You are on page 1of 12

MAKALAH MODAL SOSIAL &

KEMISKINAN

Pertumbuhan Ekonomi Mikro dan Makro


di Kabupaten Wonogiri
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Modal Sosial & Kemiskinan

Dosen Pengampu : Lamun Bathara, M.Si

Disusun oleh:
Elissa Fakhriyah
2204111613

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT. Karena ridho nya
penulis dapat menyelelesaikan Makalah Modal Sosial dan Kemiskinan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Modal Sosial dan Kemiskinan.
Selain itu, harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah
wawasan dan pegetahuan dalam memahami dan mengamati tentang suatu
Pertumbuhan ekonomi mikro dan makro.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunannya, bahasa ataupun penulisannya. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih, semoga hasil laporan pratikum ini bermanfaat.

Pekanbaru, 27 November 2023

Elissa Fakhriyah
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penelitian............................................................................ 1
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................... 1
II.TINJAUAN PUSTAKA. ..................................................................... 2
2.1. Pertumbuhan Ekonom..................................................................... 2
2.2 Sektor Unggulan............................................................................. 2
III. PEMBAHASAN................................................................................ 4
3.1 Kondisi Makro Kabupaten Wonog................................................. 4
3.1.1.Laju Pertumbuhan Ekonomi.................................................. 4
3.1.2.Laju Inflasi........................................................................... 4
3.1.2 Presentase Penduduk Miskin Kabupaten Wonogiri............. 4
3.2. Kondisi Makro Kabupaten Wonogiri............................................. 4
IV. PENUTUP ......................................................................................... 6
4.1 Kesimpulan..................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 7


I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran efektivitas pembangunan.
Karena pengentasan kemiskinan adalah tujuan utama pembangunan, pertumbuhan
ekonomi yang kuat biasanya berarti peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kontribusi sektor riil dan keuangan terhadap produksi, konsumsi, dan investasi
semuanya akan diperhitungkan saat menghitung pertumbuhan ekonomi.
Intinya, pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah terdiri dari sejumlah tindakan
yang disengaja dan berkelanjutan yang diambil untuk memperbaiki dan menstabilkan
situasi. Pertumbuhan ekonomi berfungsi sebagai keberhasilan pembangunan suatu
daerah karena pertumbuhan tersebut menunjukkan dampak sebenarnya dari
kebijakan pembangunan.
Pembangunan daerah harus sesuai demgan kondisi potensi serta aspirasi
masyarakat yang tumbuh dan berkembang. Apabila pelaksanaan prioritas
pembangunan daerah kurang sesuai dengna potensi yang dimiliki oleh masing-
masing daerah, maka pemanfaatan sumber daya yang ada akan menjadi kurang
optimal. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan lambatnya proses pertumbuhan
ekonomi daerah yang bersangkutan.
Menurut Sukirno (1994:10), pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sedangkan laju
pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan dalam PDRB tanpa memandang
apakah kenaikan itu lebih besar atay lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk dan apakah ad perubahan atau tidak dalam struktur ekonomi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dari segi makro dan mikro wilayah kabupaten Wonogiri,
menambah wawasan para mahasiswa.
1.3 Manfaat

Untuk mahasiswa diharapkan dapat menjadikan referensi dan informasi


dalam melakukan penelitian, sebagai bahan pembandiing untuk melakukan
penelitian dan untuk diterapkan dalam kehidupan nyata.
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan Ekonomi


Pembangunan ekonomi adalah proses transisi dari ekonomi kecepatan
rendah atau berkembang ke ekkonomi maju. Hal itu dicapai dengan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas serta kualitas sumber daya
manusai, meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Pembangunan ekonomi juga
mencakup peningkatan produktivitas, pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
sosial, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat. Ini termasuk berinvestasi
dalam infrastruktur dan teknologi, meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan
kesehatan, dan meningkatkan kesejahteraan social (Suyatno,2007).
Tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat dan mengurangi kesenjangan sosial. Hal ini dapat dicapai dengan
peningkatan produktivitas dan investasi, serta peningkatan kualitas layanan
pendidikan dan kesehatan. Ketika ekonomi berkembang dengan baik masyarakat
dapat menikmati manfaat pertumbuhan ekonomi, sehingga meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Perkembangan ekonomi yang sangat tinggi merupakan suatu kondisi
tercapainya pembangunan berkelanjutan. Pertumbuhan ekonomi daerah
ditunjukkan dengan produk domestik regional bruto (PDRB). PDRB merupakan
nilai tambah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan unit ekonomi dalam suatu
daerah. PDRB sebagai ukuran kinerja ekonomi makro menggambarkan
pencapaian kinerja suatu daerah dalam mengalokasikan sumber daya alam serta
sumber daya manusia yang dimilikinya.
2.2 Sektor Unggulan
Pembangunan sektor unggulan dapat dijadikan sebagai penggerak
pembangunan ekonomi suatu daerah (Tumangkeng, 2018). Potensi ekonomi yang
dimiliki setiap daerah perlu dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk
menunjang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Pengembangan potensi ekonomi sektor unggulan terhadap kemajuan ekonomi
daerah merupakan prioritas kebijakan yang harus dilaksanakan (Munifah &
Daryono Soebagyo, 2019).
III.PEMBAHASAN

3.1 Kondisi Makro Kabupaten Wonogiri


Tingginya angka kemiskinan di Kabupaten Wonogiti mengindikasikan
bahwa angka pengangguran yang terdapat di Kabupaten Wonogiri juga terbilang
tinggi. Pasalnya tingkat pengangguran memberikan pengaruh yang positif terhadap
tingkat kemiskinan (Wahyudi dan Rejekiningsih, 2013).
3.1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Sumber : Data BPS Tahun 2021

Berdasasrkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Wonogiri


menunjukkan trend meningkat pada tahun 2015 – 2018, terus mengalami
kenaikan hingga tahun 2018. Namun pada tahun 2019, pertumbuhan ekonomi
kabupaten Wonogiri mengalami penurunan dari 5,41 menjadi 5,14.Pada tahun
2020 pertumbuhan ekonomi -1,41%, pertumbuhan minus pada tahun 2020
disebabkan karena melemahnya seluruh kegiatan ekonomi sebagai dampak
pandemi Covid-19.
3.1.2 Laju Inflasi
Kenaikan harga rata – rata suatu produk disebut inflasi. Inflasi ditandai
dengan harga yang terlalu tinggi untuk satu atau dua barang. Kenaikan harga
yang berkelanjutan mengakibatkan menurunnya pembelian masyarakat karena
biaya kebutuhan yang semakin meningkat.

Sumber : Data diolah, 2021

Inflasi kalender Kabupaten Wonogiri tahun 2019 sebesar 1,6%. Capaian


angka inflasi ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan target tahun 2018
sebesar 4,5% ± 1%. Mengingat sejak akhir tahun 2019 BPS Kabupaten tidak
berwenang menerbitkan angka inflasi, maka tahun 2020 menggunakan angka
inflasi Kota Surakarta yang dihitung secara nasional, sebesar 1,38%.
3.1.3 Presentase Penduduk Miskin Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten dengan tingkat
kemiskinan yang tergolong sangat rentan pada tahun 2012 (Widiastuti dan
Yusuf, 2012). Dari seluruh Kabupaten/ Kota yang terdapat di Jawa tengah,
Kabupaten Wonogiri menempati posisi ke 8 dari 25 kabupaten dengan tingkat
kemiskinan tertinggi dari tahun 2003 sampai tahun 2007, yaitu 25,04%
(Prasetya, 2010).
Terdapat 56% wilayah di Kabupaten Wonogiri tergolong kecamatan yang
rentan apabila dilihat dari sudut pandang faktor kemiskinan. Salah satu
penyebabnya yaitu karena tingginya jumlah pengangguran serta tingginya nilai
perbandingan penduduk tamatan TK, SD, SLTP terhadap SLTA dan perguruan
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas SDM di Kabupaten kurang.
Penduduk Miskin
Penduduk Miskin
2020 2021 2022

Persentase Penduduk Miskin 10,86 11,55 10,99

Jumlah Penduduk Miskin (000) 104,37 110,46 105,19

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0,18 0,34 0,29

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 1,08 1,58 1,33

Terlihat pada tabel jika dibandingkan dengan kondisi tahun sebelunya,


Kedalaman Kemiskinan (P1) pada tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar
0,50 poin dari 1,08 pada tahun 2020 menjadi 1,58 di tahun 2021. Sementara
Indeks keparahan Kemiskinan (P2) tahun 2021 relatif sama dengan tahun 2020
yang besarnya 0,34 di tahun 2021 naik 0,16 poin dari angka tahun sebelumnya
yang besarnya 0,18.
3.2 Kondisi Makro Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Wonogiri telah melakukan berbagai upaya dalam menambah
serta memajukan kesejahteraan sebuah masyarakat. Pemberian bantuan sosial utuk
masyarakat miskin sera rentan menjadi salah satu upaya yang telah dilakukan.
Selain itu, kabupaten Wonogiri mendorong program pembangunan infrastruktur
dan peningkatan keterampilan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan
perekonomian daerah. Beberapa proyek lainnya antara lain proyek pemberdayaan
perempuan, penyediaan lapangan kerja, peningkatan pelayanan kesehatan dan
peningkatan akses pendidikan. (Usya, 2006).
3.2.1 Status Kesejahteraan
Tabel 1.1 Rumah Tangga Menurut Beberapa Indikator Kualitas Perumahan di
Kabupaten Wonogiri
Indikator Kualitas Perumahan 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
Lantai bukan tanah (%) 94,97 94,38 94,76
Atap beton, genteng, sirap, seng,
100,00 99,77 100,00
dan asbes (%)
Dinding terluas tembok dan
95,91 97,8 98,43
kayyu (%)
Luas lantai per kapita ≥ 10 m2 97,73 99,30 98,01
Sumber : Profil tempat tinggal Provinsi Jawa Tengah, 2019-2021
Kualitas dan kenyamanan tumah tinggal ditentukan oleh kelengkapan
fasilitas suatu rumah tinggal diantaranya tersedianya air bersh, sanitasi yang
layak, serta penerangan yang baik. Kualitas rumah tinggal juga ditentukan oleh
luas lantai rumah yang dihuni. Luas lantai rumah dianggap sebagai gambaran
untuk menilai kemampuan sosial ekonomi penghuninya. Selain itu, luas lantai
juga menentukan tingkat kesehatan penghuninya. Luas lantai yang sempit dapat
mengurangi konsumsi oksigen penghuni rumah serta mempercepat proses
penualran penyakit.
Tabel 1.2 Persentase Rumah Tangga Menurut Beberapa Fasilitas Perumahan di
Kabupaten Wonogiri, 2019-2021
Indikator Kualitas Perumahan 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4)
Lantai bukan tanah (%0 94,97 94,38 94,76
Atap beton, genteng, sirap, seng,
100,00 99,77 100,00
dan asbes (%)
Dinding terluas tembok dan
95,91 97,8 98,43
kayyu (%)
Luas lantai per kapita ≥ 10 m2 97,73 99,30 98,01
Sumber : Profil tempat tinggal Provinsi Jawa Tengah, 2019-2021
Fasilitas lainnya yang tidak kalah penting adalah peneranga. Sumber
penerangan yang ideal berasal dari listrik (PLN dan Non PLN), karena cahaya
listrik yang dihasil lebih terang dibandingkan sumber penerangan lainnya.
Sebanyak 100 persen rumah tangga di Wonogiri telah menggunakan listrik
sebagaisumberpenerangan.
3.2.2 Status Kesehatan Penduduk
Tabel 1.3 Persentase Penduduk Yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Angka Kesakitan di Kabupaten Wonogiri,2020-2021
Jenis Keluhan Kesehatan Angka Kesakitan (%)
Kelamin (%)
2020 2021 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5)
Laki – Laki 24,40 12,46 12,08 5,00
Perempuan 28,83 16,24 13,63 6,49
Total 26,67 14,40 12,88 5,77
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2020-2021
Persentase penduduk Kabupaten Wonogiri yang mempunyai keluhan
kesehatan pada tahun 2021 sebanyak 14,40 persen, hal ini berarti bahwa sekitar 1
sampai 2 orang dari 10 orang di Wonogiri mempunyai keluhan kesehatan. Angka
ini mengalami penurunan yang cukup tinggi dibandingkan tahun lalu yang
sebesar 26,67 persen. Bila ditinjau menurut jenis kelamin, penduduk perempuan
lebih banyak mengalami keluhan kesehatan (16,24 persen) daripada penduduk
laki-laki(12,46persen).
Angka kesakitan penduduk Kabupaten Wonogiri tahun 2021 juga
mengalami penurunan yang cukup signifikan dari 12,88 persen tahun 2020
menjadi 5,77 persen pada tahun 2021. Bila ditinjau menurut jenis kelamin, angka
kesakitan perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Menurunnya angka
keluhan kesehatan maupun angka kesakitan seiring dengan membaiknya situasi
kesehatan masyarakat pasca pandemi Covid-19.
3.2.3 Status Pemdidikam
Tabel 1.4 Persentase Penduduk 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kelamin dan
Kemampuan Membaca dan Menulis di Kabupaten Wonogiri,2021
Kemampuan Membaca Jenis Kelamin
dan Menulis Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
Huruf Latin 94,74 85,72 90,06
Huruf Lainnya 55,35 52,34 53,79
Sumber : Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Wonogiri, 2021
Sekitar 90,06 persen penduduk berumur 15 tahun ke atas dapat membaca
dan menulis latin serta 53,79 persen dapat membaca dan menulis huruf lainnya.
Bila dilihat menurut jenis kelamin , kemampuan membaca dan menulis huruf
latin dan huruf lainnya penduduk laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan
penduduk perempuan.
Seseorang dikatakan bisa membaca dan menulis jika seseorang bisa
membaca sekaligus menulis, tidak hanya menulis atau membaca saja. Menulis ini
pun, menulis dalam bentuk dikte, tidak termasuk menulis yang meniru. Begitu
pula membaca, tentunya membaca yang karena mengenal hurufnya bukan karena
menghafalnya.
IV.PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembangunan ekonomi mencakup peningkatan produktivitas, pengurangan
kemiskinan dan kesenjangan sosial, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Ini termasuk berinvestasi dalam infrastruktur dan teknologi, meningkatkan kualitas
pendidikan dan layanan kesehatan, dan meningkatkan kesejahteraan social.
Kondisi makro wilayah Kabupaten Wonogiri dapat dilihat dari laju
pertumbuhan ekonomi, laju inflasi dan dilihat dari presentasi penduduk miskin di
Kabupaten Wonogiri. Sedangkan dari kondisi mikro nya dinilai dari status
kesejahteraan, kualitas perumahan , status kesehatan dan angka kesakitan dan
status pendidikan.
4.2 Saran
Beberapa saran untuk dijadikan masukan dan pertimbangkan yang berguna
antara lain:
a. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri, diharapkan dapat
memperhatikan pola pertumbuhan perekonomian agar meningkatkan pendapatan
suatu daerah dengan memberi perhatian khusus terhadap sektor pertanian sebagai
pendukung sektor lainnya dalam perekonomian di Kabupaten Wonogiri yang
mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Harapannya dapat terjadi
peningkatan pendapatan masyarakat dan penurunan angka kemiskinan.
b. Selain dari sisi sektor unggulan, pengembangan sektor non unggulan
hendaknya juga perlu diperhatikan sesuai kemampuan daerah yang ada.
7

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, 2021 Produk Domestik Regional


Bruto Jawa Tengah, Semarang: BPS.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri, 2021 Produk Domestik


Regional Bruto Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2020. Wonogiri:
BPS.

Harsiwi, R. S., & Setyono, J.S. (2015).. Tingkat kerentanan ekonomi wilayah
kabupaten wonogiri. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 4(4), 578-
591.

Tumangkeng, S. 2018. Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor Dan Sub


Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan Kota Tomohon. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 18(01).

Munifah, S., & Daryono Soebagyo, M. E. 2019. Analisis Icor


Terhadap Efisiensi Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia.Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: PT raja


Grafindo Persada.
Suyatno, S. (2007). Analisa Economic Base Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Daerah Tingkat II Wonogiri: Menghadapiimplementasi Uu No. 22/1999 Dan
Uu No. 5/1999. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Eknomi
Dan Pembangunan, 1(2), 144-159
Usya, N. (2006). Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikassi Sektor
Unggulan di Kabupaten Subang.

You might also like