You are on page 1of 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANAK DALAM

MENGGAMBAR DENGAN METODE DEMONTRASI


DI KELOMPOK B RA AL-FURQON JATIROKEH
KECAMATAN SONGGOM KABUPATEN BREBES

TRI UTAMI
NIM: 857549704
Email:tritami07@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini berlatar belakang pada masih rendahnya kemampuan menggambar anak
didik. Hal ini disebabkan alat pembelajaran khususnya media untuk pembelajaran yang
terbatas, kemampuan menggambar dan mewarnai kurang, pendidik kurang
mengembangkan media pembelajaran yang tersedia sehingga hasil pembelajaran masih
belum maksimal. Penelitian memilik tujuan untuk: 1) Bagaimana proses pembelajaran
menggambar menggunakan metode demonstrasi di RA-AL Furqon Jatirokeh? 2) Apakah
ada peningkatan kemampuan siswa RA AL-Furqon Jatirokeh dalam menggambar setelah
menggunakan metode demonstrasi dengan diterapkan metode demonstrasi yang
menarik?. Penelitian ini dilakukan di RA AL-Furqon Jatirokeh Kecamatan Songgom,
Kabupaten Brebes, siswa kelompok B yang memilik total 14 anak. Penelitian dilakukan
dengan 2 siklus yaitu siklus satu dan siklus dua. Rancangan yang dipergunakan ialah
rancangan penelitian tindakan kelas. Pada setiap siklus terdiri dari beberapa urutan
sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dilaksanakannya
penelitian ini mengharapkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran , yakni meningkatnya kemampuan menggambar anak didik. Dengan
pemanfaatan metode tersebut telah dapat menumbuhkan semangat belajar anak dan
keaktifan anak dalam pembelajaran menggambar, hal ini ditunjukan dengan anak tersebut
untuk melakukan kegiatan menggambar secara terus menerus sampai anak bisa
mempraktekan yang guru berikan. Berkaitan dengan penelitian ini disarankan guru lebih
sering memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan secara berulang
tentang materi yang diberikan serta anak terlibat secara aktif serta membuat media yang
menarik fokus anak. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan menggambar anak didik agar
dapat berkembang secara maksimal.
Kata Kunci: Hakikat Anak, Menggambar, Metode demonstrasi
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seorang Guru Anak Usia Dini (AUD) harus memiliki pengetahuan tentang
berbagai seni termasuk menggambar. Ide ini berguna bagi guru saat mengevaluasi
gambar anak dan mengajari anak menggambar dengan baik. Ciri-ciri seni anak,
perkembangan seni anak dari berbagai sudut pandang, pedagogi yang melahirkan
seni, ingin mengetahui cara membesarkan anak dengan bantuan keterampilan
artistik, teknik dan mengetahui cara memilih metode yang tepat. dan ulasan.
Dengan demikian, menggambar AUD memberikan pemahaman tentang bagaimana
pembelajaran seni mempengaruhi perkembangan anak, keterampilan dan teknik
penilaian, dan metode perbandingan. Pendidikan prasekolah yaitu pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir hingga dengan usia enam tahun, yang
dilaksanakan dengan memberikan insentif pendidikan untuk mendorong
pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani agar anak siap melanjutkan
pendidikan.

Menurut Pasal 28.20/2003, Ayat 1 UU Sisdiknas, yang menyatakan bahwa


anak ialah anak yang berusia antara nol sampai dengan enam tahun (Fadlllah,
2014:18). Anak pada usia dini merupakan tahapan yang sangat penting dalam
stimulasi untuk perkembangan yang maksimal. Perkembangan otak pada anak
terjadi dengan sangat cepat, itulah sebabnya masa ini disebut masa emas atau
golden age. Dalam pendidikan usia, dasar-dasar pendidikan siswa diciptakan agar
seluruh potensi siswa dapat dikembangkan secara maksimal. Pendidikan prasekolah
merupakan mata pelajaran dasar pendidikan lanjutan yang disesuaikan dengan
tahapan pendidikan anak usia dini.

Suyadi (2014:22) menyatakan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini


terutama untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai
hasil yang optimal. Banyak aspek yang perlu dikembangkan pada anak yaitu aspek
kognitif, aspek fisik dan motorik, aspek sosio-emosional, aspek linguistik, aspek
moral dan religi serta aspek seni. Pada masa inilah anak mengalami masa
keemasannya, sehingga masa ini sangat penting bagi perkembangan penampilan
anak. Salah satu bidang pengembangan kreativitas anak adalah sisi artistik, karena
kreativitas merupakan potensi anak yang harus dikembangkan sejak usia dini.
Setiap anak memiliki kemampuan kreatif, dari segi pendidikan bakat kreatif dapat
dikembangkan, sehingga harus dipupuk sejak dini. Kreativitas anak berkembang
secara optimal melalui kegiatan bermain yang sistematis seperti pertumbuhan dan
perkembangan kelompok usia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perkembangan kecerdasan anak


meningkat dari 50% menjadi 80%. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya usaha
untuk mengembangkan semua potensi anak pada usia prasekolah, karena pada usia
ini anak menjalani masa sensitif yaitu pematangan fungsi tubuh dan kesiapan
psikologis untuk merespon rangsangan lingkungan. Masa peka adalah masa dimana
diletakkan dasar bagi perkembangan seluruh potensi anak, termasuk seni dalam hal
ini menggambar, minat dan bakat, serta imajinasi. Melalui menggambar, anak-anak
belajar berbagai bentuk dan warna sehingga mereka dapat membedakan preferensi
mereka untuk menggambar dibandingkan dengan media lainnya.

Suasana atau kondisi lingkungan yang aman, bebas dan santai diperlukan
untuk perkembangan daya imajinasi dan keterampilan dasar anak, dimana anak
dapat merespon rangsangan yang diberikan oleh guru dengan cara tertentu yang
wajar, tepat dan menyenangkan. Ruang ini penuh dengan aktivitas menggambar
yang menyenangkan dan kreatif yang mendorong anak-anak untuk bereksplorasi
dan bereksperimen untuk mengembangkan emosi dan kepercayaan diri.
Perkembangan emosional seni terlihat ketika anak-anak menggambar di atas kertas
gambar.

B. Rumus Masalah

Dengan mempertimbangkan konteks yang telah diuraikan di atas, maka


dapat diformulasikan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana metode demonstrasi dapat meningkatkan proses
pembelajaran menggambar pada kelompok B di RA Al-
Furqon Jatirokeh?
2. Apakah ada peningkatan kemampuan menggambar siswa kelompok
B di RA-Al Furqon Jatirokeh dalam menggambar setelah
menggunakan metode demonstrasi?

C. Tujuan perbaikan

Seperti permasalahan diatas tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk siswa
Menaikan kemampuan dasar anak untuk dapat menggambar dengan baik
menggunakan metode demonstrasi.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus pada penelitian ini ialah untuk meningkatkan kualitas guru dalam
mengajar.

D. Keuntungan memperbaiki

1. Manfaat bagi siswa

• Membantu anak mengeksplorasi dan memahami konsep bilangan.

• Menaikan hasil penilaian siswa

• Menaikan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

• Mengembangkan kemampuan berpikir siswa.

2. Manfaat bagi guru

• Meningkatkan kinerja pendidik pada kegiatan belajar mengajar.

• Menaikan kepercayaan diri dalam pengembangan pengetahuan.


• Kami meningkatkan profesionalisme pendidik dalam proseskegiatan belajar.

3. Layanan untuk Sekolah

• Berperan sebagai guru sekolah dalam kegiatan pembelajaran.

• Kegiatan pembelajaran di kelas lebih efektif dan efisien.

• Sekolah dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.


I. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka menjadi dasar perencanaan/pelaksanaan tindakan


perbaikan dan menjadi acuan dalam pembahasan hasil penelitian. Dalam hal ini, teori
yang menjadi dasar penulis untuk membahas hasil penelitian adalah sebagai
berikut:
A. Menggambar
Pendidik Anak Usia Dini (AUD) harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang seni, termasuk menggambar. Ide ini akan berguna bagi guru dalam menilai
hasil gambar anak serta mengajar anak menggambar dengan baik. Pada prinsipnya
kegiatan menggambar anak merupakan kegiatan naluriah, seperti makan, minum,
berbicara dan bercerita kepada orang lain.
Menggambar adalah aktivitas yang melibatkan tindakan mencoret,
menggores, atau menorehkan benda tajam pada permukaan lain, serta
menambahkan warna untuk membuat gambar. Banyak anak-anak tertarik
pada proses menggambar, dan sering melakukannya. Pendidik dan orang
tua harus membimbing anak-anak dalam proses menggambar. Menurut
Sumanto (2005: 48), ada beberapa jenis menggambar berdasarkan cara
pembuatannya. Pertama, menggambar secara bebas dengan menggunakan
alat gambar tanpa bantuan alat lain seperti mistar, jangka, dan sejenisnya.
Karakteristik dari gambar bebas adalah spontan, kreatif, unik, dan
individual. Kedua, menggambar dengan bantuan peralatan seperti mistar,
penggaris, jangka, busur derajat, dan sablon. Ciri dari jenis gambar ini
adalah terikat, statis, dan tidak spontan..
Sumanto (2005: 48) menekankan bahwa pembelajaran menggambar yang
tepat di kelompokkan sebagai Bermain atau di Taman Kanak-Kanak bukanlah
menggambar dengan bantuan mistar dan sejenisnya, tetapi lebih kepada
menggambar secara bebas yang dilatihkan pada anak-anak, seperti menggambar
bebas, menggambar imajinatif, mewarnai gambar, dan lainnya. Menggambar bebas
adalah menggambar secara bebas dengan menggunakan alat gambar tanpa bantuan
alat lain seperti mistar, jangka, dan sejenisnya. Ciri dari hasil menggambar bebas
adalah bebas, spontan, kreatif, unik, dan individual.Gambar-gambar yang dibuat
oleh anak-anak menjadi cerita yang unik untuk diamati dengan melihat konteks
kehidupan anak. Jika pada titik tertentu anak tidak dapat mengekspresikan dirinya
dengan benar, cerita di balik gambar dapat membantu Anda mengungkapkan
pendapat Anda.
B. Manfaat Menggambar
Kegiatan menggambar merupakan hasil belajar dan apresiasi anak. Hal itu
memiliki efek mendukung perkembangan otak anak, terutama melatih otak kanan
di bidang seni. Secara umum fungsi dan manfaat gambar bagi anak dapat diuraikan
sebagai berikut;
a. Menggambar sebagai sarana bercerita, anak-anak membayangkan bahwa
teman mereka akan mengajak mereka bermain di sekolah setiap waktu.
Tentu saja, lukisan ini dibuat oleh anak-anak di rumah pada waktu
senggang mereka dan saat bermain bersama orang tua mereka. Cerita
dalam lukisan yang dilukis oleh anak merupakan tanda bahwa kegiatan
melukis digunakan untuk merepresentasikan peristiwa kehidupan, atau
untuk berimajinasi.
b. Menggambar sebagai sarana mengekspresikan emosi Ilustrasi anak-anak dalam
sebuah gambar adalah ekspresi visual sebagai asosiasi. Asosiasi didefinisikan
sebagai hubungan peristiwa dengan gambar sebagai ekspresi emosi. Asosiasi ini
sering dibuat oleh anak-anak dan menjadi jelas dan nyata ketika pikiran anak mulai
bergeser dari pemikiran tertentu ke pemikiran yang nyata dan global.
c. andingkan dengan menggunakan gambar sebagai sarana bermain, ketika
anak-anak melukis, momen yang indah terjadi. Oleh karena itu, melukis
membangkitkan imajinasi anak-anak. Imajinasi yang muncul dapat berupa
bentuk-bentuk yang terkadang tidak terlihat oleh orang dewasa, atau
bentuk-bentuk sederhana seperti lingkungan sekitar anak. Selain itu,
muncul pula gambar-gambar bermain, misalnya anak-anak bercerita
tentang permainan drum sambil melukis alat musik perkusi dan menirukan
irama kendang.
d. Menarik dari ingatan, dalam ilustrasi ada cerita yang diceritakan anak. Bisa cerita
sedih atau cerita bahagia. Pemodelan gambar juga menunjukkan bahwa gambar
adalah ekspresi emosi dan gambar adalah bahasa visual untuk anak-anak. Acara ini
juga melatih anak untuk mendemonstrasikan pengalaman. telah terjadi.
e. Menggambar melatih kreativitas anak. Kebiasaan anak adalah mencari perhatian
orang lain. Karakter ini juga muncul dalam gambar anak-anak. Usaha untuk
mendapatkan perhatian orang lain dilakukan dengan cara yang berbeda-beda,
misalnya dengan melakukan sesuatu yang berbeda dari orang lain.
Mengenai gambar, anak akan membuat gambar yang berbeda dari gambar yang
sudah dibuat. Dengan demikian, muncul kreativitas untuk menciptakan karya seni,
termasuk menggambar.
A. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demontstrasi


Metode demonstrasi merupakan suatu metode yang menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada anak didik. (munjin nasih, 2013: 63). Menurut Abdul Majid
(2015:197) metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi,
atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Demonstrasi adalah
salah satu teknik mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang
dengan sengaja diminta atau siswa sendiri ditunjuk untuk memperlihatkan kepada
kelas tentang suatu proses atau cara melakukan sesuatu. (Usman, 2002: 45). Dari
beberapa definisi yang telah dijelaskan, disimpulkan bahwa metode
demonstrasi merupakan teknik penyampaian materi pelajaran dengan cara
menampilkan dan mempraktekkan suatu proses kepada para siswa.
Metode ini seringkali diterapkan untuk memperoleh pemahaman yang
lebih tepat terkait dengan pengaturan dan pembuatan barang, cara kerja
suatu hal, serta proses penggunaannya.
B. Manfaat Metode Demonstrasi
 Pembelajaran anak lebih terfokus pada subjek yang sedang
dipelajari,
 perhatian anak dapat lebih terpusat.
 Dalam proses ini, pengalaman dan kesan yang diperoleh anak
menjadi lebih melekat dalam ingatannya. (Darajat, 1985).

II. PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian

 Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini merupakan objek utama yang di teliti dalam
sebuah penelitian. Penelitian dilakukan pada 14 siswa didik yang terdiri dari enam
siswa laki-laki dan delapan anak perempuan di kelompok B RA AL-FURQON
Jatirokeh Kecamatan Songgom Kabupaten Brebes dengan tema negaraku.
 Tempat Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di RA AL-FURQON Jatirokeh Kecamatan


Songgom Kabupaten Brebes
 Waktu pencarian

Waktu pencarian diawali sejak pukul 07:30 WIB sampai 10:00 WIB.
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 10 sd 15 April 2023, siklus I
dilaksanakan pada tanggal 02 sd 06 Mei 2023 dan siklus II dilaksanakan pada
tanggal 15 sd 20 Mei 2023.

B. Deskripsi siklus

PKP Proses pelaksanaannya meliputi 2 prosedur, yaitu: Prosedur umum dan


prosedur khusus. Arah penelitian untuk meningkatkankemampuan pembelajaran
matematika melalui permainan tebak angka dengan kartu digital, khususnya
sebagai berikut: proses pembelajarandicapai melalui tahapan sebagai berikut:
tahapan pembelajaran yang disebutkan dalam Rencana Perbaikan Rencana Aksi
Harian (RPRPKH).
Langkah-langkah terorganisir untuk belajar meliputi: Kegiatan awal/pembukaan,
Kegiatan utama, Istirahat, Operasi/akhir terakhir.
Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Kelas (PTK) berlangsung dalam dua siklus, Di
mana setiap putaran terdiri dari empat fase, yakni tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Pra siklus

a. Perencanaan

Pelaksanaan pembelajaran awal dilaksanakan pada tanggal 10 April 2023,


merencanakan kegiatan sehari-hari, merencanakan pengelolaan kelas, menganalisis
hasil skor kompetensi anak, menyediakan alat dan bahan pembelajaran.
b. Pelaksanaan

Kegiatan Peningkatan untuk mengembangkan rencana kegiatan harian untuk


siklus sebelumnya, yaitu: Kegiatan pengantar / kegiatan awal ± 30 menit, kegiatan
dasar ± 60 menit, istirahat ±30 menit, akhir/akhir operasi ±30 menit.
c. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran pra siklus, ditemukan kelebihan dan


kekurangan, guru menganalisis hasil observasi dan Penilaian. Guru mengambil
tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran.
d. Refleksi

Berdasarkan hasil kegiatan pra siklus, gambarlah kelebihan dan kekurangan:


• Kelebihan:

Anak memperhatikan kegiatan

• Kelemahan:

Anak tidak berpartisipasi aktif Dalam kegiatan pembelajaran secara maksimal, anak
masih bermain sendiri dalam proses pembelajaran, anak masih belum dapat
menyelesaikan tugas secara maksimal seperti yang diharapkan oleh guru.
Dari hasil refleksi, maka peneliti memandang perlu untuk melaksanakan
perbaikan pembelajaran pada siklus I.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Dari rumusan masalah, peneliti memiliki rencana untuk meningkatkan


pembelajaran seperti yang dijelaskan dalam Rencana Perbaikan Rencana Kegiatan
Harian (RPRKH) Siklus I, yaitu: (RKH) ) ditandatangani oleh kepala sekolah,
berkomunikasi dengan asesor tentang masalah perkembangan kognitif anak usia
dini, menghitung kartu angka, merencanakan langkah – langkah kegiatanperbaikan,
merencanakan pengelolaan kelas, menyediakan alat dan bahan untuk membantu
meningkatkan berhitung melalui permainan tebak angka dengan pemegang kartu
angka.
b. Implementasi Aksi

Kegiatan perbaikan untuk menyusun Rencana Aksi Harian Siklus I, yaitu:


Inisiasi/Aktivitas Awal ± 30 menit, Kegiatan Utama
± 60 menit.

• RKH 1 (Pt menggambar bentuk persegi di kertas putih).


• RKH 2 (PT menunjukkan bendera negara).

• RKH 3 (PT menggambar bentuk bendera).


• RKH 4 (PT menggambar bentuk tiang).

• RKH 5 (PT menggambar bendera di tiang bendera).


Istirahat ± 30 menit. Tutup/operasi terakhir ±30 menit.
Pada kegiatan terakhir ini merupakan kegiatan ringan, jenis kegiatan yang
tidak menguras tenaga anak, tetapi menyenangkan danmerupakan kegiatan dimana
anak dapat mengulangi kegiatan yang diberikan oleh guru, seperti : Menyanyi,
puisi, tanya jawab, anak diajak berdiskusi semua hasil kegiatan dari awal sampai
akhir, guru mengevaluasi penampilan anak terbaik dan yang tertinggal. pesan,
diakhiri dengan doa penutup, salam, dan perjalanan pulang.
c. Observasi

Observasi dilakukan oleh seorang ahli. Dari hasil penilaian evaluator


terhadap kegiatan guru, ditarik kesimpulan sebagai berikut: guru memperjelas alat
peraga/perbekalan yang akan digunakan, guru menjelaskan dan menyajikan cara
menghitung, guru menggunakan metode yang tepat, guru memberikan pekerjaan
rumah kepada anak untuk dicoba kegiatan berhitung meskipun hasilnya tidak
sempurna, komentar siswa yang dilakukan evaluator seperti berikut: maksimal,
peningkatan minat belajar anak pada kegiatan digital, dengan perhatian khusus pada
anak yang dapat/belum mengikuti kegiatan digital.
d. Refleksi

Tahap refleksi penulis bekerjasama dengan evaluator dan berdiskusi dengan


pembimbing untuk mereview semua hasil Siklus I.
Hasil refleksi adalah: upaya guru dalam pemanfaatan media belum
maksimal, dalam penghapusan kegiatan Menggambar yang
belum diulang-ulang, tingkatkan prestasi kegiatan menggambar, berikan perhatian
khusus kepada anak-anak yang sudah mampu daripada anak-anak yang tidak pandai
dalam kegiatan menggambar.
Berdasarkan hasil kegiatan refleksi siklus I, peneliti berpendapat bahwa
tindakan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran pada siklus II.

3. Siklus II

a. Rencana

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, disusun rencana perbaikan untuk siklus


II. Rencana perbaikan Rencana Aksi Harian Siklus II menyoroti indikator-indikator
yang belum tercapai dalam rencana perbaikan Rencana Aksi Harian I. RENCANA
PENINGKATAN RENCANA KEGIATAN HARIAN II, yaitu:
tujuan yang dikembangkan untuk meningkatkan keterampilan menggambar anak
usia dini melalui metode demonstrasi, membuat rencana kegiatan harian (RKH)
yang ditandatangani oleh kepala sekolah, Berbicara dengan penilai tentang anak
usia dini. Permainan Tebak gambar dengan Kartu Untuk Pembelajaran Soal
menggambar , Permainan Tebak gambar bentuk untuk Perencanaan Langkah-
Langkah Meningkatkan Kegiatan menggambar Anak Usia Dini, Merencanakan dan
Meningkatkan Manajemen Kelas Menyediakan alat dan bahan untuk Pelaksanaan.
b. Ukur

Pembukaan/kegiatan awal ± 30 menit. Kegiatan inti ± 60 menit.


• RKH 1 (PT menggambar bentuk persegi dengan kertas berwarna).

• RKH 2 (PT menebak bentuk rumah adat).

• RKH 3 (PT bermain puzzle rumah).

• RKH 4 (PT menggambar setengah lingkaran dan persegi panjang).

• RKH 5 (PT menggambar bentuk rumah hanoi dikertas berwarna).


Istirahat ±30 menit.

Selesai/aktivitas terakhir ± 30 menit.

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh para ahli. Temuan berikut diperoleh dari


pengamatan ahli terhadap aktivitas guru. Cukup untuk menghitung dan hasilnya
sempurna. Berikut adalah pengamatan siswa oleh penilai : anak termotivasi untuk
melakukan tugas berhitung, dan tugas berhitung masih perlu diulang. Upaya guru
menggunakan media sangat besar, meningkatkan jumlah tugas yang menghitung
jumlah yang dilakukan. Anak yang mau mencoba lagi diberikan perhatian khusus
tanpa diskriminasi.

d. Retrospektif

Selama fase retrospektif, penulis bekerja dengan evaluator dan bekerja sama
dengan supervisor untuk meninjau semua temuan Siklus II. Upaya guru dalam
menangani media sangat maksimal.

C. Teknik Analisis Data

Ada dua jenis data yang diperoleh dengan PTK ini.

 Data Kualitatif, yaitu data dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran.


 Data Kuantitatif, yaitu data dari hasil tugas yang diselesaikan dankinerja masing-
masing siswa.
Data yang digunakan dalam PTK adalah Data Hasil Belajar, yang digunakan
untuk memberikan kesempatan bereksperimen langsung dengan kegiatan yang
diawali dengan format penilaian yang terarah dan membantu mengidentifikasi
peningkatan kinerja setiap siswa.
Data peningkatan dan pemahaman siswa dikumpulkan berdasarkan
peningkatan tingkat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dari siklus ke siklus.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil penelitian tentang kegiatan


peningkatan/pengembangan pembelajaran.
1. Pra Siklus

RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes,


Kelompok B, berusaha meningkatkan kemampuan berhitung anak usia dini melalui
permainan tebak angka menggunakan media kartu angka, namun harapan guru
kurang memuaskan. Berdasarkan data yang diperoleh pada RKH I, anak dapat
mengerjakan tugas dengan baik dan benar (●) 4 anak (35,70%) baik (√) dan 10
(64,30%) anak gagal (○).
Berdasarkan data tersebut, peningkatan kemampuan menggambar anak
usia dini melalui metode demonstrasi di RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan
Songgom, Kabupaten Brebes masih kurang optimal sehingga perlu. Memperbaiki
tindakan yang dilakukan pada Siklus I.

2. Siklus I

Peningkatan Keterampilan Menggambar Anak Usia Dini

Dengan metode demonstrasi Pada Kelompok B RA AL-FURQON Jatirokeh,


Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes belum memenuhi harapan gurunya.
Menurut data yang diperoleh dari hasil RKH ke-5, anak yang dapat bekerja dengan
baik dan benar (●) 4 anak (35,70%) dan 10 anak (64,30%) yang gagal (○).
Berdasarkan data tersebut, peningkatan kemampuan berhitung anak usia
dini dengan permainan tebak angka menggunakan media kartu angka di RA AL-
FURQON Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes masih kurang
optimal dan perlu ditingkatkan. Tindakan yang dilakukan pada Siklus II.
3. Siklus II

Meningkatkan Keterampilan Menggambar Anak Usia Dini

Melalui metode demonstrasi Pada Kelompok B RA AL-FURQON Jatirokeh,


Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes Mencapai hasil sesuai dengan indikator
yang diharapkan.
Berdasarkan data RKH ke-5 yaitu anak dapat bekerja denganbaik dan benar
12 anak (85,71%) berkinerja baik 2 anak (14,29%). Dengan menggunakan data
tersebut, peningkatan kemampuan menggambar anak usia 5-6 Tahun dengan
metode demonstrasi dari Siklus II, RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan
Songgom, Kabupaten Brebes sejalan dengan apa yang dikatakan guru. Saya
diharapkan menjadi seorang peneliti.

B. Pembahasan Hasil Kegiatan Peningkatan/Pengembangan Pembelajaran


1. Prasiklus

Hasil Prasiklus Kelompok B RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan


Songgom, Kabupaten Brebes Perlu adanya perbaikan tindakan yang dilakukan
dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH) menunjukkan bahwa Permainan Menebak
Kartu Angka Kelompok B meningkatkan kemampuan menghitung angka anak usia
dini.
2. Siklus I

RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes


masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peningkatan pembelajaran pada siklus
I gagal mencapai ketuntasan belajar siswa. Untuk memahami perlunya peneliti
melaksanakan perbaikan pada pembelajaran Siklus II.
3. Siklus II

Pengamatan Penilai dalam Proses Pembelajaran Siklus II

berlangsung. Hal ini terlihat di bawah ini: anak sudah tertarik dengan latihan
menggambar yang diberikan oleh guru. Sebagian besar anak dapat menggambar
bentuk dengan sangat baik. Kebanyakananak pandai menggambar bentuk rumah.
Data pembelajaran siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan kualitasproses
dan hasil belajar.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. PENINGKATAN kemampuan menggambar dengan metode demonstrasi DI


KELOMPOK B RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes
dilakukan akan kreativitas. Peningkatan ini dapat dilihat dari pengamatanpada akhir
kegiatan perbaikan dalam kegiatan pembangunan. Dengan anak yang mampu
menyebutkan angka 1 hingga 10 dan keterlibatan langsung anak, kegiatan belajar
tidak akan membosankan dan mereka akan merasa menyenangkan dan menarik.
Belajar berhitung menggunakan kartu angka dengan gambar lucu. Secara kuantitatif
terjadipeningkatan jumlah anak sebesar 92,8% berdasarkan grafik hasil pada akhir
Siklus 2.
2. Kegiatan Menghitung Angka Melalui Permainan Menebak Angka Menggunakan
Media Kartu Angka di Kelompok B RA AL-FURQON Jatirokeh, Kecamatan Songgom,
Kabupaten Brebes meningkat denganadanya pengulangan kegiatan, dan kartu angka
bergambar merangsang minat anak dalam belajar angka dapat meningkat.

B. Saran dan Tindak Lanjut

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian, maka dibuat saran sebagaiberikut.


1. Pengajar TK diharapkan mampu mengikuti perkembangan dunia pendidikan anak
usia dini dan menaikan kualitas kegiatan perkembangan.
2. Kegiatan menggambar diulangi untuk merangsang kreativitas anak dalam
mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya..
3. Kegiatan berhitung dengan menggunakan kartu angka menginformasikanpendidik
PAUD, baik guru maupun orang tua, menetapkan harapan yangwajar bagi anak, dan
menyelaraskan dalam merangsang cara untukmengembangkan kreativitas anak.

DAFTAR PUSTAKA
Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,
SD/MTS, dan SMA/MA. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi
ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Dahlia dan Suyadi. (2014). Implementasi Dan Inovasi Kurikulum Paud 2013.
Program Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Bandung: PT Remaja
Rosda karya.
KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:

http://kbbi.web.id/fisiologis [Diakses 30 April 2023].

Mayar, F. (2013). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk
Masa Depan Bangsa. Jurnal Al-Ta’lim, Jilid 1, No. 6, hlm. 459-464.
Femi Olivia (2013). Gembira Bermain Corat-Coret. Jakarta : Kompas Gramedia
http://id. Wikipedia.org/wiki/mewarnai
Sumanto (2005). Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK. Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat
Ketenagaan Perguruan Tinggi: Jakarta
Rini Hildayani,dkk (2016) Psikologi Perkembangan Anak. Buku Materi
Pokok PAUD 4104/4sks/Modul 1-12. Penerbit Universitas Terbuka.
Munjin, Ahmad Nasih dan Lilik Nur Kholidah. (2013). Metode dan Teknik
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.
Abdul Majid, & Chaerul Rochman. (2015). Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Basyiruddin Usman. (2002). Media Pendidikan. Jakarta: Ciputat Press.
Darajat. (1985). Karakterisitik Metode Demonstrasi. Semarang: Anugerah Cipta
Karya
Al-Azkiya: Jurnal Pendidikan MI/SD Vol. 5 No. 2 Tahun 2020 ISSN: 2745-7656 (Print)
2527-8770 (Online) dilihat pada: 24 Mei 2023

You might also like