You are on page 1of 5

Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – (Hal 1-5 ) 1

Analisis Kondisi Tanah dengan Metode


Mikrotremor pada Departemen Fisika Lantai 3
Amanda Maulida Ulifah, Nisak Ainul Nafiah, Muhammad Firdy Sidiq dan Endarko M.Si. Ph.D
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: amandaifa93@gmail.com

Abstrak— Pada praktikum yang telah dilakukan memiliki dapat merambat melalui benda padat, cair, maupun gas.
beberapa tujuan yaitu mengenali prinsip dan cara kerja alat Sedangkan gelombang sekunder atau S-wave adalah
pada metode mikrotremor, melakukan akuisisi data gelombang seismik yang bergerak dengan gerakan samping
mikrotremor, menentukan besarnya nilai frekuensi natural dan
atau transversal dan hanya dapat merambat melalui benda
amplifikasi situs pengukuran, serta menghitung nilai indeks
padat. Gelombang seismik digunakan untuk mempelajari
kerentanan tanah. Yang memiliki prinsip percobaan yaitu
getaran tanah dalam waktu tertentu untuk mendapatkan nilai struktur dan komposisi bumi, serta digunakan untuk
dari getaran tanah dengan memanfaatkan ambient noise. mendeteksi dan mengukur gempa bumi [1].
Gejala fisis yang terjadi pada praktikum kali ini yaitu semakin Indeks kerentanan seismik merupakan indeks yang
besar nilai amplifikasi tanah pada suatu daerah dan semakin menggambarkan kerentanan seismik dapat ditentukan
kecil frekuensi naturalnya maka nilai kerentanan tanahnya dengan menggunakan metode Horizontal to Vertical
juga semakin besar. Pada praktikum ini diperoleh kurva H/V Spectral Ratio (HVSR) dari data mikrotremor. Metode
dimana kurva tersebut merupakan hasil setelah melakukan HVSR ini membandingkan antara rasio spektrum dari sinyal
picking gelombang. Didapatkan nilai frekuensi natural sebesar
mikrotremor komponen horizontal terhadap komponen
2,12208 dan nilai amplifikasi sebesar 6,26773. Dengan data
tersebut dapat menghitung indeks kerentanan tanah. Adapun vertikalnya. Parameter penting yang dihasilkan dalam
nilai indeks kerentanan tanah yang diperoleh yaitu sebesar metode HVSR adalah frekuensi predominan dan amplifikasi.
18,512. Nilai indeks kerentanan tanah menunjukkan besarnya Dengan mengetahui nilai frekuensi predominan dan
kerentanan lapisan tanah terhadap deformasi saat terjadi amplifikasi maka dapat dibuat mikrozonasi indeks
gempa bumi. Kerentana tanah dengan terjadinya deformasi kerentanan seismik. Besarnya nilai Kg berfungsi sebagai
gfempa berbanding lurus. Semakin tinggi nilai kerentanan prediksi daerah-daerah yang mengalami kerusakan bila
tanah maka semakin besar kemungkinan terjadinya deformasi terjadi gempa bumi. Hasil kajiannya menunjukkan distribusi
saat adanya gempa bumi.
indeks kerentanan seismik tinggi terletak pada zona
kerusakan parah yang tersebar dengan membentuk jalur
Kata Kunci— Amplifikasi, Frekuensi Natural, HVSR,
Mikrotremor kerusakan [2].
Mikrotremor atau ambient noise merupakan getaran
dengan amplitude rendah yang ditimbulkan oleh peristiwa
I. PENDAHULUAN alam maupun buatan yang memnggambarkan kondisi

S ELURUH lapisan yang terdapat pada permukaan


bumi memiliki sifat dan karakteristik serta keunikan
yang berbeda-beda. Salah satu hal yang membedakan
geologi dekat permukaan. Microtremor juga didefinisikan
sebagai getaran harmonic alami tanah yang terjadi secara
terus menerus ,terjebak di lapisan sedimen permukaan,
masing-masing lapisan adalah sifat kecepatan gesernya yang terpantulakn oleh adanya adanya bidang batas lapisan
erat kaitannya dengan struktur lapisan tanah. Sifat ini sangat dengan frekuensi yang tetap, disebabkan oleh getaran mikro
penting karena sangat berhubungan dengan ketahanan suatu di bawah permukaan tanah dan kegiatan alam lainnya.
area terhadap gempa bumi. Letak lokasi pun menentukan Getaran tanah yang dimiliki mikrotremor beramplitudo
besar kecilnya kecepatan geser yang dimiliki. Diperlukan pergeseran sekitar 0,1 hingga 1 μm dengan kecepatan getar
langkah mitigasi untuk menghadapi bencana tersebut. Proses antara 0,001 hingga 0,1 cm/s, berdasarkan klasifikasi
mitigasi dapat dilakukan dengan membangun suatu periode gelombang mikrotremor terbagi menjadi dua jenis,
bangunan yang tahan terhadap guncangan besar. Sebelum yaitu periode pendek memiliki nilai kurang dari 1 detik yang
memulai proses pembangunan tersebut perlu diketahui disebabkan oleh aktivitas manusia, dan mikrotremor periode
terlebih dahulu indeks kerentanan tanahnya. Indeks panjang dengan nilai periode lebih dari 1 detik yang
kerentanan tanah dapat diketahui menggunakan salah satu disebabkan oleh badai dan gelombang laut [3].
metode geofisika yaitu mikrotremor. Prinsip kerja mikrotremor yaitu bergerak sebagai
Gelombang seismik adalah getaran atau gelombang yang gelombang di bawah permukaan dan diamplifikasikan pada
merambat melalui bumi sebagai akibat dari pelepasan energi periode yang disinkronkan dengan periode alam di sub
seismik seperti gempa bumi atau ledakan. Gelombang tanah. Survey mikrotremor dilakukan dengan 2 cara. Cara
seismik terdiri dari dua jenis, yaitu gelombang primer pertama melakukan perekaman secara simultan pada dua
(Pwave) dan gelombang sekunder (S-wave). Gelombang atau lebih dimana salah satunya dilakukan pada daerah
primer atau P-wave adalah gelombang seismik yang bebatuan keras sehingga tidak menunjukan adanya
bergerak dengan gerakan naik-turun atau compressional dan penguatan frekuensi akibat Gerakan tanah. Rasio spektrum
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – (Hal 1-5 ) 2

Gambar 1. Skema alat pada percobaan mikrotremor Gambar 3. Grafik dari pengukuran mikrotremor

yang diperoleh pada daerah lain akan dibandingkan dengan setiap titik pertemuan dan seismograf sebagai sensor dengan
rasio spektrum yang terekam pada hard rock, sehingga tiga komponen di dalamnya, kaki SARA sebagai penopang
diperoleh respon site terhadap microtremor. Kedua, cara alat saat dilakukan pengambilan data yang terdiri dari dua
yang diperkenalkan oleh Nakamura yaitu menggunakan yakni kaki tumpul untuk bidang keras dan kaki lancip untuk
seismometer yang memiliki 3 komponen EW (East-West), bidang lunak, Global Positioning System (GPS) sebagai
NS (North-South), dan komponen vertical (UpDown). Pada penentu titik-titik sebelum dilakukannya pengukuran,
perekaman microtremor tidak dibutuhkan adanya sumber kompas sebagai penentu arah pada saat pemasangan sensor
buatan atau sumber berupa gempa bumi karena merekan tiga komponen, kabel penghubung sebagai penghubung
gelombang yang timbul dari alam [3]. SARA dengan aki kering, aki kering sebagai sumber, dan
Amplifikasi adalah peningkatan amplitudo atau besaran software Geopsy yang digunakan untuk mengolah data hasil
gelombang seismik saat merambat melalui lapisan tanah pengukuran.
tertentu yang memiliki karakteristik tertentu. Saat B. Skema Alat
gelombang seismik merambat melalui lapisan tanah yang
Adapun skema alat yang digunakan pada praktikum
lunak dan tidak padat, gelombang dapat mengalami
Analisis Kondisi Tanah dengan Metode Mikrotemer pada
peningkatan amplitudo karena kurangnya kekakuan struktur
Departemen Fisika Lantai 3 terdapat pada gambar 1.
tanah tersebut. Akibatnya, getaran tanah yang terjadi di atas
lapisan tersebut dapat menjadi lebih kuat dan berbahaya bagi C. Langkah Kerja
bangunan atau infrastruktur yang berada di atasnya. Adapun 2 langkah kerja yang dilakukan pada praktikum
Amplifikasi dapat diukur dengan mengukur perbedaan Analisis Kondisi Tanah dengan Metode Mikrotemer pada
amplitudo antara gelombang seismik yang datang dan yang Departemen Fisika Lantai 3, yaitu proses pengambilan data
dipantulkan oleh lapisan tanah tertentu. Faktor-faktor yang dan pengolahan data. Pada percobaan pengambilan data,
dapat mempengaruhi amplifikasi meliputi ketebalan dan langkah pertama yang dilakukan adalah disiapkan alat dan
kekakuan lapisan tanah, kecepatan rambat gelombang bahan. Kedua, dipasang kaki SARA, kemudian diarahkan
seismik, dan karakteristik geologi dari lapisan batuan di SARA menuju utara dengan bantuan kompa dan diatur
bawah tanah. Amplifikasi dapat berdampak pada keparahan posisi SARA hingga posisi bubble tepat berada di tengah.
kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi pada struktur Ketiga, dihubungkan SARA ke aki dan laptop yang
bangunan dan infrastruktur yang berada di atas lapisan tanah sebelumnya sudah dipasang software Seismowin. Keempat,
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pada Seismowin diatur waktu selama 30 menit untuk
amplifikasi sangat penting dalam merencanakan konstruksi pengambilan data. Kelima, GPS diletakkan pada tempat
bangunan dan infrastruktur, serta dalam pengembangan pengukuran untuk mengetahui titik tempat pengukuran.
strategi mitigasi risiko bencana [4]. Keenam, rangkaian alat ditinggalkan di tempat untuk
meminimalisir noise saat pengambilan data. Langkah
II. URAIAN PENELITIAN selanjutnya yakni pengolahan data dengan bantuan software
Geopsy. Pertama, dilakukan extract data software pada
A. Alat dan Bahan
laptop. Kedua, dibuka software Geopsy dan diimport data
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum yang telah didapat saat pengambilan data. Ketiga, dilakukan
Analisis Kondisi Tanah dengan Metode Mikrotemer pada pemilahan data yang memiliki noise kecil hingga didapatkan
Departemen Fisika Lantai 3 yaitu, antara lain SARA yang nilai amplifikasi dan frekuensi natural berupa grafik.
terdiri atas seismometer dan seismograf, dimana
seismometer sebagai pengukur besar getaran pada tanah di
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – (Hal 1-5 ) 3

D. Flowchart mikrotremor di lantai tiga dititik survei di gedung FISIKA


Adapun flowchart atau diagram alir yang digunakan pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
praktikum Analisis Kondisi Tanah dengan Metode Gejala fisis yang terjadi pada praktikum kali ini yaitu
Mikrotemer pada Departemen Fisika Lantai 3 yaitu terdapat semakin besar nilai amplifikasi tanah pada suatu daerah dan
pada gambar 2. semakin kecil frekuensi naturalnya maka nilai kerentanan
tanahnya juga semakin besar. Oleh karena itu semakin besar
E. Persamaan nilai kerentanan tanahnya maka bisa saja semakin besar
Adapun persamaan yang digunakan pada praktikum kemungkinan terjadinya deformasi saat adanya gempa bumi.
Analisis Kondisi Tanah dengan Metode Mikrotemer pada Salah satu metode yang memanfaatkan mikrotremor adalah
Departemen Fisika Lantai 3 yaitu, HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio). Untuk
menggunakan metode ini, diperlukan alat yang dapat
(1) merekam mikrotremor secara horizontal dan vertikal. Oleh
Dimana merupakan besarnya indeks kerentanan seismik, karena itu, butuhkan 3 komponen dari alat pengukur getaran
A adalah nilai amplifikasi, dan merupakan nilai frekuensi yakni North-South, East-West, dan Up-Down. Hasil akhir
natural dari metode HVSR berupa kurva yang dapat
merepresentasikan estimasi amplifikasi tanah dan frekuensi
natural dari lokasi pengukuran mikrotremor. Setiap tanah
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang berbeda akan memiliki kemampuan menahan respon
A. Analisa Data tersebut. Hal ini bergantung pada amplifikasi dan frekuensi
Setelah melakukan pengambilan data pada praktikum natural.
Analisis Kondisi Tanah dengan Metode Mikrotemer pada Amplifikasi sendiri merupakan penguatan gelombang
Departemen Fisika Lantai 3, diperoleh nilai frekuensi natural seismik yang dipengaruhi oleh perbedaan lapisan dalam
sebesar 2,12208 dan nilai amplifikasi sebesar 6,26773. tanah. Lapisan kerak bumi terdiri dari beberapa lapisan
tanah lagi. Setiap lapisan tanah akan merespon getaran,
B. Perhitungan
namun kuat dan lemahnya gelombang seismik bergantung
Berdasarkan data hasil percobaan Mikrotremor, maka pada seberapa banyak dan setebal apa lapisan-lapisan dalam
dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui besar indeks tanah yang sedang disurvei. Semakin banyak lapisan tanah
kerentanan tanah. Berikut adalah contoh perhitungannya, dalam tanah yang sedang diukur nilai amplifikasinya maka
Diketahui : = 2,12208 nilai amplifikasi akan semakin besar, begitu juga dengan
A = 6,26773 ketebalannya. Sedangkan frekuensi natural menandakan
Ditanya : Kg (indeks kerentanan tanah) ? bahwa bahwa setiap tanah memiliki frekuensi respon
Jawab : naturalnya sendiri-sendiri. Frekuensi natural tersebut
menjadi batas frekuensi di mana dia mampu menerima
respon dari getaran dan menahannya. Jika frekeuensi natural
kurang dari frekuensi getaran dari gempa maka tanah akan
dengan mudah retak. Jika frekuensi natural tanah melebihi
frekuensi getaran gempa bumi yang sedang terjadi maka
Jadi, nilai indeks kerentanan tanah dari percobaan tanah akan dengan mudah mampu menahannya tampa
mikrotremor yang telah dilakukan sebesar 18.512. mengalami kerusakan tanah.
Pada praktikum ini diperoleh kurva H/V dimana kurva
C. Grafik tersebut merupakan hasil setelah melakukan picking
Pada praktikum Analisis Kondisi Tanah dengan Metode gelombang. Dari kurva sudah tercantum nilai frekuensi
Mikrotemer pada Departemen Fisika Lantai 3 diperoleh natural dan juga nilai amplifikasi tanah pada daerah tempat
kurva H/V dimana kurva tersebut terdapat pada gambar 3 akuisisi data. Dengan nilai yang muncul maka bisa dilakukan
merupakan hasil yang diperoleh setelah dilakukan proses proses selanjutnya yaitu menghitung indeks kerentanan
picking gelombang, tanah. Adapun nilai indeks kerentanan tanah yang diperoleh
yaitu sebesar 18,512. Nilai indeks kerentanan tanah
D. Pembahasan
menunjukkan besarnya kerentanan lapisan tanah terhadap
Pada praktikum yang telah dilakukan yaitu berjudul deformasi saat terjadi gempa bumi. Kerentana tanah dengan
Analisi Kondisi Tanah dengan Metode Mikrotemer pada terjadinya deformasi gfempa berbanding lurus. Semakin
Departemen Fisika Lantai 3 memiliki prinsip percobaan tinggi nilai kerentanan tanah maka semakin besar
yaitu getaran tanah dalam waktu tertentu untuk mendapatkan kemungkinan terjadinya deformasi saat adanya gempa bumi.
nilai dari getaran tanah dengan memanfaatkan ambient
noise. Dan memiliki tujuan yaitu mengenali prinsip dan cara
kerja alat pada metode mikrotremor, melakukan akuisisi data IV. KESIMPULAN
mikrotremor, menentukan besarnya nilai frekuensi natural Dari percobaan Mikrotremor yang telah dilakukan, dapat
dan amplifikasi situs pengukuran, serta menghitung nilai diambil kesimpulan sebagai berikut :
indeks kerentanan tanah. Percobaan ini dilakukan dengan 1) Prinsip kerja dari metode mikrotremor yakni perekaman
merekam getaran dengan menggunakan Seismograf pada getaran tanah dalam waktu tertentu untuk mendapatkan
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – (Hal 1-5 ) 4

nilai dari getaran tanah dengan memanfaatkan ambient


noise yang berada dalam tanah untuk memperoleh nilai
amplifikasi dan frekuensi natural dalam tanah.
UCAPAN TERIMA KASIH
2) Akuisisi data mikrotremor dilakukan dengan
menggunakan software berupa Geopsy dimana metode Penulis A.M.U. mengucapkan terima kasih kepada
yang digunakan pada geopsy ialah metode HVSR. Allah SWT karena atas karunianya saya bisa mengikuti
Pengolahan data yang digunakan pada software tersebut semua kegiatan praktikum Fisika Laboratorium II dengan
kondisi sehat, Selanjutnya saya mengucapkan terimakasih
ialah H/V yang digunakan untuk mengetahui nilai
kepada Bapak Endarko, sebagai dosen pembimbing yang
amplifikasi dan frekuensi natural.
telah memberikan pengetahuan dalam mata kuliah Fisika
3) Nilai yang diperoleh dari percobaan mikrotremor ini
Laboratorium II. Terakhir saya mengucapkan terimakasih
yaitu nilai amplifikasi sebesar 6,26773 dan nilai kepada Asisten Laboratorium saya, Mbak Nisak dan Mas
frekuensi natural sebesar 2,12208 Hz. Firdy, Serta teman-teman kelompok praktikum 2A kelas E.
4) Dari kedua parameter yang telah diketahui yaitu
frekuensi natural dan amplifikasi, maka akan didapatkan
nilai indeks kerentanan tanah sebesar 18,512. DAFTAR PUSTAKA
[1] Gazali, I. 2017. “Estimasi Kecepatan Gelombang Geser (Vs)
LAMPIRAN Berdasarkan Inversi Mikrotremor Spectrum Horizontal to Vertical
Spectral Ratio (HVSR) Studi Kasus : Tanah Longsor Desa Olak Alen,
Blitar”, Surabaya : Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[2] Arifin, S.S., Marjiyono, Mulyanto, B.S., 2014. Penentuan Zona
Rawan Guncangan Bencana Gempa Bumi Berdasarkan Analisis Nilai
Amplifikasi HVSR Mikrotremor Dan Analisis Periode Dominan
Daerah Liwa dan Sekitarnya. J. Geofis. Eksplor. 2 No. 1.
[3] Vrone, Paul. 2013. “College Physics. Texas
[4] Arifin, S.S., Marjiyono, Mulyanto, B.S., 2014. Penentuan Zona
Rawan Guncangan Bencana Gempa Bumi Berdasarkan Analisis Nilai
Amplifikasi HVSR Mikrotremor Dan Analisis Periode Dominan
Daerah Liwa dan Sekitarnya. J. Geofis. Eksplor. 2 No. 1

Gambar 2. Flowchart / diagram alir percobaan mikrotremor


Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – (Hal 1-5 ) 5

You might also like