Professional Documents
Culture Documents
Proposal Kegiatan MKWK Kelautan Kelompok 2
Proposal Kegiatan MKWK Kelautan Kelompok 2
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2 EKOSISTEM KELAUTAN
KETUA : M Rully Al Hadi, 220701102 (Bahasa Indonesia 1,Pancasila 23)
SEKRETARIS : Rachel Mawanty Rumahombar, 220803050 (Agama Kristen Protestan
22, Kewarganegaraan 20)
ANGGOTA :
Naufal Hakim, 220708027 (Pancasila 31, Bahasa Indonesia 59)
Dina Fathiyyah, 220708085 (Bahasa Indonesia 50, Pancasila 25)
Fikri Syahputra, 220709013 (Pancasila 44, Bahasa Indonesia 8)
Juliani Ekaristi Marbun, 220709066 (Pancasila 32, Bahasa Indonesia 54)
Yeremia Luwskia, 220710037 ( Pancasila 25, Bahasa Indonesia 55 )
Vichayu Dinarsih, 220802083 (Bahasa Indonesia 22, PKN 8, Agama Islam 10)
Alfakari Iqbal Nasution, 220902092 (Agama Islam 28, Kewarganegaraan 42 )
Bella Lorencia, 220907021 (Agama Islam 11,Kewarganegaraan 37)
M.Rizqal Fatadonya, 220906112 (Kewarganegaraan 17, Agama Islam 28)
Kania Diva Flesia Br Ginting, 221000228 (Agama Kristen Protestan 07, Bahasa
Indonesia 36, Kewarganegaraan 42, Pendidikan Pancasila 31)
Nurkhalis Yuspi Marbun, 221000305 (Agama Islam 5, Bahasa Indonesia 40,
Kewarganegaraan 21, Pancasila 38 )
Yoshepa Natacia Palimpung, 221101226 (B.Indonesia 28, Pancasila 36)
Hotbaen Eliezer Situmorang, 221401070 (Bahasa Indonesia 28, Pancasila 47)
Rafli Riza Syahputra Siregar, 221401077 (Pancasila 53, Bahasa Indonesia 34)
Windy, 221201004 (Pancasila 6, Bahasa Indonesia 4)
Muhammad Gardi, 220706009 (Bahasa Indonesia 58, Pancasila 27)
Intan Benedikta Parhusip, 220708020 (Pancasila 25, Bahasa Indonesia 53)
Dosen Pengampu :
Dra. Lina Sudarwati, M.Si
Mentor : Ade Irani Bancin (210503110)
KETUA SEKRETARIS
Menyetujui
NILAI : 80 (A)
1
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................3
Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
Rumusan Masalah .................................................................................................................. 4
Lokasi Kegiatan/ Proyek ........................................................................................................ 4
Tujuan..................................................................................................................................... 5
Mekanisme Dan Rancangan ................................................................................................... 5
Sumber Daya Yang Diperlukan ............................................................................................. 7
Jadwal Pelaksanaan ................................................................................................................ 9
BAB II KERANGKA TEORI/TINJAUAN PUSTAKA ...............................10
Kerangka Teori ..................................................................................................................... 10
Tinjauan Pustaka .................................................................................................................. 11
Bakau .................................................................................................................................... 11
Pengertian ........................................................................................................... 11
Jenis-Jenis Hutan Bakau ..................................................................................... 11
Jenis-Jenis Adaptasi Bakau ................................................................................. 12
Manfaat Bakau .................................................................................................... 13
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kerusakan Bakau ......................................... 13
2.2.1.5 Pelestarian Bakau ................................................................................................ 14
Bencana Banjir ..................................................................................................................... 14
Pengertian ........................................................................................................... 15
Jenis-Jenis Banjir ................................................................................................ 15
Faktor Penyebab Terjadinya Banjir .................................................................... 16
Daerah Rawan Banjir .......................................................................................... 17
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI .........................................18
Pendekatan ........................................................................................................................... 18
Metode.................................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ekosistem laut adalah kehidupan di laut yang mencakup unsur biotik (hidup)
dan unsur abiotik (tidak hidup). Intinya, semua yang terdapat dalam laut
termasuk dalam ekosistem laut. Unsur biotik adalah ikan, kerang, ganggang,
dan anemon. Sementara unsur abiotik adalah air, oksigen, cahaya matahari,
garam, pasir, dan batu. Mengutip berbagai sumber, laut memiliki luas lebih dari
dua pertiga permukaan bumi atau sekitar 71%. Indonesia sendiri adalah negara
kepulauan yang terkenal akan kekayaan perairan dan kepulauannya. Diapit oleh
dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Pasifik, Indonesia memiliki 8.500
spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies terumbu karang. Dengan
keluasan dan potensi yang sangat besar, kesejahterannya terus menjadi
perhatian.
Salah satu bagian terpenting dari kondisi geografis Indonesia sebagai wilayah
kepulauan adalah wilayah pantai dan pesisir dengan garis pantai sepanjang
81.000 km. Wilayah pantai dan pesisir memiliki arti yang strategis karena
merupakan wilayah interaksi/peralihan antarmuka antara ekosistem darat dan
laut yang memiliki sifat dan ciri yang unik dan mengandung produksi biologis
cukup besar.
Hutan bakau adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan
air laut. Hutan bakau dapat mengendapkan lumpur di akar-akar pohonnya
sehingga dapat mencegah terjadinya intrusi air laut ke daratan. Intrusi air laut
adalah naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke
arah daratan yang dapat menjadi penyebab utama banjir rob. Hutan bakau
memiliki akar yang efisien dalam melindungi tanah di wilayah pesisir, sehingga
dapat menjadi pelindung pengikisan tanah akibat air dan mencegah terjadinya
banjir rob. Rusaknya hutan bakau terjadi karena adanya alih fungsi.
Meningkatnya populasi manusia di pesisir pantai membuat hutan bakau beralih
3
fungsi sebagai tempat tinggal. Banyak orang menebang pohon bakau dan
menjadikan lahan tersebut menjadi tempat tinggal. Aktivitas manusia dalam
pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan pembuangan sampah rumah tangga
ke laut, serta faktor alam yang sudah tidak lagi sesuai dengan kondisi fisik hutan
mangrove.
Salah satu contoh dampak kerusakan hutan bakau yang mengakibatkan banjir
rob adalah di sepanjang kawasan pesisir Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Menurut Septady, sekitar 60 persen kawasan pesisir Sidoarjo dalam kondisi
kritis karena hutan bakau dibabat habis pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab. Penyebab utama kerusakan hutan mangrove terjadi akibat pembalakan
liar yang marak sejak tahun 2004 lalu. Selain itu, hutan bakau dibabat dan
berubah fungsi menjadi lahan tambak. "Kerusakannya cukup parah, dibutuhkan
dua juta bibit mangrove untuk mengatasinya," ujar Septady. Sumber: Tempo.
Wakil Wali Kota (Wawalkot) Medan Aulia Rachman mengatakan banyak faktor
penyebab sulitnya mengatasi persoalan air rob atau pasang air laut di Belawan.
Salah satunya karena telah rusaknya hutan bakau atau mangrove di wilayah
pesisir Medan Utara itu. Menurutnya ada beberapa indikasi atau indikator yang
harus sama-sama dipahami dan dianalisis terkait permasalahan di Medan Utara,
diantaranya adalah akibat terjadinya abrasi tanah yang cukup tinggi. Hal ini
terjadi akibat mangrove yang ada di Belawan sudah rusak. Selain itu juga
karena limbah dan banyaknya bangunan liar yang ada di wilayah Belawan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, diketahui bahwa
masyarakat di sekitar Hutan Bakau Sicanang masih kurang sadar dan mengerti
akan manfaat hutan bakau dalam mengurangi dampak banjir, akibatnya
masyarakat menjadi kurang peduli dan tidak merawat serta melestarikan hutan
bakau tersebut. Dengan demikian kami dari kelompok 2 ekosistem kelautan
akan mengusung proyek kegiatan sosialisai kepada masyarakat tentang manfaat
hutan bakau dan akibatnya jika hutan bakau rusak karena tidak dirawat dan
pembuangan sampah sembarangan yang menghambat pertumbuhan hutan
bakau.
4
Tujuan
1. Mengedukasi masyarakat tentang manfaat hutan bakau dalam
mengurangi kerusakan yang disebabkan banjir
2. Mengedukasi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan
laut yang menjadi tempat hidupnya hutan bakau
3. Mengajak masyarakat untuk peduli dan mau merawat serta
melestarikan hutan bakau
4. Melakukan aksi nyata melalui gotong royong untuk menanam
kembali pohon bakau dan membersihkan lingkungan laut agar
bakau dapat tumbuh dengan baik.
5
menaruh kepedulian terhadap hutan bakau di Sicanang. Kami memutuskan
untuk menjadikan tempat ini sebagai lokasi proyek yang diharapkan mampu
mengembalikan kelestarian hutan bakau di Sicanang.
6. Membuat proposal
Dalam pembuatan proposal, kami dibimbing oleh Ibu Dosen Dra. Lina
Sudarwati, M.Si dan mentor Ade Irani Bancin (210503110). Dalam proses
pembuatan proposal, seluruh anggota turut dalam memberikan pendapat dan
mengerjakan bagiannya, dengan di ketuai oleh M Rully Al Hadi (220701102)
dan diketik oleh Rachel Mawanty Rumahombar (220803050) selaku sekretaris.
6
hutan bakau serta melakukan kegiatan penanaman bibit bakau dan pembersihan
lingkungan yang melibatkan masyarakat setempat, guna menanamkan sikap
gotong rotong yang menjadi tema dalam kegiatan pembelajaran MKWK.
Kemudian kami akan mendokumentasikan kegiatan yang kami lakukan sesuai
arahan LIDA. Sosialisasi dilakukan dengan mendatangi satu per satu rumah
masyarakat setempat dan memberikan edukasi seputar hutan bakau, manfaat,
dan cara untuk melestarikannya. Dokumentasi dilakukan dengan dicatat di buku
serta memvideokan kegiatan .
Jenis Kegiatan
1. Penelusuran literasi
Dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok.
2. Survey dan identifikasi lokasi kegiatan
Dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok.
3. Mengobservasi kondisi kerusakan
Dilakukan oleh seluruh anggota kelompok .
7
4. Mengurus surat izin kegiatan
Diurus oleh ketua kelompok M Rully Al Hadi (220701102).
5. Menentukan kelompok sasaran
Ditentukan melalui diskusi oleh seluruh anggota kelompok.
6. Membuat proposal
Dipimpin oleh ketua kelompok M. Rully Al Hadi (220701102),
didiskusikan oleh seluruh anggota kelompok, dan di ketik oleh sekertaris
Rachel Mawanty Rumahombar (220803050).
7. Melakukan kegiatan lapangan
Kegiatan lapangan akan dilakukan oleh seluruh anggota kelompok. Dalam
melakukan kegiatan dibutuhkan kantong plastic sebagai tembat sampah,
bibit tanaman bakau, dan peralatan tanam.
8. Mengedit dokumentasi dalam bentuk file dan film documenter
Video diambil oleh Yoshepa Natacia Palimpung (221101226) dan di edit
oleh Hotbaen Eliezer Situmorang (221401070), dokumentasi kegiatan
secara tertulis dilakukan oleh semua kelompok.
9. Membuat laporan akhir
Pembuatan laporan akhir dilakukan oleh semua anggota kelompok.
10. Mengumpulkan hasil melalui upload youtube dan ke lida.
8
Hotbaen Eliezer Situmorang, 221401070
Rafli Riza Syahputra Siregar, 221401077
Windy, 221201004
Muhammad Gardi, 220706009
Intan Benedikta Parhusip, 220708020
Sumber Dana
Jadwal Pelaksanaan
Rencana pelaksanaan kegiatan Bulan
No
proyek Oktober November Desember Januari
1. Tahap Persiapan
a. Penentuan kegiatan/ konten
proposal
b. Pembagian tugas pembuatan
proposal
c. Penyusunan proposal
d. Pengajuan proposal
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan
sosialisasi
b. Dokumentasi video kegiatan
diskusi
c. Pengeditan foto dan video
kegiatan
3. Tahap Pengiriman Hasil Kegiatan
a. Pengiriman video kegiatan
sosialisasi ke sosial media
b. Pengiriman video kegiatan
sosialisasi ke dosen
9
BAB II
KERANGKA TEORI/ TINJAUAN PUSTAKA
Kerangka Teori
HUTAN BAKAU
10
Tinjauan Pustaka
Bakau
Pengertian
Menurut Odum (1983), kata mangrove (Bakau) berasal dari kata mangal yang
menunjukkan komunitas suatu tumbuhan.
Ekosistem bakau adalah suatu sistem di alam tempat berlangsungnya kehidupan
yang mencerminkan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan
lingkungannya dan di antara makhluk hidup itu sendiri, terdapat pada wilayah
pesisir, terpengaruh pasang surut air laut dan didominasi oleh spesies pohon
atau semak yang khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso,
2000). Pengertian Hutan Bakau Menurut Para Ahli :
11
bakau sejati utama (mayor) adalah tumbuhan yang tumbuh pada wilayah pasang
surut dan membentuk tegakan murni. Bakau jenis ini jarang bergabung dengan
tanaman darat. Bakau sejati minor (tambahan) adalah bukan komponen penting
dari bakau dan biasanya ditemukan di daerah tepi dan jarang membentuk
tegakan, sedangkan bakau ikutan adalah tumbuhan yang tidak pernah tumbuh di
komunitas bakau sejati dan biasanya tumbuh bergabung dengan tumbuhan
daratan. Pengenalan sederhana untuk dapat mengenal jenis-jenis bakausejati
untuk tujuan rehabilitasi difokuskan pada jenis-jenis yang membentuk tegakan
murni.
Jumlah jenis bakau Indonesia tercatat sebanyak 202 jenis, dimana 89 jenis
pohon, 5 jenis pemanjat, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan 1 jenis paku.
Dari 202 jenis 43 jenis dikategorikan sebagai bakau sejati (true mangrove)
sementara sisanya dikategorikan sebagai bakau ikutan (asociate). Sebaran jenis
sesuai dengan pulau di Indonesia, di Jawa dijumpai 166 jenis, 157 jenis di
Sumatera, 150 jenis di Kalimantan, 142 jenis di Irian, 135 jenis di Sulawesi, 133
jenis di Maluku, 120 jenis di Lesser Sunda.
12
jaringan horizontal yang lebar. Disamping untuk memperkokoh pohon, akar
tersebut juga berfungsi untuk mengambil unsur hara dan menahan sedimen.
Manfaat Bakau
a) Sebagai sumber pangan.
b) Sebagai penyerap dan penyimpan karbon.
c) Sebagai pendidikan dan penelitian.
d) Sebagai ekowisata.
e) Habitat beberapa jenis ikan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Bakau
1) Faktor manusia.
Sukirman dan Dewi menjelaskan dalam bukunya bahwa salah satu faktor
penyebab kerusakan hutan bakau yang dipengaruhi manusia bersifat primer.
Bersifat primer artinya faktor penyebabnya terjadi setiap saat dan wilayah
kerusakannya luas.
a) Konversi alih fungsi hutan bakau, didasarkan pada kepentingan ekonomi
semata tanpa memperhatikan fungsi ekologi.
b) Eksploitasi yang berlebihan terhadap hutan mangrove yang dilakukan
untuk keperluan kayu, kayu bakar, kertas, kayu lapis, tatal, bubur kayu,
arang maupun yang diperuntukkan sebagai lahan pertanian,
pertambakan, penambangan, pemukiman, dan lain sebagainya.
c) Pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir yang belum terarah.
d) Penegakan hukum yang lemah.
e) Rusaknya vegetasi bakau di beberapa daerah dan proses tebang pilih
yang salah.
f) Pembuangan limbah produksi ataupun rumah tangga.
2) Faktor alam.
Sukirman dan Dewi menjelaskan dalam bukunya bahwa faktor alam merupakan
salah satu penyebab kerusakan hutan bakau dalam bentuk sekunder. Bersifat
sekunder artinya faktor penyebabnya jarang terjadi atau sewaktu-waktu dan
wilayah kerusakannya relatif sempit, yaitu :
a) Angin topan, dapat mencabut pohon bakau sampai ke akarnya atau oleh
pengendapan yang masif atau mengubah salinitas air dan tanah.
b) Gelombang tsunami, dapat mencabut pohon bakau sampai ke akarnya.
c) Organisme isopoda kecil, yaitu Sphaeroma terebrans. Isopoda ini
merusak akar penunjang pohon bakau dengan cara melubanginya,
sehingga lama-kelamaan pohon bakau akan tumbang.
13
Pelestarian Bakau
Secara umum, semua habitat bakau dapat memperbaiki kondisi secara alami
dalam waktu 15-20 tahun jika : (1) kondisi normal hidrologi tidak terganggu,
dan (2) ketersediaan biji dan bibit serta jaraknya tidak terganggu atau terhalangi.
Jika kondisi hidrologi normal atau mendekati normal tetapi biji bakau tidak
dapat mendekati daerah restorasi, maka dapat direstorasi dengan cara
penanaman. Oleh karena itu habitat bakau dapat diperbaiki tanpa penanaman,
maka rencana restorasi harus terlebih dahulu melihat potensi aliran air laut
yang terhalangi atau tekanan-tekanan lain yang mungkin menghambat
perkembangan bakau (Kusmana, 2005).
14
Bencana Banjir
Pengertian
Jenis-jenis Banjir
Menurut Pusat Kritis Kesehatan Kemenkes RI (2018), banjir dibedakan menjadi
lima tipe sebagai berikut:
1. Banjir Bandang
Banjir bandang yaitu banjir yang sangat berbahaya karena bisa mengangkut apa
saja. Banjir ini cukup memberikan dampak kerusakan cukup parah. Banjir
bandang biasanya terjadi akibat gundulnya hutan dan rentan terjadi di daerah
pegunungan.
2. Banjir Air
Banjir air merupakan jenis banjir yang sangat umum terjadi, biasanya banjir in
terjadi akibat meluapnya air sungai, danau atau selokan. Karena intensitas
banyak sehingga air tidak tertamoung dan meluap itulah banjir air.
15
3. Banjir Lumpur
Banjir lumpur merupakan banjir yang mirip dengan banjir bandang tapi banjir
lumpur yaitu banjir yang keluar dari dalam bumi yang sampai ke daratan.banjir
lumpur mengandung bahan yang berbahaya dan bahan gas yang mempengaruhi
kesehatan makhul hidup lainnya.
Banjir rob adalah banjir yang terjadi akibat air laut. Biasanya banjir ini
menerjang kawasan di wilayah sekitar pesisir pantai.
5. Banjir Cileunang
Banjir cileunang mempunyai kemiripan dengn banjir air , tapi banjir cileunang
terjadi akibat deras hujan sehingga tidak tertampung.
16
d. Kapasitas sungai
e. Kapasitas drainasi yang tidak memadai
f. Pengaruh air pasang
Menurut Pratomo (2008) dan Isnugroho (2006), “daaerah rawan banjir dapat
diklasifikasikan menjadi empat daerah, yaitu daerah pantai, daerah dataran
banjir, daerah sempadan sungai, dan daerah cekungan”.
17
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Pendekatan
Menurut Deirdre D. Johnston dan Scott W. Vanderstoep, pendekatan
merupakan desain prosedur dan rencana yang dimulai dari tahap hipotesis yang
berlanjut pada penghimpunan data, analisis dan kesimpulan. Sejatinya
pendekatan penelitian telah diklasifikasikan menjadi dua yakni pendekatan
analisis dan penghimpunan data.
Metode
Metode pengerjaan proyek
18
DAFTAR PUSTAKA
UMM “Bab III Metode penelitian”
https://eprints.umm.ac.id/42778/4/BAB%20III.pdf diakses pada 13 November
2022 pukul 15.12.
Halida, Saprudin (2014) Jurnal Penelitian Hutan dan Konversi Alam “Potensi
Dan Nilai Manfaat Jasa Lingkungan Hutan Mangrove Di Kabupaten Sinjai
Sulawesi Selatan” http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-
litbang/index.php/JPHKA/article/view/1090/1014 diakses pada 16 November
2022
19
bakau-untuk-lingkungan-manusia-dan-hewan?page=all diakses pada 26
November 2022
20