You are on page 1of 2

PERSOALAN PENDAHULUAN

A. Istilah dan Pengertian Persoalan Pendahuluan

Beberapa istilah yang digunakan dalam persoalan pendahuluan adalah Voorvrag di Belanda, Vorfrage di
Jerman, Incidental Question dan Preliminary Question di Inggris. Persoalan pendahuluan adalah suatu
persoalan/ masalah hukum yang harus dipecahkan/ ditetapkan terlebih dahulu sebelum putusan
terakhir atas suatu perkara HPI yang dihadapi hakim dapat ditetapkan.

B. Persyaratan Persoalan Pendahuluan

Untuk menetapkan adanya suatu persoalan pendahuluan dalam suatu perkara perlu dipenuhi 3 (tiga)
syarat, yaitu:

1. masalah utama berdasar kaidah HPI lex fori seharusnya diatur berdasarkan hukum asing.

2. dalam perkara harus ada masalah pendahuluan atau masalah subside yang menyangkut suatu unsur
asing, yang sebenarnya dapat timbul secara terpisah dan dapat diatur oleh kaidah HPI lain secara
indenpenden.

3. kaidah HPI yang diperlukan bagi masalah pendahuluan akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda
dari kesimpulan yang akan dicapai, seandainya hukum yang mengatur masalah utama yang digunakan.

C. Cara-cara Penyelesaian Persoalan Pendahuluan

Dalam teori HPI berkembang 3 (tiga) pandangan tentang cara penyelesaian persoalan pendahuluan:

1. AbsorptionPrinsipnya, melalui absorption lex causae yang dicari dan ditetapkan melalui penerapan
kaidah HPI untuk mengatur masalah pokok (main issue) akan digunakan juga untuk menjawab persoalan
pendahuluan. Jadi, setelah lex causaeuntuk masalah pokok ditetapkan melalui penerapan kaidah HPI lex
fori, masalah pendahuluannya akan ditundukkan pada lex causae yang sama, cara ini adakalanya disebut
cara penyelesaian berdasarkan lex causae.

2. Repartition

Pada dasarnya, melalui repartition hakim harus menetapkan lex causae untuk masalah pendahuluan
secara khusus dan tidak perlu menetapkan lex causae dari masalah pokoknya terlebih dahulu. Dengan
mengabaikan hukum mana yang akan merupakan lex causae untuk menjawab masalah pokok, hakim
akan melakukan kualifikasi berdasarkan lex fori dan menggunakan kaidah-kaidah HPI yang relevan
khusus untuk menetapkan lex causae dari masalah pendahuluan (zelfstandige aanknoping), cara ini
disebut penyelesaian dengan lex fori.

3. Pendekatan Kasus demi KasusAda pandangan yang berpendapat bahwa penetapan lex causaeuntuk
masalah pendahuluan atau incidental queation harus dilakukan dengan pendekatan kasuistis, dengan
memerhatikan sifat dan hakikat perkara atau kebijakan dan kepentingan forum yang mengadili perkara.
Menurut Cheshire, kebanyakan putusan hakim dalam kasus-kasus incidental question diselesaikan
melalui absoption. namun, Cheshire cenderung untuk menggunakan pola pendekatan yang ke tiga (case-
by-case approach) dengan memerhatikan kelas dari jenis perkara yang sedang dihadapi.

You might also like