Professional Documents
Culture Documents
Perlindungan Dan Sanksi Bagi Guru
Perlindungan Dan Sanksi Bagi Guru
Disusun oleh :
Yahya alfarizy 281012500035
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin dan rahmat Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah profesi keguruan. Sholawat serta salam tak lupa kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benderang seperti saat ini. Tak lupa kami ucapkan rasa terima
kasih kepada Bapak Darto Wahidin selaku dosen pengampu mata kuliah profesi keguruan.
makalah yang berjudul “Perlindungan dan sanksi bagi guru” ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna yang disebabkan karna
keterebatasan kemampuan yang kami miliki, sehingga kami sangata mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi. Dan kami berharap
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...2
BAB I……………………………………………………………………………..3
PENDAHULUAN ……………………………………………………………….3
A. Latar belakang ………………………………………………………….3
B. Rumusan masalah ………………………………………………………4
C. Tujuan penulisan ……………………………………………………….4
BAB II ……………………………………………………………………………5
PEMBAHASAN …………………………………………………………………5
A. Pengertian dari perlindungan dan sanksi bagi guru……………………5
B. Macam – macam perlindungan guru ………………………………….5
C. Jenis – jenis sanksi bagi guru…………………………………………12
BAB III ………………………………………………………………………….20
PENUTUP ………………………………………………………………………20
A. Kesimpulan ……………………………………………………………20
B. Saran ………………………………………………………………….20
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..21
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Guru merupakan salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang
berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektualitas saja melainkan juga dari tata cara berperilaku
dalam masyarakat. Gambaran fungsi guru dalam sistem pendidikan nasional adalah sebagai
pengajar sekaligus sebagai pendidik, artinya peran guru tidak hanya sebatas menyampaikan
pendidikan dalam ranah kognitif atau mentransfer ilmu pengetahuan saja, namun pembentukan
kepribadian peserta didik menyangkut aspek afektif (sikap) dan psikomotorik (tingkah laku)
merupakan sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh guru sehingga output yang dihasilkan
tidak hanya menciptakan anak didik yang hebat dalam segi intelektual namun kurang dalam bidang
Adanya perbedaan paham dan persepsi yang berbeda Antara guru dan orangtua dalam
mendidik anak bias menjadi penyebab banyaknya kesalahpahaman terhadap cara dan pola didik
guru. Para orangtua akan keberatan dengan cara guru mendisiplinkan anak dengan menggunakan
simbol – simbol kekerasan seperti menjewer, mencubit, memukul, mencukur dan segala bentuk
Guru dan Dosen dimaksudkan untuk membangun profesionalisme guru. Substansi materi yang
diatur dalam undang-undang ini adalah memberdayakan dan meningkatkan kualitas guru secara
3
terencana, terarah, dan berkesinambungan, sehingga profesi guru perlu dikembangkan sebagai
profesi yang sejahtera, bermartabat, dan terlindungi. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
guru memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik, sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik
guru, dan peraturan perundang-undangan. Perlindungan bagi guru merupakan perintah undang-
undang. Dalam melaksanakan tugas keprofesiannya, guru berhak memperoleh perlindungan dalam
melaksanakan tugas dan hak kekayaan intelektual (pasal 14, ayat 1, butir e). Perlindungan
profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta HKI (Hak Kekayaan Intelektual).
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi perlindungan terhadap guru?
2. Apa saja macam-macam perlindungan terhadap guru?
3. Apa saja sanksi bagi guru ?
C. Tujuan penulisan
1. memahami arti perlindungan bagi guru
2. mengetahui macam - macam perlindungan bagi guru
3.mengetahui sanksi bagi guru
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perlindungan artinya tempat berlindung, hal
(perbuatan) memperlindungi, sedangkan sanksi artinya adalah suatu langkah hukum yang
dijatuhkan oleh Negara atau kelompok tertentu karena terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh
Dari kedua definisi tersebut maka dapat di ketahui bahwa perlindungan dan sanksi bagi
guru adalah suatu kegiatan yang melindungi guru dari hal-hal tertentu yang dapat mengganggu
aktivitas keguruannya dan akan mendapat hukuman jika guru tersebut melanggar peraturan yang
sudah di tentukan.
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dos en secara keseluruhan pada
dasarnya merupakan jaminan dan perlindungan bagi guru dan dosen dalam menjalankan
profesinya. Salah satu hak guru adalah hak memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas
dan hak atas kekayaan intelektual. Pada pasal 39 UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Bagian 7 tentang Perlindungan kepada guru, berikut ranah perlindungan nya seperti berikut
ini.
1) Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi, dan/atau satuan pendidikan wajib
5
2) Perlindungan tersebut meliputi perlindungan hukum, perlindungan profesi dan perlindungan
diskriminatif, diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari pihak peserta didik, orang tua
4) Perlindungan profesi mencakup perlindungan terhadap PHK yang tidak sesuai dengan peraturan
pandangan, pelecehan terhadap profesi dan pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat
5) Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup perlindungan terhadap resiko gangguan
keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan
Berdasarkan amanat Pasal 39 UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen seperti
disebutkan diatas, dapat dikemukakan ranah perlindungan hukum bagi guru yang mencakup semua
dimensi terkait dengan upaya mewujudkan kepastian hukum, kesehatan, keamanan, dan
1. Perlindungan Hukum
Semua guru harus dilindungi secara hukum dari segala tindakan semena-mena dari yang
Perlindungan hukum dimaksud meliputi perlindungan yang muncul akibat tindakan dari peserta
didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi atau pihak lain, berupa:
6
a. Tindakan kekerasan
b. Ancaman
c. Perlakuan diskriminatif
d. Intimidasi
Perlindungan hukum terhadap guru diwujudkan dengan menyerahkan guru yang diadukan
atau diinformasikan menyimpang kepada dewan kehormatan organisasi profesi guru terlebih
dahulu. Jika terdapat unsur-unsur pidana, organisasi profesi guru itu meneruskan laporan ke
penyidik sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Beberapa kenyataan yang dihadapi guru,
sebagai bukti bahwa mereka belum sepenuhnya memperoleh perlindungan profesi yang wajar:
Pengangkatan guru, khususnya guru bukan PNS untuk sebagian besar belum didasari atas perjanjian
Pembinaan dan pengembangan profesi serta pembinaan dan pengembangan karir guru yang belum
sepenuhnya terjamin.
Adanya pembatasan dan penyumbatan atas aspirasi guru untuk memperjuangkan kemajuan
Arogansi oknum pemerintahan, masyarakat, orang tua, dan siswa terhadap guru.
Pengenaan tindakan disiplin terhadap guru karena berbeda pandangan dengan kepala sekolahnya.
Guru yang menjadi korban karena bertugas di wilayah konflik atau di tempat (sekolah) yang rusak.
7
2. Perlindungan Profesi
yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan/pelarangan lain yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugas. Secara rinci
a. Penugasan guru pada satuan pendidikan harus sesuai dengan bidang keahlian, minat, dan bakatnya.
b. Penetapan salah atau benarnya tindakan guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional dilakukan
c. Penempatan dan penugasan guru didasari atas perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
d. Pemberian sanksi pemutusan hubungan kerja bagi guru harus mengikuti prosedur sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan atau perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
e. Penyelenggara atau kepala satuan pendidikan formal wajib melindungi guru dari praktik
Melakukan inovasi baru yang memiliki nilai tambah tinggi dalam proses pendidikan dan
pembelajaran.
h. Setiap guru harus terbebas dari tindakan pelecehan atas profesinya dari peserta didik, masyarakat,
8
i. Setiap guru yang bertugas di daerah konflik harus terbebas dari berbagai ancaman, tekanan, dan
Substansi
Prosedur
Instrumen penilaian
Mengeluarkan pendapat secara lisan atau tulisan atas dasar keyakinan akademik
Memilih dan dipilih sebagai pengurus organisasi atau asosiasi profesi guru
Partisipasi dalam pengambilan kebijakan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan formal
Memberikan masukan dalam penentuan kebijakan pada tingkat yang lebih tinggi atas dasar
9
3. Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran pada waktu kerja, bencana alam,
kesehatan lingkungan kerja, dan/atau resiko lain. Beberapa hal krusial yang terkait dengan
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk rasa aman bagi guru dalam bertugas,
yaitu:
a. Hak memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas harus mampu
diwujudkan oleh pengelola satuan pendidikan formal, pemerintah dan pemerintah daerah.
b. Rasa aman dalam melaksanakan tugas, meliputi jaminan dari ancaman psikis dan fisik dari peserta
didik, orang tua/wali peserta didik, atasan langsung, teman sejawat, dan masyarakat luas.
d. Terbebas dari tindakan resiko gangguan keamanan kerja dari peserta didik, orangtua peserta didik,
10
Resiko lain
Resiko yang muncul akibat lingkungan atau kondisi tempat kerja
lain Undang-Undang Merk, Undang-Undang Paten, dan Undang-Undang Hak Cipta. HaKI terdiri
dari dua kategori yaitu: Hak Cipta dan Hak Kekayaan Indusrti. Hak Kekayaan Industri meliputi
Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas
Hak cipta atas hasil karya seni maupun penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan
11
Hak paten atas hasil karya teknologi.
Seringkali karya-karya guru terabaikan, dimana karya mereka itu seakan-akan menjadi
makhluk tak bertuan, atau paling tidak terdapat potensi untuk itu. Oleh karena itu, dimasa depan
Kualitas SDM dapat terwujud salah satunya berasal dari peran guru. Dalam mengemban
tanggung jawab yang besar itu diperlukan sebuah panduan yang menjadi standar berperilaku serta
kewajiban seorang guru yang tertuang dalam kode etik. Indonesia telah memiliki panduan kode
etik yakni Kode Etik Guru Indonesia yang disusun berdasarkan Kongres Persatuan Guru Republik
Sebagai informasi, Kode Etik Guru Indonesia terbaru pada tahun 2013 yang mengadopsi nilai dari
Ki Hajar Dewantara “ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”
artinya guru di depan memberikan contoh atau sebagai panutan, di tengah membangun kemauan
Berikut 5 kode etik guru yang berasal dari Keputusan Kongres XXI PGRI tahun 2013.
Dalam penerapan Kode Etik Guru Indonesia, guru mesti bertindak profesional dalam
mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didiknya. Selain itu, guru juga harus menghormati
martabat dan hak-hak serta memperlakukan peserta didik secara adil dan objektif.
12
Selain memperhatikan keberlangsungan pendidikan peserta didiknya, guru juga mesti dapat
memastikan bahwa peserta didiknya merasa aman, sehat dan terhindar dari segala gangguan dalam
Peran kode etik inilah yang menjadi panduan, semangat dan penerapan nilai dan menjadi kunci
Tak hanya berhubungan dengan peserta didiknya, guru juga secara tidak langsung
berhubungan dengan orang tua atau wali peserta didik. Karena itulah, guru dituntut dapat
profesional menghadapi orang tua atau wali peserta didik yang menginginkan anaknya
Hubungan guru dengan orang tua atau wali peserta didik juga diatur dalam kode etik guru yang
salah satu tugasnya memberikan informasi terkait perkembangan peserta didiknya. Konsultasi
yang dibutuhkan orang tua atau wali peserta demi kemajuan pendidikan anak, harus diemban baik
oleh guru.
Tentu tidak mudah bagi seorang guru untuk menempatkan posisi sebagai konsultan, sebab orang
tua atau wali peserta didik belum tentu punya misi dan visi yang sama dengan peserta didik.
Disinilah peran penting kode etik memberikan pencerahan serta batasan. Sebab kode etik
13
3. Kepada Masyarakat
Sebagai salah satu agen pembangun bangsa, guru punya tanggung jawab besar di
masyarakat. Maka itu, diatur pula kode etik guru dalam kehidupan bermasyarakat. Guru harus
Dalam kode etik di kehidupan bermasyarakat, guru dituntut dapat menjalin hubungan yang
harmonis dan dapat membangun komunikasi dengan masyarakat. Bahkan ketika ada kejadian
sosial di tengah masyarakat yang bersinggungan dengan pendidikan atau sebuah norma dan
Mampu menjadi contoh, teladan dan sebagai agen perubahan sosial menjadikan posisi guru dalam
Kode etik guru juga mengatur hubungan dengan teman satu profesi. Maksud di sini sangat
baik yaitu supaya sebagai rekan sesama guru saling mendukung dan mengingatkan dimanapun
berada. Lewat kode etik kepada teman sejawat untuk saling menghormati, menghargai, dan saling
Oleh karena itu dalam satu pasal tertulis agar rekan satu profesi harus dapat saling membangun
hubungan kekeluargaan, solidaritas dan saling menghormati baik di lingkungan sekolah maupun
di luar. Saling membantu untuk pengembangan diri juga dianjurkan sesama guru, gunanya tidak
hanya untuk kepentingan pribadi semata tapi membangun dasar pendidikan lebih berkualitas.
14
5. Kode Etik Terhadap Profesi
Seorang guru harus dapat menjunjung tinggi profesinya sesuai yang diamanatkan dalam
kode etik. Perkembangan teknologi juga menuntut guru untuk dapat mengembangkan
profesionalismenya sejalan dengan kemajuan iptek. Tentu, manfaat kode etik terhadap profesi ini
guna mendorong guru untuk dapat terus berkembang dan terbuka terhadap kemajuan. Bila seorang
guru mampu mengamalkan hal tersebut, manfaat akan terasa langsung ke peserta didik dan
masyarakatnya.
Sejalan dengan adanya kode etik sebuah profesi, tentu terdapat pula pengawas, lembaga atau
dewan khusus yang mengawasi berjalannya kode etik dalam sebuah profesi. Apabila terdapat
pelanggaran yang dilakukan keanggotaan, maka fungsinya adalah memberikan sanksi, evaluasi
dan pengawasan.
Begitu juga dalam profesi guru yang memiliki pengawasan di PGRI terkait pelanggaran yang bila
ketika seseorang melakukan hal yang merugikan kepada pihak-pihak terkait. Apabila hal tersebut
Pelanggaran Ini terjadi bila seorang profesional melakukan penyimpangan perilaku atau tidak
melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku dalam
15
Bila terjadi pelanggaran, maka sanksi yang diterima oleh guru bisa berupa sanksi sanksi ringan,
sedang, hingga berat dari Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Tentu sanksi yang diberikan harus
objektif, tidak diskriminasi dan tidak bertentangan dengan anggaran dasar organisasi profesi dan
peraturan perundang-undangan.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, sanksi dari pelanggaran dalam kode etik mulai dari
ringan, sedang dan berat. Lebih rinci lagi, sanksi yang diberikan dalam kategori tersebut antara
lain:
Sanksi ringan
Pelanggar pada kasus yang dinilai sanksi ringan, Dewan Kehormatan Guru Indonesia melalui
sekolah atau organisasi akan memberikan pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran.
Serta mengingatkan kembali kepada guru untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru.
1.Sanksi sedang
Sanksi sedang umumnya diberlakukan bila guru tersebut dinilai melanggar kode etik apabila
Dewan Kehormatan Guru atau organisasi dan sekolah menilai guru melakukan kesalahan cukup
serius. Sehingga sanksi yang diberikan umumnya tidak hanya berupa teguran secara lisan.
Pihak yang berwenang berpotensi memberikan sanksi seperti: non-aktif sementara, hingga
16
2.Sanksi berat
Pelanggaran dengan sanksi berat diberikan bila guru terlibat persoalan berat atau mengarah
pidana yang merugikan orang banyak. Pada sanksi berat diberikan bisa berupa pemberhentian
Sanksi tersebut diberikan oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI) yang merupakan
lembaga independen yang dibentuk oleh PGRI. DKGI bertugas untuk menegakkan kode etik
guru, menyelesaikan kasus pelanggaran kode etik guru, dan memberikan rekomendasi sanksi
Selain kode etik, guru juga harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.
Hukum dan peraturan yang berkaitan dengan guru antara lain adalah:
17
- Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Pendidikan
- Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
- Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
- Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional
Pendidikan
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 10 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil
18
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 tentang Penugasan Guru
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru
sebagai Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran, dan Guru Bimbingan dan Konseling
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 38 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 39 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru
- Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 40 Tahun 2018 tentang Penugasan Guru
sebagai penggerak
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perlindungan dan sanksi bagui guru sangatlah tepat dan bermanfaat dengan adanya
perlindungan seseorang yang berprofesi guru dapat bekerja dan berkarya dengan rasa aman dan
nyaman tanpa ada tekanan dari pihak lain. Dan dengan adanya sanksi terhadap guru yang bekerja
dalam ruang lingkup pendidikan maka akan tercapainya tujuan, visi, dan misi dari pendidikan di
B. Saran
Demi kelancaran dan kesempurnaan pembuatan makalah ini, saya mohon kepada para
pembaca untuk memberikan saran dan kritiknya yang membangun. Karena saya sadar bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Darta Pardamean Saragih, Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan, SLB Negeri
Serdang Berdagai
2. Momon Sudarma, Profesi Guru:Dipuji, Dikritisi, Dan Dicaci (Jakarta: PT Raja Grafindo
Indonesia Untuk Kajian Pendidikan, Vol. 1(2) September, Bandung, Indonesia: UPI, h.155.
https://www.hukumonline.com/klinik/a/perlindungan-hukum-bagi-guru-dalam-menjalankan-
tugasnya-
https://www.hukumonline.com/klinik/a/diskriminasi-guru-terhadap-siswa-
21