You are on page 1of 9

I.

PENGERTIAN AL-QUR’AN

A. PENGERTIAN AL-QURAN MENURUT BAHASA DAN ISTILAH

Al-Quran menurut bahasa diartikan “Sesuatu Yang Dibaca”, arti ini memiliki
anjuran kepada umat islam untuk membacanya, Al-Qur’an adalah pedoman
hidup manusia yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad, Al-Qur’an
menjadi penuntun bagi kehidupan manusia, sehingga Al-Qur’an haruslah
mencakup segala aspek kehidupan manusia. Al-Qur’an tidak hanya membahas
hubungan manusia dengan penciptanya, melainkan membahas juga hubungan
manusia dengan manusia (Habluminnallah dan Habluminannas).

Manusia tidak dapat hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan yang satu dengan yang lainnya. Sehingga manusia
akan senantiasa hidup berkelompok untuk saling memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik itu kebutuhan ekonomi, tempat, sosial, dan yang lainnya. Dalam
hidup berkelompok atau bermasyarakat, manusia memerlukan aturan norma-
norma dalam Islam kehidupan berkelompok atau bermasyarakat disebut
dengan jamaah, dan senantiasa manusia harus bisa menyandarkan dirinya
kepada Al-Qur’an. Sehingga penting mengkaji konsep jamaah berdasarkan Al-
Qur’an.

Al-Qur’an menurut istilah adalah firman Allah SWT. Yang disampaikan oleh
Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari Allah SWT. Kepada Nabi
Muhammad SAW, dan yang diterima oleh umat Islam dari generasi ke generasi
tanpa ada perubahan.

Sementara menurut para ahli ushul fiqh Al-Qur’an adalah kalam Allah yang
mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan),
diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rosul (yaitu Nabi Muhammad
SAW), melalui Malaikat Jibril, tertulis pada mushaf, diriwayatkan kepada kita
secara mutawatir, membacanya dinilai ibadah, dimulai dari surah Al-Fatihah
dan diakhiri dengan surah An-Nas.

Berdasarkan definisi di atas, maka setidaknya ada lima faktor penting yang
menjadi faktor karakteristik Al-Qur’an, yaitu:

1. Al-Quran adalah firman atau kalam Allah SWT, bukan perkataan malaikat
Jibril (dia hanya penyampai wahyu dari Allah), bukan sabda Nabi Muhammad
SAW. (beliau hanya penerima wahyu Al-Qur’an dari Allah), dan bukan
perkataan manusia biasa, mereka hanya berkewajiban mengamalkannya.

2. Al-Quran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak diberikan


kepada Nabi-nabi sebelumnya. Kitab suci yang diberikan kepada para nabi
sebelumnya bukan bernama Al-Qur’an tapi memiliki nama lain; Zabur adalah
nama kitab yang diberikan kepada Nabi Daud, Taurat diberikan kepada Nabi
Musa, dan Injil adalah kitab yang diberikan kepada Nabi Isa as.

3. Al-Quran adalah mukjizat, maka dalam sepanjang sejarah umat manusia


sejak awal turunnya sampai sekarang dan mendatang tidak seorangpun yang
mampu menandingi Al-Qur’an, baik secara individual maupun kolektif,
sekalipun mereka ahli sastra bahasa dan sependek-pendeknya surat atau ayat.

4. Diriwayatkan secara mutawatir artinya Al-Qur’an diterima dan


diriwayatkan oleh banyak orang yang secara logika mereka mustahil untuk
berdusta, periwayatan itu dilakukan dari masa ke masa secara berturut-turut
sampai kepada kita.

5. Membaca Al-Qur’an dicatat sebagai amal ibadah. Di antara sekian banyak


bacaan, hanya membaca Al-Qur’an saja yang di anggap ibadah, sekalipun
membaca tidak tahu maknanya, apalagi jika ia mengetahui makna ayat atau
surat yang dibaca dan mampu mengamalkannya. Adapun bacaan-bacaan lain
tidak dinilai ibadah kecuali disertai niat yang baik seperti mencari Ilmu. Jadi,
pahala yang diperoleh pembaca selain Al-Qur’an adalah pahala mencari Ilmu,
bukan substansi bacaan sebagaimana dalam Al-Qur’an
II. OTENTISITAS AL-QUR’AN

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam dan sekaligus sebagai sumber ajaran
yang harus diimani dan diaplikasikan dalam setiap sendi kehidupan. Al-Qur’an juga
merupakan sumber inspirasi bagi setiap orang yang mampu menyelami makna-
makna yang terkandung di dalamnya.

Sebelum Al-Qur’an diturunkan, di bumi ini sudah terdapat beberapa kitab suci
yang menjadi pedoman hidup manusia, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Berbeda
dengan ketiga kitab suci tersebut yang hanya diperuntukan bagi umat tertentu, Al-
Qur’an diperuntukan untuk seluruh umat manusia. Jadi tidaklah mengherankan,
selama lebih dari 14 Abad Al-Qur’an tetap terjaga otentisitasnya, karena perhatian
kaum muslim terhadap Al-Qur’an ini sungguh luar biasa. Berbagai upaya telah dan
akan terus dilakukan umat Islam untuk memelihara otentisitas Al-Qur’an, baik
dengan hafalan maupun dengan tulisan. Upaya tersebut telah berlangsung sejak
Nabi Muhammad saw masih hidup sampai sekarang, sehingga kemurnian Al-
Qur’an tetap sama seperti awalnya.

Al-Qur’an memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satunya
adalah bahwa ia merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah
terdapat pada surah Al-Hijr ayat ke 9 yang artinya :

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya” (Q.S. Al-Hijr : 9)

Mengutip pendapat seorang ulama kontemporer, Muhammad Husain al


Thabathaba’iy yang menyatakan bahwa sejarah Al-Qur’an demikian jelas dan
terbuka, sejak turunnya sampai sekarang ia dibaca oleh kaum muslim, sehingga
pada hakikatnya Al-Qur’an tidak membutuhkan sejarah untuk membuktikan
keotentikannya. Kitab suci tersebut - lanjut Thabathaba’iy – memperkenalkan
dirinya sebagai firman-firman Allah dengan menantang siapapun untuk membuat
tandingannya.
Salah satu bukti, bahwa Al-Qur’an yang berada di tangan kita sekarang adalah Al-
Qur’an yang turun kepada Nabi Muhammad saw. tanpa perubahan dan tetap
sebagaimana keadaannya dahulu. Sejalan dengan pendapat Thabathaba’iy diatas,
Rasyad Khalifah juga mengemukakan bahwa dalam Al-Qur’an sendiri terdapat
bukti-bukti sekaligus jaminan akan keotentikannya.

Sejarah mencatat bahwa sejak zaman Nabi Muhammad saw, Al-Qur’an telah
dihafal oleh ratusan sahabatnya. Walaupun Nabi saw. dan para sahabat menghafal
ayat-ayat Al-Qur’an, namun untuk menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi
itu, tidaklah cukup hanya mengandalkan hafalan saja, tetapi dalam bentuk tulisan
juga. sejarah menginformasikan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an sebelum dikumpulkan
dan ditulis dalam satu mushaf (mushaf ‘Utsmani) telah ditulis dalam berbagai
benda seperti kulit, tulang, pelepah kurma, dan kepingan batu.

Pada masa sekarang ini pun masih sama, meskipun Al-Qur’an telah tercetak dalam
sebuah mushaf, perhatian kaum Muslim untuk menjaga otentisitas Al-Qur’an
tetap luar biasa, seumpama kita menyurvei dari ujung Timur sampai Barat bumi
ini, maka kita pasti akan tercengang, kita akan menemukan jutaan para penghafal
Al-Qur’an. Jadi sangatlah wajar, jika Al-Qur’an dari periode awal ketika Nabi masih
hidup sampai masa kita masih sama tanpa ada perubahan sedikit pun.
III. FUNGSI DAN PERAN AL-QUR’AN DALAM KEHIDUPAN

Sebagaimana yang telah kita ketahui kata Al-Qur’an memiliki banyak definisi
salah satunya adalah "Membaca" atau "sesuatu yang di baca", Al-Qur’an adalah
mukjizat yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam
melalui malaikat Jibril, Kalam dari Allah berbahasa Arab yang di turunkan secara
mutawatir dan membaca nya merupakan suatu ibadah.

Al-Qur’an di turunkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam


sebagai mukjizat dan berfungsi sebagai petunjuk, pemberi hidayah, serta
pedoman umat Islam di seluruh dunia.

Bahkan kita juga tidak akan asing lagi jika mendengar kata Al-Qur’an, apabila di
baca, di dengar merupakan ibadah, sesuatu yang suci dan bisa membuat hati
orang yang mendengar, membaca dan meresapi nya bergetar, begitulah Al-Qur’an
suatu sumber yang harus kita jadikan dasar dalam hidup, dari segi bahasa nya
sangatlah indah tidak akan ada suatu apapun (Manusia) yang bisa menandingi Al-
Qur'an.

Al-Qur'an terdiri dari 30 juz, 114 surah. Berikut diantaranya fungsi-fungsi dari Al
Qur'an :

1. Sebagai mukjizat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam

2. Sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi

3. Sebagai petunjuk serta pembeda antara yang haq dan bathil

4. Sebagai pemberi hidayah, karena fungsi Al Qur'an tidak hanya untuk di


baca namun di hafal di pahami dan di amalkan dalam kehidupan sehari-hari

5. Sebagai pedoman hidup umat Islam di seluruh dunia


Allah telah menyebutkan di dalam Al-Qur’an mengenai keutamaannya,
salah satu nya telah di sebutkan di dalam surah Al Isra ayat : 82

"Dan kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan
menambah kerugian". (Q.S. Al-Isra : 82)

Apalagi di zaman sekarang begitu banyak fenomena yang telah kita alami dan
rasakan, setiap cobaan dan ujian yang telah di berikan kepada kita merupakan
suatu bentuk pengajaran dan kasih sayang nya Allah, agar kita dapat mengambil
hikmah dan memetik pahala dari kesabaran tersebut, tidak jarang kita pun terlupa
untuk kembali bangkit dari keterpurukan tersebut bahkan ada juga di antara kita
salah dalam mengambil sikap.

Alangkah baiknya apabila kita selalu ingat untuk kembali kepada Allah. Ibarat kata
seperti ini, ketika kita sedang berada di atas maka tunduklah untuk selalu
bersyukur atas segala nikmat, begitu juga apabila kita sedang berada di bawah
maka teruslah untuk bersujud dan bersimpuh di hadapan Allah Subhanahu wa
Taala, karena begitu banyak solusi yang telah Allah hadirkan salah satunya adalah
Al-Qur’an.

Berikut ada beberapa ayat Al-Qur’an yang bisa membuat kita untuk terus berpikir
dan bersyukur.

Allah Azza wa Jalla berfirman :

"Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak
ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada
kalian" (Q.S. Az-Zumar: 7).
Allah Ta'ala berfirman,

"Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan
sungguh Allah itu Syakir lagi Alim" (QS. An-Nisa: 147).

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran" (QS. Al-
Imran: 145).

Jika kita membahas tentang keutamaan, fungsi dan peranan Al-Qur’an


maka tidak akan ada habisnya, karena dari sisi manapun kita tetap bisa mengambil
hikmah, ibrah dan juga merupakan solusi dari segala hal.

Apabila ada masalah carilah Allah lalu bacalah Al-Qur’an dan bershalawat lah.

Allahumma Shalli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa 'Ala Ali Sayyidina Muhammad,


semoga generasi kita selalu cinta akan Al-Qur’an.

Ketika kita berhadapan dengan Al-Qur’an kita juga harus bisa


mempersiapkan apa saja yang harus ada ketika kita berhadapan dengan Al-Qur’an
diantara adalah :

A. Adab kepada Al-Qur’an (dengan menutup aurat)

B. Mempelajari Al-Qur’an dengan tajwid yang benar

C. Hadirkan selalu di dalam hati akan cinta Al-Qur’an

D. Iklas dalam membaca

E. Suci dari hadats dan najis serta menghadap kiblat

F. Membaca taawuz, basmalah, dan Tartil


9A9 IPENDAHULUAN

).).+atar BelakangI n d ! n e s i a a d a l a h s e b u a h n e g a r a y a n g
m e m p u n y a i m a s y a r a k a t i s l a m terbanyak diantara negara-negara lain
di dunia, dari sekitar )32 juta penduduk hampir 4(5 adalah penduduk
beragama islam yang taat karena itu
perhatian pemerintah banyak dupayakan untuk membangun masyarakat m
encarikesejahteraan r!haniah keagamaan disamping kesejahteraan
lahiriah. iantara upaya-upaya itu adalah penyediaan kitab suci Al-
 uran. #ami s e b a g a i s e ! r a n g y a n g b e r a g a m a i s l a m m e m b u a t
m a k a l a h i n i u n t u k l e b i h mengenalkan Al-uran di lingkungan
mahasiswa.).&. Perumusan "asalahAtas dasar penentuan latar
belakang diatas, maka kami dapat mengambil

).&. Perumusan "asalahAtas dasar penentuan latar belakang


diatas, maka kami dapat mengambil perumusan masalah sebagai
berikut6) . A p a p e n g e r t i a n A l - 7 u r / a n 8 & . B a g a i m a n a !
tentisitas Al-7ur/an8.Apa isi kanndungan Al-7ur/
an80.Apa $ungsi dan peran Al-7ur/an8) .  . Tujuan
P e n u l i s a n Setiap kita hendak melakukan sesuatu pek
e r j a a n a t a u p u n k e g i a t a n hendaknya kita melakukan atau lebih
dahulu apa yang kita yang ingin
kitac a p a i . S e h i n g g a a p a y a n g k i t a l a k u k a n l e b i h t e r a r a h
d a n t e r a t u r u n t u k memper!laeh hasil sesuai yang
diharapkan.Berdasarkan rumusan masalah diatas , tujuan penulisan
ini adalah untuk membahas
tentang6). Pengertian Al-7ur/an.&. %tentisitas Al-7ur/an.. Isi
kanndungan Al-7uran.4. fungsi dan peran alqur’an

You might also like