You are on page 1of 18

MAKALAH

SUMBER HUKUM ISLAM


YANG MUTTAFAQ DAN MUKHTALAF

NAMA KELOMPOK :
1. DIAN SAIFTRI
2. SANIA NURUL ILHAM
3. SITI NUR AZIZAH MAULIDA
4. UMMI ATIKAH
5. ZIADATUN HASANIA

KELAS : XII IPA 3

MA MU’ALLIMAT NWDI PANCOR


TAHUN AJARAN 2023 - 2024
Muttafaq dan Mukhtalaf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya dengan
ajaran-ajaran Islam yang suci.

Dalam makalah ini, kami berusaha untuk merangkum dan menjelaskan secara
komprehensif tentang sumber-sumber hukum Islam, baik yang muttafaq
(disepakati) maupun yang mukhtalaf (menimbulkan perbedaan pendapat). Kami
juga mencoba menggambarkan bagaimana perbedaan dalam interpretasi hukum
Islam dapat muncul, terutama dalam konteks sumber-sumber hukum yang
mukhtalaf.

Selain itu, kami membahas pengaruh globalisasi dan perubahan sosial


terhadap hukum Islam, yang meliputi dampak akses terhadap informasi, kemajuan
ekonomi, perubahan sosial dan budaya, serta tantangan kontroversi nilai-nilai
sekuler. Kami juga menyoroti diversifikasi pandangan hukum Islam yang muncul
akibat globalisasi, serta upaya-upaya harmonisasi hukum Islam dengan hukum-
hukum modern.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat menjadi kontribusi kecil dalam
pemahaman tentang hukum Islam yang lebih mendalam, serta mampu
memberikan wawasan yang bermanfaat bagi para pembaca. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan inspirasi dalam menjalani kehidupan yang sesuai
dengan ajaran Islam. Terima kasih.

Lombok timur, 7 September 2023

i
Muttafaq dan Mukhtalaf

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN.................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
KONSEP DASAR HUKUM ISLAM......................................................................2
2.1 PENGERTIAN HUKUM ISLAM..................................................................2
2.2 PENTINGNYA HUKUM DALAM ISLAM..................................................2
2.3 SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM........................................................2
BAB III....................................................................................................................4
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUTTAFAQ.................................................4
3.1 PENGERTIAN...............................................................................................4
3.2 AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER HUKUM...............................................4
3.3 HADITS (SUNNAH) SEBAGAI SUMBER HUKUM.................................5
3.4 IJMA (KONSENSUS UMAT) SEBAGAI SUMBER HUKUM...................5
3.5 QIYAS (ANALOGI) SEBAGAI SUMBER HUKUM..................................6
BAB IV....................................................................................................................7
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUKHTALAF..............................................7
4.1 PENGERTIAN...............................................................................................7
4.2 ISTIHSAN......................................................................................................7
4.3 MASLAHAH MURSALAH (KEPENTINGAN UMUM)............................7
4.4 URF (KEBIASAAN MASYARAKAT) DALAM HUKUM ISLAM............8
4.5 ISTISLAH (KEPENTINGAN SOSIAL) DALAM HUKUM ISLAM..........8
4.6 MASAIL FURU'IYYAH (PERKARA-PERKARA CABANG)....................8
BAB V......................................................................................................................9
PERBANDINGAN ANTARA SUMBER-SUMBER HUKUM MUTTAFAQ DAN
MUKHTALAF.........................................................................................................9
5.1 KESAMAAN DALAM KETENTUAN HUKUM........................................9
5.2 PERBEDAAN DALAM INTERPRETASI....................................................9

ii
Muttafaq dan Mukhtalaf
5.3 PENGARUH SUMBER HUKUM PADA PRAKTIK HUKUM ISLAM. . .10
BAB VI..................................................................................................................11
PENGARUH GLOBALISASI PADA HUKUM ISLAM......................................11
6.1 BAGAIMANA GLOBALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL
MEMENGARUHI PENERAPAN HUKUM ISLAM........................................11
BAB VII.................................................................................................................13
KESIMPULAN......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

iii
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hukum Islam adalah aspek penting dalam kehidupan Muslim yang
mengatur beragam aspek, termasuk ibadah, tatanan sosial, ekonomi, dan
politik. Sumber-sumber hukum Islam adalah landasan utama bagi sistem
hukum ini, dan pemahaman yang mendalam tentang mereka sangat penting
untuk menjalani kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. Seiring
berjalannya waktu, ulama Islam telah mengembangkan berbagai metode
interpretasi yang kadang-kadang menghasilkan perbedaan pendapat yang
signifikan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan sumber-sumber hukum Islam yang muttafaq
dan mukhtalaf?
2. Apa perbedaan utama antara sumber-sumber hukum Islam yang muttafaq
dan mukhtalaf?
3. Bagaimana perbedaan interpretasi dan penerapan sumber-sumber hukum
ini memengaruhi praktik hukum Islam di berbagai komunitas Muslim?
4. Bagaimana sumber-sumber hukum Islam yang muttafaq dan mukhtalaf
berperan dalam menghadapi perubahan sosial dan konteks global yang
berubah?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk menjelaskan secara komprehensif tentang sumber-sumber hukum
Islam yang muttafaq dan mukhtalaf.
2. Untuk memahami perbedaan antara sumber-sumber hukum yang
muttafaq dan mukhtalaf serta implikasinya dalam konteks hukum Islam.
3. Untuk menyelidiki bagaimana perbedaan interpretasi sumber-sumber
hukum ini mempengaruhi praktik hukum di berbagai komunitas Muslim.
4. Untuk mengidentifikasi peran sumber-sumber hukum ini dalam
menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan sosial.

1
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB II
KONSEP DASAR HUKUM ISLAM

2.1 PENGERTIAN HUKUM ISLAM


Hukum Islam atau syariah adalah sistem kaidah-kaidah yang didasarkan
pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul. Hukum Islam mengatur tingkah
laku yang mengikat bagi semua pemeluknya. Hukum Islam dipandang
sebagai ekspresi perintah Tuhan bagi umat Islam. Dalam penerapannya,
hukum Islam merupakan sistem yang menjadi kewajiban semua Muslim.

2.2 PENTINGNYA HUKUM DALAM ISLAM


Hukum Islam bertindak sebagai pedoman hidup yang harus dipatuhi oleh
semua Muslim. Tujuan hukum Islam membantu umat Islam memahami
bagaimana mereka harus menjalani setiap aspek kehidupan mereka sesuai
dengan perintah Allah SWT. Tujuan hukum Islam dapat menginformasikan
setiap aspek kehidupan sehari-hari bagi seorang Muslim.

2.3 SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM


1. Al-Quran
Allah swt menurunkan Al-Quran berguna untuk dijadikan dasar hukum,
dan disampaikan kepada manusia untuk diamalkan ajaran-ajaran-Nya. Karena
Al-Quran yaitu sumber hukum yang pertama dan utama. Maka dari itu, al-
quran merupakan sumber dari segala sumber hukum islam yang ada. Hal ini
mengandung arti bahwa pertama-tama yang menjadi tempat kembalinya
semua permasalahan ialah atas dasar petunjuk dari Al-Quran.

Seperti firman Allah swt. Dalam QS Al-Isra: 9

‫ِإَّن َٰه َذ ا ٱْلُقْر َء اَن َيْهِد ى ِلَّلِتى ِهَى َأْقَو ُم َو ُيَبِّش ُر ٱْلُم ْؤ ِمِنيَن ٱَّلِذ يَن‬
‫َيْع َم ُلوَن ٱلَّٰص ِلَٰح ِت َأَّن َلُهْم َأْج ًرا َك ِبيًر ا‬

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang


lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang
mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”.

2
Muttafaq dan Mukhtalaf
2. Hadist
Menurut bahasa artinya kabar atau baru. Sedangkan menurut istilah yaitu
suatu kegiatan atau perbuatan, ucapan atau ketetapan dari nabi Muhammad
saw. Beberapa ulama berpendapat bahwa antara hadist dan sunnah memiliki
definisi yang sama. Ada juga yang berpendapat bahwa sunnah hanya perilaku
Nabi, sedangkan hadist yaitu perkataan nabi yang diriwayatkan oleh seorang
sahabat dan hanya merekalah yang mengetahui serta tidak menjadi sandaran.
Semua perbuatan Nabi saw. Ialah atas bimbingan Allah swt.

Seperti firman Allah swt. Dalam QS Al-Haqqah: 44-46

‫َو َلْو َتَقَّو َل َع َلْيَنا َبْع َض ٱَأْلَقاِويِل‬

‫َأَلَخ ْذ َنا ِم ْنُه ِبٱْلَيِم يِن‬


‫ُثَّم َلَقَطْعَنا ِم ْنُه ٱْلَو ِتيَن‬
“Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas
(nama) Kami, Niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya”.

3. Ijtihad

Berarti bersungguh-sungguh. Definisi ijtihad adalah berusaha dengan


segenap tenaga dan pikiran untuk menetapkan suatu hokum yang tidak ada
kejelasan atau penjelasan hukumnya dari Al-Quran dan Al-Hadist.

Kedudukan ijtihad ialah sebagai sumber hukum islam yang ketiga setelah
A-Quran dan al-hadist. Cara kerjanya yaitu mengfungsikan akal pikiran,
tetapi tetap bersandarkan kepada Al-Quran dan Al-Hadist.

3
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB III
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUTTAFAQ

3.1 PENGERTIAN
Sumber-sumber hukum Islam yang muttafaq adalah sumber-sumber
hukum yang telah disepakati oleh seluruh umat Islam dan menjadi dasar
hukum dalam agama ini.

3.2 AL-QUR'AN SEBAGAI SUMBER HUKUM


Al-Qur’an adalah lafal berbahasa arab yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad, melalui peranta malikat jibril yang sampai kepada
kita secara mutawatir, dan yang membacanya merupakan ibadah. Al-Qur’an
merupakan wahyu yang tampak (Iwahyu azzahir), yaitu pesan Allah kepada
Nabi SAW, yang disampaikan oleh Malaikat Jibril dengan kata-kata yang
sepenuhnya dari Allah.
Al-Qur’an tidak diturunkan secara langsung dalam wujud tiga puluh juz
seperti sekarang biasa kita lihat dalam bentuk sebuah kitab (buku). Ia
diturunkan secara berangsur-angsur selama masa kenabian Rasulullah SAW.
Dengan melihat Al-Qur’an kita bisa mengetahui apa yang semestinya
kita lakukan. Kita tau mana yang baik dan buruk, mana yang halal dan haram,
mana yang boleh dilakukan dan mana yang dilarang. Itulah fungsi Al-Qur’an
sebagai pembeda (furqan).
Dilihat dari kejelasan maknanya, ayat Al-Qur’an terbagi manjadi dua,
yaitu ayat muhkamat dan ayat mutasyabihat.
1) Ayat Muhkamat, artinya ayat yang jelas maknanya. Kita tidak ragu
lagi ketika memahaminya. Dan juga terhindar dari kemunculan beberapa
pendapat dalam memaknainya. Contohnya perintah shalat dan puasa.
2) Ayat Mutasyabbihat, artinya ayat yang tidak pasti arti dan maknanya
sehingga dapat dipahami dengan beberapa kemungkinan. Ayat Mutasyabihat
sifatnya zanniyah ad-dalalah (dalil yang hukumnya bersifat dugaan/tidak
pasti. Misalnya kata quru’ yang dapat berarti suci dapat berarti pula haid

4
Muttafaq dan Mukhtalaf
3.3 HADITS (SUNNAH) SEBAGAI SUMBER HUKUM
Al-Qur’an adalah wahyu yang tampak, sedangkan Sunah adalah wahyu
internal (wahyu batin). Wahyu internal disampaikan Allah kepada Nabi
SAW.
Dengan demikian segala sesuatu yang berasal dari Nabi SAW baik
berupa perkataan, perbuatan, maupun pengakuan Nabi terhadap suatu
peristiwa dapat dikatakan sunah.
1) Macam – macam As-Sunnah
a) Sunah Qauliyyah
Qaul artinya perkataan, sedangkan qauliyah yang berkaitan dengan
perkataan. Sunah Qauliyah merupakan seluruh perkataan Nabi SAW,
perkataan Nabi tersebut didengar oleh sahabat dan diteruskan kepada Tabi’in.
b) Sunnah Fi’liyah
Semua perbuatan dan tingkah laku Nabi SAW, yang dilihat dan
diperhatikan oleh sahabat disebut dengan sunah Fi’liyah.
c) Sunnah Taqririyah
Sunnah Taqririyah adalah sikap Nabi SAW terhadap suatu kejadian
(perbuatan atau perkataan sahabat) yang dilihatnya.
2) Fungsi dan Kedudukan Sunnah
Kaum muslimin sepakat bahwa kedudukan sunah dalam penetapan suatu
hukum adalah sebagai dasar yang kedua setelah Al-Qur’an. Yang demikian
itu telah dilakukan oleh para sahabat Rasulullah SAW, baik ketika beliau
masih hidup maupun setelah wafat. Mereka bersepakat bahwa sunnah wajib
diikuti. Mereka tidak membedakan antara katentuan yang terkandung dalam
Al-Qur’an dan ketentuan yang disampaikan dalam sunnah.

3.4 IJMA (KONSENSUS UMAT) SEBAGAI SUMBER HUKUM


Secara etimologis kata Ijmak merupakan masdar (kata benda verbal) dari
kat ajma’a yang artinya ‘memutuskan dan menyepakati sesuatu’. Ia juga
berarti kesepakatan bulat (konsesus).
Ijmak yang dilakukan para ulama setidaknya memiliki dua
alasan. Pertama, setelah Rasulullah wafat, persoalan hukum islam yang baru
muncul tidak bisa ditemukan jawabannya secara langsung didalam Al-Qur’an

5
Muttafaq dan Mukhtalaf
dan Sunnah. Kedua, persoalan terus berkembang dan menuntut adanya
ketentuan hukum, sedangkan Al-Qur’an dan Sunnah dalam menetapkan
hukum terkadang masih bersifat global.
1) Macam dan tingkatan Ijmak
a) Ijmak Sarih, yaitu ijmak yang menampilkan pendapat setiap ulama
secara jelas dan terbuka, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Ijmak
Sarih ini menempati peringkat paling tinggi. Hukum yang ditetapkannya
bersifat qat’i sehingga umat wajib mengikutinya. Oleh karena itu para ulama
sepakat untuk menjadikan ijmak sarih ini sebagai Hujjah Syar’iyyah dalam
penetapan hukum syarak.
b) Ijmak Sukuti, yaitu sebagian mujtahid mengatakan pendapatnya
mengenai hukum suatu peristiwa melalui perkataan atau perbuatan,
sedangkan mujtahid lainnya tidak memberikan tanggapan apakah ia
menerima atau menolak. Ijmak Sukuti ini bersifat zan dan tidak mengikat.

3.5 QIYAS (ANALOGI) SEBAGAI SUMBER HUKUM


Dari segi bahasa qiyas artinya mengukur, membandingkan sesuatu dengan
yang semisalnya. Secara istillah, qiyas menurut Abu Zahra adalah:
“Menghubungkan suatu perkara yang tidak ada hukumnya dalam nas dengan
perkataan lain yang ada nas hukumnya karena ada persamaan ‘illah”
1) Rukun Qiyas
a) Al-Aslu, sesuatu yang sudah ada hukumnya dalam nas.
b) Al-Far’u, sesuatu yang baru dan tidak ada hukumnya dalam nas.
c) Hukum Asal, hukum syarak yang ada nasnya sebagai pangkal hukum bagi
cabang.
2) Macam-Macam Qiyas
a) Qiyas Aula, qiyas yang ‘illah-nya mewajibkan aannya hukum.
b) Qiyas Musawi, qiyas yang ‘illah-nya mewajibkan adanya hukum yang
sama, baik pada hukum yang ada pada al-aslu maupun maupun hukum
yang ada pada al-far’u (cabang).
c) Qiyas Adna, qiyas dimana hukum al-far’u lebih lemah keterkaitan-nya
dengan hukum al-aslu.

6
Muttafaq dan Mukhtalaf

BAB IV
SUMBER HUKUM ISLAM YANG MUKHTALAF

4.1 PENGERTIAN
Sumber-sumber hukum Islam yang mukhtalaf adalah sumber-sumber hukum
yang menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ulama dan cendekiawan
agama Islam dalam interpretasi dan penerapannya.

4.2 ISTIHSAN
Menurut bahasa, istihsan berarti menganggap sesuatu lebih baik atau mencari
kebaikan. Menurut ulama ushul fiqh, ialah berpaling pada sesuatu masalah dari
sesuatu hukum yang sama menuju hukum lain karena ada alasan yang lebih kuat”.
Imam asy-Syarkhasi dalam kitabnya “al-Mabsut”, menyimpulkan bahwa istihsan
ialah menghindarkan kesulitan demi kemudahan.” Sebab kemudahan merupakan
unsur pokok atau prinsip dalam agama.
1) Macam- macam Istihsan
a) Istihsan Sunnah: Istihsan yang disebabkan oleh adanya ketetapan sunnah
yang mengharuskan meninggalkan dalil Qiyas pada kasus yang
bersangkutan.
b) Istihsan Ijma’: istihsan yang meninggalkan penggunaan dalil qiyas
karena adanya ijma’ ulama’ yang menetapkan hukum yang berbeda dari
tuntutan qiyas.
c) Istihsan Dlarurat: istihsan yang disebabkan oleh adanya keadaan dlarurat
dalam suatu masalah yang mendorong seorang mujtahid untuk
meninggalkan dalil qiyas.

4.3 MASLAHAH MURSALAH (KEPENTINGAN UMUM)


Mashalihul mursalah terdiri dari dua kalimat yaitu maslahat dan mursalah.
Maslahat sendiri secara etimologi didefinisikan sebagai upaya mengambil manfaat
dan menghilangkan mafsadat atau madharat. Dari sini dapat dipahami, bahwa
maslahat mamiliki dua terma yaitu adanya manfaat dan menjauhkan madharat.
Adapun mursalah dipahami sebagai sesuatu yang mutla yaitu maslahat yang
secara khusus tidak dijabarkan oleh nash atau tidak ada perintah maupun larangan.
7
Muttafaq dan Mukhtalaf
Dengan tidak adanya qorinah tersebut, maka maslahat bisa menjadi acuan dalam
menentukan suatu hukum.

4.4 URF (KEBIASAAN MASYARAKAT) DALAM HUKUM ISLAM


Urf merujuk pada kebiasaan, norma, dan praktik-praktik masyarakat yang
telah menjadi tradisi. Dalam hukum Islam, urf dapat digunakan sebagai sumber
hukum ketika tidak ada nash yang relevan dalam Al-Qur'an atau As-Sunnah.
Namun, karena urf berbeda-beda di berbagai tempat, interpretasi hukum yang
didasarkan pada urf juga dapat berbeda antara komunitas.

4.5 ISTISLAH (KEPENTINGAN SOSIAL) DALAM HUKUM ISLAM


Istislah adalah pertimbangan atas kepentingan sosial yang mungkin tidak
sepenuhnya diatur dalam sumber-sumber hukum utama. Ini melibatkan penilaian
ulama terhadap bagaimana suatu kebijakan atau tindakan dapat memberikan
manfaat atau kemaslahatan bagi masyarakat. Istislah memungkinkan penyesuaian
hukum dengan perubahan sosial dan kebutuhan masyarakat, tetapi penilaian ini
juga bisa bervariasi.

4.6 MASAIL FURU'IYYAH (PERKARA-PERKARA CABANG)


Masail furu'iyyah adalah perkara-perkara cabang atau perincian hukum dalam
Islam yang tidak selalu diatur dengan jelas dalam sumber-sumber utama seperti
Al-Qur'an atau As-Sunnah. Hal ini mencakup masalah-masalah seperti waris,
zakat, pernikahan, dan lain sebagainya. Karena kerumitan dan kompleksitasnya,
masail furu'iyyah sering kali menjadi sumber perbedaan pendapat di antara para
ulama dan madzhab dalam Islam.

8
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB V
PERBANDINGAN ANTARA SUMBER-SUMBER HUKUM MUTTAFAQ
DAN MUKHTALAF

5.1 KESAMAAN DALAM KETENTUAN HUKUM


1. Al-Qur'an
Baik sumber hukum muttafaq maupun mukhtalaf mengakui Al-
Qur'an sebagai sumber hukum utama dalam Islam. Al-Qur'an adalah
wahyu Allah yang dianggap sebagai pedoman tertinggi dalam hukum
Islam. Oleh karena itu, semua umat Islam sepakat tentang keabsahan dan
otoritas Al-Qur'an dalam menetapkan hukum.
2. As-Sunnah
Sumber hukum muttafaq dan mukhtalaf juga mencakup As-Sunnah,
yaitu ajaran Nabi Muhammad SAW yang mencakup perbuatan,
perkataan, dan persetujuan beliau. Meskipun terkadang terdapat
perbedaan pendapat dalam interpretasi dan otoritas hadis tertentu, As-
Sunnah tetap diakui sebagai sumber hukum yang penting.

5.2 PERBEDAAN DALAM INTERPRETASI


1. Maslahah Mursalah
Konsep maslahah mursalah (kepentingan umum) adalah sumber
hukum yang mukhtalaf. Meskipun konsep ini diakui oleh sebagian
ulama, cara mengidentifikasi dan menilai maslahah mursalah dapat
bervariasi, yang menghasilkan perbedaan dalam penentuan hukum yang
berhubungan dengan kepentingan umum.
2. Perbedaan Fiqih
Fiqih adalah ilmu yang memeriksa hukum-hukum agama dan tata
cara beribadah. Dalam fiqih, terdapat berbagai madzhab (sekte) yang
berbeda dalam interpretasi hukum Islam, terutama dalam masalah-
masalah cabang seperti waris, zakat, pernikahan, dan lain sebagainya.
Perbedaan ini terutama muncul dalam sumber-sumber hukum mukhtalaf.

9
Muttafaq dan Mukhtalaf
3. Ijtihad dan Qiyas
Salah satu perbedaan utama antara sumber-sumber hukum muttafaq
dan mukhtalaf adalah dalam metode interpretasi. Dalam sumber hukum
mukhtalaf, ijtihad (usaha penafsiran) dan qiyas (analogi) sering
digunakan untuk mengisi celah dalam hukum dan memecahkan masalah-
masalah yang tidak diatur secara eksplisit dalam Al-Qur'an atau As-
Sunnah. Ini dapat menghasilkan perbedaan pendapat di antara para
ulama.

5.3 PENGARUH SUMBER HUKUM PADA PRAKTIK HUKUM ISLAM


1. Sumber Hukum Muttafaq
Sumber-sumber hukum muttafaq, seperti Al-Qur'an dan As-Sunnah,
cenderung memiliki pengaruh yang kuat pada praktik hukum Islam di
seluruh umat Muslim. Mereka memberikan landasan yang stabil dan
diakui secara luas dalam penentuan hukum.
2. Sumber Hukum Mukhtalaf
Sumber-sumber hukum mukhtalaf, seperti ijtihad, qiyas, maslahah
mursalah, dan perbedaan madzhab, dapat menghasilkan variasi dalam
praktik hukum Islam antara berbagai kelompok dan komunitas Muslim.
Beberapa masalah hukum mukhtalaf mungkin memiliki solusi yang
berbeda dalam berbagai tradisi hukum Islam.

10
Muttafaq dan Mukhtalaf

BAB VI
PENGARUH GLOBALISASI PADA HUKUM ISLAM

6.1 BAGAIMANA GLOBALISASI DAN PERUBAHAN SOSIAL


MEMENGARUHI INTERPRETASI HUKUM ISLAM
1. Akses Terhadap Informasi
Globalisasi telah membawa perkembangan teknologi informasi,
seperti internet dan media sosial, yang memberikan akses yang lebih
mudah dan cepat terhadap berbagai pandangan, fatwa, dan argumen
hukum yang berasal dari seluruh dunia. Ini telah memungkinkan individu
Muslim untuk lebih aktif dalam mencari penafsiran hukum Islam yang
sesuai dengan konteks dan nilai-nilai mereka.
2. Kemajuan Ekonomi
Globalisasi telah mengubah struktur ekonomi di banyak negara
Muslim. Masuknya praktik-praktik ekonomi global, seperti perbankan
syariah dan investasi asing, telah memunculkan pertanyaan-pertanyaan
hukum baru yang perlu dijawab. Ulama dan ahli hukum Islam harus
menghadapi tantangan dalam mengadaptasi hukum Islam ke dalam
konteks ekonomi global yang terus berubah.
3. Perubahan Sosial dan Budaya
Perubahan sosial, termasuk urbanisasi, perkembangan teknologi, dan
perubahan budaya, telah membawa dampak besar pada cara hidup
masyarakat Muslim. Hal ini termasuk dalam hal perubahan dalam hal
gaya hidup, perkawinan, keluarga, dan masalah-masalah sosial yang
mungkin tidak ada dalam teks-teks hukum klasik. Interpretasi hukum
Islam harus mempertimbangkan perubahan-perubahan ini.
4. Kontroversi tentang Nilai-Nilai Sekuler
Globalisasi juga membawa masuknya nilai-nilai sekuler dan liberal
yang bisa bertentangan dengan interpretasi konservatif hukum Islam.
Konflik antara nilai-nilai sekuler dan nilai-nilai agama dalam hukum dan

11
Muttafaq dan Mukhtalaf
masyarakat bisa memunculkan ketegangan dan perbedaan pendapat
dalam interpretasi hukum Islam.
5. Diversifikasi Pandangan Hukum
Globalisasi telah membuka pintu bagi berbagai pandangan hukum
Islam yang beragam. Banyak ulama dan cendekiawan agama Islam
memiliki latar belakang yang berbeda dan mendekati hukum Islam
dengan perspektif yang berbeda. Hal ini menghasilkan keragaman
pandangan dan fatwa yang bisa berbeda dalam hal-hal tertentu.
6. Upaya Harmonisasi
Beberapa negara Muslim telah mencoba untuk mengharmonisasi
hukum Islam dengan hukum-hukum sekuler dan konvensi-konvensi
internasional, seperti hak asasi manusia. Ini menciptakan debat tentang
sejauh mana hukum Islam dapat beradaptasi dengan hukum-hukum
modern.

12
Muttafaq dan Mukhtalaf
BAB VII
KESIMPULAN

Terdapat sumber-sumber hukum utama dalam Islam, seperti Al-Qur'an dan


As-Sunnah, yang diakui oleh seluruh umat Muslim, namun, ada juga sumber-
sumber tambahan seperti ijtihad, qiyas, istihsan, maslahah mursalah, urf, dan
istislah yang digunakan untuk mengisi celah dalam hukum Islam. Perbedaan
dalam interpretasi hukum Islam, terutama dalam sumber-sumber hukum yang
mukhtalaf seperti maslahah mursalah, perbedaan fiqih, dan berbagai pendekatan
ijtihad dan qiyas, menghasilkan variasi dalam praktik hukum Islam di berbagai
komunitas Muslim.

Pengaruh globalisasi dan perubahan sosial, seperti akses terhadap informasi,


kemajuan ekonomi, perubahan sosial dan budaya, serta kontroversi tentang nilai-
nilai sekuler, telah membentuk interpretasi yang beragam tentang hukum Islam.
Diversifikasi pandangan hukum, yang dipengaruhi oleh latar belakang dan
perspektif yang berbeda dari ulama dan cendekiawan agama Islam, menciptakan
keragaman pandangan dalam masalah hukum tertentu. Selain itu, upaya
harmonisasi hukum Islam dengan hukum-hukum sekuler dan konvensi
internasional di beberapa negara Muslim telah memunculkan perdebatan tentang
sejauh mana hukum Islam dapat beradaptasi dengan hukum-hukum modern,
semuanya menjadi faktor-faktor yang memengaruhi pemahaman dan penerapan
hukum Islam dalam konteks global dan modern.

13
Muttafaq dan Mukhtalaf

DAFTAR PUSTAKA

Nurmayanti, N. (2018). Sumber Hukum Islam Muttafaq Dan Mukhtalaf.


Ponogoro.

Rohidin. (2016). Pengantar Hukum Islam. Yogyakarta

Sendari, A. (2021). Tujuan Hukum islam. Jakarta

Sholihah, L. (2023). Hukum Islam Beserta Sumber Dan Tujuan. Yogyakarta

14

You might also like