You are on page 1of 3

Muhammad Rakha Aqiliyan

20137043

ASESMEN EKONOMI ISLAM

1. Coba ananda kaitkan konsep manusia sebagai khalifah dan Abd dengan pelaksanaan ekonomi
yang sesuai menurut ajaran Islam ! Menganalisis
2. Bagaimana penilaian ananda terhadap pelaksanaan ekonomi di sekeliling ananda, penilaian
ananda disertai kritik dan saran. Mengevaluasi
3. Coba ananda uraikan dengan rinci larangan-larangan ekonomi dalam Islam, lengkapi dengan
contoh ! Menganalisis

Jawab:

1. Islam menempatkan manusia di bumi ini sebagai khalifah dan ‘abdillah. Sebagai khalifah,
berarti manusia dalam melakukan aktifitas kehidupannya ( kegiatan perekonomian)
bertindak sebagai pengelola, pengatur, dan penguasa seluruh alam semesta.
Sejalan dengan eksistensi manusia sebagai khalifah dan pengatur ( distributor),
pengguna ( konsumen ), dan penguasa ( produsen ) alam semesta, Allah juga
menempatkan posisi manusia sebagai hamba Allah (‘abdullah) yang tetap harus tunduk
dan mengabdi kepada penguasa mutlak alam semesta ( Allah Swt ).
Allah memuliakan manusia dengan limpahan rahmat dan anugerahnya dalam bentuk
sumber daya alam untuk kepentingan umat.
2. Masih ada pelaksanaan ekonomi yang masih tidak sesuai dengan konsep syariah agama
Islam, contohnya adalah Riba. Riba dipakai dalam banyak kegiatan ekonomi. Dalam
ekonomi syariah, hal yang berbau riba sangat dilarang. Riba menciptakan ketidakadilan.
Itulah sebabnya sistem riba yang dijalankan oleh bank atau badan simpan pinjam lainnya
sangat diharamkan dalam ekonomi syariah. Tentunya saya menyarankan agar semua
bank menjadi bank syariah.
3. a. Haram karena zatnya (objek transaksi)
Suatu transaksi dilarang karena objek (barang dan/atau jasa) yang
ditransaksikan merupakan objek yang dilarang (haram) dalam hukum agama
Islam. Seperti memperjualbelikan alkohol, narkoba, organ manusia, dll.
b. Maysir, yaitu cara mendapatkan uang tanpa bekerja keras, dalam hal ini yang
dimaksud adalah perjudian.
c. Gharar/Taghir, yaitu sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau
dipastikan kewujudannya secara matematis dan rasional baik itu menyangkut
barang (goods), harga (price) ataupun waktu pembayaran uang/penyerahan
barang (time of delivery). Contohnya asuransi
d. Riba, yaitu pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun
pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat
dalam Islam.
e. Ikrah, yaitu Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu pihak untuk
melakukan suatu akad tertentu. Jenis pemaksaan dapat berupa acaman fisik
atau memanfaatkan keadaan seseorang yang sedang butuh atau the state of
emergency.
f. Bai Najash, yaitu sebuah situasi di mana konsumen/pembeli menciptakan
demand (permintaan) palsu, seolah-olah ada banyak permintaan terhadap
suatu produk sehingga harga jual produk itu akan naik. Cara yang bisa
ditempuh bermacam-macam, seperti menyebarkan isu, melakukan order
pembelian, dan sebagainya. Ketika harga telah naik maka yang bersangkutan
akan melakukan aksi ambil untung dengan melepas kembali barang yang
sudah dibeli, sehingga akan mendapatkan keuntungan yang besar. Sebagai
contoh : ini sangat rentan terjadi ketika pelelangan suatu barang. Biasanya
yang mengadakan pelelangan bekerja sama dengan beberapa peserta
pelelangan dimana mereka bertugas untuk berpura-pura melakukan
penawaran terhadap barang yang dilelang, dengan kata lain untuk menaikkan
harga barang yang dilelang tersebut.
g. Ihtikar, yaitu sebuah situasi di mana produsen/penjual mengambil keuntungan
di atas keuntungan normal dengan cara mengurangi supply (penawaran) agar
harga produk yang dijualnya naik. Contohnya adalah ketika penjualan masker
beberapa bulan yang lalu.
h. Ghisy, yaitu menyembunyikan fakta-fakta yang seharusnya diketahui oleh
pihak yang terkait dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-
hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya sebelum terjadi transaksi
yang mengikat.
i. Tadlis, yaitu tindakan seorang peniaga yang sengaja mencampur barang yang
berkualitas baik dengan barang yang sama berkualitas buruk demi untuk
memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan lebih banyak Tindakan
“oplos” yang hari ini banyak dilakukan termasuk kedalam kategori tindakan
tadlis ini.
j. Risywah (Suap), yaitu “Pemberian yang bertujuan membatalkan yang benar
atau untuk menguatkan dan memenangkan yang salah. Banyak terjadi
didalam penegakan hukum di masa saat ini.
Keaktifan dalam Forum Diskusi

You might also like