You are on page 1of 5

DI SUSUN OLEH:

Irma Rahmania 202205101

UNIVERSITAS ICHSAN SATYA FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAN STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

TANGERANG SELATAN
Sehat adalah Penerimaan Terhadap Diri

Penerimaan diri (Self-acceptance) ialah suatu kemampuan individu untuk


dapat melakukan penerimaan terhadap keberadaan diri sendiri. Hasil Analisa atau
penilaian terhadap diri sendiri akan dijadikan dasar bagi seorang individu untuk
dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka penerimaan terhadap keberadaan
diri sendiri. Sikap penerimaan diri dapat dilakukan secara realistis, tetapi juga dapat
dilakukan secara tidak realistis. Sikap penerimaan realistis dapat ditandai dengan
memandang segi kelemahan-kelemahan maupun kelebihan-kelebihan diri secara
objektif. Sebaliknya penerimaan diri tidakrealistis ditandai dengan upaya untuk
menilai secara berlebihan terhadap diri sendiri, mencoba untuk menolak kelemahan
diri sendiri, mengingkari atau menghindari hal-hal yang buruk dari dalam dirinya,
misalnya pengalaman traumatis masa lalu fakta yang ada pada diri, baik fisik
maupun psikis, sekaligus kekurangan dan ketidak sempurnaan, tanpa ada
kekecewaan. Tujuannya untuk merubah diri lebih baik.
Teori Keperawatan Dorothea Orem

Pengertian Keperawatan Menurut Orem Pelayanan manusia yang berpusat


kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara
terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari
penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya,
oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care
Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,
lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care
mereka.
Empat konsep utama keperawatan adalah:
1. Klien: individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
memperthankan self care untuk hidup dan sehat,pemulihandarisakit atau trauma
atu koping dan efeknya.
2. Sehat kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi
dan perkembangan.
3. Lingkungan tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan
self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4. Keperawatan pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan
perkembangan.

Self Care Deficit ini merupakan inti dari teori Orem. Kurang perawatan diri
merupakan hubungan antara self-care agency dan therapeutic self-care demand
dimana self care agency tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan perawatan
dirinya. Orem mengidentifikasi 5 metode untuk memberikan bantuan keperawatan:

a. Memberikan pelayanan langsung dalam bentuk tindakan keperawatan


b. Memberikan arahan dan memfasilitasi kemampuan klien dalam memenuhi
kebutuhannya secara mandiri.
c. Memberikan dorongan secara fisik dan psikologik agar klien dapat
mengembangkan potensinya sehingga dapat melakukan perawatan secara
mandiri.
d. Memberikan dan mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
pribadi klien untuk meningkatkan kemandirian dalam perawatannya.
e. Mengajarkan klien tentang prosedur dan aspek-aspek tindakan agar klien dapat
melakukan perawatan dirinya secara mandiri.

Teori self care deficit diterapkan bila:

1. Anak belum dewasa


2. Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
3. Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi untuk masa yang
akan datang, kemungkinan terjadi penurunan kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.

Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan metode-metode ini dalam


memberikan bantuan perawatan diri. Untuk dapat memberikan bantuan yang tepat,
maka perawat harus mengkaji kondisi klien untuk menentukan metode yang tepat.
Orem mendefiniskan 5 area aktifitas praktek keperawatan :

1. Membina dan menjaga hubungan perawat-klien baik individu, keluarga atau


kelompok sampai klien pulang.
2. Menentukan kondisi klien yang memerlukan bantuan perawat.
3. Berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan klien akan kontak dan
bantuan perawat.
4. Menetapkan, memberikan dan meregulasi bantuan secara langsung pada klien.
5. Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan asuhan keperawatan dengan kegiatan
sehari hari klien, perawatan kesehatan lain, pemberian pelayanan sosial dan
pendidikan yang dibutuhkan atau yang sedang diterima.

Penerapan teori pada kasus DM. Diabetes melitus (DM) merupaskan penyakit
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehingga mengakibakan
hiperglikemia kronis. Pendekatan yang digunakan dalam menangani penyakit kronis
yakni Self-Care Deficit Nursing Theory (SCDNT). Metode yang dIgunakan studi
kasus dan studi literatur. Hasil Tn.S berusia 57 tahun saat ini dirawat dengan
diagnosa medis sepsis perbaikan et causa selulitis, ulkus diabetes, CAP, AKI ec
sepsis dan diabetes melitus tipe 2. Pengkajian dengan pendekatan self care Orem
terdapat masalah ketidakadekuatan universal self care requisites, development self
care requisites, dan health deviation self care requisites. Masalah keperawatan
utama pada kasus yakni resiko perluasan infeksi. Tujuan yang ditetapkan mengacu
pada NOC berdasarkan pendekatan Self Care Orem. Intervensi, implementasi dan
evaluasi keperawatan mengacu pada nursing system pada pendekatan Self Care
Orem. Kesimpulan pendekatan self care Orem dapat diterapkan pada kasus DM
dengan komplikasi yang kompleks. Perawat diharapkan mampu menerapkan
pengkajian dengan menggunakan pendekatan teori self care Orem pada kasus DM
dengan pendekatan universal self care requisites, development self care requisites,
dan health deviation self care requisites serta berdasarkan nursing system dengan
memberikan bantuan secara keseluruhan (the whole compensatory system),
bantuan sebagian (the partly compensatory system), bantuan pada pasien dengan
tingkat ketergantungan yang rendah (the supportive compensatory system).

Sumber :
ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/jikk/article/view/778
ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/1858
ojs.poltekkespalembang.ac.id/index.php/jkesko/article/view/1497
publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2044/BIK

You might also like