You are on page 1of 22

“SIKAP, PRESEPSI, KECERDASAN,

DAN KEARIFAN MASYARAKAT


LOKAL TERHADAP HEWAN”
Kelas 5B (Kelompok 4)
ANGGOTA KELOMPOK

Abid Nashrullah Annisa Aulia Putri Nisa Kurnia Afsah Lamria Regina Sihaloho
A1D021029 A1D021033 A1D021034 A1D021041
Definisi Sikap,
Presepsi, Kearifan
Lokal dan Kecerdasan
Lokal
Definisi Sikap, Presepsi, Kearifan Lokal dan Kecerdasan Lokal

Sikap dalam hubungan manusia


dengan hewan mengacu pada cara
individu atau masyarakat secara
umum memandang, merasakan, dan
berperilaku terhadap hewan. Sikap ini
mencakup evaluasi positif atau negatif
terhadap hewan, serta perilaku dan
tindakan yang diambil terkait dengan
hewan.
Definisi Sikap, Presepsi, Kearifan Lokal dan Kecerdasan Lokal
Persepsi dalam hubungan manusia dengan hewan
merujuk pada cara individu atau masyarakat
secara subjektif menginterpretasikan, memahami,
dan merespons hewan dan kaitannya dengan
dunia sekitarnya. Ini mencakup bagaimana orang
melihat, mendengar, mencium, dan merasakan
hewan, serta bagaimana mereka memproses dan
mengartikan informasi tentang hewan tersebut.
Definisi Sikap, Presepsi, Kearifan Lokal dan Kecerdasan Lokal

Kearifan lokal dalam hubungan manusia


dengan hewan merujuk pada pengetahuan,
praktik, nilai, dan norma yang berkembang
di dalam suatu komunitas atau budaya
tertentu yang memengaruhi cara individu
atau masyarakat secara khusus berinteraksi
dengan, memperlakukan, atau memahami
hewan dalam konteks budaya mereka.
Definisi Sikap, Presepsi, Kearifan Lokal dan Kecerdasan Lokal

Kecerdasan lokal dalam hubungan manusia


dengan hewan merujuk pada kemampuan
individu atau komunitas untuk memahami
dan berinteraksi dengan hewan dalam
konteks budaya, lingkungan, atau kondisi
lokal yang khusus. Ini mencakup
keterampilan dan pengetahuan yang relevan
untuk beradaptasi, merawat, dan
memahami hewan dalam lingkungan budaya
dan alam sekitarnya.
Sikap dan Presepsi
Masyarakat Lokal
Terhadap Hewan
Sikap dan Presepsi Masyarakat Lokal Terhadap Hewan

Beberapa contoh sikap yang ditunjukkan oleh masyarakat


suku adat dalam upaya pelestarian hewan di Indonesia
meliputi:
1. Penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan;
2. Penghormatan terhadap hewan sebagai bagian dari
kehidupan;
3. Upaya konservasi alam tradisional;
4. Keterlibatan dalam ritual atau upacara adat yang
berkaitan dengan pelestarian hewan; dan
5. Membangun kesadaran dalam komunitas;
Sikap dan Presepsi Masyarakat Lokal Terhadap Hewan

Beberapa contoh presepsi yang ditunjukkan oleh masyarakat


suku adat dalam upaya pelestarian hewan di Indonesia
meliputi:
1. Presepsi masyarakat suku Sunda terhadap hewan dapat
bervariasi, tetapi beberapa contoh umum mungkin meliputi
Katak Raksasa: Di kalangan masyarakat Sunda, katak
dianggap sebagai simbol kekuatan dan keberuntungan.
Seekor katak raksasa diyakini oleh masyarakat Sunda dapat
menjaga dan melindungi danau. Penduduk setempat percaya
bahwa katak-katak di danau itu merupakan penjaga alam
danau dan mereka harus dihormati.
Sikap dan Presepsi Masyarakat Lokal Terhadap Hewan
2. contoh presepsi masyarakat
Suku Asmat terhadap mitos
hewan: Burung Cendrawasih,
dalam budaya Suku Asmat,
burung cendrawasih sering
dianggap sebagai makhluk yang
suci dan keramat. Mereka
percaya bahwa burung ini
adalah manifestasi roh nenek
moyang mereka dan memiliki
kekuatan magis yang dapat
memberikan keberuntungan
serta kesuburan.
Sikap dan Presepsi Masyarakat Lokal Terhadap Hewan
3. Suku Dayak adalah salah satu kelompok
etnis pribumi di Indonesia yang tersebar di
wilayah Kalimantan. Masyarakat suku
Dayak memiliki kekayaan budaya yang
kaya, termasuk mitos dan cerita-cerita
yang berkaitan dengan alam dan makhluk-
makhluk di sekitar mereka. Persepsi
masyarakat suku Dayak terhadap hewan
seperti buaya dan harimau mencerminkan
hubungan harmonis mereka dengan alam
dan lingkungan sekitar.
Kearifan Lokal Suku
Tertentu Dalam
Upaya Pelestarian
Hewan
Kearifan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian Hewan
Beberapa contoh kearifan lokal suku tertentu dalam upaya
pelestarian hewan, diantaranya:

1. Masyarakat Suku Lembang Seriale Tana


Toraja Sulawesi Selatan menggunakan
hewan kerbau dalam upacara adat
kematian Aluk Rambu Solo' Masyarakat
mempercayai bahwa makna dari
pemotongan kerbau dalam upacara
kematian merupakan ungkapan kasih
sayang, penghormatan, ucapan terima
kasih kepada orang yang telah meninggal.
Kearifan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian
Hewan
2. Goa Lawah, sebuah goa yang menjadi pusat
sebuah pura. Puluhan ribu kelelawar (lelawah)
tinggal dalam goa berdalaman sekitar 30
meter dan hidup berdampingan dengan umat
yang tiap hari bersembahyang. Kotorannya
jadi booster pupuk organik yang diambil
warga. Kelelawar dihormati atau disakralkan.
"Kelelawar diyakini simbol kesuburan.
Masyarakat Subak sebelum nanam padi
sembahyang dulu di sini agar hasilnya gemah
ripah, juga nelayan".
Kearifan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian Hewan

3. Kearifan lokal etnozoologi Budaya Suku Dayak


Losarang, Indramayu Jawa Barat. Suku Dayak
Losarang memiliki filosofi hidup “Ngaji rasa”
dimana mereka berusaha merasakan apa yang
dirasakan oleh makhluk hidup lain sehingga
pantang untuk menyembelih, menyakiti, ataupun
sekedar memanfaatkan tenaganya. Selain Suku
Dayak Losarang terdapat juga Suku Tengger
Gunung Bromo Jawa Timur bahwa kearifan lokal
berlandaskan welas asih pepitu seperti welas
asih pada sato kewan dan ibu pertiwi
menunjukkan kelestarian flora dan fauna di
lingkungan masyarakat Tengger.
Kecerdasan Lokal
Suku Tertentu Dalam
Upaya Pelestarian
Hewan
Kecerdasan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian Hewan

Contohnya Suku Anak Dalam (SAD)


merupakan aset budaya yang berharga bagi
Jambi. Dari berbagai hikayat dan penuturan
lisan, asal-usul suku anak dalam
disebutkan berasal dari tiga turunan yaitu
keturunan dari Sumatera Selatan, umumnya
tinggal di wilayah Kabupaten Batanghari,
keturunan dari Minangkabau, umumnya di
Kabupaten Bungo Tebo sebagian Mersam
(Batanghari) dan keturunan dari Jambi Asli
yaitu Kubu Air Hitam Kabupaten Sarolangun
Bangko.
Kecerdasan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian Hewan

Mereka memiliki bentuk upaya konservasi


itu antara lain:
1. Memilih hewan yang berukuran besar dan
sudah layak untuk dikonsumsi, tidak mau
mengambil hewan yang masih muda.
2. Kebiasaan mencari ikan dengan alat
pancing sederhana yang terbuat dari kayu,
tanpa menggunakan racun seperti potas.
3. Upaya domestikasi yaitu dengan
memelihara kura-kura sampai siap untuk
dikonsumsi.
Kecerdasan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian Hewan

Contoh lainnya suku Maybrat relatif sama


dengan teknik perburuan yang dilakukan
oleh kelompok etnik lainnya di Papua.
Teknik perburuan dengan menggunakan
busur dan panah, tombak, penggunaan jerat
dan anjing berburu. Anjing ini diberi
berbagai ramuan seperti kulit kayu halia
yang dalam bahasa Maybrat disebut bofit,
setiap pagi, siang, sore dan malam agar
penciumannya tajam terhadap berbagai
jenis binatang hutan.
Kecerdasan Lokal Suku Tertentu Dalam Upaya Pelestarian Hewan
Cara lainnya adalah dengan mencampur berbagai
daun-daunan dalam bambu dengan air, kemudian
dibakar di atas api, dan setiap pagi anjing diberi
minum air dari bambu tersebut. Selain itu, cairan
tersebut juga dimasukkan dalam hidung anjing
untuk mengeluarkan lendir dari hidung anjing agar
penciumannya tajam dan tetap hangat ketika
berada di daerah dingin atau ketika melakukan
kegiatan berburu di musim hujan dan pagi hari.
Cara ini masih tetap dipraktekkan dengan alasan,
kegiatan ini merupakan kegiatan turun-temurun,
serta mudah dan praktis untuk dilakukan tanpa
membutuhkan biaya yang besar.
Terima Kasih

You might also like