You are on page 1of 40

TEKNIK CT SCAN THORAX

Marido Bisra
PENGERTIAN
• Teknik pemeriksaan
CT Scan thorax
adalah teknik secara
radiologi untuk
mendapatkan
informasi anatomis
irisan atau
penampang
melintang dari
thorax.
INDIKASI PEMERIKSAAN
» Abses dan lesi pada mediastinum atau hilus
» Aneurisma
» Kanker paru
» Tumor, massa dan lesi pulmonary
» Pleural or lymph node disease, termasuk
metastatic neoplasma
» Bronchiectasis
Plain Radiography
• Thorax PA/AP (erect/supine)
• Thorax Lateral (left)
• Dorsal Decubitus
• Lordotic Position (apex)
ANATOMI THORAX
Keteragan gambar:
1. Pleura:
a. Outer-Parietal
b. Pleural cavity
c. Inner-Pulmonary
2. Right Superior lobe
3. Right Middle lobe
4. Right Inferior lobe
5. Fissures
6. Left Superior lobe
7. Left Inferior lobe

Paru – paru dalam potongan koronal


Keterangan gambar:
1. Deep fissure between
lobes of lungs
2. Right lung (3 lobes)
3. Esophagus
4. Heart chambers
5. Great blood vessels
6. Left lung (2 lobes)
7. Thoracic vetera
8. Spinal cord

Paru – paru dan jantung pada level Thorakal 7


Keterangan gambar:
1. Esophagus
2. Thyroid
3. Trachea
4. Thymus gland
5. Superior vena cava
6. Arch of aorta
7. Ascending aorta
8. Heart
9. Inferior vena cava
10. Abdominal aorta
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
• PERSIAPAN PASIEN
Tidak ada persiapan khusus bagi pasien,
hanya saja instruksi-instruksi yang
menyangkut posisi pasien dan prosedur
pemeriksaan harus diberitahukan dengan
jelas. Pasien melepaskan benda – benda
logam dan mengganti baju dengan baju
khusus pasien supaya tidak menyebabkan
timbulnya artefak
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Pada saat melakukan posisioning pasien, hendaknya perlu
diperhatikan bahwa benda-benda yang terhubung dengan
pasien seperti selang infuse tidak terlepas atau mengganggu
pergerakan meja CT scan. Pastikan pula bahwa benda lain
seperti kedudukan tiang infuse tidak sampai mempengaruhi
jalannya scanning.
• Jika pasien diposisikan prone atau feed first orientasi anatomi
kanan dan kiri harus dirubah agar tidak terjadi kesalahan dalam
penentuan anatomi.
• Pastikan pasien dalam keadaan tenang pada saat pemeriksaan
akan berlangsung dan selama pemeriksaan berlangsung. Hal ini
penting mengingat scan harus dilakukan dalam beberapa detik
tanpa adanya pergerakan.
PERSIAPAN PEMERIKSAAN

• PERSIAPAN ALAT
Alat steril : alat-alat suntik, spuit, media kontras,
kasa dan kapas serta alkohol
Alat non steril : Pesawat CT Scan, Baju dan selimut
pasien, tabung oksigen, head holder,
body clamp
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Posisi Pasien
Pasien dalam posisi supine atau prone diatas
meja pemeriksaan dengan kepala pada posisi
yang jauh dari gantry.
Tangan diekstensikan keatas di samping kanan
kiri kepala.
Kaki lurus dan berikan selimut agar pasien
merasa nyaman.
Berikan fiksasi menggunakan body clamp
TEKNIK PEMERIKSAAN
• Posisi Obyek
 Mengatur pasien sehingga Mid Sagital Plane (MSP)
sejajar dengan lampu indikator longitudinal dan
MCP tubuh sejajar dengan lampu indikator
horisontal.
 Memfiksasi lutut dengan menggunakan body clamp.
 Menjelaskan kepada pasien untuk inspirasi penuh
dan tahan nafas pada saat pemeriksaan
berlangsung.
 Meja diatur sehingga sentrasi tepat berada pada
sternal notch dan pada ketinggian pertengahan
tubuh atau axillary line
SCAN PARAMETER
• Scanogram : Thorax AP (coronal view)
• Range : Apeks paru-paru sampai diafragma
• FOV : 30 – 50 cm
• Slice Thickness : 5 – 10 mm
• Gantry tilt : gantry tidak perlu dimiringkan (0o)
• kV : 120
• mAs : 100 – 150
• Rekonstruksi algorithma : smooth
•Window width : 300-500 (soft tissue)
800-1800 (paru)
•Window level : 30-60 HU (soft tissue)
-300- -700 HU (paru)
SCANOGRAM
STANDARD THORAX
start of range 1

end of range 1
A. Vena Cava Superior F. Aorta Descenden
B. Aorta Ascenden G. Vertebra T6 – T7
C. Arteri Pulmonari H. Vena azygo
D. Vena Pulmonari Kiri I. Eshophagus
E. Arteri Pulmonari Kiri J. Arteri pulmonary kanan
FILMING
• Axial
• Sagital
• Coronal
Sagittal reconstruction image of thorax demonstrates extension of the
lesion into the chest wall (arrow)
Quality criteria for standard thoracic examinations
(European guidelines on quality criteria for computed tomography)

- entire thoracic wall


visualisation - entire thoracic aorta and vena cava
imaging criteria - entire lung parenchyma
- vessels after intravenous contrast media
- visually sharp reproduction of the thoracic aorta
- visually sharp reproduction of the anterior mediastinal structures,
including thymic residue (if present)
- visually sharp reproduction of the trachea and main bronchi
- visually sharp reproduction of the paratracheal tissue
- visually sharp reproduction of the carina and lymph node area
image
- visually sharp reproduction of the oesophagus
reproduction
- visually sharp reproduction of the pleuromediastinal border
criteria
- visually sharp reproduction of large and medium sized pulmonary
vessels
- visually sharp reproduction of segmental bronchi
- visually sharp reproduction of the lung parenchyma
- visually sharp reproduction of the border between the pleura and the
thoracic wall
anatomy covered - from the apex of the lungs to the inferior border of the liver
Adult Standard Thoracic Spiral Protocol

Slice Table Rotation IV


Acquisition mAs kV algorithm
Thickness Movement Time contrast
range 1
~100- soft tissue 0.75-1.0
Axial Spiral 8-10 mm 10-15 mm 120 
150 adult body second
pitch = 1.5

Window Width Centre


Soft Tissue range 300-500 30-60
Soft Tissue Lung
800-1800 -300--700
Parenchyma

Guide for standard thoracic window width and centre values


APLIKASI KLINIS CT THORAX
• HRCT (High Resolution CT)
• Baik dalam menunjukkan lobulus paru yang
normal dan tidak normal
• Dilakukan dengan irisan yang tipis (1-2 mm)
• Fast scan time (1 s atau kurang) utk
mengurangi artefak dari pergerakan sistem
respirasi dan denyut jantung
• Posisi pasien supine; prone baik utk
menampilkan bagian basis dari paru
APLIKASI KLINIS CT THORAX
• Posisi oblique dg penyudutan gantry 20-25⁰
cranial utk meningkatkan analisis segmen
bronkus
• Pengunaan CT Spiral baik utk mendeteksi
struktur yang halus daripada CT konvensional
dimana terdapat misregistrasi anatomi ketika
scanning berlangsung dalam respirasi yang
singkat
• Penggunaan CT Spiral baik dalam mendeteksi
nodul dan sistem vaskularisasi
APLIKASI KLINIS CT THORAX
• CT Spiral terbukti penting dalam menampilkan
paru terutama bagian dasar paru karena
adanya pergerakan pernafasan dimana
potensi besar terjadinya misregistrasi anatomi
• MK yang biasa digunakan 300-370 mg/l;
laju 2 – 3 ml/s; delay 25 – 35 s.
• CT spiral juga telah terbukti sangat
bermanfaat untuk menilai pasien dengan
dugaan arteriovenous malformation (AVM)
APLIKASI KLINIS CT THORAX
• HR CT dengan CT Spiral dapat menilai lesi paru
atau bronchiectasis
• HRCT scanogram dari apeks paru s.d carina
dengan slice collimation 1 – 1.5 mm dan
10 mm interspacing
• Spiral CT scanning dari carina selama 20s
tahan napas dengan 3mm collimation; pitch
1.6; reconstruction tiap 2 mm; high spatial
frequency reconstruction algorithm
APLIKASI KLINIS CT THORAX
Teknik HRCT thorax digunakan untuk:
• Mendeteksi penyakit paru
• Mengenal karakteristik bentuk penyakit paru
• Pemandu dalam biopsi paru
• Menentukan keberadaan dan luasnya penyakit
paru-paru yg reversibel/ireversibel
Ekspertisi

Checklist ekspertisi toraks :


1. Soft tissue window:
Mediastinum , lihat pada 4 regio
- Kranial dari arkus aorta : ( Ln, thymoma/struma)
- Regio hilus ( konfigurasi dan ukuran vaskuler,
pembesaran / lobulated ? )
- Jantung
- Apakah ada pembesaran limfonodi
Soft tissue; massa ?
Ekspertisi

2 . Lung window;
- Parenkim paru; pola percabangan bronkhus normal dan
kaliber vaskuler? Bulla ? Kelainan fokus paru ? Infiltrat ?
- Pleura: plak, kalsifikasi, cairan, pneumotoraks ?
- Tulang.
BRONKHIEKTASIS
Nodul paru dan pneumotoraks
TUMOR PARU PRIMER
Axial HRCT at pulmonary artery level. Axial HRCT at aortic root level.

You might also like