Professional Documents
Culture Documents
Rekayasa Ide
Rekayasa Ide
Disusun Oleh :
Kelompok VII
1. Nadia Grace Sianturi (12333111093)
2. Gnade Denalita Saragih (1233311121)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................Error! Bookmark not defined.
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Prinsip Pembelajaran pada PAUD.............................................................6
2.2 Model Pembelajaran Montessori................................................................8
2.3 Model Pembelajaran High Scope..............................................................11
2.4 Model Pembelajaran Reggio Emilia........................................................12
2.5 Model Pembelajaran Bank Street.............................................................12
2.6 Bentuk Pembelajaran di PAUD................................................................12
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang selalu memberikan berkat dan rahmat-Nya yang selalu menyertai
dalam menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan 5 soft
skill di lingkungan Sekolah Dasar”
Meskipun, dalam proses penyusunan makalah tidak terlepas dari berbagai
hambatan, tetapi dengan pertolongan-Nya dan dengan kerja sama kelompok yang
baik dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, yaitu
Bapak Drs. Robenhart Tamba, M.Pd dan berbagai pihak yang telah membantu dan
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini hingga selesai.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khalayak ramai yang membacanya. Semoga makalah ini dapat
menjadi referensi kita untuk merealisasikan apapun yang ada di makalah ini dalam
kehidupan sehari-sehari terkhusus pada bidang pendidikan.
Kami tentunya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dikarenakan masih terbatasnya pengalaman dan pengalaman
yang kami miliki . Oleh karena itu, kami mengaharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari berbagai pihak yang membaca makalah ini.
Penyusun
Kelompok VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persoalan akan pembelajaran merupakan suatu dinamika kehidupan guru
dan murid di sekolah. Masalah itu tidak akan pernah habis untuk dikupas dan
tidak pernah tuntas dibahas. Salah satu masalah yang juga menarik untuk segera
ditangani secara mendalam salah satunya adalah permasalahan pembelajaran di
dalam kelas. Masalah-masalah tersebut antara lain guru yang kurang menguasai
materi akan membuat siswa sulit untuk memahami apa yang telah diajarkan
karena pemahaman setiap siswa berbeda-beda. Solusinya adalah guru harus sering
melatih diri untuk lebih banyak berkreasi dalam mengajar, seperti mengikuti
seminar-seminar atau workshop yang dapat menambah pengalaman baru.
Selain itu, menggunakan soft skill juga dapat menjadi solusi. Soft skill
adalah kemampuan yang berhubungan dengan cara Anda bekerja dan berinteraksi
dengan orang lain. Soft skill yang umum diperhatikan mencakup komunikasi,
kerja tim, dan keterampilan interpersonal lainnya.
Soft Skill pada dasarnya adalah tujuan yang membantu anak
menyampaikan pemikiran dan ide mereka dengan paling efektif dan jelas. Jika
memperkenalkan soft skill ini kepada anak sejak awal, ini akan membantu mereka
menonjol di tengah masyarakat. Keterampilan guru dalam menggunakan soft skill
dalam pembelajaran juga menjadi tantangan tersendiri. Banyak guru yang belum
memiliki pemahaman dan ketrampilan yang cukup dalam mengintegrasikan
sepuluh top skill yang harus dimiliki seorang anak didik.
Banyak sekolah masih mengandalkan metode konvensial seperti
penggunaan yang sama terhadap semua peserta didik. Tanpa melakukan
pendekatan terlebih dahulu terhadap siswa guna untuk mengetahui bagaimana
cara, karakter, serta bakat yang dimilki oleh peserta didik.
Keterampilan soft skill yang kami ambil terdiri atas 5 keterampilan soft
skill, yaitu kreativitas, kemampuan beradaptasi, etos kerja, percaya diri,
pemecahan masalah.
Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk menemukan ide baru yang inovatif dan
menjanjikan. Banyak aspek dalam pekerjaan yang tentunya memerlukan soft
skill ini. Kemampuan kreatif ini bisa digunakan dalam berbagai bentuk
menyesuaikan bidang pekerjaan. Biasanya, kreativitas ini dilakukan dengan soft
skill lain seperti komunikasi dan problem solving.
Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan suatu tugas atau masalah
dengan cara yang baru atau berbeda, atau kemampuan menggunakan imajinasi
untuk menghasilkan ide-ide baru. Kreativitas memungkinkan Anda memecahkan
masalah yang kompleks atau menemukan cara menarik untuk mendekati tugas.
Jika Anda kreatif, Anda melihat sesuatu dari sudut pandang yang unik. Anda
dapat menemukan pola dan menjalin hubungan untuk menemukan peluang. Ada
beberapa risiko dalam menjadi kreatif, tetapi Anda dapat menunjukkan bahwa
Anda memiliki motivasi diri untuk mencoba hal-hal yang belum pernah dilakukan
sebelumnya.
.
Prinsip- Prinsip Usia Dini prinsip Pembelajaran Anak
Menurut Nurani (2011) mengungkapkan prinsip-prinsip pembelajaran
PAUD adalah sebagai berikut:
a) Berorientasi pada tujuan
Hal tersebut merupakan komponen yang utama, segala aktifitas
pembelajaran antara guru dan anak didik sangat penting, sebab pembelajaran
adalah proses kegiatan yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi
pembelajaran dapat dirasakan keberhasilannya bila anak didik mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan demikian guru harus terlebih dulu
menetapkan tujuan pembelajaran sebelum memberikan pelayanan kepada anak
didik, seperti pembuatan rencana kegiatan harian, mingguan maupun bulanan atau
yang biasa disebut dengan lesson plan. Dalam lesson plan, selain menetapkan
kegiatan dan materi yang akan disampaikan, perlu juga menetapkan tujuan dari
kegiatan tersebut.
b) Aktivitas
Pembelajaran bukan saja menghafal fakta atau sekedar informasi, tetapi
pembelajaran adalah berbuat untuk memperoleh pengalaman baru. Oleh karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mendorong anak didik untuk banyak melakukan
uji coba dan permainan-permainan baru, meliputi aktifitas yang bersifat psikis
seperti aktifitas mental.
c) Individualistis
Pembelajaran adalah usaha mengembangkan setiap individu anak didik,
sebaiknya standar keberhasilannya ditentukan oleh standar keberhasilan guru,
semakin tinggi standar keberhasilan, semakin berkualitas proses pembelajaran.
d) Integritas
Pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja,
tetapi harus mengembangkan aspek lain, yaitu afektif dan psikomotor. Oleh
karena itu strategi pembelajaran harus mengembangkan aspek-aspek tersebut
secara integrasi, salah satunya metode diskusi tidak hanya mendorong intelektual
anak didik tetapi mereka didorong secara keseluruhan untuk bersikap jujur,
tenggang rasa dan lainnya.
c. Menyenangkan
Menyenangkan mengandung makna bahwa pembelajaran untuk anak didik
terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh karena itu guru harus
mengupayakan situasi pembelajaran yang menyenangkan, dimulai dengan
penataan lingkungan main yang apik dan menarik, serta memenuhi unsur
kesehatan, mulai dari kebersihan lingkungan main, pengaturan cahaya apabila
belajar di dalam ruangan, ventilasi yang baik, dan memenuhi unsur keindahan.
Misalnya cat dinding yang segar dan bersih, lukisan dan karya-karya anak yang
tertata rapi, media dan sumber belajar yang relevan, dan bahasa tubuh guru yang
mampu membangkitkan motivasi belajar anak didik.
d. Menantang
Menantang mengandung makna bahwa pembelajaran adalah proses yang
menantang anak didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir untuk
merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan menantang dapat melalui
aktifitas kerja anak dengan mencoba berbagai kegiatan main memanfaatkan bahan
main yang berasal dari daun-daunan, tanah liat, lumpur, dan lain-lain sehingga
secara tidak langsung anak sudah berpikir secara intuitif atau bereksplorasi.
Apabila guru hendak memberikan informasi, harus mampu membangkitkan anak
didik menelan untuk memikirkan sebelum mengambil kesimpulan.
e. Motivasi
Motivasi mengandung makna dorongan dari dalam jiwa anak didik untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu hanya mungkin muncul dalam
diri anak didik manakala anak didik merasa membutuhkan. Oleh karena itu guru
harus dapat menunjukkan pentingnya setiap anak mempunyai pengalaman dan
materi belajar untuk kebutuhan dirinya, dengan demikian anak didik belajar tidak
sekedar memperoleh nilai atau pujian melainkan didorong oleh rasa ingin tahu
sesuai kebutuhannya.
Metode pembelajaran awal merupakan cara atau teknik yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Apabila model pembelajaran merupakan
pendekatan umum dalam proses pembelajaran dan sering kali suatu model
digunakan dalam proses pembelajaran maka metode tersebut merupakan langkah
teknis dan dapat menggunakan lebih dari satu metode tergantung model
pembelajaran yang digunakan dan kebutuhan anak pada saat belajar terjadi.
Penggunaan metode pendidikan yang tepat dan sesuai dengan kepribadian anak
dapat memfasilitasi berkembangnya berbagai potensi dan kemampuan anak secara
optimal serta membentuk sikap dan perilaku positif pada anak.
Secara teknis, ada beberapa metode yang sesuai untuk anak usia dini, antara
lain:
Konferensi
Bermain
Ceritakan sebuah kisah
Bernyanyi
Talk (dialog dengan tanya jawab)
Karya wisata
Praktek praktis
Permainan peran (masyarakat drama)
Misi
Pertunjukan
Eksperimen
Diskusi
Pemecahan Masalah (troubleshoot)
Latihan
BAB III
PENUTUP
3.2 Saran
Menurut pendapat kami, di era Globalisasi ini bangsa Indonesia perlu
melakukan berbagai perbaikan diberbagai jenjang pendidikan, khususnya pada
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). PAUD merupakan pondasi dasar dalam
jenjang pendidikan maka perlu diperhatikan secara khusus mengenai mekanisme
pembelajaran bagi anak usia dini yang masih sangat rentan terhadap sesuatu yang
baru terutama dalam belajar.
Kita juga sebagai orang tua, guru, dan komponen lainnya perlu
memperhatikan perkembangan anak terutama dalam proses pembelajaran baik i
linkungan sekolah maupun di lingkungan rumah.Semoga PAUD di Indonesia
menjadi lebih berkembang lagi untuk membentuk anak-anak generasi bangsa
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bk, N. P., Ppb, J., Kunci, K., Pembelajaran, S., Anak, D., & Dini, U. (n.d.). Jurnal Pengkajian
Ilmu dan Pembelajaran Matematika dan IPA. In PRISMA SAINS (Vol. 2, Issue 2).
Khadijah, K., Arlina, A., Hardianti, R. W., & Maisarah, M. (2021). Model Pembelajaran
Bank Street dan Sentra, serta Pengaruhnya terhadap Sosial Emosional Anak. Jurnal
Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1960–1972.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.1054
Rahayu, N., Putri H, S., Nunlehu, M., Madi, M. S., & Priyanti, N. (n.d.). Model
Pembelajaran High Scope Pendidikan Anak Usia Dini. 4, 61–68.
http://jurnaledukasia.org