktik pengambilan gambar. Buku ini dapat digunakan oleh pengajar sebagai buku pan- duan mengajar teknik pengambilan gambar di institusi-institusi di- mana ada unit kerjanya yang membutuhkan pendidikan dasar dalam pengambilan gambar. Untuk itu penulis menyarankan agar pembaca segera mela- tih atau mempraktikkan pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh dari buku ini agar dapat memperoleh pengalaman dalam pengambi- lan gambar. Semoga dengan dibuatnya buku ini dapat berguna secara efektif untuk meningkatkan kinerja pegawai dikalangan humas khu- susnya dalam pengambilan gambar. — : Teknik Pengambilan Gambar Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada para Pimpinan tinggi Politeknik Negeri Media Kreatif beserta jajaran staf dan karyawannya atas dukungannya sehingga tercipta buku, dan pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada orang-orang terdekat, teman, dan keluarga serta Tuhan yang maha kuasa sehingga buku ini dapat diselesaikan dan siap untuk disajikan kepada pembaca sekalian. Jakarta, 2 September 2016 Dipl-ing Deddy Stevano H. Tobing M.Si (Han) NIP: 198010312014041001 Teknik Pengambilan Gambar DESKRIPSI CAPAIAN PEMBELAJARAN Buku ini dirancang dengan berisikan tiga capaian pembelajaran. Pembelajaran-pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : Capaian Pembelajaran | : Teknik-Teknik Dasar Dalam Pengambilan Gambar : Pengenalan Kamera : Estetika Gambar Capaian Pembelajaran II Capaian Pembelajaran III Capaian pembelajaran | mengulas mengenai berbagai jenis teknik- teknik dasar dalam pengambilan gambar yang kiranya dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan serta pemahaman pembaca dalam mengambil gambar. Capaian pembelajaran II mengulas tentang pengenalan kamera, di- mana pembaca diajak untuk melihat beberapa hal penting yang men- dasar terkait penggunaan kamera. Mengingat pentingnya kamera sebagai alat untuk mengambil gambar, maka disusunlah capaian pem- belajaran ini. Capaian pembelajaran IIl mengulas tentang estetika gambar, dima- na pada bagian ini diulas tentang hal-hal dasar mengenai keindahan suatu gambar, dimana didalamnya terdapat unsur ruang, garis, caha- ya dan bayangan serta keseimbangan ruang. a 3 Teknik Pengambilan Gambar MANFAAT BUKU INI BAGI PEMBACA Buku ini sangat baik untuk mahasiswa maupun pelajar yang ingin memulai belajar tentang praktik pengambilan gambar. Buku ini dirancang untuk mudah dipahami dengan dilengkapi gambar ilustrasi yang dikutip dari buku-buku panduan akademisi maupun praktiksi. Buku ini kurang tepat bagi mahasiswa ataupun pelajar yang sudah menguasai videografi dan ingin membuat aplikasi yang lebih khusus lagi seperti film, video clip, iklan, dsb. Dalam buku panduan ini hanya diterangkan hal-hal mendasar sehingga kurang tepat digu- nakan sebagai panduan untuk pembaca yang sudah menguasai dasar- dasar videografi. Meskipun demikian buku ini dapat digunakan sebagai pelengkap untuk pembaca yang ingin memperkuat dasar-dasar videografi, Kompetensi capaian dari pembelajaran buku ini adalah pembaca dapat memiliki pengetahuan yang luas tentang teknik pen- gambilan gambar dan berkompetensi untuk menjadi pekerja dibagian dokumentasi yang terkait dengan pembuatan gambar. Teknik Pengambilan Gambar DAFTAR ISI Kata pengantar 1 Deskripsi capaian pembelajaran 3 Daftar isi 5 Capaian Pembelajaran | : Teknik-Teknik Dasar Dalam Pengambilan Gambar 1. Teknik close up 7 1.1 Teknik extreme close up 8 1.2 Teknik medium close up 9 2. Teknik Medium Shot 10 3. Teknik Full shot 11 4. Teknik Establishing Shot 12 5. Teknik Two Shot 13 6. Teknik Group Shot 14 7. Teknik Over the Shoulder Shot 15 Evaluasi pembelajaran 16 Rangkuman 16 Capaian pembelajaran II : Pengenalan Kamera 1. Teori dasar kamera 1.1 Ragam kamera video 17 1.2 Elemen-elemen kamera video 18 1.3 Teknik memegang kamera 20 1.4 Lensa kamera 22 2. Jenis-jenis penyangga pada kamera 26 Evaluasi pembelajaran 30 Rangkuman 30 Teknik Pengambilan Gambar Capaian pembelajaran III : Estetika Gambar 1. Angle 1.1 Low angle 1.2 High angle 2. Kedalaman ruang 3. Rule of third 4. Headroom, Noseroom dan Leadroom 4.1 Headroom 4.2 Noseroom 4.3 Leadroom 5. Keseimbangan proporsi gambar 6. Komposisi garis 6.1 Garis horisontal 6.2 Garis vertikal 6.3 perpaduan garis horisontal dengan garis vertikal 6.4 garis diagonal 7. Vanishing point 8. Cahaya dan bayangan Evaluasi pembelajaran Rankuman Daftar Pustaka Biodata Penulis 31 31 32 33 35 36 36 36 37 38 39 39 40 40 41 44 46 49 49 50 51 Teknik Pengambilan Gambar Capaian pembelajaran | Teknik-teknik dasar dalam pengambilan gambar Berikut ini adalah beberapa teknik-teknik dasar dalam pengambilan gambar : 1. Teknik Close Up Close Up Sumber gambar : ( Vineyard, 1999, p. 10) Close Up adalah pengambilan gambar jarak dekat untuk mengambil ekspresi wajah seseorang. Teknik pengambilan gambar ini berpusat hanya pada area kepala dan bertujuan untuk menampilkan detail wa- jah seseorang. Fungsi Teknik Close Up : menampilkan keadaan emosi seseorang berdasarkan raut muka. Contohnya keadaan emosi senang, serius, dsb. Teknik Pengambilan Gambar 1.1 Teknik Extreme Close Up Extreme Close Up Sumber gambar: ( Vineyard, 1999, p. 10) Teknik close up kemudian dapat dikembangkan menjadi extreme close up. Teknik ini menekankan pengambilan detail mata, alis, hi- dung dan dahi seseorang. Fungsi Teknik Extreme Close Up : meskipun jarang digunakan tetapi teknik ini dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran emosi seseorang dari binar mata dan gerakan alis. Ada pepatah men- gatakan mata adalah jendela jiwa seseorang. Teknik Pengambilan Gambar 1.2 Teknik Medium Close Up Medium Close Up Sumber gambar: ( Vineyard, 1999, p. 10) Kemudian ada Teknik medium close up dimana gambar diambil tidak hanya fokus pada wajah dan kepala saja namun juga bahu dan dada serta lengan atas seseorang. Fungsi Teknik Medium Close Up : untuk menampilkan gambar seseorang terkait dengan pakaiannya disekitaran bahu dan dada. Misalnya untuk menampilkan kepangkatan dan tanda jasa. Teknik Pengambilan Gambar 2. Teknik Medium Shot Medium Shot Sumber gambar: ( Vineyard, 1999, p. 10) Medium shot adalah pengambilan gambar yang meliputi dari kepala hingga area dibagian paha. Fungsi Teknik Medium Shot : Pengambilan gambar medium shot dilakukan untuk mengambil detail-detail bahasa tubuh seseorang maupun juga detail cara berpakaian dari baju, celana dan aksesoris pakaian lainnya. Pada pengambilan gambar ini penampilan latar juga mulai diperhatikan. 10 a Teknik Pengambilan Gambar 3. Teknik Full Shot Full Shot Sumber gambar: ( Vineyard, 1999, p. 10) Full shot adalah pengambilan gambar yang meliputi seluruh bagian tubuh dari seseorang mulai dari kepala hingga kaki. Fungsi Teknik Full Shot : pengambilan gambar ini selain menampilkan ornamen-ornamen yang berhubungan dengan seseorang tersebut seperti gaya berpakaian dan bahasa tubuhnya. Selain itu pada pengambilan gambar Teknik full shot juga memper- hatikan dari tampilan lingkungan dan latar dari orang tersebut pada gambar. 41 Teknik Pengambilan Gambar 4. Teknik Establishing Shot Establishing Shot Sumber gambar: ( Vineyard, 1999, p. 10) Establishing shot adalah teknik pengambilan gambar suatu lokasi un- tuk memberikan gambaran keadaan lokasi tersebut yang berhubun- gan langsung dengan orang atau obyek gambar utama. Fungsi Teknik Establishing Shot : untuk mengambil gambar suatu pemandangan untuk menunjukkan bagaimana suasana suatu lokasi. Jadi establishing shot misalnya pada contoh gambar ini menampilkan suasana sebuah jembatan yang sepi tanpa ada kendaraan yang lewat dan hanya ada seseorang sedang berjalan di atas jembatan itu. 12 a Teknik Pengambilan Gambar 5. Teknik Two shot Two Shot Sumber gambar: (Jarmusch, 1989) diambil dari ( Mercado, 2011, p. 88) Two shot merupakan pengambilan gambar dari dua orang. Pengam- bilan gambarnya bisa berupa medium closeup, medium shot, maupun full shot. Fungsi Teknik Two Shot : lazimnya digunakan untuk mengambil adegan pembicaraan antara dua orang atau menampilkan suasana dan hubungan antara dua orang, bisa dalam hubungan profesional maupun pribadi. : 13 Teknik Pengambilan Gambar 6. Teknik Group Shot Group Shot Sumber gambar: (Meirelles & Lund, 2002 ) diambil dari ( Mercado, 2011, p. 94) Group shot merupakan pengambilan gambar dari tiga atau lebih. Pengambilan gambar mencakup keseluruhan orang dari kelompok. Fungsi Teknik Group Shot : Teknik pengambilan gambar ini menampilkan hubungan antara orang di dalam kelompok tersebut dan juga dapat menampilkan hubungan kelompok dengan lingkungan atau lokasi mereka. 14 a Teknik Pengambilan Gambar 7. Teknik Over The Shoulder Shot. Over The Shoulder Shot Sumber gambar: (Darabont, 1994 ) diambil dari ( Mercado, 2011, p. 72) Pengambilan gambar ini dilakukan dari balik pundak seseorang. Fungsi Teknik Over The Shoulder Shot : bertujuan untuk mengambil suasana perbincangan antara dua orang dan dapat mengambil ek- spresi wajah seseorang yang sedang berbicara. pengambilan gambar dilakukan dari balik pundak seseorang ( over the shoulder ), dapat dilakukan dengan teknik medium close up. la 15 Teknik Pengambilan Gambar EVALUAS! PEMBELAJARAN 1. Sebutkan dan jelaskan berbagai teknik pengambilan gambar. 2. Lakukan pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik dasar pengambilan gambar. RANGKUMAN Dalam bagian ini ditekankan bagaimana teknik-teknik dasar pen- gambilan gambar. teknik pengambilan gambar tersebut adalah teknik close up, establishing shot, over the shoulder shot, dsb. Semua teknik ini perlu dipahami dan dipraktikkan untuk mendapat- kan gambar yang bervariasi dan bermakna, sehingga kualitas doku- mentasi anda akan semakin baik. 16 — Teknik Pengambilan Gambar Capaian Pembelajaran II Pengenalan Kamera 1. Teori Dasar Kamera Seseorang yang akan mengoperasikan kamera sangat memerlukan pengetahuan mengenai teknis kamera, sehingga mampu mencapai hasil pengambilan gambar yang baik. 1.1 Ragam Kamera Video Secara umum banyak jenis kamera yang dapat ditemukan di pasaran. Ada kamera yang berharga mahal yang biasanya digunakan oleh profesional untuk bekerja dibidang pertelevisian maupun perfil- man dan ada juga kamera jenis umum untuk konsumen masyarakat umum. Dibawah ini adalah contoh ragam kamera: ee Sumber gambar ( Millerson & Owens, 2008, p. 81) a 17 Teknik Pengambilan Gambar 1.2 Elemen-Elemen Kamera Video Gambar berikut dibawah ini contoh elemen-elemen yang ter- dapat pada suatu kamera profesional berjenis untuk kegiatan ENG (Electronic News Gathering), kamera jenis biasanya digunakan untuk peliputan berita. Elemen-Elemen Pada Kamera Profesional Wireless microphone Focus control Sumber gambar ( Millerson & Owens, 2008, p. 82) ‘1. ENG View Finder adalah tempat seorang operator kamera untuk meletakkan pandangan matanya. Pada ENG View finder terdapat sebuah monitor kecil untuk mengawasi gambar yang ditangkap oleh kamera. 2. Power Switch adalah tombol untuk mematikan dan menghidup- kan kamera. 18 oo Teknik Pengambilan Gambar 10. 11. Manual Zoom Control adalah perangkat berbentuk lingkaran yang dapat diputar untuk membuat kamera melakukan pembesa- ran dan pengecilan gambar atau yang dikenal dengan zoom indan zoom out. Lens Aperture Control adalah perangkat berbentuk linkaran yang dapat diputar untuk menentukan besar-kecilnya bukaan lensa sehingga kamera dapat menyesuaikan dengan keadaan pencahayaan yang gelap dan terang. White/Black Balance adalah tombol untuk mengatur standar warna pada kamera dengan mengukur standar warna putih dan hitam pada kamera atau yang dikenal dengan istilah white/black balance. The Power Zoom Rocker adalah tombol yang diatur secara elek- tronis untuk melakukan zoom out dan zoom in, dan dapat mem- punyai kecepatan bergerak yang berbeda tergantung seberapa dalam memencet tombol ini. Filter Wheel adalah tempat pengaturan beberapa filter warna misalnya tungsten, fluorescent, ataupun daylight. Camera Battery adalah tempat meletakkan batere untuk kamera agar kamera dapat digunakan untuk diluar ruangan dan tanpa ka- bel listrik. Wireless Microphone Transmitter Antennas adalah antena yang terdapat pada kamera-kamera tertentu yang mempunyai mikro- fon tanpa kabel. Shotgun Microphone adalah mikrofon yang terdapat pada kamera yang biasanya memiliki karakteristik supercardioid. Lens Shade adalah pelindung cahaya pada kamera sehingga pada saat pengambilan gambar, kamera tidak terganggu oleh caha- ya-cahaya yang menyilaukan. 19 Teknik Pengambilan Gambar 1.3 Teknik memegang kamera Gambar berikut ini menampilkan contoh memegang kamera yang tepat sehingga gambar menjadi stabil dan tidak bergoyang serta mengurangi kelelahan otot karena menahan kamera agar tidak berg- etar. Teknik memegang kamera Sumber gambar: ( Millerson & Owens, 2008, p. 100) 20 aS Teknik Pengambilan Gambar Berikut penjelasan teknik memegang kamera seperti gambar diatas: A. B. on roamm Memegang kamera sambil bersender pada dinding. Kaki dibuka lebar untuk menjaga keseimbangan tubuh yang lebih baik. . Berlutut dengan siku yang diistirahatkan pada pangkal paha. . Mengkaitkan lengan pada tiang untuk memberi sedikit bantuan pada tubuh agar tidak lelah. Meletakkan kamera pada benda. Memegang kamera sambil bersender kesamping pada dinding. - _Duduk dengan meletakkan siku pada lutut. |. Memegang kamera sambil meletakkan siku pada dinding atau benda-benda tidak bergerak lainnya. Mengistirahatkan siku pada rumput. Tadi adalah beberapa contoh teknik dalam memegang kamera yang tepat apabila anda mengoperasikan kamera tanpa penyangga kamera seperti tripod. Teknik memegang kamera yang tepat harus anda kua- sai agar gambar yang diambil tidak goyang atau bergetar. 21 Teknik Pengambilan Gambar 1.4Lensa Kamera Lensa kamera mempunyai dua variasi angka penting yang perlu dipahami yaitu : Focal Length atau panjang lensa dan F-stop/ Apperture atau bukaan lensa. 1. Lensa yang panjang akan menghasilkan gambar yang sempit atau telephoto. Namun obyek-obyek gambar dari segi kedalaman menjadi terlihat berdekatan. 2. lensa yang pendek akan menghasilkan gambar yang lebih lebar atau wide angle. Namun menghasilkan obyek-obyek gambar yang dari segi kedalaman akan terlihat berjauhan. Untuk melihat perbedaan lensa panjang dan lensa pendek dapat dili- hat pada gambar-gambar di bawah ini. Perbedaan Focal Length menghasilkan gambar yang berbeda lebarnya Sumber gambar (Millerson & Owens, 2008, p. 88) 22 —______ Teknik Pengambilan Gambar Wide-angle lens view Telephoto lens view Sumber gambar (Millerson & Owens, 2008, p. 88) F-stop/ Apperture atau Bukaan Lensa Variabel angka lainnya yang patut diketahui terkait lensa kamera adalah apperture atau juga dikenal sebagai f-stop. Contoh jenis-jenis f-stop adalah f2, f5.6, f8, f11, 16. F-stop yang rendah seperti f2 memungkinkan kamera beroperasi pada cahaya yang tidak terlalu terang, f-stop yang besar seperti f-16 membutuhkan intensitas cahaya yang terang. I 23 Teknik Pengambilan Gambar Apperture Pada Lensa Kamera 2 P56 fe mu nie Sumber gambar (Millerson & Owens, 2008, p. 92) Perbedaan Kedalaman Gambar Dari Perbedaan Pengaturan Apperture HH Se © LHS © NORTE © Sumber gambar (Millerson & Owens, 2008, p. 93) 1 Perubahan pada rendah tingginya F-stop mempengaruhi kedalaman gambar, Jadi penggunaan f-stop/apperture dapat menyesuaikan se- suai kebutuhan akan kedalaman gambar maupun juga ketersediaan cahaya yang ada. Selain itu apperture juga dapat diatur konstan un- tuk mendapat keragamanan gelap-terang gambar. 24 — Teknik Pengambilan Gambar Jenis Lensa Kamera Ada dua jenis lensa kamera yaitu Prime Lens dan Zoom Lens: 1. Prime Lens adalah lensa yang tidak mempunyai kemampuan zoom. 2. Zoom lens adalah lensa yang dilengkapi dengan kemampuan zoom. Prime Lens Sumber gambar (Millerson & Owens, 2008, p. 89) Zoom Lens Power 200m pasar Bayonet connector rocar wc Sumber Gambar: ( Millerson & Owens, 2008, p. 90) a 25 Teknik Pengambilan Gambar 2. Jenis-Jenis Penyangga Pada Kamera Berikut ini merupakan beberapa jenis produk penyangga kamera yang sering digunakan, yaitu: A. Monopod Monopod adalah penyangga yang berupa satu tiang yang mempunyai kelebihan mudah dibawa dan ringan, namun monopod hanya bertumpu pada satu tiang sehingga seorang kamera operator harus tetap menjaga agar kamera tidak jatuh kesamping. Monopod Sumber gambar: (Millerson & Owens, 2008, p. 103) 26 — Teknik Pengambilan Gambar B. Tripod Tripod adalah penyangga yang mempunyai tiga kaki penyang- ga, sehingga mampu menyangga lebih stabil dari monopod. Seperti monopod, tripod juga dapat diatur untuk menyesuaikan ketinggian seperti yang dibutuhkan seorang operator kamera. Pada permukaan yang tidak rata kaki-kaki penyangga tripod dapat disesuaikan agar dapat berdiri pada permukaan tersebut den- gan baik. Tripod Sumber gambar ( Millerson & Owens, 2008, p. 104 ) EE 27 Teknik Pengambilan Gambar C. Pedestal Pedestal sering ditemui sebagai alat penyangga kamera studio. Pedestal terdiri dari penyangga yang mempunyai 3 roda dan mempunyai bagian mekanis yang dapat bergerak naik dan turun. Biasanya pedestal cukup berat sehingga terkadang untuk mengger- akkannya secara cepat tidak terlalu mudah. Pedestal Sumber gambar ( Millerson & Owens, 2008, p. 105 ) 28 Teknik Pengambilan Gambar D. Jib Arms Jib Arms memungkinkan untuk menciptakan pengambilan gambar dari tempat ketinggian yang ekstrim selain itu jenis penyang- ga ini juga dapat menciptakan variasi-variasi gerakan yang lebih be- ragam. Jib Arms Sumber gambar ( Millerson & Owens, 2008, p. 106 ) ae 29 Teknik Pengambilan Gambar EVALUAS!I PEMBELAJARAN 1. Sebutkan beberapa elemen pada kamera. 2. Sebutkan berbagai teknik memegang kamera yang anda ketahui. 3. Jelaskan perbedaan focal length dengan F-stop/Apperture. 4. Sebutkan beberapa jenis penyangga kamera. 5. lakukan berbagai variasi F-Stop/Apperture dan perhatikan hasil gambar dari variasi tersebut. RANGKUMAN Pada bagian kamera sangat perlu diperhatikan elemen-elemen kamera sehingga anda dapat mengoperasikan kamera dengan benar serta juga memiliki pengetahuan terkait dengan lensa kamera serta teknik memegang kamera yang tepat. 30 — Teknik Pengambilan Gambar Capaian Pembelajaran III Estetika gambar Pada bagian ini kita akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keindahan pada gambar. Keindahan pada gambar ini merupakan hal yang sudah dirancang sehingga bisa menimbulkan rasa kagum atas keindahan tersebut, dan bahkan juga bisa menim- bulkan perasaan-perasaan lainnya. Perasaan apapun yang ingin anda timbulkan adalah sesuatu yang menjadi keputusan anda sebagai pengambil gambar tersebut. Pada bagian ini dipaparkan beberapa hal-hal yang umum pada esteti- ka gambar. 1. Angle Pada angle yang diperhatikan adalah ketinggian posisi kamera. Pada umumnya angle kamera adalah angle pada level ket- inggian yang kurang lebih sama seperti ketinggian seseorang obyek gambar. Namun ada variasi low angle maupun high angle yang digu- nakan untuk menambahkan efek dramatisasi pada gambar. 1.1Low Angle Contoh Gambar Low Angle Sumber gambar: (Mamer, 2009, p. 8) — 31 Teknik Pengambilan Gambar Misalnya kamera yang diletakkan rendah maka gambar yang dihasilkan akan menjadi low angle shot. Fungsi low angle: untuk menampilkan gambar seseorang yang tampak berkuasa, untuk pengambilan gambar seorang pejabat tinggi sebaiknya dilakukan dengan low angle. Tetapi jangan berlebi- han karena gambar yang menggunakan angle terlalu rendah akan menciptakan seolah-olah intimidatif. 1.2 High angle Contoh gambar high angle Sumber gambar: (Mamer, 2009, p. 8) Kamera yang diletakan tinggi disebut juga dengan high angle shot. Fungsi high angle shot: bisa digunakan mengambil gambar para staf untuk menampilkan kerendahan hati. Tetapi sebaliknya jan- gan berlebihan dengan mengambil gambar dari posisi tinggi karena akan menimbulkan kesan seseorang yang sedang terintimidasi atau menampilkan kesan seseorang yang lemah. 32 — Teknik Pengambilan Gambar 2. Kedalaman Ruang Pemahaman akan ruang yang ditampilkan pada gambar yang kita hasilkan selalu terkait dengan persepsi ruang 3 dimensi. Ruang 3 dimensi selalu dikaitkan dengan 3 sumbu, yaitu : 1. Lebar atau sempit sebuah ruang (X-axis). 2. Tinggi atau rendah sebuah ruang (Y-axis). 3. Dekat atau jauh sebuah ruang (Z-axis). Ketiga Sumbu Pada Gambar Sumber gambar : ( Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 158 ) Dalam struktur kedalaman ruang maka yang diperhatikan teruta- ma adalah sumbu Z. Kedalaman ruang dapat bedakan menjadi tiga bagian yaitu: 1. Foreground atau bagian depan, 2. Middleground atau bagian di tengah-tengah gambar 3. Background atau bagian di belakang gambar. 33 Teknik Pengambilan Gambar Pada gambar contoh dibawah ini dapat kita lihat bahwa yang menjadi foreground adalah seseorang yang sedang duduk di sebuah kursi panjang sambil menatap gedung-gedung di kejauhan. Mid- dleground pada gambar adalah sebuah kapal besar dan background adalah gedung-gedung yang terlihat di kejauhan. Foreground, Middleground dan Background Backgroun altel Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 172) diolah penulis Gambar yang indah selalu memadukan 3 keindahan di keda- laman ruang yaitu foreground, middleground dan background. Den- gan memadukan ketiga kedalaman itu maka gambar menjadi lebih mengesankan. 34 Teknik Pengambilan Gambar 3. Rule Of Third Rule Of Third adalah teknik pembagian suatu gambar men- jadi tiga bagian, teknik ini pada dasarnya digunakan untuk membuat suatu gambar menjadi menarik dengan meletakkan obyek suatu gambar tidak tepat di tengah-tengah melainkan diletakkan sedikit ke kanan atau ke kiri. Sebagai contoh dapat dilihat di bawah ini. Contoh Rule Of Third Sumber gambar: (Millerson & Owens, 2008, p. 149) Dalam teknik rule of third kita harus mampu membayangkan garis-garis pembagi pada gambar sehingga gambar menjadi 3 bagian kemudian melakukan posisi obyek utama pada tepat diatas garis tersebut. | 35 Teknik Pengambilan Gambar 4, Headroom, Noseroom dan Leadroom 4.1 Headroom Pada setiap pengambilan gambar perlu juga diperhatikan pemberian ruang bagi kepala (headroom) setiap orang yang diambil gambarnya. Perhatikan pada setiap gambar yang anda dibawah ini dan lihat perbedaan headroomnya. Contoh-contoh Headroom Sumber gambar: (Millerson & Owens, 2008, p. 152) Pada contoh di atas menampilkan suatu pengambilan gambar yang kurang memberikan ruang pada kepala (gambar kiri), kemudian yang memberikan ruang terlalu banyak pada kepala (gambar tengah), dan yang memberikan cukup ruang pada kepala (gambar kanan). 4.2 Noseroom Anda harus memperhatikan perlunya ruang kosong di depan hidung (noseroom) seseorang untuk memberikan kesan gambar yang baik. 36 a Teknik Pengambilan Gambar Contoh Noseroom Yang Baik Dan Tidak Baik PF A (Zettl H. , Television Production Handbook, 2009, p. 120) Di atas ini contoh noseroom yang baik pada gambar sebelah kiri yang menggambarkan ruang di depan hidung, sementara gambar sebelah kanan kurang baik karena kurang memberikan ruang di de- pan orang tersebut. 4.3 Leadroom Pada leadroom anda harus memperhatikan pemberian ruang pada gambar agar menyesuaikan dengan tema gambar anda buat. Pada contoh di bawah ini leadroom sebelah kiri menggambarkan seo- rang yang naik sepeda dalam keadaan mengejar, dan pada gambar se- belah kanan orang yang naik sepeda terkesan sedang dikejar. Contoh-contoh leadroom (Zettl H. , Television Production Handbook, 2009, p. 120) Pada leadroom sangat terkait pemberian ruang untuk memberikan penanda arah gerak obyek pada gambar. 37 Teknik Pengambilan Gambar 5. Keseimbangan Proporsi Gambar Gambar yang mempunyai proporsi seimbang akan member- ikan kesan yang stabil, sementara gambar yang tidak seimbang akan memberi kesan ketidak stabilan dan cenderung ketidakpastian. Keseimbangan gambar harus disesuaikan dengan keinginan anda. Adakalanya anda ingin menciptakan ketidak seimbangan untuk menciptakan efek dramatis dan ketegangan, namun ada kalanya anda menginginkan gambar yang seimbang. Contoh-Contoh Keseimbangan Proporsi Gambar € o Sumber gambar: ( Millerson & Owens, 2008, p. 153) Gambar A: Suatu gambar yang tidak seimbang. Gambar B: Keseimbangan diciptakan dengan menampilkan seseo- rang pada kanan layar untuk menyeimbangkan proporsi pada gambar. Gambar C: Keseimbangan diciptakan dengan meletakkan ketiga orang pada tengah gambar. Gambar D: Keseimbangan diciptakan dengan menampilkan kumpu- lan orang-orang yang hampir sama rata di kiri maupun di kanan gambar. 38 a Teknik Pengambilan Gambar Untuk menciptakan keseimbangan gambar anda harus mem- perhatikan keseimbangan bentuk dan warna pada gambar. Misalnya luas area di kiri dan di kanan layar ditempati oleh obyek gambar yang seimbang, contohnya dapat anda lihat di bawah ini. 6. Komposisi Garis Penggunaan garis juga sering digunakan untuk menciptakan perasaan-perasaan tertentu. 6.1 Garis Hrisontal Garis horisontal atau datar sering diasosiasikan dengan perasaan tenang dan kedamaian. Garis datar dapat ditemukan pada alam maupun pada bangunan-bangunan. Penggunaan Garis Horisontal Pada Gambar (Zett| H., Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 102) 39 Teknik Pengambilan Gambar 6.2 Garis Vertikal Garis vertikal atau garis tegak menciptakan perasaan yang lebih menegangkan. Penggunaan Garis Vertikal Pada Gambar Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 102) Pemilihan obyek-obyek gambar yang mempunyai ciri garis horisontal atau vertikal tentunya akan ikut membantu untuk mencip- takan suasana dan perasaan yang ingin ditimbulkan melalui gambar anda. 6.3 Perpaduan Garis Horisontal Dengan Garis Vertikal Terdapat pula ditemui obyek-obyek gambar yang memadu- kan antara garis horisontal dan garis vertikal. Teknik Pengambilan Gambar Penggunaan Garis Vertikal Dan Horisontal Pada Gambar Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 103) Gedung-gedung tinggi di dalam perkotaan ada yang memiliki atap yang rata seperti kumpulan-kumpulan garis horisontal. Pada ke- hidupan keseharian kita tentunya banyak benda-benda yang memi- liki garis vertikal maupun horisontal ataupun perpaduan keduanya. Ini merupakan tantangan tersendiri untuk menemukan obyek-obyek yang memiliki garis-garis tersebut. 6.4 Garis Diagonal Selain garis vertikal dan horisontal kita juga mengenali garis miring atau diagonal. Garis diagonal dapat kita temui juga pada ben- tuk-bentuk seperti segitiga. Namun kadangkala garis diagonal dapat diciptakan dengan melalui trik kamera yaitu dengan memiringkan kamera dalam pengambilan gambar. Trik ini digunakan untuk men- ciptakan garis diagonal dari sebuah pemandangan yang cenderung mempunyai garis horisontal atau vertikal. 41 Teknik Pengambilan Gambar Penggunaan Garis Diagonal Pada Gambar Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 104) Yang perlu diperhatikan dalam memberikan kesan pada peng- gunaan garis diagonal adalah kesan yang ditimbulkan. Pada dasarnya ada dua jenis garis diagonal, yaitu garis diagonal yang memberi kes- an seolah-olah obyek-obyek bergerak menurun ke bawah, atau garis diagonal yang memberi kesan seolah-olah obyek-obyek bergerak menanjak ke atas. Garis Diagonal Yang Memberi Kesan Condong Ke Atas. Sumber gambar: (Zett! H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 109) 42 — Teknik Pengambilan Gambar Garis Diagonal Yang Memberi Kesan Condong Ke Bawah Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 109) Garis juga bisa ditampilkan dalam bentuk yang tidak langsung berbentuk garis, misalnya kumpulan titik-titik yang diletakkan berdekatan sehingga seolah-seolah menciptakan garis. Jadi garis tercipta melalui penilaian psikologis seseorang bahwa rangkaian tit- ik-titik yang berdekatan merupakan wujud yang menyerupai garis lurus. Susunan Titik-Titik Yang Menyerupai Garis © . ee e °® e@® @ eec0e Sumber gambar: ( Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 117) 43 Teknik Pengambilan Gambar Komposisi garis Sumber gambar dari: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 5) Yang terpenting dalam menciptakan keindahan gambar ada- lah memberikan suatu pengalaman visual yang tidak diperoleh pada pandangan mata seseorang dalam kesehari-hariannya. Pada gambar diatas dengan mengambil sudut yang beragam maka tercipta suatu perpaduan garis yang unik. 7. Vanishing Point Dalam mencermati kedalaman ruang maka perlu mengeta- hui titik vanishing point, atau titik dimana gambar seolah kedalaman gambar mencapai akhirnya. Titik vanishing point adalah titik yang terletak tepat pada ketinggian mata seorang pengamat obyek dan tit- ik yang terletak pada garis horisontal. Contoh vanishing point pada gambar ditampilkan pada contoh di bawah ini. Teknik Pengambilan Gambar Vanishing Point Vanishing point Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 159) Dengan mencermati titik vanishing point maka kita dapat me- mahami arah garis dari kedalaman gambar yang akan dibuat. Dalam contoh ini kedalaman gambar berakhir pada gedung tinggi ditengah gambar. Pemahaman vanishing point ini misalnya dapat dipergu- nakan dalam pengambilan gambar dengan Teknik establishing shot, untuk menentukan bagian mana dari pemandangan yang menjadi obyek utama dalam gambar. 45 Teknik Pengambilan Gambar 8. Cahaya dan Bayangan Penggunaan cahaya sebagai alat untuk menciptakan keinda- han merupakan bagian yang umum digunakan dalam penciptaan suatu gambar. Arah cahaya yang berbeda dapat membuat seolah-olah obyek terlihat berbeda pada mata kita. Manipulasi cahaya intinya adalah menghasilkan bayangan yang berbeda dan menciptakan wujud gambar yang berbeda secara keseluruhan. Pengetahuan dan pengalaman dalam menciptakan wu- jud yang berbeda-beda merupakan hal yang sangat perlu dimiliki oleh setiap orang yang menggeluti teknik pengambilan gambar. Manipulasi Cahaya Pada Wajah @Le Sumber gambar dari: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 25) Ketiga gambar diatas menghasilkan kesan yang berbeda-be- da. Pada gambar paling kiri terlihat banyak bayangan dan timbul ke- san misterius, sementara gambar paling kanan terlihat jelas ekspresi wajah yang sangat jelas. Sementara pada gambar tengah tercipta perpaduan yang te- pat untuk menampilkan ekspresi wajah seseorang dan juga menampil- kan lekukan-lekukan wajah. 46 a Teknik Pengambilan Gambar Tampilan Bayangan Memperkuat Arah Matahari Sumber gambar: (Zettl H. , Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 29) Selain itu bayangan juga bisa memperkuat tampilan bentuk bangunan-bangunan. Selain memperkuat bentuk bangunan itu, dan juga bisa menampilkan informasi-informasi lainnya seperti tampilan arah sinar. Anda mesti jeli melihat arah sinar cahaya dan memperhitung- kan ketika sinar itu mencapai obyek gambar anda dan kemudian menimbulkan bayangan. Ketika anda sudah mahir dengan kombina- si antara cahaya dan bayangan maka anda akan dapat menciptakan gambar-gambar yang berestetika. al 47 Teknik Pengambilan Gambar 48 Tampilan Bayangan Mempertegas Bentuk Bangunan ( Contoh Tangga ) Sumber gambar: ( Zett! H., Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics, 2008, p. 25) Teknik Pengambilan Gambar EVALUAS!I PEMBELAJARAN 1. 2. s Nip ous Bagaimana dampak garis horisontal, vertikal dan diagonal pada penonton? Apa yang dimaksud dengan backround, foreground dan middleground ? Apa yang dimaksud dengan headroom, noseroom, dan leadroom ? Jelaskan perbedaan high angle dengan low angle ? Apa yang dimaksud dengan vanishing point dan rule of third ? Bagaimana keseimbangan gambar tercipta ? Buatlah beberapa gambar dengan memperhatikan estetika gambar RANGKUMAN Dalam pembuatan video yang mempunyai kualitas yang baik maka anda sangat perlu memahami estetika gambar. Dasar-dasar estetika gambar yang terdapat pada capaian pembelajaran diatas adalah men- genai komposisi cahaya dan bayangan, garis, bentuk, ruang seperti pemahaman foreground, middleground dan background. Selain itu juga penguasaan ruang pada gambar mutlak perlu anda kuasai seperti membuat keseimbangan pada gambar anda dengan memperhatikan komposisi luas benda maupun warna. 49 Teknik Pengambilan Gambar DAFTAR PUSTAKA Darabont, F. (Director). (1994). The Shawshank Redemption [Motion Picture]. Gibson, M. (Director). (2006). Apocalypto [Motion Picture]. Jarmusch, J. (Director). (1989). Mystery Train [Motion Picture]. Mamer, B. (2009). Film Production Technique, Creating Accomplished Image 5th Edition. Belmont: Wadsworth Cengage Learning. Meirelles, F., & Lund, K. (Directors). (2002). City of God [Motion Picture]. Mercado, G. (2011). The Filmmaker’s eye learning (and breaking) the rules of cinematic composition. Burlington: Elsevier. Millerson, G., & Owens, J. (2008). Video Production Handbook. Oxford: Elsevier. Musburger, R. B. (2005). Single Camera Video Production. Burlington: Elsevier. Stoller, B. M. (2009). Filmmaking for dummies. Indianapolis: Wiley Publishing. Vineyard, J. (1999). Setting up your shots, great camera moves every filmmaker should know. Studio City , California: Michael Wiese Production. Zettl, H. (2008). Sight Sound Motion Applied Media Aesthetics. San Fracisco: Thomson Wadsworth. Zettl, H. (2009). Television Production Handbook. Belmont: Thomson Wadsworth. Zettl, H. (2010). Video Basics 6. Boston: Wadsworth. 50 a Teknik Pengambilan Gambar BIODATA PENULIS DEDDY STEVANO H. TOBING 5 NIP: 198010312014041001 deddy.tobing@gmail.com i |. IDENTITAS PENULIS Nama : Deddy stevano H. Tobing NIP/ Unit Kerja + 98010312014041001/ Politeknik Negeri : Media Kreatif Alamat kantor : Jin. Srengseng Sawah, Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan Alamat rumah > JIn. Karang Tengah No. 66 Lebak Bulus Jakarta Selatan No. Telp + 081314077761 Alamat E-mail 2 deddy.tobing@gmail.com Il. RIWAYAT PENDIDIKAN Pendidikan S1dan$2: Diplomingenieure di Hochschule fuer Angewandte Wissenschaften Hamburg ( Hamburg University of Applied Sciences ). Dalam Bidang > Medientechnik ( Teknik/ Teknologi Media ). ae 51 Teknik Pengambilan Gambar Pendidikan S2 : Magister Sains Pertahanan di Universitas Pertahanan Indonesia Dalam bidang : Ekonomi Pertahanan II. RIWAYAT PEKERJAAN Jabatan Fungsional : Dosen Jabatan Struktural — : Kepala Laboratorium Program Studi Animasi dan Program Studi Multimedia. Pengasuh Matakuliah : Produksi program televisi dan radio, dasar-dasar jurnalistik, desain multimedia produksi iklan televisi, videografi, animasi 2d, Videografi Sinematografi, dan Pengantar teknologi multimedia. Daftar Publikasi 1. Universitas Pertahanan Indonesia, 2013, Komparasi Industri Per- tahanan Indonesia-Ukraina, Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia, ISBN: 978-602-14331-1-9 2. Universitas Pertahanan Indonesia, 2013, Analisis potensi wilayah Biak sebagai pintu terdepan wilayah timur Indonesia dalam pers- pektif Ekonomi dan Pertahanan, Fakultas Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan Indonesia, ISBN: 978-602-14331-0-2 3. Deddy Stevano H. Tobing, 2015, Pedoman produksi Videografi, Politeknik Negeri Media Kreatif 52 a Teknik Pengambilan Gambar

You might also like