You are on page 1of 13

PENINGKATAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

AUTISTIC SPECTRUM DISORDER (ASD) DALAM


PEMBELAJARAN ANSAMBEL MUSIK DI SLB AUTIS
LABORATORUM UM

JURNAL

Program Studi S-1 Pendidikan Musik

Disusun oleh
Cindy Sandilata Mausadi
NIM 19102090132

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN MUSIK


FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Genap 2022/2023
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx
ISSN 1411-6467
https://journal.isi.ac.id/index.php/IDEA

Peningkatan Konsentrasi Belajar pada Anak Autis dalam


Pembelajaran Ansambel Musik
Cindy Sandilata Mausadi a,1,*, Oriana Tio Parahita Nainggolan b,2, Mei Artanto c,3
a
Prodi Pendidikan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Jl. Parangtritis No.KM.6, RW.5,
Kabupaten Bantul, 55188, Indonesia
1
cindysandilata040@gmail.com*; 2 oriana.tio@gmail.com; 3 meiartanto@isi.ac.id

Abstrak

xyz@1234 1
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Kata kunci Anak-anak dengan gangguan Autis atau Autistic Spectrum Disorder (ASD) sering
Konsentrasi Belajar
mendapatkan kendala seperti kesulitan mengendalikan diri dan sering kehilangan
Autis
Ansambel Musik konsentrasi pada saat proses belajar berlangsung. Kendala dalam konsentrasi belajar
pada anak-anak ASD memiliki dampak yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu anak-anak
ASD dalam bereksplorasi dan belajar adalah melalui pembelajaran ansambel musik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan peningkatan konsentrasi
belajar pada anak-anak ASD melalui pembelajaran ansambel musik di Sekolah Luar
Biasa (SLB) Autis Laboratorium UM. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan jenis pendekatan studi kasus. Subjek dalam
penelitian ini berjumlah tiga orang, subjek penelitian dipilih dengan menggunakan
teknik purposive sampling berdasarkan pada hasil belajar siswa dan diklasifikasikan
ke dalam tiga tingkat kemampuan yang berbeda yaitu, diagnosis ASD level 1
(ringan), diagnosis ASD level 2 (sedang), dan diagnosis ASD level 3 (tinggi). Data
dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan pengajar dan subjek penelitian,
serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran ansambel
musik dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada anak ASD di SLB Autis
Laboratorium UM. Peningkatan konsentrasi belajar ini dibuktikan melalui
penggunaan skala Guttman yang menghasilkan rata-rata skor keseluruhan subjek
penelitian sebesar 75,7. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi belajar
anak ASD dalam pembelajaran ansambel musik termasuk dalam kategori tinggi.

Keywords
Improvement in Concentration during Music Ensemble
Concentration Learning for Children with Autism
Music Ensemble
Autism Children with Autistic Spectrum Disorder (ASD) often face challenges such as
difficulty self-regulating and frequently losing focus during the learning process.
Difficulties in concentration during learning have a significant impact on the
learning process for children with ASD. One learning method that can be used to
assist children with ASD in exploring and learning is through ensemble music
learning. The objective of this research is to describe the improvement in
concentration during learning among children with ASD through ensemble music
learning at the Special School for Autism (SLB) Autis Laboratorium UM. This
research was conducted using a qualitative research method with a case study
approach. The subjects of this research consisted of three individuals, selected
through purposive sampling based on students' learning outcomes and classified into
three different levels of abilities: ASD diagnosis level 1 (mild), ASD diagnosis level 2
(moderate), and ASD diagnosis level 3 (severe). Data were collected through
observation, interviews with teachers and research subjects, as well as
documentation. The research results indicate that ensemble music learning can
improve concentration during learning among children with ASD at the SLB Autis
Laboratorium UM. This improvement in concentration during learning is evidenced
by the use of the Guttman scale, which yielded an overall average score of 75.7 for
the research subjects. This indicates that the level of concentration during learning
for children with ASD in ensemble music learning is categorized as high.
This is an open-access article under the CC–BY-SA license

* Koresponden penulis

1. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sehingga dapat menciptakan seseorang yang berkualitas. Hal tersebut memberikan
makna bahwa pendidikan berhak diperoleh siapa saja, begitu pula pada anak berkebutuhan khusus
baik yang mengalami cacat fisik maupun keterbelakangan mental. Pada dasarnya, anak yang lahir
dengan keterbelakangan mental dibagi menjadi dua jenis yaitu down syndrome dan autis. Down
syndrome merupakan kelainan genetis yang menyebabkan keterbelakangan fisik dan mental, hal itu
mengakibatkan keterlambatan dalam perkembangan aspek kognitif, motorik, dan psikomotorik.
First Author et.al (Title of paper shortly…) 2
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Sedangkan autis berasal dari Bahasa Yunani kata autos yang berarti diri sendiri dan isme yang
berarti aliran. Autisme merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang serta dapat berpengaruh
terhadap ketidakmampuan seseorang dalam melakukan kontak sosial terhadap lingkungannya
(Mega Iswari, 2008).
Anak autis adalah anak yang mempunyai masalah atau ganguan yang mempengaruhi dalam
berbagai bidang seperti bidang komunikasi, interaksi, sosial, gangguan sensoris, pola bermain,
perilaku, dan emosi (Hadis, 2006). Selain itu, anak autis juga mengalami kesulitan dalam
berkonsentrasi terutama konsentrasi belajar. Pada umumnya anak Autis mengalami kendala seperti
kesulitan untuk mengontrol diri dan sering kehilangan konsentrasi dalam pembelajaran. Gangguan
konsentrasi pada anak Autis memiliki dampak besar dalam proses pembelajaran. Anak Autis sulit
untuk memberi perhatian secara penuh, sering mengalami kesulitan dalam memfokuskan perhatian
pada tugas perkembangannya, tampak tidak mendengarkan bila diajak bicara, kesulitan dalam
mengikuti instruksi atau perintah dan pelupa dalam aktivitas sehari-hari. Istilah yang digunakan oleh
para ahli bagi anak yang mengalami kondisi autis adalah Autistic Spectrum Disorder (ASD) atau
“kelainan 2 spektrum autistik”. Anak ASD perlu diberikan kebebasan dalam bereksplorasi dan
diberikan kesempatan untuk belajar hal-hal baru. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan
untuk anak ASD sebagai sarana eksplorasi dan belajar adalah melalui pembelajaran musik, seperti
bernyanyi atau memainkan alat musik.
Penelitian ini akan mengkaji konsentrasi belajar anak autis pada pembelajaran ansambel musik.
Ansambel musik adalah sebuah media yang diharapakan dapat meningkatkan konsentrasi belajar
anak ASD. Selain sebagai sarana belajar bagi anak ASD, ansambel musik juga diharapkan menjadi
sebuah media bagi anak ASD untuk belajar berkonsentrasi pada pembelajaran. Dari beberapa artikel
jurnal diketahui bahwa konsentrasi 3 belajar anak ASD sangat lemah. Ketidakmampuan anak ASD
dalam berkonsentrasi belajar menyebabkan anak sulit untuk mengikuti proses belajar mengajar di
kelas serta kesulitan dalam memahami perintah yang diberikan oleh guru (Sri Niningsih, 2018).
Pembelajaran ansambel musik pada anak ASD disesuaikan dengan kemampuan anak ASD. Artinya,
pada saat merancang pembelajaran ansambel musik untuk anak ASD, guru hendaknya sudah
terlebih dahulu merancang materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan anak ASD
yang ada dalam kelas tersebut.
Ansambel musik merupakan permainan musik yang dilakukan secara bersama-sama. Ansambel
berasal dari bahasa Prancis yaitu ‘ansamble’ yang artinya bermain bersama atau sekelompok musik
yang bermain secara bersama-sama. Terdapat dua jenis ansambel yaitu ansambel sejenis dan
ansambel campuran. Ansambel musik yang sering digunakan untuk pembelajaran pada anak ASD
yaitu ansambel musik campuran. Ansambel musik yang diberikan pada anak ASD dapat berupa
kegiatan bermain ansambel alat musik dan/atau bernyanyi bersama. Materi yang dapat digunakan
untuk pembelajaran ansambel musik biasanya terdiri dari membaca ritmis, membaca notasi, dan
memainkan alat musik.
Salah satu Lembaga Pendidikan yang menangani khusus anak ASD adalah SLB Autis
Laboratorium UM yang terletak di Jl. Surabaya No.6, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa
Timur. Setiap kelas pada sekolah ini terdapat tingkatan pendidikan yaitu Sekolah Dasar Luar Biasa
(SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB). SLB Autis Laboratorium UM memiliki beberapa program pendidikan yaitu akademik,
olahraga, sosialisasi, dan kesenian. Pembelajaran kesenian pada SLB ini termasuk kegiatan
bermusik. Namun, SLB ini masih kurang maksimal dalam memberikan pembelajaran musik untuk
anak ASD, seperti kurangnya strategi dalam memberikan pembelajaran, kurang dalam
mengeksplorasi materi musik, dan kurangnya sarana dan prasarana. Hal ini menyebabkan anak ASD
kurang berminat atau pada saat pembelajaran musik berlangsung mereka terlihat bosan, sulit untuk
berkonsentrasi, dan mudah teralihkan dengan hal lainnya sehingga pembelajaran musik untuk anak
ASD menjadi tidak dapat berjalan dengan baik. Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk
menawarkan sebuah alternatif pembelajaran musik untuk anak ASD yaitu melalui ansambel musik.
Pembelajaran ansambel musik berbeda dengan pembelajaran musik seperti pada umumnya,
karena pada pembelajaran ini anak ASD akan diberi pembelajaran satu persatu agar anak ASD lebih
berkonsentrasi terhadap masing-masing alat musik yang akan dimainkan dan hasil akhir pada
pembelajaran ini akan dimainkan bersama-sama. Dengan pembelajaran ansambel musik, diharapkan
anak ASD dapat lebih berantusias, bersemangat, dan berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan
First Author et.al (Title of paper shortly…) 3
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

pembelajaran. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran
ansambel musik untuk anak ASD dapat meningkatkan konsentrasi pada saat pembelajaran ansambel
musik. Pembelajaran ansambel musik pada anak ASD di SLB Autis Laboratorium UM diharapkan
mampu membantu mengoptimalkan kemampuan siswa dalam meningkatkan konsentrasi belajar
dengan cara bermain musik secara bersama-sama. Peneliti berharap agar penelitian ini dapat
menyelesaikan dan memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi saat kegiatan pembelajaran
ansambel musik pada anak ASD. Tidak hanya meningkatkan konsentrasi belajar pada pembelajaran
ansambel musik saja tetapi juga dapat berpengaruh pada konsentrasi belajar pada pembelajaran yang
lain.

2. Metode
Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus merupakan pilihan yang tepat dalam
penelitian ini. Dengan menggunakan pendekatan ini, peneliti dapat mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang fenomena yang sedang diteliti, yaitu mengenai pembelajaran ansambel musik
untuk anak ASD. Metode ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang mendalam
tentang pengalaman dan persepsi subjek penelitian. Subjek penelitian yang diambil oleh peneliti
dalam penelitian yaitu tiga siswa ASD di SLB Autis Laboratorium UM. Adapun syarat yang
digunakan untuk menentukan subjek penelitian ini yaitu merupakan siswa ASD di SLB Autis
Laboratorium UM dengan kriteria berdasarkan klasifikasi tingkat kemampuan siswa sebagai berikut:
satu siswa yang memiliki diagnosis ASD level 1 (ringan), satu siswa yang memiliki diagnosis ASD
level 2 (sedang), dan satu siswa yang memiliki diagnosis ASD level 3 (tinggi). Ketiga klasifikasi
tersebut dilihat dari hasil pengamatan kegiatan belajar yang dilakukan oleh anak ASD berdasarkan
keterangan yang disampaikan oleh pengajar.
Peneliti mengumpulkan data secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur teknik
pengumpulan data yang telah ditentukan sebelumnya, seperti observasi, wawancara, dokumentasi
dan studi pustaka. Observasi juga dilakukan terhadap tingkat konsentrasi siswa dalam pembelajaran
ansambel musik berupa daftar checklist dengan menggunakan skala Guttman “Ya-Tidak”. Jawaban
dibuat dengan skor tertinggi 1 dan terendah 0. Analisis data diterapkan melalui beberapa tahapan
yaitu, pengumpulan data, reduksi data, display data, serta verifikasi data dan penarikan kesimpulan.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil
3.2.1 Proses Pembelajaran Ansambel Musik pada Anak ASD di SLB Autis Laboratorium UM
Anak ASD memiliki keterbatasan dalam konsentrasi belajar. Pada hakikatnya konsentrasi belajar
sangat dibutuhkan untuk anak ASD agar dapat memahami materi pembelajaran. Kegiatan bermusik
pada anak ASD menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan konsentrasi belajar anak ASD di
SLB Autis Laboratorium UM. Berdasarkan data penelitian yang didapat dari hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, maka berikut akan dideskripsikan proses pembelajaran
ansambel musik pada anak ASD di SLB Autis Laboratorium UM.
Proses pembelajaran ansambel musik di SLB Autis Laboratorium UM dideskripsikan sebagai
berikut:
 Merancang materi pembelajaran ansambel musik
Materi pembelajaran merupakan inti dari proses pembelajaran yang dirancang oleh
pengajar melalui beberapa sumber. Materi pembelajaran ansambel musik pada anak ASD
dirancang oleh pengajar melalui media internet dan buku. Berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti dengan pengajar, materi pembelajaran ansambel musik dalam
kegiatan pembelajaran musik berupa lagu anak-anak. Adapun alasan pengajar memilih lagu
anak- anak sebagai materi pembelajaran ansambel musik adalah dapat meningkatkan daya
ingat anak ASD, dapat menimbulkan rasa tenang dan senang ketika belajar, menghilangkan
kecemasan dan ketidaknyamanan pada saat belajar, dan memudahkan anak ASD dalam
memahami materi pembelajaran. Materi lagu yang diberikan kepada anak ASD yaitu
Balonku Ada Lima ciptaan A. T Mahmud dan Dua Mata Saya ciptaan Soerjono.

First Author et.al (Title of paper shortly…) 4


IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

 Pelaksanaan pembelajaran ansambel musik


Proses pembelajaran ansambel musik dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu, pukul
10.00-11.00 WIB di ruang kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
kegiatan observasi dan wawancara, pelaksanaan pembelajaran ansambel musik pada anak
ASD di SLB Autis Laboratorium UM dideskripsikan sebagai berikut:
 Pengajar memberikan penjelasan mengenai tujuan bermain ansambel musik dan
mengelompokkan siswa berdasarkan instrumen yang dimainkan agar proses
pembelajaran berjalan dengan lancar.
 Pengajar memperkenalkan materi lagu yang akan dimainkan, yaitu Balonku Ada Lima
dan Dua Mata Saya. Tujuannya adalah agar siswa dapat mengetahui terlebih dahulu
lagu yang akan dimainkan. Pengajar juga menjelaskan mengenai teori dasar musik
seperti tangga nada dan tanda birama.

Notasi 1. Lagu Balonku Ada Lima

Notasi 2. Lagu Dua Mata Saya

 Pengajar memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan notasi angka. Adapun


alasan penggunaan notasi angka dalam pembelajaran ansambel musik yaitu agar siswa
dapat memahami materi yang diberikan dengan mudah. Pengajar menuliskan notasi
angka dan lirik sesuai dengan lagu di papan tulis sehingga siswa dapat bermain musik
dengan baik dan benar serta memusatkan perhatian siswa atau memfokuskan
penglihatan siswa pada baris notasi dan lirik yang dimainkan.

First Author et.al (Title of paper shortly…) 5


IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Gambar 1. Siswa Belajar Menulis Notasi Angka

Berikut hasil dari penerapan lagu pada masing-masing alat musik yang digunakan
dalam penelitian ini:
 Alat musik pukul
Pada proses pembelajaran ansambel musik di SLB Autis Laboratorium UM, alat musik
yang digunakan untuk melakukan kegiatan pembelajaran ansambel musik yaitu alat musik
pukul berupa meja. Adapun alasan pengajar menggunakan alat musik tersebut karena siswa
lebih tertarik belajar dengan menggunakan meja daripada drum. Pada tahap pertama,
pengajar memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa mengenai cara memainkan alat
musik tersebut. Kemudian siswa diminta untuk membaca notasi lalu memainkan alat musik
sesuai dengan tempo pada materi lagu dan mengikuti contoh yang telah diberikan oleh
pengajar. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa terlihat dapat mengikuti dan
memainkan alat musik dengan baik meskipun terkadang terdapat ketidaksesuaian pada
tempo lagu.
 Vokal
Alat musik selanjutnya yang digunakan dalam pembelajaran ansambel musik yaitu
vokal. Pada tahapan awal, pengajar menuliskan lirik dan notasi angka pada lagu yang
digunakan dalam pembelajaran ansambel musik di papan tulis sebagai panduan saat
bernyanyi. Kemudian memberikan contoh dengan cara membacakan notasi dan
menyanyikan lirik pada lagu tersebut sesuai dengan nada dan tempo yang tepat. Siswa
diminta untuk mengikuti saat membaca notasi dan bernyanyi sesuai dengan contoh yang
diberikan. Pada tahapan ini, guru juga menjelaskan makna atau pesan dari lagu yang akan
dimainkan, sehingga siswa memahami makna yang terkandung dari lagu yang akan
dimainkan. Pengajar mendampingi dan memberikan arahan jika siswa bernyanyi tidak
sesuai nada maupun tempo. Pada saat pembelajaran ansambel musik berlangsung, siswa
terlihat dapat menyanyikan lagu dengan sangat baik dan sesuai dengan nada maupun tempo.

Gambar 2. Pembelajaran Ansambel Musik di SLB Autis Laboratorium UM


 Evaluasi pembelajaran ansambel musik
Evaluasi pembelajaran ansambel musik merupakan tahap akhir pada proses
pembelajaran ansambel musik pada anak ASD di SLB Autis Laboratoirum UM. Selain itu,
evaluasi pembelajaran ansambel musik merupakan kegiatan penilaian pada pembelajaran
yang dilakukan secara terencana, sistematis, dan berkesinambungan. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan pengajar, kegiatan penilaian dalam
pembelajaran ansambel musik dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Aspek-
aspek yang dinilai oleh pengajar meliputi konsentrasi belajar siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, kemampuan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan
selama proses pembelajaran berlangsung, serta keaktifan dan ketekunan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi dalam pembelajaran dilaksanakan di
setiap akhir pada kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan
First Author et.al (Title of paper shortly…) 6
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh pengajar. Hasil dari kegiatan
evaluasi yang dilakukan ditulis dalam bentuk nilai melalui buku laporan hasil belajar siswa
di setiap semester.
3.2.2 Peningkatan Konsentrasi Belajar pada Anak ASD dalam Pembelajaran Ansambel Musik
di SLB Autis Laboratorium UM
Peneliti menganalisis data secara langsung melalui teknik triangulasi untuk menguji
kredibilitas data yang dilakukan dengan melakukan pengecekan data yang telah didapatkan
melalui sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan data observasi kemudian
diperiksa dengan data wawancara. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peningkatan
konsentrasi belajar pada anak ASD dalam pembelajaran ansambel musik. Peningkatan
konsentrasi belajar dibuktikan dengan penghitungan tingkat konsentrasi belajar anak ASD
dengan menggunakan skala Guttman. Berikut adalah hasil penilaian konsentrasi belajar anak
ASD pada pembelajaran ansambel musik di SLB Autis Laboratorium UM:

 Subjek Alib
Hasil analisis data pada penelitian, dapat diketahui bahwa subjek Alib memenuhi 7 indikator
konsentrasi belajar dan tidak memenuhi 2 indikator konsentrasi belajar. Jumlah item deskripsi
dari keseluruhan indikator berjumlah 11 item.
Tabel 1. Skor Tingkat Konsentrasi Belajar Subjek Alib

Indikator Konsentrasi Belajar No. Hasil Skala


item Data Guttman

Adanya penerimaan atau perhatian pada materi 1 Ya 1


pelajaran

Merespons pada materi yang diajarkan 2 Ya 1

3 Ya 1

Adanya gerakan anggota badan yang tepat sesuai 4 Tidak 1


dengan petunjuk pengajar

Mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh 5 Ya 1

Mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh 6 Ya 1

7 Tidak 0

Mampu menyampaikan ide atau pendapat 8 Tidak 0

Kesiapan pengetahuan yang didapat segera muncul 9 Ya 1


bila diperlukan

Berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari 10 Tidak 1

Tidak bosan terhadap proses pembelajaran yang 11 Tidak 1


dilalui

Total 9

Jumlah skor yang didapatkan dari perhitungan lembar observasi yang menggunakan skala
Guttman adalah 9. Adapun skor tingkat konsentrasi belajar siswa yaitu:
9
Skor SA= × 100=81 , 8
11

First Author et.al (Title of paper shortly…) 7


IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Jumlah skor yang didapatkan oleh subjek Alib adalah 81,8. Berdasarkan kriteria tingkat
konsentrasi belajar siswa, maka subjek Alib termasuk dalam kategori tingkat konsentrasi
tinggi.
 Subjek Yusuf
Hasil analisis data pada penelitian, dapat diketahui bahwa subjek Yusuf memenuhi 7
indikator konsentrasi belajar dan tidak memenuhi 2 indikator konsentrasi belajar. Jumlah item
deskripsi dari keseluruhan indikator berjumlah 11 item.

Tabel 2. Skor Tingkat Konsentrasi Belajar Subjek Yusuf

Indikator Konsentrasi Belajar No. Hasil Skala


item Data Guttman

Adanya penerimaan atau perhatian pada materi 1 Ya 1


pelajaran

Merespons pada materi yang diajarkan 2 Ya 1

3 Ya 1

Adanya gerakan anggota badan yang tepat sesuai 4 Tidak 1


dengan petunjuk pengajar

Mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh 5 Ya 1

Mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh 6 Ya 1

7 Tidak 0

Mampu menyampaikan ide atau pendapat 8 Tidak 0

Kesiapan pengetahuan yang didapat segera muncul 9 Ya 1


bila diperlukan

Berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari 10 Tidak 1

Tidak bosan terhadap proses pembelajaran yang 11 Tidak 1


dilalui

Total 9

Jumlah skor yang didapatkan dari perhitungan lembar observasi yang menggunakan skala
Guttman adalah 9. Adapun skor tingkat konsentrasi belajar siswa yaitu:
9
Skor SA= × 100=81 , 8
11

Jumlah skor yang didapatkan oleh subjek Yusuf adalah 81,8. Berdasarkan kriteria tingkat
konsentrasi belajar siswa, maka subjek Yusuf termasuk dalam kategori tingkat konsentrasi
tinggi.
 Subjek Noel

First Author et.al (Title of paper shortly…) 8


IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Hasil analisis data pada penelitian, dapat diketahui bahwa subjek Noel memenuhi 5
indikator konsentrasi belajar dan tidak memenuhi 4 indikator konsentrasi belajar. Jumlah item
deskripsi dari keseluruhan indikator berjumlah 11 item.
Tabel 3. Skor Tingkat Konsentrasi Belajar Subjek Noel

Indikator Konsentrasi Belajar No. Hasil Data Skala Guttman


item

Adanya penerimaan atau perhatian pada materi 1 Ya 1


pelajaran

Merespons pada materi yang diajarkan 2 Tidak 0

3 Ya 1

Adanya gerakan anggota badan yang tepat sesuai 4 Tidak 1


dengan petunjuk pengajar

Mampu menerapkan pengetahuan yang diperoleh 5 Tidak 0

Mampu menganalisis pengetahuan yang diperoleh 6 Ya 1

7 Tidak 0

Mampu menyampaikan ide atau pendapat 8 Tidak 0

Kesiapan pengetahuan yang didapat segera 9 Ya 1


muncul bila diperlukan

Berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari 10 Tidak 1

Tidak bosan terhadap proses pembelajaran yang 11 Tidak 1


dilalui

Total 7

Jumlah skor yang didapatkan dari perhitungan lembar observasi yang


menggunakan skala Guttman adalah 7. Adapun skor tingkat konsentrasi belajar siswa
yaitu:
7
Skor SN = ×100=63 , 6
11

Jumlah skor yang didapatkan oleh subjek Noel adalah 63,6. Berdasarkan kriteria
tingkat konsentrasi belajar siswa, maka subjek Noel termasuk dalam kategori tingkat
konsentrasi sedang.
Berdasarkan keseluruhan uraian pada hasil penelitian, berikut hasil penilaian dari
rata-rata skor tingkat konsentrasi belajar pada seluruh subjek penelitian:
81 , 8+81 , 8+63 , 6
Skor= =75 , 7
3
Hasil penghitungan tingkat konsentrasi belajar anak ASD dengan menggunakan
skala Guttman, menunjukkan bahwa rata-rata skor subjek penelitian sebesar 75,7. Hal
tersebut membuktikan bahwa konsentrasi belajar pada anak ASD dalam pembelajaran
ansambel musik di SLB Autis Laboratorium UM termasuk dalam kategori tinggi.

First Author et.al (Title of paper shortly…) 9


IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

3.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian, maka diketahui bahwa pembelajaran ansambel musik dapat
meningkatkan tingkat konsentrasi belajar anak ASD di SLB Autis Laboratorium UM. Peningkatan
konsentrasi belajar dalam pembelajaran ansambel musik dapat dibuktikan dari hasil penghitungan
tingkat konsentrasi belajar dengan menggunakan skala Guttman dengan hasil rata-rata skor dari
keseluruhan subjek penelitian sebesar 75,7, maka konsentrasi belajar siswa dalam pembelajaran
ansambel musik termasuk dalam tingkat konsentrasi belajar tinggi.
Anak ASD mengalami keterbatasan dalam berkonsentrasi saat belajar. Penelitian yang
dilakukan di Swedia pada tahun 1970 menemukan bahwa anak dengan ASD juga mengalami
kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi dan cenderung sulit untuk tetap fokus saat
mengerjakan tugas (Bektiningsih, 2009). Kesulitan ini juga terlihat pada subjek penelitian dalam
proses pembelajaran. Seperti subjek Alib yang mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi selama
pembelajaran dan cenderung melakukan tindakan yang berulang-ulang, seperti pengulangan kata-
kata, gerakan, atau objek. Sementara itu, subjek Yusuf dan Noel sulit untuk mempertahankan
konsentrasi, ditunjukkan dengan perilaku menyendiri, pandangan yang kosong, dan kesulitan
dalam berkomunikasi dua arah dengan pengajar.
Konsentrasi belajar memiliki peran yang pentung dalam proses pembelajaran pada anak ASD.
Anak ASD dapat belajar dengan baik jika mereka memiliki kemampuan berkonsentrasi yang baik,
yaitu mampu memusatkan pikiran dan fokus pada tugas yang sedang dihadapi (Rokhimah &
Darmawanti, 2013). Keterbatasan dalam berkonsentrasi dapat menghambat proses pembelajaran
dan berdampak pada hasil belajar siswa. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan pembelajaran
yang mampu menarik minat anak ASD agar mereka dapat mencapai hasil belajar yang baik. Dalam
konteks ini, pembelajaran musik, termasuk pembelajaran ansambel musik yang diimplementasikan
dalam penelitian ini, dapat menjadi alternatif yang efektif. Melalui kegiatan bermusik, anak ASD
tidak hanya dilibatkan dalam aktivitas yang menarik minat mereka, tetapi juga dapat membantu
meningkatkan tingkat konsentrasi mereka. Pembelajaran musik melibatkan aspek sensorik,
motorik, dan emosional, yang dapat membantu mengalihkan perhatian anak-anak dari distraksi dan
memusatkan fokus mereka pada musik dan kegiatan musikal. Selain itu, pembelajaran ansambel
musik juga melibatkan kerjasama dan interaksi antar anak, yang dapat membantu meningkatkan
keterlibatan mereka dalam pembelajaran dan memperkuat konsentrasi mereka.
Ansambel musik adalah bentuk penyajian musik yang melibatkan beberapa orang yang
memainkan alat-alat musik tertentu dan lagu-lagu sederhana (Basuki, 1994). Dalam konteks
pembelajaran ansambel musik, anak-anak dengan ASD secara tidak langsung dapat melatih
kepekaan musikalitas mereka. Penelitian yang dilakukan oleh Njudang et al. (2020) juga
menunjukkan bahwa pembelajaran ansambel musik dapat memberikan manfaat pada anak-anak
dengan ASD dalam mengembangkan kepekaan musikalitas mereka. Hasil penelitian tersebut
konsisten dengan temuan pada ketiga subjek penelitian yang dilakukan, yaitu ketiga subjek
penelitian mampu bernyanyi dengan artikulasi yang baik, memahami irama, dan memainkan alat
musik dengan baik.
Melalui pembelajaran ansambel musik, anak ASD terlibat dalam aktivitas musik yang
melibatkan kerjasama, keterlibatan sosial, dan interaksi dengan orang lain. Anak ASD belajar
untuk memahami dan merespons musik secara kolektif, mengikuti ritme dan melodi, serta
mengkoordinasikan permainan musik. Proses ini dapat melatih kepekaan musikalitas mereka,
memperbaiki keterampilan motorik, dan membantu mereka mengembangkan koordinasi tangan-
mata. Selain itu, pembelajaran ansambel musik juga dapat meningkatkan keterlibatan emosional
anak dengan ASD dalam pembelajaran. Aktivitas bermusik dapat menciptakan suasana hati yang
positif, mengurangi stres, dan meningkatkan konsentrasi mereka pada tugas yang dihadapi.

First Author et.al (Title of paper shortly…) 10


IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan
konsentrasi belajar pada anak-anak ASD melalui pembelajaran musik. Namun, perbedaan antara
penelitian sebelumnya dengan penelitian ini terletak pada jenis pembelajaran musik yang
digunakan untuk anak-anak ASD. Dalam penelitian ini, pembelajaran ansambel musik
diimplementasikan sebagai metode pembelajaran yang melibatkan kolaborasi antara subjek
penelitian dalam memainkan alat musik dan lagu-lagu sederhana. Dalam proses pembelajaran ini,
subjek penelitian menunjukkan kegembiraan, antusiasme, dan kenyamanan. Mereka menikmati
pembelajaran ansambel musik dan menunjukkan perubahan positif dalam pola pikir, perilaku, dan
sikap mereka. Siswa merasa senang, bersemangat dalam belajar, dan terjadi perubahan pada pola
pikir, perilaku, dan sikap atas kemauan sendiri (Tandjung, 1984). Hal ini sesuai dengan prinsip-
prinsip teori belajar humanistik, di mana siswa merasa senang, bersemangat, dan mengalami
perubahan yang signifikan karena motivasi dan keinginan mereka sendiri.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dyah Puspita Rini pada tahun 2018
dalam artikel yang berjudul Meningkatkan Kemampuan Konsentrasi Belajar melalui Bermain
Musik Patrol pada Anak Autis Kelas Klasikal di Sekolah Autis Harapan Bunda Surabaya dan Sri
Mustika Aulia pada tahun 2020 dalam artikel yang berjudul Pendidikan Musik Sebagai Perangsang
Konsentrasi Anak Autis di Sekolah Autis Mitra Ananda Padang, ditemukan bahwa pembelajaran
musik dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi belajar pada anak-anak dengan autisme. Hasil
penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pembelajaran ansambel musik memiliki dampak positif
pada kemampuan konsentrasi belajar anak-anak ASD. Subjek penelitian menunjukkan peningkatan
kemampuan berkonsentrasi, baik dalam mendengarkan musik, menghafal lirik lagu, maupun
memainkan alat musik dengan baik. Pembelajaran musik melalui ansambel musik juga membantu
mengubah suasana hati menjadi lebih senang dan tenang, serta meningkatkan kepercayaan diri
dalam tampil di depan orang banyak.

4. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian, hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan,
maka peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:

 Pembelajaran ansambel musik pada anak ASD di SLB Autis Laboratorium UM efektif
dan efisien: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran ansambel musik di SLB
Autis Laboratorium UM dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan pembelajaran.
Anak ASD mampu memahami materi yang diajarkan dengan mudah melalui metode
pengajaran yang digunakan oleh pengajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
ansambel musik efektif dalam meningkatkan hasil belajar anak ASD.
 Peningkatan konsentrasi belajar yang tinggi: Hasil penilaian tingkat konsentrasi belajar
menggunakan skala Guttman menunjukkan bahwa anak-anak dengan ASD mengalami
peningkatan konsentrasi belajar yang tinggi melalui pembelajaran ansambel musik.
Subjek penelitian menunjukkan skor konsentrasi belajar yang tinggi, dengan rata-rata
skor keseluruhan subjek sebesar 75,7. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
ansambel musik efektif dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak ASD.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ansambel musik pada
anak ASD di SLB Autis Laboratorium UM memiliki dampak positif. Pembelajaran ini mampu
meningkatkan konsentrasi belajar dan hasil belajar anak ASD. Implikasinya adalah pembelajaran
ansambel musik dapat menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran dan
perkembangan untuk anak ASD.
Ucapan Terimakasih
First Author et.al (Title of paper shortly…) 11
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan
Vol. 17, No. 1, Januari 2023, pp. xx-xx

Terimakasih peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala kelimpahan
rahmat dan kesehatan yang diberikan sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan
penulisan dengan tepat waktu. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas
dedikasi, bimbingan, dan pengetahuan yang telah diberikan oleh seluruh dosen selama masa studi
peneliti di ISI Yogyakarta. Peneliti berterima kasih kepada Dr. Sn. RM. Surtihadi, S. Sn., M. SN,
selaku Ketua Program Studi S-1 Pendidikan Musik, Mei Artanto, S. Sn., M. A., selaku Sekretaris
Program Studi S-1 Pendidikan Musik sekaligus sebagai dosen pembimbing, Oriana Tio Parahita
Nainggolan, M. Sn., selaku dosen pembimbing, dan Dr. Fortunata Tyasrinestu, S. S., M. Si., selaku
dosen penguji ahli atas kesabaran seluruh dosen dalam mendampingi peneliti dalam
mengeksplorasi kreativitas peneliti, memberikan pengalaman yang berharga, serta memotivasi dan
membimbing peneliti untuk mencapai potensi terbaik peneliti. Peneliti juga mengucapkan terima
kasih yang tulus dan mendalam atas dukungan dan kerjasama yang telah diberikan kepada peneliti
selama melakukan penelitian di lembaga ini. Dengan bantuan dan fasilitas yang diberikan,
penelitian anak ASD. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua anak ASD yang menjadi
subjek penelitian. Keberanian subjek penelitian Alib, Yusuf, dan Noel dalam menghadapi
tantangan dan ketulusan mereka dalam berpartisipasi dalam penelitian ini sungguh luar biasa.
Referensi
[1] Arbayah. (2013). Model Pembelajaran Humanistik. Dinamika Ilmu, 13(2), 220. https://journal.iain-
samarinda.ac.id/index.php/dinamika_ilmu/article/view/26
[2] Creswell, J. W. (2016). Research Design, Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitaif, dan Campuran.
Pustaka Belajar.
[3] Handojo, Y. (2004). Autism Petunjuk Praktis dan Pedoman Praktis untuk Mengajar Anak Normal, Autis
dan Perilaku Lain. Buana Ilmu Popular.
[4] Mega Iswari. (2008). Konseling Kecakapan Hidup Anak Berkebutuhan Khusus. Seminar Internasional
Pendidikan dan Tenlu Karya Dekan FIPlFKIP BKS-PTN Wilayah Barat Indonesia, 1–14.
[5] Njudang, E., Ranimpi, Y. Y., & Prayitno, I. S. P. (2020). Pengaruh Metode Pembelajaran Musikal bagi
Kemampuan Kognitif Anak Autis di SLB Negeri Manekat Niki-Niki. JPK (Jurnal Pendidikan Khusus),
16(1), 8–18. https://doi.org/10.21831/jpk.v16i1.31057
[6] Nugroho, W. (2007). Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Prestasi Pustaka Publishing.
[7] Suprihatiningrum, J. (2017). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi (R. K. Ratri (ed.); Cetakan II).
Ar-Ruzz Media.
[8] William, C., Wright, B., & Praptono, R. (2007). How to Live with Autism and Asperger Syndrome =
Strategi praktis bagi Orang Tua dan Guru Anak Autis (Cet. 1). Dian Rakyat.

First Author et.al (Title of paper shortly…) 12

You might also like