Professional Documents
Culture Documents
Makalah Sania
Makalah Sania
NAMA KELOMPOK :
1. DIAN SAIFTRI
2. SANIA NURUL ILHAM
3. SITI NUR AZIZAH MAULIDA
4. UMMI ATIKAH
5. ZIADATUN HASANIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dengan
ajaran-ajaran Islam yang suci.
Dalam makalah ini, kami berusaha untuk merangkum dan menjelaskan secara
komprehensif tentang sumber-sumber hukum Islam, baik yang muttafaq
(disepakati) maupun yang mukhtalaf (menimbulkan perbedaan pendapat). Kami
juga mencoba menggambarkan bagaimana perbedaan dalam interpretasi hukum
Islam dapat muncul, terutama dalam konteks sumber-sumber hukum yang
mukhtalaf.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam
pemahaman tentang hukum Islam yang lebih mendalam, serta mampu
memberikan wawasan yang bermanfaat bagi para pembaca. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan inspirasi dalam menjalani kehidupan yang sesuai
dengan ajaran Islam. Terima kasih.
i
Muttafaq dan Mukhtalaf
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
KONSEP DASAR HUKUM ISLAM......................................................................2
2.1 PENGERTIAN HUKUM ISLAM..................................................................2
2.2 PENTINGNYA HUKUM DALAM ISLAM..................................................2
2.3 SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM........................................................2
BAB III....................................................................................................................4
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUTTAFAQ.................................................4
3.1 PENGERTIAN...............................................................................................4
3.2 AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER HUKUM...............................................4
3.3 HADITS (SUNNAH) SEBAGAI SUMBER HUKUM.................................5
3.4 IJMA (KONSENSUS UMAT) SEBAGAI SUMBER HUKUM...................5
3.5 QIYAS (ANALOGI) SEBAGAI SUMBER HUKUM..................................6
BAB IV....................................................................................................................7
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUKHTALAF..............................................7
4.1 PENGERTIAN...............................................................................................7
4.2 ISTIHSAN......................................................................................................7
4.3 MASLAHAH MURSALAH (KEPENTINGAN UMUM)............................7
4.4 URF (KEBIASAAN MASYARAKAT) DALAM HUKUM ISLAM............8
4.5 ISTISLAH (KEPENTINGAN SOSIAL) DALAM HUKUM ISLAM..........8
4.6 MASAIL FURU'IYYAH (PERKARA-PERKARA CABANG)....................8
BAB V......................................................................................................................9
PERBANDINGAN ANTARA SUMBER-SUMBER HUKUM MUTTAFAQ DAN
MUKHTALAF.........................................................................................................9
5.1 KESAMAAN DALAM KETENTUAN HUKUM........................................9
5.2 PERBEDAAN DALAM INTERPRETASI....................................................9
ii
Muttafaq dan Mukhtalaf
5.3 PENGARUH SUMBER HUKUM PADA PRAKTIK HUKUM ISLAM. . .10
BAB VI..................................................................................................................11
PENGARUH GLOBALISASI PADA HUKUM ISLAM......................................11
6.1 BAGAIMANA GLOBALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL
MEMENGARUHI PENERAPAN HUKUM ISLAM........................................11
BAB VII.................................................................................................................13
KESIMPULAN......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14
iii
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB I
PENDAHULUAN
1
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB II
KONSEP DASAR HUKUM ISLAM
ِإَّن َٰه َذ ا ٱْلُقْر َء اَن َيْهِد ى ِلَّلِتى ِهَى َأْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ٱَّلِذ يَن
َيْع َم ُلوَن ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َأَّن َلُهْم َأْج ًرا َك ِبيًر ا
2
Muttafaq dan Mukhtalaf
2. Hadist
Menurut bahasa artinya kabar atau baru. Sedangkan menurut istilah yaitu
suatu kegiatan atau perbuatan, ucapan atau ketetapan dari nabi Muhammad
saw. Beberapa ulama berpendapat bahwa antara hadist dan sunnah memiliki
definisi yang sama. Ada juga yang berpendapat bahwa sunnah hanya perilaku
Nabi, sedangkan hadist yaitu perkataan nabi yang diriwayatkan oleh seorang
sahabat dan hanya merekalah yang mengetahui serta tidak menjadi sandaran.
Semua perbuatan Nabi saw. Ialah atas bimbingan Allah swt.
3. Ijtihad
Kedudukan ijtihad ialah sebagai sumber hukum islam yang ketiga setelah
A-Quran dan al-hadist. Cara kerjanya yaitu mengfungsikan akal pikiran,
tetapi tetap bersandarkan kepada Al-Quran dan Al-Hadist.
3
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB III
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUTTAFAQ
3.1 PENGERTIAN
Sumber-sumber hukum Islam yang muttafaq adalah sumber-sumber
hukum yang telah disepakati oleh seluruh umat Islam dan menjadi dasar
hukum dalam agama ini.
4
Muttafaq dan Mukhtalaf
3.3 HADITS (SUNNAH) SEBAGAI SUMBER HUKUM
Al-Qur’an adalah wahyu yang tampak, sedangkan Sunah adalah wahyu
internal (wahyu batin). Wahyu internal disampaikan Allah kepada Nabi
SAW.
Dengan demikian segala sesuatu yang berasal dari Nabi SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun pengakuan Nabi terhadap suatu
peristiwa dapat dikatakan sunah.
1) Macam – macam As-Sunnah
a) Sunah Qauliyyah
Qaul artinya perkataan, sedangkan qauliyah yang berkaitan dengan
perkataan. Sunah Qauliyah merupakan seluruh perkataan Nabi SAW,
perkataan Nabi tersebut didengar oleh sahabat dan diteruskan kepada Tabi’in.
b) Sunnah Fi’liyah
Semua perbuatan dan tingkah laku Nabi SAW, yang dilihat dan
diperhatikan oleh sahabat disebut dengan sunah Fi’liyah.
c) Sunnah Taqririyah
Sunnah Taqririyah adalah sikap Nabi SAW terhadap suatu kejadian
(perbuatan atau perkataan sahabat) yang dilihatnya.
2) Fungsi dan Kedudukan Sunnah
Kaum muslimin sepakat bahwa kedudukan sunah dalam penetapan suatu
hukum adalah sebagai dasar yang kedua setelah Al-Qur’an. Yang demikian
itu telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW, baik ketika beliau
masih hidup maupun setelah wafat. Mereka bersepakat bahwa sunnah wajib
diikuti. Mereka tidak membedakan antara katentuan yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan ketentuan yang disampaikan dalam sunnah.
5
Muttafaq dan Mukhtalaf
dan Sunnah. Kedua, persoalan terus berkembang dan menuntut adanya
ketentuan hukum, sedangkan Al-Qur’an dan Sunnah dalam menetapkan
hukum terkadang masih bersifat global.
1) Macam dan tingkatan Ijmak
a) Ijmak Sarih, yaitu ijmak yang menampilkan pendapat setiap ulama
secara jelas dan terbuka, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Ijmak
Sarih ini menempati peringkat paling tinggi. Hukum yang ditetapkannya
bersifat qat’i sehingga umat wajib mengikutinya. Oleh karena itu para ulama
sepakat untuk menjadikan ijmak sarih ini sebagai Hujjah Syar’iyyah dalam
penetapan hukum syarak.
b) Ijmak Sukuti, yaitu sebagian mujtahid mengatakan pendapatnya
mengenai hukum suatu peristiwa melalui perkataan atau perbuatan,
sedangkan mujtahid lainnya tidak memberikan tanggapan apakah ia
menerima atau menolak. Ijmak Sukuti ini bersifat zan dan tidak mengikat.
6
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB IV
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUKHTALAF
4.1 PENGERTIAN
Sumber-sumber hukum Islam yang mukhtalaf adalah sumber-sumber hukum
yang menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ulama dan cendekiawan
agama Islam dalam interpretasi dan penerapannya.
4.2 ISTIHSAN
Menurut bahasa, istihsan berarti menganggap sesuatu lebih baik atau mencari
kebaikan. Menurut ulama ushul fiqh, ialah berpaling pada sesuatu masalah dari
sesuatu hukum yang sama menuju hukum lain karena ada alasan yang lebih kuat”.
Imam asy-Syarkhasi dalam kitabnya “al-Mabsut”, menyimpulkan bahwa istihsan
ialah menghindarkan kesulitan demi kemudahan.” Sebab kemudahan merupakan
unsur pokok atau prinsip dalam agama.
1) Macam- macam Istihsan
a) Istihsan Sunnah: Istihsan yang disebabkan oleh adanya ketetapan sunnah
yang mengharuskan meninggalkan dalil Qiyas pada kasus yang
bersangkutan.
b) Istihsan Ijma’: istihsan yang meninggalkan penggunaan dalil qiyas
karena adanya ijma’ ulama’ yang menetapkan hukum yang berbeda dari
tuntutan qiyas.
c) Istihsan Dlarurat: istihsan yang disebabkan oleh adanya keadaan dlarurat
dalam suatu masalah yang mendorong seorang mujtahid untuk
meninggalkan dalil qiyas.
8
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB V
PERBANDINGAN ANTARA SUMBER-SUMBER HUKUM MUTTAFAQ
DAN MUKHTALAF
9
Muttafaq dan Mukhtalaf
3. Ijtihad dan Qiyas
Salah satu perbedaan utama antara sumber-sumber hukum muttafaq
dan mukhtalaf adalah dalam metode interpretasi. Dalam sumber hukum
mukhtalaf, ijtihad (usaha penafsiran) dan qiyas (analogi) sering
digunakan untuk mengisi celah dalam hukum dan memecahkan masalah-
masalah yang tidak diatur secara eksplisit dalam Al-Qur'an atau As-
Sunnah. Ini dapat menghasilkan perbedaan pendapat di antara para
ulama.
10
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB VI
PENGARUH GLOBALISASI PADA HUKUM ISLAM
11
Muttafaq dan Mukhtalaf
masyarakat bisa memunculkan ketegangan dan perbedaan pendapat
dalam interpretasi hukum Islam.
5. Diversifikasi Pandangan Hukum
Globalisasi telah membuka pintu bagi berbagai pandangan hukum
Islam yang beragam. Banyak ulama dan cendekiawan agama Islam
memiliki latar belakang yang berbeda dan mendekati hukum Islam
dengan perspektif yang berbeda. Hal ini menghasilkan keragaman
pandangan dan fatwa yang bisa berbeda dalam hal-hal tertentu.
6. Upaya Harmonisasi
Beberapa negara Muslim telah mencoba untuk mengharmonisasi
hukum Islam dengan hukum-hukum sekuler dan konvensi-konvensi
internasional, seperti hak asasi manusia. Ini menciptakan debat tentang
sejauh mana hukum Islam dapat beradaptasi dengan hukum-hukum
modern.
12
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB VII
KESIMPULAN
13
Muttafaq dan Mukhtalaf
DAFTAR PUSTAKA
14