You are on page 1of 22

MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Menurut KBBI manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Dapat diartikan bahwa
manajemen bertanggung jawab penuh atas keberlangsungan sumber daya agar berjalan dengan optimal dan tepat sasaran.
Konstruksi adalah tatanan/susunan dari elemen-elemen suatu bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagiannya sesuai
dengan fungsinya.

Manajemen proyek kontraksi adalah usaha manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
proyek dari awal sampai akhir dengan mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil
yang diinginkan.

TUJUAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

Manajemen proyek konstruksi bertujuan untuk mengelola pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan perencanaan dan
mendapatkan hasil yang optimal.
Untuk lebih detail, berikut macam-macam tujuan manajemen proyek konstruksi :

1. Memaksimalkan potensi SDM


Keberhasilan sebuah proyek berbanding lurus dengan kualitas SDM (manusia) yang terlibat dalam proyek tersebut.
Disinilah manajemen proyek kontruksi mengambil peran untuk menggerakan potensi SDM yang terlibat secara
optimal.

GANDHALAWIKA
2. Memanfaatkan peluang yang ada dalam proyek • Menyampaikan progres pekerjaan kepada owner
Ketepatan dalam mengelola proyek kontruksi akan langsung.
membantu dalam pengembangan proyek dan • Mengesahkan material yang akan digunakan apakah
mendapatkan peluang baru tanpa mengurangi nilai sesuai dengan spesifikasi kontrak atau tidak.
utama yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan. • Mengelola, mengarahkan dan mengkoordinasi

3. Mengelola risiko kegagalan proyek pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor dalam aspek

Dalam proyek manapun tidak luput dari trial and error mutu dan waktu.

sehingga kecermatan dalam melihat potensi resiko • Mengesahkan adanya perubahan kontrak yang

akan mengurangi potensi proyek gagal. diajukan oleh kontraktor.


• Memeriksa gambar shop drawing dari kontraktor
4. Membuat perencanaan yang tepat
sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan.
Sebuah proyek kontruksi akan berhasil berbarengan
• Selalu meninjau ulang metode pelaksanaan pekerjaan
dengan proses perencaan proyek yang tepat dari awal.
oleh kontraktor agar memenuhi syarat K3LMP
Disinilah manajemen proyek kontruksi perlu
“Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Lingkungan,
mengambil peran besar menjaga ritme perencaan
Mutu dan Pengamanan”.
hingga eksekusi berjalan dengan baik.
• Memberikan Site Instruction secara tertulis apabila
5. Mengelola integritas ada pekerjaan yang harus dikerjakan namun tidak ada
Dengan adanya manajemen proyek kontruksi akan di kontrak untuk mempercepat jadwal.
meningkatkan rasa percaya dari semua stakeholder
yang terlibat selama proyek berlangsung bahkan
pasca proyek kontruksi selesai.

TUGAS MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

• Mengawasi jalannya pekerjaan di lapangan apakah


sesuai dengan metode konstruksi yang benar atau
tidak.
• Meminta laporan progres dan penjelasan pekerjaan PERAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

tiap item dari kontraktor secara tertulis. 1. Agency Construction Management (ACM)
• Manajemen proyek konstruksi berhak menegur dan Manajer konstruksi berperan sebagai koordinator
menghentikan jalannya pekerjaan apabila tidak sesuai “penghubung” antara perancangan dan pelaksanaan
dengan kesepakatan. serta antar kontraktor. Manajemen konstruksi mulai

• Mengadakan rapat rutin baik mingguan maupun dari fase perencanaan dimana pihak pemilik membuat

bulanan dengan mengundang konsultan perencana, kontrak pada para kontraktor sesuai paket-paket

wakil owner dan kontraktor. pekerjaan yang diperlukan.

• Berhubungan langsung dengan owner atau wakil


owner dalam menyampaikan segala sesuatu di
proyek.

GANDHALAWIKA
2. Extended Service Construction Manajemen • Menggunakan pedoman pelaksanaan pekerjaan
(ESCM) maka akan didapat harga kontrak kontruksi dan
Manajemen kontraktor berperan sebagai kontraktor. material yang lebih pasti , tetap dan bersaing
Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik tujuan sehingga tidak melewati batas anggaran yang ada.
antara kontraktor dan pihak manajemen. • Pekerjaan akan dapat selesai sesuai kualitas

3. Owner Construction Management (OCM) rentang waktu yang telah ditetapkan.

Manajemen konstruksi profesional berperan sebagai 3. Pelelangan


pemilik sehingga pihak manajemen juga bertanggung Adalah proses pelelangan sampai dengan terpilihnya
jawab terhadap manajemen proyek yang pemenang lelang.
dilaksanakan.
4. Pelaksanaan konstruksi
4. Guaranted Maximum Price Construction Kegiatan ini meliputi persiapan lapangan,
Management (GMPCM) pelaksanaan konstruksi fisik proyek sampai dengan
Konsultan ini bertindak lebih ke arah kontraktor selesainya proyek konstruksi tersebut. Dalam
umum dari pada sebagai wakil pemilik. Disini pelaksanaan konstruksi fisik proyek perlu fokus pada
konsultan GMPCM tidak melakukan pekerjaan pengendalian biaya dan jadwal kontruksi.
konstruksi tetapi bertanggung jawab kepada pemilik Pengendalian biaya agar alokasi biaya untuk sumber
mengenai waktu, biaya dan mutu. Sehingga pada daya proyek, tenaga kerja, peralatan dan material
peran ini manajemen bertindak sebagai pemberi kerja dalam kontrol yang jelas. Pengendalian jadwal
terhadap para kontraktor “sub kontraktor”. kontruksi agar proyek berjalan sesuai perencaan dan

TAHAPAN MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI selesai tepat waktu.

1. Pengembangan konsep 5. Pengoperasian

Melakukan survei pendahuluan dengan investigasi Setelah kontruksi fisik selesai maka penyedia jasa

lapangan ditempat proyek yang akan dilaksanakan. akan menyerahkan kepada pengguna jasa untuk

Hal ini agar mendapatkan berbagai informasi seperti dioperasikan. Dalam hal ini penyedia saja masih

upah tenaga kerja setempat, harga material, perizinan memiliki tanggung jawab untuk memelihara

pemerintah setempat, kemampuan penyedia jasa bangunan sesuai perjanjian.

setempat baik kontraktor ataupun konsultan, iklim Referensi :


sekitar dan upaya apa yang bisa dilakukan untuk https://tomps.id/manajemen-proyek-konstruksi/
mengantisipasi kendala yang akan muncul.

2. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dimulai dari pengajuan
proposal, survei lanjutan, pembuatan desain awal dan
perancangan detail. Hal-hal tersebut akan
berpengaruh pada proses selanjutnya yaitu rencana
kerja final. Sasaran pokok rencana kerja final adalah
:

GANDHALAWIKA
ASPEK HUKUM DALAM DUNIA KONSTRUKSI

Indonesia merupakan negara hukum, oleh sebab itu segala hal dan aspek-aspek dasar di dalam kehidupan warga dan negara
Indonesia diatur oleh hukum. Salah satunya adalah hukum yang mengatur tentang pelaksanaan proyek atau lebih dikenal
dengan ‘Aspek Hukum Konstruksi’. Aspek hukum konstruksi sangat penting dipelajari oleh mahasiswa bidang teknik sipil
terlebih lagi seorang insinyur sipil, oleh karena hal ini akan menjadi dasar atau landasan jika seorang insinyur sipil akan
merencanakan suatu proyek. Dengan mengetahui aspek-aspek hukum konstruksi, hal ini akan membantu seorang insiyur
sipil untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan dan menjadi lebih paham tentang hal-hal yang boleh dan tidak, juga
untuk menghindari penipuan atau kecurangan dalam menjalankan proyek.

FUNGSI HUKUM

Apakah dibutuhkan payung hukum ? tentu, hukum sangat diperlukan karena hukumlah yang akan menentukan kebenaran.
Dengan adanya hukum yang mengatur tentang konstruksi, tentu akan sangat membantu dan menolong pihak-pihak yang
terlibat dalam urusan tentang hukum konstruksi. Payung hukum dibutuhkan karena mencakup beberapa hal diantaranya
adalah :
• Kontrak
• KKN dalam Proyek
• Kegagalan dalam proyek
• Hak dan kewajiban stakeholder dalam proyek
• Claim arbitrase Negosiasi
• Resiko lain dalam Proyek

GANDHALAWIKA
SANKSI DALAM DUNIA KONTRUKSI

Sanksi administratif yang dapat dikenakan atas


pelanggaran UU Jasa Konstruksi adalah berupa (i)
peringatan tertulis; (ii) penghentian sementara pekerjaan
konstruksi; (iii) pembatasan kegiatan usaha dan/atau
profesi; (iv) larangan sementara penggunaan hasil
ASPEK - ASPEK HUKUM DALAM DUNIA pekerjaan konstruksi (khusus bagi pengguna jasa); (v)
KONSTRUKSI pembekuan izin usaha dan/atau profesi; dan (vi)
pencabutan izin usaha dan/atau profesi. Selain sanksi
Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis
administratif tersebut, penyelenggara pekerjaan konstruksi
dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang
dapat dikenakan denda paling banyak sebesar 10%
terwujudnya tujuan pembangunan nasional, di mana
(sepuluh per seratus) dari nilai kontrak atau pidana penjara
pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
paling lama 5 (lima) tahun. (Aspek Hukum dalam Dunia
masyarakat adil dan makmur yang merata material dan
Konstruksi (Lengkap), Fungsi, Dampak, Sanksi Hukum,
spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Legal Aspects., 2018).
Dasar 1945. Untuk itu, dirasakan perlu pengaturan secara
rinci dan jelas mengenai jasa konstruksi, yang kemudian Refrensi
dituangkan dalam di dalam Undang-Undang Nomor 18 Aspek Hukum dalam Dunia Konstruksi (Lengkap),
Fungsi, Dampak, Sanksi Hukum, Legal Aspects.
Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (UU Jasa
(2018, June 8). Retrieved from
Konstruksi). Beberapa aspek hukum yang sering berbagaireviews.com :
menimbulkan dampak hukum yang cukup luas antara lain: https://www.berbagaireviews.com/2018/06/aspek
-hukum-dalam-dunia-konstruksi.html
• Penghentian sementara pekerjaan (suspension of
work)
• Pengakhiran perjanjian/pemutusan kontrak
• Ganti rugi keterlambatan (liquidated damages)
• Penyelesaian perselisihan (settlement of dispute)
• Keadaan memaksa (force majeure)
• Hukum yang berlaku (governing law)
• Bahasa kontrak (contract language)
• Domisili
• Pengesampingan pasal 1266 KUHP perdata bila
menghendaki pemutusan kontrak tanpa melalui
pengadilan

GANDHALAWIKA
PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

Secara umum setiap proyek pasti membutuhkan suatu penjadwalan dalam tahapan phase perencanaan, secara singkat
penjadwalan konstruksi merupakan suatu cara untuk menentukan dan menetapkan waktu pelaksanaan item pekerjaan serta
alokasi sumber daya akan digunakan (material, man power, equipment) selama proses konstruksi. Penjadwalan suatu
proyek konstruksi selayaknya harus direncanakan secara matang dan optimal guna menghindari terjadinya keterlambatan
waktu proyek/overrun scheduled serta dampak lainnya. Suatu perencanaan penjadwalan proyek konstruksi yang baik
ditentukan oleh beberapa faktor penentu khususnya ditujukan bagi seorang estimator schedule, antara lain:
• Keteraturan yang sistematis dan runtun dalam tahapan perencanaan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, misalnya
urutan sistematis item pekerjaan mulai dari tahap awal sampai akhir yang berurutan dan logis sesuai dengan kondisi
serta perencanaan alokasi sumber daya saat proyek konstruksi berlangsung. Hal ini juga ditentukan dari tingkat
pengalaman seorang estimator scheduled dalam penjadwalan suatu proyek yang akan dilaksanakan.
• Kemampuan estimasi lama durasi waktu pelaksanaan pada suatu item pekerjaan juga menentukan tingkat keberhasilan
perencanaan penjadwalan suatu proyek konstruksi dimana pada faktor ini diperlukan analisis terhadap besar
produktivitas sumber daya yang akan digunakan misalnya produktivitas tenaga kerja/man power dan
peralatan/equipment terhadap volume total pekerjaan yang akan dikerjakan. Bahkan dalam hal ini seorang estimator
dapat secara langsung menentukan nilai durasi waktu pelaksanaan berdasarkan pengalaman empiris yang biasa terjadi
di lapangan.
Produktivitas Resources = Kapasitas Volume / Waktu Kerja Resources (Cycle Time).........................................(1)
Total Durasi Waktu = Volume Total / (Jumlah Resources x Produktivitas Resources).........................................(2)
• Kemampuan dalam mengestimasi waktu alokasi sumber daya (Material, peralatan dan man power) yang akan
dialokasikan selama proyek konstruksi berlangsung. Hal ini penting mengingat seringnya terjadi penyimpangan waktu
transportasi sumber daya selama proses konstruksi misalnya yang paling sering yaitu keterlambatan dalam pengiriman
material ke lokasi proyek yang tentunya akan berpengaruh secara langsung terhadap durasi total pelaksanaan proyek
yang telah direncanakan terlebih jika keterlambatan tersebut berada pada jalur kritis /Critical Path.
• Kemampuan estimasi terhadap hal-hal yang mungkin dapat terjadi diluar perencanaan selama proses konstruksi
berlangsung. Ini juga menjadi faktor tambahan yang setidaknya harus dimiliki oleh seorang estimator schedule dalam
memprediksi durasi suatu item pekerjaan. Hal tersebut bisa berasal dari faktor internal maupun eksternal misalnya
faktor cuaca, timbulnya kecelakaan kerja, kerusakan peralatan, masalah sosial, timbulnya klaim dsb.

JENIS MODEL PENJADWALAN PROYEK KONSTRUKSI

Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa jenis model instrumen penjadwalan yang biasa digunakan baik untuk proyek
yang berskala kecil sampai besar baik yang bersifat formal maupun non formal. Secara umum dalam proyek konstruksi
sering kita temukan jenis penjadwalan berupa penjadwalan diagram batang/Gantt Chart dan Curve-S yang berfungsi
memproyeksikan kemajuan progres bobot pekerjaan dan waktu pelaksanaan. Namun jika dikaji secara luas model
penjadwalan memiliki beberapa jenis dan fungsi yang dapat digunakan dalam proses perencanaan maupun selama proses
konstruksi berlangsung, antara lain:

GANDHALAWIKA
• Gantt Chart, berupa model penjadwalan yang
memproyeksikan item pekerjaan/pada sumbu y
terhadap waktu pelaksanaannya yang berupa model
diagram batang/Gnatt secara horisontal sepanjang
waktu total penjadwalan pada sumbu x/durasi proyek.
Model penjadwalan ini berfungsi memberikan
informasi urutan item pekerjaan yang akan dikerjakan
secara sistematis dan juga dapat memberikan
informasi berupa kemajuan proyek berdasarkan
jadwal rencana dan aktual selama proses konstruksi
dan tidak memberikan informasi lainnya seperti • Network Planning/Jaringan Kerja, merupakan
kinerja biaya, jalur kritis dan bobot pekerjaan. model instrumen pengukuran jadwal proyek dengan
menggunakan logika jaringan kerja untuk mendeteksi
item pekerjaan yang berada pada jalur kritis maupun
untuk mengetahui waktu detail pekerjaan yaitu dapat
menentukan waktu yang paling cepat (Early Time)
dan waktu paling lama (Latest Time) untuk
dikerjakan dan waktu selesainya pada setiap item
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Model jaringan
kerja bisa berupa Critical Path Method (CPM),
Predence Diagram Method (PDM) dan Program
Evaluation Review Technique (PERT). Ketiga model
• Curve-S, model penjadwalan ini berupa
penjadwalan yang berfungsi untuk memberikan jaringan kerja tersebut disesuaikan dengan jenis
informasi berupa bobot pekerjaan (Sb-y) dengan proyek yang akan dikerjakan misalnya untuk metode
index dari 0 - 100% berdasarkan waktu durasi proyek
(Sb-x) sehingga hubungan kedua sumbu tersebut PERT lebih ideal gunakan jika proyek masih
membentuk kurva yang berbentuk S. Curve-S tergolong baru dimana waktu estimasi
umumnya berguna dalam monitoring kemajuan
penjadwalannya masih belum pasti dimana
pekerjaan dalam pelaksanan konstruksi guna
bermanfaat dalam memberikan bukti laporan atas probabilitas waktu pelaksanaannya dapat lebih cepat
proses administrasi pembayaran kepada pihak ataupun lama.
pemilik/owner berdasarkan kemajuan proyek yang
telah dikerjakan serta dapat mengetahui kemajuan
kinerja waktu pelaksanaan proyek apakah proyek
mengalami kemajuan waktu pekerjaan atau
keterlambatan/varian.

GANDHALAWIKA
• Earned Value Management (EVM) atau • Resources Scheduled Distribution, model
Earned Value Analysis (EVA), model penjadwalan ini merupakan uraian dari penjadwalan
penjadwalan ini pada dasarnya merupakan instrumen sebelumnya dimana dalam penjadwalan ini hanya
pengukuran kinerja/performance (nilai hasil) berfokus pada sumber daya yang akan dijadwalkan
terhadap waktu dan biaya suatu proyek khususnya di selama proses konstruksi baik distribusi jadwal
bidang konstruksi. Parameter dasar pada metode tenaga kerja, material dan peralatan proyek.
EVM yaitu Budgeting Cost Work Performance
(BCWP)/Earned Value (EV) yaitu nilai hasil bobot
pekerjaan aktual di lapangan dikalikan dengan harga
satuan pekerjaan pada setiap item pekerjaan yang
telah dikerjakan, kemudian parameter ke-2 yaitu
Actual Cost Work Performance (ACWP) yaitu
parameter yang menunjukkan biaya aktual yang telah
dikeluarkan pada suatu pekerjaan sampai periode
dilakukannya evaluasi kinerja dan parameter ke-3
yaitu Budgeting Cost Work Scheduled
(BCWS)/Planned Value/PV yaitu parameter yang
menunjukkan rencana biaya yang akan dikeluarkan Model penjadwalan sekarang ini telah banyak
berdasarkan perencanaan schedule yang dibuat. menggunakan software untuk mempermuda dalam proses
Pemodelan penjadwalan kinerja ini Pemodelan perencanaan dan monitoring penjadwalan saat konstruksi
penjadwalan kinerja ini juga dapat menganalisis berlangsung, namun yang paling penting yaitu keahlian
tingkat penyimpangan/varians waktu dan biaya dan pengalaman seorang estimator schedule dalam
proyek, indeks kinerja waktu dan biaya serta dapat menganalisis perencanaan penjadwalan proyek secara
digunakan dalam meramalkan/estimasi total waktu optimal serta pada proses monitoring dan
dan biaya proyek secara keseluruhan berdasarkan pengendaliannya. Hal ini dikarenakan pada phase
indeks kinerja proyek yang telah dikerjakan sampai planning/perencanaan suatu proyek harus dilakukan
pada saat proyek dievaluasi. dengan matang sehingga sekurang-kurangnya dapat
menekan tingkat risiko potensi penyebab keterlambatan
khususnya pada saat phase pelaksanaan konstruksi dengan
tingkat kompleksitas yang tinggi.

Referensi:
http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/blog
page_45.html?m=1

GANDHALAWIKA
MANAJEMEN OPERASI DAN 1. House Keeping dan Ground Keeping House Keeping
dan ground keeping adalah suatu kegiatan untuk
PEMELIHARAAN BANGUNAN
menjadikan keberadaan fasilitas tetap layak dipakai
dan melindungi fasilitas tetap berfungsi sepanjang hari.
2. Pemeliharaan Umum (General Maintenance)
Pemeliharaan umum adalah kegiatan yang ditunjukkan
untuk menjaga penampilan fasilitas tetap baik
sepanjang waktu.
3. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance)
Pemeliharaan preventif adalah segala kegiatan yang
berusaha untuk menjaga peralatan atau fasilitas tetap

Source : Yogyakarta Training Center berfungsi layak tanpa gangguan.

Perkembangan properti saat ini telah mendorong 4. Perbaikan (Repair) Pekerjaan perbaikan meliputi

maraknya keberadaan gedung-gedung bertingkat seperti kegiatan penanganan untuk memulihkan komponon

gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, rumah fasilitas setelah mengalami kerusakan agar kembali

sakit, dsb. Keberadaan bangunan gedung ini dimaksudkan berfungsi.

untuk melaksanakan fungsi kegiatan dengan optimal. Agar 5. Penggantian (Replacement) Penggantian adalah

bangunan gedung dapat berfungsi dengan baik, perlu kegiatan penggantian komponen/suku cadang fasilitas

diperhatikan kekuatan konstruksinya, termasuk juga perlu sesuai dengan persyaratan yang diperlukan.

memperhatikan kondisi fasilitas dalam bangunan gedung 6. Peningkatan (Improvement) Peningkatan adalah

tersebut. Untuk itu diperlukan suatu perawatan yang tepat kegiatan untuk mempertinggi unjuk kerja yang layak

dan sesuai dengan spesifikasi dari elemen-elemen tersebut atau memperkecil biaya operasional fasilitas.

sehingga semua instalasinya dapat berfungsi dengan baik. (Bunga,2021).

Manajemen pemeliharaan fasilitas (facility management) Referensi


adalah suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat, Bunga, G. (2021, Apriil 23). Memahami Manajemen
menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa semua Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan
tindakan yang dilakukan adalah untuk mempertahankan Gedung. Retrieved from KF Map:
dan memulihkan kondisi fasilitas sesuai dengan spesifikasi https://kfmap.asia/blog/memahami-manajemen-
semula sehingga fasilitas dapat berfungsi sebagaimana pemeliharaan-fasilitas-dalampengelolaan-
mestinya. Tujuan pemeliharaan tergantung pada tujuan gedung/1172
penggunaan fasilitas dan aktivitas penggunanya. Sebagai
contoh tujuan pemeliharaan yang sesuai dengan fungsi
fasilitas adalah menciptakan lingkungan kerja yang
memadai, aman, bersih, nyaman untuk berbagai kondisi
penyewa dalam sebuah gedung perkantoran. Kegiatan
pemeliharaan langsung yang dilakukan oleh pengelola
fasilitas terdiri dari beberapa aktivitas yaitu:

GANDHALAWIKA
MANAJEMEN RISIKO PROYEK KONSTRUKSI

Setiap proyek tentu akan menemui berbagai risikonya tersendiri. Sayangnya, risiko ini umumnya tidak diketahui
pasti, baik kejadiannya maupun waktu tepat kedatangannya. Namun, jika tidak diantisipasi dengan baik sejak
awal, bukan tidak mungkin risiko ini akan membawa masalah yang lebih besar kedepannya. Bukan serta-merta
tentang “risiko negatif” yang muncul, namun juga kehilangan “risiko positif” yang dapat meningkatkan nilai
proyek anda. Dalam skenario ini, melakukan hal yang disebut manajemen risiko proyek (project risk
management) tentu perlu dilakukan. Manajemen risiko sejak tahap perencanaan proyek akan membawa anda
pada rasa aman dan siap bilamana risiko yang telah teridentifikasi benar-benar terjadi.

PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO PROYEK

Apa itu manajemen risiko proyek? Jika didefinisikan, manajemen risiko proyek adalah sebuah proses sistematis yang
meliputi kegiatan merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Menurut Lavanya dan
Malarvizhi (2008) dalam PMI, manajemen risiko adalah praktik manajemen proyek yang penting untuk meminimalisir
kepanikan yang tidak terduga selama proyek berjalan.

Bukan tanpa tujuan, manajemen risiko proyek dilakukan untuk meningkatkan peluang positif dan meminimalisir peluang
negatif atau merugikan yang mungkin benar-benar terjadi dalam proyek kita. Bukan hanya negatif, risiko sendiri memang
ada yang dikategorikan positif, dimana risiko positif ini juga sering kali disebut peluang (opportunities). Penanganan respon
untuk jenis risiko positif dan risiko negatif pun tentu berbeda, dan inilah yang harus dipersiapkan dengan baik lewat
manajemen risiko proyek.

GANDHALAWIKA
Dalam penerapannya, manajemen risiko proyek memiliki 2. Komunikasikan Risiko Dengan Seluruh Project
berbagai proses yang harus dilewati. Mulai dari tahapan Stakeholder
perencanaan, identifikasi, analisis kualitatif dan Seluruh orang yang berperan penting dalam
kuantitatif, perencanaan respon risiko, pengendalian, proyek anda (project stakeholder) berhak untuk
hingga monitoring. mengetahui seluruh risiko proyek yang mungkin
Manajemen risiko memiliki andil penting untuk muncul. Karena itu, buatlah pertemuan dengan
kesuksesan sebuah proyek. Melalui manajemen risiko seluruh project stakeholder untuk membahas
proyek yang baik, kita dapat mengidentifikasi kekuatan risiko ini. Hal ini akan membuat beberapa
(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), stakeholder vital, seperti sponsor misalnya, tidak
dan ancaman (threat) (SWOT) dalam proyek kita. Selain
terkejut jika di masa depan risiko ini terjadi.
itu, ada beberapa alasan lainnya mengapa manajemen
Pastikan juga mereka memberikan jawaban atau
risiko penting untuk sebuah proyek:
keputusan atas respon terhadap risiko paling
1. Membantu kita menghindari masalah besar yang tidak
krusial yang tidak bisa tim internal anda atasi
terkendali di masa depan.
2. Membantu kita menemukan peluang (positive risk) sendiri.

baru yang menguntungkan. 3. Pertimbangkan Positive Risk dan Negative Risk


3. Meningkatkan rasa tanggung jawab dan nilai Dalam manajemen risiko proyek, setidaknya dua
akuntabilitas.
jenis kategori untuk risiko yang ditemukan. Ada
4. Mengoptimalkan anggaran proyek karena biaya
positive risk atau risiko positif yang biasanya juga
pengeluaran yang lebih terkontrol.
disebut peluang (opportunity), maupun negative
5. Meningkatkan peluang kesuksesan proyek.
risk (risiko negatif) seperti misalnya kelemahan
TAHAPAN DALAM MELAKUKAN MANAJEMEN
(weakness) dan ancaman (threat). Keduanya baik
RISIKO PROYEK
baik maupun buruk harus kita pertimbangan
1. Identifikasi Risiko Sejak Awal Proyek keberadaannya.
Sejak awal proyek berjalan, melakukan identifikasi
4. Buat Skala Prioritas
risiko proyek sangat disarankan. Untuk melakukan
identifikasi risiko proyek, cobalah menemukan Dampak dan probabilitas risiko-risiko yang kita
jawaban atas pertanyaan berikut: temukan tentu akan berbeda-beda. Karena itu,
• Apa saja daftar kemungkinan risiko proyek dan penting untuk kita membuat skala prioritas untuk
bagaimana kategorisasinya? risiko tersebut. Hal ini akan membantu kita
• Apakah tim anda sudah berpengalaman dalam terhindar dari kehabisan tenaga pada risiko yang
mengatasi risiko tersebut? sebenarnya tidak memiliki dampak atau prioritas
• Apakah anda yakin seluruh peluang risiko proyek yang tinggi. Sedangkan, risiko yang justru
sudah ditemukan ? memiliki prioritas tinggi tertinggal di antrian
• Siapa saja pihak yang bertanggung jawab atas risiko
belakang dan bisa menyebabkan masalah yang
tersebut ?
lebih besar kedepannya.

GANDHALAWIKA
Untuk membantu kita menentukan skala prioritas • Deskripsi dan penilaian risiko yang
ini, kita bisa mencoba membuat instrumen atau teridentifikasi
alat evaluasi untuk mengkategorikan dan • Uraian respon atau tindakan untuk mengurangi
mengukur dampak dari risiko-risiko yang risiko
ditemukan. Proses ini pada akhirnya akan banyak • Penanggung jawab risiko (project risk owner)
membantu tim untuk mengelola dan merespon • Tenggat waktu penyelesaian risiko yang telah
risiko dengan lebih baik kedepannya. dikomitmenkan

5. Buat Penilaian Risiko Sebelum Mencoba 7. Rencanakan Respon Risiko Yang Tepat

Memecahkannya Bukan tidak mungkin bahwa tidak ada solusi cepat

Biasanya, ketika kita sudah menemukan risiko untuk menghilangkan atau mengurangi seluruh

proyek, keinginan untuk bergerak ke tahap project risk yang muncul. Beberapa resiko

pemecahan masalah akan langsung muncul. mungkin harus dikelola secara strategis dalam

Namun sebelum itu, carilah lebih dulu akar jangka waktu yang lama. Hal ini yang membuat

masalah atau penyebab risiko yang teridentifikasi kita harus membuat rencana untuk meresponnya

tersebut. sehingga risiko dapat terkendali. Rencana respon


risiko yang kita dibuat harus mencakup hal-hal
Mengapa demikian? Tujuannya adalah untuk
berikut ini:
mengetahui tingkat di mana lapisan tersebut
• Deskripsi dan penilaian risiko yang
muncul. Apakah masih dalam tingkat individu,
teridentifikasi
atau sudah jauh di atasnya. Beberapa hal yang
• Uraian respon atau tindakan untuk mengurangi
harus terjawab pada tahap ini adalah penyebab
risiko
risiko yang teridentifikasi dan apa dampaknya
• Penanggung jawab risiko (project risk owner)
pada proyek.
• Tenggat waktu penyelesaian risiko yang telah
6. Rencanakan Respon Risiko Yang Tepat
dikomitmenkan
Bukan tidak mungkin bahwa tidak ada solusi cepat
8. Rencanakan Tindakan Pencegahan
untuk menghilangkan atau mengurangi seluruh
Setelah mengidentifikasi hingga membuat rencana
project risk yang muncul. Beberapa resiko
respon untuk risiko yang mungkin terjadi, tahap
mungkin harus dikelola secara strategis dalam
selanjutnya adalah mengembangkan tindakan
jangka waktu yang lama. Hal ini yang membuat
pencegahannya. Pada tahap ini, tim harus
kita harus membuat rencana untuk meresponnya
mengembangkan tindakan pencegahan yang tepat
sehingga risiko dapat terkendali. Rencana respon
untuk meminimalisir peluang terjadinya risiko
risiko yang kita dibuat harus mencakup hal-hal
tersebut. Kita bisa memecahnya dalam bentuk
berikut ini:
tugas-tugas atau aktivitas yang harus dilakukan
selama proyek berjalan.

GANDHALAWIKA
9. Mempersiapkan Rencana Darurat ➢ 10 risiko teratas dalam perusahaan yang
Bayangkan jika salah satu atau beberapa risiko membutuhkan perhatian khusus.
proyek terjadi secara tiba-tiba dan mengharuskan ➢ Potensi risiko tambahan yang
hal itu dikelola sebagai sebuah krisis, tentu akan teridentifikasi.
menjadi mimpi buruk, bukan? Karena itu, pada ➢ Area rawan risiko dalam proyek dan
tahap selanjutnya anda juga bisa membuat lain-lain.
rencana darurat untuk setiap risiko yang
11. Pemantauan dan Pengendalian Risiko
ditemukan. Hal ini akan banyak membantu anda
Pada tahap akhir ini, aktivitas yang bisa kita
bilamana risiko ini benar-benar terjadi di situasi
lakukan untuk mengelola risiko adalah:
yang genting atau secara tiba-tiba.
• Mengidentifikasi risiko baru dan
10. Pengukuran Efisiensi Risiko merencanakannya.
• Matrik Risiko (Risk Metrics) • Melacak risiko yang ada untuk memeriksa
Efisiensi risiko dapat diukur melalui apakah penilaian ulang risiko diperlukan,
pertanyaan berikut: apakah setiap risiko memiliki pemicunya,
➢ Bagaimana perbandingan jumlah risiko kemungkinan risiko menjadi lebih buruk
yang terjadi dengan risiko yang dari waktu ke waktu, dan kemungkinan
teridentifikasi ? risiko yang tersisa yang memerlukan
➢ Apa dampak risiko tersebut seburuk pendekatan jangka panjang.
yang diperkirakan ? • Reklasifikasi risiko untuk mengkaji ulang
➢ Berapa banyak risiko yang terjadi risiko yang tidak dapat terselesaikan.
berulang? • Pelaporan risiko yang harus diperbaharui.
➢ Bagaimana resiko aktual yang terjadi Baik dari daftar risiko yang ditemukan,
berbeda dengan risiko yang sudah hingga respon untuk masing-masing risiko
diantisipasi? tersebut. Daftar risiko proyek ini adalah alat
• Audit Risiko (Risk Audit) pelaporan risiko utama dan tersedia di server
Kegiatan audit risiko adalah sebuah analisis proyek pusat dan dapat diakses oleh semua
dari ahli yang digunakan sebagai project stakeholder.
rekomendasi untuk meningkatkan
Referensi :
efektivitas manajemen risiko dalam
https://tomps.id/apa-itu-manajemen-risiko-proyek-
perusahaan. Kegiatan ini akan mengevaluasi
dan-bagaimana-melakukannya/
hal-hal seperti:

GANDHALAWIKA
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, ada kalanya diperlukan suatu metode terobosan untuk menyelesaikan berbagai
masalah di lapangan. Khususnya pada saat-saat menghadapi kendala yang diakibatkan oleh kondisi di lapangan yang tidak
sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi lapangan,
akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.

Metode Pelaksanaan Konstruksi

Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan dimana suatu proyek konstruksi
dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan untuk bangunan gedung berbeda dengan
metode pekerjaan bangunan irigasi, bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga, maupun konstruksi jalan dan
jembatan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pekerjan persiapan.

Dalam melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara pelaksanaan suatu pekerjaan agar
selesai dengan baik dan waktu yang tepat sesuai dengan rencana kerja.

Adapun metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Pekerjaan Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan struktur pile cap pada proyek ini memiliki ruang lingkup pekerjaan yang mengacu pada gambar

kerja. Alur pekerjaan pile cap dapat dilihat di bawah ini:

START → PEKERJAAN PEMADATAN → PEMBUATAN LANTAI KERJA → PEMBEKISTINGAN →

PENULANGAN → PENGECORAN → PEMBONGKARAN BEKISTING → PERAWATAN → FINISH.

GANDHALAWIKA
2. Pengawasan • AASHTO American Associate of State Highway and
Prosedur pelaksanaan pekerjaan agar tercapai Transportation Officials
• ASTM American Society for Testing and Materials
sesuai dengan rencana mutu proyek maka harus
• JIS Japan Industries Standard
melakukan prosedur - prosedur sebagai berikut: • SNI Standar Nasional Indonesia

A. Pemeriksaan Mutu dan Pengujian • Standar lain yang disetujui oleh Manajemen
Konstruksi dan Team Teknis.
B. Pemeriksaan Progres / Kemajuan Pekerjaan
Tabel inspeksi pekerjaan sesuai rencana mutu pekerjaan
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Berikut cara pengujian mutu dalam pelaksanaan, akan


diuraikan sebagai berikut:
a) Pekerjaan Cor
Sebelum mulai pekerjaan cor dan setelah persetujuan
Source: Situs Teknik Sipil semua material cor. Kontraktor akan membuat dan

A. PEMERIKSAAN MUTU DAN PENGUJIAN menguji dibawah pengawasan Manajemen Konstruksi dan

• Pelaksanaan sistem pengendalian kualitas dijelaskan Tim Teknis. Dan percobaan pengujian campuran semua

secara lengkap pada kontrak. Manajemen Konstruksi tipe / kelas cor akan dilakukan:

dan Tim Teknis akan memeriksa setiap item


pekerjaan untuk dievaluasi pada setiap aspek.
• Standar yang akan digunakan pada pekerjaan tersebut
sesuai Kontrak, sehingga kontraktor mengajukan ke
Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis, peralatan
yang digunakan.
• Standar lain dapat juga digunakan yang terutama
tertera didalam spesifikasi atau yang disetujui secara
tertulis oleh Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis.
• Disetiap masalah dimana kualitas dari perencanaan
atau material dan metode pengambilan sampel dan
pengujian yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi,
maka dibutuhkan tes standar, sebagai berikut:

GANDHALAWIKA
➢ Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas,
lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum
pemadatan dimulai. Bila pemadatan menghasilkan
beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan
adukan beton untuk tetap menjaga adanya kelebihan
beton pada bagian atas dari cetakan. Setelah lapisan
atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton
pada bagian atas cetakan dengan cara
menggelindingkan batang penusuk di atasnya.
Lepaskan segera cetakan dari beton dengan cara
mengangkat dalam arah vertikal secara-hati hati.
Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5
± 2 detik.
➢ Setelah beton menunjukkan penurunan pada
permukaan, ukur segera slump dengan menentukan
perbedaan vertikal antara bagian atas cetakan dan
bagian pusat permukaan atas beton.

c) Pengujian Kuat Tekan Beton


➢ Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil
b) Prosedur Pengujian Slump Beton pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan
Slump beton merupakan penurunan ketinggian pada pusat beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai
permukaan atas beton yang diukur segera setelah cetakan ratarata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu
uji slump diangkat. Hasil uji slump digunakan dalam set benda uji yang terdiri dari 3 benda uji, yang selisih
pekerjaan, perencanaan campuran beton dan pengendalian nilai antara keduanya < 5% untuk satu umur, untuk
mutu beton pada pelaksanaan pembetonan. Berikut adalah setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
langkah kerja pengujian slump beton: komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
➢ Basahi cetakan dan letakkan di atas permukaan datar, pengecoran.
lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus ➢ Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton,
ditahan secara kokoh di tempat selama pengisian, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton
oleh operator yang berdiri di atas bagian injakan. Isi berupa kubus 150 x 150 x 150 mm, dan harus dirawat
cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis berisi sepertiga sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut
dari volume cetakan. harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang
➢ Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai dengan
menggunakan batang pemadat. Sebarkan penusukan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
secara merata di atas permukaan setiap lapisan.

GANDHALAWIKA
➢ Untuk pencampuran secara manual, maka pada ➢ Hasil pengujian yang tidak memenuhi syarat.
pekerjaan beton dengan jumlah masing- masing mutu ➢ Adanya accident, permasalahan penduduk setempat,
beton < 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk bencana alam.
setiap maksimum 5 m3 beton pada interval yang kira-
Untuk meminimalkan permasalahan tersebut diperlukan
kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.
persiapan pekerjaan yang
➢ Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh matang dan solusi permasalahan yang cepat dan tepat serta
kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur. perlu dibuat rencana
Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3, kerja harian / mingguan dan dievaluasi secepatnya.
3
maka untuk setiap maksimum 10 m beton berikutnya Berikut jadwal inspeksi dan
setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu jadwal testing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
hasil uji.
Tabel Jadwal Inspeksi
d) Pekerjaan Penulangan
Baja tulangan harus bebas dari karat, oli, lumpur, dan lain-
lain yang berpengaruh terhadap struktur. Semua gambar
penulangan, daftar tulangan dan rencana pembentukan
harus dimintakan persetujuan Manajemen Konstruksi dan
Tim Teknis sebelum pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan di lapangan.

B. Pemeriksaan Progres / Kemajuan Pekerjaan


Selama pelaksanaan pekerjaan waktu dan target pisik yang
dicapai dapat dikontrol melalui kurva S dan Network Tabel Jadwal Testing
Planning (CPM), sehingga bila terjadi penyimpangan
kemajuan pekerjaan yang positif atau a head dan negatif
atau delay, maka dapat dilihat dimana penyimpangan
tersebut terjadi, sehingga dalam pembuatan target
pelaksanaan harus memahami atau mengetahui masalah-
masalah yang akan mungkin terjadi. Bila penyimpangan
positif akan dipertahankan, tetapi bila negative perlu
diadakan perbaikan-perbaikan yang kemungkinan
diakibatkan dari permasalahan-permasalahan diantaranya
sebagai berikut:
➢ Peralatan yang kurang memadai.
➢ Personil (skill / jumlah) yang kurang memadai.
➢ Material masalah pengadaan / stok
➢ Metode kerja yang kurang tepat.
➢ Cuaca / iklim dan waktu saat kerja (malam/siang)
➢ Perubahan desain karena kondisi lapangan.

GANDHALAWIKA
Untuk zaman seperti sekarang aspek teknologi sangat
berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya,
aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam
metodemetode pelaksanaan konstruksi. Penggunaan
metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman sangat
membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu
proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai. (Seputar Teknik
Sipil, 2017).

Referensi
Seputar Teknik Sipil. (2017, November 18). Retrieved
from Metode Pelaksanaan Konstruksi:
https://www.situstekniksipil.com/2017/11/metod
e-pelaksanaankonstruksi.html

GANDHALAWIKA

You might also like