Professional Documents
Culture Documents
Makalah Perpindahan Panas
Makalah Perpindahan Panas
BAHASA INDONESIA
Dosen pengampu:
Ika Febriani, M. Pd
Disusun Oleh:
KELAS:
FAKULTAS TEKNIK
2023/202
Bagian 1
Deskripsi Heat Exchanger
1.1 Pengertian Heat Exchanger
Heat Exchanger atau dalam bahasa Indonesia disebut alat penukar panas
didefinisikan sebagai suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan/mentransfer
energi panas antara satu fluida dengan fluida lain pada suatu beda temperatur tertentu.
Pada sebagian besar heat exchanger, fluida kerja terpisah oleh suatu permukaan penukar
panas, dan secara ideal fluida kerja dengan fluida pemanas/pendinginnya tidak saling
bercampur.
Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terhadap dinding
pemisah (jika aliran tidak bercampur), maupun kontak langsung antar fluida (direct
contact). Heat Exchanger sangat banyak diaplikasikan di industri-industri seperti kilang
minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri pengolahan gas bumi, refrigerasi,
pembangkit listrik, dan industri lainnya. Contoh sederhana heat exchanger pada
kehidupan sehari-hari adalah pada radiator mobil di mana cairan pendingin
memindahkan panas mesin ke udara sekitar.
1.2 Klasifikasi Heat Exchanger
Heat Exchanger dapat dikelompokkan berdasarkan perbedaan karakteristik penukar
panasnya. Pengelompokkan tersebut dapat ditinjau dari aspek konstruksi mesin penukar
panas, proses perpindahan, degree of surface compactness, pengaturan aliran, pass
arrangements, fasa dari fluida kerja, dan mekanisme perpindahan panasnya. Berikut akan
dijelaskan jenis heat exchanger berdasarkan klasifikasi tersebut.
1
2. Plate Heat Exchanger
3. Extended Surface Heat Exchanger
4. Regenerators
1.2.1.1 Tubular Heat Exchanger
1.2.1.1.1 Double-Pipe Exchanger
Alat penukar panas tipe pipa ganda (Double-Pipe Exchanger) terdiri atas dua
buah pipa yang tersusun secara konsentris. Biasanya, alat penukar panas jenis ini
lebih lazim digunakan dalam bentuk pipa-U dan lebih dikenal dengan nama
hairpin exchanger. Tipe aliran yang digunakan adalah murni countercurrent.
Jumlah pipa yang digunakan dapat divariasikan sesuai dengan kebutuhan, baik
secara seri maupun paralel.
Double-Pipe Exchanger diperuntukkan sebagai penukar panas dengan
kapasitas kerja cukup kecil, kurang dari 300 ft2 dan cocok digunakan pada tekanan
tinggi[1]. Penukar panas jenis ini memiliki fleksibilitas yang tinggi karena unitnya
dapat ditambahkan maupun dikurangi sesuai kebutuhan, dengan desain yang
mudah untuk dioperasikan dan peralatan yang digunakan sudah distandarisasi
sehingga kualitasnya terjamin.
Hairpin Heat Exchangers merupakan desain yang paling efisien dalam
menangani proses dengan keluaran fluida panas memiliki temperatur yang lebih
rendah dibanding temperatur keluaran fluida pendingin (temperature cross) dan
menghasilkan luas permukaan kontak yang paling kecil. Selain itu, penukar panas
jenis ini juga banyak untuk mengoperasikan fluida dengan nilai fouling yang
ringgi, seperti slurry.
Hairpin Heat Exchangers sangat cocok digunakan apabila satu atau lebih
dari kondisi-kondisi berikut terpenuhi
1. Proses perpindahan panas terjadi secara temperature cross
2. Fluida kerja bertekanan tinggi
3. Fluida kerja mengandung partikulat padat atau berupa slurry
4. Pressure drop yang diperbolehkan rendah
5. Ketika alat penukar panas menjadi subjeck dari perubahan panas
mendadak
6. Ketika flow-induced vibration terjadi
7. Proses bersifat siklik
2
Gambar 2. Hairpin Heat Exchanger[3]
Alat penukar panas jenis ini menjadi pilihan pertama saat mendesain suatu heat exchanger
karena prosedur desain dan manufakturnya mudah dan dapat dibuat dari berbagai jenis
material. Selain itu, codes dan desain standar sudah banyak tersedia. Tidak ada batasan desain
dalam shell and tube, baik dari segi temperatur operasi, maupun tekanan.
3
fouling deposits-nya dapat dibersihkan secara kimiawi. Material yang digunakan
pada HE tipe ini biasanya alumunium (untuk fluida cyrogenics) dan stainless steel
untuk fluida dengan temperatur operasi yang tinggi sehingga CTHE merupakan
alat penukar panas dengan harga yang tidak murah.
CTHE memiliki beberapa keunggulan yang khusus, terutama ketika
dioperasikan untuk temperatur rendah untuk kasus-kasus berikut.
1. Perpindahan panas secara simultan antara lebih dari dua aliran
2. Tekanan operasi tinggi
3. Diperlukan sejumlah besar unit perpindahan panas
4
1.2.1.2 Plate Heat Exchanger
Plate Heat Exchanger (PHE) termasuk ke dalam jenis alat penukar panas
yang jarang digunakan di industri, namun memiliki beberapa keunggulan
dibanding penukar panas lainnya. PHE dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis,
yaitu Plate and Frame, Spiral Heat Exchanger, dan Panel Heat Exchanger.
1.2.1.2.1 Plate and Frame or Gasketed Plate Heat Exchanger
Alat penukar panas jenis ini biasa digunakan sebagai alternatif dari shell and
tube untuk penukaran panas cair-cair dengan tekanan rendah hingga menengah.
Alat ini terdiri atas bagian plate dengan empat saliran inlet dan outlet, serta bagian
frame.
5
Gambar 7. Spiral Plate Heat Exchanger[8]
6
Gambar 8. Panel Coil Heat Exchanger[9]
7
Gambar 10. Plate-Fin Heat Exchanger[1]
(a.) Skema alat, dan (b) Brazed alumunium HE
(Linde AG, Engineering Division)
Regenerator
Rotary
Fixed Matrix Regenerator
8
1.2.2.1 Heat Exchanger tipe Kontak Tak Langsung
Heat exchanger tipe ini melibatkan adanya suatu dinding pemisah antara
fluida kerja dengan fluida pemana/pendinginnya. Oleh karena itu, pada tipe ini,
tidak akan terjadi kontak secara langsung antara fluida-fluida yang terlibat. Pada
tipe kontak tak langsung ini, heat exchanger diklasifikasikan ke dalam tiga jenis,
yaitu HE tipe direct-transfer, storage type exchanger, dan fluidized-bed heat
exchanger.
1.2.2.1.1 Heat Exchanger tipe Direct Transfer
Pada alat penukar panas tipe ini, fluida kerja mengalir secara terus menerus
melewati dinding pemisahnya. Yang membedakan heat exchanger tipe ini dengan
tipe kontak tak langsung lainnya adalah aliran fluida kerjanya mengalir secara
kontinu dan tak terhenti sama sekali. Heat exchanger tipe ini sering disebut
dengan heat exchanger recuperator.
1.2.2.1.2 Storage Type Exchanger
Alat penukar panas tipe ini memindahkan panas secara bertahap melalui
dinding pemisah. Pada alirannya, terjadi penyimpanan sesaat sehingga energi
panas lebih lama tersimpan di dinding-dinding pemisahnya. Heat exchanger tipe
ini sering disebut dengan regenerative heat exchanger.
1.2.2.1.3 Fluidized-Bed Heat Exchanger
Pada alat penukar panas jenis ini, terdapat bed yang menyebabkan aliran
fluida panas yang melewati bagian ini kecepatannya menurun karena tertahan bed
yang ada dan panas yang terkandung akan lebih efisien diserap oleh padatan bed
tersebut. Selanjutnya, fluida dingin mengalir melalui saluran pipa yang dialirkan
melewati bed tersebut, dan secara bertahap panasnya ditrasfer ke fluida dingin.
9
Gambar 12. Fluidized-Bed Heat Exchanger[10]
10
1.2.3 Klasifikasi Heat Exchanger berdasarkan Surface Compactness
Klasifikasi Heat Exchanger yang dilakukan berbasis luas bidang kontak
perpindahan panas. Semakin luar permukaan kontak perpindahan panas per satuan
volumenya, maka semakin efisien perpindahan panas yang terjadi. Pengklasifikasian
berdasarkan faktor ini tentu disesuaikan dengan jenis fluida kerja yang digunakan.
Heat exchanger berdasarkan klasifikasi ini terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai
berikut.
1. Compact Heat Exchanger (700m2/m3)
2. Laminar Flow Heat Exchanger (3000m2/m3)
3. Micro Heat Exchanger (15000m2/m3)
11
4. Fluida kerja sangat sensitif terhadap temperatur, seperti contohnya adalah
produk industri pangan
Gambar 15. (a.) Pola Aliran Counterflow, dan (b) Distribusi Temperatur
Counterflow Exchanger
(i=inlet, o=outlet, t=temperatur fluida)
12
1.2.4.3 Crossflow Exchanger
Pola aliran ini terbagi menjadi tiga kodisi aliran berbeda, yaitu sebagai
berikut.
1. Kedua fluida tidak bercampur (Gambar 16.a)
2. Satu fluida tidak bercampur dan fluida lainnya bercampur (Gambar 16.b)
3. Kedua fluida bercampur (Gambar 16.c)
13
1.2.6.2 Heat Exchanger Cair-Cair
Pada umumnya, heat exchanger tipe ini menggunakan jenis shell and tube.
Kedua fluida dipompa melewati alat penukar pana, sehingga prinsip utama
perpindahan panas ini adalah berbasis forced convection (konveksi paksa).
1.2.7.2 Evaporator
Evaporator dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu fired system dan
unfired system.
1.2.7.2.1 Fired System
Pada tipe ini, terlibat pembakaran dari bahan bakar pada temperatur yang
sangat tinggi namun pada tekanan atmosferik (densitas rendah) dan menghasilkan
uap (steam). Alat penukar panas tipe ini sering disebut dengan boiler yang
berfungsi untuk mengubah seluruh fasa cair menjadi fasa uapnya.
1.2.7.2.2 Unfired System
Tipe heat exchanger ini melibatkan range temperatur yang sangat luas, dari
temperatur tinggi seperti nuclear steam generator hingga temperatur sangat
rendah seperti cryogenic gasifiers dan liquid natural gas evaporation. Alat tipe ini
14
banyak diaplikasikan di industri pengolahan bahan pangan untuk menguapkan
pelarut, membuat konsentrat dari larutan, dan aplikasi lainnya.
1.3 Pola Aliran Perpindahan Panas
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, heat exchanger banyak digunakan di
hampir semua industri. Biasanya, terdapat dua buah aliran yang masuk ke dalam HE di
mana panas berpindah dari aliran fluida bertemperatur tinggi ke fluida dengan temperatur
rendah. Aliran fluida panas memasuki heat exchanger dengan temperatur yang relatif
lebih panas, dan meninggalkan heat exchanger dengan temperatur yang lebih rendah.
Panas tersebut berpindah ke fluida dingin yang memasuki heat exchanger sehingga
fluida dingin ini ketika meninggalkan heat exchanger, suhunya relatif lebih tinggi.
Dalam mengatur pola aliran fluida ketika melewati heat exchanger, pada umumnya
dapat dibedakan menjadi dua jenis pola aliran, yaitu co-current dan counter-current[11].
15
Gambar 18. Kurva Karakteristik Temperatur pada Co-current dan Counter-Current[11]
(T1−t2)−(T2−t1)
LMTD = (T1−t2)
ln((T2−t1))
16
pada satu fluida ke fluida yang lainnya, heat exchanger dengan pola aliran berlawanan
arah (counter-current) akan menghasilkan luas permukaan kontak yang lebih kecil.
Dengan alasan itulah, industri-industri lebih senang menggunakan heat exchanger jenis
counter-current.
17
1.4.2 Kolom Fraksionasi dan Distilasi
Kolom fraksionasi merupakan salah satu unit operasi pada industri kimia. Kolom
fraksionasi diaplikasikan dalam industri petroleum, industri petrokimia, industri
pengolahan gas, dan industri lain yang sejenis. Distilasi merupakan cara yang paling
banyak digunakan, yaitu dengan memanfaatkan perbedaan volatilitas dari suatu
fluida. Sebelum memasuki suatu kolom distilasi, biasanya fluida akan memasuki
suatu kolom reboiler terlebih dahulu, agar mencapai kondisi ideal sebelum memasuki
kolom pemrosesan distilasi.[15]
18
Gambar 21. Contoh Unit WSAC
Sumber: www.process-cooling,com
19
Gambar 22. Polaris Plate Heat Exchanger
Sumber: polarisphe.com
20
Gambar 24. SulphuricAcid Dilution Unit
Sumber: superscientific.com/sulphuric-acid-dilution-unit.aspx
21
Gambar 25. Natural Draft Cooling Tower
Sumber: http://www.brentwoodindustries.com/assets/images/resources/natural-
cooling-tower-diagram.jpg
1.4.9 Quenching
Quenching merupakan proses perpindahan panas dengan prinsip pendinginan
secara mendadak. Proses ini banyak dilakukan di industri metalurgi, terutama pada
industri pengolahan baja (steelmaking). Prinsip dasar dari proses ini adalah
pemanfaatan pendinginan termodinamika yang mendahului kinetika. Maksudnya,
pada quenching, baja panas didinginkan secara mendadak sehingga ukuran partikel
baja masih besar dan tidak sempat mengecil walaupun suhunya sudah rendah. Karena
perubahan suhu (termodinamika) lebih cepat dibandingkan dengan proses
mengecilnya (kinetika) partikel baja tersebut.
22
Gambar 26. Proses Quenching pada Pemrosesan Logam Panas
Sumber: http://www.dow.com/ucon/images/guide_pg5_0002.jpg
23
Bagian 2
Algoritma Desain Heat Exchanger
2.1 Flowchart Algoritma Desain Heat Exchanger
Mulai
Menghitung koefisien
perpindahan panas total
Identifikasi dengan faktor koreksi = Ucalc
Masalah
YA 𝑈𝑡𝑜𝑡 − 𝑈𝑐𝑎𝑙𝑐
< 0.3
𝑈𝑡𝑜𝑡
Membuat neraca massa dan
energi. Menenetukan aliran dan
kondisi
TIDAK
Utor=Ucalc
Mengumpulkan data kimia Menghitung hilang tekan dari
& fisika dari umpan fluida sisi tabung dan kerangka
Mengestimasi biaya
Menentukan luas permukaan alat pembuatan alat penukar
penukar panas A=q/Utot∆Tm panas
24
2.2 Deskripsi Algoritma
2.2.1 Identifikasi masalah
Desain Heat Exchanger yang diajukan harus mampu mendefinisikan peristiwa
perpindahan panas yang terjadi pada suatu kolom stripper furfural dengan skema dan
kondisi sebagai berikut.
3
6 .
.
1 2
. .
4
5 .
.
Keterangan:
1 = Aliran umpan
2 = Aliran umpan pada keadaan saturated vapor
3 = Aliran atas stripper (output stripper)
4 = Aliran udara pendingin (input stripper)
5 = Aliran bawah stripper (furfural panas)
6 = Aliran furfural dingin
Kondisi Desain Heat Exchanger
1. Aliran umpan
Tekanan (P) = 375 kPa
Temperatur (T) = 341,54 K
Laju alir umpan = 1300 kmol/jam
Komposisi aliran (%-mol) :
Furfural = 79,642%
1,3-butadiena = 10,089%
1-butena = 6,8593%
n-butana = 3,3697%
vinyl benzena = 0,0300%
25
isopentana = 0,0100%
26
Temperatur (T) = 483.5 K
Laju alir = 1034 kmol/jam
Komposisi aliran (%-mol) :
Furfural = 100 %
6. Aliran furfural dingin
Tekanan (P) = 375 kPa
Temperatur (T) = T6 K
Laju alir = 1034 kmol/jam
Komposisi aliran (%-mol) :
Furfural = 100 %
2.2.2 Kesetimbangan
Untuk dapat menyelesaikan permasalahan desain heat exchanger, sebelumnya
perlu dianalisis derajat kebebasan (ADK) dan neraca massa komponen-komponen
fluida kerja.
27
Neraca Massa di Stripper
F2 + F4 = F3 + F5
Furfural : 0,796420 x F2 = F5 + X3,f x F3
1,3 butadiena : 0.100890 x F2 = X3,(1,,3b) x F3
1-butena : 0,068593 x F2 = X3,(1,but) x F3
n-butana : 0,033697 x F2 = X3,nb x F3
vinilCC6 : 0,000300 x F2 = X3,vin x F3
isopentana : 0,000100 x F2 = X3,iso x F3
udara : F4 = X3,ud x F3
28
Tabel 4. Variabel Persamaan Antoine Fluida Kerja
Tabel 5. Data Fisika Fluida pada Tekanan Kerja 350 kPa dan 375 kPa
29
Kemudian, nilai koefisien perpindahan panas total dapat dihitung melalui persamaan
berikut.
1 1 1 𝑑𝑜×ln(𝑑𝑜⁄𝑑𝑖) 𝑑𝑜 𝑑𝑜
= + + + +
𝑈𝑜 ℎ𝑜 ℎ𝑜𝑑 2𝑘𝑤 𝑑𝑖×ℎ𝑖𝑑 𝑑𝑖×ℎ𝑖
(T1−t2)−(T2−t1)
LMTD = (T1−t2)
ln((T2−t1))
30
Perhitungan luas permukaan tersebut dapat dilakukan menggunakan persamaan laju
perpindahan panas sebagai berikut.
Q = Utot A ∆TLM
Q = Ucalc A ∆TLM
|𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝐴𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖|
Error = x 100%
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝐴𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖
31
hilang tekan dari desain yang telah dipilih. Pressure drop ditentukan pada sisi tabung
maupun sisi kerangka dengan persamaan-persamaan berikut.
dengan:
∆Pbi = hilang tekan ekivalen pipa ideal
∆Pc = hilang tekan internal
∆Pw = hilang tekan pada bagian window
Rb = faktor koreksi (0,5—0,8)
Rl = faktor koreksi baffle
Nc = jumlah pipa yang terlewati aliran crossflow
Ncw = jumlah barisan pipa yang terlewati pada tiap baffle
Nb = jumlah baffle
Rs = faktor koreksi bagian entrance dan exit
32
Daftar Pustaka
33
[9]
https://www.tranter.com/Tranter%20Images/ECLThreeBanks.png diakses pada tanggal 17
April 2016
[10]
http://artikel-teknologi.com/wp-content/uploads/2013/04/20130425-111454-AM.jp
diakses pada tanggal 17 April 2016
[16]
http://www.nzifst.org.nz/unitoperations/httrapps1.htm diakses pada tanggal 19 April 2016
[17]
https://ummuzuhail.wordpress.com/dunia/cooler-dan-cooling-tower/ diakses pada tanggal
19 April 2016
34