Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum - Kehati - Raden Dendy Anugrah
Laporan Praktikum - Kehati - Raden Dendy Anugrah
DISUSUN OLEH :
RADEN DENDY ANUGRAH
G1E021036
1.2. Tujuan
a. Menentukan luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang
sedang dianalisis guna keperluan ekologi.
b. Mengetahui struktur, komposisi dan penyebaran vegetasi pohon pada daerah
atau habitat hutan darat, dengan menganalisis parameter-parameternya.
c. Menganalisis estimasi kepadatan populasi mamalia kecil.
d. Menganalisis frekuensi jenis burung.
e. Menghitung tingkat keragaman jenis, kesamaan jenis dan kemerataan jenis.
f. Merumuskan strategi pengelolaan keanekaragaman hayati meliputi tumbuhan
dan satwa di Kawasan Jeruk Manis.
1.3. Manfaat
a. Mengetahui luas petak minimum yang dapat mewakili tipe komunitas yang
sedang dianalisis guna keperluan ekologi.
b. Mengetahui struktur, komposisi dan penyebaran vegetasi pohon pada daerah
atau habitat hutan darat, dengan menganalisis parameter-parameternya.
c. Mengetahui estimasi kepadatan populasi mamalia kecil, frekuensi jenis burung
serta tingkat keragaman jenis, kesamaan jenis dan kemerataan jenisnya.
d. Mengetahui strategi pengelolaan keanekaragaman hayati.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vegetasi
Vegetasi dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan.
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati suatu
ekosistem. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempalajari susunan dan komposisi
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi dapat
diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas
tumbuhan. Analisis vegetasi yang dihitung yaitu kerapatan relatif, kerapatan mutlak,
frekuensi relatif, frekuensi mutlak, dominansi relatif, dominansi mutlak dan indeks nilai
penting (Sari et al., 2018).
2.2. Satwa
Satwa liar merupakan bagian yang tak tergantikan dari system alami bumi yang
harus dilindungi untuk generasi sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu penting
untuk menjaga kelestariannya termasuk dengan menegakkan peraturan di bidang
perdagangan satwa. Masyarakat dan negara-negara harus dapat menjadi pelindung terbaik
bagi satwa liar tersebut. Salah satu cara untuk melindungi satwa liar tersebut adalah
dengan membatasi jumlah satwa liar yang diburu dan diperdagangkan. Oleh karena itu,
pembatasan terhadap jumlah satwa liar yang diperdagangkan merupakan salah satu
bentuk perlindungan satwa liar dari bahaya kepunahan (Rajagukguk, 2014).
Keterangan:
H’ : Indeks keanekaragaman Jenis
S : Jumlah Jenis
ni : Kerapatan jenis ke-i
N : Total kerapatan
Keterangan:
C : Indeks dominasi
ni : Nilai penting dari jenis ke-i
N : Total nilai penting
Berdasarkan hasil praktikum lapangan jenis tumbuhan dari 6 plot pada TNGR Jeruk
Manis diperoleh 5 jenis tumbuhan yang dimana semua jenis sudah teridentifikasi
diantaranya yaitu, bajur, terep, jelateng gajah, prickly ash dan nangka.
5
Jumlah Pohon (Buah)
3 JUMLAH SPESIES
0
5x5 5 x 10 10 x 10 10 x 20 20 x 20 20 x 40
Luas Plot (m2)
10 Cyrtococum patens 34 26 14 9 83
11 Dichrocephala integrifolia 3 3
12 Diplazium Esculentum 2 3 2 19 26
13 Ficus septica 1 1
14 Geophila rapens 15 25 40
15 Hylodesmum repandum 3 5 8
16 Hyptis capitata 22 22
17 Oplismenus 8 14 22
18 Paspalum conjugatum 30 30
19 Pouzolzia zeylanica 5 5
20 Persicaria chinensis 5 5
21 Piper betle L. 3 27 30
22 Pollia japonica 1 1
23 Pouzolzia hirta 8 8
24 Pterospermum javanicum 25 24 49
25 Rhynchosia volubilis 75 75
26 Tradescantia fluminensis 7 7
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa di TNGR Jeruk Manis
terdapat jenis vegetasi pada tingkat semai sebanyak 27 jenis. Hasil analisis
vegetasi pada petak contoh sebanyak 6 petak didapatkan tingkat semai terdiri dari 27
jenis dari total 703 individu.
Tabel 4.3. Hasil analisis vegetasi pada tingkat semai
No.
Nama K KR F FR INP
1 Achyranthes aspera 12.5 0% 0.167 2% 2%
2 Axonopus Compressus 2037.5 23% 0.833 11% 34%
3 Beophilla Repens 462.5 5% 0.333 4% 10%
4 Coffea arabica 50.0 1% 0.167 2% 3%
5 Callisia fragrans 200.0 2% 0.333 4% 7%
6 Centotheca lappacea 225.0 3% 0.167 2% 5%
7 Cyathula prostrata 100.0 1% 0.167 2% 3%
8 Cyclosorus compressus 50.0 1% 0.167 2% 3%
9 Cyclosorus Interruptus 462.5 5% 0.667 9% 14%
10 Cyrtococum patens 1037.5 12% 0.667 9% 21%
Dichrocephala
11
integrifolia 37.5 0% 0.167 2% 3%
12 Diplazium Esculentum 325.0 4% 0.667 9% 12%
13 Ficus septica 12.5 0% 0.167 2% 2%
14 Geophila rapens 500.0 6% 0.333 4% 10%
15 Hylodesmum repandum 100.0 1% 0.333 4% 5%
16 Hyptis capitata 275.0 3% 0.167 2% 5%
17 Oplismenus 275.0 3% 0.333 4% 7%
18 Paspalum conjugatum 375.0 4% 0.167 2% 6%
19 Pouzolzia zeylanica 62.5 1% 0.167 2% 3%
20 Persicaria chinensis 62.5 1% 0.167 2% 3%
21 Piper betle L. 375.0 4% 0.333 4% 9%
22 Pollia japonica 12.5 0% 0.167 2% 2%
23 Pouzolzia hirta 100.0 1% 0.167 2% 3%
24 Pterospermum javanicum 612.5 7% 0.333 4% 11%
25 Rhynchosia volubilis 937.5 11% 0.167 2% 13%
26 Tradescantia fluminensis 87.5 1% 0.167 2% 3%
Jenis tumbuhan semai yang memiliki indeks nilaia penting tertingi yaitu
Axonopus Compressus sebesar 34% sedangkan untuk semai yang memiliki indeks nilai
penting terendah yaitu Achyranthes aspera, Ficus septica dan Pollia japonica sebesar
2%.
b. Pancang
Tabel 4.4. Hasil rekapitulasi populasi dan jenis tumbuhan tingkat pancang
Petak ke-
No. Nama Jenis Total
1 2 3 4 5 6
Guarea
1 1 0 0 0 0 0 1
macrophyiiavalh
2 Tripaans americana L. 0 1 0 0 0 0 1
3 Coffeci setanop 0 1 0 0 0 1 2
4 Croton chiedeanus 0 0 0 1 0 0 1
Total 6
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa di TNGR Jeruk Manis terdapat jenis
vegetasi pada tingkat pancang sebanyak 5 jenis. Hasil analisis vegetasi pada petak
contoh sebanyak 6 petak didapatkan tingkat pancang terdiri dari 5 jenis dari
total 6 individu.
Tabel 4.5. Hasil analisis vegetasi pada tingkat pancang
c. Tiang
Tabel 4.6. Hasil rekapitulasi populasi dan jenis tumbuhan tingkat tiang
Petak ke-
No. Nama Jenis Total
1 2 3 4 5 6
1 Litsea sp 1 0 0 0 0 0 1
2 Cordio alliodora 0 0 1 0 0 0 1
Symplocos
3 0 0 0 0 1 0 1
cochinchinensis
4 Piper kadsura 0 0 0 0 1 0 1
Excoecaria
5 0 0 0 0 1 0 1
cochinchinensis
Barringtonia
6 0 0 0 0 1 0 1
acutangula
Callicarpa
7 0 0 0 0 1 0 1
pedunculata
8 Catalpa bignonioies 0 0 0 0 0 2 2
Total 9
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa di TNGR Jeruk Manis terdapat jenis
vegetasi pada tingkat tiang sebanyak 8 jenis. Hasil analisis vegetasi pada petak
contoh sebanyak 6 petak didapatkan tingkat tiang terdiri dari 8 jenis dari total 9
individu.
Tabel 4.7. Hasil analisis vegetasi pada tingkat tiang
Jenis tumbuhan tingkat tiang yang memiliki indeks nilaia penting tertingi yaitu
Catalpa bignonioies sebesar 34% sedangkan untuk pancang yang memiliki indeks nilai
penting terendah yaitu Cordio alliodora sebesar 27,93%.
Tabel 4.8. Hasil rekapitulasi populasi dan jenis tumbuhan tingkat pohon
Petak ke- TOTAL
Nama Jenis
No. 1 2 3 4 5 6
Artocarpus
1 0 0 0 0 0 1
1 elasticus
Artocarpus
0 1 0 0 0 0 1
2 heterophyllus
Dendrocnide
0 1 1 0 1 0 3
3 meyeniana
Hymenaea
0 1 1 0 0 1 3
4 courbaril L.
Neolamarckia
0 0 0 0 0 3 3
5 cadamba
Pterospermum
5 0 1 2 1 2 11
6 javanicum jungh
7 Saurauia tristyla 0 0 0 1 1 0 2
Swietenia
0 0 0 1 0 0 1
8 macrophylla
Zanthoxylum
0 2 0 0 0 0 2
9 martinicense
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa di TNGR Jeruk Manis terdapat jenis
vegetasi pada tingkat pohon sebanyak 9 jenis. Hasil analisis vegetasi pada petak
contoh sebanyak 6 petak didapatkan tingkat pohon terdiri dari 9 jenis dari total 27
individu.
Tabel 4.9. Hasil analisis vegetasi pada tingkat pohon
Jenis tumbuhan tingkat pohon yang memiliki indeks nilai penting tertingi yaitu
Pterospermum javanicum jungh sebesar 140,81% sedangkan untuk pohon yang memiliki
indeks nilai penting terendah yaitu Swietenia macrophylla Cordio sebesar 12,26%.
No Jenis H’ Interpretasi
1. Semai 2.65 Tingkat keanekaragaman sedang
2. Pancang 1.56 Tingkat keanekaragaman sedang
3. Tiang 2.043 Tingkat keanekaragaman sedang
4. Pohon 1.855 Tingkat keanekaragaman sedang
Tingkat keanekaragaman pada setiap jenis vegetasi memiliki tingkat
keanekaragam sama yaitu tingkat keanekaragaman sedang 1<H’≤3.
No Jenis E Interpretasi
1. Semai 0.82 Kemerataan jenis tinggi
2. Pancang 0.96 Kemerataan jenis tinggi
3. Tiang 0.98 Kemerataan jenis tinggi
4. Pohon 0.84 Kemerataan jenis tinggi
Tingkat kemerataan jenis pada setiap jenis vegetasi memiliki tingkat kemerataan
sama yaitu tinggi .
d. Indeks Dominansi
Tabel 4.13. Indeks Dominansi
No Jenis C Interpretasi
1. Semai 0.10 Tidak ada jenis yang mendominasi
2. Pancang 0.22 Tidak ada jenis yang mendominasi
3. Tiang 0.16 Tidak ada jenis yang mendominasi
4. Pohon 0.21 Tidak ada jenis yang mendominasi
Tingkat dominansi jenis pada setiap jenis vegetasi memiliki tingkat dominansi
sama yaitu tidak ada jenis yang saling mendominansi 0 < C < 0,5.
e. Indeks Distribusi
Tabel 4.14. Indeks Distribusi
No Jenis ID Interpretasi
1. Semai -0.008 Pola distribusi seragam
2. Pancang 0.4 Pola distribusi Seragam
3. Tiang 0.167 Pola distribusi Seragam
4. Pohon 1.128 Pola distribusi Seragam
Tingkat distribusi jenis pada setiap jenis vegetasi memiliki tingkat distribusi sama
yaitu membentuk pola seragam.
4.4. Kepadatan populasi, frekuensi jenis, dan indeks ekologi satwa.
Tabel 4.15 Frekuensi jenis mamalia
PLOT Pi ln
No TOTA
Nama Latin Nama Pi ln Pi Pi R E
. I II III IV L
(H')
- -
Trachypithecu
1 Lutung 0.82 0.1910 0.15
s auratus
9 8 18 3 38 6 6 8 0.261 0.667
-
2 Macaca 0.17 0.30
Makaka fascicularis 7 1 8 4 -1.7492 4
- -
1.9402 0.46
46 1 6 2
0.46
2
Dari tabel diatas dipeoleh data frekuensi mamalia dengan nilai H’ sebesar 0,462.
b. Kelemahan
1. Kondisi vegetasi memiliki tingkat kekayaan jenis yang rendah
2. Kondisi vegetasi memiliki pola distribusi yang mengelompok
c. Peluang
Suhu, jenis tanah, kelembaban, intensitas cahaya, tempat tumbuh
d. Ancaman
1. Tidak ada pengelolaan khusus untuk mengelola vegetasi
2. Tidak ada petugas khusus dalam pengelolaan vegetasi
3. Pemanfaatan bajur oleh masyarakat secara berlebihan
Strategi
ST = memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi ancaman
SO = memaksimalkan kekuatan dan peluang dalam pengelolaan
WO= memaksimalkan peluang untuk mengatasi kelemahan
WT= meminimalkan kelemahan dengan menghindari ancaman
Perlu pengelolaan secara khusus untuk mempertahankan dominansi bajur sebagai habitat
lutung dengan cara mengelola secara khusus vegetasi agar memiliki tingkat keanekaragaman
tinggi dan tidak saling mendominasi antara vegetasi satu dengan yang lainnya. Pemeliharaan
dan perlindungan habitat vegetasi sehingga kondisi tetap terjaga dan perlunya monitoring
secara berkala agar indeks tetap terkontrol. Rehabilitas tempat tumbuh vegetasi agar tingkat
kekayaan jenis tinggi dan pola distribusi tersebar acak serta perlunya pengelolaan intensif,
pemanfaatan secara terbatas.
BAB V
kESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan di TNGR Jeruk Manis di peroleh data
berupa hasil analisis kurva, analisis vegetasi dari masing -masing tingkat vegetasi, analisis
frekuensi jenis populasi serta menentukan strategi pengelolaan keanekaragaman hayati yang
berada di TNGR Jeruk Manis dengan menggunakan metode analisis SWOT.
DAFTAR ISI
Sari, D. N., Wijaya, F., Mardana, M. A., & Hidayat, M. (2018)Analisis Vegetasi
Tumbuhan dengan Metode Kuadrat pada Habitus Herba di Kawasan Pegunungan
Deudap Pulo Nasi Aceh Besar. In Prosiding Seminar Nasional Biotik (Vol. 6, No.
1).
Munthe, J. M. 2013. Struktur dan Komposisi Pohon Pada Habitat Orangutan Sumatera (Pongo
abelii) di Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera, Bukit Lawang. Skripsi. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Nurhasanah, L. (2018). STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI DI KAWASAN TAMAN NASIONAL
GUNUNG RINJANI (Stdu Kasus di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Rinjani Resort
Kembang Kuning Desa Jeruk Manis Kecamata Sikur Kabupaten Lombok Timur) (Doctoral
dissertation, Universitas Mataram).