You are on page 1of 2

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati Bpk/Ibu dewan guru


Yang saya hormati Bpk/Ibu guru pendamping
Dan yang saya sayangi teman-teman peserta lomba siwa teladan
Bismillahirrohmanirrohim
Robbisrohlisodri wayasirli amri wahlul uhdatam milisani yafqohuqohuli
Pertama kalinya marilah kita memanjatkan rasa puji dan syukur kita kehadirat
Allah SWT yang telah memberikan kepada kita semua banyak sekali
kenikmatan. Beberapa diantaranya adalah nikmat iman, nikmat islam, dan
nikmat kesehatan. Sehingga kita bisa mengikuti kegiatan ini dengan baik
Sholawat beriring salam tak lupa kita sanjungkan kepada nabi Muhammad
SAW, sang pembawa risalah kebenaran utusan Allah SWT. Semoga kita
semua termasuk ke dalam umat beliau yang senantiasa istiqamah dalam
menjalankan sunnahnya.

Baiklah rekan-rekanku sekalian, pidato yang akan saya sampaikan kali ini
adalah bertemakan tentang pentingnya memupuk minat membaca.

Bpk/ibu dewan juru serta teman-teman sekalian,

Membaca adalah aktivas mencari informasi tertentu dalam sebuah obyek


bacaan. Pada zaman ini membaca tak hanya terbatas pada obyek yang
berbentuk fisik berupa kertas seperti koran, majalah, buku pengetahuan,
komik, dan lain sebagainya. Di era digital seperti sekarang ini sangat
memudahkan kita untuk membaca bahan bacaan dalam jenis apapun.
Misalnya bacaan tentang ilmu pengetahuan, berita, sastra, hiburan, dan lain
sebagainya dengan mudah dapat kita akses. Tak berlebihan rasanya jika
dikatakan bahwa kini ribuan bahan bacaan ada di genggaman kita.
Pernyataan tersirat ini menunjukkan bahwa kita dapat dengan mudahnya
melakukan aktivitas membaca hanya dengan memainkan alat elektrononik
berupa Hp pintar. Dengan segala fasilitas yang ada di zaman ini seharusnya
memudahkan kita untuk membaca banyak hal.

Akan tetapi semakin maju dan pesatnya perkembangan teknologi rasanya


tidak berbanding lurus dengan persentase minat membaca. Justru banyak
hal-hal negatif yang dilakukan oleh banyak orang misalnya dengan membaca
hal-hal berbau seks, kekerasan, dan lain sebagainya. Banyak diantara anak-
anak yang saat ini telah piawai dalam menggunakan gadjet. Alangkah baiknya
jika barang elektronik tersebut dipergunakan untuk mengakses situs-situs
informatif dan bermanfaat. Namun pada kenyataannya anak-anak banyak
yang memanfaatkan gadjet hanya untuk bermain game, berfoto-foto, dan
memainkan aplikasi hiburan lainnya. Tidak ada yang salah akan hal tersebut,
namun alangkah baiknya jika segala fasilitas yang kita miliki digunakan untuk
menunjang kegiatan membaca

Bpk/ibu juri serta teman-teman sekalian,

Dahulu orang-orang rela mengantri panjang di perpustakaan demi


mendapatkan buku bacaan yang digemari. Buku adalah sesuatu yang bernilai
dan amat berharga. Bahkan penulis terkenal Andrea Hirata dalam novelnya
yang berjudul Laskar Pelangi mengatakan bahwa buku adalah barang yang
mewah dan amat sulit untuk dijumpai pada saat kecil. Seseorang yang
menyandang buku dan membacanya seolah terlihat lebih berkelas
dibandingkan orang lain. Pada zaman dulu buku dapat menjadi indikator
intelektual seseorang. Bandingkan dengan kondisi pada saat ini. Buku
tersedia dimana-mana. Mulai dari buku-buku baru yang dijual toko buku besar
hingga pada kelas buku bekas yang dijual di emperan. Mulai dari yang
dijajakan di toko sampai yang dijual dengan sistem online. Semua
keterbutuhan membaca kini telah terfasilitasi dengan sangat baik dengan
adanya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi. Lantas apakah hal
tersebut turut menumbuhkan minat baca kita? Rasa-rasanya tidak sama
sekali, bahkan justru minat baca kita cenderung teralihkan dengan munculnya
berbagai jenis game online dan sejenisnya.

Mari sejenak kita menilik kisah aktivis yang peduli terhadap minat membaca
terlebih pada anak-anak. Salah satu contohnya adalah seorang mahasiswa
yang mengumpulkan buku-buku bekas miliknya dan mendirikan taman baca
keliling di emperan kolong jembatan, panti asuhan, dan komunitas anak
jalanan. Awalnya ia menjalankan kegiatan sosial ini hanya dengan berbekal
uang saku yang ia miliki. Uang tersebut ia kumpulkan untuk membeli buku-
buku bekas dan selanjutnya ia jajakan secara gratis untuk dibaca oleh anak-
anak kurang beruntung. Ia melihat minat baca yang luar biasa dari anak-anak
miskin tersebut. Hal ini membuat dirinya berjuang keras untuk menambah
jumlah koleksi buku diperpustakaan keliling yang ia miliki. Banyak mahasiswa
dan aktivis lain yang tertarik untuk membantunya. Hingga kini ia bersama
Komunitas Mahasiswa Peduli Minat Baca telah memiliki ribuan koleksi buku
bacaan untuk kebutuhan perpustakaan keliling milik mahasiswa tersebut.

Coba kita renungkan! Bayangkan jika kita bernasib seperti anak-anak jalanan
tersebut! mereka tidak memiliki kesempatan untuk belajar seperti kita. Bahkan
untuk makan pun rasanya sangat sulit. Mereka begitu ingin untuk merasakan
indahnya belajar, membaca, dan bermain sebagaimana kita di sini. Marilah
teman-temanku sekalian, syukuri apa yang kita miliki saat ini dengan
memanfaatkan segala potensi yang kita miliki untuk banyak membaca dan
belajar! Tumbuhkan minat dan motivasi kita untuk gemar membaca! Dengan
membaca, kita dapat menambah pengetahuan yang kelak akan berguna bagi
diri kita sendiri terlebih bagi masyarakat luas, bangsa, dan negara.

Mungkin ini saja yang dapat saya sampaikan, kurang dan lebihnya saya
mohon maaf. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

You might also like